b m 6 pend keadilan sosial ppt
PENDIDIKAN
DAN
KEADILAN SOSIAL
Menurut Janmaat, FG; Duru-Bellat, M; Mehant,
P; & Green, A (2014), Pendidikan merupakan
Alat Utama untuk menghadapi Kompetisi
Global.
Menurut Mulyani A Nurhadi (2011),
penyelenggaraan Pendidikan yang baik
memerlukan biaya besar.
Dilema: bagaimana pendidikan yg baik terjangkau oleh peserta didik dari golongan
sosial ekonomi lemah, termasuk peserta
berkebutuhan khusus,
Dilema Pendanaan Pendidikan
Pendidikan yg baik sebagai upaya peserta
didik mampu memenangkan persaingan
global memerlukan biaya besar.
Peserta didik dari gol kurang beruntung
secara ekonomi, sosial, psikologis, dan
phisik memerlukan pendidikan yg baik
tetapi kemampuan bayarnya rendah.
Terbatasnya dana pemerintah untuk
penyelenggaraan pendidikan yg baik.
IPM Indonesia
http://unic-jakarta.org/2014/07/25/lapora
n-pembangunan-manusia-2014-peluncuran-gl
bal-implikasi-lokal/
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
(
Indonesia pd Th 2014 pd peringkat ke
110 dari 187 negara, dg nilai indeks
0,684.
Posisi tsb naik 44,3% dari Th 1980, atau
selama kurun waktu 34 tahun.
Pendidikan dan IPM
IPM atau HDI (Human Development
Index) dihitung berdasarkan tiga (3)
Komponen sbb.
1.Angka harapan hidup
2.Lama sekolah
3.Pengeluaran riil per kapita
Pendidikan dan IPM
Penyelenggaraan Pendidikan yang
Baik dan TERJANGKAU oleh Gol
Ekonomi Lemah akan menaikkan
angka rerata lama sekolah nasional.
Rerata lama sekolah diharapkan
menaikkan produktivitas dan selanjutnya menaikkan penghasilan per
tahun (income per capita).
Pendidikan dan IPM
Naiknya penghasilan per tahun akan
menaikkan Pengeluaran Riil per
Tahun atau kemampuan belanja.
Naiknya kemampuan belanja akan
naik pula alokasi untuk perawatan
kesehatan sehingga akan menaikkan
Angka Harapan Hidup.
Jadi, pendidikan memegang peranan
penting terhadap IPM.
Anggaran Pendidikan
Mengingat besarnya peranan Pendidikan
thd peningkatan IPM maka UU No 20 Th
2003 mengamanatkan Anggaranan Pend
minimal 20% dari APBN, di luar gaji
pegawai (termasuk guru) dan biaya
pendidikan kedinasan.
Saat ini, anggaran pendidikan belum ideal,
di mana angka 20% tsb masih termasuk
gaji pegawai dan pendidikan kedinasan.
Penggunaan Dana Pendidikan
Lebih dari itu, beberapa laporan menunjukkan bahwa biaya manajemen masih terlalu
besar.
Penghematan biaya manajemen digunakan
untuk: BOS & BSM (bantuan siswa miskin).
Mulai Th 2013 sudah ada BOS dan BSM
untuk siswa SLTA dan BOPTN, serta Bea
Siswa Miskin Berprestasi (Bidik Misi) bagi
20% mahasiswa PerguruanTinggi (PT).
Penggunaan Dana BOPTN
Tidak boleh untuk Biaya Investasi
Biaya Operasi yg dianjurkan:
1.Pengadaan Bahan dan Alat Habis pakai.
2.Pengadaan Daya & Jasa (listrik, internet,
telepon, air, dsj.
3.Pelaksaanaan penjaminan mutu.
4.Gaji pegawai kontrak.
5.Perawatan fasilitas.
6.Penerbitan Jurnal.
Efektivitas Pendidikan
Efektivitas kebijakan Pendanaan Pendidikan perlu disimak untuk waktu 10 tahun
mendatang terhadap:
1.Peningkatan Penhasilan dan daya beli.
2.Kemampuan lulusan dalam persaingan
memperoleh pekerjaan di kawasan MEA
dan dunia.
3.Harapan Hidup dan IPM.
PENDIDIKAN
BERORIENTASI EKONOMI
Tujuan Umum Pendidikan berorientasi
sosial & psikologi adalah lulusan yg
cerdas, berpengetahuan, dan berbudi
luhur.
