Komposisi Makrofauna Tanah di kawasan dieng
Komposisi Makrofauna Tanah
Azizah Nur Halimah
Program Studi S-1 Pendidikan Biologi FKIP UNS
Azizahnu354@student.uns.ac.id
ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk mengoleksi makrofauna tanah dengan menggunakan metode pitfall trap (perangkap
jebakan sumur), mengetahui pengaruh faktor lingkungan fisik terhadap makrofauna tanah, dan menghitung
keanekaragaman makrofauna tanah. Prinsip kerja praktikum yaitu preparasi dan pembuatan larutan atraktan,
pemasangan perangkap pitfalltrap naungan dan tidak naungan, pengumpulan data dan koleksi hewan, identifikasi
makrofauna tanah, analisis data dengan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener. Pengamatan dilakukan selama 4 hari
(18 April-21 April 2018). Hasil analisis data menunjukkan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) pada lokasi 1
sebesar 3.771 , lokasi 2 sebesar 2.099, lokasi 3 sebesar 3.288, lokasi 4 sebesar 2.468, lokasi 5 sebesar 4.041 dan lokasi 6
sebesar 5.034. Kriteria dari indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) dibagi menjadi 3, yaitu keanekaragaman
rendah (H’ 3.5). Berdasarkan hasil analisis
dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa keanekaragaman makrofauna tanah di lingkungan kampus UNS
termasuk kategori keanekaragaman Tinggi (H’ 3.771-5.034), kecuali pada lokasi 2,3,dan 4 yang termasuk kategori
keanekaragaman sedang (H’ 2.099-3.288). Faktor lingkungan fisik yang mempengaruhi makrofauna tanah antara lain
suhu tanah, pH tanah, kelembaban dan intensitas cahaya matahari.
Kata Kunci: kelimpahan, komposisi, makrofauna tanah, pitfall trap, indeks keanekaragaman Shannon-Wiener
PENDAHULUAN
Tanah
menjamin kelangsungan hidupnya. Fauna
merupakan
suatu
sistem
terbuka, dimana tanah itu akan menerima
tambahan bahan dari luar atau kehilangan
bahan-bahan yang telah dimiliki oleh tanah
(Yuliprianto, 2010). Tanah merupakan bagian
dari ekosistem dimana komponen-komponen
ekosistem tanah, vegetasi dan hewan saling
memberi dan menerima bahan-bahan yang
diperlukan. (Hanafiah, 2007).
Lingkungan
tanah
tanah berdasarkan ukuran tubuh terdiri dari
mikrofauna, mesofauna, dan makrofauna.
Ukuran mikrofauna berkisar antara 20 sampai
200 mikron, mesofauna 200 mikron sampai
dengan satu sentimeter, dan makrofauna lebih
dari satu sentimenter (Suin, 2012). Habitat
fauna
tergantung
pada
keberadaan
dan
kepadatan populasi suatu jenis fauna tanah di
suatu daerah sangat ditentukan oleh keadaan
merupakan
atau faktor lingkungan (biotik dan abiotik)
lingkungan yang terdiri dari gabungan antara
daerah tersebut. Faktor lingkungan abiotik
lingkungan abiotik dan lingkungan biotik.
secara besarnya dapat dibagi atas faktor fisika
Gabungan dari kedua lingkungan tersebut
dan faktor kimia. Faktor fisika terdiri dari
menghasilkan suatu wilayah yang dapat
suhu, kadar air, porositas dan tekstur tanah.
dijadikan
dari
Sedangkan, faktor kimia yaitu salinitas, pH,
beberapa jenis makhluk hidup, contohnya
kadar organik tanah dan unsur-unsur mineral
adalah makrofauna tanah (Suin, 1997).
Fauna tanah merupakan fauna yang
tanah (Leksono,2007).
Makrofauna
tanah
memerlukan
komponen biodiversitas yang memiliki peran
sebagai
tempat
persyaratan
tinggal
tertentu
untuk
merupakan
dalam perbaikan sifat fisik, kimiawi, dan
mendiami suatu daerah sangat mempengaruhi
biologi tanah melalui proses imobilisasi dan
keanekaragaman
humifikasi (Sugiyarto, 2008). Makrofauna
mikroorganisme (Suin, 2006). Faktor lain
tanah mempunyai peranan penting dalam
adalah suhu. Suhu mempengaruhi aktivitas
dekomposisi
guna
mikrobial tanah. Aktivitas ini sangat terbatas
menyediakan unsur hara. Makrofauna akan
pada suhu di bawah 10ºC, laju optimum
meremah-remah substansi nabati yang mati,
aktivitas biota tanah yang menguntungkan
kemudian bahan tersebut dikeluarkan dalam
terjadi
bentuk kotoran. Kotoran organisme perombak
berlangsung optimum pada suhu sekitar 30ºC.
ini akan ditumbuhi bakteri untuk diuraikan
Pada suhu diatas 30ºC lebih banyak unsur K-
lebih lanjut dengan bantuan enzim spesifik
tertukar
sehingga terjadi proses mineralisasi (Hilwan,
(Hanafiah, 2007).
