Peraturan Daerah Tahun 2013 | Payakumbuh Kota perda no 8 thn 2013

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH

NoMoR

,

..9..

TAHUN 2ot3

TENTANG

IRIGASI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PAYAKUMBUH,

Menimbang

:


a.

bahwa irigasi merupakan salah satu komponen
penting pendukung utama keberlanjutan dan
keberhasilan pembangunan pertanian untuk

mewujudkan ketahanan pangan;
unttrk terlaksananya sistem irigasi yang lebih
efektif dan efisien, berdaya guna dan berhasii guna
secara berkelanjutan, perlu dilakukan pengembangan
dan pengelolaannya mengacu pada peraturan
pemerintah nomor 20 Tahun 2006 tentang lrigasi;

b. bahwa

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud huruf a, danhumf b, perlu menetapkan
Peraturan Daerah Kota Payakumbuh tentang lrigasi;

Mengingat


:

1.

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang
Pembentukan Daerah Otonom Kota l{ecil dalam
Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah jo
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor g tahun LgiO
tentang Pelaksanaan Pemerintahan Kotamdya Solok

dan

Payakumbuh (Lembaran Negara Republik

Indorresia Tahun 1956 Nomor 19);

2.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tatrun 1960 Nomor 1O4,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

3.

Undang-Undang Nomor

Nomor 2013);

5 Tahun 1990 tentang
Alam Hayati dan

Konservasi Sumber Daya

Ekosistemnya (Lembaran Negara Republiklndonesia
Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan kmbaran Negara

4.


5.

Republik Indonesai Nomor 3a19);
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem
Budidaya Tanaman (kmbaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan
l,embaran Negara Republik Indonesia Nomor 3a781;
Undang-Undang Nomor 41 Tahun Lggg tentang
Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesai
Tahun 1999 Nomor 146, Tambahan I-embaran
Republik Indonesai Nomor 3388) Sebagaimana Telah
diubah Dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2OO4 Tentang Penetapan Peraturan pemerintah
PenggantiUndang-Undang Nomor 4l Tahun Lggg
tentang Kehutanan Menjadi Undang-Undang

(Lembaran Negara Republiklndonesia Tahun 2OO4
Nomor 86, Tambahan Lembaran Republik Indonesai
Negara Nomor 44121;'
6. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2OO4 tentang Sumber

Daya Air (Iembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2OA4 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor a3771;
7. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2OO4 tentang
Perikanan (Lembaran Negara Republiklndonesia Tahun
2OO4 Nomor 118, Tambahan Iembaran Negara
Republiklndonesia Nomor 44391, sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2OOg
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 3l
Tahun 2OO4 tentang Perikanan (Irmbaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor 154 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomro SOZg);
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2OO4 Nomor l2S, famLahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 44g7l
sebagaimana telah diubah beberapa kari terakhir
dengan Undang-Undang Nomor tZ Tahun 2OOB
{Iembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OOg
Nomor 59, Tambahan lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor a8a4l;
9. Undang-Undang Nornor 33 Tahun 2OO4 tentang
Perimbangan Keuangan Antara pemerintah pusat dan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun2OO4 Nomor 126, Tambatran Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor aa38);
10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2OOZ tentang
Penataan Ruang (Iembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2OO7 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4T2Sl;
11. Undang-Undang Nornor g2 Tahun AOO9 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
{Iembaran Negara Republik Indonesia Tatrun 2AOg
Nornor 140, Tambahan Lernbaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5059);

12. undang-undang Nomor

t2 Tahun 2orr


tentang
perundang-undangai
(Lembaran Negara Repubrik Indonesia Nomor s%4'}:
13. undang-undang Nomor 18 tahun 2or2 tentang pangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun zotz
Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Repubtik
Indonesia Nomor 536O);
14- Peraturan Pemerintah Nomor g2 Tahun 2oo1 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan pengendaliai
Pencemaran Air {Lembaran Negara republik indonesia
Tahun 2ool Nomor r.53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4161);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 6g tahun 2oo2 tentang
Ketahanan
_pangan (rembaran Negara Republif
Indonesia Tahun
2OO2 Nomor 14, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a2sal;
16. Peraturan Pemerintah Nomor z9 Tahun 2oos tentang

Pedoman pembinaan dan
pengawasai
Penyelenggara€rn pemerintahan Daerah
llembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2oos Nomor 165,
Tambahan lembaran Negara republic Indonesia Nomor

Pembentukan peraturan

a5e3);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 2o rahun 2oo6 tentang
Irigasi (kmbaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 46, Tambahan Iembaran Negara Republik
Indonesia Nomor a62a\
18. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2oog tentang
Pengelolaan sumber Daya Air (kmbaran ttegarl
Republik Indonesia
Tahun 2oog Nomor g2, Tambahan
kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor agSs);

