T1 462008050 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Penelitian deskriptif ini menggambarkan dan menganalisis beberapa faktor ibu yang berasosiasi terhadap kejadian bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) di RSUD Salatiga. Metode deskriptif memungkinkan peneliti untuk menuturkan pemecahan masalah berdasarkan data-data, tersaji menganalisis dan menginterpretasikan data.
Pendekatan kualitatif dilakukan sebagai upaya mendeskripsikan fenomena yang dipelajari berdasarkan data yang diperoleh lewat observasi dan komunikasi dengan partisipan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Salatiga. Pemilihan lokasi didasarkan atas pertimbangan bahwa RSUD Salatiga merupakan rumah sakit rujukan bagi bayi beresiko tinggi seperti bayi dengan BBLR khususnya untuk wilayah Salatiga dan sekitarnya.
Penelitian berlangsung selama tiga bulan yaitu bulan Juni sampai dengan Agustus 2012.
(2)
Teknik penentuan riset partisipan menganut purposive sampling yakni teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pada tahap pertama dilakukan koleksi data jumlah seluruh bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2012 di RSUD Salatiga. Berdasarkan data tersebut dilakukan pelacakan untuk menemukan karakteristik partisipan yang relevan dengan fokus penelitian ini. Wawancara lebih mendalam dilakukan terhadap riset partisipan yang telah ditemukan.
Sesuai dengan tujuan penelitian, karakteristika riset partisipan dalam penelitian ini adalah :
a. Ibu yang melahirkan bayi dengan berat kurang dari 2.500 gram dengan usia kehamilan 37 minggu atau lebih (term-postterm).
b. Bayi yang dilahirkan bukan bayi kembar (gemeli). c. Ibu bersedia menjadi riset partisipan dan kooperatif.
Empat belas ibu dinyatakan memenuhi karakteristik menjadi riset partisipan pada penelitian ini.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara dan dokumentasi. Dalam melakukan
(3)
wawancara peneliti menggunakan pedoman wawancara (interview guide) agar memudahkan peneliti dalam memperoleh dan mengumpulkan data. Jenis wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur (Semistructured interview), yaitu jenis wawancara yang sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, pelaksanaannya lebih bebas untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, sehingga fihak yang diajak wawancara dapat mengemukakan pendapat dan ide-idenya (Sugiyono, 2008).
Selain melakukan wawancara, data diperoleh melalui penelurusan terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan riwayat kehamilan riset partisipan. Informasi ini diperoleh melalui data dari rekam medik maupun data dari buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Peneliti membuat blue print (Tabel 3.1) yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan wawancara untuk memberikan batasan materi wawancara.
(4)
Tabel 3.1 Blueprint Pertanyaan Wawancara
Faktor-Faktor Item Sub Item Keterangan Pertanyaan
Gizi ibu hamil Status gizi ibu hamil
(Waryana, 2010 dan Romauli, 2011)
a. Sangat baik a. jika kenaikan berat badan ibu hamil mencapai kategori sangat baik selama kehamilan sesuai usia kehamilan ibu.
- Berapa berat badan ibu sebelum hamil? - Berapa berat badan
ibu saat mau melahirkan?
- Berapa minggu usia kehamilan ibu? b. Baik b. jika kenaikan berat badan
ibu hamil mencapai kategori baik selama kehamilan sesuai usia kehamilan ibu.
c. Cukup baik c. jika kenaikan berat badan ibu hamil mencapai kategori cukup baik selama kehamilan sesuai usia kehamilan ibu.
d. Kurang d. jika kenaikan berat badan ibu hamil mencapai kategori kurang selama kehamilan sesuai usia kehamilan ibu.
e. Sangat kurang e. jika ibu hamil tidak mengalami kenaikan berat badan selama kehamilan.
(5)
Status ekonomi Pendapatan (UMR Kota Salatiga, 2012)
a. Di atas UMR a. jika pendapat keluarga perbulan sebesar Rp900.000,00 atau lebih.
