HUKUM PERDATA DAN BISNIS
HUKUM PERDATA DAN
BISNIS
RUANG LINGKUP HUKUM PERDATA
Definisi: segala peraturan hukum yang
mengatur hubungan hukum antara orang
yang satu dengan orang yang lain.
Pertama kali diperkenalkan oleh Djojodiguno,
terjemahan dari Burgerlijkrecht pada masa
penjajahan jepang
Hukum perdata disebut juga: hukum sipil
(civilrecht) dan hukum privat (privatrecht)
Unsur hukum perdata
Peraturan hukum (Rechtsregel, rule of law)
hubungan hukum (rechtsbetraking, legal
relation)
Orang / person
Materi hukum perdata
Hukum perdata yang mengatur hak dan
kewajiban yan hidup dalam masyarakat =
hukum perdata material
Hukum perdata yang mengatur bagaimana
melaksanakan dan mempertahankan hak dan
kewajiban disebut hukum perdata formal
Manusia diciptakan Tuhan dua jenis
perempuan dan laki-laki serta berpasangan
yang melahirkan anak dengan demikian
timbul keluarga,serta mempunyai kekayaan
yang ia miliki dan juga manusia juga akan
mati sehingga :
Hukum Perdata material mengatur
tentang kehidupan keluarga, harta kekayaan
juga mengatur tentang pewarisan.
Atas dasar siklus kehidupan manusia ini,
maka hukum perdata material memuat dan
mengatur :
1. Orang sebagai pendukung hak dan
kewajiban (Personenrecht)
2. Keluarga sebagai unit masyarakat terkecil
(Familierecht)
3. Harta kekayaan (Vermogensrecht)
4. Pewarisan (Erfrecht)
SUMBER HUKUM PERDATA DI INDONESIA
Sumber hukum : segala apa saja yang
menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai
kekuatan yang bersifat memaksa, yakni
aturan-aturan yang kalau dilanggar
mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata
SUMBER HUKUM PERDATA :
1. Sumber hukum materiil :
sumber hukum yang menentukan isi hukum,
yaitu tempat dimana materi hukum itu diambil.
2. Sumber hukum formil :
Tempat memperoleh kekuatan hukum.
ini berkaitan dengan bentuk atau cara yang
menyebabkan
peraturan hukum formil itu
berlaku, misalnya
: UU, Perjanjian antar
negara, Yurisprodensi,kebiasaan.
Vollmar membagi 2 sumber hukum
perdata :
1. Sumber hukum perdata tertulis yaitu
KUHPerdata (BW), Traktat dan Yurisprodensi
2. Sumber hukum perdata tidak tertulis
yaitu Kebiasaan
Secara khusus yang menjadi sumber Hukum
Perdata Indonesia tertulis :
1. Algemene Bepalingen van Wetgeving (AB) ,
merupakan ketentuan-ketentuan umum pemerintah
Hindia Belanda yang diberlakukan di Indonesai dengan
stb.1847 No.23 tanggal 30 April 1847 ada 36 psl
2. KUHPerdata / Burgelijk Wetboek (BW) , yaitu
ketentuan hukum produk Hindia Belanda yang
diundangkan tahun 1848
3. KUHD/ Wetboek van Koopandhel (WvK) , diatur
dalam stb. 1847 No.23 meliputi dua buku; Buku I ttg
dagang secara umum
Buku II ttg hak-hak dan kewajiban yang
timbul
dalam pelayaran . Ada 754 psl;
4. UU No. 5 Tahun 1960 ttg Pokok-pokok Agraria
5. UU No.1 Tahun 1974 ttg Ketentuan-ketentuan
Pokok Perkawinan
6. UU No.4 Tahun 1996 ttg Hak Tanggungan
atas Tanah beserta Benda-benda yang berkaitan
dengan tanah
7. UU No. 42 Tahun 1999 ttg Jaminan Fiducia
8. Inpres No.1 Tahun 1991 ttg KHI
SEJARAH HUKUM PERDATA DI INDONESIA
HK. Perdata Belanda
HK. Perdata
Perancis berinduk pd Code civil perancis.
Napoleon B. (Perancis)
Belanda
menerapkan Code Civil di Belanda
Belanda
UU HK Perdata sendiri lepas dari
Perancis
Terealisasi dengan pembentukkan kodifikasi tgl 5
juli 1830 direncanakan berlaku 1 januari 1831
Agustus 1830 Belanda memisahkan diri
dengan belgia kodifikasi bisa terlaksana 1
oktober 1838.
B.W Belanda adalah kodifikasi yang isi dan
bentuknya serupa dengan Code Civil Perancis.
B. Hukum Perdata Indonesia
Belanda
Indonesia
maka B.W Hindia Belanda yang susunan dan
isinya serupa B.W Belanda.
B.W Belanda diperlakukan juga di Hindia
Belanda atas asas konkordasi (persamaan).
B.W Hindia Belanda disahkan tgl 16 Mei 1846
diundangkan melalui Stbl no. 23 tgl 30 April
1847. berlaku tgl 1 mei 1848
setelah Indonesia merdeka berdasarkan
aturan peralihan UUD 1945, B.w Hindia
Belanda tetap berlaku sebelum diganti UU
baru berdasarkan UUD ini.
B.W Hindia Belanda disebut KUHPdt Indonesia,
sebagai hukum induk perdata Indonesia.
HK. Perdata yang berlaku di indonesia adalah
hukum perdata Barat (Belanda) berinduk
KUHPdt, bahasa aslinya Burgerlijk Wetboek
(B.W)
Sebagian materi BW (KUHPdt) dicabut
berlakunya diganti UU RI . Mis : Perkawinan
dan hak-hak kebendaan (buku I dan II)
HK.Pdt Indonesia meliputi jg perUU Hk.Pdt
buatan pembentuk UU RI
Mis : UUP No.1/ 1971, UUPA No .5/1960,
Keppres No.12/1983 ttg Penataan dan
Peningkatan Pembinaan Penyelenggaraan
Catatan Sipil
Sistematika Hukum Perdata Indonesia
Sistematika Kodifikasi = Susunan yang teratur dari
suatu kodifikasi, sistematika itu meliputi bentuk
dan isi
Sistematika bentuk KUHPdt :
1.Kitab undang-undang yang tersusun atas buku-buku
2.Tiap buku tersusun atas bab-bab
3.Tiap bab tersusun atas bagian-bagian
4.Tiap bagian tersusun atas pasal-pasal
5. Tiap pasal tersusun atas ayat-ayat
Hukum Perdata Nasional
Hukum perdata yang berlaku di Indonesia yaitu hukum
perdata barat dan hukum perdata nasional
Kriteria Hukum Perdata berpredikat nasional :
1. Berasal dari hukum perdata Indonesia
2.Berdasarkan pada sistem nilai budaya Pancasila
3. Produk hukum pembentuk UU Indonesia
4. Berlaku untuk semua warga negara Indonesia
5. Berlaku untuk semua wilayah Indonesia
HUKUM AGRARIA
24 September 1960 melalui LN 1960 – 104
dan Tambahan LN No. 2043, diberlakukan UU
Pertanahan Nasional yaitu UU No. 5 tahun
1960 ttg UUPA , dgn UU tsb sekaligus
mencabut berlakunya Buku II
KUHPdt
mengenai hak-hak atas tanah, kecuali
hipotek.
LATAR BELAKANG LAHIRNYA UUPA
1. Hukum agraria yg berlaku sebelumnya sebagian
tersusun berdasarkan tujuan dan sendi-sendi
dari pemerintah penjajah, sehingga bertentangan
dengan kepentingan rakyat dan negara di dlm
melaksanakan pembangunan
2. Sebagai akibat dari politik hukum pemerintah
penjajahan, maka hukum agraria bersifat dualisme,
yaitu berlakunya peraturan-peraturan dari hukum
adat dan peraturan-peraturan yang didasarkan pada
hukum barat, yg banyak menimbulkan masalah
3. Bagi rakyat Indonesia asli hukum agraria
penjajahan tidak menjamin kepastian
hukum
TUJUAN UUPA
1. Meletakkan
dasar-dasar
bagi penyusunan
hukum agraria nasional, yang merupakan alat
untuk menciptakan kemakmuran, kebahagiaan,
dan keadilan bagi negara dan rakyat.
2. Meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan
kesatuan dan kesederhanaan dalam hukum
pertanahan;
3. Meletakkan dasar-dasar untuk memberikan
kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah
bagi rakyat Indonesia
HUKUM PERKAWINAN
Sebelum berlakunya
UU No. 1 tahun 1974 ttg
Ketentuan-ketentuan Pokok Perkawinan, ketentuan
perkawinan di Indonesia masih terpecah-pecah.
Peraturan tsb diantaranya :
Pertama, Buku I KUHPdt, yang mengatur ttg
perkawinan bagi golongan Eropa, WNI keturunan
Eropa dan yang disamakan dengan mereka.
Kedua, Ordonansi Perkawinan Indonesia
Kristen
(Huwelijke Ordonnantie Chisten Indonesiers /H.O.C.I,
Stb. 1933-74) ttg perkawinan gol.bumi putera yang
beragama kristen
Ketiga, Ordonansi Perkawinan campuran Stb.
1898-158, yaitu ketentuan yang mengatur ttg
perkawinan campuran.
Keempat, bagi orang-orang Indonesia
asli
beragama Islam berlaku hukum agama yang
direalisir dari hukum adat
dan orang-orang
indonesia asli yang lainnya berlaku hukum
adat.
Dengan berlakunya UUP No. 1 tahun 1974
mencabut peraturan lain yang mengatur ttg
perkawinan
UUP No. 1 tahun 1974 dijabarkan dalam
peraturan pelaksanaan lainnya :
- PP No. 9 /1975 ttg pelaksanaan UU No. 1 /74
- PP No. 10/1983 ttg Ijin Perkawinan dan
Perceraian bagi PNS jo
- PP No. 45/1990 ttg Perubahan
Penambahan Atas PP No. 10/1983
dan
UU No.1 / 1974 beserta aturan operasianalnya
= untuk bangsa Indonesia yang beragama
Islam
Bangsa Indonesia non muslim = tetap tunduk
pada KUHPdt ataupun hukum adat
SISTEMATIKA HUKUM PERDATA
Sistematika isi menurut Ilmu Pengetahuan
Hukum, Hukum Perdata dibagi dalam 4
bagian :
1.Hukum Perorangan (Personenrecht)
2.Hukum Keluarga (Familierecht)
3.Hukum
Harta
Kekayaan
(Vermogensrecht)
4.Hukum Waris (Erfrecht)
Hk. Perorangan (Personnenrecht) memuat
:
1.Peraturan-peraturan ttg manusia sbg subjek
hukum, kewenangan hukum, domisili, dan
catatan sipil
2. Peraturan-peraturan ttg kecakapan untuk
memiliki hak-hak dan untuk bertindak
sendiri melaksanakan hak-haknya itu.
3. Hal-hal yang mempengaruhi kecakapan2
tsb.
Hukum Keluarga (Familerecht)
Memuat:
1. Perkawinan beserta hubungan
dalam hukum harta kekayaan antara
suami-istri
2. Hubungan antara orang tua dan
anak-anaknya (kekuasaan orang tuaouderlijkemacht)
3.
Perwalian (voodgdij), yaitu
Asas Perwalian
Ketentuan ttg perwalian diatur dlm
KUHPdt Psl.331 s/d 334 dan Psl.50 s/d
54 UU No.1/74 ttg Perkawinan
Perwalian adalah pengawasan thdp
pribadi dan pengurusan harta kekayaan
seseorang anak yg blm dewasa jika
anak itu tdk berada di tangan
kekuasaan orang tua
Anak yg org tuanya bercerai, salah satu atau
keduanya meninggal dunia,atau anak di luar
kawin, mk krn tdk ada kekuasaan orang tua
anak ini selalu dibawah perwalian
Anak yatim piatu dan anak-anak yg blm cukup
umur dan tdk dlm kekuasaan org tua
memerlukan pemeliharaan dan bimbingan; krn
itu hrs ditunjuk wali yaitu orang atau
perkumpulan-perkumpulan
yg
akan
menyelengarakan keperluan-keperluan hidup
anak-nak tsb (Psl.331 BW jo Psl 50 UU No.1/74)
a. Asas Tak Dpt Dibagi-bagi(ondeelbaarheid)
Pd setiap perwalian hanya ada satu org wali
saja (Psl. 331 BW)
di kenal asas tak dpt
dibagi-bagi
b. Asas Kesepakatan dari Keluarga
Psl 359 BW Pengadilan dpt menunjuk seorang
wali bg minderjarige yg tdk berada di bawah
kekuasaan orang tua setelah mendengar
pendapat keluarga sedarah (bloedverwanten)
atau semenda atau periparan (aangehuwden)
c.Orang-orang
yg
Dipangil
menjadi Wali
Perwalian mnrt Hukum Perdata
terdiri dari 3 (tiga) macam yaitu :
(1) Perwalian mnrt UU (Wettelijke
Voogdij)
Yaitu perwalian dari orang tua yang
masih hidup setelah salah seorang
meninggal
dunial
lebih
dahulu
(2) Perwalian karena wasiat orang
tua
sebelum
meninggal
(Testtamentaire Voogdij), yaitu
perwalian yang ditunjuk dengan surat
wasiat
(testamen)
oleh
salah
seorang dari orang tua
(3) Perwalaian yang ditentukan oleh
hakim (Datieve Voogdij)
BERAKHIRNYA PERWALIAN
Berakhirnya perwalian dapat ditinjau dari
dua segi :
1. Dlm hubungan dengan keadaan anak
Perwalian akan berakhir karena :
(1).Sianak yg dibawah perwalian telah
dewasa (meerderjarig)
(2). Sianak (minderjarige) meninggal dunia
(3) Timbulnya kembali kekuasaan orang tuanya
(ouderlijkkemacth)
(4) Pengesahan seorang anak di luar kawin
2. Dalam hubungan dengan tugas wali
Berkaitan dengan tugas wali, perwalian akan
berakhir karena :
(1) Wali meninggal dunia
(2) Dibebaskan atau dipecat dari perwalian
(ontzetting of ontheffing)
(3)
Ada alasan pembebasan dan
pemecatan dari perwalian (Psl. 380
BW).Sedangkan syarat utama untuk
dipecat (ontzet) sebagai wali, ialah
karena didasarkan pada kepentingan
minderjarige itu sendiri
4. PENGAMPUAN (CURATELE)
Istilah pengampuan berasal dari bahasa Belanda
= curatele
Inggris = Custody
Perancis = Interdiction
Pengampuan (curatele),yaitu hubungan antara
orang yang diletakkan di bawah pengampuan
karena gila (krankzennigheid) atau pikiran
kurang sehat, dunggu (onnozelheid), dunggu
disertai sering mengamuk (razernij) atau karena
pemborosan (verkwisting). Psl 433 s/d 434 BW
Pengampuan
hakikatnya mrpkan
bentuk khusus drpd perwalian, yaitu
diperuntukkan bagi orang dewasa ttp
krn suatu hal (keadaan mental atau
fisik tidak atau kurang sempurna) ia
tdk bisa bertindak leluasa.
Pengampuan di kenal Asas
“pembatasan kebebasan berbuat”
oleh curandus antara lain :
(1) dalam hal perkawinan, curandus yg
krn boros atau mabuk, begitupun dengan
curandus yg lemah akal budi dan fisiknya
(2) seorang curandus yg sdh kawin dlm
hal menentukan domisili hrs meminta
bantuan istrinya
(3) dalam hal membuat perjanjian kawin juga
hrs meminta bantuan curatornya
(4) dilarang untuk menjadi wali
(5) dilarang menjalankan kekuasaan orang
tua
(6) tidak boleh meminta pembubaran
kebersamaan harta perkawinan
(7) tidak boleh meminta pembagian harta
bersama karena warisan
JABATAN PENGAMPU DAN BERAKHIRNYA
PENGAMPUAN
Seorang curandus yang mempunyai istri atau
suami, maka istri atau suaminyalah yg diangkat
sbg curator ,kecuali ada alasan lain (Psl.451
BW)
HILANGNYA PENGAMPUAN
(1) Scr absolut ; curandus meninggal atau
adanya putusan pengadilan yg menyatakan
sebab-sebab dan alasan-alasan di bawah
pengampuan yg telah dihapus
Hukum
harta
kekayaan
(Vermogensrecht),
mengatur
tentang
hubungan-hubungan hukum yang dapat
dinilaikan dengan uang. Hukum ini meliputi :
1. Hak mutlak, yaitu hak-hak yang berlaku
terhadap tiap orang, meliputi :
a. Hak kebendaan, yaitu hak mutlak yang
memberikan kekuasaan atas suatu benda
yang dapat dilihat
b. Hak mutlak, yaitu hak mutlak yang
tidak memberikan kekuasaan atas suatu
benda
yang
dapat
dilihat
(immaterial);mis : hak seorang pengarang
atas karangannya, hak seorang pedagang
untuk memakai sebuah merk dll.
