DOCRPIJM 1500275406BAB VI KELEMBAGAAN2

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

BAB VI Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten/Kota

6.1 Kerangka Kelembagaan

  Pencapaian hasil yang optima dari pembangunan prasarana bidang Cipta Karya memerlukan kelembagaan yang berfungsi sebagai motor penggerak pembangunan infrastruktur permukiman sehingga dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

  Kelembagaan dibagi dalam 3 (tiga) komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana, dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan. Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan RPIJM pada pemerintahan Kabupaten/kota.

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

  Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang mengatur pembagian urusan dan kewenangan saat ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang berlaku sejak tanggal 2 Oktober 2014. Namun implementasinya sampai saat disusunnya dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Bogor ini belum ada turunan peraturannya yang lebih detail dan teknis.

  Bidang Cipta Karya merupakan urusan wajib pelayanan dasar yang disebutkan sebagai Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Serta Bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman. Selain itu, tugas dan wewenang pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman atau bidang cipta karya diatur pula dalam Undang-Undang No. 01 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Poin utama yang diperoleh dari kedua peraturan perundangan tersebut adalah Pembangunan Bidang Cipta Karya merupakan Urusan Wajib Pelayanan dasar yang bersifat konkuren artinya merupakan urusan yang dibagi antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Namun sesuai dengan perkembangan otonomi daerah dan

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

  kebijakan nasional lainnya maka titik berat pelaku utama dalam pembangunan bidang keciptakaryaan tersebut adalah Pemerintah Daerah setempat;

  2. Peraturan Pemerintah nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;

  3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan;

  4. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah;

  5. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014;

  6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand

  Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;

  7. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional;

  8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 1/PRT/M/2014 Tentang Standar Pelayanan Minimum Bidang pekerjaan Umum;

  9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan;

  10. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;

  11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

  12. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil.

  Pembangunan infrastruktur permukiman di Kabupaten Bogor merupakan urusan wajib daerah yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Tata Bangunan Dan Permukiman (DTBP) , Dinas Kebersihan Dan Pertamanan (DKP) serta Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor.

  Berikut ini uraian kondisi kelembagaannya saat ini antara lain mengenai organisasi, tata laksana, dan sumber daya manusia.

6.1.1 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor

6.1.1.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

  Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional maka di dalam mewujudkan tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan tugas pemerintah daerah di bidang perencanaan dan OTK, yang fungsinya untuk melaksanakan program perencanaan pembangunan daerah di dalam perkembangannya terjadi perubahan struktur BAPPEDA yaitu dengan di bentuknya

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

  lembaga teknis daerah, dengan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008, Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2008, dimana BAPPEDA merupakan perangkat derah sebagai unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintah daerah.

  Bappeda Kabupaten Bogor mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan daerah. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Bappeda Kabupaten Bogor mempunyai fungsi, sebagai berikut:

  1. Perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan daerah;

  2. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah;

  3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah; dan

  4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya di bidang perencanaan pembangunan daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Bogor memliki visi dan misi. Visi Bappeda Kabupaten Bogor yakni :

  

“Terwujudnya Perencanaan Pembangunan Daerah yang Berkualitas”

  Sedangkan misi Bappeda Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut :

  1. Meningkatkan Hasil Guna Produk Perencanaan Pembangunan Daerah;

  2. Meningkatkan Daya Guna Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah;

  3. Membangun Data Pokok dan Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah;

  4. Memanfaatkan Hasil-Hasil Penelitian dan Pengembangan untuk Kebutuhan Perencanaan Pembangunan Daerah; 5. Meningkatkan pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan daerah.

  Dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya, Kepala Bappeda dibantu oleh seorang sekretaris dan beberapa orang kepala bidang (Kabid) beserta staf. Sekretaris membawahi beberapa orang Kepala Sub Bagian, berikut tugas pokok dan fungsi pokok dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi Bappeda Kabupaten Bogor :

1. Kepala Badan

  Kepala Badan mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan tugas membantu Bupati dalam memimpin, mengkoordinasi dan mengendalikan kebijakan teknis badan dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah. Sedangkan tugas fungsi Kepala Badan adalah: a) Perumusan kebijakan teknis perencanaan.

  b) Pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan.

  c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah.

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019 d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan.

  Fungsinya

2. Sekretaris

  Tugas pokok sekretaris adalah melaksanakan tugas membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam pengelolaan ketatausahaan dinas yang meliputi administrasi umum, administrasi kepegawaian, program dan pelaporan serta keuangan. Sedangkan tugas fungsi sekretaris adalah:

  a) Pengoordinasikan penyusunan program dan pelaporan badan;

  b) Pengumpulan, pengolaan dan analisis data badan;

  c) Pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian badan;

  d) Pengelolaan administrasi keuangan badan;

  e) Pengelolaan situs web badan; Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan menyusun pelaporan kinerja badan.

  f)

3. Sub Bagian Program dan Pelaporan

  Mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan penyusunan program dan pelaporan. Tugas fungsi Sub Bagian Program dan Pelaporan adalah:

  a) Penyiapan bahan pengoordinasian penyusunan program badan;

  b) Pengumpulan, pengelolaan dan analisis data badan;

  c) Pembinaan hubungan hubungan masyarakat;

  d) Pelaksanaan pengelolaan situs web badan;

  e) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan kinerja badan.

4. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

  Tugas pokok melaksanakan tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian Badan. Tugas fungsi Sub Bagian Umum dan Kepegawaian adalah:

  a) Pelaksanaan pengelolaan administrasi umum, urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan dan perjalanan dinas; b) Pengadaan, pemeliharaan, dan inventarisasi perlengkapan;

  c) Penyiapan materi hukum dan ketatalaksanaan; d) Pengelolaan administrasi kepegawaian badan.

5. Sub Bagian Keuangan

  Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan penyusunan dan pengelolaan administrasi keuangan Badan. Tugas fungsi Sub Bagian Keuangan adalah:

  a) Pengelolaan administrasi keuangan badan;

  b) Pengelolaan administrasi penyusunan anggaran badan;

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

  c) Pengelolaan pengendalian dan pertanggungjawaban administrasi keuangan badan.

  6. Bidang Pemerintahan dan Pendanaan Pembangunan

  Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Badan Perencanaan Pembanguan Daerah dalam melaksanakan perencanaan bidang pemerintahan dan pendanaan pembangunan. Tugas fungsi Bidang Pemerintahan dan Pendanaan Pembangunan adalah:

  a) Perumusan dan pengoordinasian keijakan perencanaan bidang pemerintahan; b) Perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan bidang pendanaan pembangunan.

  7. Bidang Ekonomi

  Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Badan Perencanaan Pembanguan Daerah dalam melaksanakan perencanaan bidang ekonomi. Tugas fungsi Bidang Ekonomi adalah: a) Perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan bidang pertanian dan pariwisata; b) Perumusan dan pengoorninasian kebijakan perencanaan bidang industri dan dunia usaha.

  8. Bidang Kesra dan Sosial

  Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Badan Perencanaan Pembanguan Daerah dalam melaksanakan perencanaan bidang Kesra dan Sosial. Tugas fungsi Bidang Kesra dan Sosial adalah:

  a) Perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan bidang pendidikan dan kesehatan; b) Perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan bidang sosial.

  9. Bidang Sarana Prasarana dan Tata Ruang Lingkungan Hidup

  Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Badan Perencanaan Pembanguan Daerah dalam melaksanakan perencanaan bidang Sarana Prasarana dan Tata Ruang Lingkungan Hidup. Tugas fungsi Bidang Kesra dan Sosial adalah:

  a) Perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan bidang sarana dan prasarana; b) Perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan bidang penataan ruang dan lingkungan hidup.

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

  10. Bidang Penelitian dan Evaluasi

  Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Badan Perencanaan Pembanguan Daerah dalam melaksanakan perencanaan bidang Penelitian dan Evaluasi. Tugas fungsi Bidang Penelitian dan Evaluasi adalah:

  b) Penyiapan bahan perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan pemerintahan daerah, pemerintahan kecamatan dan kelurahan, penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban, kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat, kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa, kepegawaian, pendidikan dan pelatihan, komunikasi, informasi dan dokumentasi.

  Pemerintahan dan Pendanaan Pembangunan;

  Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Bidang Pemerintahan dan Pendanaan Pembangunan dalam melaksankan perumusan kebijakan perencanaan di bidang pemerintahan. Tugas fungsi Sub Bidang Pemerintahan adalah:

  di bidang perencanaan anggaran tahunan,, perencanaan kebijakan umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), lima tahunan dan duapuluh tahunan, perencanaan prioritas dan plafon anggaran Rancangan APBD serta Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan Kerja Perangkat Daerah.

  a) Penyusunan petunjuk teknis perencanaan pembangunan di bidang pendanaan pembangunan;

  Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Bidang Pemerintahan dan Pendanaan Pembangunan dalam melaksankan perumusan kebijakan perencanaan di bidang pendanaan pembangunan. Tugas fungsi Sub Bidang Pendanaan Pembangunan adalah:

  11. Sub Bidang Pendanaan Pembangunan

  e) Penyusunan pelaporan hasil-hasil kinerja pembangunan daerah maupun laporan pertanggungjawaban pemerintah daerah.

  d) Pengendalian program dan kegiatan pembangunan daerah;

