Peraturan Daerah Tahun 2013 | Payakumbuh Kota perda no 5 thn 2013

C,

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH
NOMOR 5 TAHUN 2OI3
TENTANG
PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PAYAKUMBUH,

Menimbang

: a.

b.

c.

bahwa barang milik daerah merupakan salah

satu unsur penting dalam penyelenggaraan


pemerintahan daerah yang perlu diatur, ditata
dan dikelola sehingga dapat memberikan
kemanfaatan
sebesar-besarnya bagi
terwujudnya kesej ahteraan masyarakat;
bahwa pengelolaan barang milik daerah yang
dilakukan secara komprehensif dan terpadu
akan mendorong terwujudnya tertib
administrasi dan tertib pengelolaan barang
milik daerah;
bahwa ketentuan Pasi:-rl I2l ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 58, 'lahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah dan Pasal 81
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006
tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah, perlu diatur dengan Peraturan
Daerah;

d. Bahwa


Mengingat :

pertimbanganberdasarkan
pertimbangan sebagaimana dimaksud da-lam
huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu
membentuk Peraturan Daerah tentang
Pengelolaan Barang Milik Daerah.

1.

Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang

2.

Republik Indonesia Tahun 1945;
Undang - Undang Nomor 8 Tahr:n Lg56
tentang Pembentukan Daerah Otonorn Ko:a

Dasa-r


Kecil Dalam lingkungan Daerah Propr::si
Sumatera Tengah jo Peraturan \{enteri Daia=
Negeri Nomor 8 Tahun 197C :e-'!ans
Pelaksanaan Pemerintahan Kotanai'.-a Soiok
ia

\l

dan Payakumbuh ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1956 Nomor 19 );

-

J.

4,

5.

Undang-Undang Nomor 72 Tahun 1957

tentang Penetapan Undang-Undang Darurat
Nomor 19 Tahun 1955 tentang Penjualan
Rumah Negeri kepada Pegawai Negeri sebagai
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1957 Nomor 158);
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1960 Nomor 1O4, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2013);

Undang-Undang Nomor 77 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2OO3 Nomor 47,

Tambahan Lembaran Negara

6.

Republik


Indonesia Nomor a286);
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2OO4 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 5,

Tambahan Lembaran Negara

Republik

Indonesia Nomor a355);
7.

8.

9.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 44371 sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 48aal;
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 7971
tentang Penjualan Kendaraan Perorangan
Dinas Milik Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1971Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 19671;
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994
tentang Rumah Negara (Lembaran Negara
Republik IndonesiaTahun 1994 Nomor 60,

Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3537) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor

,\.

31 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas

10.

T2

Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994
tentang Rumah Negara;
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor a5781;
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006


tentang Pengelolaan Barang

Milik

Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4609) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan

Barang Milik Negara/Daerah

13.

(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor a855);
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2OI2
tentang Hibah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2Ol2 Nomor

Tambahan Lembaran Negara

5,

Republik

Indonesia Nomor 5272\;
14.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

Tahun 2OO7 tentang Pedoman

17


Teknis

Pengelolaan Barang Milik Daerah;

15.

Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor
02 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata

Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota
Payakumbuh (Lembaran Daerah Kota
Payakumbuh Tahun 2008 Nomor 02)

i6.

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Kota Payakumbuh Nomor 2 Tahun
2Oll Tentang Perubahan Atas Peraturan

Daerah Nomor 02 Tahun 2008 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Di
Lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh
(Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun
2OII Nomor 12);
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat
dan Lembaga Tekhnis di Lingkungan
Pemerintah Kota Payakumbuh sebagaiman
telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor

r

tq_

3 Tahun 2077 Tentang Perubahan

17.

18.

Atas
Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 4
Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata
Kerja Inspektorat dan Lembaga Tekhnis Di
Lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh
(Lembaran Daerah Kota Payakumbuh) Tahun
2oll Nomor 13);
Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 5
Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kecamatan dan Kelurahan Di
Lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh
(Lembaran Daerah Tahun 2O0B Nomor 05);
Peraturan Daerah Nomor 6 Taun 2008 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Payakumbuh (Lembaran
Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2008 Nomor
o6)

19.

Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor
04 Tahun 2OII Tentang Organisasi dan Tata

Kerja Badan Kesatuan Bangsa

dan
Penanggulangan Bencana Daerah Pemerintah
Kota Payakumbuh (Lembaran Daerah Kota
Payakumbuh Tahun 2O1 1 Nomor 14);
20. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 5
Tahun 2OII Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Pemerintah Kota
Payakumbuh(Lembaran Daerah Kota
Payakumbuh Tahun 20 11 Nomor 15);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PAYAKUMBUH
dan
WALIKOTA PAYAKUMBUH
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENGELOLAAN
BARANG MILIK DAERAH

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1.

Daerah adalah Kota Payakumbuh.

o\i

Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah Kota

2.

Payakumbuh sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD

3.

adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Payakumbuh.
4.

Walikota adalah Walikota Payakumbuh.

5.

Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah

Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.

6. Anggaran

Pendapatan

dan Belanja Daerah yang selanjutnya

disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kota Payakumbuh.

7. Barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau
diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya
yang sah.

8. Pengelola barang adalah pejabat yang berwenang dan
bertanggungjawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta
melakukan pengelolaan barang milik daerah.

9. Pengguna barang adalah pejabat pemegang

kewenangan

penggunaan barang milik daerah.
10. Kuasa pengguna barang adalah kepala

satuan kerja atau pejabat

yang ditunjuk oleh pengguna barang untuk menggunakan barang
yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya.
1

1.

Penyimpanan barang milik daerah adalah pegawai yang diserahi
tugas untuk menerima, menyimpan, dan memgeluarkan barang.

12. Pengurus barang

milik daerah adalah pegawai yang diserahi tugas

untuk mengurus barang daerah dalam proses pemakaian yang ada
di setiap satuan kerja perangkat d,aerahlunit kerja.
13. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD
adalah perangkat daerah selaku pengguna barang.
14.

Unit Kerja adalah bagian SKPD selaku kuasa pengguna barang.

,\,

t

kebutuhan adalah kegiatan merumuskan rincian
kebutuhan barang milik daerah untuk menghubungkan pengadaan
barang yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan

15. Perencanaan

sebagai dasar dalam melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan
yang akan datang.
16.