Metode pitfall trap merupakan suatu
bahan
organik
tanah
2013). Keberadaan makrofauna tanah sangat
berperan dalam proses yang terjadi dalam
tanah diantaranya proses dekomposisi, aliran
karbon, bioturbasi, siklus unsur hara dan
agregasi tanah (Barnes, 1997; Anderson,
1994). Struktur dan komposisi makrofauna
tanah
sangat
lingkungannya.
tergantung
pada
kondisi
Hakim,
dkk.
(1986).
Keberadaan makrofauna dalam tanah juga
sangat tergantung pada ketersediaan energi
dan sumber makanan untuk melangsungkan
hidupnya, seperti bahan organik dan biomassa
berkaitan dengan aliran siklus karbon dalam
tanah (Hilwan, 2013).
Aktifitas organisme diperngaruhi oleh
beberapa faktor, seperti faktor lingkungan.
Faktor lingkungan terdiri dari iklim, tanah,
dan vegetasi serta cahaya matahari (Hakim,
1986). pH tanah juga sangat di perlukan
dalam
melakukan
penelitian
mengenai
makrofauna tanah. Keadaan iklim daerah dan
berbagai tanaman yang tumbuh pada tanahnya
serta berlimpahnya mikroorganisme yang
pada
relatif
suhu
dibebaskan
populasi
18-30ºC.
pada
Nitrifikasi
suhu
rendah
metode yang digunakan untuk mengetahui
kerapatan atau kemelimpahan makrofauna
tanah [ CITATION Mir13 \l 1057 ]. Metode
Pitfall trap merupakan salah satu metode
berupa jebakan berisi cairan atractan yang
dibenamkan ke dalam tanah hingga bibir
botol jam sejajar dengan permukaan tanah
untuk menangkap makrofauna tanah di atas
permukaan tanah. Pitfall trap merupakan
metode yang paling baik untuk menjebak
serangga aktif di atas permukaan tanah
(Darma, 2013).
Rumusan masalah
1. Bagaimanakah cara untuk mengoleksi
makrofauna
metode
tanah
pitfall trap
dengan
menggunakan
(perangkap jebakan
sumur)?
2. Bagaimanakah cara mengetahui pengaruh
faktor lingkungan fisik terhadap makrofauna
tanah?
3.
Bagaimanakah
cara
menghitung
keanekaragaman makrofauna tanah?.
Tujuan
1. mengoleksi makrofauna tanah dengan
Soil tester, untuk mengukur suhu tanah
menggunakan metode pitfall trap (perangkap
naungan dan tidak naungan. Alat tulis dan
jebakan sumur)
2. mengetahui pengaruh faktor lingkungan
kertas HVS, digunakan untuk mencatat data
fisik terhadap makrofauna tanah
3. menghitung keanekaragaman makrofauna
tanah.
hasil
pengamatan.
dokumentasi.
Bahan
yang
Kamera,
untuk
digunakan
untuk
membuat larutan atraktan satu angkatan yaitu:
Detergen cair 200 ml, alcohol 70%
METODE
1. Waktu dan Tempat praktikum
400 ml, gliserin 300 ml, aquades 600 ml.
untuk setiap penanaman membutuhkan 20 ml
sehingga bagian setiap kelompok 20 ml x 2 x
Praktikum pertumbuhan populasi lalat
6 = 240 ml. Botol flakon diberi formalin 4%
buah (Drosophila melanogaster) dilaksanakan
untuk mengawetkan makrofauna tanah yang
pada hari Rabu, 18 April 2018 di Fakultas
berhasil terjebak.
Teknik UNS. Praktikum dimulai pada pukul
3. Cara Kerja
05.00 WIB dan pukul 16.00 WIB.
Cara kerja dalam praktikum yaitu
2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum
antara lain: Gelas ukur besar untuk membuat
larutan atraktan. Alat penggali, digunakan
untuk menggali tempat jebakan. Patok kayu
atau batu, digunakan untuk menahan yellow
board agar tidak pindah tempat. Gelas plastik,
digunakan sebagai tempat larutan atraktan.