  Pembangunan pembentukan pusat data perencanaan pembangunan daerah;

  b) Fasilitasi dan kerjasama penelitian dan pengembangan dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) maupun dengan institusi/ lembaga penelitian dan pengembangan; c)

  a) Perumusan kebijakan penelitian dan evaluasi pelaksanaan kebijakan perencanaan bidang perekonomian, kesejaheraan rakyat, pemerintahan, sarana dan prasarana wilayah;

b) Penyiapan bahan perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan

12. Sub Bidang Pemerintahan

a) Penyusunan petunjuk teknis perencanaan pembangunan di bidang

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

  13. Sub Bidang Pertanian dan Pariwisata

  Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Bidang Ekonomi dalam melaksankan perumusan kebijakan perencanaan di bidang Pertanian dan Pariwisata. Tugas fungsi Sub Bidang Pertanian dan Pariwisata adalah:

  a) Penyusunan petunjuk teknis perencanaan pembangunan perekonomian di bidang pertanian, kehutanan, peternakan, perikanan, kebudayaan, dan pariwisata;

  b) Penyiapan bahan perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan di bidang pertanian, kehutanan, peternakan, perikanan, kebudayaan dan pariwisata.

  14. Sub Bidang Industri dan Dunia Usaha

  Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Bidang Ekonomi dalam melaksankan perumusan kebijakan perencanaan di bidang Industri dan Dunia Usaha. Tugas fungsi Sub Bidang Industri dan Dunia Usaha adalah:

  a) Penyusunan petunjuk teknis perencanaan pembangunan dibidang perindustrian, koperasi, usaha kecil menengah, perdagangan, energi dan sumber daya mineral, penanaman modal dan dunia usaha lainnya;

  b) Penyiapan bahan perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan di bidang perindustrian, koperasi, usaha kecil menengah, perdagangan, energi dan sumber daya mineral, penanaman modal dan dunia usaha lainnya.

  15. Sub Bidang Pendidikan dan Kesehatan

  Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Bidang Kesra dan Sosial dalam melaksankan perumusan kebijakan perencanaan di bidang Pendidikan dan Kesehatan. Tugas fungsi Sub Bidang Pendidikan dan Kesehatan adalah:

  a) Penyusunan petunjuk teknis perencanaan pembangunan dibidang pendidikan dan kesehatan;

b) Penyiapan bahan perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan dibidang pendidikan dan kesehatan.

16. Sub Bidang Sosial

  Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Bidang Kesra dan Sosial dalam melaksankan perumusan kebijakan perencanaan di bidang Sosial. Tugas fungsi Sub Bidang Sosial adalah:

  a) Penyusunan petunjuk tenis perencanaan pembangunan dibidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi, pemberdayaan perempuan, keluarga berencana, pemuda dan olah raga;

  b) Penyiapan bahan perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan di bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi, pemberdayaan perempuan, keluarga berencana, pemuda dan olah raga.

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

  17. Sub Bidang Sarana dan Prasarana

  Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Bidang Sarpras dan TRLH dalam melaksankan perumusan kebijakan perencanaan di bidang Sarana dan Prasarana. Tugas fungsi Sub Bidang Sarana dan Prasarana adalah:

  a) Penyusunan petunjuk teknis perencanaan pembangunan di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, kebinamargaan, pengairan, tata bangunan, perumahan, pemukiman, pemadam kebakaran, kebersihan, pertamanan dan pemakaman;

  b) Penyiapan bahan perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan

  dibidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, kebinamargaan, pengairan, tata bangunan, perumahan, pemukiman, pemadam kebakaran, kebersihan, pertamanan dan pemakaman.

  18. Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup

  Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Bidang Sapras dan TRLH dalam melaksankan perumusan kebijakan perencanaan di bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Tugas fungsi Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup adalah:

  a) Penyusunan petunjuk teknis perencanaan pembangunan dibidang penataan ruang, pertanahan dan lingkungan hidup;

  b) Penyiapan bahan perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan dibidang penataan ruang, pertanahan dan lingkungan hidup.

  19. Sub Bidang Penelitian dan Statistik

  Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Bidang Penelitian dan Evaluasi dalam melaksankan perumusan dan/atau kordinasi kegiatan Penelitian dan Statistik. Tugas fungsi Sub Bidang Penelitian dan Statistik adalah: bahan perumusan kebijakan pemaduserasian dan

  a) Penyiapan pengoordinasian serta kerjasama kegiatan penelitian dan pengembangan; b) Pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang ekonomi, kesejahteraan rakyat, pemerintahan, aparatur, pendanaan pembangunan, sarana dan prasarana, penataan ruang dan lingkungan hidup;

  c) Pembangunan pusat data perencanaan pembangunan daerah; d) Penyebarluasan hasil-hasil penelitian dan pengembangan.

  20. Sub Bidang Monitoring dan Evaluasi

  Tugas Pokok melaksanakan tugas membantu Kepala Bidang Penelitian dan Evaluasi dalam melaksankan Monitoring dan Evaluasi kinerja pembangunan. Tugas fungsi Sub Bidang Monitoring dan Evaluasi adalah:

  a) Penyiapan bahan perumusan monitoring, evaluasi kinerja pembangunan daerah;

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

  b) Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan perencanaan pembangunan daerah; kinerja penyelengaraan pemerintahan daerah serta

c) Pelaporan pertanggungjawaban akhir tahun anggaran dan akhir masa jabatan Bupati.

