Kandungan Hara Pupuk Organik Cair Limbah
Ince Raden, Thamrin, Arbaen
Seminar Nasional Biodiversitas , Samarinda 26-27 November 2016
OUTLINE
Permintaan kedelai terus meningkat seiring dengan
pertumbuhan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan
perkapita, peningkatan kesadaran masyarakat akan
kecukupan gizi, dan berkembangnya industri ternak
Peningkatan produktivitas tanaman dan perbaikan kesuburan
tanah yang selama ini dilakukan melalui pemberian pupuk anorganik secara terus-menerus, yang tidak diikuti dengan
pemberian bahan organik yang cukup ke dalam tanah
.
Hal ini mengakibatkan kandungan bahan
organik tanah semakin rendah, kualitas dan
kuantitas mikroba tanah semakin menurun dan
perbaikan sifat kimia tanah tidak berkelanjutan.
mengakibatkan penambahan pupuk an-organik
ke dalam tanah tidak dapat meningkatkan
produktivitas tanaman.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
penambah unsur hara di dalam tanah dan juga unsur
hara yang diperlukan tanaman adalah dengan
pemberian pupuk organik cair (POC).
Selama ini penggunaan pupuk organik cair relatif
jarang digunakan terlebih lagi untuk memupuk
tanaman kedelai, dibandingkan dengan pupuk organik
padat (Adijaya et al., 2010).
Pupuk organik cair mampu memperbaiki sifat fisika,
biologi, dan sifat kimia tanah.
Menurut Susetya (2014), pupuk cair lebih mudah
diserap tanaman karena unsur-unsur hara didalamnya
sudah mengalami penguraian.
Tanaman dapat menyerap unsur hara melalui akar
maupun daun (stomata).
Berbagai bahan dapat digunakan untuk dijadikan
pupuk organik cair, salah satu diantaranya adalah
limbah pasar.
Susetya (2014) menyatakan bahwa pupuk organik cair
adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik
yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan yang
kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur.
Penelitian ini bertujuan membuat dan menganalisis
kandungan hara pupuk organik cair (POC) asal limbah
pasar serta menguji pengaruhnya terhadap
pertumbuhan dan produktifitas kedelai.
Kedelai varietas willis,
pupuk kandang ayam,
pupuk organik cair
(POC) limbah pasar
terbuat dari (bayam,
pisang, pepaya, dan
sawi), air cucian ikan,
air kelapa, gula, perut
ayam, dan air.
Blender
250 g + H20
Limbah
Pasar 5 kg
Air Ikan 1 L
Blender
Air Kelapa
2L
1,5 L
Gula
250 g
Air 10 L
Analisis kandungan hara pupuk organik limbah pasar
dilakukan dengan metode Walkley and Black (Corganik); Kjeldahl method (N-Total); Count method
(C/N ratio); dan metode atomik absorption
spectrophotometer
(AAS)
untuk
mengetahui
kandungan Fosfor, Kalium, Calsium, Magnesium, dan
Sulfur
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) Faktorial 5 x 2 dengan ulangan 3 kali.
Faktor Pertama yaitu konsentrasi POC (P) sebagai
berikut : p0 = kontrol; p1 = 5 ml Lˉ1 air; p2 =10 ml Lˉ1 air;
p3 = 15 ml Lˉ1 air; p4 = 20 ml Lˉ1 air;
Faktor kedua adalah cara pemberian yaitu : c1 =
disiram ke tanah; c2 = disemprot ke tanaman.
Kandungan unsur hara POC
• C-organik; N-Total; C/N ratio; fosfor; kalium; calsium;
magnesium; dan sulfur,
• Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Tinggi tanaman; umur tanaman berbunga; umur panen;
jumlah polong pertanaman; prosentase polong berisi; dan
bobot 100 biji.
Kandungan Unsur Hara POC Limbah Pasar
Parameter
Satuan
Kandungan
C-Organik
%
0.05
N-Total
%
0.11
C/N Ratio
-
0,48
Fosfor (P)
mg L-1
227
Kaliumn (K)
mg L-1
556
Calsium (Ca)
mg L-1
4565
Magnesium (Mg)
mg L-1
898
Sulfur (S)
mg L-1
502
Tabel 2. Pengaruh konsentrasi dan cara pemberian POC terhadap
tinggi tanaman, umur berbunga dan umur panen tanaman kedelai.
