DOCRPIJM 73c0e61f35 BAB II2. BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH
Di dalam Bab Ini akan dijelaskan Gambaran Umum Kabupaten Aceh Jaya dan
potensi serta masalah yang dihadapi dalam pembangunan di Kabupaten Aceh Jaya
GAMBARAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH
II
2.1. Kondisi Umum Kabupaten Aceh Jaya
wilayah Kabupaten Aceh Jaya adalah merupakan Gambaran umum wilayah Kabupaten Aceh Jaya yang menggambarkan kondisi umum wilayah dan potensi eksisting melalui beberapa aspek yaitu Aspek Geografi, Topografi, hidrologi, Klimatologi, Penggunaan lahan eksisting, Sumber Daya Alam, Karakteristik wilayah dan demografi.
2.1.1 Geografi
Secara geografis wilayah Kabupaten Aceh Jaya terletak pada lokasi 04 22’-05 16’ Lintang Utara dan 95 10’-96 03’ Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Aceh Jaya memiliki luas kurang lebih 387,272.36 Ha dengan ibukota kabupaten terletak di Calang yang berjarak 156 km dari Kota Banda Aceh (ibukota Provinsi). Wilayah Aceh Jaya merupakan bagian pantai barat dan daratan Kepulauan Sumatera yang membentang dari Barat ke Timur mulai dari Kaki Gunung Geurutee (pertabatasan dengan Aceh Besar) sampai ke sisi Cot Paleng (perbatasan dengan Aceh Barat). Secara administrasi Kabupaten Aceh Jaya berbatasan dengan: Utara : Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie.
Selatan : Kabupaten Aceh Barat dan Samudra Hindia.
Timur : Kabupaten Aceh Barat. Barat : Samudera Hindia.
Secara geografis selain Kecamatan Pasie Raya semua kecamatan di Wilayah Kabupaten Aceh Jaya berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia, jalur panjang garis pantai lebih kurang 156 kilometer juga merupakan tempat permukiman penduduk terpadat dibandingkan dengan daerah permukiman yang jauh dari pantai. Jaringan jalan provinsi yang menyusuri pinggir pantai yang menghubungkan Banda Aceh dengan kota-kota dibagian barat dan selatan provinsi ini menjadi faktor yang sangat mendukung bagi penduduk untuk membangun permukiman disepanjang pantai. Pusat-pusat perdagangan dan berbagai aktifitas perekonomian lainnya pada umumnya berlokasi di kota-kota Kecamatan yang berada di sepanjang pantai wilayah ini.
Pasca peristiwa musibah gempa dan tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 wilayah Kabupaten Aceh Jaya merupakan wilayah yang mengalami kerusakan paling parah. Secara fisik kawasan daratan bergeser sejauh 2-4 km dari garis pantai, hubungan transportasi ke luar dan ke dalam wilayah terputus, pemukiman penduduk di sekitar pantai hancur dan kerusakan lingkungan yang cukup parah.
Kabupaten Aceh Jaya terbagi sebanyak 9 (sembilan) wilayah administratif, yaitu Kecamatan Jaya, Indra Jaya, Sampoiniet, Darul Hikmah, Setia Bakti, Panga, Krueng Sabee, Teunom dan Pasie Raya. Selain sembilan kecamatan tersebut juga terdapat 21 (dua puluh satu) Kemukiman dan 172 (seratus tujuh puluh dua) Desa. Selain itu juga di Kabupaten Aceh Jaya mempunyai pulau-pulau kecil dengan jumlah kurang lebih 34 (tiga puluh empat) Pulau. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
table 2.1 dan Peta Administrasi Kabupaten Aceh Jaya di bawah ini.5 Setia Bakti Lageun
24 2 28,477.83
9 Teunom Teunom
14 2 27,901.93
8 Pasie Raya Tuwie Kareung
19 2 50.195,19
7 Panga Keudee Panga
16 2 73,051.18
6 Krueng Sabee Keudee Krueng Sabe
13 2 47,440.70
19 2 40,126.60
Tabel. 2.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Aceh Jaya tahun 2014
4 Darul Hikmah Pajar
19 2 45,040.86
3 Sampoiniet Lhok Kruet
14 2 29,946.61
2 Indra Jaya Kuta Bahagia
34 5 45,091.46
1 Jaya Lamno
No Kecamatan Ibukota Kecamatan Banyaknya Luas (Ha) Gampong Mukim
Sumber : RTRW kabupaten Aceh Jaya 2014-2034
Jumlah 172 21 387,272.36
PETA ADMINISTRASI KABUPATEN ACEH JAYA
2.1.2 Topografi
Kondisi Kabupaten Aceh Jaya secara topografi memiliki ketinggian terdiri dari 0-100 sampai dengan ≥ 2000 Mdpl dan kelerengan 0-≥40 % yang dialiri sungai besar dan kecil. Ibukota Kabupaten Aceh Jaya berkedudukkan di Calang Kecamatan Krueng Sabee. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 2.2 dan 2.3 di bawah ini.
Tabel 2.2 Kondisi Ketinggian Kabupaten Aceh Jaya No. Ketinggian (Mdpl) Luas (Ha) Persen (%)1. 0 – 100 136,884.20
35.36 2. 100 – 250 61,417.86
15.86 3. 250 – 500 77,428.92
19.99 4. 500 – 750 44,745.70
11.55 5. 750 – 1000 30,602.03
7.9 6. 1000 – 1250 20,626.46
5.33 7. 1250 – 1500 9,509.85
2.45 8. 1500 – 1750 3,740.95
0.96 9. 1750 – 2000 1,823.21
0.47 10. > 2000 493.14
0.13 Jumlah 387,272.36 100.00 Sumber : RTRW kabupaten Aceh Jaya 2014-2034
Tabel 2.3 Kondisi Kelerengan Kabupaten Aceh Jaya No. Kelas Lereng (%) Luas (Ha) Persen (%)1. 0-8 % 79,732.66
20.59 2. 8-15 % 57,199.77
14.78 3. 15-25 % 96,141.16
24.81 4. 25-40 % 105,699.12
27.29 5. >40 % 48,499.63
12.53 Jumlah 387,272.36 100.00 Sumber : RTRW kabupaten Aceh Jaya 2014-2034
2.1.3 Hidrologi
Dalam menunjang berbagai kegiatan seperti pertanian, industri rumah tangga dan lain sebagainya, sumber daya air yang dapat dimanfaatkan antara lain sebagai berikut: Danau
Danau yang tersedia di Kabupaten Aceh Jaya berpotensi untuk dijadikan sebagai obyek wisata dan daerah irigasi, danau-danau tersebut antara lain Danau Laot Pineung Suasa, Danau Laot Bhee dan Danau Paya Laot. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Untuk memenuhi kebutuhan akan sumber daya air, perairan terbuka yang dapat dimanfaatkan
yaitu sungai. DAS yang terdapat di Kabupaten Aceh Jaya meliputi: Krueng Teunong, Krueng Lambesoi, Krueng Unga, Krueng Babah Awe, Krueng No, Krueng Ligan, Krueng Crakmong, Krueng Masen, Krueng Pante Kuyun, Krueng Rigaih, Krueng Sabee, Krueng Panga, Krueng Teunom, Krueng Woyla dan Krueng Oen. Wilayah Sungai (WS)
Berdasarkan klasifikasi WS yang melewati Kabupaten Aceh Jaya adalah WS Teunom-Lambesoi dan WS Woyla-Batee.
