Tinjauan hukum pidana Islam terhadap tindak pidana kekerasan yang menyebabkan kematian pada anak di dalam kandungan : Studi Putusan Nomor 141/Pid.Sus/2015/Pn.Trk.

TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAK
PIDANA KEKERASAN YANG MENYEBABKAN KEMATIAN
PADA ANAK DI DALAM KANDUNGAN
(Studi Putusan Nomor: 141/Pid.Sus/2015/PN.Trk)

SKRIPSI

Oleh
Anisah
NIM C03213010

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah Dan Hukum
Jurusan Hukum Publik Islam
Prodi Hukum Pidana Islam
Surabaya
2017

ABSTRAK

Skripsi yang bejudul “Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Tindak

Pidana Kekerasan Yang Menyebabkan Kematian Pada Anak Di Dalam
Kandungan (Studi Putusan Nomor 141/Pid.Sus/2015/Pn.Trk)”. adalah hasil
penelitian pustaka untuk menjawab pertanyaan tentang, 1) Bagaimana dasar
putusan hakim pada putusan Nomor 141/Pid.Sus/2015/Pn.Trk tentang kekerasan
yang menyebabkan kematian pada anak di dalam kandungan. 2) Bagaimana
tinjauan hukum Pidana Islam terhadap dasar putusan hakim Nomor
141/Pid.Sus/2015/Pn.Trk tentang kekerasan yang menyebabkan kematian pada
anak di dalam kandungan. .
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik
dokumentasi dan literatur. Setelah semua data terkumpul, data diolah dan
dianalisis dengan metode deskriptif analisis dan dengan pola pikir deduktif untuk
memperoleh kesimpulan yang khusus dan dianalisis menurut hukum pidana
Islam.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pertimbangan Hakim terhadap
putusan Nomor 141/Pid.Sus/2015/Pn.Trk) tentang tindak pidana kekerasan
terhadap anak yang mengakibatkan meninggal dunia berdasarkan dakwaan
pertama yang diajukan oleh jaksa yakni terdakwa melanggar pasal 80 ayat (3)
dan (4) Jo. Pasal 76 C Undang-Undang RI No. 35 tahun 2014 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang RI No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. Dalam
memberikan putusan hakim cenderung menjatuhkan hukuman yang ringan

terhadap terdakwa, berbeda jauh dengan ancaman hukuman yang termuat dalam
Undang-Undang.Sedangkan dalam hukum pidana islam perbuatan terdakwa
masuk dalam kategori tindak pidana atas jiwa dan bukan jiwa. Ancaman
hukumannya adalah ghurrah (budak laki-laki/perempuan) atau setara dengan 5
ekor unta.
Menyarankan kepada pihak aparat penegak hukum, terutama para hakim
supaya memberikan hukuman yang seadil-adilnya. Karena apabila hukuman
tersebut dirasa kurang adil, maka bukan tidak mungkin pelaku akan melakukan
kejahatan yang sama dikemudian hari.

Kata kunci : Anak, Pembunuhan, Kekerasan

i

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM................................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iii
PENGESAHAN..................................................................................................... iv
MOTTO ................................................................................................................ v
PERSEMBAHAN.................................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TRANSLITERASI ................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Dan Batasan Masalah .................................................. 12
C. Rumusan Masalah........................................................................... 14
D. Kajian Pustaka................................................................................ 14
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 17
F. Kegunaan Penelitian ....................................................................... 18
G. Definisi Operasional ....................................................................... 19
H. Metode Penelitian........................................................................... 20
I. Sistematika Pembahasan ................................................................ 23

i


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II KEKERASAN TERHADAP ANAK DI DALAM KANDUNGAN
YANG BERAKIBAT KEMATIAN MENURUT HUKUM PIDANA
ISLAM
A. Kajian Tentang Anak...................................................................... 25
1. Pengertian Anak ......................................................................... 25
2. Teori Tentang Anak.................................................................... 27
3. Upaya Perlindungan Anak Menurut Undang-Undang ................. 33
B. Pengertian Aborsi ........................................................................... 36
1. Pengertian Aborsi Secara Umum ............................................... 36
2. Pengertian Aborsi Menurut Hukum Pidana Islam ....................... 38
C. Pembunuhan Dalam Hukum Pidana Islam ...................................... 41
1. Pengertian Pembunuhan ............................................................. 41
2. Macam-Macam Pembunuhan ..................................................... 45
3. Sanksi Tindak Pidana Atas Janin ................................................ 55
a.

Gugurnya kandungan dalam keadaan meninggal.................. 55


b.

Gugurnya janin dalam keadaan hidup tetapi kemudian
meninggal akibat perbuatan pelaku...................................... 57

c.

Gugurnya janin dalam keadaan hidup atau meninggal
karena sebab lain ................................................................. 57

d.

Janin tidak gugur atau gugur setelah meninggalnya ibu ....... 58

e.

Tindak pidana mengakibatkan luka pada ibu menyakitinya
atau menyebabkan kematian ................................................ 58


4. Pengertian Diyat........................................................................ 60

ii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB

III DESKRIPSI

PUTUSAN NOMOR 141/PID.SUS/2015/PN.TRK

TENTANG TINDAK PIDANA KEKERASAN TERHADAP ANAK
YANG MENYEBABKAN KEMATIAN
A. Deskripsi Kasus dan Landasan Hukum............................................ 62
B. Pertimbangan Hukum Hakim Dalam Putusan Nomor 141/Pid.Sus/
2015/Pn.Trk

tentang


Kekerasan

Terhadap

Anak

Yang

Menyebabkan Kematian ................................................................. 66
C. Keadaaann yang memberatkan dan meringankan ............................ 68
D. Amar Putusan ................................................................................. 70

BAB IV

ANALISA HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP DASAR
PUTUSAN HAKIM DALAM TINDAK PIDANA KEKERASAN
YANG MENYEBABKAN KEMATIAN PADA ANAK DI DALAM
KANDUNGAN
A. Analisa Dasar Putusan Hakim dalam Putusan Nomor 141/Pid.
Sus/2015/PN.Trk tentang Kekerasan Yang Menyebabkan

Kematian Pada Anak Di Dalam Kandungan ................................... 72
B. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Putusan Tentang
Kekerasan Yang Menyebabkan Kematian Pada Anak Di Dalam
Kandungan ..................................................................................... 77

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 83

iii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Saran .............................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 86
LAMPIRAN

iv

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


DAFTAR TRANSLITERASI
Di dalam naskah skripsi ini banyak dijumpai nama dan istilah teknis
(technical term) yang berasaldari bahasa Arab ditulis dengan huruf Latin.
Pedoman transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai
berikut :
A. Konsonan
No

Arab

Indonesia

Arab

Indonesia

1.

