Materi Diklat BP3IP SISTEM NAVIGASI ELEKTRONIK BAB V C

Cincin lenja (sepasang) yang pertama ini dilengkapi juga dengan tanduk
yang fungsinya tempat cincin lenja pertama duduk pada sepasang cincin
lenja yang kedua.
Fungsi kedua pasang cincin lenja tersebut adalah agar seluruh ketel
pedoman tinggal tetap tenang meskipun kapal menggoleng atau
mengangguk).
Untuk itu masing-masing pasangan cincin lenja tersebut berkedudukan
tegak lurus satu sama lain dalam suatu bidang datar, dan dilengkapi
dengan pegas-pegas.
Syarat-syarat ketel pedoman yang baik
1. Ketel pedoman tidak boleh mengandung magnit
Untuk hal tersebut ketel pedoman harus dikeluarkan dari rumah
pedoman kemudian ketel pedoman ditempatkan di bagian suatu
pedoman kecil, lalu ketel diputar. Bila pada saat melakukan pekerjaan
tersebut jarum dan pedoman kecil diam saja / tidak bergerak, maka
berarti bahwa ketel pedoman kita tidak mengandung magnit.
2. Pada saat kapal dalam keadaan diam, maka Cutup kaca bening (di
bagian atas) harus dalam keadaan datar. Hal ini dapat diselidiki
dengan menggunakan unting-unting.
3. Dalam setiap keadaan atau posisi ketel pedoman tidak boleh
menyentuh bagian-bagian pedoman lain. Agar setiap saat dapat

mengayun dengan bebas.
4. Semat atau pasak pedoman harus benar-benar terpasang vertikal di
tengah-tengah ketel pedoman (harus titik potong garis hubung cincincincin lenja)
5. Tuas atau paku pada kaca bening (penutup ketel bagian atas ) untuk
menempatkan pesawat baring harus tepat di titik piringan / mawar
pedoman C tapi di atas ujung semat).
6. Garis layar tepat pada bidang lunas tinggi kapal.

Memeriksa ketepatan pengecetan garis layar
a. Pada pedoman yang diletakkan tepat pada bidang lunas tinggi.
- Didirikan sebuah tonggak (kayu), tepat di bidang lunas linggi di
depan pedoman pada jarak yang cukup, misalnya di ujung haluan.
- Baringlah tonggak tersebut dan pada saat yang sama lihatlah
penunjukkan skala derajat oleh garis layar.
- Bila kedua penunjukkan adalah sama berarti garis layar telah tepat.
b. Pada pedoman yang diletakkan tidak ke bidang lunas lunas linggi.
- Tentukan jarak melintang pedoman ke bidang lunas lunas tinggi
- Didirikanlah sebuah tonggak (kayu) pada suatu jarak yang cukup
jauh di depan pedoman, pada jarak melintang yang sama dengan
jarak melintang pedoman dari bidang lunas tinggi.

- Baringlah tonggal tersebut, dan pada saat yang sama lihatlah
penunjukkan skala derajat oleh garis layar.
- Bila kedua penunjukkan adalah sama berarti garis layar telah tepat.
Cincin Lenja
Sesuai dengan fungsinya di kapal, maka suatu pedoman di kapal
harus selalu dalam posisi mendatar. Oleh karena pengaruh angin dan
ombak, maka kapal dapat dikatakan tidak pernah akan dig.
Akibatnya bila pedoman diletakkan secara biasa saja di kapal maka
pedoman akan ikut miring pada saat kapal menggoleng dan mengangguk.
Hal demikian harus dicegah karena hal tersebut jelas akan mempengaruhi
ketepatan pembacaan haluan maupun baringan.
Agar pedoman di kapal dapat tetap pada posisi mendatar pada saat kapal
mengangguk maupun zn
menggoleng, maka pada ketel pedoman dipasang dui pasang cincin lenja
Pasangan cincin lenja pertama terpasang pada ketel pedoman dan pada
sebuah rangka yang mengelilingi ketel pedoman.

Dudukan cincin lenja pertama ini terpasang pada ketel pedoman dan
tanduknya pada rangka cincin, dan cincin lenja ini terpasang di kin dan
kanan ketel pedoman tepat dalam arah melintang biding lunar linggi kapal.