  Selengkapnya struktur organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor dapat di lihat pada Bagan di bawah ini ;

  Gambar 6. 1 Bagan Struktur Organisasi BAPPEDA Kabupaten Bogor

  

Sumber : Renstra Bappeda Kabupaten Bogor. 2014

6.1.1.2 Isu Strategis Pelayanan

  RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 merupakan tahap ketiga RPJPD Kabupaten Bogor 2005-2025, RPJMD tahap ketiga ini diharapkan dapat mengakselerasi visi pembangunan daerah hingga tahun 2025, yaitu “Kabupaten Bogor Maju dan Sejahtera Berlandaskan Iman dan Takwa”. Sasaran pokok pembangunan yang ingin dicapai meliputi: (1) terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas; (2) terwujudnya perekonomian rakyat yang maju; (3) terwujudnya Kabupaten Bogor yang Tertib, Segar, Bersih, Indah, Mandiri, Aman, Nyaman (TEGAR BERIMAN) dan Berkelanjutan; serta (4) terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik.

  Sasaran pokok pembangunan yang tertuang dalam RPJPD 2005-2025 tersebut jika dicermati pencapaiannya sampai saat ini masih belum mampu dicapai secara optimal. Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis faktor internal (strengths, weakness) dan faktor eksternal (opportunities, threats), maka pembangunan daerah Kabupaten Bogor masih dihadapkan pada permasalahan pokok sebagai berikut :

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

  1. Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia, seperti tercermin dengan tingkat pendidikan dan kesehatan maupun aspek lainnya yang mengutamakan manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya tingkat pendidikan diperlihatkan oleh: (1) masih tingginya angka buta huruf; (2) masih rendahnya rata-rata lama sekolah (RRLS) masyarakat Kabupaten Bogor yang pada tahun 2013 baru mencapai 8,04 tahun, atau baru mencapai kelas 2 SLTP yang berarti tidak tamat SLTP; (3) masih rendahnya jumlah guru yang bersertifikat profesional di semua jenjang tingkat pendidikan; (4) belum sesuainya kualitas dan relevansi serta tata kelola pendidikan dengan kebutuhan dan tuntutan peningkatan daya saing.

  Rendahnya tingkat kesehatan ditandai oleh indikator Usia Harapan Hidup penduduk Kabupaten Bogor yang masih rendah. Indikator lainnya yang dapat menjelaskan rendahnya tingkat kesehatan adalah: (1) tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB); (2) tingginya angka gizi buruk pada anak balita; (3) rendahnya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan; (4) rendahnya angka aksesibilitas pelayanan kesehatan; dan (5) masih terdapat lingkungan dengan sanitasi buruk serta pola hidup tidak sehat.

2. Masih rendahnya kondisi ekonomi masyarakat.

  Rendahnya ekonomi masyarakat terlihat dari masih rendahnya pendapatan per kapita. Permasalahannya meliputi investasi belum optimal, rendahnya ekspor, kurang vitalnya pertanian, belum berdayanya industri kecil menengah (IKM), belum berkembangnya pariwisata secara merata, belum berdayanya koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah (KUMKM), rendahnya daya beli masyarakat, masih tingginya pengangguran, serta masih tingginya angka kemiskinan. Pertumbuhan investasi belum mampu meningkatkan keterkaitan dengan usaha ekonomi lokal dan kesempatan kerja. Permasalahannya belum efisien dan efektifnya birokrasi, masih adanya kendala pada kepastian hukum dan kepastian berusaha serta jaminan keamanan berusaha dalam bidang penanaman modal. Masih rendahnya infrastruktur pendukung merupakan kendala dalam upaya peningkatan investasi di Kabupaten Bogor. Berkembangnya sektor industri belum dapat mengatasi permasalahan kemiskinan dan pengangguran.

  Rendahnya ekspor terjadi karena kualitas produk yang kurang sesuai dengan permintaan dan standar internasional, kurangnya akses pasar, belum optimalnya pengembangan keberagaman produk ekspor, belum