Pengadaan adalah kegiatan untuk

melakukan pemenuhan

kebutuhan barang daerah dan jasa.
17.

Penyaluran adalah kegiatan untuk menyalurkan/pengiriman
barang milik daerah dari gudang ke unit kerja pemakai.

atau tindakan yang dilakukan agar
semua barang milik daerah selalu dalam keadaan baik dan siap
untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna.
19. Pengamanan adalah kegiatan tindakan pengendalian dalam

18. Pemeliharaan adalah kegiatan

pengurusan barang milik daerah dalam bentuk fisik, administratif
dan tindakan upaya hukum.
20. Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengguna/kuasa

pengguna dalam mengelola dan menata usaha kan barang milik

daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD yang
bersangkutan.

2l.Pernanfaatan adalah pendayagunaan barang milik daerah yang
tidak dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD
dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, bangun
guna serah dan bangun serah guna dengan tidak mengubah status
kepemilikan.

22.Sewa adalah pemanfaatan barang milik daerah oleh pihak lain
dalam jangka waktu tertentu dengan menerima imbalan uang
tunai.
23. Pinjam

pakai adalah penyerahan penggunaan barang

antara

Pemerintah Fusat dengan Pemerintah Daerah atau sebaliknya dan
antar Pemerintah Daerah dalam jangka waktu tertentu tanpa

menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut berakhir
diserahkan kembali kepada pengelola.

o \\r'

24. Kerjasama pemanfaatan

adalah pendayagunaan barang milik

daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka
peningkatan penerimaan daerah bukan pajak/pendapatan daerah
dan sumber pembiayaan lainnYa.
25.

Bangun guna serah adalah pemanfaatan barang milik daerah
berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan
dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan
oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah
disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta

bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya
jangka waktu.
26. BanguLn serah guna adalah pemanfaatan barang milik daerah

berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan

dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dan setelah selesai
pembangunannya diserahkan untuk didayagunakan oleh pihak lain
tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakati.
2T.Penghapusan adalah tindakan menghapus barang milik daerah dari
daftar barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat

yang berwenang untuk membebaskan pengguna barang dan/atau
kuasa pengguna barang dan/atau pengelola barang dari tanggung

jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam
penguasaannya.
28. Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan barang milik
daerah sebagai tindak lanjut dari penghapusan dengan cara dijual,

dipertukarkan, dihibahkan atau disertakan sebagai modal
Pemerintah Daerah.
29. Penjualan adalah pengalihan kepemilikan barang

milik

daerah

kepada pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk
uang.
30.

Tukar menukar barang milik daerahltukar guling

adalah

pengalihan kepemilikan barang milik daerah yang dilakukan antara
Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Pusat, antar Pemerintah

t

tr*

Daerah, atau antara Pemerintah Daerah dengan pihak lain, dengan

menerima penggantian dalam bentuk barang, sekurang-kurangnya
dengan nilai seimbang.
31.

Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari pemerintah

pusat kepada pemerintah daerah, dari pemerintah daerah kepada
pemerintah pusat, arttar pemerintah daerah,atau dari pemerintah
pusat/ pemerintah daerah kepada pihak lain, tanpa memperoleh
penggantian.

32.Penatausahaan adaiah rangkaian kegiatan yang meliputi
pembukuan, inventarisasi dan pelaporan barang milik daerah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

33.Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan,
pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan barang milik daerah.
34. Penilaian adalah suatu proses kegiatan penelitian yang selektif
didasarkan pada data/fakta yang obyektif dan relevan dengan
menggunakan metode/teknis tertentu untuk memperoleh nilai
barang milik daerah.
35. Daftar barang pengguna yang selanjutnya disingkat dengan DBP
adalah daftar yang memuat data barang yang digunakan oleh
masing-masing pengguna.
36. Daftar barang kuasa pengguna yang selanjutnya disingkat DBKP

adalah daftar yang

memuat data barang yang dimiliki oleh

masing-masing kuasa pengguna.

dan prasarana kerja Pemerintahan Daerah
adalah pembakuan ruang kantor, perlengkapan kantor, rumah
dinas, kendaraan dinas dan lain- lain barang yang memerlukan

37. Standarisasi sarana

standarisasi.
38. Standarisasi harga adalah penetapan besaran harga barang sesuai

jenis,spesifikasi

dan kualitas dalam

1 (satu) periode tertentu.

adalah semua lembaga pemerintah yang
melaksanakan fungsi administrasi pemerintahan dilingkungan
eksekutif baik di pusat maupun daerah termasuk komisi-komisi,

39. Instansi Pemerintah

dewan, badan yang mendapatkan dana dari APBN maupun APBD

8\

40. Pengadaan

adalah

kegiatan untuk melakukan pemenuhan kebutuhan

barang daerah dan jasa.

4i.Unit Layanan Pengadaan selanjutnya disebut ULP adalah unit
organisasi pemerintah yang berfungsi melaksanakan pengadaan
barangljasa di SKPD yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri
atau melekat pada unit Yang ada.
BAB II
ASAS, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Bagian Kesatu
Asas

Pasal 2
Pengelolaan barang milik daerah diselenggarakan berdasarkan asas:

a.
b.
c.
d.
e.
f.

fungsional;
kepastian hukum;

transparansi;
efisiensi;

akuntabilitas; dan
kepastian nilai;
Bagian Kedua
Tujuan
Pasal 3

a.

menunjang kelancaran pelaksanaan

b.
c.

pemerintahan dan pembangunan daerah;
terwujudnya akuntabilitas dalam pengelolaan barang milik daerah;
terwujudnya pengelolaan barang milik daerah yang tertib, efektif,

d.

efisien, transparan dan akuntabel;
sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengelolaan barang milik

penyelenggaraan

daerah.

9\

Bagian Ketiga
Ruang LingkuP
Pasal 4

(1)

Barang milik Daerah meliPuti:
a. barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD; dan

b'barangyangberasaldariperolehanlainnyayangsah;
(21 Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang
sejenis;

b.barangyangdiperolehsebagaipelaksanaandari
c.

perjanjian/kontrak;
barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;

d.

barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap'
Pasal 5

Pengelolaan barang

milik daerah berdasarkan Peraturan Daerah ini

terdiri atas :

a. perencanaan kebutuhan dan penganggaran;
b. pengadaan;
c. penerimaan, penyimpanan dan penyaluran;
d. penggunaan;
e. penatausahaan;
f. pemanfaatan;
g. pengamanan dan Pemeliharaan;
h. penilaian;
i. penghapusan;
j. pemindahtanganan;
k. pembinaan, pengawasan dan pengendalian;
1. pembiayaan; dan
m. tuntutan ganti rugi.