2.Hak perorangan, yaitu hak-hak yang
hanya berlaku terhadap seorang atau
suatu pihak tertentu saja
Hukum Waris (Erfrecht)
Adalah
hukum
yang
mengatur
tentang benda dan kekayaan seorang
jika ia meninggal dunia.
Dengan kata lain bahwa hukum
waris tersebut mengatur akibatakibat
dari
hubungan
keluarga
terhadap
harta
peninggalan
seseorang.
Menurut
UU ada dua cara untuk
mendapat warisan Yaitu :
1. Sebagai ahli waris menurut ketentuan uu
2.Karena ditunjuk dalam surat wasiat
(testament)
Cara
pertama
dinamakan
mewarisi”menurut uu” atau “ab intestato”
Cara kedua dinamakan mewarisi secara
“testamentair”
Apabila sistematika bentuk dan sistematika isi
digabung
maka
dapat
dilihat
KUHPdt
(Burgerlijk Wetboek) sbb :
1. Buku I mengenai Orang (Van persoon)
2. Buku II mengenai Benda (Van Zaken)
3. Buku III mengenai Perikatan (Van
Verbintennissen)
4. Buku IV mengenai Pembuktian dan
Kadaluarsa (Van Bewijs en Verjaring)
Perbedaan
sistematika
isi
antara
sistematika
B.W
(KUHPdt)
dengan
sistematika ilmu pengatahuan. Perbedaan
tsb karena latar belakang penyusunannya.
Penyusunan B.W (KUHPdt)didasarkan pada
sistem individualisme (kebebasan individu) sbg
pengaruh dari refolusi Prancis. Hak milik
(Eigendom)
adalah
sentral,dan
tdk
dpt
diganggu gugat oleh siapapun juga.
Hak dan kebebasan setiap individu hrs dijamin.
Sistematika ilmu pengetahuan
hukum didasarkan pada
perkembangan siklus kehidupan
manusia : lahir – dewasa (kawin)- cari
harta (nafkah hidup) – mati
(pewarisan).
Perbedaan sistematika isi tsb al:
Berlakunya Hukum Perdata
Dasar
1. Ketentuan UU
2. Perjanjian yang dibuat oleh
pihak2
3. Keputusan hakim
1. Ketentuan Undang-undang
HUKUM PERDATA
A.
PENDAHULUAN
I. Pembidangan
Hukum Privat
Hukum
Hukum Publik
II. Istilah Hukum Perdata
= Hukum Sipil >< Militer
(Hukum Privat Materil)
Lazim dipergunakan istilah Hukum Perdata
Prof.Soebekti
pokok-pokok Hukum Perdata
Hukum yang mengatur hubungan,
Hukum yang melindungi kepentingan
perseorangan
A. PENDAHULUAN continue…
III.
Pengertian Hukum Perdata
1. Prof. R Sardjono Hukum
perdata adalah norma/ kaedah-kaedah
yang menguasai manusia dalam
masyarakat dalam hubungannya
dengan orang lain.
d.l.p menguasai kepentingan
perorangan.
2. Prof. R Soebekti membedakan : hukum
perdata dalam arti luas meliputi semua
hukum privat materiel yang mengatur
kepentingan perorangan.
A. PENDAHULUAN continue…
3. Prof. Dr. Soedewi
Hukum Perdata
ialah hukum yang mengatur kepentingan
anatar warga negara perseorangan yang
satu dengan warga negara yang lain.
4. Prof. Wirjono Prodjodikoro
Hukum Perdata ialah suatu rangkaian
hukum antara orang-orang atau badan
hukum satu dengan yang lain
mengatur hak dan kewajiban dalam
pergaulan kemasyarakatan.
A. PENDAHULUAN continue…
Kesimpulan :
Hukum perdata mengatur hubungan hukum antara
individu/warga negara atau badan hukum yang lain dalam
pergaulan masyarakat.
Hukum perdata melindungi kepentingan perseorangan
Hukum perdata materiel keseluruhan hukum pokok yang
mengatur kepentingan perseorangan
Beda dengan hukum politik yang mengatur kepentingan
umum.
A. PENDAHULUAN continue…
Dalam arti sempit
hanya yang diatur
KUHPerdata
(BW)
dalam
Hukum Perdata
Dalam arti luas
semua hukum pokok
yang
mengatur
kepentingan
perseorangan
KUHPerdata, KUHD
A. PENDAHULUAN continue…
V.
HUKUM PERDATA SEBAGAI NORMA
HUKUM
Ciri-ciri:
Hukum bertujuan untuk melindungi
pergaulan masyarakat
Hukum memandang manusia sebagai
anggota masyarakat bukan sebagai individu
Hukum tertuju pada perbuatan manusia
bukan sikap batin
Hukum bersikap heteronom, diletakkan pada
kekuasaan diluar diri manusia
Paksaan (sanksi) pada hukum berasal dari
suatu organ, yaitu penguasa
A. PENDAHULUAN continue…
VI.
Pembagian Hukum
golongan/kelompok
Masa berlakunya
Wujud
Wilayah
Isinya
Fungsinya
Ius Constitutum
Ius Constituendum
Hukum Tertulis
Hukum Tidak Tertulis
Hukum Nasional
Hukum Internasional
Lex Generalis
Lex Specialis
Hukum Materiel
Hukum Formil
A. PENDAHULUAN continue…
VII. Hukum Perdata
Materiel segala ketentuan hukum yang
mengatur hak dan kewajiban seseorang dalam
hubungannya terhadap orang lain dalam
masyarakat.
Formil segala ketentuan-ketentuan yang
mengatur cara untuk mendapatkan keadilan di
muka bumi (mempertahankan hukum
materiel)
B. BIDANG-BIDANG HUKUM MENURUT ILMU HUKUM
DAN TATA KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
Sistematika Hukum Perdata Menurut Ilmu
Hukum:
a. Hukum Perorangan
b. Hukum Keluarga
c. Hukum Kekayaan
Relatif hukum
perikatan
Absolut
kebendaan
d. Hukum Waris
hukum
Keluarga
hukum Romawi/Jermania
dan keluarga hukum Anglo
C.
SISTEMATIKA
KUHPERDATA
Saxon (Common Law)
I. Fungsi Hukum
Dalam keluarga hukum Romawi
(E.C) untuk menciptakan tertib
hukum dalam masyarakat
mencegah terjadinya benturan
kepentingan dalam masyarakat.
Dalam Common Law
dimaksudkan untuk menghindari
benturan kepentingan. Hakim
memegang peranan dalam
menciptakan norma hukum bagi
pengaturan masyarakat, sehingga
sumber hukum dari keluarga hukum
Common Law keputusan hukum
Jurisprudensi
C. SISTEMATIKA KUHPERDATA continue…
Norma hukum diciptakan terlebih dahulu oleh
pembentuk
undang-undang oleh karena itu sumber hukum utama
Hukum Romawi. Jermani hukum tertulis kodifikasi
II. Kodifikasi penyusunan aturan hukum dalam suatu kitab
undang-undang secara sistematis dan
lengkap
III. Kodifikasi Hukum Perdata---KUHPerdata (BW)
Buku I tentang Orang
Buku II tentang Benda
Buku III tentang Perikatan
Buku IV tentang Pembuktian dan Daluwarsa
C. SISTEMATIKA KUHPERDATA continue…
IV. Perbandingan Sistematika Hukum Perdata menurut Ilmu
Pengetahuan Hukum dan KUHPerdata
Ilmu Pengetahuan Hukum
KUHPerdata
Hukum Perorangan
Buku I tentang Orang
Hukum Kekeluargaan
Absolut Buku II tentang Benda
Hukum Kekayaan
Relatif Buku III tentang Perikatan
Hukum Waris
Buku IV tentang Pembuktian dan
Daluwarsa
C. SISTEMATIKA KUHPERDATA continue…
Alasan penempatan Hukum Waris dalam
KUHPerdata pasal 528 KUHPerdata, pasal
584 KUHPerdata.
Buku ke IV pembuktian dan Daluwarsa
termasuk hukum acara materiel
Sifatnya materiel ditempatkan dalam
kodifikasi materiel
D. SEJARAH PEMBENTUKAN DAN
KEADAAN HUKUM PERDATA
Sejarah terbentuknya KUHPerdata
Di Indonesia politik hukum Pemerintah Hindia
Belanda Staatblad 1847 No.23 diundangkan
BW (KUHPerdata).