‫ا‬




‫ط‬

t}

2.

‫ب‬

B

‫ظ‬

z}

3.

‫ت‬


T

‫ع‬



4.

‫ث‬

Th

‫غ‬

Gh

5.

‫ج‬

J

‫ف‬

F

6.

‫ح‬

h}

‫ق‬

Q

7.

‫خ‬

Kh

‫ك‬

K

8.

‫د‬

D

‫ل‬

L

9.

‫ذ‬

Dh

‫م‬

M

10.

‫ر‬

R

‫ن‬

N

11.

‫ز‬

Z

‫و‬

W

12.

‫س‬

S

‫ه‬

H

13.

‫ش‬

Sh

‫ء‬



14.

‫ص‬

s

‫ي‬

Y

v

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

‫ض‬

15.

d{

Sumber: Kate L. Turabian.A. Manual of Writers of Term Papers,

Disertations (Chicago and London: The University of ChicagoPress, 1987).

B. Vokal
1.

Vokal Tunggal (monoftong)
TandadanHuruf
Arab

Nama

Indonesia

fath{ah

a

_____
_____

kasrah

I

_____

dhammah

U

Catatan: Khusus untuk hamzah, penggunaan apostrof hanya berlaku jika

hamzah berh}arakat sukun atau didahului oleh huruf berh{arakat
sukun.Contoh: iqtid}a>’ (‫) ااضﺗﻗء‬

2.

Vocal Rangkap (diftong)
TandadanHuruf
Nama

Indonesia

Ket.

ْ‫ىى‬

fath}ah danya’

Ay

a dan y

ْ‫ىو‬

fath}ah danwawu

Aw

a dan w

Arab

Contoh

:

Bayna

( ‫)ﻦ‬

:

mawd}u>‘

(‫)موْضوْع‬

vi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3.

Vocal Panjang (mad)
Tandadan
Nama

Indonesia

Keterangan

‫ىا‬

fath}ah danalif

a>

a dangaris di atas

‫ـ ـِـ ـ ــﻲ‬

kasrahdanya’

i>

idangaris di bawah

‫ىو‬

d{ammahdanwawu

u>

u dangaris di atas

Huruf Arab

Contoh

:

al-jama’ah

( ‫)اْلجماْعة‬

:

takhyi>r

( ‫) ﺮ ﺨﺗ‬

:

yadu>ru

(‫)يدوْر‬

C. Ta’ Marbu>t}ah
Transliterasiuntukta>’ marbu>t}ahadadua :
1. Jika hidup (menjadimud}a>f) transliterasinya adalah t.
2. Jika mati atau sukun, transliterasinya adalah h.
Contoh

:

shari>‘at al-Isla>m

(ْ‫)ﺔﻌ ﺮﺷاْاْساْم‬

:

shari>‘ahisla>miyah

(ْ‫)ﺔﻌ ﺮﺷاساْمية‬

D. PenulisanHurufKapital
Penulisan huruf besar dan keci lpada kata, phrase (ungkapan) ataukalimat
yang ditulis dengan transliterasi Arab-Indonesia mengikuti ketentuan
penulisan yang berlaku dalam tulisan. Hurufawal (initial letter) untuk nama,
tempat, judul buku dan yang lain ditulis dengan huruf besar.

vii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA
KEKERASAN YANG MENYEBABKAN KEMATIAN PADA ANAK
DI DALAM KANDUNGAN
(Studi Analisis Putusan Nomor 141/Pid.Sus/PN.Trk)

A. Latar Belakang
Anak adalah anugerah dari Allah Swt. yang harus senantiasa dijamin
kelangsungan hidupnya. Menurut Undang-Undang No.35 Tahun 2014
tentang perlindungan anak dijelaskan bahwasannya anak adalah seseorang
yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih
dalam kandungan .1 Ini berarti janin yang masih di dalam kandungan dapat
disebut sebagai anak.
Tanggungjawab utama dalam menjaga kelangsungan hidup seorang anak
berada pada keluarga, dalam hal ini adalah orang tua.Selain itu, masyarakat
juga memiliki peran dalam upaya memenuhi hak anak. Hak-hak tersebut
diantaranya : hak untuk dapat hidup , hak untuk tumbuh dan berkembang,
hak untuk berpartisipasi secara optimal sesusi dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta hak untuk mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi. Sudah selayaknya hak ini terpenuhi sehingga seorang anak
dapat menjalankan kehidupannya dengan aman dan damai.

1

UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

Janin di dalam kandungan juga dapat disebut sebagai anak apabila janin
tersebut sudah memiliki kemampuan untuk hidup di luar kandungan

(Viabiliti). Umur janin bisa hidup di luar kandungan ini ada yang memberi
batasan 20 minggu, tetapi ada pula yang memberi batasan 24 minggu .2
Kalau pengeluaran janin berumur 7 bulan disebut immature, sedangkan
berumur 7-9 bulan disebut premature, berumur 9 bulan atau lebih disebut

mature. Jadi, pengeluaran janin yang berakibat kematian sampai dengan
umur 20-24 minggu disebut pengguguran atau aborsi, akan tetapi kalau
pengeluarannya dilakukan sesudah umur itu dan mengakibatkan kematian
janin disebut pembunuhan bayi (infanticide).3 Di atas usia 24 minggu janin
sudah dapat dikatakan sebagai anak karena pada usia ini janin sudah dapat
hidup di luar kandungan. Usia janin tersebut termasuk pada kehamilan
trimester kedua. Trimester kedua ditandai oleh timbulnya berbagai fungsi
baru dan pertumbuhan janin yang cepat, khususnya dalam ukuran panjang. 4
Menurut Siti Fauziah, S.Pd., APP., M.Kes dan Ns. Sutejo, M.Kep.,
Sp.Kep.J. dalam bukunya yang berjudul Keperawatan Maternitas Kehamilan
Vol. 1 dijelaskan bahwa pada trimester kedua kehamilan terjadi banyak
perkembangan pada janin yang sangat cepat hal ini ditandai dengan
terbentuknya beberapa sistem penting pada janin diantaranya : sistem
2