2.1.4 Klimatologi
Data iklim yang disajikan berasal dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Cut Nyak Dhien, Suhu rata-rata di wilayah Kabupaten Aceh Jaya sepanjang tahun 2012 berkisar antara 25,6 C – 27,7
C dan kelembaban antara 84-92 persen. Hari hujan pada tahun 2012 rata-rata perbulan 26 hari dengan rata-rata curah hujan per bulan 393,7 mm. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 2.4 di bawah ini.
Tabel 2.4 Keadaan Iklim Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2012 Curah Hujan Hari Hujan Suhu Udara Kelembaban No. Bulan (mm) (HH) (°C) Udara (%)1. Januari 592,3 18 26,5
86
2. Februari 280,9 20 27,4
85
3. Maret 537,2 21 27,0
86
4. April 596,5 19 27,4
88
5. Mei 393,6 17 27,7
86
6. Juni 367,3 21 26,5
86
7. Juli 284,0 16 26,4
86
8. Agustus 125,7 16 26,6
84
9. September 705,9 16 26,4
86
10. Oktober 542,4 16 26,3
87
11. November 499,0 23 25,6
92
12. Desember 162,0 14 26,2
87 Rata-rata 393,7
26 26,7
87 Sumber : RTRW kabupaten Aceh Jaya 2014-2034
Sebagaimana wilayah Indonesia, Kabupaten Aceh Jaya beriklim tropis (hangat dan lembab) dan di kenal 2 (dua) musim, yaitu musim hujan dengan gejolak gelombang laut yang biasa terjadi bulan September-Februari dengan jumlah hari hujan terbesar berkisar antara 120-170 hari, jumlah hujan rata-rata per tahun berkisar antara 2000-4000 mm.
Musim kemarau yang biasanya berlangsung antara bulan Meret-Agustus dengan tekanan udara rata-rata berkisar antara 26 -33 C pada siang hari dan 23 -25 C malam hari dan kelembaban antara 84-92 %. Kecepatan angin maksimum berkisar antara 12-15 knot walaupun rata-rata kecepatan angin hanya sebesar 0-4 knot. Berdasarkan kemiringan dan ketinggian daratan diatas 25 m dpl Kabupaten Aceh Jaya memiliki daratan yang landai.
2.1.5 Penggunaan Lahan
2.1.5.1. Penggunaan Lahan Eksisting
Berdasarkan data dari Bappeda Provinsi Aceh pengggunaan lahan di Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2012 masih di dominasi oleh hutan lindung yang luasannya mencapai 165,871.42 Ha atau sebesar 42.82 persen, pertanian lahan kering dengan luas 72,101.98 Ha atau 18.57 persen, hutan produksi sebesar 14,103.16 Ha atau 3.64 persen, hutan produksi terbatas sebesar 71,920.90 Ha atau 18.57 Sedangkan sisanya untuk Area penggunaan lainnya. Untuk lebih jelasnya mengenai penggunaan lahan eksisting di Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Penggunaan Lahan Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2012 No. Jenis Penggunaan Luas (Ha) Persen (%)danau
57.59
0.01
1 hutan lindung 165,871.42
42.82
2 hutan produksi 14,103.16
3.64
3 hutan produksi terbatas 7,1920.9
18.57
4 perkebunan 16,611.17
4.31
5 perkebunan rakyat 16,433.28
4.25
6 permukiman 3,804.27
0.99
7 pertanian lahan kering 72,101.98
18.62
8 peternakan 1,256.21
0.32
9 sawah 4,198.01
1.08
10 sungai 1,731.49
0.45
11 tambak 4,770.54
1.24
12 transmigrasi 1,4358.4
3.7
13 wilayah pertambangan
53.89
0.01
14 Jumlah 387,272.36 100.00 Sumber : Bappeda Aceh Jaya dan Bappeda Aceh Tahun 2012
2.1.5.2 Kawasan Hutan
berdasarkan data dari Bappeda Provinsi Aceh hasil Kesepakatan Kabupaten dan Kota meliputi Kawasan Hutan Lindung, Kawasan Hutan Produksi, Kawasan Hutan Produksi Terbatas dan Area Penggunaan Lain.
Berdasarkan data tersebut Kabupaten Aceh Jaya memiliki kawasan hutan lindung yang luasannya mencapai 42,82 persen, Kawasan Hutan Produksi Terbatas 18.57 persen, Kawasan Hutan Produksi Tetap seluas 3.64 persen dari luas wilayah Kabupaten Aceh Jaya. Sedangkan luasan Area Penggunaan Lain yang dapat di kembangkan untuk rencana pola ruang seluas 34.97 persen. Untuk lebih jelasnya kawasan hutan berdasarkan hasil kesepakatan kabupaten dan kota seluruh Aceh dapat dilihat pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6. Kawasan Hutan Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2012 No. Jenis Penggunaan Luas (Ha) Persen (%)1. Hutan Lindung 165,871.42 42,82
2. Hutan Produksi 14,103.16 3,64
3. Hutan Produksi Terbatas 71,920.90 18,57
4. Area Penggunaan Lain 251,895.48
34.97
387,272.36 100.00
Sumber : TIMDU dan Bappeda Aceh Jaya dan Hasil Perhitungan Peta, Tahun 2012
2.1.5.3 Sumber Daya Alam
Kabupaten Aceh Jaya merupakan wilayah yang memiliki sumber daya alam seperti pertambangan mineral logam, mineral non logam, batubara, radioaktif, migas, kekayaan hutan, lahan perkebunan dan wilayah perairan yang sangat potensial. Kabupaten Aceh Jaya berada di tengah-tengah antara Aceh Besar dan Kabupaten Aceh Barat, yang merupakan jalur strategis perekonomian pantai barat dan terbagi menjadi beberapa wilayah, dengan wilayah perikanan tangkap seluas 104.527,74 Ha.