Pengumuman Gubernur General Hindia Belanda
3 Desember 1847, dinyatakan berlaku 1 Mei
1848 bersama KUHD (WvK),
berdasarkan asas concordantie berlaku hanya
bagi golongan Eropa dan golongan T.A.
D. SEJARAH PEMBENTUKAN DAN KEADAAN HUKUM PERDATA continue…
Keadaan Hukum Perdata di Indonesia
I. Jaman Pemerintahan Hindia Belanda
berbhineka (pluralistis)
Dua faktor penyebab:
1. Faktor Ethnis
2. Faktor Yuridis
pasal 163 I.S. dan pasal 131 I.S. (landasan
politik
Hukum Pemerintah Hindia Belanda)
D. SEJARAH PEMBENTUKAN DAN KEADAAN HUKUM PERDATA continue…
Pasal 131 I.S. menentukan sebagai berikut:
1.
2.
3.
Perintah kodifikasi KUHPerdata & KUHD (WvK)
Berlakunya asas concordantie
Bagi golongan T.A. dan Pribumi dalam hal
kebutuhan kemasyarakatan menghendaki
dalam diberlakukannya peraturan Hukum Eropa
(Barat) d.h.i BW & WvK tersebut.
D. SEJARAH PEMBENTUKAN DAN KEADAAN HUKUM PERDATA continue…
Pengaturan Hukum Perdata untuk golongan
T.A. pada awalnya ditetapkan atas dasar
Staatblad 1855 No.79 bagi golongan T.A.
berlaku BW sebatas hukum kekayaan
saja
Hukum Kekeluargaan & Hukum Waris
berlaku hukum dari negara asal.
D. SEJARAH PEMBENTUKAN DAN KEADAAN HUKUM PERDATA continue…
Staatblad 1917 129 gol TA terbagi 2:
Gol. TA Tionghoa berlaku seluruh BW dengan
pengecualian Bab II, Bab IV tentang upacaraupacara yang mendahului perkawinan. Hubungan
dengan ketentuan Stb. 1924 No. 557 lihat
pokok-pokok hukum perdata.
Gol. TA Tionghoa Tetap berlaku Stb. 1855 No.79
diatur lebih lanjut dengan Stb. 1924 No. 556
D. SEJARAH PEMBENTUKAN DAN KEADAAN HUKUM PERDATA continue…
Pengaturan Hukum Perdata untuk golongan Pribumi berlaku
hukum adat dengan catatan dapat menundukkan diri pada
Hukum Eropa (BW).
Melalui Stb. 1917 No.12 penundukkan diri untuk:
Seluruh Hukum Eropa
Seluruh KUHPerdata
Sebagian Hukum Eropa Hukum Kekayaan saja (misal
tunduk pada hukum kekayaan saja)
Perbuatan hukum tertentu
Secara diam-diam
penandatanganan cek
Peraturan ini juga berlaku bagi golongan TA
D. SEJARAH PEMBENTUKAN DAN KEADAAN HUKUM PERDATA continue…
II. Jaman Pemerintahan Jepang
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1942
pasal 3 menentukan:
“Semua badan-badan pemerintah dan
kekuasaannya, hukum dan UU dari pemerintah
terdahulu tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan pemerintah
militer Jepang”
D. SEJARAH PEMBENTUKAN DAN KEADAAN HUKUM PERDATA continue…
III. Jaman Indonesia Merdeka
Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945
Pasal IV Aturan Peralihan UUD 1945
Maklumat X tanggal 10 Oktober 1945 (lihat
halaman 57) buku HUkum Perdata (Prof.
WD)
E. KEDUDUKAN HUKUM PERDATA SESUDAH
JAMAN KEMERDEKAAN
A. Ditinjau dari para ahli hukum
1. Pendapat Dr. Sahardjo, SH
1.1. KUHPerdata hasil produk legislatif Pemerintah
Hindia
Belanda alam pikiran mereka (hukum adalah
manifestasi pokok pikiran suatu bangsa)
1.2. KUHPerdata dibentuk menciptakan suasana
diskriminatif
1.3. Prinsip diskriminatif = bertentangan dengan UUD
1945
KUHPerdata tidak patut sebagai Kitab UndangUndang
melainkan hanya “kumpulan hukum kebiasaan”
1.4. Atas dasar hat tersebut pada point 1.3. hakim
harus
mengambil peran dapat memutuskan
menyimpang
E. KEDUDUKAN HUKUM PERDATA SESUDAH JAMAN KEMERDEKAAN continue…
2. Pendapat Prof. Mahadi, SH
Tidak sependapat dengan Dr. Sahardjo untuk menurunkan
KUHPerdata dari “Wetboek menjadi Rechtsboek”
Dengan alasan tetap sebagai Wetboek tetapi pasalpasalnya lepas dari ikatan kodifikasi merupakan pasalpasal yang berdiri sendiri
3. Pendapat Dr. Mathilde Sumampauw, SH
“Pendapat kedua pakar tesebut diatas kurang tepat akan
menyebabkan rechtsvacuum, kekosongan hukum
menimbulkan
ketidakpastian hukum.”
4. Tetap berlaku KUHPerdata dasar memberlakukannya
adalah
berdasarkan peraturan peralihan dalam UUD 1945.
Pendapat
tersebut merupakan anjuran bagi para hakim untuk
mengembangkan Jurisprudensi
E. KEDUDUKAN HUKUM PERDATA SESUDAH JAMAN KEMERDEKAAN continue…
5. Pendapat Prof. Wahjono Darmabrata, SH, MH
5.1. Mendukung pendapat Dr. Sahardjo, SH
“Merupakan pandangan yang mempunyai visi kedepan
ditanggapi dengan dikeluarkan SEMA No.3/1963
mencabut
ketentuan KUHPerdata”
5.2. Pendapat Dr. Sahardjo tegas dan lugas mendasari
pembinaan dan pembaharuan hukum Nasional.
5.3. Dalam proses pembaharuan hukum tidak konsisten
UU
Perseroan dibentuk UU Perikatan belum diubah
(apa kaitannya)
Ada kecenderungan faktor kepentingan hukum
diabaikan.
E. KEDUDUKAN HUKUM PERDATA SESUDAH JAMAN KEMERDEKAAN continue…
B. Ditinjau dari sudut perundang-undangan
SEMA Nomor 3 Tahun 1963 mencabut beberapa pasal
dalam KUHPerdata, antara lain pasal 284, 460,108, dan 110.
(lihat halaman 82 dst) (Prof WD)
Menurut Prof. Soebekti SEMA No.3/1963 hanya
merupakan
pedoman bagi para hakim untuk memutus
jika keputusan
diikuti oleh keadilan Jurisprudensi.
Jurisprudensi merupakan sumber hukum, disamping
traktat,
kebiasaan, dan doctrine.
F. KRITIK TERHADAP KUHPERDATA
Buku I
tidak ada masalah tentang orang
Buku II tentang benda penempatan hukum
waris tidak tepat.
Buku III tentang perikatan tepat
Buku IV tentang pembuktian dan daluwarsa tidak
tepat pembuktian merupakan materi
hukum acara.
Daluwarsa
dibebaskan dari kewajiban lebih
tepat
ditempatkan pada Buku III tentang
perikatan
mendapatkan hak buku II tentang benda
G. BERLAKUNYA KUHPERDATA SAAT INI
Buku I
tentang orang dengan Undang-Undang
Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 aturan
perkawinan tidak berlaku lagi
Buku II
tentang benda UU Nomor 5 tahun 1960.
