Komposisi Makrofauna Tanah di kawasan dieng

Komposisi Makrofauna Tanah
Azizah Nur Halimah
Program Studi S-1 Pendidikan Biologi FKIP UNS

Azizahnu354@student.uns.ac.id
ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk mengoleksi makrofauna tanah dengan menggunakan metode pitfall trap (perangkap
jebakan sumur), mengetahui pengaruh faktor lingkungan fisik terhadap makrofauna tanah, dan menghitung
keanekaragaman makrofauna tanah. Prinsip kerja praktikum yaitu preparasi dan pembuatan larutan atraktan,
pemasangan perangkap pitfalltrap naungan dan tidak naungan, pengumpulan data dan koleksi hewan, identifikasi
makrofauna tanah, analisis data dengan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener. Pengamatan dilakukan selama 4 hari
(18 April-21 April 2018). Hasil analisis data menunjukkan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) pada lokasi 1
sebesar 3.771 , lokasi 2 sebesar 2.099, lokasi 3 sebesar 3.288, lokasi 4 sebesar 2.468, lokasi 5 sebesar 4.041 dan lokasi 6
sebesar 5.034. Kriteria dari indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) dibagi menjadi 3, yaitu keanekaragaman
rendah (H’ 3.5). Berdasarkan hasil analisis
dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa keanekaragaman makrofauna tanah di lingkungan kampus UNS
termasuk kategori keanekaragaman Tinggi (H’ 3.771-5.034), kecuali pada lokasi 2,3,dan 4 yang termasuk kategori
keanekaragaman sedang (H’ 2.099-3.288). Faktor lingkungan fisik yang mempengaruhi makrofauna tanah antara lain
suhu tanah, pH tanah, kelembaban dan intensitas cahaya matahari.
Kata Kunci: kelimpahan, komposisi, makrofauna tanah, pitfall trap, indeks keanekaragaman Shannon-Wiener


PENDAHULUAN
Tanah

menjamin kelangsungan hidupnya. Fauna

merupakan

suatu

sistem

terbuka, dimana tanah itu akan menerima
tambahan bahan dari luar atau kehilangan
bahan-bahan yang telah dimiliki oleh tanah
(Yuliprianto, 2010). Tanah merupakan bagian
dari ekosistem dimana komponen-komponen
ekosistem tanah, vegetasi dan hewan saling
memberi dan menerima bahan-bahan yang
diperlukan. (Hanafiah, 2007).
Lingkungan

tanah

tanah berdasarkan ukuran tubuh terdiri dari
mikrofauna, mesofauna, dan makrofauna.
Ukuran mikrofauna berkisar antara 20 sampai
200 mikron, mesofauna 200 mikron sampai
dengan satu sentimeter, dan makrofauna lebih
dari satu sentimenter (Suin, 2012). Habitat
fauna

tergantung

pada

keberadaan

dan

kepadatan populasi suatu jenis fauna tanah di
suatu daerah sangat ditentukan oleh keadaan


merupakan

atau faktor lingkungan (biotik dan abiotik)

lingkungan yang terdiri dari gabungan antara

daerah tersebut. Faktor lingkungan abiotik

lingkungan abiotik dan lingkungan biotik.

secara besarnya dapat dibagi atas faktor fisika

Gabungan dari kedua lingkungan tersebut

dan faktor kimia. Faktor fisika terdiri dari

menghasilkan suatu wilayah yang dapat

suhu, kadar air, porositas dan tekstur tanah.


dijadikan

dari

Sedangkan, faktor kimia yaitu salinitas, pH,

beberapa jenis makhluk hidup, contohnya

kadar organik tanah dan unsur-unsur mineral

adalah makrofauna tanah (Suin, 1997).
Fauna tanah merupakan fauna yang

tanah (Leksono,2007).
Makrofauna
tanah

memerlukan


komponen biodiversitas yang memiliki peran

sebagai

tempat

persyaratan

tinggal

tertentu

untuk

merupakan

dalam perbaikan sifat fisik, kimiawi, dan

mendiami suatu daerah sangat mempengaruhi


biologi tanah melalui proses imobilisasi dan

keanekaragaman

humifikasi (Sugiyarto, 2008). Makrofauna

mikroorganisme (Suin, 2006). Faktor lain

tanah mempunyai peranan penting dalam

adalah suhu. Suhu mempengaruhi aktivitas

dekomposisi

guna

mikrobial tanah. Aktivitas ini sangat terbatas

menyediakan unsur hara. Makrofauna akan


pada suhu di bawah 10ºC, laju optimum

meremah-remah substansi nabati yang mati,

aktivitas biota tanah yang menguntungkan

kemudian bahan tersebut dikeluarkan dalam

terjadi

bentuk kotoran. Kotoran organisme perombak

berlangsung optimum pada suhu sekitar 30ºC.