CB. Kusmaryanto, Kontroversi Aborsi, (Jakarta: Grasindo, 2002), 11.
Ibid.,12.
4
Siti Fauziah dan Ns. Sutejo, Keperawatan Maternitas Kehamilan Vol 1, (Jakarta: Kencana, 2012),
63
3

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

muskuloskeletal, sistem sirkulasi, sistem gastrointestinal, sistem pernapasan,
sistem renalis, sistem saraf, organ-organ pengindraan, serta sistem genitalis.5
Dengan terbentuknya berbagai sistem penting ini maka pada usia 26 minggu
yakni batas dari trimester kedua janin sudah dapat hidup diluar kandungan
(viabiliti).
Di dalam islam janin dapat dikatakan sebagai anak apabila sudah
ditiupkan ruh yang menjadi pertanda dimulainya kehidupan seorang anak.
sehingga apabila ruh tersebut telah ada apa seorang janin ia harus
mendapatkan perlindungan atas dirinya. Jumhur ulama mengatakan bahwa
janin mulai ditiupkan ruh kepadanya adalah 120 hari atau sama dengan 4
bulan.6 Pada masa ini, berdasarkan urutan proses pembentukannya janin
sudah dipandang memiliki dimensi spiritual dan emosional yang menandakan
potensinya sebagai manusia utuh.7 Di dalam hukum kewarisan islam juga
mengakui tentang eksistensi dari janin. Oleh karena bayi dalam kandungan
itu dinyatakan sebagai orang yang pantas menerima hak, maka ia ditetapkan
sebagai ahli waris yang berhak menerima harta warisan dari pewaris bila
telah terdapat sebab dan syarat kewarisan pada dirinya. 8 Hal ini menjadi

5

Ibid., 64-65
https://wahyuwulandari05.wordpress.com/2010/03/26/menurut-islam-usia-berapa-bulankahditiupkan -roh-dalam-janin/, diakses pada 03 April 2017.
7
Bekti Dwi Andari dkk, Aborsi Dalam Perspektif Lintas Agama, (Yogyakarta: Ford Foundation,
2005), 54
8
Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2004), 125
6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

bukti bahwasannya keberadaan janin sudah diakui keberadaannya dan sudah
dapat dianggap sebagai anak atau manusia seutuhnya.
Ukuran seorang janin dapat dikatakan sebagai persona (individu yang
mandiri) masih banyak yang memperdebatkan.Pasalanya, janin yang berada
di dalam kandungan belum sepenuhnya menjadi manusia utuh yang dapat
dilindungi secara hukum. Fakta bahwa embrio adalah persona ditegaskan
kembali oleh para ahli genetika dan embriologi manusia yang mengadakan
pekan studi di Universitas La Sapienza Roma yang berakhir pada 2 Februari
2002.Pekan studi itu dilakukan oleh para ahli dari Universitas di Roma, baik
negeri maupun swasta, yang bertema

Embrio sebagai pasien . Dalam

deklarasi akhirnya, pada poin kedua, antara lain menyatakan, Janin yang
baru saja dibuahi menampilkan diri sebagai suatu realitas biologis definitif :
dia adalah individu manusia secara utuh yang sedang berkembang, yang
secara otonom (berdikari) sedikit demi sedikit, tanpa keterputusan
(discontinuity), mengaktualkan bentuknya sendiri dengan mewujudkan
program yang secara intrinsik telah ada dalam genome-nya sendiri .9 Hal ini
senada dengan UU No. 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak yang
menyebutkan bahwa janin yang masih di dalam kandungan sudah termasuk
anak yang berhak mendapat perlindungan dari tindak kekerasan dan
dekriminasi.

9

CB. Kusmaryanto, Kontroversi Aborsi, (Jakarta: Grasindo, 2002), 126.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Beberapa tahun belakangan ini tindak kriminal cenderung mengalami
peningkatan, tidak terkecuali kejahatan terhadap anak.Oleh karena itu,
Negara kita yang merupakan Negara hukum telah berupaya untuk melindungi
hak-hak anak tersebut. Hal ini dibuktikan dengan adanya Undang-Undang
No. 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang No 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak. Di dalam Undang-Undang tersebut telah
dijelaskan secara eksplisit tentang perlindungan anak.Perlindungan anak
sendiri diartikan sebagai segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
anak dan semua haknya.
Namun tidak semua masyarakat memiliki pengetahuan tentang hukum.
Sehingga pada kenyataannya masih sering kita mendengar berita di media
massa tentang aborsi, pembuangan bayi, pelecehan seksual terhadap anak dan
berbagai jenis kekerasan yang lainnya.10 Hal ini terjadi karena pada dasarnya
anak adalah makhluk yang lemah dan belum bisa melindungi dirinya
sendiri.Sehingga anak menjadi objek bagi pelaku kekerasan. Kekerasan
sendiri diartikan sebagai perbuatan seseorang atau kelompok orang yang
menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Kekerasan juga
diartikan sebagai paksaan.11 Karena itu, kekerasan terhadap anak berarti
peristiwa pelukaan fisik, psikis, atau seksual yang pada umumnya dilakukan

10

Ardi Tristiadi dan Nukman Ilhamuddin, Kekerasan Terhadap Anak (Perpektif Psikologi dan
Alquran) , Psikoislamika: Jurnal Psikologi dan Keislaman, 2 (Juli,2004), 189
11
W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), 488