2.1.5.4 Karakteristik Wilayah
Karakteristik wilayah Kabupaten Aceh Jaya dapat digambarkan sebagai berikut:
a. secara topografi, merupakan pertemuan antara darat dan air, dataran landai, serta sering terjadi erosi, abrasi dan sedimentasi yang bisa menyebabkan pendangkalan badan perairan (pantai atau sungai). Topografi tanah dapat dibedakan atas 5 (lima) kategori, yaitu : datar, kisaran kemiringan lereng antara 0 – 8 %, secara fisik merupakan rawa dan daratan pesisir pantai, dipengaruhi oleh pasang surut air laut;
landai, kisaran kemiringan lereng antara 8% – 15% merupakan daratan pesisir pantai; agak curam, mempunyai kisaran kemiringan lereng 15% - 25% merupakan daerah peralihan antara daratan pesisir pantai dan pegunungan;
curam mempunyai kisaran kemiringan lereng 25% - 45% merupakan dataran tinggi atau pegunungan;
sangat curam mempunyai kemiringan lereng ≥ 45% merupakan pegunungan.
b. Secara hidrologi merupakan daerah pasang surut, mempunyai air tanah tinggi, terdapat tekanan air laut terhadap air tanah, serta merupakan daerah retensi sehingga run-off air rendah.
c. Secara geologi, sebagian besar mempunyai struktur batuan lepas, tanah lunak, serta rawan bencana (gempa dan tsunami).
d. Secara penggunaan lahan dimanfaatkan sebagai lahan pertanian permukiman dan lahan yang belum termanfaatkan (lahan tidur).
e. Secara klimatologi memiliki dinamika iklim, cuaca, angin, suhu & kelembaban tinggi.
2.1.6 Demografi
Penduduk merupakan modal bagi pembangunan daerah yang dapat diberdayakan secara tepat guna. Selain itu, penduduk juga dapat menjadi beban bagi pembangunan jika pemberdayaannya tidak diimbangi oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memadai pada daerah tersebut.
Berdasarkan data DISDUKCAPIL Kabupaten Aceh Jaya tahun 2013, penduduk Kabupaten Aceh Jaya berjumlah 84.928 jiwa yang terdiri dari 43.723 jiwa laki-laki dan 41.205 jiwa perempuan, sedangkan untuk konsentrasi jumlah penduduk di Kabupaten Aceh Jaya terdapat di Kecamatan Krueng Sabe dengan proporsi terbesar yaitu 15.567 jiwa atau 18,33 % lebih besar dari Kecamatan Jaya yang mencapai 17,31 % atau 14.701 jiwa dan jumlah penduduk terendah terdapat di Kecamatan Pasie Raya, Kecamatan Darul Hikmah dan Kecamatan Indra Jaya yang besarannya tidak lebih 8 % dari jumlah penduduk di Kabupaten Aceh Jaya.
Kepadatan penduduk berdasarkan luas wilayah Kabupaten Aceh Jaya yaitu dengan kepadatan 0.21 jiwa/Ha. Kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Teunom yaitu sebesar 0.44 jiwa/Ha, sedangkan kepadatan terendah berada di Kecamatan Panga, Kecamatan Sampoiniet dan Kecamatan Darul Hikmah yang hanya mencapai 0.15 jiwa/Ha. Untuk lebih jelasnya kepadatan penduduk berdasarkan luas wilayah dapat dilihat pada Tabel 2.7
Tabel 2.7 Kepadatan Penduduk Berdasarkan Luas Kecamatan Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2013 No. Kecamatan Luas Wilayah Per Kecamatan (Ha) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Ha)4.44
2. Sampoiniet 3,638 3,364 7,002 108.15
1. Jaya 7,605 7,096 14,701 107.17
Laki-laki Perempuan Jumlah
Penduduk
Rasio Jenis KelaminTabel 2.8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2013 No. KecamatanKomposisi penduduk Kabupaten Aceh Jaya menurut jenis kelamin berdasarkan hasil data DISDUKCAPIL Kabupaten Aceh Jaya tahun 2013 adalah sebesar 43.723 jiwa laki-laki dan 41.205 jiwa perempuan. Secara keseluruhan jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Aceh Jaya lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan seperti tampak dari rasio jenis kelamin.
44.26 Sumber : RTRW Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2014-2034.
4.38 Jumlah 387,272.36 84.928
9. Indra Jaya 29,946.61 6,844
6.40
8. Darul Hikmah 40,126.60 6,270
7. Pasie Raya 27,901.93 6,281
1. Jaya 45,091.46 14,701
2.23
6. Teunom 28,477.83 12,768
6.64
5. Panga 50,195.19 7,560
4.69
4. Krueng Sabee 73,051.18 15,567
5.98
3. Setia Bakti 47,440.70 7,935
6.43
2. Sampoiniet 45,040.86 7,002
3.07
2.1.6.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
3. Setia Bakti 4,086 3,849 7,935 106.16
Komposisi penduduk Kabupaten Aceh Jaya tahun 2013 menurut kelompok umur didominasi oleh kelompok usia anak-anak sampai usia dewasa (0 - 24 tahun) sebesar 38.965 jiwa, atau tercatat 45.83 persen, kelompok umur 25 – 59 tahun sebesar 26.892 jiwa, atau tercatat 47.79 persen, dan lanjut usia yaitu umur 60 tahun keatas sebesar 5.423 jiwa, atau tercatat 6.39 persen. Kecilnya proporsi usia lanjut menunjukkan rendahnya angka harapan hidup. Untuk lebih jelasnya mengenai penduduk kabupaten Aceh Jaya berdasarkan struktur umur dapat dilihat pada Tabel 2.9
5.31
10.48 30 - 34 4,172 4,043 8,215 9.67 35 - 39 3,487 3,285 6,772 7.97 40 - 44 3,226 2,661 5,887 6.93 45 - 49 2,436 2,070 4,506
8.55 15 - 19 3,802 3,411 7,213 8.49 20 - 24 3,802 3,687 7,489 8.82 25 - 29 4,294 4,605 8,899
8.92 5 - 9 4,708 4,673 9,381 11.05 10 - 14 3,714 3,548 7,262
0 - 4 3,943 3,631 7,574
Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Umur Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2013 Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Persen (%)Jumlah 43,723 41,205 84,928 106.11 Sumber : RTRW Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2014-2034.