Konsentrai POC
RataRata
p0
p1
p2
p3
p4
Tinggi Tanaman (cm)
Disiram (c1)
81.50
85.50
88.00
82.67
75.00
82.53
Disemprot (c2)
75.00
79.50
81.17
72.67
80.50
77.77
Rata-Rata
78.25
82.50
77.67
77.75
84.58
Umur Tanaman Berbunga (hari)
Disiram (c1)
45.17
44.67
43.50
44.67
45.33
44.67
Disemprot (c2)
45.33
43.83
43.00
42.00
42.33
43.30
Rata-Rata
45.25
44.25
43.33
43.83
43.25
Umur Panen (hari)
Disiram (c1)
88.00
86.67
86.67
88.00
89.67
87.80
Disemprot (c2)
89.67
87.00
85.67
84.67
83.00
86.00
Rata-Rata
88.83
86.83
86.33
86.33
86.17
Keterangan: konsentrsi POC: p0 = kontrol; p1 = 5 ml Lˉ1 air; p2 =10 ml Lˉ1 air; p3 =
15 ml Lˉ1 air; p4 = 20 ml Lˉ1 air; Cara pemberian POC: c1 = disiram
ke tanah; c2 = disemprot ke tanaman.
Cara
Pemberian
Tabel 3. Pengaruh konsentrasi dan cara pemberian POC terhadap jumlah
polong pertanaman, prosentase polong berisi dan bobot 100 biji
kedelai.
Cara Pemberian
Disiram (c1)
Disemprot (c2)
Rata-Rata
Disiram (c1)
Disemprot (c2)
Rata-Rata
Disiram (c1)
Disemprot (c2)
Rata-Rata
Konsentrai POC
p0
p1
p2
p3
Jumlah Polong Pertanaman
73.00
72.67 74.00
74.33
70.00
71.33 72.00
73.33
71.50
72.00 73.00
73.83
Prosentase Polong Berisi (%)
87.42
90.05 90.43
91.03
90.39
89.03 92.30
93.81
88.90
89.54 91.37
92.42
Bobot 100 biji (g)
11.68
10.97 11.06
11.76
10.87
11.26 11.62
12.00
11.27
11.12 11.34
11.88
p4
Ratarata
70.00
78.00
74.00
72.80
72.93
90.39
94.54
92.47
89.86
92.01
11.27
11.68
11.48
11.35
11.48
Keterangan: konsentrsi POC: p0 = kontrol; p1 = 5 ml Lˉ1 air; p2 =10 ml Lˉ1 air; p3 = 15 ml Lˉ1 air;
p4 = 20 ml Lˉ1 air;
Cara pemberian POC: c1 = disiram ke tanah; c2 = disemprot ke tanaman.
Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah
pupuk organik cair asal limbah pasar mengandung
C-Organik 0,05 %; N-Total 0,11 %; C/N Rasio 0,48;
Fosfor 227 mg/L; Kalium 556 mg/L; Calsium 4565
mg/L; Magnesium 898 mg/; dan Sulfur 502 mg/L
CONTINUED
Semua parameter pertumbuhan dan hasil kedelei
tidak berpengaruh nyata, akan tetapi terjadi
kecenderungan bahwa konsentrasi 10 ml L-1 air
memiliki tinggi tanaman tertinggi (84,58 cm),
berbunga lebih awal (43,25 HST), umur panen
lebih pendek 86,17 HST. Sementara itu,
konsentrasi 15 ml L-1 air memiliki jumlah polong
per tanaman, presentase polong berisi, dan bobot
100 biji tertinggi masing-masing (74 polong),
(94,54%) dan (11,48 g).
Pemberian POC disemprot ke daun tanaman memiliki
umur berbunga dan umur panen lebih cepat masingmasing (43,30 HST), (86,00 HST); dan jumlah polong
per tanaman, persentase polong berisi, dan bobot 100
biji lebih tinggi berturut-turut (72,93), (92,01%) dan
(11,48 g).