Botol jam, digunakan sebagai wadah larutan
atraktan dan jebakan makrofauna. Penutup
(yellow board), untuk menutupi botol jam.
Botol koleksi (flakon) untuk menyimpan
makrofauna yang terjebak dalam botol jam.
Kertas label, digunakan untuk memberi
keterangan setiap botol flakon. Kertas HVS,
digunakan untuk meletakkan lalat buah yang
telah dieterisasi. Pinset, untuk mengambil
makrofauna dipindahkan dalam botol flakon.
preparasi, pemasangan perangkap (jebakan),
pengumpulan
data
dan
koleksi
hewan,
identifikasi makrofauna tanah, analisis data,
dan penyusunan laporan.
a.
Preparasi
Menyiapkan
alat
dan
bahan
praktikum, kemudian membuat larutan
atraktan. Larutan atraktan dibuat dengan
cara mencampurkan detergen cair 200 ml,
alkohol 70 % 400 ml, gliserin 300 ml,
dan aquades 600 ml. Larutan tersebut
digunakan untuk satu angkatan dalam
satu kali angkatan untuk pengamatan dua
kali (diurnal dan nokturnal) sebanyak
1500 ml. Setiap kelompok memperoleh
larutan
atraktan
sebanyak
240
ml
(pengamatan diurnal dan nokturnal).
Setiap
kelompok
diberikan
botol
c.
sebanyak 6 buah (3 buah untuk diurnal
Melakukan
dan 3 buah untuk nokturnal), maka
dalam
botol 240 ml : 6 : 2 = 20 ml.
telah
Mencatat kondisi lokasi praktikum
sebelum memasang perangkap pitfalltrap.
pelindung pada bagian atas botol jam.
hewan
nokturnal
dipasang pada sore hari dan diambil pagi
4%
sebagai
spesies-spesies
praktikum berdasarkan ciri-ciri yang ada
dengan
jam pada lubang dilakukan dengan cara
permukaan tanah. Kemudian memasang
formalin
makrofauna tanah yang diperoleh dari
dalam lubang tersebut. Penempatan botol
dengan
berisi
Mengidentifikasi
yang telah berisi larutan atraktan ke
untuk
kemudian
d. Identifikasi makrofauna tanah
botol jam dan memasukkan botol jam
Perangkap
perangkap
pengawet spesies makrofauna tanah.
Setelah itu, menggali lubang seukuran
sejajar
hewan
memasukkannya ke dalam flakon yang
b. Pemasangan perangkap
botol
pengambilan
nokturnal dan diurnal yang masuk ke
jumlah larutan atraktan dalam setiap
permukaan
Pengumpulan data dan koleksi hewan
bantuan
buku
panduan
identifikasi makrofauna tanah.
e.
Analisis data
Data
dianalisis
menggunakan
secara
indeks
kuantitatif
keanekaragaman
Shannon-Wiener.
harinya. Perangkap untuk hewan diurnal
H’ = -∑ Phi ln Phi
dipasang pada pagi hari dan diambil sore
H’ = -∑ (ni/N) ln (ni/N)
harinya. Kelompok kami melakukan
Keterangan:
praktikum di lokasi FK pada pagi hari
Phi = ni/N
pukul 05.00 WIB dan sore hari pukul
H’
16.00 WIB.
Shannon-Wiener
=
indeks
keanekaragaman
ni = jumlah masing-masing spesies i
N
= jumlah total individu seluruh
jenis dalam lokasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Pengamatan
Kelompok
Tabel 1. Data pengamatan makrofauna Kelompok 1
No
.
Nama Spesies
1.
Dolichoderus
thoracucus Smith
2.
Blattela asahinai
3.
Drosophila
melanogaster
4.
Gryllus mitratus
5.
Theliphonyda
6.
Solepnosis invicta
7.
Paraeucosmetus
pallicornis Dallas
8.
Aedes albopictus
9.
Paederus littoralis
10. Serangga hitam kecil
Jumlah tiap pengambilan
Jumlah total
Angkatan
Nokturnal
Diurnal
Di bawah
Tanpa
naungan
naungan
3
8
Nokturnal
Di bawah
Tanpa
naungan
naungan
1
1
Jumlah
tiap
spesies
13
1
3
0
0
3
1
0
3
4
7
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
2
0
1
0
2
1
2
1
0
1
0
9
1
0
4
14
0
0
0
6
0
0
0
7
1
1
4
23
14
37
Diurnal
Analisis Kuantitatif
a. Data pengamatan kelompok 1
Lokasi
: Lokasi 1 (Fakultas Teknik )
Waktu pengambilan hewan nokturnal
: 05.00 WIB
Waktu pengambilan hewan diurnal
: 16.00 WIB
b. Perhitungan komposisi makrofauna
Data Angkatan
- Nocturnal
No
.1
2
3
Nama Spesies
Aedes sp
Arachnida sp
Araneus diadematus
(ni/N)
-0,012048193
-0,042168675
-0,030120482
In (ni/N)
-4,418840608
-3,166077639
-3,502549876
H'
0,053239043
0,133509298
0,10549849
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Badister neopulchellus
Bemisia tabaci
Blaberus giganteus
Camponotus consobrinus
Cimex lectularius
Coccinella arcuata
Daphnis sp
Dolichoderus thoracicus
Drosiphilla melanogaster
Epilachna admirabilis
Formica rufa
Gryllus mitratus
Heterometrus spinifes
Lepisma saccharina
Manosia sp.
