MAKALAH TATA BAHASA 2 .docx (1)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Tata bahasa merupakan suatu himpunan dari patokan-patokan dalam stuktur

bahasa. Stuktur bahasa itu meliputi bidang-bidang tata bunyi, tata bentuk, tata
kata, dan tata kalimat serta tata makna. Dengan kata lain bahasa meliputi bidangbidang

fonologi,

morfologi,

dan

sintaksis

(Keraf,


1994:27).

Kata penghubung adalah kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan kata
dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat (Chaer,
2000:140).
Dari pengertian tersebut, maka kata penghubung sangatlah diperlukan untuk
memperjelas kalimat, karena kata penghubung merupakan rambu-rambu bahasa
tulis yang berpengaruh dalam pembuatan kalimat atau karangan. Suatu karangan
deskripsi akan sulit dimengerti jika dalam karangan deskripsi tidak dibubuhi kata
penghubung.
Siswa sering sekali kurang dalam pemahaman kata penghubung dalam suatu
karangan, padahal setiap hari mereka di sekolah pasti akan bertemu dengan
kegiatan menulis dan membaca, baik itu membaca buku pelajaran atau menulis
suatus bentuk karangan. Walaupun banyak buku yang mengulas pemakaian
bahasa Indonesia yang baik dan benar, akan tetapi kenyataannya masih sering
dijumpai dalam penggunaan kata penghubung yang tidak tepat. Salah satu

1

penyebabnya menurut tata bahasa baku adalah tidak mengenalnya strategi

pembuatan kalimat.
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan
sebagaialat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat
komunikasi secaratulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi
demokrasi ini, masyarakatdituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan
memahami infrormasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar,
sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media
penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau
materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakanmedia tersebut
secara baik dan benar.
Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah peran
aturan baku tersebut di gunakan, dalam hal ini kita selaku warga Negara yang baik
hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesiayang
baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub. materi dalam
ketata bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur
etika berbahasasecara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di
sampaikan dan di fahamisecara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya
diharapkan aturan tersebut dapatdigunakan dalam keseharian Masyarakat
sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesiadapat digunakan secara baik
dan benar.


2

1.2

Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan Tata Bahasa?
b. Sebutkan bidang-bidang Tata Bahasa?
c. Sebutkan d macam-macam Tata Bahasa?

1.3

Tujuan dan Manfaat Penulisan
Manfaatnya minimal seseorang tersebut dapat tahu tentang pemahaman

materi tersebut.Jika seseorang memahami maka dia akan bisa berbahasa Indonesia
dengan baik untuk penerapan di kehidupannya.

3


BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Tata Bahasa
Tata bahasa atau grammar adalah studi struktur kalimat, terutama sekali

dengan acuan kepada sintaksis dan morfologi, kerapkali disajikan sebagai buku
teks atau buku pegangan. Suatu pemberian kaidah- kaidah yang mengendalikan
bahasa secara umum, atau bahasa- bahasa tertentu, yang mencakup semantik,
fonologi, dan bahkan kerapkali pula pragmatic (Crystal 1987: 422).
Dari penjelasan di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa:
a.

dalam arti sempit tata bahasa mencakup sintaksis dan morfologi

b.

dalam arti luas tata bahasa selain mencakup sintaksis dan morfologi, juga

mencakup semantik, fonologi, dan pragmatik.
Dari sumber lain, kita dapati pula keterangan bahwa tata bahasa (atau

grammar) adalah suatu pemberian atau deskripsi mengenai struktur suatu
menghasilkan kalimat-kalimat dalam bahasa tersebut. Biasanya juga turut
mempertimbangkan makna-makna dan fungsi-fungsi yang dikandung oleh
kalimat-kalimat tersebut dalam keseluruhan sistem bahasa itu. Pemberian itu
mungkin atau tidak meliputi pemberian bunyi-bunyi suatu bahasa (Ricards [et al]
1987: 125).
Atau secara singkat kita dapati penjelasan bahwa tata bahasa atau grammar
(dalam teori TG) adalah seperangkat kaidah- kaidah leksikon yang memberikan

4

pengetahuan (kompetensi) yang dimiliki oleh seorang penutur pembicara
mengenai bahasanya ( Richsrd [et al] 1987: 125 ).