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

oleh orang yang mempunyai tanggungan kesejahteraan terhadap seseorang
yang masih berusia di bawah usia pubertas.
Kekerasan terhadap anak yang masih dalam kandungan adalah salah satu
dari sekian banyak kejahatan yang marak pada saat ini. Anak yang harusnya
mendapat kasih sayang dan perlindungan, justru mendapat yang sebaliknya,
yaitu perlakuan yang buruk berupa penganiayaan bahkan pembunuhan yang
berujung pada lahirnya janin sebelum waktunya. Mengambil dari kasus yang
baru saja terjadi, yaitu kasus kekerasan terhadap anak yang masih dalam
kandungan di desa Pakel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek
mengakibatkan seorang bayi yang masih dalam kandungan berumur 26
minggu meninggal dunia.
Bayi malang itu adalah salah satu korban kekerasan yang dilakukan oleh
ibu kandungnya sendiri. Kejadiannya bermula pada saat Windi Yunita Sari
binti

Kaspinmahasiswi

Universitas

Gajahyana

Malang

melakukan

persetubuhan dengan kekasihnya Imam Ghozali Mahasiswa Universitas
Wearnes Malang. Karena merasa takut kalau kehamilan di luar nikah tersebut
akan diketahui oleh orang tuanya, ia berusaha untuk menggugurkan
kandungannya.
Setelah mencari melalui website tentang bagaimana cara menggugurkan
kandungan,

ia

menemukan

website

yang

menawarkan

jasa

untuk

menggugurkan kandungan. Selanjutnya terdakwa menghubungi nomor yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

tertera pada website dan ia mendapat informasi kalau website tersebut
menjual pil atau obat yang dapat menggugurkan kandungan dengan harga
Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah). Setelah mendapat nomor rekening BRI
dari nomor yang tertera di website, pada hari jum at tanggal 03 juli 2015
Windi Yunita Sari mengirim uang muka (DP) untuk pembelian pil atau obat
penggugur kandungan sebesar Rp. 800.000,- (delapan ratus ribu rupiah)
melalui ATM BRI Dinoyo-Malang. Pada tanggal 08 Juli 2015 Windi Yunita
Sari menerima kiriman berupa paket obat atau pil sebanyak 20 butir, terdiri
dari 10 (sepuluh) butir pil warna putih dan 10 (sepuluh) butir pil warna hitam
yang diantar oleh saksi Samsul Hadi pegawai Kantor Pos Watulimo yang
diterima oleh neneknya yakni saksi Sukini. Kemudian jum at tanggal 10 Juli
2015 terdakwa mengirimkan kekurangan uang pembelian pil atau obat
sebesar Rp. 2.200.000,- (dua juta dua ratus ribu rupiah) melalui ATM BRI
Unit Kampak.
Pada hari minggu tanggal 19 Juli 2015 sekitar pukul 11.00 wib,
bertempat di rumahnya, Windi Yunita Sari meminum 10 butir pil atau obat
warna putih dengan menggunakan air sebanyak 2 butir setiap 4 jam sekali
hingga habis, sehingga pada hari Senin tanggal 20 Juli 2015 sekitar pukul
03.00 wib terdakwa merasakan sakit pada perutnya selanjutnya pada sekitar
pukul 04.30 wib ia melahirkan seorang bayi perempuan dalam kondisi telah
meninggal di dalam kamar mandi. Karena takut kalau perbuatannya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

akandiketahui, kemudian ia membungkus mayat bayi tersebut dengan 2 buah
kresek yang diambil dari dapur. Kemudian Windi Yunita Sari membungkus
mayat bayi perempuaan tersebut dan membuangnya di belakang rumah milik
saksi Mutiyah.
Bahwa terhadap mayat bayi yang dibuang oleh Windi Yunita Sari dan
ditemukan di belakang rumah saksi Mutiyah telah dilakukan pemeriksaan
dan sesuai hasil Visum Et Repertum Nomor : 331.02/1326/406.044/2015
tanggal 25 Juli 2015 yang dibuat dan ditandatangani oleh dokter Muhammad
Kartikanuddin, dokter Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedomo
Kabupaten Trenggalek. Dalam hasil pemeriksaannya disebutkan bahwa
mayat bayi berjenis kelamin perempuan, tidak cukup umur dengan perkiraan
umur bayi dalam kandungan adalah lebih kurang 26 minggu, lahir tidak
bernafas atau sudah meninggal dengan luka lecet pada lutut tungkai kiri
akibat bersentuhan dengan benda keras tumpul berkekuatan ringan dan tidak
ada tanda-tanda perawatan titik.
Terhadap Windi Yunita Sari binti Kaspin telah dilakukan pemeriksaan
kandungan,

sesuai

dengan

Visum

Et

Repertum

Nomor

:

331.02/1475/406.044/2015 yang dibuat dan ditandatangani oleh dokter
Meirosa Sibuea Sp.OG bahwa pada diri Windi Yunita Sari terdapat robekan
pada selaput arah jam1-3-6-7-9-11 yang merupakan luka lama dan
didapatkan tanda-tanda penderita baru melahirkan anak. Selain itu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

berdasarkan hasil pemeriksaan DNA oleh badan Reserse Kriminal POLRI
Pusat Laboratorium Forensik Cabang Surabaya Nomor Lab: 5469/KBF/2015
tanggal 24 Agustus 2015 yang diperiksa dan ditandatangani oleh Ir. R. Agus
Budiharta terhadap darah milik Windi Tunita Sari dengan tulang kaki, tulang
iga dan tulang paha milik bayi x yang ditemukan di belakang rumah saksi
Mutiyah diperoleh kesimpulan bahwa bayi x adalah anak biologis dari Windi
Yunita Sari.
Dalam kasus ini perbuatan Windi Yunita Sari didakwa dengan dakwaan
alternatif oleh jaksa yaitu melanggar pertama : pasal 80 ayat (3), (4) Jo pasal
76 C Undang-Undang RI No. 35 tahun 2014 tantang Perubahan Atas
Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak atau kedua :
pasal 77 A Jo. Pasal 45 A UU RI No. 35 Tahun 2014 tentang perubahan Atas
UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Dakwaan alternatif
adalah dakwaan yang ditujukan kepada seseorang (secara faktual) lebih dari
satu tindak pidana, akan tetapi pada hakikatnya ia hanya didakwa atau
dipersalahkan untuk satu tindak pidana saja. Dakwaan semacam ini dibuat
bilamana hasil pemeriksaan menurut pendapat jaksa masih meragukan
tentang jenis tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa. 12
Dalam kasus di atas perbuatan yang dilakukan oleh Windi Yunita Sari
menyebabkan seorang bayi yang masih di dalam kandungan meninggal dunia.

