BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kacang Tanah - RESPON TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP VARIASI FREKUENSI PEMBERIAN KCl DAN ZEOLIT - repository perpustakaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L) berasal dari Amerika Selatan, tepatnya Brazillia, namun sekarang telah menyebar luas ke seluruh

  dunia yang beriklim tropis atau subtropis. Diperkirakan masuk ke Indonesia antara tahun 1521-1529. Penanaman kacang tanah di Indonesia baru dimulai pada awal abad ke-18. Kacang tanah yang ditanam adalah varietas tipe menjalar. Dalam dunia tumbuhan, tanaman kacang tanah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Leguminales Famili : Papilionaceae Genus : Arachis Spesies : Arachis hypogaea L.

  Kacang tanah mengandung lemak (40-50%), protein (27%), karbohidrat, , serta vitamin (A, B, C, D, E, dan K), juga mengandung mineral

  lesitin, kolin

  antara lain Calcium, Chlorida, Ferro, Magnesium, Phospor, Kalium, dan

  

Sulphur . Protein yang terkandung dalam kacang tanah jauh lebih tinggi daripada yang terkandung di dalam daging, telur, dan kacang soya (kacang kedelai).

  Menurut (Maesen dan Somaatmadja, 2005) mengemukakan bahwa kacang tanah merupakan tanaman monocius yang berbentuk tegak atau menjalar dan merupakan tanaman herba tahunan. Tinggi tanaman kacang tanah umumnya 15-70 cm. Batang utama berkembang dari epikotil dan membawa kotiledon pada tiap daun ruas pertama. Percabangan bersifat dwimorfik dengan cabang vegetatif dan cabang generatif. Semua cabang vegetatif memiliki daun kecil-kecil yang disebut katapils. Cabang vegetatif sekunder dan tersier berasal dari cabang primer. Daun pada cabang utama membentuk 2/5 filotaksi dan terdapat vegetatif primer. Daun-daun pada cabang utama itu berjumlah empat daun dengan dua daun terdapat di tempat yang berlawanan. Panjang daun mencapai 3 – 4 cm dengan lebar 2 – 3 cm dan panjang petiole 3 – 7 cm. Menurut Sutarto (2000) kacang tanah memiliki bintil akar, sebagai hasil simbiosis dengan bakteri Rhizobium yang berguna untuk membantu penyediaan unsur nitrogen yang dibutuhkan oleh tanaman.

  Tanaman kacang tanah merupakan tanaman menyerbuk sendiri. Penyerbukan silang alami dapat terjadi tetapi persentasenya sangat kecil, yaitu sekitar 0.5% (Suprapto, 2006). Bunga kacang tanah berbentuk seperti kupu- kupu, terdiri dari kelopak, mahkota bunga, benang sari, dan kepala putik. Mahkota bunga berwarna kuning terdiri dari 5 helai yang bentuknya berlainan satu dengan yang lainnya. Helaian yang besar disebut bendera, pada bagian kanan dan kiri terdapat sayap yang sebelah bawah bersatu membentuk cakar

  (lunas). Bunganya memiliki 10 benang sari, 2 diantaranya lebih pendek (Trustinah, 2004).

  Bunga muncul dari buku-buku bagian bawah cabang, setelah mengalami persarian dan pembuahan 70-75% dari bunga dapat membentuk ginofor dan membentuk polong didalam tanah. Ginofor tumbuh ke dalam tanah dengan ovary 5 di ujungnya dan mengeras membentuk pelindung pada saat memasuki tanah. Panjang ginofor dapat mencapai 18 cm dan tidak semua ginofor dapat menembus kedalam tanah dan membentuk polong (Sutarto, 2000). Warna ginofor umumnya hijau dan bila ada pigmen antosianin warnanya menjadi merah atau ungu, dan setelah masuk ke dalam tanah warnanya menjadi putih. Perubahan warna ini disebabkan ginofor mempunyai butir-butir klorofil yang dimanfaatkan untuk melakukan fotosintesis selama di atas permukaan tanah, dan setelah menembus tanah fungsinya akan bersifat seperti akar (Trustinah, 2004).

  Menurut (Sriwidodo, 2004) menyatakan bahwa beberapa sifat agronomi kacang tanah yang penting seperti bentuk tanaman, ukuran, dan bentuk polong, jumlah biji per polong, dan warna kulit biji, dapat digunakan untuk membedakan kultivar kacang tanah.