4. Krueng Sabee 8,012 7,555 15,567 106.05
9. Indra Jaya 3,649 3,195 6,844 114.21
8. Darul Hikmah 3,251 3,019 6,270 107.68
98.95
7. Pasie Raya 3,124 3,157 6,281
6. Teunom 6,510 6,258 12,768 104.03
5. Panga 3,848 3,712 7,560 103.66
2.1.6.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Umur
50 - 54 1,963 1,695 3,658
4.31 55 - 59 1,430 1,219 2,649 3.12 60 - 64 1,084 909 1,993 2.35 65 - 69 712 683 1,395 1.64 70 - 74 506 518 1,024
1.21 75+ 444 567 1,011
1.19 Jumlah 43,723 41,205 84,928 100.00 Sumber : DISDUKCAPIL Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2013
2.1.6.3 Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk Aceh jaya berdasarkan data DISDUKCAPIL Kabupaten Aceh Jaya tahun 2013 mengalami pertambahan dan penurunan dari tahun 1995 hingga tahun 2013. Penurunan pertumbuhan penduduk yang sangat besar terdapat pada tahun 2004 hingga mencapai – 31,18%, hal ini disebabkan oleh adanya bencana alam yang menimpa Kabupaten Aceh Jaya bahkan hampir seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Aceh mengalami hal tersebut. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2.10 dibawah ini.
Tabel 2.10 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2013No. Tahun Penduduk Pertumbuhan Laki-laki Perempuan Jumlah
1. 1995 41.245 40.552 81.797 2,07 2. 1996 41.893 40.672 82.565 0,94 3. 1997 45.372 45.773 91.145 10,39 4. 1998 45.693 46.097 91.790 0,71 5. 1999 44.997 45.394 90.391 (1,52) 6. 2000 43.110 43.491 86.601 (4,19) 7. 2001 43.051 43.431 86.482 (0,14) 8. 2002 41.358 46.878 88.236 2,03 9. 2003 46.447 47.416 93.863 6,38
10. 2004 33.088 31.505 64.593 (31,18) 11. 2005 31.515 29.145 60.660 (6,09)
12. 2006 31.758 29.260 61.018 0,59 13. 2007 36.749 33.924 70.673 15,82 14. 2008 40.029 36.568 76.597 8,38 15. 2009 41.196 39.858 81.054 5,82 16. 2010 41,439 38,953 80,392 (662) 17. 2011 42,725 40,202 82,927 2,535 18 2012 42,988 40,456 83,444 517 19. 2013 43,723 41,205 84,928 1,484
Sumber : RTRW Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2014-2034
2.1.6.4 Administrasi Kependudukan
Keberadaan dokumen resmi kependudukkan seperti akta kelahiran dan kartu penduduk sangat diperlukan bagi terciptanya tertib administrasi kependudukan. Tertib administrasi akan mengoptimalkan pelayanan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat di berbagai bidang. Pada tahun 2012, penduduk yang telah memiliki akta kelahiran mencapai 46.317 jiwa. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2.11 berikut.
Tabel.2.11 BANYAKNYA PENDUDUDUK YANG MEMILIKI AKTA KELAHIRAN MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2012
NOMOR KECAMATAN JUMLAH
1 Jaya 8.537
2 Indra Jaya 1.817
3 Sampoiniet 6.432
4 Darul Hikmah 2.295
5 Setia Bakti 7.558
6 Krueng Sabee 6.690
7 Panga 5.294
8 Pasie raya 584
9 Teunom 6.180 Jumlah/Total
460.17 Sumber : Aceh Jaya dalam angka Tahun 2013.
2.2. KONDISI PEREKONOMIAN
2.2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB mencerminkan kegiatan perekonomian suatu daerah tertentu, dimana penyajian perhitungan PDRB dinyatakan dengan harga berlaku dan atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku dihitung berdasar nilai nominal sedangkan berdasar harga konstan memperhitungkan faktor inflasi atau deflasi.
PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) yang merupakan indikator dari pencapaian kinerja perekonomian di suatu wilayah menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas kegiatan perekonomian yang cukup berarti. Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh meningkatnya PDRB dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 sektor pertanian dalam PDRB masih menduduki nilai tertinggi di Kabupaten Aceh Jaya yaitu sebesar 336.853,78 juta rupiah, dan kontribusi terkecil di berikan oleh sektor Pertambangan dan Penggalian yaitu sebesar 5.158,01 juta rupiah. Untuk lebih jelasnya mengenai PDRB harga berlaku dan konstan dapat dilihat pada Tabel 2.12, Tabel 2.13 dan 2.14.
Tabel 2.12 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Aceh Jaya Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2011 (jutaan rupiah) No. Sektor Ekonomi Tahun 2008 2009 2010 20111. Pertanian 263.605,10 278.132,48 308.305,97 336.853,78 2.
