PENINGKATAN KEPROFESIONALAN GURU PESERTA doc

BEST PRACTISE PROGRAM BERMUTU 2013
PENINGKATAN KEPROFESIONALAN GURU PESERTA PROGRAM BERMUTU
MELALUI IMPLEMENTASI LESSON STUDY

OLEH
LP ARIO NUGROHO

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
PROVINSI JAWA TENGAH

CURRICULUM VITAE
NAME

:

LP. Ario Nugroho

N I P *)

:


197102242003121001

Education

:

S3 in Science education

Birth place and date

:

Sidoarjo, 24 February 1971

Sex

:

Male


Marital Status

:

Married

Religion

:

Moslem

Specialization

:

Academic supervision in physics teaching and learning

Institution/school name


:

LPMP Jawa Tengah

Institution/school address

:

Jl. Kyai Mojo Srondol Kulon, Banyumanik

District

:

Semarang

Province

:


Jawa Tengah

Postal Code

:

50231

Country

Female
Single

Indonesia

Available Phone & Facsimile
Number (essential)
Home Address

:


Phone 02470705650 .Fax.......................................................

:

Phone / Mobile

:

Perum Puri Dinar Elok blok D4 no 3 Semarang
08157704549

Active e-mail address (essential)

:

4riolpmp@gmail.com

Recent Professional Experiences


:

1. implementation lesson study based school
Year
: 2010 supervision in physics teaching and
2.
academic
learning

Year : 2011

A. Latar Belakang
Banyak faktor yang berpengaruh pada proses belajar mengajar, antara lain kualitas
masukan, kualitas guru, kualitas pembelajaran, kurikulum, sarana, prasarana, biaya, dan
sebagainya. Sebaik apapun kurikulum, selengkap apapun prasarana dan sarana, sebanyak
apapun dana, dan sebagainya, core business-nya adalah kualitas proses belajar mengajar yang
berlangsung di kelas. Kualitas proses belajar mengajar ini sangat ditentukan oleh guru. Guru
merupakan aktor utama dan agen pembaharu. Walaupun kurikulumnya bagus, jika kualitas
gurunya kurang bagus tetap saja kualitas proses belajar mengajar yang berlangsung rendah,
yang akhirnya berakibat pada rendahnya kualitas hasil belajar peserta didik.

Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan ini adalah dengan
mengembangkan kegiatan lesson study. Kegiatan lesson study pada prinsipnya merupakan
kegiatan peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan dengan prinsip kolegalitas. Hal
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Kanada. Pada dewasa ini kegiatan lesson study
sudah dilakukan secara massal di Indonesia. Salah satu pengembangan Lesson Study
dilakukan melalui program BERMUTU, yang pelaksanaan kegiatannya dikembangkan pada
kelompok kerja guru baik di tingkat propinsi, kabupaten sampai tingkat kecamatan. Lesson
Study mempunyai manfaat secara efektif untuk meningkatkan keprofesionalan guru peserta
program Bermutu. Bagaimana Lesson Study meningkatkan keprosefionalan guru?
B. Pembahasan
Pada masa awal pengenalan lesson study, tidak sedikit para guru yang memiliki
pandangan keliru atau sempit terhadap makna lesson study. Pandangan tersebut digambarkan
melalui diagram pada gambar 1.

Gambar 1. Miskonsepsi tentang Lesson Study diadaptasi dari Lewis, Perry, dan Hurd (2004)

Berdasarkan gambar 1 dapat disimpulkan bahwa guru-guru pada awalnya memahami
lesson study sebagai strategi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui
pengembangan model pembelajaran. Adapun pengembangan model pembelajaran dilakukan
secara kolaboratif meliputi penyusunan rancangan pembelajaran, implementasi rencana