- Berapa pendapatan keluarga perbulan? b. Di bawah
UMR
b. jika pendapatan keluarga perbulan kurang dari Rp900.000,00
Usia ibu (Bartini, 2012)
a. Baik a. jika usia ibu saat melahirkan 20 – 35 tahun.
- Berapa usia ibu saat ini?
b. Beresiko b. jika usia ibu saat melahirkan kurang dari 20 tahun.
c. Sangat beresiko
c. jika usia ibu saat melahirkan di atas 35 tahun. Pengawasan ANC Kelengkapan pelayanan yang diberikan pada pemeriksaan kehamilan
(Depkes RI, 2009)
a. Baik a. jika ibu hamil memperoleh semua pemeriksaan dengan lengkap
- Jenis pelayanan apa saja yang ibu dapatkan pada waktu ibu memeriksakan kehamilannya? b. Kurang b. jika ada 1/lebih jenis
pemeriksaan yang belum dilakukan oleh ibu hamil. Pendidikan Ibu
(Romauli, 2011)
a. Tinggi a. jika ibu tamat perguruan tinggi.
- Apa pendidikan terakhir ibu?
b. Menengah b. jika ibu tamat SMA c. Rendah c. jika ibu tamat SD/SMP
(6)
Penyakit/ komplikasi selama kehamilan (Prawirahardjo, 2008)
a. Baik
b. Buruk/beresiko
a. Jika ibu tidak menderita penyakit dan tidak mengalami komplikasi selama kehamilan.
b. Jika ibu menderita penyakit atau komplikasi selama hamil.
- Saat hamil, apakah
ibu pernah
mengalami
gangguan dalam kehamilan?
- Apakah ibu
mempunyai penyakit selama hamil?
Paritas
(Winkjosastro, 2007)
a. Baik
b. Buruk/beresiko
a. Paritas 2 dan 3
b. Paritas 1 dan paritas lebih dari 3.
- Saat ini kehamilan yang keberapa? Jarak kehamilan
(Bartini, 2012)
a. Baik
b. Buruk/beresiko
a. Jarak kehamilan lebih dari 2 tahun.
b. Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun.
- Berapa jarak kehamilan sekarang dengan kehamilan sebelumnya?
Pekerjaan ibu (Farrer H, 2001)
a. Baik
b. Buruk/beresiko
a. Jika ibu tidak bekerja/ sebagai ibu rumah tangga (IRT)
b. Jika ibu bekerja.
- Apa jenis pekerjaan ibu?
Kebiasaan ibu (Cunningham, 2005)
a. Baik b. Buruk
a. Jika ibu tidak merokok dan tidak minum alkohol.
b. Jika ibu merokok dan minum alkohol.
- Apakah ibu
merokok?
- Apakah ibu
mempunyai
kebiasaan minum alkohol?
(7)
Berikut ditampilkan interview guide yang tidak dilakukan kategorisasi
Tabel 3.2 Interview guide dalam wawancara dengan riset partisipan
Faktor Item Pertanyaan
Gizi ibu hamil Menu makanan seimbang
- Selama hamil, seberapa sering dan seberapa banyak mengkonsumsi nasi dalam satu hari?
- Selama hamil, seberapa sering dan seberapa banyak mengkonsumsi sayur dalam sehari? Biasanya yang dikonsumsi sayur apa saja?
- Selama hamil, seberapa sering dan seberapa banyak mengkonsumsi lauk dalam sehari? Biasanya lauk apa saja yang sering dikonsumsi?
- Selama hamil, seberapa sering dan seberapa banyak mengkonsumsi buah dalam sehari? Buah apa yang sering dikonsumsi?
- Selama hamil, seberapa sering dan seberapa banyak ibu mengkonsumsi susu dalam sehari?
- Selama hamil, adakah makanan pantangan yang tidak boleh dikonsumsi ibu? Bila ada, makanan pantangan apa yang tidak
(8)
boleh dikonsumsi ibu? Mengapa makanan tersebut pantang untuk dikonsumsi?
Pengawasan ANC Perencanaan kehamilan
- Apakah kehamilan ini direncanakan sebelumnya? - Apakah kehamilan ini mendapat dukungan dari suami? Frekuensi
pemeriksaan kehamilan
- Pada waktu mengandung bayi ini, apakah ibu memeriksakan kehamilannya? Pada usia kehamilan berapa bulan, ibu pertama kali memeriksakan kehamilannya?