10\ \r

BAB III
PEJABAT PENGELOLA BARANG MILIK DAERAH
Pasal 6
(1)

Walikota sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik
daerah berwenang dan bertanggungjawab atas pembinaan dan
pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah.

(2)

Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang untuk

a.
b.

:

menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik daerah;
menetapkan

penggunaan,

pemanfaatan

atau

pemindahtanganan tanah dan bangunan;

c. menetapkan kebijakan pengamanan barang milik daerah;
d. mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah
yang memerlukan persetujuan DPRD;

e. menyetujui usul pemindahtanganan dan penghapusan
f.
(3)

barang

milik daerah sesuai batas kewenangannya; dan
menyetujui usul pemanfaatan barang milik daerah selain
tanah dan/atau bangunan.

Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Walikota dibantu oleh

:

a. Sekretaris Daerah selaku Pengelola Barang;
b. Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset/
Unit pengelola barang milik daerah selaku Pembantu
Pengelola Barang;

c.
d.
e.
f.

Kepala SKPD selaku Pengguna Barang;
Kepala Unit Kerja

/

UPTD selaku Kuasa Pengguna Barang;

Penyimpan Barang; dan
Pengurus Barang.

L1.

Pasal 7

Sekretaris Daerah selaku pengelola barang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (3) huruf a, berwenang dan bertanggungjawab:
a. menetapkan pejabat yang mengurus dan menyimpan barang milik
daerah;

b. meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan barang milik daerah;
kebutuhan
menyetujui rencana
dan
c. meneliti
pemeliharaanf perawatan barang milik daerah;

d. mengatur pelaksanaan pemanfaatan, penghapusan

dan

pemindahtanganan barang milik daerah yang telah disetujui oleh
walikota;

e. melakukan koordinasi dalam pelaksanaan inventarisasi
f.

barang

milik daerah; dan
melakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan
barang milik daerah.
Pasal 8

Kepala Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset I Unrt
Pengelola Barang Milik Daerah selaku pembantu pengelola barang milik
daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf b
bertanggungjawab mengkoordinir penyelenggaraan pengelolaan barang
milik daerah yang ada pada masing-masing SKPD.
Pasal 9

Kepala SKPD selaku pengguna barang milik daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf c, berwenang dan bertanggung
jawab:

a. mengajukan rencana kebutuhan barang milik

daerah bagi SKPD

yang dipimpinnya kepada walikota mela-lui pengelola;

b. mengajukan permohonan penetapan status untuk

penguasaan

dan penggunaan barang milik daerah yang diperoleh dari beban

L2

APBD dan perolehan lainnya yang sah kepada walikota melalui
pengeloia;
c.

meiakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang
berada dalam penguasaannya;

d.

e.

f.

menggunakan barang milik daerah yang berada dalam
penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok
dan fungsi SKPD Yang diPimPinnYa;
mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada
dalam penguasaannya;
mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah berupa
tanah danf alau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan
DPRD dan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan
kepada Walikota melalui pengelola;

(J

b'

menyerahkan tanah dan bangunan yang tidak dimanfaatkan
untuk kepentingan penyeienggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD
yang dipimpinnya kepada walikota melalui pengelola;

h.

melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan
barang milik daerah yang ada dalam penguasaannya; dan
menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Pengguna
Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT)
yang berada dalam penguasaannya kepada pengelola'

Pasal 10
Pejabat yang ditunjuk oleh pengguna selaku kuasa
pengguna barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (3) huruf d, berwenang dan bertanggung jawab:
Kepala Unit Kerja

a.
b.

/

mengajukan rencana kebutuhan barang milik daerah bagi unit
kerja yang dipimpinnya kepada Kepala SKPD yang bersangkutan;
melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang
berada dalam Penguasaannya;

13

c.

d.

menggunakan barang milik daerah yang berada dalam
penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok
dan fungsi unit kerja yang dipimpinnya;
mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada
dalam penguasaannya;

e.

f.

melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan
barang milik daerah yang ada dalam penguasaannya; dan
menJrusun dan menyampaikan Laporan Barang Kuasa Pengguna
Semesteran (LBKPS) dan Laporan Barang Kuasa Pengguna
Tahunan (LBKPT) yang berada dalam penguasaannya kepada
kepala SKPD yang bersangkutan.
Pasal

11

penyimpan barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (3) huruf e memiliki tugas:
a. menerima, menyimpan, dan menyalurkan barang milik daerah;
b. meneliti dan menghimpun dokumen pengadaan barang yang
diterima;
c.

meneliti jumlah dan kualitas barang yang diterima sesuai dengan
dokumen pengadaan;

d.

mencatat barang milik daerah yang diterima ke dalam buku/kartu
barang;

e. mengamankan barang milik daerah yang ada dalam persediaan;
dan

f.

membuat laporan penerimaan, penyaluran dan stock/persediaan
barang milik daerah kepada Pengguna/Kuasa Pengguna.

Pasal 12
Pengurus Barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf

memiliki tugas

f

:

I4

a.

mencatat seluruh barang milik daerah yang berada di masingmasing Pengguna/Kuasa Pengguna yang berasal dari APBD
maupun perolehan lain yang sah ke dalam Kartu Inventaris
Barang (KIB), Kartu Inventaris Ruangan (KIR), Buku Inventaris
(BI), dan Buku Induk Inventaris (BII), sesuai kodefikasi dan
penggolongan barang milik daerah;

b. melakukan pencatatan barang milik
c.

daerah

yang

dipelihara/ diperbaiki ke dalam Kartu Pemelihar aar';
menyiapkan Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) dan

Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) serta Laporan
Inventarisasi 5 (lima) Tahunan yang berada di SKPD kepada
pengelola; dan
d.

menyiapkan usulan penghapusan barang milik daerah yang rusak
atau tidak dipergunakan lagi'
BAB IV
PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGANGGARAN
Pasal 13

(1)

(2)

(3)

Perencanaan kebutuhan barang

milik daerah disusun

dalam

Rencana Kerja dan Anggaran SKPD setelah memperhatikan
ketersediaan barang milik daerah yang ada'
Perencanaan Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah
(RKPBMD) disusun dalam Rencana Kerja dan Anggaran SKPD
dengan memperhatikan data barang yang ada dalam pemakaian.
Perencanaan kebutuhan dan pemeliharaan barang milik daerah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (21, berpedoman
pada standarisasi sarana dan prasarana kerja pemerintahan

daerah dan standar harga yang ditetapkan dengan Peraturan
Walikota.