pembelajaran oleh salah seorang guru, observasi proses pembelajaran, dan melakukan
perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi atau masukan-masukan yang diperoleh
pada diskusi pasca pembelajaran. Beberapa hal yang sering terjadi pada proses ini antara lain:
1) penyusunan rancangan pembelajaran sering dilakukan hanya oleh satu guru, dan guru
tersebut berperan sebagai guru model; 2) sering terjadinya proses penghakiman kesalahan
mengajar guru model yang tidak berdasarkan kesesuaian antara proses pembelajaran dengan
rencana pembelajaran; 3) banyaknya peserta yang lupa bahwa kegiatan Lesson Study
merupakan kegiatan bentuk kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan; 4) Kegiatan
Lesson Study merupakan kegiatan rutinitas saja dan cenderung membosankan.
Saat ini, persepsi guru tentang lesson study mulai berkembang sebagaimana pemahaman
yang digambarkan oleh Lewis, Perry, dan Hurd (2004) melalui diagram pada Gambar 2.
Gambaran Umum Lesson
Study
Mempertimbangkan tujuan
pembelajaran dan
perkembangan peserta
didik, dan merencanakan
lesson study berdasarkan
tujuan tersebut
Observasi lesson study yang

berfokus pada
pengumpulan data
tentang aktivitas belajar
peserta didik dan
perkembangannya
Menggunakan data hasil
observasi untuk
melakukan refleksi
tentang pembelajaran
secara mendalam dan
lebih luas

Tujuan Utama
Meningkatnya pengetahuan
tentang materi ajar
Meningkatnya pengetahuan
tentang pembelajaran
Meningkatnya kemampuan
mengobservasi aktivitas
belajar

Semakin kuatnya hubungan
kolegalitas
Semakin kuatnya hubungan
antara pelaksanaan
pembelajaran sehari-hari
dengan tujuan jangka
panjang yang harus
dicapai
Semakin meningkatnya
motivasi untuk selalu
berkembang

Jika diperlukan, melakukan
perencanaan ulang
dengan topik yang sama
untuk melakukan lesson
study pada kelas berbeda

Meningkatnya kualitas
rencana pembelajaran


Perbaikan atau
peningkatan kualitas
pembelajaran

Gambar 2. Gambaran Umum tentang Lesson Study
Berdasarkan gambar 2, diperoleh gambaran bahwa kegiatan lesson study ternyata dapat
mendatangkan banyak manfaat yaitu meliputi meningkatnya pengetahuan guru tentang materi

ajar dan pembelajarannya, meningkatnya pengetahuan guru tentang cara mengobservasi
aktivitas belajar peserta didik, menguatnya hubungan kolegalitas baik antar guru maupun
dengan observer selain guru, menguatnya hubungan antara pelaksanaan pembelajaran seharihari dengan tujuan pembelajaran jangka panjang, meningkatnya motivasi guru untuk
senantiasa berkembang, dan meningkatnya kualitas rencana pembelajaran (termasuk
komponen-komponennya seperti bahan ajar, teaching materials (hands on), dan strategi
pembelajaran).
Bagaimana cara menggeser pandangan guru tersebut? Kunci bergesernya pandangan
guru tertumpu pada proses interaksi. Interaksi yang dikembangkan pada kegiatan diskusi
dapat secara konstruktif menunjang proses berkembangnya pengetahuan pada diri seseorang.
Lesson Study merupakan kegiatan mampu menciptakan proses interaksi antar guru
secara konstruktif. Melalui interaksi terjadi berbagai tahap kegiatan diskusi, sehingga proses
terjadinya sharing pengetahuan dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap pembelajaran.
Dengan berkembangnya pengetahuan secara konstruktif, maka selain masing-masing fihak
yang terkait memperoleh input dan umpan balik, sebagai tindak lanjutnya tidak mustahil
memunculkan berbagai inovasi pembelajaran.
1. Peserta Lesson Study