Pertambangan dan Penggalian
2.575,50 3.169,49 4.301,76 5.158,01
3. Industri Pengolahan 42.504,52 45.654,98 49.695,85 52.950,10
4. Listrik dan Air Minum 2.092,65 2.926,82 3.535,97 5.367,99
5. Bangunan/Konstruksi 44.295,65 64.236,65 72.150,46 82.575,81 6.
Perdagangan, Hotel & Restoran
57.717,90 64.163,78 78.927,05 88.815.76 7. Pengangkutan dan Komunikasi
67.829,82 84.053,13 88.875,64 115.059,28 Keuangan, Persewaan dan 8. 17.914,70 25.256,10 27.053,55 24.806,36
Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa 218.460,22 270.962,69 323.187,55 370.630,94
716.996,06 838.556,12 956.033,79 1.082.218,03
Sumber : Kabupaten Aceh Jaya Dalam Angka, Tahun 2013
Tabel 2.13 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Aceh Jaya Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Konstan 2000 Tahun 2008-2011 (jutaan rupiah) Tahun No. Sektor Ekonomi 2008 2009 2010 20111. Pertanian 113.440,85 115.233,97 118.059,15 119.314,82 Pertambangan dan
2. 1.465,54 1.767,56 2.275,41 2.690,51 Penggalian
3. Industri Pengolahan 22.531,93 22.808,97 23.566,44 24.121,22
4. Listrik dan Air Minum 691,22 895,21 1.058,26 1.229,25
5. Bangunan/Konstruksi 13.758,83 16.576,87 17.931,60 19.597,25 Perdagangan, Hotel &
6. 26.869,41 29.984,33 31.781,26 34.686,27 Restoran Pengangkutan dan
7. 20.509,82 21.564,68 23.546,73 23.961,48 Komunikasi Keuangan, Persewaan dan
8. 3.896,39 4.248,30 4.540,01 4.764,45 Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa 48.791,15 51.827,72 55.533,52 57.391,30
251.955,15 264.907,59 277.292,50 287.756,55
Sumber : Kabupaten Aceh Jaya Dalam Angka, Tahun 2013
Tabel. 2.14 Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Aceh Jaya Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009-2012 (Persen) No Sektor Ekonomi Tahun 2009 2010 2011 2012
1. Pertanian 245 267 282 292
2. Pertambangan dan Penggalian 179 208 223 224
3. Industri Pengolahan 200 211 220 220
4. Listrik dan Air Minum 327 424 482 517
5. Bangunan/Konstruksi 357 404 421 433 6.
Perdagangan, Hotel dan Restoran 212 229 256 265
7. Pengangkutan dan Komunikasi 385 439 473 499
8. Keuangan, Persewaandan Jasa Perusahaan 472 492 521 547
9. Jasa-Jasa
473 590 645 684
Jumlah/Total
304 349 376 394 Sumber : Kabupaten Aceh Jaya Dalam Angka, Tahun 2013
2.2.2 Struktur Perekonomian
Struktur ekonomi suatu daerah dapat terlihat dari distribusi persentase masing-masing sektor ekonomi terhadap total PDRB suatu daerah. Struktur ekonomi yang dinyatakan dalam persentase, menunjukkan besarnya kontribusi masing-masing sektor ekonomi dalam kemampuannya menciptakan nilah tambah. Persentase yang besar pada suatu sektor menggambarkan ketergantungan daerah terhadap kemampuan produksi dari sektor tersebut.
Struktur perekonomian Kabupaten Aceh Jaya didominasi oleh sektor pertanian, pertambangan, perdagangan, pengangkutan, keuangan, industri, dan jasa-jasa yang secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.15 dan 2.16 berikut.
8,01 7,90 8,21 8,03
Jumlah/Total
33,59 34,25 35,43
Jasa-Jasa 30,65
2,51 2,32 2,29 2,29 9.
Keuangan, Persewaandan Jasa Perusaha
7. Pengangkutan dan Komunikasi 10,34 10,38 10,63 10,44 8.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Tabel. 2.15 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Aceh Jaya Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009-2012 (Persen) No Sektor Ekonomi Tahun 2009 2010 2011 2012 1.
Bangunan/Konstruksi 7,38 7,70 7,63 7,39 6.
4. Listrik dan Air Minum 0,36 0,46 0,50 0,53 5.
5,16 4,89 4,56
3. Industri Pengolahan 5,69
0,45 0,48 0,47
2. Pertambangan dan Penggalian 0,39
Pertanian 34,66 32,04 31,13 30,85
100,0 100,0 100,0 100,0 Sumber : Kabupaten Aceh Jaya Dalam Angka, Tahun 2013
Tabel. 2.16 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Aceh Jaya Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Konstan 2000 Tahun 2009-2012 (Persen) No Sektor Ekonomi Tahun 2009 2010 2011 2012
7. Pengangkutan dan Komunikasi 8,18
Dari tahun 2010 hingga tahun 2013, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Jaya menunjukkan kondisi perekonomian yang cenderung stabil bergerak diatas kisaran empat persen. Pertumbuhan yang positif ini tidak lepas dari kerja keras pemerintah, bantuan LSM dalam dan luar negeri serta keinginan masyarakat yang tinggi untuk membangun kembali sektor-sektor produktif. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi juga bisa disebabkan oleh adanya perubahan teknologi yang
Pertumbuhan ekonomi biasanya digunakan untuk menggambarkan kinerja perekonomian suatu wilayah. Ekonomi yang tumbuh dengan baik akan memicu naiknya konsumsi dan investasi di suatu daerah. Tingkat pertumbuhan ekonomi bisa didapat dengan menghitung laju pertumbuhan PDRB ADHK.
100,0 100,0 100,0 100,0 Sumber : Kabupaten Aceh Jaya Dalam Angka, Tahun 2013
Jumlah/Total
19,85 19,98 20,42
9. Jasa-Jasa 19,70
1,62 1,65 1,66 1,65
8,25 8,46 8,26 8. Keuangan, Persewaandan Jasa Perusahaan
11,52 12,03 12,05 11,93
1. Pertanian 43,03
6,65 6,18 6,73 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
5. Bangunan/Konstruksi 6,29
0,38 0,39 0,40
4. Listrik dan Air Minum 0,34
8,54 8,38 8,17
3. Industri Pengolahan 8,65
0,75 0,80 0,83
2. Pertambangan dan Penggalian 0,67
41,90 41,46 41,60
2.2.3 Pertumbuhan Ekonomi
digunakan dalam proses produksi, dan atau kemajuan ilmu pengetahuan yang diterapkan oleh pelaku ekonomi dalam menciptakan output.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Jaya tahun 2013 sebesar 4,29 persen yang ditunjukkan oleh PDRB ADHK, secara sektoral di tahun 2013 seluruh sektor ekonomi tumbuh positif dan pertumbuhan tertinggi secara berturut-turut dialami oleh sektor listrik dan air bersih sebesar 10,82 %, sektor pertambangan dan penggalian 7,42 %, serta sektor jasa-jasa 6,96 %, keuangan, real estate dan jasa perusahaan 5,45 %, sektor pertanian 4,48 %, perdagangan, hotel dan restoran 3,31 %, sektor kontruksi 3,22 %, sektor pengangkutan dan komunikasi 2,27 % dan industri pengolahan 1,23 %.