B. Syarat Tumbuh

  Menurut (Sutarto, 2000) kacang tanah dapat tumbuh baik pada tanah yang gembur dan cukup unsur N, P, K, Ca, dan unsur mikro. Pernyataan ini di dukung oleh (Adisarwanto, 2001) bahwa tanah sebagai media tumbuh kacang tanah berpengaruh besar terhadap pertumbuhannya. Kacang tanah menghendaki jenis tanah lempung berpasir, liat berpasir, atau lempung liat berpasir. Kemasaman yang optimal adalah 6.5-7.0. Apabila pH tanah lebih besar daripada 7.0 maka daun akan berwarna kuning karena kekurangan hara (N, S, Fe dan Mn) dan seringkali timbul bercak hitam pada polong. Tanah dengan sistem drainase yang baik akan menciptakan aerasi yang baik, sehingga penyerapan air, hara, N, CO dan O oleh tanaman akan lebih mudah dilakukan.

  2

  2 Faktor iklim yang berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan

  tanaman kacang tanah adalah suhu, curah hujan, dan cahaya. Suhu udara untuk

  o o

  pertumbuhan optimum berkisar 27 C sampai 30

  C. Keragaman dalam jumlah dan distribusi curah hujan sangat berpengaruh atau dapat menjadi kendala terhadap pencapaian hasil kacang tanah. Total curah hujan optimum selama 3- 3.5 bulan atau sepanjang periode pertumbuhan sampai panen adalah 300-500 mm (Adisarwanto, 2003).

  Menurut (Maesen dan Somaatmadja, 2005) bahwa tanaman kacang

  o o

  tanah dapat tumbuh pada 40 LU LS pada daerah tropis dan sub tropis

  • – 40

  o

  serta 6 climate. Suhu optimum untuk pertumbuhan kacang tanah adalah 30 C

  o

  dan pertumbuhan akan terhambat pada 15

  C. Kacang tanah termasuk tanaman yang memerlukan sinar matahari penuh. Adanya keterbatasan cahaya matahari akibat naungan atau halangan dan atau awan lebih dari 30% akanmenurunkan hasil kacang tanah karena cahaya mempengaruhi fotosintesis dan respirasi.

  Intensitas cahaya yang rendah pada saat pembentukan ginofor akan mengurangi jumlah ginofor, sedangkan rendahnya intensitas cahaya pada masa pengisian polong akan menurunkan jumlah dan berat polong serta akan menambah jumlah polong hampa.

C. Pupuk KCl

  Pupuk kalium merupakan pupuk tunggal yang terhitung banyak digunakan petani untuk memberikan unsur hara tanahnya, dan fungsinya mutlak diperlukan dalam proses metabolisme tanaman (Lingga, 1993). Petani sering menyebut bahwa kalium adalah unsur hara mutu, karena berpengaruh, pada ukuran, rasa, bentuk, warna dan daya simpan. Kalium (K) merupakan unsur hara utama ketiga setelah N dan P.

  Peranan utama kalium adalah sebagai aktifator enzim di dalam tanaman. Adapun kalium yang tersedia dalam tanah yang cukup akan menjamin katergori tanaman, tanaman lebih tahan teradap serangan penyebab penyakit (Rinsema, 1986). Umumnya tanaman yang memerlukan kalium dalam jumlah yang banyak adalah tanaman yang menghasilkan karbohidrat seperti

  • umbi-umbian, sebagian dari sereala dan lain-lain. Hal ini disebabkan ion K yang besar pengaruhnya antara lain pada sintesis karbohidrat, apabila
  • kandungan K rendah pembentukan glikogen akan terhambat, ion K berperan dalam sintesis tersebut sebagai simulator.
  • Tanaman menyerap K dari tanah dalam bentuk ion K . Kalium tergolong unsur yang mobile dalam tanaman baik dalam sel, jaringan tanaman maupun dalam xylem dan floem. Kalium banyak terdapat dalam sitoplasma.