19. Peraturan Presiden Nomor Lz rahun 2oog t".rL.,g
Dewan Sumber Daya Air;
20. Perahrran Pemerintah Nomor 3g Tahun 2at1 tentang
sungai (Lembaran Negara Repubrik Indonesia Tahun
2alL Nomor T4,Tambahan Iembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 523O);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 2T Tahun 2or2 tentang
Iz.,ale Lingkungan (Lembaran Negara Repubhf
Indonesia Tahun 2or2 Nomor +g, tambahan
kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor s2ssl;
22- Perahrran Menteri pekerjaan umum Nomor
pedoman pengembangan dan
90/PRT/ M / 29P7 tentang
Pengelolaan Sistem Irigasi partisipasif;

23. Peraturan Menteri pekerjaan umum Nomor
3 /PRT/ M / 2oo7 tentang pedoman Mengenai Komisi
1
Irigasi;


24. Peraturan

Menteri pekerjaan umum

Nomor

?zlPR,f |M/2OOT tentangpedoman Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi;
25. Peraturan Menteri pekerjaan umum Nomor

33 / PRT/ M I

2OO7 tentangPedoman

pemberdayaan

P3A/GP3AIrP3A;

26.


Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

Nomor

2OI1 tentang Pedoman penetapan Garis
Sempadan Jaringan Irigasi (Berita Negara Republik
L7 IPRT lM /

Indonesia, Tahun 2OlL Nomor 834)

27.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
l3/PRT/M l2OI2 tentang Pedoman pengelolaan Aset
Irigasi (Berita Negara Republik Indonesia, Tahun 2Ol2

Nomor 863);
28. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2OO3
tentang Pedoman Pengaturan Wewenang, T\rgas dan
Tanggung Jawab Lembaga Pengelola lrigasi provinsi
dan Kabupaten/Kota;
29. Keputusan Menteri
keuangan Nomor
298 / HMK .O2 I 2OO3 tentang Pedoman penyediaan Dana
Pengelolaan Irigasi kabupaten/ Kota;
30. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum nomor
39O/KPTS/O1 I2OOT tentang Penetapan Status Daerah
frigasi Yang Pengelolaannya Menjadi Wewenang Dan
Tanggung Jawab pemerintah, pemerintah provinai Dan
Pemerintah Kabupaten/ Kota;
31. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 9
Tahun 2OLl tentang lrigasi (kmbaran Daerah Nomor
2O Tahun 2OlLl;
32. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor O2 Tahun

2006 tentang organisasi dan Tata Kerja sekretariat
Daerah dan Sekretariat DPRD Kota payakumbuh
(Lembaran Daerah Kota Payalmmbuh Tahun 2OOg

Nomor 02);
33. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor O3 Tahun

2OO8 tentang Organisasi

dan Tata Dinas di
Lingkungan Pemerintah Kota payakumbuh (kmbaran
Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2OO8 Nomor 03)
sebagaimana telah diubah dengan peraturan Daerah
Kota Payakumbuh Nomor 02 Tahun 2}ll tentang
Perubahan atas Feraturan Daerah Nomor O3 Tahun
2OO8 tentang Organisasi dan Tata Dinas di
Lingkungan Pemerintah Kota payakumbuh {I-embaran
Daerah Kota Fayakumbuh Tahun 2OLL Nomor 12);
34. Peraturan Daerah Kota Payalnrmbuh Nomor 1 Tahun
2OL2 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Payakumbuh Tahun 2010-2030 (Lembaran Daerah
Kota Payakumbuh Seri C Nomor 1 Tahun 2OL2l.

Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKII,AN RAISTAT DAtrRAFI KOTA PAI'AKUbTBI,T{
Aan

WALIKOTA PAYAKUMBUH,

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG IRIGASI

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal

1

Dalam Peraturan Daeratr ini y.aqg.diglaksud dengan

:

. "Daerah adalah''Kota'Payakumbuh.
2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota.Pay-alnrmbuh yang selanjutnya
1

disebut DPRDadalah kmbaga .,'Perwakilan Rekyat .Daerah
D^..^l*..*1-;-tr
r,s;ir*:"'(*r.,rorl s€bagai unsurpenyelen6gara Pemerintahan Daerah.

Kota

3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Paya,lnlrnb.uh
4. Walikota adalah Walikota Payakumbuh.
5. Dinas adalah Dinas Pekerjaan Umum Kota. Payakurnbuh.
6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Payalarmbuh.
7. Instansi Teknis terkait adalatr Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang
8.

9.

berperan dan mempuflyai tugas pokok dan ftrngsi dalam pengendalian
dan pengelolaan irigasi.
Air adalah semua ,air y'ang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah
permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air
tqlah, air hujan.
Sumber air adatah tempat atau wadah,air alami dan/atau buatan yang
terdapat pada, diatas; ataupun di bawatr permukaan tanatr.

lo.Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air
irigasi untuk menunj4pg pertanian yang jenisnya meliputi irigasi
permukaan, irigasi iawa, irigasi air bawatr'tanah, irigesi pompa, dan
irigasi tambak.
L1.Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi" manqiemen irigasi,
kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia,
12.

Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu
jaringan irigasl

13.

Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya
yang merupgkan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan,
pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi.

14.

Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri
dari bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya,
bangunan bagr, bangunan bagisadap, bangunan sadap, dan bangunan
pelengkapnya.

jaringan irigasiyang terdiri
saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi,

15. Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari

dari

bangunan bagi-sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
16.

Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai
prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari
saluran tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier,
boks kuarter, serta bangunan pelengkapnya.
air tanah adalah jaringan irigasi yang airnya berasal dari
air tanah, mulai dari surnur dan instalasi ponepa sampai dengan saluran
irigasi air tanah termasuk bangunan di dalamnya.

17. Jaringan irigasi

untuk penyaluran air
irigasi dari penyediaan, pengambilan, pembagian dan pemberian air

18. Saluran irigasi adalah saluran yang dipergunakan

irigasi.

air irigasi adalah penentuan volume air per satuan waktu
yang dialokasikan dari suatu sumber air untuk suatu daerah irigasi
yang didasarkan waktu, jumlah, dan mutrr sesuai dengan kebutuhan

19. Penyediaan

untuk menunjang pertanian dan keperluan lainnya.
2O.

Pengaturan

air irigasi adalah kegiatan yang meliputi

pembagian,

pemberian, dan penggunaan air irigasi.
2 tr.

Pemhgian air irigasi adalah kegiatan merabagi air di bangunan bagi
dalam jaringan primer dan/atau jaringan sekunder.

22.Penberian air irigasi adalah kegiatan menyalurkan air dengan jumlah
tertentu dari jaringan primer atau jaringan sekrrnder ke petak tersier.
23. Penggunaan air irigasi adalah kegiatan memanfaatkan air
tersier untuk mengairi lahan pertanian pada saat diperlukan.

dari petak

24. Pembuangan air irigasi, yang selanjutnya disebut drainase, adalah
pengaliran kelebihan air yang sudati tidak dipergunali:an lagi pada suatu
daerah irigasi tertentu.
25. Saluran pembuang irigasi adalah saluran yang dipergunakan unhrk
menyalurkan laelebihan ait yttg sudah tidak dimanfaatkan lagi pada
suahr daerah irigasi tertentu.

26. Sahrran ber.tanggul adalah saluran yang mempurryai tangggl alam
dan/atau buatan di kanan atau kirinya saluran irigasi.

27. Saluran ddak bertanggut adalah saiuran yang tidak mempurryai tanggul
di kanan atau kirinya saluran irigasi.
28. Saluran irigasi air tanah adalah bagian dari jaringan irigasi air tanah
yang dimulai setelah bangunan pompa sampai lahan yang diairi.
29. Bangunan irigasi adalah bangunan yang berada dalam jaringan irigasi
meliputi bangunan utama, bangunan b"gr, bangunan bagi-sadap,
bangunan sadap, bangunan pelengkap, dan bangunan f,asilitas lainny
30. Cekungan

air t€nah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh

ba.tas

hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses
pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung.
31. Garis sempadan jaringan irigasi adalah batas pengamanan bagi saluran
dan/atau bangunan irigasi dengan jarak tertentu sepanjang saluran dan
sekeliling bangunan.
32. Ruang sempadan jaringan irigasi adalah ruang di antara garis sempadan
kanan dan garis sempadan kiri jaringan irigasi.
33. Sempadan jaringan irigasi adalah ruang di kiri dan kanan jaringan
irigasi, di antara garis sempadan dan garis batas jaringan irigasi34. Garis batas jaringan irigasi adalah tepi

luar kaki tanggul untuk saluran
bertanggul, atau titik potong lereng tebing dengan garis gatian untuk
saluran galian, atau tepi luar saluran gendong untuk saluran tidak
bertanggul.

35.

Jalan inspeksi adalah adalah jalan yang digunakan untuk keperluan
operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.

36. Perkumpulan Petani Pemakai Air yang selanjutnya disebut P3A adatah
kelembagaan pengelolaan irigasi yang menjadi wadatr petarri pemakai air

dalam suatu daerah pelayanan irigasi yang dibentuk oleh petani
pemakai air sendiri secara demokratis, termasuk lembaga tokal
pengelola irigasi.

37. Tuo Bonda adalah seorang yang

dipilih oleh petani pemakai air yang

berada pada suatu areal pertanian tertenhr yang telah disepakati secara
turun temurun secara adat.
38. Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai

Air yang selanjutnya disebut
GP3A adalah kelembagaan sejumlah P3A yang sepakat bekerjasama
mernanfaatkan air irigasi dan jaringan irigasi pada daerah layanan blok
sekunder, gabungan beberapa blok sel