Peraturan Daerah Tahun 2013 | Payakumbuh Kota perda no 7 thn 2013

ETTUTT DI

TAE

T

TA

PA'ATOIEE

roron ? TAEITT 1)13
I'HTAXG
PWBEI|TT'KAX, PEtrGHAPUSAtr DAIT PEf,GGABI'TGAT TEX,I'NAEAJJ
DAI.AT KOTA PAYAtrI'UBT'E
DEITGAil RAIIUAT TT'HAIT YAITG UAIIA ESA
WALIKSTA PAYAIII'TBI'II,

Menimbang

i a.
b.


bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat
(1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3l Tahun
2006 tentang Pembentukan, Penghapusan dan

Penggabun gan Kelurahan

;

dalam rangka meningkatkan pelayanan masyarakat,
kesejahteraan masyarakat, serta pelaksanaan fungsifungsi pemerintahan, maka kelurahan sebagai

perangkat

daerah

dituntut

menyelenggarakan urusan


pembangunan dan kemasyarakatan;

mampu
pemerintahan,

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam hurrf a & b, perlu membentuk
Peraturan Daerah tentang Pembentukan,
Mengingat

:

L.

2.

3.

Penghapusan dan Penggabungan Kelurahan dalam
Kota Payakumbuh.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2OO4 Nomor I25, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 44371
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2OO8
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2AO4
Nomor 1O8, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor a5aSl;
Perahrran Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang
Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2OOS Nomor 159, Tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor a588);
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Nomor 2OO5 tentang

Pedoman Pembinaan dan

Pengawasan

Penyelenggaraa"n Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 20OS Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

4-

5.

6.

kraturan llcaari Dalam Ncgeri Nomor 3l

zffi

t€ntang kmbcrrtukan,

Tahun
Fenghapusan, dan

Fengabungan Kehrrahan;
Perahrran Daerah Kota Fayakumbuh Nomor 2 Tahun

2OO8 tentang Organisasi Tata Kerja Sekretariat
Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Ralqyat
Daerah Kota Payakumbuh (Lembaran Daerah Kota
Payakumbuh Tahun 2OO8 Nomor O2);
Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 5 Tahun
2OO8 tentang Organisasi Tata Kerja Kecamatan dan
Kelurahan (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh
Tahun 2OO8 Nomor OS).
Dengan Persetujuan Bersama

DEWAIY PERWAKILIIIT RAI(YAT DAERAII KOTA
DAIT

PAYAIN'UBI'H

WALIKOTA PAYAKI'TBTIH
MEMUTUSKAN
Menetapkan

:


: PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN,
PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN
DAI"AM KOTA PAYAKUMBUH

BAB I
KETENTUAIV I'MT'}I
Pasat

I

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan
1. Daerah adalah Kota Payakumbuh;
2. Kota adalah Kota Payakumbuh;

3.
4.
5.

:


Walikota adalah Walikota Payakumbuh;

Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat
Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah;
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kota Payakumbuh;

6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah
7.
8.
9

Kota
Payakumbuh;
Perangkat Daerah adalah Pembantu Walikota dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya;


Camat adalah Kepala Kecamatan;

Lurah adalah Kepala Kelurahan;

10. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat

sebagai

i

11- Eekrarw.

prqtat

frC-rnn?ln;

..brah ril4r€h bF Irrah sebagai
daah bta dolarn rr:layah kerja

kabcoa*an Kehrrahan adalah penggabungan

tctcrry kehrrahan, atau bagran kelurahan yang

Ucrsanaingan, atau pemekaran dari satu kelurahan
mczrjadi dua kelurahan atau lebih, atau pembenhrkan
kehrrahan diluar kelurahan yang telah ada;
r3. knghapusan Kelurahan adalah tindakan meniadakan
kelurahan yang ada;
L4. Penggabungan Kelurahan adalah penyatuan dua
kelurahan atau lebih menjadi satu kelurahan barr;
15.

Musyawarah Masyarakat Kelurahan

adalah

musyawarah masyarakat yang dihadiri oleh wakil wakil dari lembaga Kemasyarakatan di Kelurahan;
16. Nagari adalah kesatuan masyarakat hukum adat yang
memiliki batas-batas wilayah tertentu dan benvenang
untuk mengatur kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan filosofi Adat Minangkabau oAdat Basandi

Syaralc" Sgarak Basandi Kitahilalt dan/atau
berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat
dalam wilayah Provinsi Sumatera Barat.
BAB N
PEMBENTT'XAN

Bagian Kesatu
Tujuan
Pasat 2

Tujuan pembentukan Kelurahan adalah untuk

meningkatkan pelayanan masyarakat, melaksanakan
fungsi pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat
dalam rangka mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat.
Bagtan Kedua
Ruang Lingkup
Pasat 3


(

t

) Ruang Lingkup Pembentukan kelurahan hanya
mengatur wilayah administrasi pemerintahan

(Z)

kelurahan sebagai pemerintahan terdepan;
Pembentukan kelurahan tetap akan menghormati
karakteristik nagari.