Dengan demikian pada saat kapal mengangguk ketel pedoman dapat
tetap unggal diam /iiiendatar. (tetapi apabila kapal menggoleng ketel
pedoman masih ikut menggoleng). Pasangan cincin lenja yang kedua
pada rangka cincin dan rumah pedoman, dimuka dan (di belakang
pedoman tepat sejajar dengan biding lunas linggi kapal.
Dudukan cincing lenjanya terpasang pada pedoman dan tanduknya pada
rangka cincinnya. Dengan demikian, pada saat kapal menggoleng ke
kanan dan ke kiri, pedoman dapat tepat tinggal diam / mendatar.
Pemasangan

seperti

tersebut

di

atas

dirancang


untuk

dapat

membebaskan garis layar dari pengaruh tegangan poros dari cincin lenja.

a. Angin layar
b. Tanduk
c. Cincin khardanus

Rumah Pedoman
Adalah rangka tertutup diming semua bahan dari sebuah pedoman
ditempatkan, biasanya rumah pedoman ini terbuat dari kayo. ditempatkan
secara tetap di anjungan di depan roda kemudi, di atas anjungan di deck
kompas dan mungkin juga di kanan kin anjungan atau buritan kapal
sebagai tempat pedoman darurat.
Bentuk rumah pedoman ini biasanya bulat bersegi — segi setinggi ± 2
meter.
Bagian-bagian yang termasuk rumah pedoman adalah :
1. Tutup rumah pedoman

Tutup rumah pedoman terletak di bagian atas , dan berfungsi sebagai
penutup pedoman sehingga terlindung dari hujan maupun pangs
matahari. Tutup ini terbuat dari kuningan sehingga tutup pedoman ini
terdapat sebuah jendela kaca, sehingga tanpa membuka seluruh tutup
sudah dapat dibaca skala derajat haluan kapal (terutama pada saat
hujan).
2. Tandung-tanduk dari pasangan cincin lenja yang membujur kapal di
tempatkan pada rumah pedoman. Untuk menahan ketel pedoman,
maka pada rumah terpasang beberapa pegas / per.
3. Bola penimbal. Pada rumah pedoman bagian luar agak di bawah dan
tutup rumah pedoman, pada sisi kanan dan kiri ditempatkan 2 buah
bola besi yang cukup besar. Fungsi kedua bola tersebut adalah untuk,
menimbal / menetralkan pengaruh magnit sekitar pedoman.
4. Batang-batang besi penimbal
Batang – batang besi ini juga berfungsi untuk menimbal atau
menetralkan pengaruh-pengaruh magnit lain sekitar kapal. Batangbatang ini dibuat dan besi lungs, dan ditempatkan di bagian belakang
dalam rumah pedoman tempatnya berupa lobang-lobang panjang yang
membujur dan melintang.

5. Bola lampu penerangan. Bola ini berfungsi memberikan penerangan

pada pedoman (malam hari) terpasang di bagian dalam rumah
pedoman. Untuk perbaikannya dapat dilakukan melalui sebuah pintu
kecil di bagi belakang rumah pedoman.
Umumnya setiap sekali setahun dilakukan penimbangan ulang
terhadap pedoman kapal. Apabila ada keragu-raguan mengenai kebaikan
dan pedoman tersebut maka perlu pedoman dibawa ke bengkel
khususnya di darat untuk perbaikan. Di atas kapal harus selalu diingat
untuk tidak menempatkan benda-benda yang bermagnit atau alas-alai
listrik di dekat pedoman. Karena pengaruh mangnit dari benda-benda
tersebut akan memberikan pengaruh-pengaruh yang tetap pada pedoman
sehingga penunjukkannya menyimpang. Tetapi hal tersebut tidak dapat
dihindari pada saat kapal berada di atas dock atau perbaikan demikian
pedoman-pedoman di kapal dimbal ulang.
jika di atas kapal terdapat cadangan dari piringan pedoman. Semat
pedoman maka perwira kapal harus memperhatikan dan menjaga agar
benda-benda tersebut disimpan dengan semestinya. Semat pedoman
harus disimpan dalam tabungnya (khusus) dengan ujung runcingnya ke
atas tertekan pada gabus penutup.
Bila terpaksa mengganti semat ke kapal, maka semat barn harus
terpasang dengan baik dan sama tinggi dengan semat yang lama.