2.2

Bidang-Bidang Tata Bahasa

2.2.1 Tata Bahasa Kasus
Tata bahasa kasus versi Fillmore (1968) dalan menganalisis kalimat
membagi struktur kalimat atas dua komponen yaitu : modalitas dan
preposisi. Modalitas dapat berupa unsur negasi, kala, aspek dan
adverbia. Sedangkan preposisi terdiri dari sebuah verba disertai
dengan sejumlah kasus.
Contoh : Nenek tidak membaca komik kemarin
Penjelasan : Nenek = kasus 1, tidak = negasi, baca = verba, komik =
kasus2, kemarin = kasus 3.
2.2.2 Tata Bahasa Relasional
Tata bahasa versi ini ditampilkan adanya relasi diantara elemenelemen yang ada dalam sebuah klausa atau kalimat.
Contohnya klausa berikut : Ali memberi buku itu kepada saya
Penjelasan : Klausa tersebut memiliki tiga buah nomina dan sebuah
verba yang saling bergantung satu sama lain. Nomina Ali merupakan
”subjek dari” (relasi 1), nomina buku itu merupakan relasi ”objek
langsung dari” (relasi 2), nomina saya membawakan relasi ”objek tak
langsung” dari (relasi 3), sedangkan verba beri membawakan relasi
”predikat dari” (gabungan relasi 1, 2, 3)

5


2.2.3 Tata Bahasa Analisis Tema dan Rema
Disebut topik dan komik karena terdiri dari dua bagian yaitu tema dan
rema. Tema adalah bagian kalimat yang memberi informasi tentang
apa yang dibicarakan. Sedangkan rema adalah bagian yang memberi
informasi tentang apa yang dikatakan tentang tema. Jadi, tema
merupakan tumpuan pembicaraan.
Contoh : pekarangan bersih
Penjelasan : pekarangan = tema, bersih = rema
2.2.4 Tata Bahasa Analisis Gatra
Konsep gatra ini juga bertumpu pada analisis tema-rema yakni bahwa
setiap kalimat di bangun oleh dua buah satuan kalimat yang
disebutnya gatra pangkal (setara dengan fungsi subjek) dan gatra
sebutan (setara dengan fungsi predikat).
Contoh : ayah tidur
Penjelasan : ayah = gatra pangkal, tidur = gatra sebutan

2.3

Macam-Macam Tata Bahasa

2.3.1 Tata Bahasa Deskriptif
Tata bahasa deskriptif atau descriptive grammar adalah suatu
pendekatan yang memberikan atau mendiskripsikan konstruksikonstruksi gramatikal yang digunakan dalam suatu bahasa tanpa
membuat suatu pertimbangan evaluatif mengenai kedudukannya
dalam masyarakat. Tata bahasa yang seperti itu adalah lumrah dan

6

sudah biasa dalam linguistic, dimana sudah lazim merupakan praktek
baku untuk menyelidiki suatu “korpus” bahan lisan atau tulis, dan
memberikan secara terperinci pola- pola yang dikandungnya (Crystal
1987: 88).
Dengan perkataan lain, tata bahasa deskriptif adalah sejenis tata
bahasa yang memberikan bagaimana suatu bahasa dituturkan dan/ atau
ditulis secara actual, dan tidak menyatakan atau menentukan
bagaimana seharusnya bahasa itu dituturkan atau ditulis.
2.3.2 Tata Bahasa Pedagogis
Tata bahasa pedagogis atau pedagogical grammar adalah suatu
deskripsi gramatikal mengenai suatu bahasa yang diperuntukan bagi
maksud- maksud pedagogis, seperti pengajaran bahasa, rancangbangun, silabus, atau persiapan materi/ bahan pengajaran. Suatu tata

bahasa pedagogik dapat saja didasarkan:
a. analisis gramatikal dan deskripsi suatu bahasa
b. teori gramatikal tertentu, seperti tata bahasa transformasi generatif
c. studi atau telaah mengenai masalah- masalah gramatikal para
pembelajar (analisis kesalahan)
d. atau pada gabungan/ ombinasi berbagai pendekatan (Richards [et
al] 1987: 210)
2.3.3 Tata Bahasa Preskriptif
Tata bahasa preskriptif atau prescriptive grammar adalah suatu tata
bahasa yang menyatakan kaidah- kaidah bagi apa yang dianggap