Monomorium pharaonis
Musca domestica
Oecophyllas maragdina
Oryctes rhinoceros
Paedenis littoralis
Reticulitermes flavipes
Rhino beetle
Scolopendra gigantea
Solenopsis invicta
Subterranean termites
Tenebrio molitor
Tetramorium caespitum
Tetranychus urticae
-0,06626506
-0,186746988
-0,024096386
-0,036144578
-0,006024096
-0,048192771
-0,006024096
-0,102409639
-0,120481928
-0,078313253
-0,042168675
-0,018072289
-0,006024096
-0,018072289
-0,006024096
-0,006024096
-0,006024096
-0,006024096
-0,012048193
-0,030120482
-0,012048193
-0,030120482
-0,006024096
-0,012048193
-0,006024096
-0,006024096
-0,012048193
-0,006024096
-2,714092516
-1,678000584
-3,725693427
-3,320228319
-5,111987788
-3,032546247
-5,111987788
-2,278774444
-2,116255515
-2,547038431
-3,166077639
-4,0133755
-5,111987788
-4,0133755
-5,111987788
-5,111987788
-5,111987788
-5,111987788
-4,418840608
-3,502549876
-4,418840608
-3,502549876
-5,111987788
-4,418840608
-5,111987788
-5,111987788
-4,418840608
-5,111987788
0,179849504
0,313361555
0,089775745
0,120008252
0,030795107
0,146146807
0,030795107
0,233368467
0,254970544
0,199466865
0,133509298
0,072530883
0,030795107
0,072530883
0,030795107
0,030795107
0,030795107
0,030795107
0,053239043
0,10549849
0,053239043
0,10549849
0,030795107
0,053239043
0,030795107
0,030795107
0,053239043
0,030795107
Tabel 5. Perhitungan Indeks Shanon-Wiener data angkatan Nokturnal
-
Diurnal
Nama Spesies
Aedes sp
Arachnida sp
Araneus diadematus
Aphis gossypi
Badister neopulchellus
Blaberus giganteus
Blaberidae sp
Camponotus consobrinus
Coccinella arcuata
Coccinella transversalis
Culex pipiens
Daphnis sp
Dolichoderus thoracicus
Drosiphilla melanogaster
(ni/N)
-0,004672897
-0,014018692
-0,014018692
-0,009345794
-0,070093458
-0,009345794
-0,009345794
-0,107476636
-0,042056075
-0,023364486
-0,004672897
-0,004672897
-0,303738318
-0,098130841
In (ni/N)
-5,365976015
-4,267363726
-4,267363726
-4,672828834
-2,657925814
-4,672828834
-4,672828834
-2,230481799
-3,168751438
-3,756538103
-5,365976015
-5,365976015
-1,191588745
-2,321453577
H'
0,025074654
0,059822856
0,059822856
0,043671298
0,186303211
0,043671298
0,043671298
0,239724679
0,133265247
0,087769582
0,025074654
0,025074654
0,361931161
0,227806192
Epilachna admirabilis
Formica rufa
Gryllus assimilis
Heterometrus spinifes
Oecophyllas maragdina
Paedenis littoralis
Pholcus sp
Rhino beetle
Rhinotia hemistictus
Solenopsis invicta
Tetramorium caespitum
-0,03271028
-0,009345794
-0,018691589
-0,004672897
-0,004672897
-0,051401869
-0,009345794
-0,056074766
-0,004672897
-0,009345794
-0,08411215
-3,420065866
-4,672828834
-3,979681654
-5,365976015
-5,365976015
-2,968080742
-4,672828834
-2,881069365
-5,365976015
-4,672828834
-2,475604257
0,111871313
0,043671298
0,074386573
0,025074654
0,025074654
0,152564898
0,043671298
0,161555292
0,025074654
0,043671298
0,208228395
Tabel 2. Perhitungan Indeks Shanon-Wiener data angkatan Diurnal
Azizah Nur Halimah
Program Studi S-1 Pendidikan Biologi FKIP UNS
Azizahnu354@student.uns.ac.id
ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk mengoleksi makrofauna tanah dengan menggunakan metode pitfall trap (perangkap
jebakan sumur), mengetahui pengaruh faktor lingkungan fisik terhadap makrofauna tanah, dan menghitung
keanekaragaman makrofauna tanah. Prinsip kerja praktikum yaitu preparasi dan pembuatan larutan atraktan,
pemasangan perangkap pitfalltrap naungan dan tidak naungan, pengumpulan data dan koleksi hewan, identifikasi