Lesson study adalah sebuah kegiatan kolaborasi dengan inisiatif pelaksanaan idealnya
datang dari Kepala Sekolah bersama guru. Siapa yang melakukan kegiatan tersebut sangatlah
tergantung pada tipe lesson study yang dikembangkan. Jika lesson study yang dikembangkan
berbasis sekolah, maka orang-orang yang melakukannya adalah semua guru dari berbagai
bidang studi di sekolah tersebut serta Kepala Sekolah. Walaupun lesson study tipe ini secara
umum hanya melibatkan warga sekolah yang bersangkutan, dalam pelaksanaannya
dimungkinkan untuk melibatkan fihak luar, misalnya para ahli dari universitas atau undangan
yang diperlukan karena kedudukannya.
Lesson study juga bisa dilaksanakan dengan berbasis pada bidang studi. Sebagai contoh,
sekelompok guru IPA di suatu wilayah bersepakat untuk melakukan lesson study guna
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar IPA di wilayah tersebut. Karena kelompok
guru IPA tersebut berasal dari beberapa sekolah, maka pelaksanaannya dapat dilakukan secara
bergiliran dari satu sekolah ke sekolah lain. Lesson study tipe ini, anggota komunitasnya bisa
mencakup satu wilayah (misalnya satu wilayah KKG/MGMP), satu kabupaten, atau lebih luas
lagi.

2.

Pelaksanaan Lesson Study
Pelaksanaan lesson study pada dasarnya meliputi tiga bagian kegiatan yakni

perencanaan, implementasi, dan refleksi. Karena kegiatan lesson study meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan refleksi, maka setiap guru terlibat secara aktif dalam ketiga kegiatan
tersebut. Pada setiap tahap kegiatan lesson study, setiap guru mendapat kesempatan untuk
melakukan identifikasi masalah pembelajaran, mengkaji pengalaman pembelajaran yang biasa
dilakukan, memilih alternatif model pembelajaran yang akan digunakan, merancang rencana
pembelajaran, mengkaji kelebihan dan kekurangan alternatif model pembelajaran yang
dipilih, melaksanakan pembelajaran, mengobservasi proses pembelajaran, mengidentifikasi
hal-hal penting yang terjadi selama aktivitas belajar peserta didik di kelas, melakukan refleksi
secara bersama-sama atas hasil observasi kelas, serta mengambil pelajaran berharga dari
setiap proses yang dilakukan untuk kepentingan peningkatan kualitas proses dan hasil
pembelajaran lainnya.
Langkah kegiatan lesson study yang sangat penting adalah melakukan perencanaan
kegiatan pembelajaran. Perencanaan kegiatan pembelajaran melibatkan banyak fihak
misalnya kelompok guru sebidang atau kelompok guru lintas bidang. Diharapkan rencana
kegiatan pembelajaran yang disusun bersama kualitasnya menjadi lebih baik jika
dibandingkan dengan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara individual.
Keterlibatan berbagai unsur proses perencanaan kegiatan pembelajaran, memungkinkan
terjadinya sharing pendapat, pengalaman, dan pengetahuan secara konstruktif sehingga
produk akhir yang diperoleh menjadi lebih baik.
Pada tahap perencanaan kegiatan pembelajaran, kegiatan dimulai dengan melakukan
identifikasi masalah pembelajaran; identifikasi masalah pembelajaran tersebut meliputi materi
ajar, teaching material, serta alternatif strategi pembelajaran yang mungkin diterapkan, dan
penyusunan rencana pembelajaran. Analisis mendalam tentang materi ajar dan hands on
dilakukan secara kolaboratif. Guru perlu mendiskusikan kemungkinan-kemungkinan cara
mengatasi kelemahan atau masalah yang ada, memilih alternatif terbaik yang akan
diujicobakan, menyiapkan bahan ajar dan teaching material, serta menyusun alternatif strategi
pembelajaran untuk topik yang dipilih, sehingga dapat diperoleh alternatif terbaik untuk
mendorong proses belajar peserta didik secara optimal. Kegiatan memberi kesempatan pada
setiap guru atau fihak lain yang terlibat dalam diskusi untuk berkontribusi sesuai dengan

