BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH KABUPATEN SORONG - DOCRPIJM 1503907504BAB II

  

BAB II

GAMBARAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH

KABUPATEN SORONG

A. Kondisi Umum

1. Profil Geografi

  2 Kabupaten Sorong memiliki luas wilayah 43.297 km dengan luas

  2

  2

  lautan 17.970 km dan luas daratan 25.324 km serta memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) baik daratan maupun lautan yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi masyarakat Kabupaten Sorong.

  Kabupaten Sorong terletak diantara 130 Bujur Barat dan 132 55’ Bujur Timur 01 Lintang Selatan dan 02 Lintang Utara dengan batas administrasi sebagai berikut:

  1. Sebelah Barat : Provinsi Maluku dan Maluku Utara

  2. Sebelah Timur : Kabupaten Manokwari

  3. Sebelah Utara : Samudera Pasifik

  4. Sebelah Selatan : Kabupaten Sorong Selatan Secara administratif, Kabupaten Sorong dibagi menjadi 20 Distrik, 172 Kampung, dan 13 kelurahan yang secara rinci disajikan pada Tabel.

  II - 1 dan gambar II - 1.

  Secara topografi Kabupaten Sorong sangat bervariasi mulai dataran rendah dan berawa. Wilayah Kabupaten Sorong hampir 60 persen berupa daerah pegunungan dengan lereng-lereng yang curam seperti Makbon, Moraid, Sausafor, dan Pulau Salawati terdapat di bagian tengah ke arah timur dan utara. Dua puluh persen topografi Kabupaten Sorong berupa dataran rendah dan sebagian berawa yang menyebar di bagian selatan sampai ke barat.

  Ketinggian di Kabupaten Sorong bervariasi yaitu wilayah dengan ketinggian di bawah 100 meter umumnya terdapat di Distrik Seget, Beraur sebagian di Distrik Salawati bagian selatan. Wilayah dengan ketinggian

  500 meter berada di Distrik Aimas sebagian Distrik Salawati, 500 - 2000 meter sebagian besar terdapat di Distrik Sausafor dan ketinggian 2.000 - 2.500 meter terdapat di Distrik Sausafor.

  Iklim wilayah Kabupaten Sorong pada umumnya beriklim tropis yang lembab dan panas. Suhu udara rata-rata berkisar antara 25,520 derajat celcius (minimum) dan 30,70 derajat celcius (maksimum) dengan kelembaban udara 84 persen. Curah hujan rata-rata 2.836,4 milimeter per tahun dengan jumlah hari 107-185 turun hujan.

  Secara umum berdasarkan Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Sorong mengalir ke arah utara dan ke arah selatan dengan puncak pegunungan berda di Distrik Sausafor. Wilayah yang tergenang pada saat air laut pasang adalah wilayah pantai bagian selatan dan wilayah yang tergenang secara periodik terdapat di Distrik Salawati dan Distrik Makbon. Beberapa sungai besar yang dapat dipergunakan untuk kepentingan pelayaran dan tempat penangkapan ikan air tawar di Kabupaten Sorong antara lain Werur di Distrik Sausafor, Sungai Warsamson di Distrik Makbon dan Moraid, dan Sungai Klabra yang terdapat di Distrik Beraur.

  Karakteristik Tanah di Kabupaten Sorong terdiri dari tekstur halus, sedang, kasar, dan gambut. Mayoritas tanah di wilayah Kabupaten Sorong memiliki tekstur halus. Jenis tanah di Kabupaten Sorong terdiri dari Podsolik kelabu, Podsolik Merah Kuning, Orgonosal, Alluvial, Complex Of Soil, Renzina dan latosal. Kedalaman efektif tanah di Kabupaten Sorong bervariasi antara kedalaman 0-25 centimeter, 25-50 centimeter, dan 51-100 centimeter. Kedalaman efektif tanah 0-25 centimeter sebagian kecil tersebar di Distrik Sausafor, dan Moraid. Tanah dengan kedalaman 25-50 centimeter terdapat di Distrik Sausafor. Kedalaman antara 51-100 centimeter penyebarannya sebagian besar terdapat di Distrik Makbon, Salawati, Sausafor, dan Distrik Beraur, antara 1001-105 centimeter sebagian besar ditemui Distrik Beraur dan Seget, serta tanah dengan kedalaman 150 cm pada umumnya terdapat di daerah seperti salawati.