Seminar Nasional Biodiversitas , Samarinda 26-27 November 2016
OUTLINE
Permintaan kedelai terus meningkat seiring dengan
pertumbuhan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan
perkapita, peningkatan kesadaran masyarakat akan
kecukupan gizi, dan berkembangnya industri ternak
Peningkatan produktivitas tanaman dan perbaikan kesuburan
tanah yang selama ini dilakukan melalui pemberian pupuk anorganik secara terus-menerus, yang tidak diikuti dengan
pemberian bahan organik yang cukup ke dalam tanah
.
Hal ini mengakibatkan kandungan bahan
organik tanah semakin rendah, kualitas dan
kuantitas mikroba tanah semakin menurun dan
perbaikan sifat kimia tanah tidak berkelanjutan.
mengakibatkan penambahan pupuk an-organik
ke dalam tanah tidak dapat meningkatkan
produktivitas tanaman.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
penambah unsur hara di dalam tanah dan juga unsur
hara yang diperlukan tanaman adalah dengan
pemberian pupuk organik cair (POC).
Selama ini penggunaan pupuk organik cair relatif
jarang digunakan terlebih lagi untuk memupuk
tanaman kedelai, dibandingkan dengan pupuk organik
padat (Adijaya et al., 2010).
Pupuk organik cair mampu memperbaiki sifat fisika,
biologi, dan sifat kimia tanah.
Menurut Susetya (2014), pupuk cair lebih mudah
diserap tanaman karena unsur-unsur hara didalamnya
sudah mengalami penguraian.
Tanaman dapat menyerap unsur hara melalui akar
maupun daun (stomata).
Berbagai bahan dapat digunakan untuk dijadikan
pupuk organik cair, salah satu diantaranya adalah
limbah pasar.
Susetya (2014) menyatakan bahwa pupuk organik cair
adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik
yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan yang
kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur.
Penelitian ini bertujuan membuat dan menganalisis
kandungan hara pupuk organik cair (POC) asal limbah
pasar serta menguji pengaruhnya terhadap
pertumbuhan dan produktifitas kedelai.
Kedelai varietas willis,
pupuk kandang ayam,
pupuk organik cair
(POC) limbah pasar
terbuat dari (bayam,
pisang, pepaya, dan
sawi), air cucian ikan,
air kelapa, gula, perut
ayam, dan air.
Blender
250 g + H20
Limbah
Pasar 5 kg
Air Ikan 1 L
Blender
Air Kelapa
2L
1,5 L
Gula
250 g
Air 10 L
Analisis kandungan hara pupuk organik limbah pasar
dilakukan dengan metode Walkley and Black (Corganik); Kjeldahl method (N-Total); Count method
(C/N ratio); dan metode atomik absorption
spectrophotometer
(AAS)
untuk
mengetahui
kandungan Fosfor, Kalium, Calsium, Magnesium, dan
Sulfur
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) Faktorial 5 x 2 dengan ulangan 3 kali.
Faktor Pertama yaitu konsentrasi POC (P) sebagai
berikut : p0 = kontrol; p1 = 5 ml Lˉ1 air; p2 =10 ml Lˉ1 air;
p3 = 15 ml Lˉ1 air; p4 = 20 ml Lˉ1 air;
Faktor kedua adalah cara pemberian yaitu : c1 =
disiram ke tanah; c2 = disemprot ke tanaman.
Kandungan unsur hara POC
• C-organik; N-Total; C/N ratio; fosfor; kalium; calsium;
magnesium; dan sulfur,
• Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Tinggi tanaman; umur tanaman berbunga; umur panen;
jumlah polong pertanaman; prosentase polong berisi; dan
bobot 100 biji.
Kandungan Unsur Hara POC Limbah Pasar
Parameter
Satuan
Kandungan
C-Organik
%
0.05
N-Total
%
0.11
C/N Ratio
-
0,48
Fosfor (P)
mg L-1
227
Kaliumn (K)
mg L-1
556
Calsium (Ca)
mg L-1
4565
Magnesium (Mg)
mg L-1
898
Sulfur (S)
mg L-1
502
Tabel 2. Pengaruh konsentrasi dan cara pemberian POC terhadap
tinggi tanaman, umur berbunga dan umur panen tanaman kedelai.