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

  optimalnya fasilitasi ekspor, serta krisis ekonomi global yang berdampak pada menurunnya permintaan. Pengembangan agroindustri belum optimal dalam pengolahan dan pemasarannya, pengembangan pada sistem pertanian masih bersifat parsial, serta ketidaksiapan dalam menghadapi persaingan global merupakan kendala yang masih dihadapi sektor pertanian. Permasalahan lainnya adalah terbatasnya ketersediaan input produksi pertanian dan belum optimalnya kondisi infrastruktur jalan ke sentra produksi, belum meningkatnya produksi dan stok bahan pangan pokok, belum terkendalinya tingkat kerawanan dan keamanan pangan masyarakat, belum terkendalinya tata niaga bahan pangan pokok serta belum terbentuknya pola kawasan industri yang baik di Kabupaten Bogor. Hal-hal tersebut mengakibatkan tidak terakomodasinya seluruh sektor industri di Kabupaten Bogor. Produktivitas dan kualitas hasil pertanian masih rendah sebagai akibat belum meratanya penerapan teknologi, rendahnya kualitas SDM dan kurangnya minat generasi muda di bidang pertanian serta belum memadainya dukungan sarana dan prasarana. Rendahnya produktivitas pertanian juga disebabkan tidak optimalnya pengelolaan jaringan irigasi dan sumber daya air lainnya seperti danau/waduk. Pengalihan tata guna lahan untuk permukiman dan industri secara tidak terkendali mengakibatkan penyusutan lahan pertanian dan penurunan kualitas sumber daya air. Selanjutnya permasalahan yang dihadapi lainnya adalah belum berdayanya industri kecil menengah (IKM). Hal ini terjadi karena lemahnya daya saing, rendahnya mutu produk, lemahnya keterkaitan IKM dengan industri besar, keterbatasan modal (tingginya suku bunga), serta rendahnya produktivitas. Potensi budaya dan keindahan alam di Kabupaten Bogor belum digali dan dikembangkan sebagai potensi wisata Kabupaten Bogor. Peningkatan kinerja obyek dan daya tarik wisata belum dikembangkan secara optimal, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan serta belum tersedianya dukungan sarana dan prasarana pariwisata dengan standar internasional. Pengembangan wisata alam daerah Puncak kini dihadapkan pada isu terganggunya fungsi wilayah ini sebagai daerah konservasi.

  Peranan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi masih perlu ditumbuhkembangkan. Hal tersebut disebabkan kurangnya efektifitas fungsi dan peranan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam pembangunan serta rentannya UMKM terhadap perubahan harga bahan bakar. Masih tingginya kredit konsumsi dibandingkan dengan kredit investasi juga menghambat kontribusi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi sehingga kurang menopang aktivitas sektor riil.

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

  Permasalahan lain yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi adalah rendahnya daya beli masyarakat. Hal ini terjadi karena berbagai hal antara lain belum efisiennya sistem distribusi barang sehingga harga relatif tinggi, belum optimalnya penguatan pasar domestik dan efisiensi pasar komoditas, belum optimalnya pengawasan perdagangan dan peningkatan iklim usaha perdagangan, serta belum optimalnya penataan sarana perdagangan.

  Permasalahan tingginya angka pengangguran disebabkan antara lain tidak sebandingnya jumlah pertumbuhan angkatan kerja dengan laju pertumbuhan kesempatan kerja, serta rendahnya kompetensi tenaga kerja. Tingkat pengangguran yang relatif tinggi ini mengindikasikan bahwa angkatan kerja yang begitu besar di Kabupaten Bogor belum terserap secara optimal oleh sektor-sektor formal, sebagai akibat lapangan pekerjaan yang kurang dan tingkat kompetensi angkatan kerja yang rendah. Permasalahan lainnya adalah masih tingginya angka kemiskinan. Hal ini terjadi karena kurangnya koordinasi dan harmonisasi program penanggulangan kemiskinan, serta belum tertatanya sistem distribusi hasil pembangunan ekonomi yang berkeadilan.

  

3. Belum memadainya kuantitas dan kualitas infrastruktur serta

pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan untuk mendorong percepatan pembangunan perekonomian daerah.

  Infrastruktur wilayah terdiri dari beberapa aspek yaitu infrastruktur transportasi, sumber daya air dan irigasi, listrik dan energi, telekomunikasi, serta sarana dan prasarana permukiman. Kebutuhan akan infrastruktur wilayah tidak terlepas dari fungsi dan peranannya terhadap pengembangan wilayah, yaitu sebagai pengarah dan pembentuk struktur tata ruang, pemenuhan kebutuhan wilayah, pemacu pertumbuhan wilayah serta pengikat wilayah. Aspek infrastruktur transportasi di wilayah Kabupaten Bogor hanya terdiri dari transportasi darat. Salah satu indikator tingkat keberhasilan penanganan infrastruktur jalan adalah meningkatnya tingkat kemantapan dan kondisi jalan. Tingkat kemantapan jaringan jalan Kabupaten Bogor berada pada kondisi sedang. Hal ini disebabkan oleh tingginya frekuensi bencana alam serta beban lalu lintas yang sering melebihi standar muatan sumbu terberat (MST). Selain itu, kurangnya jaringan jalan tol, serta belum terintegrasinya seluruh jaringan jalan di Kabupaten Bogor dengan baik, termasuk dengan sistem jaringan jalan tol, menyebabkan rendahnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastuktur jaringan jalan di Kabupaten Bogor.