Piringan pedoman cadangan harus disimpan di dalam kotaknya di tempat
yang cukup jauh dari benda yang memiliki magnit. pada saat akan
memindahkan ketel pedoman harus dicegah / piringan pedoman masih
terpasang pada semat. Karena hal tersebut dapat merusak semat.
Beberapa istilah :
Deviasi

: Penyimpangan penunjukkan Utara – Selatan
piringan pedoman terhadap arah Utara – Selatan
magnit bumi Bubut penyimpangan ke kanan dari

arah Utara – Selatan magnit bumi diberi tanda ( + /
positip) dan yang kiri sebaliknya, bertanda negatif (-).
Variasi

: Penyimpangan arah Utara Selatan magnit bumi dan
arah Utara-Selatan sejati (derajat di peta) sudut
penyimpangan ke kanan dari arah Utara –Selatan
sejati diberi tanda positip (+) dan yang ke kiri
sebaliknya bertanda negatip (-)


Agoone

: garis di peta yang menghubungkan tempat –
tempat yang memiliki perubahan variasi yang sama.

Assalogone

: garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat
yang dimiliki perubahan variasi yang sama.

Isagone

: Garis di peta yang menghubungkan tempat –tempat
yang memiliki variasi sama bukan nol derajat.

Akline

: garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat
yang memiliki sudutinklasi nol derajat.


Pedoman Zat Cair
Pedoman ini lebih dikenal dengan sebut dengan sebutan pedoman
bash, karena pedoman ini menggunakan zat cair di dalam ketel pedoman.
Piringan pedoman berada di dalam zat cair tersebut. Untuk itu ketel
pedoman dibuat kedap air dan konstruksinya lebih kuat, dari pada ketel
pedoman kering.
Fungsi cairan di dalam ketel pedoman adalah agar dapat lebih balk
meredam getaran-getaran dari kapal sehingga piringan dapat lebih
tenang.
Dengan demikian, mengurangi kemungkinan kerusakan semat pedoman
ini (basah) sangat sesuai digunakan terutama di kapal-kapal kecil, sekocisekoci dan sebagainya, dimana getaran dan olengan Berta anggukan
lebih Bering.
Cairan di dalam ketel pedoman tersebut terdiri dan campuran 75% air
sulingan dan 25% alkohol. Dengan demikian, pedoman jenis ini dapat juga

digunakan di daerah-daerah pelayaran musim dingin (cairan tidak
membeku). Tetapi jumlah cairan pelayaran musim dingin, (Cairan tidak
membeku). Tetapi jumlah cairan alkohol tidak dapat terlalu banyak karena
akan melarutkan lapisan cat pada bagian dalam ketel pedoman, (dapat

diatasi dengan penggunaan cat khusus).

Keterangan :
a. Tutup ketel bagian atas dari kaca tembus pandang
b. Pengapung ditempatkan dibawah piringan pedoman
c. Piringan pedoman
d. Jarum-jarum magnit
e. Tromol pemuaian, cairan
f. Sumbat pengisian cairan
g. Semat pedoman
h. Alas penyangga semat

i.

Alas (penutup) bagian bawah bergelombang

j.

Garis layar


k. Tanduk ketel pedoman
Keterangan gambar :
(pedoman basah model lain)
a. Tutup ketel bagian atas dari kaca tembus pandang
b. Pengapung
c. Piringan pedoman
d. Jarum magnit
e. Tromol pemuaian cairan
f. Tromol pemuaian cairan
g. Semat pedoman
h. Alas ketel kedudukan penyangga semat
i.

Pemberat timah hitam

j.

Induk ketel pedoman

Pada bagian tutup alas diberikan sebuah pemberat. Gunanya menambah
ketenangan ketel pedoman.
Karena selama pelayaran kapal pasti akan mengalami perubahanperubahan suhu yang cukup besar, maka cairan, di dalam ketel pedoman
akan dapat ikut berubah suhunya. Dengan demikian cairan tersebut sekali
waktu pasti akan memuai.
Untuk mencegah tekanan cairan di dalam ketel pedoman bertambah
maka ketel pedoman diperlengkapi dengan sebuah tromol pemuaian
untuk menampung kelebihan cairan akibat pemuaian tersebut.
Disamping trend pemuaian tersebut bagian bawah ketel juga dibuat
bergelombang untuk membantu mengatasi / menerima pemuaian
tersebut.
Dengan demikian tidak akan terjadi perubahan letak dari dudukan semat

Prinsip kerjanya
Piringan pedoman dilekatkan di atas pengapung ; di bawah
pengapung

digantungkan

batang-batang

magnit.