  Gambar II - 1. Peta Administrasi Kabupaten Sorong

  

TABEL II - 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH KAMPUNG DAN KELURAHAN

DI KABUPATEN SORONG

TAHUN 2007

  Luas Wilayah Jumlah Penduduk Jumlah Jumlah No. Nama Distrik 1 2 (km2) (jiwa) Kampung Kelurahan 3 4 5 6

  1 AIMAS 610 28,416

  6

  8

  2 SALAWATI 1.493 31,627

  11

  2

  3 SALAWATI SELATAN 1,972 632 -

  7

  4 MAYAMUK 1.391 9,432

  9

  2

  5 KLAMONO 1,670 9,800 12 -

  6 SEGET 1,074 14,978 9 -

  7 SEGUN 1,388 9,013 7 -

  8 BERAUR 1,033 3,045 8 -

  9 KLABOT 1.072 768 9 -

  10 KLAWAT 838 654 -

  7

  11 SAYOSA 879 2,388 8 -

  12 MAUDUS 782 857 8 -

  13 MAKBON 1,870 2,783

  9

  1

  14 MORAID 1,782 2,833 9 -

  15 MIYAH 1,497 1,046 10 -

  16 SAUSAPOR 1,370 13,595 11 -

  17 KWOR 8 - 969 856

  7

  • 18 FEEF 1,053 2,397

  19 YEMBUN 1,184 1,724 9 -

  20 ABUN 8 - 1,397 1,838

  Luas Daratan 25,325 Luas Lautan 17,970 Total 43,295 138,682 172

  13 Sumber: Bagian Pemerintahan dan BPM

2. Profil Demografi

  Demografi atau kependudukan merupakan suatu aspek yang penting untuk dikaji dalam suatu perencanaan. Pemahaman ini terkait dengan pelayanan terhadap masyarakat akan kebutuhan prasarana dan sarana, dimana masyarakat atau penduduk merupakan pelaku di dalam upaya pengembangan dan pembangunan suatu kawasan. Dengan demikian kajian kependudukan akan terkait dengan kebutuhan prasarana dan sarana, serta sumber daya manusia (skill) untuk melaksanakan kegiatan atau aktivitas, untuk itu diperlukan kajian secara kuantitas maupun kualitas terhadap sumber daya manusia.

  TABEL II - 2 DISTRBUSI KEPADATAN PENDUDUK DI KABUPATEN SORONG TAHUN 2007 Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan No. Nama Distrik 1 2 (km2) (jiwa) Penduduk (jiwa/km2) 3 4 5

  1 AIMAS 610 28,416

  47

  2 SALAWATI 493 31,627

  64

  3 SALAWATI SELATAN 1,972 632

  4 MAYAMUK 391 9,432

  24

  5 KLAMONO 1,670 9,800

  6

  6 SEGET 1,074 14,978

  14

  7 SEGUN 1,388 9,013

  6

  8 BERAUR 1,033 3,045

  3

  9 KLABOT 872 768

  1

  10 KLAWAT 838 654

  1

  11 SAYOSA 879 2,388

  3

  12 MAUDUS 782 857

  1

  13 MAKBON 1,870 2,783

  1

  14 MORAID 1,782 2,833

  2

  15 MIYAH 1,497 1,046

  1

  16 SAUSAPOR 1,671 13,595

  8

  17 KWOR 1,369 856

  1

  18 FEEF 1,553 2,397

  2

  19 YEMBUN 1,684 1,724

  1

  20 ABUN 1,897 1,838

  1 Luas Daratan 25,324 Luas Lautan 17,970 Total 43,295 138,682

  5 Sumber: Bagian Pemerintahan dan BPM

a. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Struktur Umur

  Dari jumlah penduduk Kabupaten Sorong pada tahun 2007 yaitu 138.682 jiwa, terdiri dari laki-laki 42.235 jiwa dan perempuan 36.571 jiwa, hal ini menunjukan bahwa ratio perbandingan jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari jumlah penduduk perempuan. Sedangkan untuk struktur penduduk menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel .

  

TABEL II - 3

JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN

DI KABUPATEN SORONG

TAHUN 2007

  

Jenis Kelamin

No. Kelompok Umur Jumlah Ket.

Laki-laki Perempuan

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  • 1 0 - 4 8,876 8,235 17,111 2 5 - 9 7,989
  • 6,453 14,442 3 10 - 14
  • 7,385 6,087 13,472
  • 4 15 - 19 8,054 7,321 15,375 5 20 - 24 7,603 7,580 - 15,183
  • 6 25 - 29 6,780 5,811 12,591 7 30 - 34 6,535 5,516 - 12,051 8 35 - 39 5,876 4,402 - 10,278 9 40 - 44
  • 4,162 3,646 7,808 10 45 - 49 3,508 3,060 6,568
  • 11 50 - 54 3,018
  • 2,764 5,782 12 55 - 59 1,938 1,757 - 3,695
  • 13 60 - 64 993 896 1,889 14 65 - 69 611
  • 554 1,165
  • 15 70 - 74 427 399 826 16 75 + 251 195 446 -