ini akan ditumbuhi bakteri untuk diuraikan

Pada suhu diatas 30ºC lebih banyak unsur K-

lebih lanjut dengan bantuan enzim spesifik


tertukar

sehingga terjadi proses mineralisasi (Hilwan,

(Hanafiah, 2007).
Metode pitfall trap merupakan suatu

bahan

organik

tanah

2013). Keberadaan makrofauna tanah sangat
berperan dalam proses yang terjadi dalam
tanah diantaranya proses dekomposisi, aliran
karbon, bioturbasi, siklus unsur hara dan
agregasi tanah (Barnes, 1997; Anderson,
1994). Struktur dan komposisi makrofauna
tanah


sangat

lingkungannya.

tergantung

pada

kondisi

Hakim,

dkk.

(1986).

Keberadaan makrofauna dalam tanah juga
sangat tergantung pada ketersediaan energi
dan sumber makanan untuk melangsungkan

hidupnya, seperti bahan organik dan biomassa
berkaitan dengan aliran siklus karbon dalam
tanah (Hilwan, 2013).
Aktifitas organisme diperngaruhi oleh
beberapa faktor, seperti faktor lingkungan.
Faktor lingkungan terdiri dari iklim, tanah,
dan vegetasi serta cahaya matahari (Hakim,
1986). pH tanah juga sangat di perlukan
dalam

melakukan

penelitian

mengenai

makrofauna tanah. Keadaan iklim daerah dan
berbagai tanaman yang tumbuh pada tanahnya
serta berlimpahnya mikroorganisme yang


pada

relatif

suhu

dibebaskan

populasi

18-30ºC.

pada

Nitrifikasi

suhu

rendah

metode yang digunakan untuk mengetahui
kerapatan atau kemelimpahan makrofauna
tanah [ CITATION Mir13 \l 1057 ]. Metode
Pitfall trap merupakan salah satu metode
berupa jebakan berisi cairan atractan yang
dibenamkan ke dalam tanah hingga bibir
botol jam sejajar dengan permukaan tanah
untuk menangkap makrofauna tanah di atas
permukaan tanah. Pitfall trap merupakan
metode yang paling baik untuk menjebak
serangga aktif di atas permukaan tanah
(Darma, 2013).
Rumusan masalah
1. Bagaimanakah cara untuk mengoleksi
makrofauna
metode

tanah

pitfall trap

dengan

menggunakan

(perangkap jebakan

sumur)?
2. Bagaimanakah cara mengetahui pengaruh
faktor lingkungan fisik terhadap makrofauna
tanah?
3.
Bagaimanakah

cara

menghitung

keanekaragaman makrofauna tanah?.
Tujuan

1. mengoleksi makrofauna tanah dengan

Soil tester, untuk mengukur suhu tanah

menggunakan metode pitfall trap (perangkap

naungan dan tidak naungan. Alat tulis dan

jebakan sumur)
2. mengetahui pengaruh faktor lingkungan

kertas HVS, digunakan untuk mencatat data

fisik terhadap makrofauna tanah
3. menghitung keanekaragaman makrofauna
tanah.

hasil

pengamatan.

dokumentasi.
Bahan

yang

Kamera,

untuk

digunakan

untuk

membuat larutan atraktan satu angkatan yaitu:
Detergen cair 200 ml, alcohol 70%

METODE
1. Waktu dan Tempat praktikum

400 ml, gliserin 300 ml, aquades 600 ml.
untuk setiap penanaman membutuhkan 20 ml
sehingga bagian setiap kelompok 20 ml x 2 x

Praktikum pertumbuhan populasi lalat

6 = 240 ml. Botol flakon diberi formalin 4%

buah (Drosophila melanogaster) dilaksanakan

untuk mengawetkan makrofauna tanah yang

pada hari Rabu, 18 April 2018 di Fakultas

berhasil terjebak.

Teknik UNS. Praktikum dimulai pada pukul
3. Cara Kerja

05.00 WIB dan pukul 16.00 WIB.

Cara kerja dalam praktikum yaitu

2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum
antara lain: Gelas ukur besar untuk membuat
larutan atraktan. Alat penggali, digunakan
untuk menggali tempat jebakan. Patok kayu
atau batu, digunakan untuk menahan yellow
board agar tidak pindah tempat. Gelas plastik,
digunakan sebagai tempat larutan atraktan.
Botol jam, digunakan sebagai wadah larutan
atraktan dan jebakan makrofauna. Penutup
(yellow board), untuk menutupi botol jam.
Botol koleksi (flakon) untuk menyimpan
makrofauna yang terjebak dalam botol jam.
Kertas label, digunakan untuk memberi
keterangan setiap botol flakon. Kertas HVS,
digunakan untuk meletakkan lalat buah yang
telah dieterisasi. Pinset, untuk mengambil
makrofauna dipindahkan dalam botol flakon.

preparasi, pemasangan perangkap (jebakan),
pengumpulan

data

dan

koleksi

hewan,

identifikasi makrofauna tanah, analisis data,
dan penyusunan laporan.
a.