- Dimana ibu memeriksakan kehamilannya?
- Selama hamil, berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya? Penyakit/komplikasi
selama kehamilan
- Apakah pada kehamilan terakhir ini, ibu pernah mempunyai keluhan?
- Keluhan apa yang sering dialami ibu selama hamil?
- Bila ibu mempunyai keluhan tersebut, tindakan apa yang ibu lakukan?
Pekerjaan ibu - Selama hamil, apakah ibu masih bekerja? - Seberapa lama ibu bekerja?
(9)
3.5 Analisis Data
Analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh baik dari hasil wawancara dengan partisipan penelitian maupun hasil dokumentasi dari data rekam medik serta data buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Data kualitatif diperoleh dari hasil penghitungan dan tidak menyatakan kuantitas, tetapi menyatakan sifat yang dikelompokkan dalam kategori (Budiarto, 2002).
Wawancara dan dokumentasi menghasilkan data angka kejadian bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) bulan Juni sampai dengan Agustus 2012 di RSUD Salatiga. Pengelompokan data dilakukan untuk membedakan bayi BBLR kembar/gemeli dan bayi BBLR tidak kembar. Dilihat dari usia kehamilan ibu, bayi BBLR tidak kembar ini dikategorisasikan menjadi BBLR prematur (usia kehamilan ibu kurang dari 37 minggu) dan BBLR normal (usia kehamilan ibu 37 minggu atau lebih). Selanjutnya kejadian bayi BBLR normal ini dianalisis lebih mendalam untuk menemukan faktor ibu yang mempengaruhi kejadian BBLR tersebut.
Masing-masing faktor ibu dari segi gizi ibu, status ekonomi, usia ibu, pengawasan ANC, pendidikan ibu, penyakit/komplikasi selama kehamilan, paritas, jarak kehamilan, pekerjaan ibu dan kebiasaan ibu (merokok dan minum alkohol) dilakukan kategorisasi menjadi baik dan buruk atau beresiko sebagaimana terlihat dalam Tabel 3.1.
(10)
Standar penilaian status gizi ibu hamil ditentukan berdasarkan kenaikan berat badan ibu selama hamil yang disesuaikan dengan usia kehamilan ibu. Berikut kenaikan berat badan normal bagi wanita hamil tiap trimester (Waryana, 2010): a. Trimester I (0-12 minggu) : kenaikan berat badan sebesar 0,7 –
1,4 kg.
b. Trimester II (sampai usia 28 minggu) : kenaikan berat badan sebesar 6,7 – 7,4kg
c. Trimester III (sampai usia 40 minggu) : kenaikan berat badan sebesar 12,7 – 13,4 kg.
Menurut Romauli (2011) proporsi kenaikan berat badan selama hamil pada trimester III adalah 0,3-0,5 kg/minggu. Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh hasil kenaikan berat badan ibu saat hamil yang disesuaikan dengan usia kehamilan ibu. Kategorisasi kenaikan berat badan ibu untuk menentukan status gizi ibu hamil yang disesuaikan dengan usia kehamilan ibu ditampilkan dalam Tabel 3.3.