{

nrlbr tclllr
SFrrt Fenbcltutrn
Pessl 4

( t)

Fembennrkan

.
(r)

memenuhi syarat:
a. jumlah penduduk;
b. luas wilayah;
c. bagian wilayah kerja;
d. sarana dan prasarana pemerintahan.
Persyaratan sebagaimana dimaksud pada

\

Kelurahan

sekurang-lmrangnya

ayat (l)

dinilai berdasarkan hasil kajian yang dilakukan

Pemerintah Daerah sesuai dengan indikator-indikator
yang ditetapkan.

Bagian Keenpat
Tata Cara Pembentutan
Pasal 5

(')

@

Kelurahan dibenhrk dengan memperhatikan syaratsyarat pembentukan Kelurahan;
Pembentukan Kelurahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1| dapat bempa penggabung€rn beberapa
Kelurahan atau bagran Kelurahan yang bersandingan
atau pemekaran dari I (satu) Kelurahan menjadi 2
(dua) Kelurahan atau lebih.
Fasal 6

Penamaan kelurahan, batas wilayah, luas wilayah dan
peta kelurahan yang baru dibentuk atau digabungkan
diatur dalam Peraturan Daerah tersendiri.

Bagirn Kelima
Penetaraa

ksal

7

Pemekaran dari 1 (satu) Kelurahan menjadi 2 (dua)
Kelurahan atau lebih dapat dilakukan setelah mencapai

paling sedikit 5 (lima) tahun

pemerintahan di Kelurahan.

penyelenggaraan

nrlba tCqn
mjfrPna drn hrqrl."nFn

Frs It

(rl

Kelurahan yang kondisi masyarakat dan wilayahnya

tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana
5 dapat dihapus dan/atau

dimaksud dalam Pasal

(z)

(3)

digabung;

Penghapusan dan penggabungan Kelurahan
dilakukan berdasarkan aspirasi masyarakat, hasil
penelitian dan pengkajian yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Daerah;
Penghapusan dan penggabungan dapat dilalarkan

setelah mencapai paling sedikit 5

penyelenggaraan pemerintahan di kelurahan.

tahun

BAB III
PETBIAYAAN
Pasal 9

Pembiayaan pembentukan,

penghapusan
dan
penggabungan kelurahan dibebankan kepada APBD Kota
Payakumbuh.
BAB IV

PTUBII|AAIT DAIT PEIVGAWASAN
Pasal 10
(

t)- Pembinaan dan pengawasan pembentukan,
penghapusan dan penggabungan kelurahan

(Z)

dilalmkan oleh Pemerintah Kota;
Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud
ayat (1) dilakukan melalui pemberian pedoman
umum, bimbingan, sosialisasi arahan dan supendsi.
BAB V

K

TEilTT'AIV PERALIHAIT

ksat

11

Khusus untuk kelurahan yang berada di wilayah

Kecamatan l"amposi Tigo Nagori karena kelurahannya
barr' dimekarkan, maka di wilayah tersebut belum berlaku

Peratrrran Daerah

ini sampai umur

kelurahannya mencapai 5 (limai tahun.

pemerintahan

6

BAB IN

EETEilT{'AX PETUN'P

Pr$l

12

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka
segala ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan
Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 13

Peraturan Daerah
diundangkan.

ini mulai berlaku pada

tanggal

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam kmbaran Daerah Kota
Payakumbuh.

Ditetapkan di Payakumbuh
tanggal .)e' tflei 2Ol3

pada

!/on*orA

Diundangkan di Payakumbuh
pada tanggal tra Di\.t 2Ol3

PAYA

K'M,,UH,

\v//./-,k

PIt. SEKRETARIS DAERAH KOTA PAYAKUMBUH,

BENNI WARLIS
LEMBARAIT DATRAII KOTA PAYAIIT'MBIIH TAIIT'il 2013 IYOMOR

:I

/

E tlrsar
A?A8

PINATUIAT ITAENAE

uoroR 7

E

TA

PAYArI'XBI'E

TAEnr 2()13

TITTA,rG

PEtBtrTItXAr,

PEIfGIIAPUSAI| DAN PDTVGGABI'NGAII KELITRAIIAN
DALILU KOTA PAYAIil'UBI'II

1.

ltultil
Pada saat ini jumlah kelurahan di Kota Payakumbuh adalah 76
kelurahan pada 5 kecamatan. Berdasarkan Peratrrran Menteri Dalam Negeri
Nomor 31 Tahun 2006 tentang Pembentukan, Penghapusan dan
Penggabungan Kelurahan disyaratkan bahwa jumlah penduduk

untuk

1

kelurahan minimal 2.0OO jiwa atau 4OO KK dan luas wilayah L kelurahan
minimal 5 kmz. Melihat ketentuan seperti ini tenhr kondisi kelurahan di
Kota Payakumbuh tidak memenuhi persyaratan untuk sebuah kelurahan,
karena rata-rata jumlah penduduk di setiap kelurahan di Kota Payakumbuh
berkisar antara 5OO jiwa sampai dengan 3.OOO jiwa per kelurahan dan luas
wilayah kelurahan berkisar antara 0,5 krn2 sampai dengan 4 krnz.
Disamping itu ketersediaan sarana dan prasar€rna untuk menunjang

kelancaran pelaksanaan ttrgas pemerintahan kelurahan juga belum
memadai seperti jumlah personil yang tidak mencukupi di setiap kelurahan
dan jumlah dana operasional yang tidak memadai. Hal ini berdampak
terhadap melemahnya kineqa aparat pemerintahan kelurahan yang ada di
Kota Payakumbuh.