Preparasi
Menyiapkan

alat

dan

bahan

praktikum, kemudian membuat larutan
atraktan. Larutan atraktan dibuat dengan
cara mencampurkan detergen cair 200 ml,
alkohol 70 % 400 ml, gliserin 300 ml,
dan aquades 600 ml. Larutan tersebut
digunakan untuk satu angkatan dalam
satu kali angkatan untuk pengamatan dua
kali (diurnal dan nokturnal) sebanyak
1500 ml. Setiap kelompok memperoleh
larutan

atraktan

sebanyak

240

ml

(pengamatan diurnal dan nokturnal).

Setiap

kelompok

diberikan

botol

c.

sebanyak 6 buah (3 buah untuk diurnal

Melakukan

dan 3 buah untuk nokturnal), maka

dalam

botol 240 ml : 6 : 2 = 20 ml.

telah

Mencatat kondisi lokasi praktikum
sebelum memasang perangkap pitfalltrap.

pelindung pada bagian atas botol jam.
hewan

nokturnal

dipasang pada sore hari dan diambil pagi

4%

sebagai

spesies-spesies

praktikum berdasarkan ciri-ciri yang ada
dengan

jam pada lubang dilakukan dengan cara
permukaan tanah. Kemudian memasang

formalin

makrofauna tanah yang diperoleh dari

dalam lubang tersebut. Penempatan botol
dengan

berisi

Mengidentifikasi

yang telah berisi larutan atraktan ke

untuk

kemudian

d. Identifikasi makrofauna tanah

botol jam dan memasukkan botol jam

Perangkap

perangkap

pengawet spesies makrofauna tanah.

Setelah itu, menggali lubang seukuran

sejajar

hewan

memasukkannya ke dalam flakon yang

b. Pemasangan perangkap

botol

pengambilan

nokturnal dan diurnal yang masuk ke

jumlah larutan atraktan dalam setiap

permukaan

Pengumpulan data dan koleksi hewan

bantuan

buku

panduan

identifikasi makrofauna tanah.
e.

Analisis data
Data

dianalisis

menggunakan

secara

indeks

kuantitatif

keanekaragaman

Shannon-Wiener.

harinya. Perangkap untuk hewan diurnal

H’ = -∑ Phi ln Phi

dipasang pada pagi hari dan diambil sore

H’ = -∑ (ni/N) ln (ni/N)

harinya. Kelompok kami melakukan

Keterangan:

praktikum di lokasi FK pada pagi hari

Phi = ni/N

pukul 05.00 WIB dan sore hari pukul

H’

16.00 WIB.

Shannon-Wiener

=

indeks

keanekaragaman

ni = jumlah masing-masing spesies i
N

= jumlah total individu seluruh

jenis dalam lokasi

HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Pengamatan
Kelompok
Tabel 1. Data pengamatan makrofauna Kelompok 1

No
.

Nama Spesies

1.

Dolichoderus
thoracucus Smith
2.
Blattela asahinai
3.
Drosophila
melanogaster
4.
Gryllus mitratus
5.
Theliphonyda
6.
Solepnosis invicta
7.
Paraeucosmetus
pallicornis Dallas
8.
Aedes albopictus
9.
Paederus littoralis
10. Serangga hitam kecil
Jumlah tiap pengambilan
Jumlah total
Angkatan
Nokturnal

Diurnal
Di bawah
Tanpa
naungan
naungan
3
8

Nokturnal
Di bawah
Tanpa
naungan
naungan
1
1

Jumlah
tiap
spesies
13

1
3

0
0

3
1

0
3

4
7

0
0
1
0

0
0
0
1

0
1
0
0

2
0
1
0

2
1
2
1

0
1
0
9

1
0
4
14

0
0
0
6

0
0
0
7

1
1
4

23

14

37

Diurnal

Analisis Kuantitatif
a. Data pengamatan kelompok 1
Lokasi

: Lokasi 1 (Fakultas Teknik )