(41 Peraturan Walikota dan Keputusan Walikota sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), dijadikan acuan dalam menJrusun
1"5

Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah (RKBMD) dan Rencana

(5)

Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah (RKPBMD).
Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah dan Rencana Kebutuhan
Pemeliharaan Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2), sebagai dasar pen)rusunan Rencana Kerja dan

Anggaran (RKA) masing-masing SKPD sebagai bahan penJrusunan
Rencana APBD.
Pasal 14
(1)

(2)

Pengguna Barang menghimpun usul rencana kebutuhan barang
dan usul rencana kebutuhan pemeliharaan barang milik daerah

yang diajukan oieh Kuasa Pengguna Barang yang berada dibawah
satuan kerja yang diPimPinnYa'
Pengguna Barang menyampaikan usul sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) kepada Pengelola Barang melalui Pembantu Pengelola
Barang.

(3)

Pengelola Barang dan Pembantu Pengelola Barang bersama
Pengguna Barang membahas usul sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dengan memperhatikan daftar barang milik daerah untuk

ditetapkan sebagai Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah
(RKBMD) dan Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik
Daerah (RKPBMD).
Pasal 15
(1)

Setelah APBD ditetapkan, Pembantu Pengelola Barang menyusun
Daftar Kebutuhan Barang Milik Daerah (DKBMD) dan Daftar

Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah (DKPBMD ), sebagai
dasar pelaksanaan pengadaan barang dan pemeliharaan barang

milik daerah.
(21 Daftar Kebutuhan Barang Milik Daerah (DKBMD) dan DaJtar
Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah (DKPBltS

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Walikota.
Pasal 16

Kepala Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset I Unit
Pengelola Barang Milik Daerah sesuai tugas pokok dan fungsinya
duduk sebagai Tim Anggaran Pemerintah Daerah dalam pen)'usunan
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Pasal 17

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pen)'usunan rencana
kebutuhan barang dan kebutuhan pemeliharaan barang milik daerah
diatur dengan Peraturan Walikota.
BAB V
PENGADAAN
Pasal 18

Pengadaan barang

milik daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip-

prinsip efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil/tidak
diskriminatif, serta akuntabel.
Pasal 19

(1)

pengadaan barang/jasa pemerintah daerah dilaksanakan oleh ULP

(2\

atau pejabat/ Panitia Pengadaan.
IJLP lPanitia/Pejabat Pengadaan Barangl Jasa Pemerintah Daerah

(3)

ditetapkan dengan Keputusan Walikota.
Walikota dapat melimpahkan kewenangan kepada SKPD danf atau
Unit Layanan Pengadaan untuk membentuk Panitia/Pejabat
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Daerah.

L7

Pasal 20
(1)

Pengadaan barang/jasa pemerintah daerah dilaksanakan sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2)

Pengadaan barang/jasa pemerintah daerah yang bersifat khusus

dan menganut asas keseragaman ditetapkan dengan Keputusan
Walikota
Pasal 21
(1)

Realisasi pelaksanaan pengadaan barangl jasa pemerintah daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dilakukan pemeriksaan
oleh Panitia lPejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

(21

Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan ditetapkan dengan
Keputusan Walikota.

(3)

Walikota dapat melimpahkan kewenangan kepada SKPD untuk
membentuk Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
Pasal22

(1)

Pengguna Barang wajib membuat laporan hasil pengadaan
barangljasa pemerintah daerah kepada Walikota melalui Pengelola
Barang untuk ditetapkan status penggunaannya.

(2)

Laporan hasil pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat
dilengkapi dokumen pengadaan barang/jasa.

(1)

BAB VI
PENERIMAAN,PENYIMPANAN DAN PENYALURAN
Pasal 23

(1)

Hasil pengadaan barang diterima oleh penyimpan barang.

(21 Penyimpan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
berkewajiban melaksanakan tugas administrasi penerimaan
barang milik daerah.

18

(3) Penerimaan barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) selanjutnya disimpan dalam gudang atau tempat
penyimpanan
Pasal 24
(1)

Hasil pengadaan barang milik daerah tidak bergerak diterima oleh
Kepala SKPD.

(2\

Penerimaan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan setelah diperiksa oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan
Barang Milik Daerah dengan membuat Berita Acara penerimaan
hasil pekerjaan.

(3)

Kepala SKPD melaporkan hasil pengadaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) kepada Walikota untuk ditetapkan status
penggunaannya.
Pasal 25

(1)

Panitia Penerima Hasil Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24 ayat (2) bertugas memeriksa, meneliti, dan menyaksikan
barang yang diserahkan sesuai dengan persyaratan yang tertera
daiam Surat Perintah Kerja atau Kontrak/Perjanjian dan dibuat
Berita Acara Pemeriksaan.

(2)

Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipergunakan
sebagai salah satu syarat pembayaran.
Pasal 26

(1)

Pemerintah Daerah menerima barang dari pemenuhan kewajiban
Pihak Ketiga berdasarkan perjanjian dan/atau pelaksanaan dari
suatu perijinan tertentu.

(21

Pemerintah Daerah dapat menerima barang dari Pihak Ketiga yang
merupakan sumbangan, hibah, wakaf, dan penyerahan dari
masyarakat.

19

(3)

Penyerahan dari Pihak Ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan (2), dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima (BAST) dan
disertai dengan dokumen kepemilikan/penguasaan yang sah.

(4) Pengelola atau

pejabat yang ditunjuk mencatat, memantau, dan

aktif melakukan penagihan kewajiban Pihak Ketiga sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan (2).

(5) Hasil penerimaan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

(2)

dicatat dalam Daftar Barang Milik Daerah.
Pasal27

(1) Penyaluran barang milik daerah oleh Penyimpan barang
dilaksanakan atas dasar Surat Perintah Pengeluaran Barang
(SPPB) dari Pengguna/Kuasa Pengguna disertai dengan Berita
Acara Serah Terima.