UUPA aturan tentang bumi, air, dst
UUHT Nomor 4 Tahun 1996
UUJF Nomor 42 Tahun 1999
Buku III tentang perikatan
Buku IV tentang pembuktian dan daluwarsa
BISNIS
RUANG LINGKUP HUKUM PERDATA
Definisi: segala peraturan hukum yang
mengatur hubungan hukum antara orang
yang satu dengan orang yang lain.
Pertama kali diperkenalkan oleh Djojodiguno,
terjemahan dari Burgerlijkrecht pada masa
penjajahan jepang
Hukum perdata disebut juga: hukum sipil
(civilrecht) dan hukum privat (privatrecht)
Unsur hukum perdata
Peraturan hukum (Rechtsregel, rule of law)
hubungan hukum (rechtsbetraking, legal
relation)
Orang / person
Materi hukum perdata
Hukum perdata yang mengatur hak dan
kewajiban yan hidup dalam masyarakat =
hukum perdata material
Hukum perdata yang mengatur bagaimana
melaksanakan dan mempertahankan hak dan
kewajiban disebut hukum perdata formal
Manusia diciptakan Tuhan dua jenis
perempuan dan laki-laki serta berpasangan
yang melahirkan anak dengan demikian
timbul keluarga,serta mempunyai kekayaan
yang ia miliki dan juga manusia juga akan
mati sehingga :
Hukum Perdata material mengatur
tentang kehidupan keluarga, harta kekayaan
juga mengatur tentang pewarisan.
Atas dasar siklus kehidupan manusia ini,
maka hukum perdata material memuat dan
mengatur :
1. Orang sebagai pendukung hak dan
kewajiban (Personenrecht)
2. Keluarga sebagai unit masyarakat terkecil
(Familierecht)
3. Harta kekayaan (Vermogensrecht)
4. Pewarisan (Erfrecht)
SUMBER HUKUM PERDATA DI INDONESIA
Sumber hukum : segala apa saja yang
menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai
kekuatan yang bersifat memaksa, yakni
aturan-aturan yang kalau dilanggar
mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata
SUMBER HUKUM PERDATA :
1. Sumber hukum materiil :
sumber hukum yang menentukan isi hukum,
yaitu tempat dimana materi hukum itu diambil.
2. Sumber hukum formil :
Tempat memperoleh kekuatan hukum.
ini berkaitan dengan bentuk atau cara yang
menyebabkan
peraturan hukum formil itu
berlaku, misalnya
: UU, Perjanjian antar
negara, Yurisprodensi,kebiasaan.
Vollmar membagi 2 sumber hukum
perdata :
1. Sumber hukum perdata tertulis yaitu
KUHPerdata (BW), Traktat dan Yurisprodensi
2. Sumber hukum perdata tidak tertulis
yaitu Kebiasaan
Secara khusus yang menjadi sumber Hukum
Perdata Indonesia tertulis :
1. Algemene Bepalingen van Wetgeving (AB) ,
merupakan ketentuan-ketentuan umum pemerintah
Hindia Belanda yang diberlakukan di Indonesai dengan
stb.1847 No.23 tanggal 30 April 1847 ada 36 psl
2. KUHPerdata / Burgelijk Wetboek (BW) , yaitu
ketentuan hukum produk Hindia Belanda yang
diundangkan tahun 1848
3. KUHD/ Wetboek van Koopandhel (WvK) , diatur
dalam stb. 1847 No.23 meliputi dua buku; Buku I ttg
dagang secara umum
Buku II ttg hak-hak dan kewajiban yang
timbul
dalam pelayaran . Ada 754 psl;
4. UU No. 5 Tahun 1960 ttg Pokok-pokok Agraria
5. UU No.1 Tahun 1974 ttg Ketentuan-ketentuan
Pokok Perkawinan
6. UU No.4 Tahun 1996 ttg Hak Tanggungan
atas Tanah beserta Benda-benda yang berkaitan
dengan tanah
7. UU No. 42 Tahun 1999 ttg Jaminan Fiducia
8. Inpres No.1 Tahun 1991 ttg KHI
SEJARAH HUKUM PERDATA DI INDONESIA
HK. Perdata Belanda
HK. Perdata
Perancis berinduk pd Code civil perancis.
Napoleon B. (Perancis)
Belanda
menerapkan Code Civil di Belanda
Belanda
UU HK Perdata sendiri lepas dari
Perancis
Terealisasi dengan pembentukkan kodifikasi tgl 5
juli 1830 direncanakan berlaku 1 januari 1831
Agustus 1830 Belanda memisahkan diri
dengan belgia kodifikasi bisa terlaksana 1
oktober 1838.
B.W Belanda adalah kodifikasi yang isi dan
bentuknya serupa dengan Code Civil Perancis.
B. Hukum Perdata Indonesia
Belanda
Indonesia
maka B.W Hindia Belanda yang susunan dan
isinya serupa B.W Belanda.
B.W Belanda diperlakukan juga di Hindia
Belanda atas asas konkordasi (persamaan).
B.W Hindia Belanda disahkan tgl 16 Mei 1846
diundangkan melalui Stbl no. 23 tgl 30 April
1847. berlaku tgl 1 mei 1848
setelah Indonesia merdeka berdasarkan
aturan peralihan UUD 1945, B.w Hindia
Belanda tetap berlaku sebelum diganti UU
baru berdasarkan UUD ini.
B.W Hindia Belanda disebut KUHPdt Indonesia,
sebagai hukum induk perdata Indonesia.
HK. Perdata yang berlaku di indonesia adalah
hukum perdata Barat (Belanda) berinduk
KUHPdt, bahasa aslinya Burgerlijk Wetboek
(B.W)
Sebagian materi BW (KUHPdt) dicabut
berlakunya diganti UU RI . Mis : Perkawinan
dan hak-hak kebendaan (buku I dan II)
HK.Pdt Indonesia meliputi jg perUU Hk.Pdt
buatan pembentuk UU RI
Mis : UUP No.1/ 1971, UUPA No .5/1960,
Keppres No.12/1983 ttg Penataan dan
Peningkatan Pembinaan Penyelenggaraan
Catatan Sipil
Sistematika Hukum Perdata Indonesia
Sistematika Kodifikasi = Susunan yang teratur dari
suatu kodifikasi, sistematika itu meliputi bentuk
dan isi
Sistematika bentuk KUHPdt :
1.Kitab undang-undang yang tersusun atas buku-buku
2.Tiap buku tersusun atas bab-bab
3.Tiap bab tersusun atas bagian-bagian
4.Tiap bagian tersusun atas pasal-pasal
5. Tiap pasal tersusun atas ayat-ayat
Hukum Perdata Nasional
Hukum perdata yang berlaku di Indonesia yaitu hukum
perdata barat dan hukum perdata nasional
Kriteria Hukum Perdata berpredikat nasional :
1. Berasal dari hukum perdata Indonesia
2.Berdasarkan pada sistem nilai budaya Pancasila
3. Produk hukum pembentuk UU Indonesia
4. Berlaku untuk semua warga negara Indonesia
5. Berlaku untuk semua wilayah Indonesia
HUKUM AGRARIA
24 September 1960 melalui LN 1960 – 104
dan Tambahan LN No. 2043, diberlakukan UU
Pertanahan Nasional yaitu UU No. 5 tahun
1960 ttg UUPA , dgn UU tsb sekaligus
mencabut berlakunya Buku II
KUHPdt
mengenai hak-hak atas tanah, kecuali
hipotek.
LATAR BELAKANG LAHIRNYA UUPA
1. Hukum agraria yg berlaku sebelumnya sebagian
tersusun berdasarkan tujuan dan sendi-sendi
dari pemerintah penjajah, sehingga bertentangan
dengan kepentingan rakyat dan negara di dlm
melaksanakan pembangunan
2. Sebagai akibat dari politik hukum pemerintah
penjajahan, maka hukum agraria bersifat dualisme,
yaitu berlakunya peraturan-peraturan dari hukum
adat dan peraturan-peraturan yang didasarkan pada
hukum barat, yg banyak menimbulkan masalah
3. Bagi rakyat Indonesia asli hukum agraria
penjajahan tidak menjamin kepastian
hukum
TUJUAN UUPA
1. Meletakkan
dasar-dasar
bagi penyusunan
hukum agraria nasional, yang merupakan alat
untuk menciptakan kemakmuran, kebahagiaan,
dan keadilan bagi negara dan rakyat.
2. Meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan
kesatuan dan kesederhanaan dalam hukum
pertanahan;
3. Meletakkan dasar-dasar untuk memberikan
kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah
bagi rakyat Indonesia
HUKUM PERKAWINAN
Sebelum berlakunya
UU No. 1 tahun 1974 ttg
Ketentuan-ketentuan Pokok Perkawinan, ketentuan
perkawinan di Indonesia masih terpecah-pecah.
Peraturan tsb diantaranya :
Pertama, Buku I KUHPdt, yang mengatur ttg
perkawinan bagi golongan Eropa, WNI keturunan
Eropa dan yang disamakan dengan mereka.
Kedua, Ordonansi Perkawinan Indonesia
Kristen
(Huwelijke Ordonnantie Chisten Indonesiers /H.O.C.I,
Stb. 1933-74) ttg perkawinan gol.bumi putera yang
beragama kristen
Ketiga, Ordonansi Perkawinan campuran Stb.
1898-158, yaitu ketentuan yang mengatur ttg
perkawinan campuran.
Keempat, bagi orang-orang Indonesia
asli
beragama Islam berlaku hukum agama yang
direalisir dari hukum adat
dan orang-orang
indonesia asli yang lainnya berlaku hukum
adat.
Dengan berlakunya UUP No. 1 tahun 1974
mencabut peraturan lain yang mengatur ttg
perkawinan
UUP No. 1 tahun 1974 dijabarkan dalam
peraturan pelaksanaan lainnya :
- PP No. 9 /1975 ttg pelaksanaan UU No. 1 /74
- PP No. 10/1983 ttg Ijin Perkawinan dan
Perceraian bagi PNS jo
- PP No. 45/1990 ttg Perubahan
Penambahan Atas PP No. 10/1983
dan
UU No.1 / 1974 beserta aturan operasianalnya
= untuk bangsa Indonesia yang beragama
Islam
Bangsa Indonesia non muslim = tetap tunduk
pada KUHPdt ataupun hukum adat
SISTEMATIKA HUKUM PERDATA
Sistematika isi menurut Ilmu Pengetahuan
Hukum, Hukum Perdata dibagi dalam 4
bagian :
1.Hukum Perorangan (Personenrecht)
2.Hukum Keluarga (Familierecht)
3.Hukum
Harta
Kekayaan
(Vermogensrecht)
4.Hukum Waris (Erfrecht)
Hk. Perorangan (Personnenrecht) memuat
:
1.Peraturan-peraturan ttg manusia sbg subjek
hukum, kewenangan hukum, domisili, dan
catatan sipil
2. Peraturan-peraturan ttg kecakapan untuk
memiliki hak-hak dan untuk bertindak
sendiri melaksanakan hak-haknya itu.
3. Hal-hal yang mempengaruhi kecakapan2
tsb.
Hukum Keluarga (Familerecht)
Memuat:
1. Perkawinan beserta hubungan
dalam hukum harta kekayaan antara
suami-istri
2. Hubungan antara orang tua dan
anak-anaknya (kekuasaan orang tuaouderlijkemacht)
3.
Perwalian (voodgdij), yaitu
Asas Perwalian
Ketentuan ttg perwalian diatur dlm
KUHPdt Psl.331 s/d 334 dan Psl.50 s/d
54 UU No.1/74 ttg Perkawinan
Perwalian adalah pengawasan thdp
pribadi dan pengurusan harta kekayaan
seseorang anak yg blm dewasa jika
anak itu tdk berada di tangan
kekuasaan orang tua
Anak yg org tuanya bercerai, salah satu atau
keduanya meninggal dunia,atau anak di luar
kawin, mk krn tdk ada kekuasaan orang tua
anak ini selalu dibawah perwalian
Anak yatim piatu dan anak-anak yg blm cukup
umur dan tdk dlm kekuasaan org tua
memerlukan pemeliharaan dan bimbingan; krn
itu hrs ditunjuk wali yaitu orang atau
perkumpulan-perkumpulan
yg
akan
menyelengarakan keperluan-keperluan hidup
anak-nak tsb (Psl.331 BW jo Psl 50 UU No.1/74)
a. Asas Tak Dpt Dibagi-bagi(ondeelbaarheid)
Pd setiap perwalian hanya ada satu org wali
saja (Psl. 331 BW)
di kenal asas tak dpt
dibagi-bagi
b. Asas Kesepakatan dari Keluarga
Psl 359 BW Pengadilan dpt menunjuk seorang
wali bg minderjarige yg tdk berada di bawah
kekuasaan orang tua setelah mendengar
pendapat keluarga sedarah (bloedverwanten)
atau semenda atau periparan (aangehuwden)
c.Orang-orang
yg
Dipangil
menjadi Wali
Perwalian mnrt Hukum Perdata
terdiri dari 3 (tiga) macam yaitu :
(1) Perwalian mnrt UU (Wettelijke
Voogdij)
Yaitu perwalian dari orang tua yang
masih hidup setelah salah seorang
meninggal
dunial
lebih
dahulu
(2) Perwalian karena wasiat orang
tua
sebelum
meninggal
(Testtamentaire Voogdij), yaitu
perwalian yang ditunjuk dengan surat
wasiat
(testamen)
oleh
salah
seorang dari orang tua
(3) Perwalaian yang ditentukan oleh
hakim (Datieve Voogdij)
BERAKHIRNYA PERWALIAN
Berakhirnya perwalian dapat ditinjau dari
dua segi :
1. Dlm hubungan dengan keadaan anak
Perwalian akan berakhir karena :
(1).Sianak yg dibawah perwalian telah
dewasa (meerderjarig)
(2). Sianak (minderjarige) meninggal dunia
(3) Timbulnya kembali kekuasaan orang tuanya
(ouderlijkkemacth)
(4) Pengesahan seorang anak di luar kawin
2. Dalam hubungan dengan tugas wali
Berkaitan dengan tugas wali, perwalian akan
berakhir karena :
(1) Wali meninggal dunia
(2) Dibebaskan atau dipecat dari perwalian
(ontzetting of ontheffing)
(3)
Ada alasan pembebasan dan
pemecatan dari perwalian (Psl. 380
BW).Sedangkan syarat utama untuk
dipecat (ontzet) sebagai wali, ialah
karena didasarkan pada kepentingan
minderjarige itu sendiri
4. PENGAMPUAN (CURATELE)
Istilah pengampuan berasal dari bahasa Belanda
= curatele
Inggris = Custody
Perancis = Interdiction
Pengampuan (curatele),yaitu hubungan antara
orang yang diletakkan di bawah pengampuan
karena gila (krankzennigheid) atau pikiran
kurang sehat, dunggu (onnozelheid), dunggu
disertai sering mengamuk (razernij) atau karena
pemborosan (verkwisting). Psl 433 s/d 434 BW
Pengampuan
hakikatnya mrpkan
bentuk khusus drpd perwalian, yaitu
diperuntukkan bagi orang dewasa ttp
krn suatu hal (keadaan mental atau
fisik tidak atau kurang sempurna) ia
tdk bisa bertindak leluasa.
Pengampuan di kenal Asas
“pembatasan kebebasan berbuat”
oleh curandus antara lain :
(1) dalam hal perkawinan, curandus yg
krn boros atau mabuk, begitupun dengan
curandus yg lemah akal budi dan fisiknya
(2) seorang curandus yg sdh kawin dlm
hal menentukan domisili hrs meminta
bantuan istrinya
(3) dalam hal membuat perjanjian kawin juga
hrs meminta bantuan curatornya
(4) dilarang untuk menjadi wali
(5) dilarang menjalankan kekuasaan orang
tua
(6) tidak boleh meminta pembubaran
kebersamaan harta perkawinan
(7) tidak boleh meminta pembagian harta
bersama karena warisan
JABATAN PENGAMPU DAN BERAKHIRNYA
PENGAMPUAN
Seorang curandus yang mempunyai istri atau
suami, maka istri atau suaminyalah yg diangkat
sbg curator ,kecuali ada alasan lain (Psl.451
BW)
HILANGNYA PENGAMPUAN
(1) Scr absolut ; curandus meninggal atau
adanya putusan pengadilan yg menyatakan
sebab-sebab dan alasan-alasan di bawah
pengampuan yg telah dihapus
Hukum
harta
kekayaan
(Vermogensrecht),
mengatur
tentang
hubungan-hubungan hukum yang dapat
dinilaikan dengan uang. Hukum ini meliputi :
1. Hak mutlak, yaitu hak-hak yang berlaku
terhadap tiap orang, meliputi :
a. Hak kebendaan, yaitu hak mutlak yang
memberikan kekuasaan atas suatu benda
yang dapat dilihat
b. Hak mutlak, yaitu hak mutlak yang
tidak memberikan kekuasaan atas suatu
benda
yang
dapat
dilihat
(immaterial);mis : hak seorang pengarang
atas karangannya, hak seorang pedagang
untuk memakai sebuah merk dll.