Konsentrai POC
RataRata
p0
p1
p2
p3
p4
Tinggi Tanaman (cm)
Disiram (c1)
81.50
85.50
88.00
82.67
75.00
82.53
Disemprot (c2)
75.00
79.50
81.17
72.67
80.50
77.77
Rata-Rata
78.25
82.50
77.67
77.75
84.58
Umur Tanaman Berbunga (hari)
Disiram (c1)
45.17
44.67
43.50
44.67
45.33
44.67
Disemprot (c2)
45.33
43.83
43.00
42.00
42.33
43.30
Rata-Rata
45.25
44.25
43.33
43.83
43.25
Umur Panen (hari)
Disiram (c1)
88.00
86.67
86.67
88.00
89.67
87.80
Disemprot (c2)
89.67
87.00
85.67
84.67
83.00
86.00
Rata-Rata
88.83
86.83
86.33
86.33
86.17
Keterangan: konsentrsi POC: p0 = kontrol; p1 = 5 ml Lˉ1 air; p2 =10 ml Lˉ1 air; p3 =
15 ml Lˉ1 air; p4 = 20 ml Lˉ1 air; Cara pemberian POC: c1 = disiram
ke tanah; c2 = disemprot ke tanaman.
Cara
Pemberian
Tabel 3. Pengaruh konsentrasi dan cara pemberian POC terhadap jumlah
polong pertanaman, prosentase polong berisi dan bobot 100 biji
kedelai.
Cara Pemberian
Disiram (c1)
Disemprot (c2)
Rata-Rata
Disiram (c1)
Disemprot (c2)
Rata-Rata
Disiram (c1)
Disemprot (c2)
Rata-Rata
Konsentrai POC
p0
p1
p2
p3
Jumlah Polong Pertanaman
73.00
72.67 74.00
74.33
70.00
71.33 72.00
73.33
71.50
72.00 73.00
73.83
Prosentase Polong Berisi (%)
87.42
90.05 90.43
91.03
90.39
89.03 92.30
93.81
88.90
89.54 91.37
92.42
Bobot 100 biji (g)
11.68
10.97 11.06
11.76
10.87
11.26 11.62
12.00
11.27
11.12 11.34
11.88
p4
Ratarata
70.00
78.00
74.00
72.80
72.93
90.39
94.54
92.47
89.86
92.01
11.27
11.68
11.48
11.35
11.48
Keterangan: konsentrsi POC: p0 = kontrol; p1 = 5 ml Lˉ1 air; p2 =10 ml Lˉ1 air; p3 = 15 ml Lˉ1 air;
p4 = 20 ml Lˉ1 air;
Cara pemberian POC: c1 = disiram ke tanah; c2 = disemprot ke tanaman.
Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah
pupuk organik cair asal limbah pasar mengandung
C-Organik 0,05 %; N-Total 0,11 %; C/N Rasio 0,48;
Fosfor 227 mg/L; Kalium 556 mg/L; Calsium 4565
mg/L; Magnesium 898 mg/; dan Sulfur 502 mg/L
CONTINUED
Semua parameter pertumbuhan dan hasil kedelei
tidak berpengaruh nyata, akan tetapi terjadi
kecenderungan bahwa konsentrasi 10 ml L-1 air
memiliki tinggi tanaman tertinggi (84,58 cm),
berbunga lebih awal (43,25 HST), umur panen
lebih pendek 86,17 HST. Sementara itu,
konsentrasi 15 ml L-1 air memiliki jumlah polong
per tanaman, presentase polong berisi, dan bobot
100 biji tertinggi masing-masing (74 polong),
(94,54%) dan (11,48 g).
Pemberian POC disemprot ke daun tanaman memiliki
umur berbunga dan umur panen lebih cepat masingmasing (43,30 HST), (86,00 HST); dan jumlah polong
per tanaman, persentase polong berisi, dan bobot 100
biji lebih tinggi berturut-turut (72,93), (92,01%) dan
(11,48 g).