Tabel. 2.17. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2013 Pertumbuhan No Sektor Lapangan Usaha Tahun 2009 (%)
1 Listrik dan air bersih 10,82
2 Pertambangan 7,42
3 Jasa-jasa 6,96
4 Keuangan, real estate dan jasa perusahaan 5,45
5 Pertanian 4,48
6 Perdagangan, hotel dan restoran 3,31
7 Kontruksi 3,22
8 Pengagkutan dan komunikasi 2,27
9 Industri pengolahan 1,23
Jumlah Pertumbuhan Rata –rata 4,29
Sumber : BPS Kab. Aceh Jaya 2010/2013
2.2.4 Inflasi
Kondisi perekonomian di Kabupaten Aceh Jaya ditunjang oleh laju inflasi. Berdasarkan penilaian prasyarat aktivitas perdagangan, Provinsi Aceh hanya terdapat tiga kota yang dipantau laju inflasinya. Kota-kota tersebut antara lain adalah kota Banda Aceh, Lhokseumawe dan Meulaboh. Sedangkan kota Calang sampai saat ini belum tersedia data perhitungan laju inflasi karena belum memenuhi persyaratan penilaiannya.
Perkembangan harga berbagai komoditas di Kabupaten Aceh Jaya menunjukkan harga yang signifikan. Hal ini sebabkan oleh Pasokan barang/jasa di Kabupaten Aceh Jaya terutama di Kota Calang tergantung pada Kota Banda Aceh dan Kota Medan melalui Kota Meulaboh, sehingga harga barang/jasa di Aceh Jaya juga sangat tergantung pada fluktuasi harga barang di kedua kota tersebut. Berdasarkan berita resmi statistik yang dikeluarkan oleh BPS Aceh, pada bulan Mei 2014 di Kota Banda Aceh terjadi inflasi sebesar 0,86 persen, di Kota Lhokseumawe inflasi sebesar 1,16 persen dan Kota Meulaboh inflasi sebesar 0,42 persen sehingga secara agregat di Provinsi Aceh terjadi inflasi sebesar 0,80 persen.
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Pada bulan Mei 2014, harga berbagai komoditas di Kota Banda Aceh secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Hal ini ditandai dengan naiknya Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,26 pada bulan April 2014 menjadi 108,18 pada bulan Mei 2014 atau terjadi inflasi sebesar 0,86 persen. Sedangkan di Kota Lhokseumawe terjadi inflasi sebesar 1,16 persen atau terjadi kenaikan IHK dari 107,19 pada bulan April 2014 menjadi 108,43 pada bulan Mei 2014. Sementara di Kota Meulaboh terjadi inflasi sebesar 0,06 persen atau terjadi kenaikan IHK dari 112,05 pada bulan April 2014 menjadi 112,52 pada bulan Mei 2014. Secara agregat untuk Provinsi Aceh, pada bulan Mei 2014 mengalami inflasi sebesar 0,80 persen atau terjadi kenaikan IHK dari 108,70 pada bulan April 2014 menjadi 109,57 pada bulan Mei 2014.
Laju Inflasi tahun kalender 2014 sampai dengan bulan Mei 2014 untuk Kota Banda Aceh adalah sebesar 1,58 persen, Kota Lhokseumawe 1,90 persen, Meulaboh 0,99 persen dan Aceh 1,47 persen. Sedangkan Inflasi “year on year” (Mei 2014 terhadap Mei 2013) untuk Kota Banda Aceh adalah sebesar 6,67 persen, Kota Lhokseumawe 5,27 persen, Meulaboh 6,51 persen dan Aceh 6,22 persen.
Inflasi yang terjadi di Kota Banda Aceh secara umum disebabkan oleh kenaikan harga pada Kelompok Bahan Makanan dengan inflasi sebesar 3,91 persen, diikuti oleh Kelompok Sandang dengan inflasi sebesar 0,15 persen, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar inflasi sebesar 0,13 persen, Kelompok Kesehatan dengan inflasi sebesar 0,08 persen, Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga inflasi sebesar 0,05 persen. Sementara Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan mengalami deflasi sebesar 0,01 persen. Sedangkan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau tidak mengalami perubahan indeks. Adapun data nilai inflasi Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2009 sampai dengan 2013 dapat dilihat mengacu pada data inflasi Kota Banda Aceh seperti yang disajikan pada Tabel 4 berikut.
Tabel 18 Nilai Inflasi Kota Banda Aceh Tahun 2009-2013 Tahun Inflasi
2009
3.50 2010
4.64 2011
3.32 2012
0.06 2013
6.39 Sumber: BPS Aceh Jaya 2013 (Berpedoman pada Nilai Inflasi Kota Banda Aceh) Kota Calang sampai saat ini belum tersedia data perhitungan laju inflasi/ belum dapat dipantau laju inflasinya karena belum memenuhi persyaratan penilaian prasyarat aktivitas perdagangan. Oleh karena itu nilai laju inflasi dapat dilihat dari kota terdekat, yakni kota Banda Aceh dan kota Meulaboh. Untuk saat ini data mengenai nilai laju inflasi yang dapat digunakan mengacu pada nilai laju inflasi Kota Banda Aceh. Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai inflasi Kota Banda Aceh yang tinggi pada tahun 2013, yaitu sebesar 6.39%. Laju inflasi tersebut meningkat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
2.2.5 Keuangan Daerah Sumber pendapatan Kabupaten Aceh Jaya secara rinci dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. Tabel. 2.19 Proyeksi dan prospek pendapatan daerah Aceh Jaya tahun 20013- 2018 (jutaan rupiah)
No. Jenis Pendapatan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Pendapatan Asli 1 18.504 19.429 20.401 21.421 22.492 23.617 Daerah
273.91
2 Dana Perimbangan 280.759 287.778 294.973 302.347 309.906
2 Dana otonomi 3 124.995 128.120 131.323 134.6066 137.971 141.420 khusus
Jumlah 17.411 428.308 439.502 451.000 462.810 474.943 Sumber: DPKKD Kabupaten aceh Jaya.