(21 Pengguna wajib melaporkan stock atau sisa barang kepada
Pengelola melalui pembantu pengelola.

(3)

Kuasa Pengguna wajib melaporkan stock atau sisa barang kepada
Pengguna.
Pasal 28

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penerimaan dan penyaluran
barang milik daerah diatur dengan Peraturan Walikota.
BAB VII
PENGGUNAAN
Pasal 29

(4) Barang milik daerah ditetapkan status penggunaannya oleh
Walikota untuk:

a. penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD;
b. dioperasikan oleh pihak lain dalam rangka mendukung
pelayanan umum sesuai tugas pokok dan fungsi SKPD yang
bersangkutan.

20 \,

(21

(3)

Status penggunaan barang milik daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Walikota.
Penetapan status penggunaan barang milik daerah sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan tata cara
berikut :
a. Pengguna melaporkan barang

sebagai

milik daerah yang diterima

kepada pengelola disertai dengan usul penggunaan; dan

b.

Pengelola meneliti usulan sebagaimana dimaksud pada ayat 3

huruf a untuk ditetapkan status penggunaannya.
Pasal 30
(1)

Penetapan status penggunaan tanah danf atau bangunan
dilakukan dengan ketentuan bahwa tanah dan/atau bangunan
tersebut diperlukan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas
dan fungsi pengguna barang dan/atau kuasa pengguna.

(21

Pengguna dan/atau kuasa pengguna wajib menyerahkan tanah

dan/atau bangunan termasuk barang inventaris lainnya yang
tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan
fungsi pengguna dan/atau kuasa pengguna kepada Walikota
melalui pengelola.
Pasal 31

(1)

Pengguna yang tidak menyerahkan tanah dan/atau bangunan
yang tidak digunakan untuk menyelenggarakan tugas pokok dan

fungsi SKPD bersangkutan kepada Walikota, dikenakan sanksi
berupa pembekuan dana pemeliharaan tanah dan/atau bangunan
dimaksud.

(2) Tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan sesuai

tugas

pokok dan fungsi SKPD, dicabut penetapan status penggunaannya
dan dapat dialihkan kepada SKPD lainnya.

21.

\,

BAB VIII
PENATAUSAHAAN

Bagian Kesatu
Pembukuan
Pasal 32
(1)

pengguna/Kuasa Pengguna melakukan pendaftaran dan
pencatatan barang milik daerah ke dalam Daftar Barang Pengguna
(DBP) lDaftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP) menurut

(21

penggolongan dan kodifikasi barang'
Pencatatan barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dimuat dalam Kartu Inventaris Barang (KIB) A,

B,C, D, E dan

F.
(3)

Pembantu Pengelola melakukan rekapitulasi atas pencatatan dan
pendaftaran barang milik daerah dari PenggUna/Kuasa Pengguna
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Daftar Barang Milik
Daerah (DBMD).
Pasal 33

(1)

(2)

(3)

pengguna/Kuasa Pengguna menyimpan dokumen kepemilikan
barang milik daerah selain tanah dan bangunan'

Pengelola menyimpan seluruh dokumen kepemilikan tanah
dan/atau bangunan milik Pemerintah Daerah'
Pengelola dapat menunjuk Pembantu Pengelola untuk menyimpan
seluruh dokumen kepemilikan tanah dan/atau bangunan milik
Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)'
Bagian Kedua
Inventarisasi

Pasal 34

(1) Pengelola dan pengguna melaksanakan sensus barang milik
daerah setiap 5 (lima) tahun sekali untuk menyusun Buku
22

\^

Inventaris dan Buku Induk Inventaris beserta rekapitulasi barang
milik pemerintah daerah.

(2)

Pengelola bertanggung jawab atas pelaksanaan sensus barang

milik daerah.

(3)

Pelaksanaan sensus barang milik daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Walikota.

(4)

Pengguna menyampaikan hasil sensus kepada pengelola paling
lambat 3 (tiga) bulan setelah selesainya sensus.

(5)

Pembantu Pengelola menghimpun hasil inventarisasi barang milik
daerah.

(6) Barang milik daerah yang berupa persediaan dan konstruksi
dalam pengerjaan dikecualikan dari ketentuan

sebagaimana

dimaksud pada ayat (1).
Bagian Ketiga
Pelaporan

Pasal 35

(1) Pengguna/kuasa pengguna men5rusun laporan barang semesteran
dan tahunan.

(2)

Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada

Walikota melalui pengelola.

(3)

Pembantu Pengelola menghimpun laporan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) menjadi Laporan Barang Milik Daerah (LBMD).

Pasal 36
Laporan barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35
ayat (3), digunakan sebagai bahan untuk menJrusun neraca Pemerintah
Daerah

23

t\t\ I

Pasal 37

Untuk memudahkan pendaftaran dan pencatatan serta pelaporan
barang milik daerah secara akurat dan cepat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 32, Pasal 33, Pasal 34, Pasal 35 dan Pasal 36,
mempergunakan aplikasi sistem informasi manajemen barang milik
daerah.
BAB IX
PEMANFAATAN

Bagian Kesatu
Kriteria Pemanfaatan

Pasal 38
(1)

Pemanfaatan barang

milik daerah berupa tanah

dan/atau

bangunan, selain tanah dan/atau bangunan yang dipergunakan
untuk menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD,

dilaksanakan oleh pengguna setelah mendapat persetujuan
pengelola.
(2)

milik daerah berupa tanah dan/atau
bangunan yang tidak dipergunakan untuk menunjang

Pemanfaatan barang

penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD, dilaksanakan oleh
pengelola setelah mendapat persetujuan Walikota.
(3)

milik daerah selain tanah dan/atau
bangunan yang tidak dipergunakan untuk menunjang
Pemanfaatan barang

penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD, dilaksanakan oleh

pengguna setelah mendapat persetujuan pengelola.
(41

milik daerah dilaksanakan
pertimbangan teknis dengan memperhatikan
Pemanfaatan barang

berdasarkan
kepentingan

negara/daerah dan kepentingan umum

24

Bagian Kedua
Bentuk Pemanfaatan

Pasal 39
Bentuk-bentuk pemanfaatan barang milik daerah berupa:

a.
b.
c.
d.

sewa;

pinjam pakai;
kerja sama pemanfaatan; danlatau
bangun guna serah dan bangun serah guna'

Bagian Ketiga
Sewa

Pasal 40

(1) Barang milik daerah yang belum dimanfaatkan oleh Pemerinta
Daerah, dapat disewakan kepada pihak ketiga sepanjang
menguntungkan Daerah.