makrofauna tanah, analisis data dengan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener. Pengamatan dilakukan selama 4 hari
(18 April-21 April 2018). Hasil analisis data menunjukkan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) pada lokasi 1
sebesar 3.771 , lokasi 2 sebesar 2.099, lokasi 3 sebesar 3.288, lokasi 4 sebesar 2.468, lokasi 5 sebesar 4.041 dan lokasi 6
sebesar 5.034. Kriteria dari indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) dibagi menjadi 3, yaitu keanekaragaman
rendah (H’ 3.5). Berdasarkan hasil analisis
dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa keanekaragaman makrofauna tanah di lingkungan kampus UNS
termasuk kategori keanekaragaman Tinggi (H’ 3.771-5.034), kecuali pada lokasi 2,3,dan 4 yang termasuk kategori
keanekaragaman sedang (H’ 2.099-3.288). Faktor lingkungan fisik yang mempengaruhi makrofauna tanah antara lain
suhu tanah, pH tanah, kelembaban dan intensitas cahaya matahari.
Kata Kunci: kelimpahan, komposisi, makrofauna tanah, pitfall trap, indeks keanekaragaman Shannon-Wiener
PENDAHULUAN
Tanah
menjamin kelangsungan hidupnya. Fauna
merupakan
suatu
sistem
terbuka, dimana tanah itu akan menerima
tambahan bahan dari luar atau kehilangan
bahan-bahan yang telah dimiliki oleh tanah
(Yuliprianto, 2010). Tanah merupakan bagian
dari ekosistem dimana komponen-komponen
ekosistem tanah, vegetasi dan hewan saling
memberi dan menerima bahan-bahan yang
diperlukan. (Hanafiah, 2007).
Lingkungan
tanah
tanah berdasarkan ukuran tubuh terdiri dari
mikrofauna, mesofauna, dan makrofauna.
Ukuran mikrofauna berkisar antara 20 sampai
200 mikron, mesofauna 200 mikron sampai
dengan satu sentimeter, dan makrofauna lebih
dari satu sentimenter (Suin, 2012). Habitat
fauna
tergantung
pada
keberadaan
dan
kepadatan populasi suatu jenis fauna tanah di
suatu daerah sangat ditentukan oleh keadaan
merupakan
atau faktor lingkungan (biotik dan abiotik)
lingkungan yang terdiri dari gabungan antara
daerah tersebut. Faktor lingkungan abiotik
lingkungan abiotik dan lingkungan biotik.
secara besarnya dapat dibagi atas faktor fisika
Gabungan dari kedua lingkungan tersebut
dan faktor kimia. Faktor fisika terdiri dari
menghasilkan suatu wilayah yang dapat
suhu, kadar air, porositas dan tekstur tanah.
dijadikan
dari
Sedangkan, faktor kimia yaitu salinitas, pH,
beberapa jenis makhluk hidup, contohnya
kadar organik tanah dan unsur-unsur mineral
adalah makrofauna tanah (Suin, 1997).
Fauna tanah merupakan fauna yang
tanah (Leksono,2007).
Makrofauna
tanah
memerlukan
komponen biodiversitas yang memiliki peran
sebagai
tempat
persyaratan
tinggal
tertentu
untuk
merupakan
dalam perbaikan sifat fisik, kimiawi, dan
mendiami suatu daerah sangat mempengaruhi
biologi tanah melalui proses imobilisasi dan
keanekaragaman
humifikasi (Sugiyarto, 2008). Makrofauna
mikroorganisme (Suin, 2006). Faktor lain
tanah mempunyai peranan penting dalam
adalah suhu. Suhu mempengaruhi aktivitas
dekomposisi
guna
mikrobial tanah. Aktivitas ini sangat terbatas
menyediakan unsur hara. Makrofauna akan
pada suhu di bawah 10ºC, laju optimum
meremah-remah substansi nabati yang mati,
aktivitas biota tanah yang menguntungkan
kemudian bahan tersebut dikeluarkan dalam
terjadi
bentuk kotoran. Kotoran organisme perombak
berlangsung optimum pada suhu sekitar 30ºC.
ini akan ditumbuhi bakteri untuk diuraikan
Pada suhu diatas 30ºC lebih banyak unsur K-
lebih lanjut dengan bantuan enzim spesifik
tertukar
sehingga terjadi proses mineralisasi (Hilwan,
(Hanafiah, 2007).