12

Djoko Prakoso, Pemecahan Perkara Pidana (Splitsing), (Yogyakarta: Liberty, 1988), 33

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

Maka dari itu majelis hakim memutuskan Windi Yunita Sari telah melanggar
pasal 80 ayat (3), (4) Jo pasal 76 C Undang-Undang RI No. 35 tahun 2014
tantang Perubahan Atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, yang berbunyi : pasal 80 ayat (3) :

dalam hal anak

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mati, maka pelaku dipidana dengan
pidana penjara paling lama 15 Tahun dan atau denda paling banyak Rp.
3.000.000.000,- (tiga milliar rupiah). Pasal 80 ayat 4 :

pidana ditambah

sepertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan
ayat (3) apabila yang melakukan penganiayaan tersebut Orang Tuanya.
Pasal 76c: setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, malakukan,
menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan terhadap
anak.

13

Pada Undang-Undang perlindungan Anak kekerasan di definisikan
sebagai setiap perbuatan terhadap anak (0-18 Tahun) yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual,
dan/atau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,
pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum.14 Di
dalam KUHP tidak dikenal kekerasan pada anak (janin) yang diatur adalah
mengenai pasal aborsi atau pengguran janin yang dilakukan oleh ibu kandung
yaitu pada pasal 346 KUHP yang bunyinya sebagai berikut : perempuan
13
14

UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak
ibid

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungannya atau menyuruh
orang lain menyebabkan itu dihukum dengan hukuman penjara selamalamanya empat tahun. 15
Dalam islam, kejahatan dengan istilah jinayah atau jarimah. Jinayah
merupakan verbal noun (masdar) dari kata ja>na. Secara etimologi ja>na berarti
berbuat dosa atau salah, sedangkan jinayah diartikan perbuatan dosa atau
perbuatan salah.16 Pengertian jinayah mengacu kepada perbuatan-perbuatan
yang dilarang oleh syara dan diancam dengan hukuman had atau takzir. 17
kekerasan pada anak (janin) yang menyebabkan kematian pada anak menurut
Hukum Pidana Islam termasuk dalam tindak pidana atas janin yang dikenai
hukuman diat janin, dan diat janin tersebut adalah ghurrah yakni
seperduapuluh diat sempurna yakni 5 ekor unta. Ghurrah secara bahasa
berarti pilihan. Budak laki-laki atau perempuan disebut ghurrah kerena
keduanya dianggap harta paling berharga. Para fukaha mensyaratkan budak
laki-laki dan perempuan dengan beberapa syarat khusus yang tidak perlu
disebutkan kerena perbudakan telah dihapuskan dan setelah fukaha sepakat
menentukan harga budak dengan lima unta.18
Dalam hukum positif perbuatan Windi Yunita Sari diancam dengan
pidana penjara 15 tahun sesuai pasal 80 ayat (3) (4) UU RI No. 35 Tahun
15

Marpaung Laden, Tindak Pidana Terhadap Nyawa dan Tubuh (Pemberantasan dan Prevensinya ),
(Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2000), 47
16
Munajat Makhrus, Dekonstruksi Hukum Pidana Islam, (Yogyakarta: Logung Pustaka, 2004), 1
17
Djazuli, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), 2
18
Ensiklopedia Hukum Pidana Islam Edisi IV, (Bogor: Kharisma Ilmu), 104

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

2014 tentang Perlindungan Anak, namun atas dasar pertimbangan hukum
hakim diputus dengan hukuman 10 bulan penjara dan denda Rp. 3.000.000,(tiga juta rupiah). Hukuman di atas didasarkan pada hukum positif tentunya
berbeda apabila dilihat dari perspektif Hukum Pidana Islam.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengangkat kasus di
atas dalam sebuah penelitian untuk mengetahui pertimbangan hukum hakim
dan sanksi dari putusan Pengadilan Negeri Trenggalek sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan juga ditunjau dari segi
Hukum Pidana Islam. Oleh karena itu penulis akan menganalisis
permasalahan tersebut untuk melakukan penelitian lebih jauh lagi, dan
menuangkan dalam skripsi yang berjudul : Tinjaun Hukum Pidana Islam
Terhadap Tindak Pidana Kekerasan yang Menyebabkan Kematian pada Anak
Di Dalam Kandungan.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas muncul beberapa variabel
terkait kekerasan yang menyebabkan kematian pada anak, agar tidak keluar
dari rumusan masalah, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Batasan kekerasan pada janin yang dapat disebut sebagai kekerasan yang
menyebabkan kematian pada anak di dalam kandungan dalam putusan
Nomor 141/Pid.Sus/2015/ PN.Trk.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

2. Dasar putusan hakim tentang kekerasan yang menyebabkan kematian
pada anak di dalam kandungan dalam putusan Nomor 141/Pid.Sus/
2015/PN.Trk.
3. Unsur-Unsur kekerasan pada janin yang memenuhi unsur-unsur kekerasan
pada anak dalam hukum positif.
4. Tindakan aborsi yang dapat dimasukkan dalam kategori kekerasan pada
anak.
5. Tinjauan Hukum Pidana Islam tentang kekerasan yang menyebabkan
kematian pada anak di dalam kandungan dalam putusan Nomor 141/
Pid.Sus/2015/PN.Trk
6. Tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap dasar putusan hakim Nomor
141/Pid.Sus/2015/PN.Trk

tentang

kekerasan

yang

menyebabkan

kematian pada anak di dalam kandungan.
Sedangkan untuk membatasi masalah, maka ditetapkan batasan masalah
yang akan dibahas, antara lain sebagai berikut :
1. Dasar putusan hakim Nomor 141/Pid.Sus/2015/PN.Trk tentang kekerasan
yang menyebabkan kematian pada anak di dalam kandungan
2. Tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap dasar putusan hakim Nomor
141/Pid.Sus/2015/PN.Trk

tentang

kekerasan

yang

menyebabkan

kematian pada anak di dalam kandungan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat ditarik
sebuah rumusan masalah, yaitu :
1. Bagaimana dasar putusan hakim pada putusan Nomor 141/Pid.Sus/
2015/PN.Trk tentang kekerasan yang menyebabkan kematian pada anak
di dalam kandungan?
2. Bagaimana tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap dasar putusan hakim
Nomor 141/Pid.Sus/2015/PN.Trk tentang kekerasan yang menyebabkan
kematian pada anak di dalam kandungan?