Waktu pengambilan hewan nokturnal

: 05.00 WIB

Waktu pengambilan hewan diurnal

: 16.00 WIB

b. Perhitungan komposisi makrofauna
Data Angkatan
- Nocturnal
No
.1
2
3

Nama Spesies
Aedes sp
Arachnida sp
Araneus diadematus

(ni/N)
-0,012048193
-0,042168675
-0,030120482

In (ni/N)
-4,418840608
-3,166077639
-3,502549876

H'
0,053239043
0,133509298
0,10549849

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Badister neopulchellus
Bemisia tabaci

Blaberus giganteus
Camponotus consobrinus
Cimex lectularius

Coccinella arcuata
Daphnis sp
Dolichoderus thoracicus
Drosiphilla melanogaster
Epilachna admirabilis

Formica rufa
Gryllus mitratus

Heterometrus spinifes
Lepisma saccharina

Manosia sp.
Monomorium pharaonis
Musca domestica
Oecophyllas maragdina
Oryctes rhinoceros
Paedenis littoralis
Reticulitermes flavipes

Rhino beetle
Scolopendra gigantea

Solenopsis invicta
Subterranean termites
Tenebrio molitor
Tetramorium caespitum

Tetranychus urticae

-0,06626506
-0,186746988
-0,024096386
-0,036144578
-0,006024096
-0,048192771
-0,006024096
-0,102409639
-0,120481928
-0,078313253
-0,042168675
-0,018072289
-0,006024096
-0,018072289
-0,006024096
-0,006024096
-0,006024096
-0,006024096
-0,012048193
-0,030120482
-0,012048193
-0,030120482
-0,006024096
-0,012048193
-0,006024096
-0,006024096
-0,012048193
-0,006024096

-2,714092516
-1,678000584
-3,725693427
-3,320228319
-5,111987788
-3,032546247
-5,111987788
-2,278774444
-2,116255515
-2,547038431
-3,166077639
-4,0133755
-5,111987788
-4,0133755
-5,111987788
-5,111987788
-5,111987788
-5,111987788
-4,418840608
-3,502549876
-4,418840608
-3,502549876
-5,111987788
-4,418840608
-5,111987788
-5,111987788
-4,418840608
-5,111987788

0,179849504
0,313361555
0,089775745
0,120008252
0,030795107
0,146146807
0,030795107
0,233368467
0,254970544
0,199466865
0,133509298
0,072530883
0,030795107
0,072530883
0,030795107
0,030795107
0,030795107
0,030795107
0,053239043
0,10549849
0,053239043
0,10549849
0,030795107
0,053239043
0,030795107
0,030795107
0,053239043
0,030795107

Tabel 5. Perhitungan Indeks Shanon-Wiener data angkatan Nokturnal

-

Diurnal
Nama Spesies

Aedes sp
Arachnida sp
Araneus diadematus

Aphis gossypi
Badister neopulchellus

Blaberus giganteus
Blaberidae sp
Camponotus consobrinus
Coccinella arcuata
Coccinella transversalis

Culex pipiens
Daphnis sp
Dolichoderus thoracicus
Drosiphilla melanogaster

(ni/N)
-0,004672897
-0,014018692
-0,014018692
-0,009345794
-0,070093458
-0,009345794
-0,009345794
-0,107476636
-0,042056075
-0,023364486
-0,004672897
-0,004672897
-0,303738318
-0,098130841

In (ni/N)
-5,365976015
-4,267363726
-4,267363726
-4,672828834
-2,657925814
-4,672828834
-4,672828834
-2,230481799
-3,168751438
-3,756538103
-5,365976015
-5,365976015
-1,191588745
-2,321453577

H'
0,025074654
0,059822856
0,059822856
0,043671298
0,186303211
0,043671298
0,043671298
0,239724679
0,133265247
0,087769582
0,025074654
0,025074654
0,361931161
0,227806192

Epilachna admirabilis

Formica rufa
Gryllus assimilis
Heterometrus spinifes
Oecophyllas maragdina
Paedenis littoralis

Pholcus sp
Rhino beetle
Rhinotia hemistictus

Solenopsis invicta
Tetramorium caespitum

-0,03271028
-0,009345794
-0,018691589
-0,004672897
-0,004672897
-0,051401869
-0,009345794
-0,056074766
-0,004672897
-0,009345794
-0,08411215

-3,420065866
-4,672828834
-3,979681654
-5,365976015
-5,365976015
-2,968080742
-4,672828834
-2,881069365
-5,365976015
-4,672828834
-2,475604257

0,111871313
0,043671298
0,074386573
0,025074654
0,025074654
0,152564898
0,043671298
0,161555292
0,025074654
0,043671298
0,208228395

Tabel 2. Perhitungan Indeks Shanon-Wiener data angkatan Diurnal