kemampuan serta pengalamannya masing-masing. Dengan demikian, sharing pengalaman
dan pengetahuan dapat terjadi secara konstruktif sehingga wawasan masing-masing fihak
menjadi semakin berkembang.
Tahap kedua pelaksanaan Lesson Study adalah tahap implementasi. Meningkatnya
pengetahuan tentang materi ajar dan proses pembelajaran juga bisa diperoleh melalui kegiatan
implementasi. Pada tahap ini terdapat dua tindakan umum, yaitu mengimplementasikan
rancangan kegiatan pembelajaran dan melakukan observasi. Pada tahap ini salah satu guru
melakukan pembelajaran sesuai dengan rancangan dan proses pembelajaran diamati oleh
observer. Melalui kegiatan ini setiap observer dapat melakukan pengamatan secara mendalam
tentang respons serta perilaku belajar peserta didik terhadap rencana pembelajaran yang sudah
dipersiapkan secara bersama-sama.
Pemahaman tentang perilaku peserta didik dalam proses belajar merupakan hal yang
sangat penting terutama bagi guru. Jika seorang guru melalui observasinya mampu
mengidentifikasi dengan baik tingkat pemahaman yang berhasil dicapai peserta didik,
kesulitan yang mereka hadapi, serta potensi individual atau kelompok yang ditunjukkan
selama proses belajar terjadi, maka guru tersebut kemungkinan besar akan mampu
mengembangkan intervensi yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan serta tingkat
kemampuan berpikir peserta didik.
Kegiatan observasi selama proses pembelajaran memiliki peran yang sangat penting

untuk meningkatkan kompetensi pengamatan perilaku peserta didik . Pada saat menjadi pengajar,
mungkin seorang guru tidak sempat mengamati perilaku belajar peserta didik secara mendalam.
Akan tetapi ketika menjadi observer, seorang guru dapat mengamati secara teliti tentang

bagaimana seorang peserta didik mengalami kesulitan untuk memulai tugas yang diberikan?
bagaimana seorang peserta didik mengalami kesulitan untuk mengemukakan idenya?
bagaimana terjadinya interaksi dalam kelompok? bagaimana peran seorang peserta didik
dalam diskusi kelompok? dan masih banyak lagi perilaku lainnya yang dapat diungkap
melalui kegiatan observasi.
Sebagai contoh, pada sebuah pembelajaran tentang kecepatan kalor merambat melalui
berbagai logam setiap kelompok peserta didik dituntut untuk menemukan kecepatan kalor
merambat melalui berbagai logam dengan menggunakan pendekatan penggorengan telor
dadar. Dari hasil pengamatan diperoleh gambaran bahwa setiap kelompok ternyata
menggunakan cara menggoreng yang berbeda-beda. Dengan demikian, guru-guru yang

menjadi observer pada saat itu dapat memperoleh pengetahuan baru dari hasil pekerjaan
peserta didik.
Kegiatan eksploratif yang dilakukan peserta didik sebenarnya sangatlah potensial untuk
meningkatkan pengetahuan peserta didik maupun guru. Dengan melakukan kegiatan seperti
itu, peserta didik terkondisikan untuk terlibat pada proses berpikir tingkat tinggi sehingga,
dapat memunculkan gagasan inovatif yang mendorong terjadinya konflik kognitif lebih lanjut.
Hal ini seringkali memerlukan jawaban ilmiah tidak sederhana. Tantangan seperti ini pada
gilirannya akan mampu menjadi dorongan atau pemicu bagi guru untuk terus meningkatkan
pengetahuannya sehingga proses pembelajaran berikutnya diharapkan bisa lebih meningkat
kualitasnya.
Kompetensi mengidentifikasi serta memahami perilaku belajar peserta didik yang
diperoleh melalui pengalaman kegiatan observasi pada gilirannya akan berkontribusi pada
kemampuan mengembangkan strategi pembelajaran secara lebih baik. Dengan demikian,
peningkatan kemampuan mengajar melalui lesson study tidak hanya terjadi pada guru yang
menjadi model, akan tetapi juga bagi guru lain yang menjadi observer.
Bervariasinya latar belakang pengetahuan observer yang hadir pada kegiatan lesson
study merupakan kelebihan tersendiri, karena fokus perhatian serta pemahaman tentang proses
yang terjadi bagi masing-masing observer juga akan sangat beragam. Keberagaman ini dapat
memperkaya pengetahuan masing-masing fihak terutama pada saat terjadinya proses refleksi.
Tahap ketiga kegiatan lesson study adalah kegiatan refleksi. Pada tahap kegiatan
refleksi, setiap fihak dapat mengajukan temuan hasil pengamatan, pendapat atau pandangan,
dan saran-saran konstruktif yang sangat berguna untuk meningkatkan pengetahuan masingmasing observer. Hadirnya observer dari berbagai kalangan memungkinkan diperolehnya
informasi tentang pembelajaran atau aktivitas belajar peserta didik di kelas yang beraneka
ragam baik ditinjau dari substansi yang diamati maupun dari kedalaman atau ketelitiannya.
Informasi hasil pengamatan tersebut, diungkap pada kegiatan refleksi. Pendapat-pendapat
hasil implementasi akan terakumulasi sehingga masing-masing fihak akan mampu
memperoleh informasi yang lebih komprehensif.
Kegiatan