Tujuan Pendidikan berorientasi ekonomi
adalah siswa/lulusan memiliki rate of return
(nilai balik) tinggi, personal maupun sosial.
Tujuan Pendidikan berorientasi pekerjaan
adalah lulusan memiliki kompetensi pada
pekerjaan tertentu.
PERSONAL RATE OF RETURN
Memperoleh gaji lebih tinggi dibanding yg
tidak sekolah dan perbedaanya bisa untuk
membayar kembali biaya pendidikan.
Contoh perhitungan sederhana, Rate of
Return: Gaji lulusan SMK Rp1.500.000,sedangkan lulusan SMP Rp1.000.000,berarti beda Rp500.000,Apakah beda gaji tersebut dapat menutup
biaya untuk sekolah di SMK selama 3 tahun
dan penghasilan yg hilang bila bekerja.
Sumber Dana
Sumber Dana untuk biaya pendidikan
dapat berasal dari:
Pemerintah yg dialokasikan melalui
APBN
peserta didik (school fee) yg harus
dibayar orang tua peserta didik,
Industri pengguna lulusan
Donatur sebagai sumbangan murni, sbg
CSR atau tax deduction perusahan dll
Implikasi Orientasi Ekonomi
Pendidikan (Sekolah) perlu
dikelola secara Efektif & Efisien.
Sekolah Efektif: semua peserta
lulus, kegiatan di sekolah
diperlukan untuk bekerja, dan
waktu tunggu lulusan memperoleh
pekerjaan singkat
Efisien bila waktu studi pendek
dan biaya (dana) yg digunakan
sedikit.
Kesalahan Memahami
Orientasi Ekonomi
Meningkatkan efisiensi tidak boleh
dengan cara:
semua diluluskan, mutu dikorbankan
Jumlah siswa per rombongan belajar
diperbesar sehingga pembelajaran
tidak efektif
Kegiatan pembelajaran dikurangi
SDM dan fasilitas dibawah standar
SOSIAL RATE OF RETURN
.
Pendidikan yg dikelola dengan tidak
hanya memiliki nilai balik ekonomi
yg tinggi bagi peserta didik tetapi
juga Nilai Balik Sosial (Sosial Rate
of Return) yang Tinggi.
Namun perlu diketahui bahwa analisis
sosial rate of return cukup rumit,
bersifat jangka panjang, dan tidak
dapat dikaitkan langsung dengan
orang per orang lulusan dan per unit
sekolah tertentu
SOSIAL RATE OF RETURN
Secara makro, sosial rate of
return adalah dampak ekonomi
dari pendidikan, seperti:
meningkatnya kegiatan ekonomi
naiknya income per capita
naiknya produktifitas nasional
menurunnya angka kriminalitas,
dsj
KETERBATASAN ANALISIS EKONOMI
Tinggi gaji lulusan tidak dapat diklaim sebagai
keberhasilan sekolah saja, tetapi juga;
motivasi peserta didik
kemampuan awal/dasar peserta didik
kondidi sosial keluarga
kondisi lingkungan
Kondidi ekonomi negara
kondisi tempat kerja, dst.
Pendidikan sering dilihat sebagai lembaga
PENYARING bukan pembentuk kemampuan.
KESIMPULAN
Perencanaan Pendidikan Harus
Menggabungkan Pendekatan Sosial,
Psikologi, Kemampuan Berebut Pasar
Kerja, Dan Kepentingan Ekonomi.
Skope pendidikan harus dilihat dari
kepentingan: individu siswa (mikro) ,
kelompok/jenjang tertentu (makro),
dan kepentingan negara (mega)
PERENCANAAN MIKRO
Seperti dikemukakan di awal kuliah, Mata
Kuliah ini terbatas pada Level Sekolah)
Sasaran: Individu Peserta Didik
Bidang Garap: Sikap, Keterampilan, dan
Pengetahuan (baca Bloom Edisi revisi)
Orientasi: Kehidupan >< Penghidupan
(Tidak membahas Perencanaan Nasional yg
terkait dengan Daya saing Bangsa/Negara
terhadap Negara lain)
Pendidikan
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Undang undang mengamanatkan ABK
memperoleh pendidikan sesuai kebutuhan
Penyelenggaraan Pend ABK membutuhkan biaya lebih besar karena mereka
memerlukan layanan khusus individual
shg rasio guru : siswa lebih kecil
(Permendiknas No 69 Th 2009).
Dilemanya, banyak ABK berasal dari
Keluarga Gol ekonomi lemah.