Metode pitfall trap merupakan suatu
bahan
organik
tanah
2013). Keberadaan makrofauna tanah sangat
berperan dalam proses yang terjadi dalam
tanah diantaranya proses dekomposisi, aliran
karbon, bioturbasi, siklus unsur hara dan
agregasi tanah (Barnes, 1997; Anderson,
1994). Struktur dan komposisi makrofauna
tanah
sangat
lingkungannya.
tergantung
pada
kondisi
Hakim,
dkk.
(1986).
Keberadaan makrofauna dalam tanah juga
sangat tergantung pada ketersediaan energi
dan sumber makanan untuk melangsungkan
hidupnya, seperti bahan organik dan biomassa
berkaitan dengan aliran siklus karbon dalam
tanah (Hilwan, 2013).
Aktifitas organisme diperngaruhi oleh
beberapa faktor, seperti faktor lingkungan.
Faktor lingkungan terdiri dari iklim, tanah,
dan vegetasi serta cahaya matahari (Hakim,
1986). pH tanah juga sangat di perlukan
dalam
melakukan
penelitian
mengenai
makrofauna tanah. Keadaan iklim daerah dan
berbagai tanaman yang tumbuh pada tanahnya
serta berlimpahnya mikroorganisme yang
pada
relatif
suhu
dibebaskan
populasi
18-30ºC.
pada
Nitrifikasi
suhu
rendah
metode yang digunakan untuk mengetahui
kerapatan atau kemelimpahan makrofauna
tanah [ CITATION Mir13 \l 1057 ]. Metode
Pitfall trap merupakan salah satu metode
berupa jebakan berisi cairan atractan yang
dibenamkan ke dalam tanah hingga bibir
botol jam sejajar dengan permukaan tanah
untuk menangkap makrofauna tanah di atas
permukaan tanah. Pitfall trap merupakan
metode yang paling baik untuk menjebak
serangga aktif di atas permukaan tanah
(Darma, 2013).
Rumusan masalah
1. Bagaimanakah cara untuk mengoleksi
makrofauna
metode
tanah
pitfall trap
dengan
menggunakan
(perangkap jebakan
sumur)?
2. Bagaimanakah cara mengetahui pengaruh
faktor lingkungan fisik terhadap makrofauna
tanah?
3.
Bagaimanakah
cara
menghitung
keanekaragaman makrofauna tanah?.
Tujuan
1. mengoleksi makrofauna tanah dengan
Soil tester, untuk mengukur suhu tanah
menggunakan metode pitfall trap (perangkap
naungan dan tidak naungan. Alat tulis dan
jebakan sumur)
2. mengetahui pengaruh faktor lingkungan
kertas HVS, digunakan untuk mencatat data
fisik terhadap makrofauna tanah
3. menghitung keanekaragaman makrofauna
tanah.
hasil
pengamatan.
dokumentasi.
Bahan
yang
Kamera,
untuk
digunakan
untuk
membuat larutan atraktan satu angkatan yaitu:
Detergen cair 200 ml, alcohol 70%
METODE
1. Waktu dan Tempat praktikum
400 ml, gliserin 300 ml, aquades 600 ml.
untuk setiap penanaman membutuhkan 20 ml
sehingga bagian setiap kelompok 20 ml x 2 x
Praktikum pertumbuhan populasi lalat
6 = 240 ml. Botol flakon diberi formalin 4%
buah (Drosophila melanogaster) dilaksanakan
untuk mengawetkan makrofauna tanah yang
pada hari Rabu, 18 April 2018 di Fakultas
berhasil terjebak.
Teknik UNS. Praktikum dimulai pada pukul
3. Cara Kerja
05.00 WIB dan pukul 16.00 WIB.
Cara kerja dalam praktikum yaitu
2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum
antara lain: Gelas ukur besar untuk membuat
larutan atraktan. Alat penggali, digunakan
untuk menggali tempat jebakan. Patok kayu
atau batu, digunakan untuk menahan yellow
board agar tidak pindah tempat. Gelas plastik,
digunakan sebagai tempat larutan atraktan.
Botol jam, digunakan sebagai wadah larutan
atraktan dan jebakan makrofauna. Penutup
(yellow board), untuk menutupi botol jam.