lesson study dilaksanakan dengan melibatkan sekelompok guru untuk

melakukan perencanaan, implementasi, dan refleksi pasca pembelajaran secara bersama-sama
sehingga terbentuk suatu komunitas belajar yang secara sinergis. Kerjasama yang dilakukan
para guru saat mengembangkan perencanaan, implementasi pembelajaran, dan refleksi dapat
meningkatkan proses interaksi konstruktif yang sangat potensial untuk keningkatkan
keprofesionalan guru. Interaksi yang terjadi antar guru serta fihak lain yang terkait, termasuk

dosen dari Perguruan Tinggi, jika dilakukan secara berkelanjutan dapat membangun suatu
ikatan kesejawatan dalam bentuk sebuah komunitas belajar. Pelaksanaan kegiatan diharapkan
mampu menciptakan terobosan-terobosan baru dalam menciptakan pembelajaran inovatif.
Dengan cara seperti ini, maka setiap anggota komunitas yang terlibat sangat potensial untuk
mampu melakukan self-development sehingga memiliki kemandirian untuk berkembang
bersama-sama dengan anggota komunitas belajar lainnya.
Melalui aktivitas-aktivitas yang berkembang pada lesson study meliputi proses plan, do,
dan see, diharapkan setiap anggota komunitas dapat saling memberi dan menerima sehingga
masing-masing fihak memperoleh keuntungan yang menunjang peningkatan pengetahuan
yang antara lain meliputi materi ajar, alat bantu belajar dalam bentuk hands on, serta strategi
pembelajaran.

C. Penutup
Kegiatan lesson study pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang mampu
mendorong terbentuknya proses interaksi secara maksimal bagi guru. Hal ini dapat dibuktikan
dengan terbentuknya komunitas belajar (learning community). Komunitas belajar tersebut
diharapkan secara konsisten melakukan continuous improvement baik pada level individu,
kelompok, maupun pada sistem yang lebih umum. Pengetahuan yang dibangun melalui lesson
study dapat menjadi modal sangat berharga untuk meningkatkan kualitas kinerja masingmasing fihak yang terlibat.

Daftar Pustaka
Baba,T. and Kojima, M. (2003). Lesson Study, In Japan International Cooperation Agency
(Ed.) Japanese Eductional Experiences. Tokyo: Japan International Cooperation
Agency.
Fernandez, C., and Yoshida, M. (2004). Lesson Study: A Japanese Approach to Improving
Mathematics Teaching and Learning. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates
Publishers.
Hendayana, Sumar.2005. Lesson Study Suatu Strategi untuk Meningkatkan Keprofesionalan
Pendidik. Bandung: UPI Press.
Lewis, C., Perry, R., and Hurd, J. (2004). A Deeper Look at Lesson Study. Educational
Leadership.
Stevenson., H.W., and Stigler, J.W. (1999). The Learning Gap. New York: Touchstone.
Nonaka (2005). Knowledge Creation. Makalah Presentasi pada Seminar Nasional yang
diselenggarakan Universitas Indonesia.
Stigler, J.W., and Hiebert, J. (1999). The Teaching Gap: Best Ideas from the World’s Teachers
for Improving Education in the Classroom. New York: The Free Press.
Saito, E., Sumar, H., Harun, I., Ibrohim, Kuboki, I., and Tachibana, H. (2006). Development
of School-Based In-Service Training Under an Indonesian Mathematics and Science
Teacher Education Project. Improving School. 9 (1): 47-59.