materi A1, Keprofesionalan Guru dan Etika Guru
Sertifikasi Guru melalui
Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru
(PLPG)
DI Rayon 112 UNNES Tahun 2016
Peserta
Sertifikasi
Guru melalui
Selamat
Datang
Pendidikan dan Pelatihan Profesi
Guru
(PLPG)
di Rayon 112 Universitas Negeri
Semarang
Tahun 2016
“Arum Luhuring Pawiyatan
ing Astanira”
Membangun Rumah Ilmu
Pengembang Peradaban
House of Science Aspires to
Excellent Civilization in
Conservation
Visi Unnes
Berwawasan konservasi bermakna cara
pandang dan sikap perilaku yang berorientasi
pada prinsip konservasi (pengawetan,
pemeliharaan, penjagaan, pelestarian, dan
pengembangan) sumber daya alam dan nilainilai sosial budaya.
Visi Unnes
Bereputasi internasional bermakna
universitas yang memiliki citra dan nama baik
dalam pergaulan internasional serta menjadi
rujukan dalam kegiatan tridarma perguruan
tinggi di tingkat internasional
Tantangan
Pengembangan
Konservasi
Unnes
Peningkatan Budaya akademik dan
SDM
Penguatan LPTK
Standar Internasional
Pengembangan Kelembagaan yang
sehat dan otonom
Tugas Rayon UNNES pada PLPG
Tahun
2016
Menyiapkan dan
menyelenggarakan
pembelajaran yang meliputi :
pendalaman materi (persiapan UKG/UTN)
Workshop (penyusunan perangkat
pembelajaran)
peer teaching dengan pendekatan Student
Centre Learning (SCL).
PLPG Tahun 2016 Bertujuan:
Meningkatkan kompetensi dan
profesionalisme guru peserta sertifikasi
Mamantapkan penguasaan dan
kemampuan guru dalam
mengimplemntasikan kurikulum 2006 dan
kurikulum 2013 (kurikulum nasional), dan
Memfasilitasi guru dalam meningkatkan
kemampuannya untuk mencapai kelulusan
Perbedaan PLPG 2016 dengan
2.Ujian kompetensi
1.Kurikulum
sebelumnya
Dilaksanakan dalam dua tahap,
Pelaksanaan PLPG tahun
2016 memfasilitasi
pengusasaan dan
kemampuan peserta
sertifiikasi dalam
mengimplementasikan
kurikulum 2006 dan
kurikulum 2013 melalui
pembelajaran yang berpusat
pada siswa (Pembelajaran
aktif)
yaitu ujian akhir PLPG (meliputi Ujian
Tulis LPTK dan Uji Kinerja), dan
UKG)/UTN).
Syarat mengikuti UKG/UTN
harus lulus terlebih dahulu
lulus ujian akhir PLPG
Bagi peserta yang tidak lulus
UTN diberi kesempatan
mengulang pada tahun
berikutnya sebanyak 4 kali, 1 kali
dalam satu semester.
Diagram Alur PLPG 2016-2019
Guru terdaftar
dalam DAPODIK
Memenuhi
Skor
UKG
syarat
minimal
55 (bagi
adminsitrasi
guru yang diangkat mulai tahun
Kriteria
2006)
Kelulusan:
SAP ≥75 , SUTL
≥ 70,
SUP ≥ 76
PLPG 216
o Pendalaman
38
Materi Kep &
JP 30
o Workshop
PP
BS
JP
20
o Peer Traching
JP
Ujian
PLPG
(UTL)
TL
Ujian
Ulang
L
Bagi peserta yang
nilai UKG sebelum
PLPG ≥ 80, ybs
langsung
memperoleh
sertifikat pendidik
setelah selesai
PLPG Ser
UKG
≥?
80
TL
Ujian Ulang
4 kali dlm 2
tahun
L
Pen
Kompetensi Guru
Kompetensi Guru
Dasar Hukum
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4586);
Kompetensi Guru
Dasar Hukum (lanjutan)
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496); Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan; Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kompetensi Guru
Dasar Hukum (lanjutan)
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4586);
Kompetensi Guru
Dasar Hukum (lanjutan)
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4941);
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Guru sebagai Tenaga Profesional
Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
bahwa pendidik merupakan tenaga
profesional.