Oleh karena itu mengingat kondisi tersebut dan mengacu pada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2OO6 Pemerintah Kota
Payakumbuh merencanakan untuk melakukan penggabungan beberapa
kelurahan di Kota Payakumbuh. Sebelum penggabungan kelurahan
diwujudkan maka pemerintah Kota Payakumbuh perlu rasanya membuat
dasar hukum bempa Peraturan Daerah sebagai payung hukum
pembentukan, penghapusan dan penggabungan kelurahan dalam Kota
Payakumbuh.

I
bsr huhm isi (ftrdel strytaa

acuan pcmcrintah daerah rl.alarn

rtrccbt'*ttrr1" rrrrngfrll+rsr-n dan mcngahmgkan kehrrahan
eagalomUul Fde tab4 Uernrumya-

2.

PAAAL

I}gI

di

Kota

PAAAL

Pasal f
Cukup jel,as
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
(1) Dalam pembentukan, penghapusan dan penggabungan kelurahan hanya

mengahrr wilayah administrasi pemerintahan kelurahan dan tidak
mempengaruhi wilayah adat, hukum adat, adat istiadat dan sosial
budaya masyarakat di kelurahan/wilayah tersebut.
(2) Cukup jelas

Pasal 4
(1) Cukup jelas

Indikator dalam pembentukan, penghapusan dan

(2)

penggabungan
kelurahan dalam Kota Payakumbuh adalah sebagai berikut:

I.

Faktor dan Inrlikator Pembentukan Kelurahan
No

II|DIKATOR

FAKT'OR

2
3

Penduduk
Luas Wilavall
Bagran Wilayah Kerja

1. Jumlah Penduduk
1. Luas Wilavatr Keseluruhan
1. Dapat dijanglau dalar" memberikan

4

Sarana dan Prasarana

1. Kantor Lurah
2. Sekolatr Dasar
3. SLTP/ SLTA/ Perguruan Tingg
Sederajat

1

pelayanan

4. Fasiltas l(esehatan
5. Sarena Ibadah
6. Fasilitas Olahraga
7. Jumlah Balai Pertemuan

il.

Cara Penghitungan Indikator

1. Jumlah Penduduk
Dihitung semua orang yang berdomisili di suatu daerah selama 6 (enam)
bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 (enam)

bulan tetapi bertujuan menetap.
2. Luas Wilayah Keseluruhan
Dihitungjumlah luas daratan ditambah luas sungai.
3. Dapat dijangkau dalam memberikan pelayanan
Dilihat dari keterjangkauan masyarakat terhadap pusat pemerintahan.
4. Kantor Lurah
Ketersediaan kantor lurah yang representatif dan status kepemilikan
tanah.

,

6 SLTP;SLTAykrgima T.int'i ScCcraf*
Deinng jrnlah srlzrrah l^mjutan Tlngkat Atas dan Sckolah fanjutan
riqgFr-r Frrrrg da Rrgruen finggi7- Pasrlitas Xelraten
OthirunS jtmlab rtmah sakit, rumah sakit bersalin, h.rskesmas,
8.

poUUint rlon hsbsmas pembannr baik negeri maupun swasta.

Sarana Ibadah

Dihitung junlah M€id, Mushalla, Gereja dan sarana ibadah lainnya.
9. Fasilitas Olahraga
Dihinrng jumlah lapangan bulu tangkis, lapangan sepak bola, lapangan
bola volley, kolam renang dan fasilitas olahraga lainnya.
10. Jumlah Balai Pertemuan.
Dihitung jumlah tempat (gedung) yang digunakan untuk pertemuan
masyarakat dalam melakukan berbagai kegiatan interaksi sosial.

ru.

Penilaian Indikator

Penilaian dilakukan dengan menggunakan sistim skor dimana setiap indikator
mempunyai skor sebagai berikut:

Indllretor

IYo
1

2

3

o
e

5

6

7

1O0O

kebawatr

r

Jiwa
o
- 1500 Jiwa
o
- 2OOO Jiwa
o 2OOL - 25OO Jiwa
o 2501 - 3OOO Jiwa
o Diatas 3000 Jiwa
Luas Wilavah Keseluruhan
1001
1201
1501

12OO

.0,5 I(m-1Km
o Diatas 1 I(m - 1,5 Krn
o Diatas 1.5 I(m - 2I