2.Hak perorangan, yaitu hak-hak yang
hanya berlaku terhadap seorang atau
suatu pihak tertentu saja
Hukum Waris (Erfrecht)
Adalah
hukum
yang
mengatur
tentang benda dan kekayaan seorang
jika ia meninggal dunia.
Dengan kata lain bahwa hukum
waris tersebut mengatur akibatakibat
dari
hubungan
keluarga
terhadap
harta
peninggalan
seseorang.
Menurut
UU ada dua cara untuk
mendapat warisan Yaitu :
1. Sebagai ahli waris menurut ketentuan uu
2.Karena ditunjuk dalam surat wasiat
(testament)
Cara
pertama
dinamakan
mewarisi”menurut uu” atau “ab intestato”
Cara kedua dinamakan mewarisi secara
“testamentair”
Apabila sistematika bentuk dan sistematika isi
digabung
maka
dapat
dilihat
KUHPdt
(Burgerlijk Wetboek) sbb :
1. Buku I mengenai Orang (Van persoon)
2. Buku II mengenai Benda (Van Zaken)
3. Buku III mengenai Perikatan (Van
Verbintennissen)
4. Buku IV mengenai Pembuktian dan
Kadaluarsa (Van Bewijs en Verjaring)
Perbedaan
sistematika
isi
antara
sistematika
B.W
(KUHPdt)
dengan
sistematika ilmu pengatahuan. Perbedaan
tsb karena latar belakang penyusunannya.
Penyusunan B.W (KUHPdt)didasarkan pada
sistem individualisme (kebebasan individu) sbg
pengaruh dari refolusi Prancis. Hak milik
(Eigendom)
adalah
sentral,dan
tdk
dpt
diganggu gugat oleh siapapun juga.
Hak dan kebebasan setiap individu hrs dijamin.
Sistematika ilmu pengetahuan
hukum didasarkan pada
perkembangan siklus kehidupan
manusia : lahir – dewasa (kawin)- cari
harta (nafkah hidup) – mati
(pewarisan).
Perbedaan sistematika isi tsb al:
Berlakunya Hukum Perdata
Dasar
1. Ketentuan UU
2. Perjanjian yang dibuat oleh
pihak2
3. Keputusan hakim
1. Ketentuan Undang-undang
HUKUM PERDATA
A.
PENDAHULUAN
I. Pembidangan
Hukum Privat
Hukum
Hukum Publik
II. Istilah Hukum Perdata
= Hukum Sipil >< Militer
(Hukum Privat Materil)
Lazim dipergunakan istilah Hukum Perdata
Prof.Soebekti
pokok-pokok Hukum Perdata
Hukum yang mengatur hubungan,
Hukum yang melindungi kepentingan
perseorangan
A. PENDAHULUAN continue…
III.
Pengertian Hukum Perdata
1. Prof. R Sardjono Hukum
perdata adalah norma/ kaedah-kaedah
yang menguasai manusia dalam
masyarakat dalam hubungannya
dengan orang lain.
d.l.p menguasai kepentingan
perorangan.
2. Prof. R Soebekti membedakan : hukum
perdata dalam arti luas meliputi semua
hukum privat materiel yang mengatur
kepentingan perorangan.
A. PENDAHULUAN continue…
3. Prof. Dr. Soedewi
Hukum Perdata
ialah hukum yang mengatur kepentingan
anatar warga negara perseorangan yang
satu dengan warga negara yang lain.
4. Prof. Wirjono Prodjodikoro
Hukum Perdata ialah suatu rangkaian
hukum antara orang-orang atau badan
hukum satu dengan yang lain
mengatur hak dan kewajiban dalam
pergaulan kemasyarakatan.
A. PENDAHULUAN continue…
Kesimpulan :
Hukum perdata mengatur hubungan hukum antara
individu/warga negara atau badan hukum yang lain dalam
pergaulan masyarakat.
Hukum perdata melindungi kepentingan perseorangan
Hukum perdata materiel keseluruhan hukum pokok yang
mengatur kepentingan perseorangan
Beda dengan hukum politik yang mengatur kepentingan
umum.
A. PENDAHULUAN continue…
Dalam arti sempit
hanya yang diatur
KUHPerdata
(BW)
dalam
Hukum Perdata
Dalam arti luas
semua hukum pokok
yang
mengatur
kepentingan
perseorangan
KUHPerdata, KUHD
A. PENDAHULUAN continue…
V.
HUKUM PERDATA SEBAGAI NORMA
HUKUM
Ciri-ciri:
Hukum bertujuan untuk melindungi
pergaulan masyarakat
Hukum memandang manusia sebagai
anggota masyarakat bukan sebagai individu
Hukum tertuju pada perbuatan manusia
bukan sikap batin
Hukum bersikap heteronom, diletakkan pada
kekuasaan diluar diri manusia
Paksaan (sanksi) pada hukum berasal dari
suatu organ, yaitu penguasa
A. PENDAHULUAN continue…
VI.
Pembagian Hukum
golongan/kelompok
Masa berlakunya
Wujud
Wilayah
Isinya
Fungsinya
Ius Constitutum
Ius Constituendum
Hukum Tertulis
Hukum Tidak Tertulis
Hukum Nasional
Hukum Internasional
Lex Generalis
Lex Specialis
Hukum Materiel
Hukum Formil
A. PENDAHULUAN continue…
VII. Hukum Perdata
Materiel segala ketentuan hukum yang
mengatur hak dan kewajiban seseorang dalam
hubungannya terhadap orang lain dalam
masyarakat.
Formil segala ketentuan-ketentuan yang
mengatur cara untuk mendapatkan keadilan di
muka bumi (mempertahankan hukum
materiel)
B. BIDANG-BIDANG HUKUM MENURUT ILMU HUKUM
DAN TATA KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
Sistematika Hukum Perdata Menurut Ilmu
Hukum:
a. Hukum Perorangan
b. Hukum Keluarga
c. Hukum Kekayaan
Relatif hukum
perikatan
Absolut
kebendaan
d. Hukum Waris
hukum
Keluarga
hukum Romawi/Jermania
dan keluarga hukum Anglo
C.
SISTEMATIKA
KUHPERDATA
Saxon (Common Law)
I. Fungsi Hukum
Dalam keluarga hukum Romawi
(E.C) untuk menciptakan tertib
hukum dalam masyarakat
mencegah terjadinya benturan
kepentingan dalam masyarakat.
Dalam Common Law
dimaksudkan untuk menghindari
benturan kepentingan. Hakim
memegang peranan dalam
menciptakan norma hukum bagi
pengaturan masyarakat, sehingga
sumber hukum dari keluarga hukum
Common Law keputusan hukum
Jurisprudensi
C. SISTEMATIKA KUHPERDATA continue…
Norma hukum diciptakan terlebih dahulu oleh
pembentuk
undang-undang oleh karena itu sumber hukum utama
Hukum Romawi. Jermani hukum tertulis kodifikasi
II. Kodifikasi penyusunan aturan hukum dalam suatu kitab
undang-undang secara sistematis dan
lengkap
III. Kodifikasi Hukum Perdata---KUHPerdata (BW)
Buku I tentang Orang
Buku II tentang Benda
Buku III tentang Perikatan
Buku IV tentang Pembuktian dan Daluwarsa
C. SISTEMATIKA KUHPERDATA continue…
IV. Perbandingan Sistematika Hukum Perdata menurut Ilmu
Pengetahuan Hukum dan KUHPerdata
Ilmu Pengetahuan Hukum
KUHPerdata
Hukum Perorangan
Buku I tentang Orang
Hukum Kekeluargaan
Absolut Buku II tentang Benda
Hukum Kekayaan
Relatif Buku III tentang Perikatan
Hukum Waris
Buku IV tentang Pembuktian dan
Daluwarsa
C. SISTEMATIKA KUHPERDATA continue…
Alasan penempatan Hukum Waris dalam
KUHPerdata pasal 528 KUHPerdata, pasal
584 KUHPerdata.
Buku ke IV pembuktian dan Daluwarsa
termasuk hukum acara materiel
Sifatnya materiel ditempatkan dalam
kodifikasi materiel
D. SEJARAH PEMBENTUKAN DAN
KEADAAN HUKUM PERDATA
Sejarah terbentuknya KUHPerdata
Di Indonesia politik hukum Pemerintah Hindia
Belanda Staatblad 1847 No.23 diundangkan
BW (KUHPerdata).