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian yang
sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang akan diteliti sehingga
terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan
pengulangan atau duplikasi ada kajian atau penelitian yang sudah ada.
Berdasarkan deskripsi tersebut posisi penelitian yang akan dilakukan harus
dijelaskan.19
Penelitian yang pernah dilakukan, diantaranya :
1.

Analisis Hukum Pidana Islam Tentang Kekerasan Terhadap Anak Yang
Mengakibatkan Meninggal Dunia (Studi Putusan Nomor 163/Pid.Sus/

19

Fakultas Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Teknik Penulisan

Skripsi(Surabaya:t.p.,2016), 8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

2015/PN.Lbh). yang ditulis oleh Diana Zahroh mahasiswi Prodi Hukum
Pidana Islam Jurusan Hukum Publik Islam Fakultas Syariah dan Hukum
Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, tahun 2016.
Dalam penelitian ini penulis membahas tentang kekerasan yang
dilakukan pada anak yang mengakibatkan kematian pada anak tersebut.
Peneliti memfokuskan penelitian pada pertimbangan hukum hakim dan
sanksi yang diberikan kepada terdakwa dalam Putusan Nomor
163/Pid.Sus/2015/PN.Lbh
2.

Kekerasan Terhadap Anak (Studi Terhadap Penerapan Pasal 80 Ayat (1)
Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Dalam
Putusan

Nomor

21/Pid.Sus/PN.Pwt).

yang

ditulis

oleh

Ayu

Nahdiatuzzahra mahasiswi Universitas Jenderal Soedirman Fakultas
Hukum Purwokerto, tahun 2013. Dalam penelitian tersebut membahas
tentang analisis terhadap penerapan pasal 80 ayat (1) Undang-Undang
No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam putusan Nomor
21/Pid.Sus/PN.Pwt.
3.

Perlindungan Anak Korban Kekerasan Dalam Keluarga (Studi Kasus
Terhadap Penanganan Anak Korban Kekerasan Dalam Keluarga di
Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi DIY). Yang ditulis oleh
Dewi Fauziah mahasiswi Pengembangan Masyarakat Islam Prodi
Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

Kalijaga Yogyakarta, tahun 2010. Dalam penelitian peneliti lebih
menekankan pada jenis tindak kekerasan yang terjadi di Lembaga
Perlindungan Anak (LPA) Provinsi DIY yang pada akhirnya penulis
berkesimpulan bahwa bentuk kekerasan yang terjadi adalah bersifat fisik,
psikis, seksual, dan kekerasan secara sosial.
4.

Kekerasan Orang Tua Dalam Mendidik Anak Perspektif Hukum Pidana
Islam. Yang ditulis oleh Maisaroh mahasiswi Jurusan Jinayah Siyasah
Fakultas Syari ah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, tahun 2013. Yang pada kesimpulannya menyatakan bahwa
dasarnya Islam tidak memperbolehkan melakukan tindakan kekerasan
dalam bentuk apapun, namun Islam memperbolehkan tindakan kekerasan
dalam rangka pendisiplinan terhadap anak.
Penelitian yang penulis lakukan berbeda dengan penelitian-penelitian

yang sudah dibahas sebelumnya mengenai kekerasan yang menyebabkan
kematian pada anak di dalam kandungan. Yang membedakan penelitian ini
dengan penelitian lain adalah: Pertama, penelitian ini adalah analisis
terhadap putusan Nomor 141/Pid.Sus/2015/PN.Trk yang sebelumnya belum
ada yang meneliti. Kedua, kekerasan pada anak yang menyebabkan kematian
pada anak ini dilakukan pada anak yang masih dalam kandungan, sehingga
peneliti lebih fokus pada kekerasan pada janin apa juga dapat disebut sebagai
kekerasan pada anak, karena pada umumnya kekerasan pada anak dilakukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

ketika anak itu sudah berada di luar kandungan bukan sebaliknya yang masih
berada dalam kandungan. Penelitian ini akan maninjau Hukum Pidana Islam
terhadap pertimbangan hukum hakim dan sanksi dalam perkara tentang
tindak kekerasan yang menyebabkan kematian pada anak yang dilakukan
oleh ibu kandung dalam putusan Pengadilan Negeri Trenggalek Nomor
141/Pid.Sus/2015/PN.Trkpelaku dipidana penjara 10 bulan dan denda sebesar
Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah), dalam hukum pidana islam kekerasan yang
menyebabkan kematian pada anak tergolong dalam tindak pidana atas janin
atau pengguguran kandungan. Hukuman atau sanksi tindak pidana atas janin
adalah ghurrah atau diat dari seperduapuluh diat manusia sempurna yakni 5
ekor unta.Di dalam Hukum Pidana Islam tidak dikenal istilah kekerasan pada
janin namun yang lebih ditekankan adalah tindak pidana atas janin atau
pengguguran janin.

E. Tujuan Penelitian
Dari hasil perumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan penelitian,
antara lain :
1. Untuk mengetahui analisis dari dasar putusan hakim Pengadilan
Negeri Trenggalek pada putusan Nomor 141/Pid.Sus/2015/PN.Trk
tentang kekerasan yang menyebabkan kematian pada anak di dalam
kandungan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

2. Untuk mengetahui tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap dasar
putusan hakimPengadilan Negeri Trenggalek Nomor 141/Pid.Sus
/2015/PN.Trk tentang kekerasan pada anak yang menyebabkan
kematian di dalam kandungan.