(2) Barang milik daerah yang disewakan, tidak merubah

status

(3)

kepemilikan barang Daerah.
Penyewaan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan
dilaksanakan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan

(4)

dari Walikota
Penyewaan barang milik daerah atas sebagian tanah dan/atau
bangunan, selain tanah dan/atau bangunan yang masih

(5)

(6)

dipergunakan oleh Pengguna Barang, dilaksanakan oleh Pengguna
Barang setelah mendapat persetujuan Pengelola Barang.
Jangka waktu penyewaan barang milik daerah paling lama 5 (lima)

tahun dan daPat diPerPanjang.
Penyewaan dilaksanakan berdasarkan perjanjian sewa menyewa
yang sekurang-kurangnYa memuat :
a. pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian sewa;

b.

data barang milik daerah yang disewakan;

25

c. hak dan kewajiban masing-masing pihak yang terikat

dalam

perjanjian sewa;

d. besaran uang sewa yang harus dibayar
e. jangka waktu sewa;
f.

oleh penyewa;

sanksi; dan

persyaratan lain yang dianggap perlu'
Hasil penerimaan sewa disetor ke kas Daerah'

g.
(7)

Pasal 41
Pinjam Pakai

(1) Pinjam pakai barang milik daerah dapat dilaksanakan antara
pemerintah pusat, instansi pemerintah pusat yang ada didaerah
dengan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah dan
pemerintah daerah dengan badan kelengkapan DPRD, serta
lembaga sosial dan keagalnaan dalam rangka menunjang tugas
pokok dan fungsi pemerintah daerah;
(2) Barang milik daerah baik berupa tanah dan/atau bangunan

maupun selain

tanah

dipinjampakaikan untuk

dan/atau bangunan, daPat
kepentingan PenYelenggaraan

pemerintahan daerah;

(3) Pinjam pakai barang milik daerah berupa tanah dan/atau
bangunan dilaksanakan oleh pengelola setelah mendapat
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Payakumbuh;
(4) Barang milik d.aerah yang dipinjampakaikan tidak merubah status
kepemilikan barang daerah;
(5) Jangka waktu pinjam pakai barang milik daerah paling larna 2
(dua) tahun dan dapat diperpanjang;

(6) Pelaksanaan pinjam pakai dilakukan berdasarkan surat perjanjian
yang sekurang-kurangnYa memuat:

a. pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian;
b. jenis, luas dan jumlah barang yang dipinjamkan;
26

c. jangka waktu peminjaman;

d.

tanggung jawab peminjam atas biaya operasional dan

pemeliharaan selama jangka waktu peminjaman; dan

e. persyaratan lain yang dianggap perlu.

Bagian Keempat
Kerjasama Pemanfaatan

Pasal 42

Kerjasama pemanfaatan barang milik daerah dengan pihak lain
dilaksanakan dalam rangka:

a. Mengoptimalkan daya guna dan hasil guna barang milik
daerah;dan

b. Meningkatkan penerimaan

daerah

Pasal 43

(1)

Kerjasama pemanfaatan barang milik daerah dilaksanakan dengan

bentuk

:

a. kerjasama pemanfaatan barang milik daerah atas

tanah

dan/atau bangunan yang sudah diserahkan Pengguna Barang
kepada Pengelola Barang;

b. kerjasama pemanfaatan barang milik daerah atas

sebagian

tanah dan/atau bangunan yang masih digunakan Pengguna
Barang; dan

c. kerjasama pemanfaatan barang milik daerah selain tanah
dan/atau bangunan.
(2) Kerjasama pemanfaatan atas barang milik daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan oleh Pengelola
Barang setelah mendapat persetujuan Walikota.

27

(3)

Kerjasama pemanfaatan atas barang milik daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dan c dilaksanakan oleh Pengguna
Barang setelah mendapat persetujuan Pengelola Barang.
Pasal 44

(1)

kerjasama pemanfaatan barang milik daerah dilaksanakan dengan

ketentuan sebagai berikut:

a. tidak tersedia dan/atau tidak cukup tersedia dana dalam
memenuhi
biaya
untuk
APBD
operasional/pemelilnaraanfperbaikan yang
terhadap barang milik daerah dimaksud;

b.

perlu dilakukan

mitra kerjasama pemanfaatan ditetapkan melalui tender/lelang

.dengan mengikutsertakan sekurang-kurangnya

S(lima)

peserta/peminat, kecuali untuk kegiatan yang bersifat khusus
dapat dilakukan penunjukan langsung;

b. besaran pembayaran kontribusi tetap dan

pembagian

keuntungan hsil kerjasama pemanfaatan ditetapkan dari hasil
perhitungan tim yang ditetapkan oleh Walikota; dan

c.

pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil

kerjasama pemanfaatan disetor ke kas Daerah setiap tahun
selama jangka waktu pengoperasian.

(2) Biaya pengkajian, penelitian, penaksir dan

pengumuman

tender/lelang, dibebankan pada APBD.

(3) Biaya yang berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan
penJrusunan surat perjanjian, konsultan pelaksana/pengawas,
dibebankan pada Pihak Ketiga.

(4) Selama jangka waktu pengoperasian, mitra

kerjasama

pemanfaatan dilarang menjaminkan atau menggadaikan barang
milik daerah yang menjadi obyek kerjasama pemanfaatan.

(5)

Jangka waktu kerjasama pemanfaatan paling lama 30 (tiga puluh)
tahun sejak perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang.

28

t\

r

Pasal 45

Setelah berakhir jangka waktu kerjasama pemanfaatan, Walikota
menetapkan status penggunaanfpemanfaatan atas tanah dan/atau
bangunan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
Bagian Kelima
Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna
Paragraf 1
Bangun Guna Serah

Pasal 46

(1)

Bangun Guna Serah dilaksanakan dalam hal

?:

:

Pemerintah Daerah memerlukan bangunan dan fasilitas bagi
penyelenggaraan pemerintahan daerah

untuk

kepentingan

pelayanan umum dalam rangka penyelenggaraan tugas dan
fungsi;

b. tanah milik

Pemerintah Daerah yang telah diserahkan oleh

pengguna kepada Walikota; dan

c. tidak tersedia

dana dalam APBD untuk penyediaan bangunan

dan fasilitas dimaksud.