Kedudukan guru sebagai tenaga profesional
mempunyai visi untuk terwujudnya
penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan
prinsip-prinsip profesionalitas untuk memenuhi
hak yang sama bagi setiap warga negara dalam
memperoleh pendidikan yang bermutu
Guru sebagai Tenaga Profesional
Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Kedudukan guru sebagai tenaga profesional
bertujuan:
melaksanakan sistem pendidikan nasional dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni
berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta
menjadi warga negara yang demokratis dan
Guru sebagai Tenaga Profesional
Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Kedudukan guru sbg. tenaga profesional
mengandung arti:
o bahwa pekerjaan guru hanya dapat
dilakukan oleh seseorang yang mempunyai
kualifikasi akademik, kompetensi, dan
sertifikat pendidik sesuai dengan
persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang
pendidikan tertentu.
Guru sebagai Tenaga Profesional
Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Kedudukan guru sbg. tenaga profesional
mengandung arti:
o Kompetensi merupakan seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan
diaktualisasikan oleh guru dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan.
Guru sebagai Tenaga Profesional
Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Kedudukan guru sbg. tenaga profesional
mengandung arti:
o Kompetensi guru meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi
Guru sebagai Tenaga Profesional
Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Kompeten si pedagogik adalah kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan
kepribadian yang mantap, berakhlak mulia,
arif, dan berwibawa serta menjadi teladan
peserta didik.
Guru sebagai Tenaga Profesional
Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Kompetensi profesional adalah kemampuan
penguasaan materi pelajaran secara luas dan
mendalam.
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru
untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara
efektif dan efisien dengan peserta didik,
sesama guru, orangtua/wali peserta didik,
dan masyarakat sekitar
Kompetensi Pedagogik
Guru
Guru sebagai Tenaga Profesional
Memiliki kompetensi pedagogik yang
mencakup:
(1)Menguasai karakteristik
peserta didik dari aspek
fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan
intelektual;
(2)Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik;
(3)Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan
mata pelajaran/bidang pengembangan yang
diampu;
Guru sebagai Tenaga Profesional
Memiliki kompetensi pedagogik yang
mencakup:
(5) Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran;
(6) Memfasilitasi pengembangan potensi
peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki;
(7) Berkomunikasi secara efektif, empatik,
Guru sebagai Tenaga Profesional
Memiliki kompetensi pedagogik yang
mencakup:
(8) Menyelenggarakan penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar;
(9) Memanfaatkan hasil penilaian dan
evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran; dan
(10) Melakukan tindakan reflektif untuk
peningkatan kualitas pembelajaran.
Kompetensi Kepribadian
Guru
Guru sebagai Tenaga Profesional
Memiliki kompetensi kepribadian yang
mencakup:
(1) Bertindak sesuai dengan norma agama,
hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia;
(2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang
jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi
peserta didik dan masyarakat;
Guru sebagai Tenaga Profesional
Memiliki kompetensi kepribadian yang
mencakup:
(3) Menampilkan diri sebagai pribadi
yang mantap, stabil, dewasa, arif,
dan berwibawa;
(4) Menunjukkan etos kerja, tanggung
jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri;
Kompetensi Sosial Guru
Guru sebagai Tenaga Profesional
Memiliki kompetensi sosial yang
mencakup:
(1) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak
diskriminatif karena pertimbangan jenis
kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar
belakang keluarga, dan status sosial ekonomi;
(2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan
santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat;
Guru sebagai Tenaga Profesional
Memiliki kompetensi sosial yang
mencakup:
3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh
wilayah Republik Indonesia yang memiliki
keragaman sosial budaya; dan
4) (4) Berkomunikasi dengan komunitas
profesi sendiri dan profesi lain secara lisan
dan tulisan atau bentuk lain.