  JUMLAH 74,006 64,676 138,682 Sumber: Bagian Pemerintahan dan BPM

b. Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

  Struktur penduduk menurut tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui jenjang pendidikan di Kabupaten Sorong. Semakin tinggi jumlah populasi dan jenjang pendidikan mengindikasikan bahwa pola pikir masyarakat di daerah tersebut semakin maju. Sebagai gambaran tingkat pendidikan di Kabupaten Sorong, jumlah penduduk yang bersekolah di Kabupaten Sorong pada tahun 2007 adalah sebesar 18.742 jiwa.

3. Profil Ekonomi

  Pada tahun 2005 laju laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sorong 6,43 % yang didukung oleh pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian 5,48 % dan sektor industri pengolahan 10,16 %. Perekonomian Kabupaten Sorong selama ini masih didominasi oleh sub sektor pertambangan minyak dan gas bumi, sumbangan sub sektor tersebut selama periode 2003-2005 mencapai rata-rata 47,23 % pertahun terhadap perekonomian daerah, walaupun pada periode 2000-2002 sempat menyumbangkan 58,10 % per tahun, fenomena ini menggambarkan adanya sedikit pergeseran sumbangan kegiatan ekonomi (BPS, PDRB Kab.Sorong ).

  Sedangkan PDRB nominal Kabupaten Sorong pada tahun 2005 mempunyai nilai 3,19 trilyun rupiah yang pada tahun dasar 2000 bernilai 1,5 trilyun rupiah. PDRB nominal tahun 2005 mempunyai nilai dua kali lipat dibanding tahun dasar 2000, adapun nilai PDRB nominal tahun 2005 mengalami perkembangan 2,11 kali dari tahun dasar 2000. Untuk PDRB riil pada tahun 2005 sekitar 1,90 trilyun rupiah atau berkembang 1,26 kali dari tahun dasar 2000 yang mempunyai nilai sekitar 1,51 trilyun rupiah.

4. Profil Sosial dan Budaya

  Penduduk asli di Kabupaten Sorong dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu : (1) Suku Moi terdiri dari suku Klabra, Karon, Madik, Kebar, Keboro, dan Yaun suku Yaun, tersebar di Distrik Peef, Abun, Sausafor, Moraid, Makbon, Aimas, Salawati, Seget, Segun, Beraur, Klamono, dan Distrik Sayosa, (2) Suku Maibrat terdiri darai suku Meimere/Make, Meite , dan Meimaru tersebar di distrik Aimas dan Salawati, (3) Suku Inanwatan terdiri dari suyku Mate Mani, Suku Puragi, Oderau, Kaiso dan Samaun tersebar di Aimas dan Salawati, (4) Suku Tehit, terdiri dari Sawiat, dan Ogit tersebar di Distrik Aimas dan Salawati, dan (5) Suku Migran , terdiri dari suku yang berasal dari luar propinsi Irian Jaya Barat diantaranya Suku Jawa, Batak Makasar, Buton, Ambon, Manado, dan migran dari Kabupaten lain di luar Provinsi Papua Barat.

B. Kondisi Prasarana Bidang PU/Cipta Karya

1. Sub Bidang Air Minum

  Sistem pelayanan air bersih di Kabupaten Sorong belum memadai disebabkan kawasan perumahan dan permukiman sering terkena banjir dimana tingkat penanganan banjir baru mencapai 15 persen di Kota Aimas. Masyarakat di perkotaan pun masih belum secara keseluruhan menikmati pelayanan air bersih. Pada tahun 2006 tingkat pelayanan air bersih di Kota Baru Aimas baru mencapai 2 persen dan di kawasan pedesaan 0,2 persen dan sebagian besar masyarakat belum mendapat pelayanan air minum perpipaan.

  Persentase rumah tangga yang yang menggunakan fasilitas air minum adalah 3,26 persen atau sekitar 1.730 rumah tangga sedangkan yang tidak menggunakan fasilitas air minum adalah sekitar 11.194 rumah tangga. sedang yang menggunakan secara bersama-sama ada 713 . rumah tangga 3,98 persen