(21 Bangun Guna Serah barang milik daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dilaksanakan oleh pengelola barang setelah
mendapat persetujuan Walikota.

Pasal 47

(1) Penetapan mitra bangun guna sera dilaksanakan

melalui

tender/lelang dengan mengikutsertakan sekurang-kurangnya

5

(lima) peserta/peminat.

(2) Mitra Bangun Guna

Serah yang telah ditetapkan selama jangka

waktu pengoperasian, harus memenuhi kewajiban sebagai berikut:

2e [.

a. membayar kontribusi ke kas Daerah setiap tahun

yang

besarannya ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan tim
yang dibentuk oleh Walikota;

b. tidak menjaminkan,

menggadaikan atau memindahtangankan

objek Bangun Guna Serah; dan

b.
(3)

memelihara objek Bangun Guna Serah;

Objek Bangun Guna Serah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b, berupa sertifikat hak pengelolaan milik pemerintah
daerah.

(4) Objek Bangun Guna Serah berupa tanah tidak boleh dijadikan
jaminan hutang/ diagunkan.
(5) Hak guna bangunan di atas hak pengelolaan milik pemerintah

daerah, dapat dijadikan jaminan utang/diagunkan

dan

(6)

dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
Jangka waktu Bangun Guna Serah paling lama 30 (tiga puluh)

(7)

tahun sejak perjanjian ditandatangani.
Bangun Guna Serah dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian
yang sekurang-kurangnya memuat:

a. pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian;
b. objek Bangun Guna Serah;
c. jangka waktu Bangun Guna Serah;
d. hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perjanjian;

:l

dan

e.

persyaratan lain yang dianggap perlu;

(8) Izin mendirikan bangunan Bangun Guna Serah atas

nama

pemerintah daerah.

(9)

Biaya pengkajian, penelitian dan pengumuman lelang, dibebankan
pada APBD.

(10)

Biaya yang berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan
penJrusunan surat perjanjian, konsultan pelaksana/pengawas,

:=:::

aa-:a

dibebankan pada pihak pemenang
::::::

30 \,

jangka waktu pendayagunaan berakhir, objek Bangun
Guna Serah terlebih dahulu diaudit oleh aparat pengawasan

(11) Setelah

fungsional pemerintah daerah sebelum penggunaannya ditetapkan
oleh Walikota.
Pasal 48

Ketentuan lebih lanjut mengenai Bangun Guna Serah diatur dengan
Peraturan Walikota.
Paragraf 2
Bangun Serah Guna

Pasal 49

(1) Bangun serah guna barang milik daerah dapat

dilaksanakan

dengan ketentuan sebagai berikut:

a.

pemerintah daerah memerlukan bangunan dan fasilitas bagi
penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk kepentingan
pelayanan umum dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok
dan fungsi;

b. tanah milik pemerintah daerah yang telah diserahkan oleh
pengguna kePada Walikota; dan

c. tidak tersedia dana APBD untuk penyediaan bangunan

dan

fasilitas dimaksud.

(2) Bangun serah guna barang milik daerah

sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), dilaksanakan oleh pengelola setelah mendapat
persetujuan Walikota.

Pasal 50

(1) Penetapan mitra Bangun Serah Guna dilaksanakan

melalui

tender/ lelang dengan mengikutsertakan paling sedikit 5

(lima)

peserta/ peminat.
31

hl

(2) Mitra Bangun Serah Guna yang telah ditetapkan selama jangka
waktu pengoperasian, harus memenuhi kewajiban sebagai
berikut

:

a. membayar kontribusi ke kas Daerah setiap tahun

yang

besarannya ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan tim
yang dibentuk oleh Walikota;

b. tidak menjaminkan,

menggadaikan atau memindahtangankan

objek Bangun Serah Guna; dan

c.
(3)

memelihara objek Bangun Serah Guna.

Objek Bangun Serah Guna sebagaimana dimaksud pada ayat (21
huruf b, berupa sertifikat hak pengelolaan milik Pemerintah
Daerah.

(41 Objek Bangun Serah Guna berupa tanah tidak boleh dijadikan
jaminan hutang/ diagunkan.
(5) Hak guna bangunan di atas hak pengelolaan milik Pemerintah

Daerah, dapat dijadikan jaminan utangl diagunkan

dan

(6)

dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
Jangka waktu Bangun Serah Guna paling lama 30 (tiga puluh)

(7)

tahun sejak perjanjian ditandatangani.
Bangun Serah Guna dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian
yang sekurangkurangnya memuat

:

a. pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian;
b. objek Bangun Serah Guna;
c. jangka waktu Bangun Serah Guna;
d. hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perjanjian;
e. sanksi;
f. ketentuan mengenai batasan-batasan penggunaan barang
milik daerah yangdijad ikan objek Bangun Serah Guna; dan

g. persyaratan lain yang dianggap perlu.
(8) Inn mendirikan bangunan Bangun Serah Guna atas nama
Pemerintah Daerah.

32

(9)

Biaya pengkajian, penelitian dan pengumuman lelang, dibebankan
pada APBD.

(10) Biaya berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan penyusunan

surat perjanjian, konsultan pelaksana/ pengawas, dibebankan
pada pihak pemenang

Pasal 51

Bangun Serah Guna barang milik daerah dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut:

a. mitra Bangun Serah Guna harus menyerahkan hasil

Bangun

Serah Guna kepada Walikota setelah selesainya pembangunan;

b. mitra Bangun Serah Guna dapat mendayagunakan barang milik
daerah tersebut sesuai jangka waktu yang ditetapkan dalam surat

perjanjian; dan

c.

setelah jangka waktu pendayagunaan berakhir, objek Bangun

Serah Guna terlebih dahulu diaudit oleh aparat pengawasan
fungsional Pemerintah Daerah sebelum penggunaannya ditetapkan
oleh Walikota
Pasal 52

Ketentuan lebih lanjut mengenai Bangun Serah Guna diatur dengan
Peraturan Walikota.

BAB X
PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN

Bagian Kesatu
Pengamanan

Pasal 53

(1)

Pengelola, pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang

wajib melakukan pengamanan barang milik daerah yang berada
dalam penguasaannya.