TERIMAKASIH
DAN
KEADILAN SOSIAL
Menurut Janmaat, FG; Duru-Bellat, M; Mehant,
P; & Green, A (2014), Pendidikan merupakan
Alat Utama untuk menghadapi Kompetisi
Global.
Menurut Mulyani A Nurhadi (2011),
penyelenggaraan Pendidikan yang baik
memerlukan biaya besar.
Dilema: bagaimana pendidikan yg baik terjangkau oleh peserta didik dari golongan
sosial ekonomi lemah, termasuk peserta
berkebutuhan khusus,
Dilema Pendanaan Pendidikan
Pendidikan yg baik sebagai upaya peserta
didik mampu memenangkan persaingan
global memerlukan biaya besar.
Peserta didik dari gol kurang beruntung
secara ekonomi, sosial, psikologis, dan
phisik memerlukan pendidikan yg baik
tetapi kemampuan bayarnya rendah.
Terbatasnya dana pemerintah untuk
penyelenggaraan pendidikan yg baik.
IPM Indonesia
http://unic-jakarta.org/2014/07/25/lapora
n-pembangunan-manusia-2014-peluncuran-gl
bal-implikasi-lokal/
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
(
Indonesia pd Th 2014 pd peringkat ke
110 dari 187 negara, dg nilai indeks
0,684.
Posisi tsb naik 44,3% dari Th 1980, atau
selama kurun waktu 34 tahun.
Pendidikan dan IPM
IPM atau HDI (Human Development
Index) dihitung berdasarkan tiga (3)
Komponen sbb.
1.Angka harapan hidup
2.Lama sekolah
3.Pengeluaran riil per kapita
Pendidikan dan IPM
Penyelenggaraan Pendidikan yang
Baik dan TERJANGKAU oleh Gol
Ekonomi Lemah akan menaikkan
angka rerata lama sekolah nasional.
Rerata lama sekolah diharapkan
menaikkan produktivitas dan selanjutnya menaikkan penghasilan per
tahun (income per capita).
Pendidikan dan IPM
Naiknya penghasilan per tahun akan
menaikkan Pengeluaran Riil per
Tahun atau kemampuan belanja.
Naiknya kemampuan belanja akan
naik pula alokasi untuk perawatan
kesehatan sehingga akan menaikkan
Angka Harapan Hidup.
Jadi, pendidikan memegang peranan
penting terhadap IPM.
Anggaran Pendidikan
Mengingat besarnya peranan Pendidikan
thd peningkatan IPM maka UU No 20 Th
2003 mengamanatkan Anggaranan Pend
minimal 20% dari APBN, di luar gaji
pegawai (termasuk guru) dan biaya
pendidikan kedinasan.
Saat ini, anggaran pendidikan belum ideal,
di mana angka 20% tsb masih termasuk
gaji pegawai dan pendidikan kedinasan.
Penggunaan Dana Pendidikan
Lebih dari itu, beberapa laporan menunjukkan bahwa biaya manajemen masih terlalu
besar.
Penghematan biaya manajemen digunakan
untuk: BOS & BSM (bantuan siswa miskin).
Mulai Th 2013 sudah ada BOS dan BSM
untuk siswa SLTA dan BOPTN, serta Bea
Siswa Miskin Berprestasi (Bidik Misi) bagi
20% mahasiswa PerguruanTinggi (PT).
Penggunaan Dana BOPTN
Tidak boleh untuk Biaya Investasi
Biaya Operasi yg dianjurkan:
1.Pengadaan Bahan dan Alat Habis pakai.
2.Pengadaan Daya & Jasa (listrik, internet,
telepon, air, dsj.
3.Pelaksaanaan penjaminan mutu.
4.Gaji pegawai kontrak.
5.Perawatan fasilitas.
6.Penerbitan Jurnal.
Efektivitas Pendidikan
Efektivitas kebijakan Pendanaan Pendidikan perlu disimak untuk waktu 10 tahun
mendatang terhadap:
1.Peningkatan Penhasilan dan daya beli.
2.Kemampuan lulusan dalam persaingan
memperoleh pekerjaan di kawasan MEA
dan dunia.
3.Harapan Hidup dan IPM.
PENDIDIKAN
BERORIENTASI EKONOMI
Tujuan Umum Pendidikan berorientasi
sosial & psikologi adalah lulusan yg
cerdas, berpengetahuan, dan berbudi
luhur.