Kompetensi Profesional
Guru
Guru sebagai Tenaga Profesional
Memiliki kompetensi propesional yang
mencakup:
(1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan
olah pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu;
(2) Menguasai standar kompetensi dan
kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu
Guru sebagai Tenaga Profesional
Memiliki kompetensi propesional yang
mencakup:
(3) Mengembangkan materi pembelajaran
yang diampu secara kreatif;
(4) Mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif;
(5) Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk berkomunikasi dan
Etika Guru
Etika Guru
o Guru profesional dilaksanakan sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari upaya
menjalankan etika profesi guru, yang disebut
dengan Kode Etik Guru Indonesia.
o Kode Etik Guru Indonesia adalah norma
dan asas yang disepakati dan diterima oleh
guru-guru Indonesia
o Sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam
Etika Guru
o Pedoman sikap dan perilaku tersebut adalah
nilai-nilai moral yang membedakan perilaku
guru yang baik dan buruk, yang boleh dan
tidak boleh dilaksanakan selama menunaikan
tugas- tugas profesionalnya untuk mendidik,
mengajar,membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik, serta sikap pergaulan sehari-hari di
Etika Guru
o Kode Etik Guru Indonesia merupakan
pedoman sikap dan perilaku bertujuan
menempatkan guru sebagai profesi
terhormat, mulia, dan bermartabat
yang dilindungi undang-undang.
Etika Guru
o Kode Etik Guru Indonesia berfungsi
sebagai seperangkat prinsip dan norma moral
yang melandasi pelaksanaan tugas dan
layanan profesional guru dalam hubungannya
dengan peserta didik, orangtua/wali siswa,
sekolah dan rekan seprofesi, organisasi
profesi, dan pemerintah sesuai dengan nilainilai agama, pendidikan, sosial, etika dan
Etika Guru
Kode Etik Guru Indonesia bersumber dari:
(1) Nilai-nilai agama dan Pancasila,
(2) Nilai-nilai kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional,
Etika Guru
Kode Etik Guru Indonesia bersumber dari:
(3) Nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat
manusia yang meliputi perkembangan
kesehatan jasmaniah, emosional,
intelektual, sosial, dan spiritual. Dalam
pelaksanaannya, guru berinteraksi
dengan peserta didik, orang tua/wali,
masyarakat, sekolah, profesi, organisasi
Selamat belajar/bekerja
Semoga sukses
Dianimasi oleh Sugiarto Matematika UNNES, 081390440602
Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru
(PLPG)
DI Rayon 112 UNNES Tahun 2016
Peserta
Sertifikasi
Guru melalui
Selamat
Datang
Pendidikan dan Pelatihan Profesi
Guru
(PLPG)
di Rayon 112 Universitas Negeri
Semarang
Tahun 2016
“Arum Luhuring Pawiyatan
ing Astanira”
Membangun Rumah Ilmu
Pengembang Peradaban
House of Science Aspires to
Excellent Civilization in
Conservation
Visi Unnes
Berwawasan konservasi bermakna cara
pandang dan sikap perilaku yang berorientasi
pada prinsip konservasi (pengawetan,
pemeliharaan, penjagaan, pelestarian, dan
pengembangan) sumber daya alam dan nilainilai sosial budaya.
Visi Unnes
Bereputasi internasional bermakna
universitas yang memiliki citra dan nama baik
dalam pergaulan internasional serta menjadi
rujukan dalam kegiatan tridarma perguruan
tinggi di tingkat internasional
Tantangan
Pengembangan
Konservasi
Unnes
Peningkatan Budaya akademik dan
SDM
Penguatan LPTK
Standar Internasional
Pengembangan Kelembagaan yang
sehat dan otonom
Tugas Rayon UNNES pada PLPG
Tahun
2016
Menyiapkan dan
menyelenggarakan
pembelajaran yang meliputi :
pendalaman materi (persiapan UKG/UTN)
Workshop (penyusunan perangkat
pembelajaran)
peer teaching dengan pendekatan Student
Centre Learning (SCL).