2.3. KONDISI SARANA DAN PRASARANA
2.3.1 Jalan
Jaringan jalan menjadi perhatian dalam pengembangan pembangunan kabupaten karena jaringan jalan merupakan akses menuju dan keluar dari Kabupaten Aceh Jaya. Diharapkan dengan semakin tinggi tingkat akses antar wilayah memungkinkan terjadinya pemanfaatan dan optimalisasi berbagai potensi pengembangan pembangunan di Kabupaten Aceh Jaya. Rencana pengembangan jaringan jalan di Kabupaten Aceh Jaya bertujuan untuk menguatkan orientasi struktur pelayanan terhadap kegiatan di wilayah Kabupaten Aceh Jaya serta untuk mendukung kegiatan sektor ekonomi seperti aliran komoditas hasil pertanian mulai dari sentra produksi pertanian ke daerah pemasaran dan aliran wisata ke Kabupaten Aceh Jaya.
Sampai pada tahun 2014 panjang jalan dalam Wilayah Kabupaten Aceh Jaya sepanjang 1,855.56 Km. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.20 berikut.
Tabel 2.20 Status dan Panjang Jalan Dalam Wilayah Kabupaten Aceh Jaya NO NAMA JALAN STATUS JALAN PANJANG KETERANGAN1 Jalan Arteri Primer (JAP) Jalan Nasional 133.27
2 Jalan Kolektor Primer (JKP) Jalan provinsi
24.98
3 Jalan Kolektor Primer (JKP) Jalan Kabupaten 433.31
4 Jalan Lokal Primer (JLP) Jalan kabupaten 156.84 Jln. Ling. Permukiman
5 Jalan Lingkungan Primer (JLing-P) Jalan Kabupaten 270.36 Jln. Ling. Permukiman
6 Jalan Khusus Jalan Perkebunan 836.80 Sumber: RTRW Kabupaten Aceh Jaya 2014-2034
2.3.2 Ketenaga Listrikan
Ketersediaan energi merupakan salah satu syarat utama keberhasilan industri di suatu daerah. Keperluan listrik di Kabupaten Aceh Jaya di sediakan oleh PT. PLN melalui 4 rantingnya, yaitu Calang, Lhok Kruet, Lamno dan Teunom.
Pelanggan PT.PLN hampir tersebar merata di keempat ranting perusahaanya. Cabang ranting PT. PLN Calang melayani jumlah pelanggan terbesar di wilayah Kabupaten Aceh Jaya pada desember 2012 yaitu sebesar 6,043 pelanggan, PT.PLN Cabang lamno 5,820 pelanggan dan cabang ranting PT.
PLN Lhok Kruet melayani 2,519 pelanggan. Keseluruhan pelanggan PT.PLN di Wilayah Kabupaten Aceh Jaya pada Desember 2012 tercatat sebanyak 14,382 pelanggan.
2.3.3 Telekomunikasi
Sistem jaringan telekomunikasi dalam wilayah Kabupaten Aceh Jaya terdiri dari jaringan kabel dan jaringan nirkabel. Dalam menyongsong era globalisasi sekarang ini PT. Telkom telah mengembangkan jaringan kabel berupa serat obtik yang melintasi jalan Banda Aceh meulaboh serta pengembangannya untuk seluruh wilayah kabupaten aceh Jaya sedangkan untuk jaringan seluler atau tanpa kabel dengan didukung pengembangan menara BTS (base transceiver station) bersama sebanyak 45 BTS yang tersebar di seluruh kecamatan dalam wilayah Kabupaten Aceh serta pengembangan VSAT (very small arperture terminal) ditiap ibu kota kecamatan, pengembangan sistem komunikasi dengan dasar BWA (broadband wireless access) dan pengembangan menara melalui SID-SITTAC.
Sektor Pos sangat diperlukan dalam memperlancar arus berita, informasi dan data. PT.Pos Indonesia dengan 4 kantor pos pembantunya telah berperan aktif dalam mendistribusikan surat keluar dan masuk serta wesel. Hal sebaliknya terjadi untuk paket barang, ada sebanyak 352 paket yang diterima dan 148 paket barang yang dikirim.
2.3.4 Perdagangan
Disamping Bank Aceh terdapat juga beberapa sarana dan prasaranan perdagangan yang meliputi pasar, toko, kios, dan beberapa UKM dan pedagang kaki lima (PKL).
2.3.5 Akses Permodalan KUKM
Salah satu faktor yang dianggap sebagai penghambat pengembangan KUKM adalah rendahnya peluang terhadap akses permodalan. Walaupun hal tersebut tidak secara otomatis menggambarkan rendahnya partisipasi berbagai sumber permodalan, tetapi lebih disebabkan oleh belum terinformasikannya sumber-sumber permodalan yang bisa diakses oleh KUKM. Untuk itu telah dilakukan fasilitasi melalui aktivitas mempertemukan KUKM dengan sumber permodalan yang dapat di akses dan ditindak lanjuti dengan pola pendampingan, antara lain melalui :
BRI, BANK ACEH dan Bank Syariah Mandiri Cabang Calang melalui program KREDIT USAHA
RAKYAT (KUR) Kemitraan Koperasi dan UKM melalui program Dana Bergulir PROGRAM KEMITRAAN dan BINA LINGKUNGAN (PKBL) atau Corporate Sosial Responsibility (CSR)
dalam bentuk Dana Bergulir Program Kemitraan antara Koperasi dan UKM
Dana Bergulir dari Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya.
2.3.6 Koperasi Koperasi sebagai tiang penopang perekonomian bangsa juga berkembang di Aceh jaya.
Terdapat 122 koperasi di Aceh Jaya dengan berbagai macam jenis, sedangkan koperasi yang tetap aktif sebanyak 40 unit koperasi. Adapun jumlah anggota yang terserap mencapai 5.024 orang dengan modal usaha keseluruhan didominasi oleh pihak diluar koperasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.20 berikut.