Tujuan Pendidikan berorientasi ekonomi
adalah siswa/lulusan memiliki rate of return
(nilai balik) tinggi, personal maupun sosial.
Tujuan Pendidikan berorientasi pekerjaan
adalah lulusan memiliki kompetensi pada
pekerjaan tertentu.
PERSONAL RATE OF RETURN
Memperoleh gaji lebih tinggi dibanding yg
tidak sekolah dan perbedaanya bisa untuk
membayar kembali biaya pendidikan.
Contoh perhitungan sederhana, Rate of
Return: Gaji lulusan SMK Rp1.500.000,sedangkan lulusan SMP Rp1.000.000,berarti beda Rp500.000,Apakah beda gaji tersebut dapat menutup
biaya untuk sekolah di SMK selama 3 tahun
dan penghasilan yg hilang bila bekerja.
Sumber Dana
Sumber Dana untuk biaya pendidikan
dapat berasal dari:
Pemerintah yg dialokasikan melalui
APBN
peserta didik (school fee) yg harus
dibayar orang tua peserta didik,
Industri pengguna lulusan
Donatur sebagai sumbangan murni, sbg
CSR atau tax deduction perusahan dll
Implikasi Orientasi Ekonomi
Pendidikan (Sekolah) perlu
dikelola secara Efektif & Efisien.
Sekolah Efektif: semua peserta
lulus, kegiatan di sekolah
diperlukan untuk bekerja, dan
waktu tunggu lulusan memperoleh
pekerjaan singkat
Efisien bila waktu studi pendek
dan biaya (dana) yg digunakan
sedikit.
Kesalahan Memahami
Orientasi Ekonomi
Meningkatkan efisiensi tidak boleh
dengan cara:
semua diluluskan, mutu dikorbankan
Jumlah siswa per rombongan belajar
diperbesar sehingga pembelajaran
tidak efektif
Kegiatan pembelajaran dikurangi
SDM dan fasilitas dibawah standar
SOSIAL RATE OF RETURN
.
Pendidikan yg dikelola dengan tidak
hanya memiliki nilai balik ekonomi
yg tinggi bagi peserta didik tetapi
juga Nilai Balik Sosial (Sosial Rate
of Return) yang Tinggi.
Namun perlu diketahui bahwa analisis
sosial rate of return cukup rumit,
bersifat jangka panjang, dan tidak
dapat dikaitkan langsung dengan
orang per orang lulusan dan per unit
sekolah tertentu
SOSIAL RATE OF RETURN
Secara makro, sosial rate of
return adalah dampak ekonomi
dari pendidikan, seperti:
meningkatnya kegiatan ekonomi
naiknya income per capita
naiknya produktifitas nasional
menurunnya angka kriminalitas,
dsj
KETERBATASAN ANALISIS EKONOMI
Tinggi gaji lulusan tidak dapat diklaim sebagai
keberhasilan sekolah saja, tetapi juga;
motivasi peserta didik
kemampuan awal/dasar peserta didik
kondidi sosial keluarga
kondisi lingkungan
Kondidi ekonomi negara
kondisi tempat kerja, dst.
Pendidikan sering dilihat sebagai lembaga
PENYARING bukan pembentuk kemampuan.
KESIMPULAN
Perencanaan Pendidikan Harus
Menggabungkan Pendekatan Sosial,
Psikologi, Kemampuan Berebut Pasar
Kerja, Dan Kepentingan Ekonomi.
Skope pendidikan harus dilihat dari
kepentingan: individu siswa (mikro) ,
kelompok/jenjang tertentu (makro),
dan kepentingan negara (mega)
PERENCANAAN MIKRO
Seperti dikemukakan di awal kuliah, Mata
Kuliah ini terbatas pada Level Sekolah)
Sasaran: Individu Peserta Didik
Bidang Garap: Sikap, Keterampilan, dan
Pengetahuan (baca Bloom Edisi revisi)
Orientasi: Kehidupan >< Penghidupan
(Tidak membahas Perencanaan Nasional yg
terkait dengan Daya saing Bangsa/Negara
terhadap Negara lain)
Pendidikan
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Undang undang mengamanatkan ABK
memperoleh pendidikan sesuai kebutuhan
Penyelenggaraan Pend ABK membutuhkan biaya lebih besar karena mereka
memerlukan layanan khusus individual
shg rasio guru : siswa lebih kecil
(Permendiknas No 69 Th 2009).
Dilemanya, banyak ABK berasal dari
Keluarga Gol ekonomi lemah.
TERIMAKASIH