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya :
1. Dari segi teoritis, dapat dijadikan sebagai sumbangsih pemikiran atau
pedoman untuk menyusun hipotesis penulisan berikutnya bila ada
kesamaan serta dapat memperluas khasanah ilmu pengetahuan tentang
Hukum Pidana Islam, terutama tentang tindak pidana kekerasan terhadap
anak yang menyebabkan kematian yang dilakukan oleh ibu kandung dan
penerapan sanksinya dalam tinjauan Hukum Pidana Islam.
2. Dari segi praktis, dapat dijadikan acuan oleh masyarakat, pemerintah
maupun para penegak hukum dalam menjaga dan melindungi hak-hak
anak (janin) agar tidak terjadi kekerasan dalam bentuk apapun yang
mengakibatkan kerugian fisik atau psikis bagi anak (janin) serta
bermanfaat pula bagi Fakultas Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya
untuk pengembangan ilmu khususnya dalam bidang Hukum Pidana Islam.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

G. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman maksud dari masalah yang dibahas,
maka perlu dijelaskan sebagai berikut :
1. Hukum Pidana Islam adalah segala ketentuan hukum mengenai tindak
pidana atau perbuatan kriminal yang dilakukan orang-orang mukallaf
(orang yang dapat dibebani kewajiaban), sebagai hasil dari pemahaman
atas dalil-dalil hukum yang terperinci dari Alquran dan hadis.20 Dalam
penelitian ini Hukum Pidana Islam yang digunakan adalah terkait dengan
teori pembunuhan dan sanksipengguguran janin yang dikenakan hukuman
diat.
2. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,
termasuk anak yang masih dalam kandungan. Dalam penelitian ini yang
dimaksud anak adalah anak yang masih dalam kandungan (janin).
3. Kekerasan terhadap anak adalah suatu bentuk perilaku memaksa yang
menimbulkan luka fisik kepada anak yang masih dalam kandungan.
Dalam penelitian inikekerasan yang dimaksud adalah tindakan seorang
ibu yang menggunakan obat penggugur kandungan untuk membunuh
anaknya.Hal ini dapat dikategorikan sebagai kekerasan terhadap anak
karena adanya paksaan kepada janin untuk keluar dari kandungan
sebelum waktunya ia untuk dilahirkan.

20

Ali Zainuddin, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), 1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

H. Metode Penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan ini menggunakan beberapa metode yang
bertujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang objektif. Untuk
mendapatkan hasil penelitian yang objektif diperlukan informasi yang akurat
dan data-data yang mendukung. Sehubungan dengan hal itu, metode yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Data terkait dasar putusan hakim Pengadilan Negeri Trenggalek
dalam putusan Nomor 141/Pid.Sus/2015/ PN.Trk tentang kekerasan
yang menyebabkan kematian pada anak.
b. Data mengenai Hukum Pidana Islam yang menjadi acuan dalam
penelitian ini.

2. Sumber data
a. Sumber data primer
Sumber data primer dalam penelitian ini diambil dari dokumendokumen yaitu putusan Pengadilan Negeri Trenggalek Nomor
141/Pid.Sus/2015/PN.Trk tentang kekerasan yang menyebabkan
kematian pada anak di dalam kandungan.
b. Sumber data sekunder

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

Menurut Dr. Dyah Ochtorina Susanti, S.H., M.Hum. dan A an
Efendi, S.H., M.H. dalam bukunya Penelitian Hukum (Legal

Research) menjelaskan bahwa data sekunder didapatkan dari sumber
berupa buku-buku teks hukum, kamus hukum, Ensiklopedia hukum,
jurnal-jurnal hukum.21 Adapun buku-buku literatur yang dipakai
adalah :
1) W.J.S Poerwadarminto, Kamus Bahasa Indonesia, 1990.
2) Makhrus Munajat, Dekonstruksi Hukum Pidana Islam, 2004.
3) A. Jazuli, Fiqh Jinayah, 1997.
4) Laden Marpaung, Tindak Pidana Terhadap Nyawa dan Tubuh

(Pemberantasan dan Prevensinya), 2000.
5) Djoko Prakoso, Pemecahan Perkara Pidana (Splitsing), 1988.
6) CB. Kusmaryanto, Kontroversi Aborsi, 2002.
7) Siti Fauziah dan Ns.Sutejo, Keperawatan Maternitas Kehamilan
Vol 1, 2012.
8) Prof. Dr. Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam, 2004.
9) UU RI No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
10) Ensiklopedia Hukum Pidana Islam Edisi IV.

21

Ochtorina Susanti Dyah dan Efendi A an, Penelitian Hukum (Legal Research), (Jakarta: Sinar
Grafika, 2015), 90

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

3. Teknik pengumpulan data
Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan 2 metode,
antara lain :
a. Teknik Dokumentasi yakni telaah terhadap dasar putusan hakim
dalam putusan Pengadilan Negeri Trenggalek Nomor 141/ Pid.
Sus/2015/PN.Trk.
b. Teknik literatur yakni penelusuran terhadap sumber data sekunder
yang berkaitan dengan Hukum Pidana Islam.

4. Teknik analisis data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
adalah teknik deskriptif analisis dengan metode berfikir deduktif. Teknik
deskriptif analisis adalah metode yang menggambarkan dan menjelaskan
data secara rinci dan sistematis sehingga diperoleh pemahaman yang
mendalam dan menyeluruh, yaitu mendeskripsikan putusan Nomor 141/
Pid.Sus/2015/PN.Trk dengan menguraikan kronologis kasus dengan rinci,
pertimbangan hukum hakim dan sanksi yang diberikan. Kemudian
dianalisa

dengan

menggunakan.

Hukum

Pidana

Islam

tentang

pembunuhan dalam hal ini difokuskan pada jarimah pengguran janin.
Sedangkan, pola pikir deduktif adalah pola piker yang berangkat dari
variable yang bersifat umum dalam hal ini adalah pembunuhan pada

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

jarimah pengguran janin, kemudian diaplikasikan dalam variable yang
bersifat khusus dalam hal ini adalah dasar pertimbangan hukum hakim
dalam putusan Pengadilan Negeri Trenggalek Nomor 141/Pid.Sus/ 2015/
PN.Trk.