Botol koleksi (flakon) untuk menyimpan
makrofauna yang terjebak dalam botol jam.
Kertas label, digunakan untuk memberi
keterangan setiap botol flakon. Kertas HVS,
digunakan untuk meletakkan lalat buah yang
telah dieterisasi. Pinset, untuk mengambil
makrofauna dipindahkan dalam botol flakon.
preparasi, pemasangan perangkap (jebakan),
pengumpulan
data
dan
koleksi
hewan,
identifikasi makrofauna tanah, analisis data,
dan penyusunan laporan.
a.
Preparasi
Menyiapkan
alat
dan
bahan
praktikum, kemudian membuat larutan
atraktan. Larutan atraktan dibuat dengan
cara mencampurkan detergen cair 200 ml,
alkohol 70 % 400 ml, gliserin 300 ml,
dan aquades 600 ml. Larutan tersebut
digunakan untuk satu angkatan dalam
satu kali angkatan untuk pengamatan dua
kali (diurnal dan nokturnal) sebanyak
1500 ml. Setiap kelompok memperoleh
larutan
atraktan
sebanyak
240
ml
(pengamatan diurnal dan nokturnal).
Setiap
kelompok
diberikan
botol
c.
sebanyak 6 buah (3 buah untuk diurnal
Melakukan
dan 3 buah untuk nokturnal), maka
dalam
botol 240 ml : 6 : 2 = 20 ml.
telah
Mencatat kondisi lokasi praktikum
sebelum memasang perangkap pitfalltrap.
pelindung pada bagian atas botol jam.
hewan
nokturnal
dipasang pada sore hari dan diambil pagi
4%
sebagai
spesies-spesies
praktikum berdasarkan ciri-ciri yang ada
dengan
jam pada lubang dilakukan dengan cara
permukaan tanah. Kemudian memasang
formalin
makrofauna tanah yang diperoleh dari
dalam lubang tersebut. Penempatan botol
dengan
berisi
Mengidentifikasi
yang telah berisi larutan atraktan ke
untuk
kemudian
d. Identifikasi makrofauna tanah
botol jam dan memasukkan botol jam
Perangkap
perangkap
pengawet spesies makrofauna tanah.
Setelah itu, menggali lubang seukuran
sejajar
hewan
memasukkannya ke dalam flakon yang
b. Pemasangan perangkap
botol
pengambilan
nokturnal dan diurnal yang masuk ke
jumlah larutan atraktan dalam setiap
permukaan
Pengumpulan data dan koleksi hewan
bantuan
buku
panduan
identifikasi makrofauna tanah.
e.
Analisis data
Data
dianalisis
menggunakan
secara
indeks
kuantitatif
keanekaragaman
Shannon-Wiener.
harinya. Perangkap untuk hewan diurnal
H’ = -∑ Phi ln Phi
dipasang pada pagi hari dan diambil sore
H’ = -∑ (ni/N) ln (ni/N)
harinya. Kelompok kami melakukan
Keterangan:
praktikum di lokasi FK pada pagi hari
Phi = ni/N
pukul 05.00 WIB dan sore hari pukul
H’
16.00 WIB.
Shannon-Wiener
=
indeks
keanekaragaman
ni = jumlah masing-masing spesies i
N
= jumlah total individu seluruh
jenis dalam lokasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Pengamatan
Kelompok
Tabel 1. Data pengamatan makrofauna Kelompok 1
No
.
Nama Spesies
1.
Dolichoderus
thoracucus Smith
2.
Blattela asahinai
3.
Drosophila
melanogaster
4.
Gryllus mitratus
5.
Theliphonyda
6.
Solepnosis invicta
7.
Paraeucosmetus
pallicornis Dallas
8.
Aedes albopictus
9.
Paederus littoralis
10. Serangga hitam kecil
Jumlah tiap pengambilan
Jumlah total
Angkatan
Nokturnal
Diurnal
Di bawah
Tanpa
naungan
naungan
3
8
Nokturnal
Di bawah
Tanpa
naungan
naungan
1
1
Jumlah
tiap
spesies
13
1
3
0
0
3
1
0
3
4
7
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
2
0
1
0
2
1
2
1
0
1
0
9
1
0
4
14
0
0
0
6
0
0
0
7
1
1
4
23
14
37
Diurnal
Analisis Kuantitatif
a. Data pengamatan kelompok 1
Lokasi
: Lokasi 1 (Fakultas Teknik )
Waktu pengambilan hewan nokturnal
: 05.00 WIB
Waktu pengambilan hewan diurnal
: 16.00 WIB
b. Perhitungan komposisi makrofauna
Data Angkatan
- Nocturnal
No
.1
2
3
Nama Spesies
Aedes sp
Arachnida sp
Araneus diadematus
(ni/N)
-0,012048193
-0,042168675
-0,030120482
In (ni/N)
-4,418840608
-3,166077639
-3,502549876
H'
0,053239043
0,133509298
0,10549849
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Badister neopulchellus
Bemisia tabaci
Blaberus giganteus
Camponotus consobrinus
Cimex lectularius
Coccinella arcuata
Daphnis sp
Dolichoderus thoracicus
Drosiphilla melanogaster
Epilachna admirabilis
Formica rufa
Gryllus mitratus
Heterometrus spinifes
Lepisma saccharina
Manosia sp.