Tabel. 2.21 Jumlah Koperasi Menurut Jenis Dan Aktivitas Di Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2012 Jenis koperasi Aktif Tidak Aktif Jumlah
KUD
11
11 Kop. Pertanian
10
3
13 Kop.Perkebunan
7
8
15 Kop. Pertenakan
2
2 kop. Nelayan/Perikanan
5
19
24 Koppontren
2
7
9 Kopkar
1
1
2 Kop. Serba Usaha
4
3
7 Kop. Pedagang Pasar
1
2
3 Kop. Pegawai Negeri
1
4
5 Kop. Wanita
6
5
11 Kop.Angkutan
1
1 Simpan Pinjam
1
1
2 Kop.Lainnya
1
15
16 Kop.Primkopad
1
1 Jumlah
40 82 122 Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kab. Aceh Jaya.
2.3.7 Perbankan dan Lembaga Keuangan
Kabupaten Aceh Jaya baru memiliki tiga buah lembaga perbankan yaitu Bank Aceh, Bank Rakyat Indonesia (BRI)dan Bank Syariah Mandiri.
2.3.8 Kepariwisataan
Jenis dan Potensi objek pariwisata di Kabupaten Aceh jaya yaitu objek wisata budaya, objek wisata alam dan objek wisata khusus atau minat yang tersebar diseluruh wilayah Kabupaten Aceh jaya serta keindahan pesisir pantai disepanjang garis pantai Aceh jaya dengan pasir putihnya Untuk mendukung akomodasi para wisatawan juga ditunjang dengan keberadaan 2 buah hotel di Kecamatan Krueng Sabee yaitu di desa Ketapang dan Sentosa, 1 buah Losmen di Gampong Blang, 1 wisma di desa Dayah Baro dan 3 wisma di Lamno Kecamatan Jaya.
2.3.9 Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB ditunjukan dari kontribusi sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Berdasarkan data terakhir, peran sektor pariwisata dalam meningkatkan PDRB daerah Kabupaten Aceh Jaya cukup signifikan, dimana pada tahun 2010 kontribusi sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran terhadap PDRB Kabupaten Aceh Jaya mencapai 12,03%. Berdasarkan indeks perkembangan sektoral harga konstan terlihat bahwa kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran di tahun 2011 mengalami sedikit peningkatan dengan kontribusi terhadap nilai tambah bruto menjadi 12,05%. Pada tahun 2013 kembali mengalami penurunan kontribusi yaitu menjadi 11,93 %.
2.3.10 Air Bersih
Guna memenuhi kebutuhan dasar rakyat berupa air minum, Kabupaten Aceh Jaya memiliki sebuah Perusahaan Air Minun yang masih bersatus BLUD SPAM Tirta Mon Mata Yang Masih Di 3 Subsidi Oleh Pemerintah. Jumlah Pemakaian air minum di tahun 2014 sebanyak 987,023 m yang disalurkan pada 3,568 pelanggan rumah tangga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.21 di bawah ini.
Tabel 2.22 JUMLAH PRODUKSI AIR BERSIHN0 BULAN JUMLAH PRODUKSI M³ KETERANGAN
1 Januari 83,209
2 Februari 83,314
3 Maret 79,611
4 April 79,611
5 Mei 79,611
6 Juni 82,775
7 Juli 73,462
8 Agustus 79,611
9 September 78,567
10 Oktober 96,392
11 November 87,860
12 Desember 83,000
TOTAL 987,023
Sumber BLUD Kabupaten Aceh Jaya 2014
2.4 KESEHATAN
2.4.1 Fasilitas Kesehatan
Penyediaan sarana kesehatan telah menjangkau sebagian besar wilayah Kabupaten Aceh Jaya diantaranya rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu, dan pelayanan kesehatan swasta. Banyaknya sarana dan prasarana kesehatan di Kabupaten Aceh Jaya dapat dilihat pada Tabel 2.22.
Tabel. 2.23 BANYAKNYA FASILITAS KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN/ PENGELOLAAN DI KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2013 No FASILITAS PEMERINTAH SWASTA JUMLAH KESEHATAN
1
1
1 Rumah Sakit Umum
2 Rumah Sakit Jiwa
3 Rumah Sakit bersalin
4 Rumah Sakit khusus
5
5
5 Puskesmas perawatan
5
5
6 Puskesmas non perawatan
28
28
7 Puskesmas Pembantu
8 Puskesmas Keliling
9 Rumah Bersalin
1
2.4.3 Tenaga Kesehatan
Untuk sarana kesehatan di samping berupa 1 unit Rumah sakit umum juga terdapat puskesmas sebanyak 10 unit yang berada di beberapa kecamatan, pada tahun 2012 juga terdapat 28 unit puskesmas pembantu, 57 Poskesdes, 41 poliklinik desa dan 185 pos pelayanan terpadu/posyandu. Sarana kesehatan tersebut melayani masyarakat dengan tenaga kesehatan berjumlah 483 orang tersebar dan memiliki keahlian yang berbeda–beda, pelayanan kesehatan ibu dan anak juga menjadi perhatian tersendiri. Selama tahun 2012, puskesmas yang tersebar di kabupaten Aceh Jaya telah melayani kunjungan ibu hamil sebanyak 1.902 kali dan terdapat 1.643 ibu bersalin yang di tolong oleh tenaga kesehatan. Kematian ibu maternal yang terjadi hanya 1 kasus sedangkan kematian bayi terjadi 14 kasus dari 1.795 bayi lahir hidup.
2.4.2 Derajat Kesehatan
Sumber: Dinas kesehatan Kab. Aceh Jaya
JUMLAH 323 29 352
21 Industri kecil obat tradisional
20 Industri obat tradisional
1
1
19 GFK
8
8
18 Toko obat
1
17 Apotek
10 Balai Pengobatan/Klinik
16 Posyandu 185 185
41
41
15 Polindes
41
41
14 Poskesdes
13 Praktik pengobatan
18
18
12 Praktik Dokter perorangan
11 Praktik Dokter bersama
2
2
Guna meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat, sangat diperlukan peningkatan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi tinggi di bidangnya masing-masing. Sampai pada tahun 2013 jumlah tenaga kesehatan menurut instansi dan pendidikan di Kabupaten Aceh jaya berjumlah 483 orang. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel. 2.24 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Aceh Jaya tahun 2013
Dinas
No Tingkat pendidikan Puskesmas RSUD Jumlah Totalkesehatan
I Tenaga medis
1 Dokter Spesialis
1
1
2 Dokter umum
17
10
27
3 Dokter gigi
II Tenaga Keperawatan
1 Sarjana Keperawatan
3
4
14
21