I. Sistematika Pembahasan
Bab pertama adalah pendahuluan.Bab ini merupakan gambaran tentang
skripsi, yang berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi dan batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian pustaka, kegunaan hasil
penelitian,

definisi

operasional,

metode

penelitian

dan

sistematika

pembahasan.
Bab kedua merupakan landasan teori tentang tindak pidana kekerasan
yang menyebabkan kematian anak di dalam kandungan dalam hukum pidana
islam. Adapun landasan teori yang terdiri dari pengertian anak, teori anak,
upaya perlindungan anak, pengertian aborsi dan macam-macamnya, serta
pengertian tentang pembunuhan.
Bab ketiga memuat gambaran singkat tentang kasus tindak pidana
kekerasan pada anak di dalam kandungan yang menyebabkan korban
meninggal dunia, serta dasar putusan hakim terhadap tindak pidana
kekerasan pada anak di dalam kandungan yang menyebabkan meninggal

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

dunia dalam putusan pengadilan Negeri Trenggalek Nomor 141/Pid.Sus/
2015/PN.Trk.
Bab keempat adalah memuat tentang analisis Hukum Pidana Islam
terhadap dasar putusan hakim pada putusan Nomor 141/Pid.Sus/2015/PN.Trk
tentang kekerasan yang mennyebabkan kematian pada anak di dalam
kandungan.
Bab kelima adalah penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
KEKERASAN TERHADAP ANAK DI DALAM KANDUNGAN YANG
BERAKIBAT KEMATIAN MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM

A. Kajian Tentang Anak
1. Pengertian Anak
Anak adalah karunia Allah SWT yang harus dijaga dan dilindungi,
sesorang yang harus mendapatkan perlindungan karena ia masih sangat
lemah dan belum mempunyai kemampuan untuk melindungi dirinya.
Berbicara tentang pengertian anak berkaitan erat dengan batasan usia
seseorang disebut sebagai anak. Terdapat perbedaan dalam memberikan
batasan usia seorang anak dari berbagai sumber. Sebagian besar
memberikan batasan usia seorang anak adalah 18 (delapan belas) tahun.
menurut The Minimun Age Convention nomor 138, pengertian tentang
anak adalah seseorang yang berusia 15 tahun ke bawah . 22
Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
perlindungan anak dijelaskan bahwa pengertian anak adalah seseorang
yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak di dalam
kandungan .23 Jika melihat pengertian dari Undang-Undang No. 23
Tahun 2002 dijelaskan bahwa anak (janin) di dalam kandungan sudah
22

Abu Huraerah, Kekerasan Terhadap Anak : Fenomena Masalah dan kritis di Indonesia, (Bandung:
Nuansa, 2006), 20
23
UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

25
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

dapat dikategorikan sebagain anak yang wajib mendapatkan perlindungan
dari berbagai macam tindak kriminal. Sementara itu,

UNICEF

mendefinisikan anak sebagai penduduk yang berusia antara 0 sampai
dengan 18 tahun .24 Jika dicermati dari berbagai pengertian tentang anak
bahwasannya anak adalah mereka yang berada pada rentan usia antara 0
sampai dengan 18 tahun, hal ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan
kepentingan usaha kesejahteraan sosial serta pertimbangan kematangan
sosial, kematangan pribadi dan kematangan mental seseorang yang
umumnya dicapai setelah seseorang melampaui usia 18 tahun.
Di dalam hukum islam seorang anak dimaknai sebagai seorang yang
belum balig. Balig pada seorang anak laki-laki dapat diketahui melului
mimpi basah dan keluarnya air mani, sedangkan balig pada anak
perempuan dapat diketahui melalui menstruasi, mimpi basah, dan hamil.
Jika tanda-tanda balig datang lebih cepat atau terlambat, balig ditentukan
dengan usia. Mayoritas fukaha membatasi usia lima belas tahun untuk
laki-laki dan perempuan. Mereka beralasan karena yang mempengaruhi
kedewasaan seseorang sebenarnya adalah akal . 25 Baik di dalam UndangUndang maupun hukum islam sama-sama melihat aspek kematangan

24

Abu Huraerah, Kekerasan Terhadap Anak : Fenomena Masalah dan kritis di Indonesia, (Bandung:
Nuansa, 2006), 20
25
Ensiklopedia Hukum Pidana Islam edisi II, (Jakarta: PT Kharisma Ilmu), 258

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

berfikir sebagai salah satu barometer seseorang dikatakan telah dewasa
(balig) atau masih anak-anak.

2. Teori Tentang Anak
Telah dijelaskan di dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo
Undang-Undamg No. 35 Tahun 2014 bahwasannya pengertian anak
adalah seseorang belum berusia 18 tahun, termasuk anak di dalam
kandungan .26 Telah jelas sekali batasan tentang usia seorang anak.
Namun teori anak yang dimaksud disini adalah teori tentang anak yang
masih di dalam kandungan dalam kaitannya apakah sudah dapat disebut
sebagai anak. Dalam teori anak disini akan fokus pada janin di dalam
kandungan yang termasuk anak sesuai dengan Undang-Undang tersebut.
Secara eksplisit UU No 23 Tahun 2002 jo UU 35 Tahun 2014 tentang
perlindungan anak telah menjelaskan bahwasannya janin yang masih di
dalam kandungan sudah termasuk kategori anak. Hal ini sesuai dengan
tulisan kusmaryanto dalam bukunya yang berjudul kontroversi aborsi
yang menjelaskan tentang janin yang di dalam kandungan telah memiliki
kemampuan untuk berkembang sejak dimulai pada fase pembuahan. Pada
fase ini janin berusaha untuk menunjukkan eksistensinya dengaon cara
membentuk organ-organ baru yang akan membantu perkembangan

26

UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

dirinya untuk menuju pada fase berikutnya. Karena kegiatan ini janin
ingin memberitahu bahwa ia telah hidup dan berusaha untuk survive,
sehingga tidak dapat dipandang sebelah mata. Perkembangan pada fase
pembuahan masih sangat sedikit, organ-organ yang terbentuk pun belum
sempura sehingga sangat rentan untuk dibunuh. Namun, hal ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk membunuh janin, karena ia telah ada
sebagai

manusia sejak fase pembuahan yang merupakan awal

terbentuknya kehidupan.27 Dengan kata lain janin yang mengalami
pembuahan sudah dapat disebut sebagai anak. Hal ini senada dengan UU
No. 23 Tahun 2003 Jo. UU No. 35 Tahun 2014 tentang perlindungan
anak, yang menyebutkan bahwa yang termasuk dalam kategori anak
adalah anak yang berada di dalam kandungan.
Fase pembuahan adalah proses dimana bertemunya sel sperma dengan
sel ovum. Setelah sel sperma dan sel

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24