Monomorium pharaonis
Musca domestica
Oecophyllas maragdina
Oryctes rhinoceros
Paedenis littoralis
Reticulitermes flavipes
Rhino beetle
Scolopendra gigantea
Solenopsis invicta
Subterranean termites
Tenebrio molitor
Tetramorium caespitum
Tetranychus urticae
-0,06626506
-0,186746988
-0,024096386
-0,036144578
-0,006024096
-0,048192771
-0,006024096
-0,102409639
-0,120481928
-0,078313253
-0,042168675
-0,018072289
-0,006024096
-0,018072289
-0,006024096
-0,006024096
-0,006024096
-0,006024096
-0,012048193
-0,030120482
-0,012048193
-0,030120482
-0,006024096
-0,012048193
-0,006024096
-0,006024096
-0,012048193
-0,006024096
-2,714092516
-1,678000584
-3,725693427
-3,320228319
-5,111987788
-3,032546247
-5,111987788
-2,278774444
-2,116255515
-2,547038431
-3,166077639
-4,0133755
-5,111987788
-4,0133755
-5,111987788
-5,111987788
-5,111987788
-5,111987788
-4,418840608
-3,502549876
-4,418840608
-3,502549876
-5,111987788
-4,418840608
-5,111987788
-5,111987788
-4,418840608
-5,111987788
0,179849504
0,313361555
0,089775745
0,120008252
0,030795107
0,146146807
0,030795107
0,233368467
0,254970544
0,199466865
0,133509298
0,072530883
0,030795107
0,072530883
0,030795107
0,030795107
0,030795107
0,030795107
0,053239043
0,10549849
0,053239043
0,10549849
0,030795107
0,053239043
0,030795107
0,030795107
0,053239043
0,030795107
Tabel 5. Perhitungan Indeks Shanon-Wiener data angkatan Nokturnal
-
Diurnal
Nama Spesies
Aedes sp
Arachnida sp
Araneus diadematus
Aphis gossypi
Badister neopulchellus
Blaberus giganteus
Blaberidae sp
Camponotus consobrinus
Coccinella arcuata
Coccinella transversalis
Culex pipiens
Daphnis sp
Dolichoderus thoracicus
Drosiphilla melanogaster
(ni/N)
-0,004672897
-0,014018692
-0,014018692
-0,009345794
-0,070093458
-0,009345794
-0,009345794
-0,107476636
-0,042056075
-0,023364486
-0,004672897
-0,004672897
-0,303738318
-0,098130841
In (ni/N)
-5,365976015
-4,267363726
-4,267363726
-4,672828834
-2,657925814
-4,672828834
-4,672828834
-2,230481799
-3,168751438
-3,756538103
-5,365976015
-5,365976015
-1,191588745
-2,321453577
H'
0,025074654
0,059822856
0,059822856
0,043671298
0,186303211
0,043671298
0,043671298
0,239724679
0,133265247
0,087769582
0,025074654
0,025074654
0,361931161
0,227806192
Epilachna admirabilis
Formica rufa
Gryllus assimilis
Heterometrus spinifes
Oecophyllas maragdina
Paedenis littoralis
Pholcus sp
Rhino beetle
Rhinotia hemistictus
Solenopsis invicta
Tetramorium caespitum
-0,03271028
-0,009345794
-0,018691589
-0,004672897
-0,004672897
-0,051401869
-0,009345794
-0,056074766
-0,004672897
-0,009345794
-0,08411215
-3,420065866
-4,672828834
-3,979681654
-5,365976015
-5,365976015
-2,968080742
-4,672828834
-2,881069365
-5,365976015
-4,672828834
-2,475604257
0,111871313
0,043671298
0,074386573
0,025074654
0,025074654
0,152564898
0,043671298
0,161555292
0,025074654
0,043671298
0,208228395
Tabel 2. Perhitungan Indeks Shanon-Wiener data angkatan Diurnal