PLPG Tahun 2016 Bertujuan:
Meningkatkan kompetensi dan
profesionalisme guru peserta sertifikasi
Mamantapkan penguasaan dan
kemampuan guru dalam
mengimplemntasikan kurikulum 2006 dan
kurikulum 2013 (kurikulum nasional), dan
Memfasilitasi guru dalam meningkatkan
kemampuannya untuk mencapai kelulusan
Perbedaan PLPG 2016 dengan
2.Ujian kompetensi
1.Kurikulum
sebelumnya
Dilaksanakan dalam dua tahap,
Pelaksanaan PLPG tahun
2016 memfasilitasi
pengusasaan dan
kemampuan peserta
sertifiikasi dalam
mengimplementasikan
kurikulum 2006 dan
kurikulum 2013 melalui
pembelajaran yang berpusat
pada siswa (Pembelajaran
aktif)
yaitu ujian akhir PLPG (meliputi Ujian
Tulis LPTK dan Uji Kinerja), dan
UKG)/UTN).
Syarat mengikuti UKG/UTN
harus lulus terlebih dahulu
lulus ujian akhir PLPG
Bagi peserta yang tidak lulus
UTN diberi kesempatan
mengulang pada tahun
berikutnya sebanyak 4 kali, 1 kali
dalam satu semester.
Diagram Alur PLPG 2016-2019
Guru terdaftar
dalam DAPODIK
Memenuhi
Skor
UKG
syarat
minimal
55 (bagi
adminsitrasi
guru yang diangkat mulai tahun
Kriteria
2006)
Kelulusan:
SAP ≥75 , SUTL
≥ 70,
SUP ≥ 76
PLPG 216
o Pendalaman
38
Materi Kep &
JP 30
o Workshop
PP
BS
JP
20
o Peer Traching
JP
Ujian
PLPG
(UTL)
TL
Ujian
Ulang
L
Bagi peserta yang
nilai UKG sebelum
PLPG ≥ 80, ybs
langsung
memperoleh
sertifikat pendidik
setelah selesai
PLPG Ser
UKG
≥?
80
TL
Ujian Ulang
4 kali dlm 2
tahun
L
Pen
Kompetensi Guru
Kompetensi Guru
Dasar Hukum
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4586);
Kompetensi Guru
Dasar Hukum (lanjutan)
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496); Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan; Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kompetensi Guru
Dasar Hukum (lanjutan)
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4586);
Kompetensi Guru
Dasar Hukum (lanjutan)
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4941);
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Guru sebagai Tenaga Profesional
Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
bahwa pendidik merupakan tenaga
profesional.
Kedudukan guru sebagai tenaga profesional
mempunyai visi untuk terwujudnya
penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan
prinsip-prinsip profesionalitas untuk memenuhi
hak yang sama bagi setiap warga negara dalam
memperoleh pendidikan yang bermutu
Guru sebagai Tenaga Profesional
Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Kedudukan guru sebagai tenaga profesional
bertujuan:
melaksanakan sistem pendidikan nasional dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni
berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta
menjadi warga negara yang demokratis dan
Guru sebagai Tenaga Profesional
Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Kedudukan guru sbg. tenaga profesional
mengandung arti:
o bahwa pekerjaan guru hanya dapat
dilakukan oleh seseorang yang mempunyai
kualifikasi akademik, kompetensi, dan
sertifikat pendidik sesuai dengan
persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang
pendidikan tertentu.
Guru sebagai Tenaga Profesional
Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Kedudukan guru sbg. tenaga profesional
mengandung arti:
o Kompetensi merupakan seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan
diaktualisasikan oleh guru dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan.
Guru sebagai Tenaga Profesional
Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Kedudukan guru sbg. tenaga profesional
mengandung arti:
o Kompetensi guru meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi
Guru sebagai Tenaga Profesional
Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Kompeten si pedagogik adalah kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan
kepribadian yang mantap, berakhlak mulia,
arif, dan berwibawa serta menjadi teladan
peserta didik.
Guru sebagai Tenaga Profesional
Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Kompetensi profesional adalah kemampuan
penguasaan materi pelajaran secara luas dan
mendalam.