  (Omar dan Kobbia, 2000) melaporkan bahwa 14.5 mg/kg K dalam larutan keseimbangan sudah cukup untuk mendapatkan hasil tertinggi tanaman yang banyak membutuhkan K. Batas kritis K untuk tanaman kacang tanah 2-3 %. Menurut (Sutedjo, 2008) bahwa unsur kalium berperan dalam membantu; (1) pembentukan protein dan karbohidrat, (2) mengeraskan jerami daan bagian kayu dari tanaman, (3) meningkatkan resistensi tanaman terhadap penyakit, (4) meningkatkan kualitas biji/buah. Dan menurut (Sutedjo, 2008) gejala kekurangan kalium pada tanaman yaitu daun pada permulaannya akan mengkerut dan kadang-kadang mengkilap, selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna seperti ini tampak pula di antara tulang-tulang daun, pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor, berwarna coklat, sering pula bagian yang bercak ini jatuh sehingga daun tampak bergerigi , dan kemudian mati.

D. Zeolit

  Zeolit adalah mineral kristalin dari kelompok tektosilikat, yaitu aluminosilikat terhidrasi dengan kation alkali dan alkali tanah yang mempunyai struktur tiga dimensi. Zeolit dicirikan oleh kemampuannya menyerap dan mengeluarkan air serta menukarkan bagian kationnya tanpa mengubah struktur umumnya (Mumpton, 1994).

  Zeolit sebagai penukar ion yang baik disebabkan oleh strukturnya yang kekurangan muatan positif, karena subtitusi atau aluminium menggantikan atom silikat. Kekurangan muatan positif ini menyebabkan zeolit selalu bermuatan negatif dalam strukturnya, oleh karena itu akan terjadi pertukaran kation untuk mencapai struktur yang stabil. Penambahan zeolit tanah dalam upaya meningkatkan produktifitas tanah dan kemampuannya untuk menyimpan senyawa pupuk (amonium) yang tidak terpakai didasarkan pada kapasitas tukar kationnya yang tinggi, sehingga semakin tinggi KTK zeolit semakin tinggi pula kualitas zeolitnya. Selain itu, zeolit merupakan bahan polar hidrophilik, sehingga mempunyai afinitas yang lebih besar terhadap pelarut non polar. Selain fungsi di atas, zeolit juga berfungsi sebagai bahan pembenah tanah. Sebagian petani beranggapan bahwa zeolit dapat menggantikan peran pupuk P sebagai pupuk dasar.

  Menurut (Harjono, 2002) secara umum fungsi zeolit bagi lahan pertanian yaitu: (1) meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam air irigasi lahan persawahan, (2) menjaga keseimbangan pHtanah, (3) mampu mengikat logam berat yang bersifat meracuni tanaman misalnya Pb dan Cd, (4) mengikat kation

  dari unsur pupuk misalnya NH dari urea K dari KCl, sehingga penyerapan

  4

  pupuk menjadi efisien, (5) ramah lingkungan karena menetralkan unsur yang mencemari lingkungan, (6) memperbaiki struktur tanah (sifat fisik) karena kandungan Ca dan Na, (7) meningkatkan KTK tanah (sifat kimia) dan (8) meningkatkan hasil tanaman.Kandungan zeolit alam di Ajibarang mengandung unsur phosphor 0.09%, kandungan Na dan Ca 17.58% (Lenny, 2005).

Dokumen yang terkait

KAJIAN CEKAMAN AIR DAN PENGGUNAAN MACAM BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L) DIMUSIM KEMARAU

0 9 1

PENGARUH APLIKASI PUPUK BIO-SLURRY PADAT DAN KOMBINASINYA DENGAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DI TANAH ULTISOL

10 41 49

UJI KEEFEKTIFAN PUPUK BIO-SLURRY CAIR DAN KOMBINASINYA DENGAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

2 13 48

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap Pemberian Paclobutrazol dan Pupuk Kalium

0 0 13

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap Pemberian Paclobutrazol dan Pupuk Kalium

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - PENGARUH PEMBERIAN KONSORSIUM MIKROBA DALAM BIOFERTILIZER TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Kacang Tanah 2.1.1. Klasifikasi kacang tanah - PENGARUH PEMBERIAN KONSORSIUM MIKROBA DALAM BIOFERTILIZER TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BOTANI TANAMAN SAWI - PENGARUH APLIKASI PUPUK ORGANIK HAYATI PADA BEBERAPA VARIASI DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) - repository perpustakaan

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Bawang Merah - PENGARUH VARIASI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum L.) - repository perpustakaan

0 0 12

RESPON TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP VARIASI FREKUENSI PEMBERIAN KCl DAN ZEOLIT - repository perpustakaan

0 0 15