  Gambar II - 2 Grafik Fasilitas Air Minum yang Digunakan Rumah Tangga

Gam bar 2.5 Fasilitas Air Minum Yang Digunakan Rum ah Tangga

  20000 17,910

  18000 16000 14000

  11,194 12000

  Persentase 10000 Rumah Tangga 8000

  6000 4,273

  4000 1,730 713

  2000 100

  Sendiri Bersama Umum Tidak ada Kab.Sorong

  Untuk Sumber air minum, rumah tangga yang menggunakan air minum dari ledeng (PDAM) hanya 0,57 persen. Sumber air minum yang paling banyak digunakan adalah air hujan sekitar 9.566 rumah tangga atau 53,41 persen, kemudian sumber air minum dari mata air/sungai sebesar 25,57 persen atau sekitar 4.580 rumah tangga.Sedangkan rumah tangga yang menggunakan fasilitas air minum dari sumur 19,89 persen atau sekitar 3.562 rumah tangga

2. Sub Bidang Persampahan

  Kondisi prasarana dan sarana persampahan di Kabupaten Sorong hingga saat ini belum tersedia secara baik dan lengkap. Hal ini dilihat dari ketersediaan prasarana pengumpul sampah yang belum memadai seperti:

  • Mobil pengangkut sampah (arm roll truck)
  • Kontainer sampah
  • TPS (Transfer Depo)
  • TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Sistem pembungan sampah yang dilakukan oleh masyarakat yang di Kabupaten Sorong masih dilakukan secara alamiah yaitu dengan membakar sendiri sampah yang ada, dan sebagian lagi dibuang ditempat- tempat yang sesuai seperti: sungai. Untuk itu sistem pengolahan persampahan perlu dilakukan secara cepat dan tepat yaitu dari :
  • Aspek Kelembagaan  Aspek Teknik Operasional  Aspek Pembiayaan  Aspek Pengaturan  Aspek Peran Serta Masyarakat

  3. Sub Bidang Air Limbah

  Jenis air limbah yang banyak terdapat di Kabupaten Sorong adalah jenis air limbah domestik yang merupakan air bekas yang tidak dipergunakan lagi dan mengandung kotoran manusia (tinja) atau dari aktifitas dapur, kamar mandi dan cuci. Adapun kuantitas dari air limbah tersebut berkisar antara 50 – 70 % dari rata-rata pemakaian air bersih.

  Sedangkan sistem pembuangan air limbah domestik yang di ada Kabupaten Sorong masih menggunakan sistem pembuangan air limbah setempat (on site system), yaitu dengan menggunakan septik tank dan cubluk sebagai wadah utamanya.

  4. Sub Bidang Drainase

  Sistem drainase yang ada di Kabupaten Sorong khususnya di daerah perkotaan atau padat permukiman masih menggunakan sistem drainase mikro, dimana saluran pembuangan mengalirkan air sebagian besar masih di dalam wilayah kota. Namun ada sebagian drainase telah mengalirkan air menuju laut.

  Dilihat dari segi konstruksi sistem drainase atau saluran yang ada di Kabupaten Sorong menggunakan sistem saluran terbuka. Secara keselurahan di Kabupaten Sorong telah memiliki sistem drainase atau saluran, namun perlu dilakukan pemeliharaan mengingat tingkat sedimentasi yang ada di daerah ini cukup tinggi.

  5. Sub Bidang Tata Bangunan Lingkungan

  Fungsi dan Klasifikasi bangunan merupakan acuan untuk persyaratan teknis bangunan gedung untuk kota Aimas dan Kabupaten Sorong pada umumnya. Ditinjau dari segi intensitas bangunan, arsitektur dan lingkungan keselamatan dan keamanan telah dilaksanakan dengan adanya IMB dan RAPERDA tentang bangunan gedung (gedung perkantoran bangunan pendidikan, pelayanana kesehatan, perumahan dll). Dinas PU telah melaksanakan pengendalian pembangunan gedung dikota Aimas dan Kabupaten Sorong. Untuk daerah-daerah yang rawan bencana, daerah banjir, aliran sungai, dan lokasi yang kondisi fisik dasarnya berkontur tajam/terjal tidak diberikan ijin untuk membangun, pada lokasi yang berkontur sedang diberikan persyaratan teknis untuk membangun, dan untuk kawasan-kawasan yang pengembanganya kedepan diatur oleh rencana kota diberikan ijin yang sifatnya sementara.

  6. Sub Bidang Pengembangan Permukiman

  Pengembangan perumahan dan permukiman di Kabupaten Sorong saat ini diarahkan pada pengembangan perumahan dan permukiman pada masyarakat yang berada di daerah terpencil dengan pendapatan atau penghasil yang rendah. Pembangunan perumahan dan permukiman serta prasarana dan sarananya dilaksanakan dengan bantuan pemerintah daerah dan swadaya. Kondisi perumahan dan permukiman yang ada di Kabupaten Sorong masih didominasi oleh perumahan dengan jenis konstruksi non permanen dan semipermanen terutama berada di daerah terpencil yang masyarakatnya memiliki pendapatan rendah.