(11)
Tabel 3.3 Kategorisasi kenaikan berat badan ibu hamil (Waryana, 2010 dan Romauli 2011)
Sangat kurang, jika ibu hamil tidak mengalami peningkatan berat badan. Usia kehamilan
(minggu)
Kategorisasi kenaikan berat badan selama kehamilan (kg) Kurang Cukup baik Baik Sangat baik 28 ≤ 6,6 6,7 – 7,0 7,1 - 7,3 ≥ 7,4 29 ≤ 6,9 7,0 – 7,4 7,5 – 7,8 ≥ 7,9 30 ≤ 7,2 7,3 – 7,8 7,9 – 8,3 ≥ 8,4 31 ≤ 7,5 7,6 – 8,2 8,3 – 8,8 ≥ 8,9 32 ≤ 7,8 7,9 – 8,6 8,7 – 9,3 ≥ 9,4 33 ≤ 8,1 8,2 – 9,0 9,1 – 9,8 ≥ 9,9 34 ≤ 8,4 8,5 – 9,3 9,4 – 10,3 ≥ 10,4 35 ≤ 8,7 8,8 – 9,8 9,9 – 10,8 ≥ 10,9 36 ≤ 9,0 9,1 – 10,2 10,3 – 11,3 ≥ 11,4 37 ≤ 9,3 9,4 – 10,6 10,7 – 11,8 ≥ 11,9 38 ≤ 9,6 9,7 – 11,0 11,1 – 12,3 ≥ 12,4 39 ≤ 9,9 10,0 – 11,4 11,5 – 12,8 ≥ 12,9 40 ≤ 10,2 10,3 – 11,8 11,9 – 13,3 ≥ 13,4 41 ≤ 10,5 10,6 – 12,2 12,3 – 13,8 ≥ 13,9 42 ≤ 10,8 10,9 – 12,6 12,7 – 14,3 ≥ 14,4
(12)
perbulan. Faktor status ekonomi mencapai kategori di atas UMR jika pendapatan keluarga perbulannya mencapai Rp 900.000,00 atau lebih. Kategorisasi pendapatan keluarga per bulan berdasarkan Upah Minimum Regional (UMR) Kota Salatiga tahun 2012 yaitu sebesar Rp 900.000,00.
3. Faktor usia ibu mencapai kategori baik jika usia ibu saat melahirkan masuk usia reproduksi sehat yakni umur 20-35 tahun.
4. Faktor pengawasan ANC dilihat berdasarkan kelengkapan pelayanan yang diberikan pada pemeriksaan kehamilan. Faktor pengawasan ANC mencapai kategori baik jika ibu memperoleh pemeriksaan kehamilan dengan lengkap yang meliputi periksa perut, timbang berat badan berat badan, ukur tekanan darah, imunisasi TT 2 kali, pemberian tablet besi (Fe), dan pemeriksaan Hb darah.
5. Faktor pendidikan ibu mencapai kategori tinggi jika ibu tamat Perguruan Tinggi.
6. Faktor penyakit/komplikasi selama kehamilan masuk kategori baik jika ibu tidak menderita penyakit maupun tidak mengalami komplikasi selama kehamilan.
7. Faktor paritas masuk kategori baik jika kehamilan saat ini merupakan kehamilan kedua atau kehamilan ketiga.
(13)
8. Faktor jarak kehamilan masuk kategori baik jika jarak kehamilan sekarang dengan kehamilan sebelumnya lebih dari 2 tahun.
9. Faktor pekerjaan ibu masuk kategori baik jika ibu tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga (IRT).
10. Faktor kebiasaan ibu masuk kategori baik jika ibu tidak merokok dan tidak minum alkohol.
Terhadap masing-masing partisipan akan dilakukan kategorisasi terhadap faktor gizi, status ekonomi, usia, pengawasan ANC, pendidikan, penyakit/komplikasi selama kehamilan, paritas, jarak kehamilan, pekerjaan dan kebiasaan ibu yang mempengaruhi kejadian BBLR tersebut. Hasil pengkategorisasian faktor-faktor tersebut kemudian dianalisis pada masing-masing partisipan untuk menetapkan faktor ibu yang mempengaruhi kejadian BBLRnya. Tahap selanjutnya menentukan faktor ibu yang paling berkaitan erat dengan kejadian BBLR pada seluruh partisipan yang diteliti.
3.6 Uji Keabsahan Data
Penulis menggunakan teknik pemeriksaan triangulasi sumber untuk mendapatkan keabsahan data. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono, 2008).
(14)
wawancara partisipan penelitian terhadap hasil dokumentasi baik data dari rekam medik maupun dari buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Penilaian terhadap kesesuaian antara hasil wawancara sejumlah item pertanyaan yang diajukan kepada partisipan dengan hasil dokumentasi dilakukan untuk menetapkan keabsahan data.