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

  Keterbatasan kondisi infrastruktur transportasi darat yang lain adalah kurangnya ketersediaan perlengkapan jalan dan fasilitas lalu lintas seperti rambu, marka, pengaman jalan, terminal, dan jembatan timbang serta belum optimalnya kondisi dan penataan sistem hirarki terminal sebagai tempat pertukaran moda, menyebabkan kurangnya kelancaran, ketertiban, keamanan serta pengawasan pergerakan lalu lintas. Demikian pula halnya dengan pelayanan angkutan massal seperti kereta api dan bis, masih belum optimal mengingat infrastruktur transportasi darat yang tersedia belum mampu mengakomodir jumlah pergerakan yang terjadi, khususnya pergerakan di wilayah Tengah Kabupaten Bogor.

  Pada aspek infrastruktur sumber daya air dan irigasi, kondisi infrastruktur yang mendukung upaya konservasi, pendayagunaan sumber daya air, pengendalian daya rusak air, keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air dan sistem informasi sumber daya air, dirasakan masih belum memadai. Potensi sumber daya air di Kabupaten Bogor yang besar belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang kegiatan pertanian, industri, dan kebutuhan domestik. Bencana banjir dan kekeringan juga masih terus terjadi antara lain akibat menurunnya kapasitas infrastruktur sumber daya air dan daya dukung lingkungan serta tersumbatnya muara sungai karena sedimentasi yang tinggi. Selain itu, kondisi jaringan irigasi juga belum memadai. Pada aspek infrastruktur listrik dan energi, tingkat keberhasilan penanganan listrik dapat dilihat dari rasio elektrifikasi desa dan rumah tangga. Peningkatan rasio elektrifikasi perdesaan masih terus diupayakan, baik melalui pembangunan jaringan listrik yang bersumber dari PLN, maupun penyediaan sumber-sumber energi alternatif seperti Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) mikro hidro, surya, dan angin.

  Pada aspek telekomunikasi, cakupan layanan untuk infrastruktur telekomunikasi belum bisa menjangkau setiap pelosok wilayah. Kondisi ini dicirikan dengan adanya beberapa wilayah yang belum terlayani. Lambatnya pertumbuhan pembangunan sambungan jasa telepon kabel tetap, salah satunya disebabkan oleh bergesernya fokus bisnis penyelenggara kepada pengembangan telekomunikasi bergerak (selular). Sementara itu untuk pengembangan jaringan telekomunikasi perdesaan saat ini telah dilakukan berbagai upaya, salah satunya melalui program Kemampuan Pelayanan Universal (KPU)/Universal Service Obligation (USO) yang digagas oleh Pemerintah Pusat.

  Cakupan pelayanan prasarana dasar terutama di pedesaan masih rendah sebagai akibat tingginya kerusakan prasarana yang ada. Pengembangan

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

  infrastruktur wilayah masih terkendala kepada pembebasan lahan. Sumber air baku untuk air minum di wilayah Kabupaten Bogor terutama pada musim kemarau cenderung semakin berkurang. Demikian pula mutu air tanah dan air permukaan semakin rendah sebagai akibat pencemaran lingkungan, yang berdampak pada kesehatan masyarakat. Pengelolaan sampah terutama di perkotaan dan pemukiman padat masih menjadi kendala sebagai akibat kurangnya lahan untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan sarana pendukung.

4. Belum terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan pemerintahan yang bersih.

  Hal ini tercermin dari kurangnya partisipasi masyarakat dalam penetapan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan daerah, kurang profesionalnya aparatur pemerintah daerah, masih lemahnya penegakan hukum dan peraturan, lemahnya kapasitas pemerintahan desa untuk memperkuat penyelenggaraan pemerintahan daerah, kurangnya transparansi dan akses masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah serta pelayanan publik, belum terbebasnya pemerintahan daerah dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), serta belum optimalnya pelayanan publik.

  5. Kurangnya kesolehan sosial masyarakat dan/atau pembangunan sosial keagamaan untuk mencapai harkat dan martabat kemanusiaan yang tinggi atau tingkat peradaban masyarakat yang tinggi. Hal ini terjadi karena semangat keagamaan masyarakat dalam sikap dan perilaku sosial belum optimal seperti tercermin dengan masih adanya tempat prostitusi/warung remang-remang, harmonisasi sosial dan kerukunan di kalangan umat beragama belum terwujud, serta pelayanan kehidupan beragama masih terbatas.