7

merupakan pemakaian yang paling tepat dan yang terbaik. Tata bahasa
preskriptif kerapkali didasarkan tidak pada deskripsi- deskripsi
pemakaian actual tetapi pada pandangan pakar tata bahasa mengenai
apa yang terbaik. Banyak tata bahasa tradisional yang termasuk jenis
ini (Richards [et al] 1987: 227).
2.3.4 Tata Bahasa Referensi
Tata bahasa referensi atau tata bahasa acuan/ rujukan (ataupun

reference grammar) adalah suatu deskripsi/ pemberian gramatikal
yang mencoba menjadi sebaik mungkin bersifat komprehensif
sehingga dapat bertindak sebagai buku referensi, buku acuan rujukan
bagi orang- orang menaruh minat perhatian dalam fakta, fakta
gramatikal yang mantap (dengan cara agak mirip dengan suatu kamus
yang dipakai sebagai “leksikon acuan” atau “reference lexicon”.
2.3.5 Tata Bahasa Teoretis
Tata bahasa teoretis atau theoretical grammar adalah suatu pendekatan
yang berada diluar studi bahasa- bahasa individual, menentukan
konstruksi- konstruksi apa yang diperlukan untuk melaksanakan setiap
jenis analisis gramatikal, dan bagaimana semua itu dapat diterapkan
secara konsisten dalam penelitian suatu bahasa manusia. Jadi
sebenarnya hal ini merupakan gagasan atau nosi pokok dalam setiap
penelitian kesemestaan linguistik.

8

2.3.6 Tata Bahasa Tradisional
Tata bahasa tradisional atau traditional grammar adalah suatu istilah
yang kerap kali digunakan untuk meringkaskan jajaran sikap- sikap

dan metode- metode yang dijumpai pada masa studi gramatikal
sebelum kedatangan/ munculnya ilmu linguistic. “Tradisi” yang
dipermasalahkan itu telah berkisar sekitar 2000 tahun, serta meliputi
karya para pakar tata bahasa Junani dan Romawi kuno dan begitu pula
karya- karya para pakar beserta para penulis Renaissance dan para
pakar tata bahasa preskriptif abad ke- 18.

9

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Pengertian tata bahasa adalah Tata bahasa atau grammar adalah studi
struktur kalimat, terutama sekali dengan acuan kepada sintaksis dan
morfologi, kerapkali disajikan sebagai buku teks atau buku pegangan.
Bidang-bidang tata bahasa yaitu Tata Bahasa Kasus, Tata Bahasa
Relasional, Tata Bahasa Analisis Tema dan Rema, Tata Bahasa Analisis
Gatra.
Macam-macam tata bahasa yaitu Tata Bahasa Deskriptif, Tata Bahasa
Pedagogis, Tata Bahasa Preskriptif, Tata Bahasa Referensi, Tata Bahasa
Teoretis, Tata Bahasa Tradisional.

3.2

Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha mencapai hasil
yang sempurna, namun kaerena teterbatasan pencarian data dan penulis
dalam menyusun makalah ini. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik
dan saran. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca
sekalian.

10

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur. 1989. Pengajaran Tata Bahasa. Bandung : Angkasa.
Nirmala, Andini. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Prima
Media.
http://contohmakalahq.blogspot.com/2012/07/makalah-tata-bahasa.html
http://rikihidayathidayat.blogspot.com/2012/01/tata-kata-bahasaindonesia.html#close

11

MAKALAH BAHASA INDONESIA
TATA BAHASA

Dicky Handini
AKPER EFARINA PURWAKARTA