3.7 Keterbatasan Penelitian
Penentuan status gizi partisipan ditentukan berdasarkan kenaikan berat badan selama kehamilan. Tidak memungkinkan bagi peneliti untuk memantau kenaikan berat badan partisipan tiap minggunya. Hal ini dikarenakan peneliti melakukan penelitian pada partisipan yang telah melahirkan bayi BBLR.
(1)
3.5 Analisis Data
Analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh baik dari hasil wawancara dengan partisipan penelitian maupun hasil dokumentasi dari data rekam medik serta data buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Data kualitatif diperoleh dari hasil penghitungan dan tidak menyatakan kuantitas, tetapi menyatakan sifat yang dikelompokkan dalam kategori (Budiarto, 2002).
Wawancara dan dokumentasi menghasilkan data angka kejadian bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) bulan Juni sampai dengan Agustus 2012 di RSUD Salatiga. Pengelompokan data dilakukan untuk membedakan bayi BBLR kembar/gemeli dan bayi BBLR tidak kembar. Dilihat dari usia kehamilan ibu, bayi BBLR tidak kembar ini dikategorisasikan menjadi BBLR prematur (usia kehamilan ibu kurang dari 37 minggu) dan BBLR normal (usia kehamilan ibu 37 minggu atau lebih). Selanjutnya kejadian bayi BBLR normal ini dianalisis lebih mendalam untuk menemukan faktor ibu yang mempengaruhi kejadian BBLR tersebut.
Masing-masing faktor ibu dari segi gizi ibu, status ekonomi, usia ibu, pengawasan ANC, pendidikan ibu, penyakit/komplikasi selama kehamilan, paritas, jarak kehamilan, pekerjaan ibu dan kebiasaan ibu (merokok dan minum alkohol) dilakukan kategorisasi menjadi baik dan buruk atau beresiko sebagaimana terlihat dalam Tabel 3.1.
(2)
1. Faktor gizi yang dinilai adalah status gizi ibu.
Standar penilaian status gizi ibu hamil ditentukan berdasarkan kenaikan berat badan ibu selama hamil yang disesuaikan dengan usia kehamilan ibu. Berikut kenaikan berat badan normal bagi wanita hamil tiap trimester (Waryana, 2010): a. Trimester I (0-12 minggu) : kenaikan berat badan sebesar 0,7 –
1,4 kg.
b. Trimester II (sampai usia 28 minggu) : kenaikan berat badan sebesar 6,7 – 7,4kg
c. Trimester III (sampai usia 40 minggu) : kenaikan berat badan sebesar 12,7 – 13,4 kg.
Menurut Romauli (2011) proporsi kenaikan berat badan selama hamil pada trimester III adalah 0,3-0,5 kg/minggu. Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh hasil kenaikan berat badan ibu saat hamil yang disesuaikan dengan usia kehamilan ibu. Kategorisasi kenaikan berat badan ibu untuk menentukan status gizi ibu hamil yang disesuaikan dengan usia kehamilan ibu ditampilkan dalam Tabel 3.3.