6.1.1.3 Sumber Daya Manusia SKPD

  Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Bappeda Kabupaten Bogor didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur sebanyak 89 orang, yang terdiri dari 88 orang PNS dan 1 orang tenaga kontrak. Selain itu, dibantu pula oleh 7 orang petugas keamanan, 9 orang petugas kebersihan dan 7 orang tenaga pendukung administrasi. Dengan demikian SDM yang dimiliki oleh Bappeda seluruhnya berjumlah 112 orang seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

  Tabel 6.1

  

Sumber : Renstra Bappeda Kab Bogor. 2014

6.1.2 Dinas Tata Bangunan Dan Permukiman (DTBP)

6.1.2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

  Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi di bidang tata bangunan, perumahan, pemukiman, dan tugas pembantuan. Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman Kabupaten Bogor mempunyai fungsi, sebagai berikut :

  1. Perumusan kebijakan teknis di bidang tata bangunan, perumahan dan pemukiman;

  2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang tata bangunan, perumahan, dan pemukiman;

  3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang tata bangunan, perumahan, dan pemukiman; dan

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

  Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing-masing sekretaris dan bidang sebagai berikut :

1. Kepala Dinas dan Sekretariat

  Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Bupati dalam memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan kebijakan teknis dinas sesuai lingkup tugasnya.

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

  Sekretariat secara umum mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan ketatausahaan Dinas, sekretariat mempunyai fungsi :

  d. pelaksanaan pengelolaan situs web Dinas ;dan

  Bidang Perumahan dan Pemukiman mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan perumahan dan pemukiman. Untuk

  c. pengelolaan pengendalian dan pertanggungjawaban administrasi keuangan Dinas.

  b. pengelolaan administrasi penyusunan anggaran Dinas ;

  c. penyiapan materi hukum dan ketatalaksanaan; dan d. pengelolaan administrasi kepegawaian Dinas . Sub bagian Keuangan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan penyusunan dan pengelolaan administrasi keuangan Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, sub bagian Keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut : a. pengelolaan administrasi keuangan Dinas ;

  e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan kinerja Dinas Sub bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai fungsi sebagai berikut : a. pelaksanaan pengelolaan administrasi umum, urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan dan perjalanan dinas; b. pengadaan, pemeliharaan dan inventarisasi perlengkapan;

  c. pelaksanaan pembinaan hubungan masyarakat;

  a. Pengkoordinasian penyusunan program Dinas;

  b. pengumpulan, pengelolaan dan analisis data Dinas ;

  Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan kinerja Dinas. Sub bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan penyusunan program dan pelaporan Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, sub bagian program dan pelaporan mempunyai fungsi sebagai berikut : a. penyiapan bahan pengoordinasian penyusunan program Dinas;

  e. Pengelolaan situs web Dinas; dan f.

  d. Pengelolaan administrasi keuangan;

  c. Pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian;

  b. Pengumpulan, pengolahan dan analisa data Dinas;

2. Bidang Perumahan dan Pemukiman

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

  menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Perumahan dan Pemukiman mempunyai fungsi :

a. Pengelolaan sarana dan prasarana perumahan dan pemukiman; b. Pengelolaan pembangunan perumahan dan pemukiman.

  Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Perumahan dan Pemukiman dalam melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Sarana dan Prasana mempunyai fungsi : a. Pengumpulan dan pengolahan data serta analisis sarana dan prasarana perumahan dan pemukiman; b. Pelaksanaan penyusunan petunjuk teknis pengelolaan sarana dan prasarana perumahan dan pemukiman; dan c. Pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana perumahan dan pemukiman. Seksi Pembangunan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Perumahan dan Pemukiman dalam melaksanakan pengelolaan pembangunan perumahan dan pemukiman. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pembangunan mempunyai fungsi :

  a. Pengumpulan dan pengolahan data serta analisis pembangunan perumahan dan pemukiman; b. Pelaksanaan pengelolaan pembangunan perumahan dan pemukiman;

  c. Penyusunan petunjuk teknis pembangunan perumahan dan pemukiman;

  d. Pelayanan dan pengendalian administrasi pendirian bangunan perumahan dan pemukiman; dan e. Pelayanan dan pengendalian administrasi rekomendasi lokasi Kawasan Siap Bangun (KASIBA) dan Lingkungan Siap Bangun (LISIBA).

3. Bidang Tata Bangunan

  Bidang Tata Bangunan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan tata bangunan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Tata Bangunan mempunyai fungsi :

  a. Pengelolaan pengendalian bangunan non perumahan; dan

  b. Pengelolaan pengawasan bangunan non perumahan Seksi Pengendalian Bangunan Non Perumahan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Tata Bangunan dalam melaksanakan pengendalian bangunan non perumahan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pengendalian Bangunan Non Perumahan mempunyai fungsi :

  a. Pengumpulan dan pengolahan data serta analisis pengendalian bangunan non perumahan; b. Pelaksanaan penyusunan petunjuk teknis pembangunan non perumahan;

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

  c. Pembangunan gedung negara, gedung milik pemerintah, rumah dinas dan bangunan umum lainnya; d. Pelayanan dan pengendalian administrasi pendirian bangunan gedung; dan e. Pelaksanaan pengendalian bangunan non perumahan. Seksi Pengawasan Bangunan Non Perumahan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Tata Bangunan dalam melaksanakan pengelolaan pengawasan bangunan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Seksi Pengawasan Bangunan Non Perumahan mempunyai fungsi :

  a. Pengumpulan dan pengolahan data serta analisis pengawasan bangunan non perumahan; b. Pelaksanaan petunjuk teknis pengawasan bangunan non perumahan; dan c. Pelaksanaan pengawasan bangunan non perumahan.