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru
untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara
efektif dan efisien dengan peserta didik,
sesama guru, orangtua/wali peserta didik,
dan masyarakat sekitar
Kompetensi Pedagogik
Guru
Guru sebagai Tenaga Profesional
Memiliki kompetensi pedagogik yang
mencakup:
(1)Menguasai karakteristik
peserta didik dari aspek
fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan
intelektual;
(2)Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik;
(3)Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan
mata pelajaran/bidang pengembangan yang
diampu;
Guru sebagai Tenaga Profesional
Memiliki kompetensi pedagogik yang
mencakup:
(5) Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran;
(6) Memfasilitasi pengembangan potensi
peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki;
(7) Berkomunikasi secara efektif, empatik,
Guru sebagai Tenaga Profesional
Memiliki kompetensi pedagogik yang
mencakup:
(8) Menyelenggarakan penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar;
(9) Memanfaatkan hasil penilaian dan
evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran; dan
(10) Melakukan tindakan reflektif untuk
peningkatan kualitas pembelajaran.
Kompetensi Kepribadian
Guru
Guru sebagai Tenaga Profesional
Memiliki kompetensi kepribadian yang
mencakup:
(1) Bertindak sesuai dengan norma agama,
hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia;
(2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang
jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi
peserta didik dan masyarakat;
Guru sebagai Tenaga Profesional
Memiliki kompetensi kepribadian yang
mencakup:
(3) Menampilkan diri sebagai pribadi
yang mantap, stabil, dewasa, arif,
dan berwibawa;
(4) Menunjukkan etos kerja, tanggung
jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri;
Kompetensi Sosial Guru
Guru sebagai Tenaga Profesional
Memiliki kompetensi sosial yang
mencakup:
(1) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak
diskriminatif karena pertimbangan jenis
kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar
belakang keluarga, dan status sosial ekonomi;
(2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan
santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat;
Guru sebagai Tenaga Profesional
Memiliki kompetensi sosial yang
mencakup:
3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh
wilayah Republik Indonesia yang memiliki
keragaman sosial budaya; dan
4) (4) Berkomunikasi dengan komunitas
profesi sendiri dan profesi lain secara lisan
dan tulisan atau bentuk lain.
Kompetensi Profesional
Guru
Guru sebagai Tenaga Profesional
Memiliki kompetensi propesional yang
mencakup:
(1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan
olah pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu;
(2) Menguasai standar kompetensi dan
kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu
Guru sebagai Tenaga Profesional
Memiliki kompetensi propesional yang
mencakup:
(3) Mengembangkan materi pembelajaran
yang diampu secara kreatif;
(4) Mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif;
(5) Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk berkomunikasi dan
Etika Guru
Etika Guru
o Guru profesional dilaksanakan sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari upaya
menjalankan etika profesi guru, yang disebut
dengan Kode Etik Guru Indonesia.
o Kode Etik Guru Indonesia adalah norma
dan asas yang disepakati dan diterima oleh
guru-guru Indonesia
o Sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam
Etika Guru
o Pedoman sikap dan perilaku tersebut adalah
nilai-nilai moral yang membedakan perilaku
guru yang baik dan buruk, yang boleh dan
tidak boleh dilaksanakan selama menunaikan
tugas- tugas profesionalnya untuk mendidik,
mengajar,membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik, serta sikap pergaulan sehari-hari di
Etika Guru
o Kode Etik Guru Indonesia merupakan
pedoman sikap dan perilaku bertujuan
menempatkan guru sebagai profesi
terhormat, mulia, dan bermartabat
yang dilindungi undang-undang.
Etika Guru
o Kode Etik Guru Indonesia berfungsi
sebagai seperangkat prinsip dan norma moral
yang melandasi pelaksanaan tugas dan
layanan profesional guru dalam hubungannya
dengan peserta didik, orangtua/wali siswa,
sekolah dan rekan seprofesi, organisasi
profesi, dan pemerintah sesuai dengan nilainilai agama, pendidikan, sosial, etika dan
Etika Guru
Kode Etik Guru Indonesia bersumber dari:
(1) Nilai-nilai agama dan Pancasila,
(2) Nilai-nilai kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional,
Etika Guru
Kode Etik Guru Indonesia bersumber dari:
(3) Nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat
manusia yang meliputi perkembangan
kesehatan jasmaniah, emosional,
intelektual, sosial, dan spiritual. Dalam
pelaksanaannya, guru berinteraksi
dengan peserta didik, orang tua/wali,
masyarakat, sekolah, profesi, organisasi
Selamat belajar/bekerja
Semoga sukses
Dianimasi oleh Sugiarto Matematika UNNES, 081390440602