(3)
Tabel 3.3 Kategorisasi kenaikan berat badan ibu hamil (Waryana, 2010 dan Romauli 2011)
Sangat kurang, jika ibu hamil tidak mengalami peningkatan berat badan. Usia kehamilan
(minggu)
Kategorisasi kenaikan berat badan selama kehamilan (kg) Kurang Cukup baik Baik Sangat baik
28 ≤ 6,6 6,7 – 7,0 7,1 - 7,3 ≥ 7,4
29 ≤ 6,9 7,0 – 7,4 7,5 – 7,8 ≥ 7,9
30 ≤ 7,2 7,3 – 7,8 7,9 – 8,3 ≥ 8,4
31 ≤ 7,5 7,6 – 8,2 8,3 – 8,8 ≥ 8,9
32 ≤ 7,8 7,9 – 8,6 8,7 – 9,3 ≥ 9,4
33 ≤ 8,1 8,2 – 9,0 9,1 – 9,8 ≥ 9,9
34 ≤ 8,4 8,5 – 9,3 9,4 – 10,3 ≥ 10,4 35 ≤ 8,7 8,8 – 9,8 9,9 – 10,8 ≥ 10,9 36 ≤ 9,0 9,1 – 10,2 10,3 – 11,3 ≥ 11,4 37 ≤ 9,3 9,4 – 10,6 10,7 – 11,8 ≥ 11,9 38 ≤ 9,6 9,7 – 11,0 11,1 – 12,3 ≥ 12,4 39 ≤ 9,9 10,0 – 11,4 11,5 – 12,8 ≥ 12,9 40 ≤ 10,2 10,3 – 11,8 11,9 – 13,3 ≥ 13,4 41 ≤ 10,5 10,6 – 12,2 12,3 – 13,8 ≥ 13,9 42 ≤ 10,8 10,9 – 12,6 12,7 – 14,3 ≥ 14,4
(4)
2. Faktor status ekonomi dilihat dari pendapatan keluarga perbulan. Faktor status ekonomi mencapai kategori di atas UMR jika pendapatan keluarga perbulannya mencapai Rp 900.000,00 atau lebih. Kategorisasi pendapatan keluarga per bulan berdasarkan Upah Minimum Regional (UMR) Kota Salatiga tahun 2012 yaitu sebesar Rp 900.000,00.
3. Faktor usia ibu mencapai kategori baik jika usia ibu saat melahirkan masuk usia reproduksi sehat yakni umur 20-35 tahun.
4. Faktor pengawasan ANC dilihat berdasarkan kelengkapan pelayanan yang diberikan pada pemeriksaan kehamilan. Faktor pengawasan ANC mencapai kategori baik jika ibu memperoleh pemeriksaan kehamilan dengan lengkap yang meliputi periksa perut, timbang berat badan berat badan, ukur tekanan darah, imunisasi TT 2 kali, pemberian tablet besi (Fe), dan pemeriksaan Hb darah.
5. Faktor pendidikan ibu mencapai kategori tinggi jika ibu tamat Perguruan Tinggi.
6. Faktor penyakit/komplikasi selama kehamilan masuk kategori baik jika ibu tidak menderita penyakit maupun tidak mengalami komplikasi selama kehamilan.
(5)
8. Faktor jarak kehamilan masuk kategori baik jika jarak kehamilan sekarang dengan kehamilan sebelumnya lebih dari 2 tahun.
9. Faktor pekerjaan ibu masuk kategori baik jika ibu tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga (IRT).
10. Faktor kebiasaan ibu masuk kategori baik jika ibu tidak merokok dan tidak minum alkohol.
Terhadap masing-masing partisipan akan dilakukan kategorisasi terhadap faktor gizi, status ekonomi, usia, pengawasan ANC, pendidikan, penyakit/komplikasi selama kehamilan, paritas, jarak kehamilan, pekerjaan dan kebiasaan ibu yang mempengaruhi kejadian BBLR tersebut. Hasil pengkategorisasian faktor-faktor tersebut kemudian dianalisis pada masing-masing partisipan untuk menetapkan faktor ibu yang mempengaruhi kejadian BBLRnya. Tahap selanjutnya menentukan faktor ibu yang paling berkaitan erat dengan kejadian BBLR pada seluruh partisipan yang diteliti.
3.6 Uji Keabsahan Data
Penulis menggunakan teknik pemeriksaan triangulasi sumber untuk mendapatkan keabsahan data. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono, 2008).
(6)
Uji keabsahan data dilakukan dengan mencocokan hasil wawancara partisipan penelitian terhadap hasil dokumentasi baik data dari rekam medik maupun dari buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Penilaian terhadap kesesuaian antara hasil wawancara sejumlah item pertanyaan yang diajukan kepada partisipan dengan hasil dokumentasi dilakukan untuk menetapkan keabsahan data.
3.7 Keterbatasan Penelitian
Penentuan status gizi partisipan ditentukan berdasarkan kenaikan berat badan selama kehamilan. Tidak memungkinkan bagi peneliti untuk memantau kenaikan berat badan partisipan tiap minggunya. Hal ini dikarenakan peneliti melakukan penelitian pada partisipan yang telah melahirkan bayi BBLR.