4. Bidang Jasa Konstruksi

  Bidang Jasa Kontruksi mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan teknik jasa konstruksi bangunan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Jasa Kontruksi mempunyai fungsi : a. Pengelolaan pembinaan kemitraan dan sumber daya manusia (SDM) usaha jasa konstruksi; dan b. Pengelolaan pembinaan teknik jasa konstruksi. Seksi Kemitraan dan Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Jasa Kontruksi dalam melaksanakan kemitraan dan sumber daya manusia (SDM). Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Kemitraan dan Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai fungsi:

  a. Pengumpulan dan pengolahan data serta analisis kemitraan dan sumber daya manusia (SDM); b. Pelaksanaan penyusunan petunjuk teknis pembinaan kemitraan dan sumber daya manusia usaha jasa konstruksi; dan c. Pelaksanaan pembinaan kemitraan dan sumber daya manusia pelaku usaha jasa konstruksi.

  Seksi Teknik Jasa Konstruksi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Jasa Kontruksi dalam melaksanakan pembinaan teknik jasa konstruksi. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Teknik Jasa Konstruksi mempunyai fungsi :

  a. Pengumpulan dan pengolahan data serta analisis pelaksanaan pembinaan teknik jasa konstruksi; b. Penyusunan petunjuk teknis pembinaan teknik jasa konstruksi;

  c. Pelayanan dan pengendalian administrasi usaha jasa konstruksi; dan d. Pelaksanaan pembinaan teknik jasa konstruksi bangunan.

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

  a. Seksi Pengendalian Bangunan Non Perumahan; b. Seksi Pengawasan Bangunan Non Perumahan.

  b. UPT Tata Bangunan Wilayah Cibinong

  a. UPT Tata Bangunan Wilayah Ciawi

  7. UPT

  6. Kelompok Jabatan Fungsional

  a. Seksi Kemitraan dan SDM; dan b. Seksi Jasa Konstruksi.

  5. Bidang Jasa Konstruksi, membawahkan :

  4. Bidang Tata Bangunan, membawahkan :

  Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah, Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman merupakan perangkat daerah sebagai unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintahan daerah, dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Kepala Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 1 (satu) Sekretariat, 3 (tiga) Bidang, 6 (enam) seksi dan 3 (tiga) UPT, Susunan organisasi Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman sebagai berikut :

  a. Seksi Sarana Prasarana; dan b. Seksi Pembangunan Permukiman.

  3. Bidang Perumahan dan Pemukiman, membawahkan:

  b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan c. Sub Bagian Keuangan.

  a. Sub Bagian Program dan Pelaporan;

  2. Sekretariat, membawahkan :

  1. Kepala Dinas

  c. UPT Tata Bangunan Wilayah Leuwiliang

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

  KEPALA DINAS SEKRETARIAT KEPALA SUB BAGIAN UMUM & KEPEGAWAIAN KEPALA SUB BAGIAN

  KEUANGAN KA. BID. PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN KA. BIDANG TATA BANGUNAN KA. BIDANG JASA KONSTRUKSI KASIE SARANA PRASARANA KASIE PEMBANGUNAN

KASIE

PENGENDALIAN

BANGUNAN NON

PERUMAHAN

KASIE PENGAWASAN BANGUNAN NON PERUMAHAN KASIE KEMITRAAN DAN SDM KASIE JASA KONSTRUKSI U P T KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL PERDA KABUPATEN BOGOR NOMOR : 11 TAHUN 2008 TANGGAL : 16 JUNI 2008

  KEPALA SUB BAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN

  Secara lengkap Struktur Organisasi Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman Kabupaten Bogor, disajikan dalam Gambar 6.2 dibawah ini:

Gambar 6.2 Struktur Organisasi Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman

  Kabupaten Bogor

6.1.2.2 Isu Strategis Pelayanan

  Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman Kabupaten Bogor tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi, permasalahan tersebut antara lain :

  1. Terbatasnya sumberdaya teknis dan administrasi yang dapat mendukung kinerja pelayanan dinas;

  2. Belum memadainya sarana dan prasarana untuk operasional pelayanan;

  3. Belum optimalnya kemampuan pelayanan kedinasan;

  4. Sumber data yang belum Up to date mengenai jumlah bangunan baik yang sudah ber IMB maupun belum ber IMB;

  5. Masih lemahnya koordinasi dengan lintas SKPD lain; 6. Belum efektifnya sistem pengendalian dan pengawasan bangunan.

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019 Sumber Daya SKPD

  6.1.2.3