Pengumuman Gubernur General Hindia Belanda
3 Desember 1847, dinyatakan berlaku 1 Mei
1848 bersama KUHD (WvK),
berdasarkan asas concordantie berlaku hanya
bagi golongan Eropa dan golongan T.A.
D. SEJARAH PEMBENTUKAN DAN KEADAAN HUKUM PERDATA continue…
Keadaan Hukum Perdata di Indonesia
I. Jaman Pemerintahan Hindia Belanda
berbhineka (pluralistis)
Dua faktor penyebab:
1. Faktor Ethnis
2. Faktor Yuridis
pasal 163 I.S. dan pasal 131 I.S. (landasan
politik
Hukum Pemerintah Hindia Belanda)
D. SEJARAH PEMBENTUKAN DAN KEADAAN HUKUM PERDATA continue…
Pasal 131 I.S. menentukan sebagai berikut:
1.
2.
3.
Perintah kodifikasi KUHPerdata & KUHD (WvK)
Berlakunya asas concordantie
Bagi golongan T.A. dan Pribumi dalam hal
kebutuhan kemasyarakatan menghendaki
dalam diberlakukannya peraturan Hukum Eropa
(Barat) d.h.i BW & WvK tersebut.
D. SEJARAH PEMBENTUKAN DAN KEADAAN HUKUM PERDATA continue…
Pengaturan Hukum Perdata untuk golongan
T.A. pada awalnya ditetapkan atas dasar
Staatblad 1855 No.79 bagi golongan T.A.
berlaku BW sebatas hukum kekayaan
saja
Hukum Kekeluargaan & Hukum Waris
berlaku hukum dari negara asal.
D. SEJARAH PEMBENTUKAN DAN KEADAAN HUKUM PERDATA continue…
Staatblad 1917 129 gol TA terbagi 2:
Gol. TA Tionghoa berlaku seluruh BW dengan
pengecualian Bab II, Bab IV tentang upacaraupacara yang mendahului perkawinan. Hubungan
dengan ketentuan Stb. 1924 No. 557 lihat
pokok-pokok hukum perdata.
Gol. TA Tionghoa Tetap berlaku Stb. 1855 No.79
diatur lebih lanjut dengan Stb. 1924 No. 556
D. SEJARAH PEMBENTUKAN DAN KEADAAN HUKUM PERDATA continue…
Pengaturan Hukum Perdata untuk golongan Pribumi berlaku
hukum adat dengan catatan dapat menundukkan diri pada
Hukum Eropa (BW).
Melalui Stb. 1917 No.12 penundukkan diri untuk:
Seluruh Hukum Eropa
Seluruh KUHPerdata
Sebagian Hukum Eropa Hukum Kekayaan saja (misal
tunduk pada hukum kekayaan saja)
Perbuatan hukum tertentu
Secara diam-diam
penandatanganan cek
Peraturan ini juga berlaku bagi golongan TA
D. SEJARAH PEMBENTUKAN DAN KEADAAN HUKUM PERDATA continue…
II. Jaman Pemerintahan Jepang
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1942
pasal 3 menentukan:
“Semua badan-badan pemerintah dan
kekuasaannya, hukum dan UU dari pemerintah
terdahulu tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan pemerintah
militer Jepang”
D. SEJARAH PEMBENTUKAN DAN KEADAAN HUKUM PERDATA continue…
III. Jaman Indonesia Merdeka
Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945
Pasal IV Aturan Peralihan UUD 1945
Maklumat X tanggal 10 Oktober 1945 (lihat
halaman 57) buku HUkum Perdata (Prof.
WD)
E. KEDUDUKAN HUKUM PERDATA SESUDAH
JAMAN KEMERDEKAAN
A. Ditinjau dari para ahli hukum
1. Pendapat Dr. Sahardjo, SH
1.1. KUHPerdata hasil produk legislatif Pemerintah
Hindia
Belanda alam pikiran mereka (hukum adalah
manifestasi pokok pikiran suatu bangsa)
1.2. KUHPerdata dibentuk menciptakan suasana
diskriminatif
1.3. Prinsip diskriminatif = bertentangan dengan UUD
1945
KUHPerdata tidak patut sebagai Kitab UndangUndang
melainkan hanya “kumpulan hukum kebiasaan”
1.4. Atas dasar hat tersebut pada point 1.3. hakim
harus
mengambil peran dapat memutuskan
menyimpang
E. KEDUDUKAN HUKUM PERDATA SESUDAH JAMAN KEMERDEKAAN continue…
2. Pendapat Prof. Mahadi, SH
Tidak sependapat dengan Dr. Sahardjo untuk menurunkan
KUHPerdata dari “Wetboek menjadi Rechtsboek”
Dengan alasan tetap sebagai Wetboek tetapi pasalpasalnya lepas dari ikatan kodifikasi merupakan pasalpasal yang berdiri sendiri
3. Pendapat Dr. Mathilde Sumampauw, SH
“Pendapat kedua pakar tesebut diatas kurang tepat akan
menyebabkan rechtsvacuum, kekosongan hukum
menimbulkan
ketidakpastian hukum.”
4. Tetap berlaku KUHPerdata dasar memberlakukannya
adalah
berdasarkan peraturan peralihan dalam UUD 1945.
Pendapat
tersebut merupakan anjuran bagi para hakim untuk
mengembangkan Jurisprudensi
E. KEDUDUKAN HUKUM PERDATA SESUDAH JAMAN KEMERDEKAAN continue…
5. Pendapat Prof. Wahjono Darmabrata, SH, MH
5.1. Mendukung pendapat Dr. Sahardjo, SH
“Merupakan pandangan yang mempunyai visi kedepan
ditanggapi dengan dikeluarkan SEMA No.3/1963
mencabut
ketentuan KUHPerdata”
5.2. Pendapat Dr. Sahardjo tegas dan lugas mendasari
pembinaan dan pembaharuan hukum Nasional.
5.3. Dalam proses pembaharuan hukum tidak konsisten
UU
Perseroan dibentuk UU Perikatan belum diubah
(apa kaitannya)
Ada kecenderungan faktor kepentingan hukum
diabaikan.
E. KEDUDUKAN HUKUM PERDATA SESUDAH JAMAN KEMERDEKAAN continue…
B. Ditinjau dari sudut perundang-undangan
SEMA Nomor 3 Tahun 1963 mencabut beberapa pasal
dalam KUHPerdata, antara lain pasal 284, 460,108, dan 110.
(lihat halaman 82 dst) (Prof WD)
Menurut Prof. Soebekti SEMA No.3/1963 hanya
merupakan
pedoman bagi para hakim untuk memutus
jika keputusan
diikuti oleh keadilan Jurisprudensi.
Jurisprudensi merupakan sumber hukum, disamping
traktat,
kebiasaan, dan doctrine.
F. KRITIK TERHADAP KUHPERDATA
Buku I
tidak ada masalah tentang orang
Buku II tentang benda penempatan hukum
waris tidak tepat.
Buku III tentang perikatan tepat
Buku IV tentang pembuktian dan daluwarsa tidak
tepat pembuktian merupakan materi
hukum acara.
Daluwarsa
dibebaskan dari kewajiban lebih
tepat
ditempatkan pada Buku III tentang
perikatan
mendapatkan hak buku II tentang benda
G. BERLAKUNYA KUHPERDATA SAAT INI
Buku I
tentang orang dengan Undang-Undang
Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 aturan
perkawinan tidak berlaku lagi
Buku II
tentang benda UU Nomor 5 tahun 1960.
UUPA aturan tentang bumi, air, dst
UUHT Nomor 4 Tahun 1996
UUJF Nomor 42 Tahun 1999
Buku III tentang perikatan
Buku IV tentang pembuktian dan daluwarsa