33rf\

(2)

Pengamanan barang
ayat (1) meliputi

a.

pada

:

pengamanan administrasi terdiri dari

1.
2.
3.
4.
b.

milik daerah sebagaimana dimaksud
:

kegiatan pembukuan;
inventarisasi;
pelaporan; dan
penyimpanan dokumen kepemilikan.

pengamanan

fisik untuk

mencegah terjadinya penurunan
fungsi barang, penurunan jumlah barang dan hilangnya
barang;

c.

pengamanan

fisik untuk tanah dan bangunan antara lain

dilakukan dengan cara

1.
2.
3.
d.

:

pemagaran;
pemasangan tanda batas; dan
pemasangan papan nama kepemilikan.

pengamanan fisik selain tanah dan/atau bangunan dilakukan
dengan cara penyimpanan dan pemeliharaan; dan

e.

pengamanan hukum antara lain meliputi kegiatan melengkapi

bukti status kepemilikan.

Pasal 54

(1) Barang milik daerah berupa tanah harus disertifikatkan atas nama
Pemerintah Daerah.

(2) Barang milik daerah berupa bangunan harus dilengkapi dengan
bukti kepemilikan atas nama Pemerintah Daerah.
(3) Barang millik daerah selain tanah dan/atau bangunan harus
dilengkapi dengan bukti kepemilikan atas nama Pemerintah
Daerah.

34kl

Pasal 55

Barang milik Pemerintah Daerah dapat diasuransikan sesuai
kemampuan keuangan daerah dan diiaksanakan sesuai ketentuan
peraturan perundangundangan.
Pasal 56

Pembiayaan pengamanan barang milik daerah dibebankan kepada
APBD, dan/atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
Pasal 57

Barang milik daerah yang digunakan untuk melayani kepentingan
umum dilarang digadaikan, dibebani hak tanggungan dan/atau
dipindahtangankan.

Bagian Kedua
Pemeliharaan
Pasal 58
(1)

Pembantu pengelola, pengguna dan/atau kuasa pengguna
bertanggung jawab atas pemeliharaan barang milik daerah yang
ada di bawah penguasaannya.

(21

Pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman
pada Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah
(DKPBMD).

(3)

Biaya pemeliharaan barang milik daerah dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Pasal 59

(1) Pengguna danf atau kuasa pengguna wajib membuat Daftar Hasil
Pemeliharaan Barang dan melaporkan kepada pengelola secara
berkala.

35

(21

SKPD yang tugas dan tanggung jawabnya

di bidang

Pengelolaan

Barang Milik Daerah selaku pembantu pengelola meneliti laporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan menJrusun Daftar Hasil

Pemeliharaan Barang yang dilakukan dalam

1 (satu) tahun

anggaran.
(3)

Laporan hasil pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2)

dijadikan sebagai bahan untuk melakukan evaluasi mengenai
efisiensi pemeliharaan barang milik daerah.
Pasal 60
(1)

Barang bersejarah baik berupa bangunan danf atau barang lainnya
yang merupakan peninggalan budaya yang dimiliki oleh Pemerintah
Daerah atau masyarakat dipelihara oleh Pemerintah Daerah sesuai
dengan kemampuan keuangan daerah.

(2)

Biaya pemeliharaan barang bersejarah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dibebankan pada APBD dan/atau sumber lain yang
sah dan tidak mengikat.

BAB XI
PENILAIAN

Pasal 6l
Penilaian barang milik daerah diiakukan dalam rangka penJrusunan

neraca Pemerintah Daerah, pemanfaatan, dan pemindahtanganan
barang milik daerah.

Pasal 62
Penetapan nilai barang milik daerah dalam rangka penJrusunan neraca

Pemerintah Daerah dilakukan dengan berpedoman pada Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP).

36

Pasal 63
(

1)

Penilaian barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal

6r, dilaksanakan oleh tim yang ditetapkan oleh walikota, dan
dapat melibatkan penilai independen yang bersertifikat di bidang
penilaian aset.

(2)

Penilaian barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan
dilaksanakan untuk mendapatkan nilai wajar, dengan estimasi
terendah menggunakan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).

(3) Hasil Penilaian barang milik daerah sebagaimana dimaksud

pada

ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Walikota.
BAB XII
PENGHAPUSAN

Pasal 64

(1)

Pengguna/kuasa pengguna menJrusun perencanaan penghapusan
barang milik daerah setiap tahun anggaran.

(2)

Perencanaan penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat
disampaikan kepada DPRD.

(1)

Pasal 65

(1) setiap barang milik daerah yang sudah rusak tidak

dapat

diperbaiki lagi dan tidak dapat dipergunakan lagi, hilang, mati,
kadaluwarsa, tidak sesuai dengan perkembangan teknologi,
planologi, berlebih, membahayakan keselamatan, keamanan, dan

lingkungan, serta tidak efisien dapat dihapuskan dari daftar
inventaris.

(2)

milik daerah sebagaimana yang dimaksud

Penghapusan barang
pada ayat (1) meliputi

a.

:

Penghapusan dari daftar barang pengguna danfatau kuasa
pengguna;

b.

Penghapusan dari daftar barang milik daerah.

37\

I

(3)

Penghapusan barang milik daerah berupa barang tidak bergerak
seperti tanah danf atau bangunan ditetapkan dengan Keputusan

Walikota setelah mendapat persetujuan DPRD.
(4)

Penghapusan barang milik daerah berupa barang
bergerak/inventaris lainnya selain tanah dan/atau bangunan
sampai dengan Rp. 5.ooo.ooo.o0o,o0 (lima miliar rupiah)
dilakukan oleh pengelola setelah mendapat persetujuan walikota.
Pasal 66

(1)

Penghapusan barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 65 ayat (2) huruf a, dilakukan dalam hal barang mitik daerah

dimaksud sudah tidak berada dalam penguasaan pengguna
dan/atau kuasa pengguna.
(2)

Penghapusan barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 65 ayat (2) huruf b, dilakukan dalam hal barang milik daerah

dimaksud sudah beralih kepemilikannya, terjadi pemusnahan atau
karena sebab-sebab lain.
(3)

Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan
dengan Keputusan Pengelola atas nama Walikota.

(41

Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2\, dilaksanakan
dengan Keputusan Walikota.
Pasal 67

(1)

Penghapu