keseluruhannya

diletakkan dalam cairan, sehingga bila berada dalam medan magnit bum],
piringan dapat •erputar (dengan bebas). Bila kapal diam maka piringan
pedoman juga diam dengan skala 360°/ Utara penunjuk ke kutub bum].
Tepat dalam arah bidang lungs linggi pada bagian dalam ketel pedoman
ditempatkan garis layar. Skala derajat piringan pedoman yang berimpit /
bersatu dengan garis layar adalah menunjukkan arah haluan kapal.
Misalkan, bila skala 090° berimpit dengan garis layar berarti haluan kapal
adalah 090o.
Fungsi dari setiap bagian pedoman basah adalah
1. Sumbat
Apabila air ketel pedoman berkurang (dapat dilihat dengan adanya
gelembung udar ad] dalam ketel), maka harus ditambahkan air
sulingan camper alkohol. Ketel ditahan pada posisi miring dengan
sumbat ditempatkan di bagian atas, kemudian sumbat dibuka. Melalui
lubang air sulingan diisikan dan kemudian sumbat dapat ditutup
kembali.
2. Pengapung
Piringan bertambah berat dengan / oleh adanya jarum-jarum yang
cukup berat. ini akan mengakibatkan tekanan lebih besar pada ujung
runcing semat dan sungkup piringan pedoman bagian bawah. Untuk
mengatasi hal tersebut dipasang sebuah pengapung di bawah piringan
tromol.
3. Tromol
Karena terjadinya perubahan suhu naik turun, maka akan terjadi
penyusutan / pemuaian cairan dalam ketel. Pedoman dengan adanya
bentuk tromol yang tertutup alas bergebang, yang dapat berfungsi
sebagai pegas maka naiknya tekanan akibat pemuaian cairan dapat

diatasi demikian akibat dari penyusutan cairan ketel sehingga tidak
akan terjadi gelembung-gelembung di dalam ketel.
4. Jembatan dari bahan Kuningan
Karena tromol yang memiliki gays pegas, maka apabila dudukan
semat langsung ditempatkan di atas penutup alas akan terjadi
penunjukkan arah yang salah, karena semat dan piringan pedoman
ikut turun naik dengan perubahan tromol. Hal ini diatasi dengan
memasang sebuah jembatan dan bahan kuningan.
5. Pemberat
Berfungsi untuk lebih menstabilkan ketel pedoman Pemberat ini
umumnya dibuat dari limbah hitam.
6. Piringan pedoman
Besarnya piringan pedoman (garis tengah piringan), tidak boleh
terlampau besar agar terdapat jarak yang cukup antara tepi pinggiran
dan ketel.
Pada saat ketel berputar, cairan di dalam ketel akan ikut berputar. Gaya
putar terbesar akan terdapat pada cairan di dekat dinding ketel. Bila tepi
piringan pedoman akan berputar, penunjukkan pedoman akan banyak
menyimpang / salah.
Beberapa catatan dan hat yang perlu diperhatikan. Secara keselunihan
pedoman basah lebih balk dari pada pedoman kering karena memiliki
momen yang besar, lebih tenang karena memiliki kelengkapan peredam
getaran dan goncangan yang lebih banyak.
Meskipun ada juga kerugiannya, yaitu pedoman basah lebih sukar
diperbaiki dan ditimbal. Selanjutnya hat-hat yang perlu diketahui /
diperhatikan dalam penggunaan pedoman di kapal adalah :
1. Salah kolimasi akan timbul bilamana garis Utara-Selatan pada piringan
pedoman tidak jatuh sama pada poros magnetis pedoman.

2. Pedoman tolak (standart compass) harus di tempat sedekat mungkin
dengan bidang tunas linggi. dan jauh dart masa besi yang besar dan
best tunas seperti tiang kapal, cerobong-cerobong peranginan lain
balok geladak Berta dinding-dinding lebar.
3. Pedoman buritan harus juga ditimbal bersamaan dengan pedomanpedoman lain.
SOAL DAN PERTANYAAN
1. Jelaskan jenis-jenis pedoman menurut penempatan di kapal dan
menurut konstruksinya
2. Buatlah skema sebuah ketel pedoman basah berikut bagian-bagiannya
3. Sebutkan syarat-syarat yang harus dimiliki sebuah ketel pedoman dan
piringan pedoman
4. Jelaskan syarat-syarat penempatan pedoman magnit di kapal.
5. Pedoman sekoci adalah pedoman magnit jenis
6. Sebutkan kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi pada pedoman
magnit dan sebutkan penyebabnya ?
7. Jelaskan mengapa pedoman magnit basah lebih balk dari pada
mangle kering
8. Jelaskan cara memeriksa kepekaan piringan pedoman
9. Jelaskan cara menambah cairan pedoman dan jenis cairan yang
digunakan
10. Jelaskan persyaratkan agar piringan pedoman itu baik ?