2.1. PROFIL WILAYAH KABUPATEN LABUHANBATU - DOCRPIJM 6990705b4b BAB IIBAB II GAMBARAN UMUM KONDISI WILAYAH#REV.2

2.1. PROFIL WILAYAH KABUPATEN LABUHANBATU

  2.1.1 Gambaran Umum

  2.1.1.1 Letak Geografis

  Kabupaten Labuhanbatu sec ara geografis terletak pada 1º41’ - 2º44’ Lintang Utara, 99º33 - 100º22’ Bujur Timur dengan ketinggian 0 – 2.151 m diatas permukaan laut. Kabupaten Labuhanbatu merupakan salah satu kabupaten yang luas dan berada di wilayah pantai timur di bagian timur Provinsi Sumatera Utara. Karena luas wilayah yang begitu besar (922.318 ha) maka Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2008 dimekarkan menjadi 3 Kabupaten menjadi :

   Kabupaten Labuhanbatu (kabupaten induk)  Kabupaten Labuhanbatu Utara (berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

  23 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Utara Di Provinsi Sumatera Utara)

   Kabupaten Labuhanbatu Selatan (berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Selatan Di Provinsi Sumatera Utara).

  Dari pemekaran tersebut, posisi Kabupaten Labuhanbatu berada diantara Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Meskipun telah mekar, Kabupaten Labuhanbatu tetap memiliki wilayah yang bervariasi dari laut hingga bukit.

  2.1.1.2 Batas Administrasi

  Kabupaten Labuhanbatu mempunyai kedudukan yang cukup strategis, yaitu berada pada jalur lintas timur Sumatera dan berada pada persimpangan menuju Propinsi Sumatera Barat dan Riau, yang menghubungkan pusat-pusat perkembangan wilayah di Sumatera dan Jawa serta mempunyai akses yang memadai ke luar negeri karena berbatasan langsung dengan Selat Malaka secara administrasi, wilayah Kabupaten Labuhanbatu memiliki batas wilayah yaitu :  Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Selat Malaka (Malaysia) ,  Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas Utara dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan,  Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Kabupaten Padang Lawas Utara,  Sebelah Timur : berbatasan dengan Propinsi Riau.

  Setelah mengalami pemekaran menjadi 3 kabupaten, Kabupaten Labuhanbatu (induk) memiliki luas 2.561,38 Km2 dari 9.223,18 Km2 luas sebelumnya atau 27,7 % dari luas sebelumnya. Kabupaten Labuhanbatu yang dulunya memiliki 22 kecamatan, setelah terjadi pemekaran pemekaran menjadi 9 kecamatan. Hal ini dapat kita lihat pada tabel berikut ini :

  10.79

  4.39 Kab. Labuhan Batu 2,561.38 100.00

  9 Rantau Utara 112.47

  2.51

  64.32

  8 Rantau Selatan

  13.35

  7 Panai Hilir 342.03

  18.89

  6 Panai Tengah 483.74

  5 Panai Hulu 276.31

Tabel 2.1 Luas Kecamatan dan Rasio Kecamatan Terhadap Luas Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2008 No Kecamatan Luas Wilayah (Km

  16.82

  4 Bilah Hilir 430.83

  7.92

  3 Bilah Barat 202.98

  13.88

  2 Pangkatan 355.47

  11.45

  1 Bilah Hulu 293.23

  2 ) Rasio terhadap luas total (%)

  Sumber : BPS Kab. Labuhanbatu

PETA 2.1 BATAS ADMINISTRASI KABUPATEN LABUHANBATU

  P E T A J A R IN G N J A L A N K A B U P A T E N L A B U H A N B A T U PETA KABUPATEN LABUHANBATU 1 13 U D s . S e i B aru D s. s ei S akat D s. S ei S an gg ul 4 7

K e l. S e i B e ro m b a n g

6 4

D s. W on os ari P A N A I H IL IR D s. S ei T aw ar S K A L A 1 : 5 0 0 .0 0 0 D s. S ei L um ut S elat B es ar 9 4 1 05 T a n ju n g S a rang E lang 1 4 1 C in ta M ak m ur S e i S e ntang 2 1

T l. S en to sa

1 6 6 D s. M erdeka K el L ab uh an B ilik D s. S ei N ah od aris D s. T elag a S u ka D s. P as ar T iga K A B . L A B U H A N B A T U U T A R A P erk. N eg eri La m a H U L U B IL A H H IL IR S id om ulia D s. S ei R ak yat 4 5 T j. H alab an S ei K as eh N eg eri B a ru S ei T arolat P A N A I T E N G A H 9 5 S ei T am pa ng 6 7

P A N A I

P T P IV A jam u 9 6

5 7 D s. B ag an B ilah B A T A S P R O V . R IA U 9 7 3 2 D s. T an ju ng H arap an P erk. B ilah 2 D s. S ei S ia rti P A N G K A T A N 4 8 N e g e ri L a m a S eberang K a m p . S enah P e rk . S ennah P an gk atan 1 63 N eg eri La m a K a m p . B ilah 4 8 6 7 D s. S ei P elan ca ng D s . S e la t B eting D s. T an ju ng M ed an D s . A e k B u ru S elatan P e rk . P a ngkatan 4 U T A R A 5 2 D s. B an da r K u m b ul K el. Ja nji D s. T T . P an gk atan D s . K a m p. B aru 4 A fd I R . P rapat 9 8 D an au 1 2 4 D s . T e bing D s. s id orukun S io ld engan A ek P aing P . M a tinggi A fd II R . P rapat R A N T A U L ob us ona 1 2 8 R A N T A U 2 2 9 B an dar U ju ng U ru ng K om pas 8 4 D s . T b . L in g gahara B aru P u lo P adang B a le 1 L in g g a h a ra 5 6 D s. N N 2 6 8 3 1 62 D s . K a m p . P adang K A B L A B U H A N B T U S E L A T A N B IL A H B A R A T S E LA T A N D s . S ibargot S ig am bal D s . L in g ga III 5 1 3 0 1 6 D s. N 2 D s . P o ndok 1 D s. P on do k S 1 D s. P on do k S 6 D s. N 3 B IL A H H U L U D s. A ek N ab ara D s. P on do k S 2 D s. N N D s. P on do k S 3 L E G E N D A D s . P o ndok 8 9 0 Ib u ko ta K e ca m a ta n Ib u ko ta K a b u p a te n K A B . T A P A N U L I U T A R A S u n g a i J a lu r K e re ta A p i J a la n K a b u p a te n B a ta s K a b u p a te n B a ta s K e ca m a ta n B a ta s D e sa /K e lu ra h a n

  0 0 N o m o r R u a s Ja la n

2.1.1.3 Topografi dan Geologi

  Kondisi topografi dan kelerengan merupakan salah satu faktor utama dalam mempertimbangkan rencana pemanfaatan ruang dan bersi fat “given” sehingga dalam pemanfaatannya untuk dapat berfungsi sebagai kawasan budidaya khususnya pada kondisi topografi dan kelerengan yang curam / sangat curam membutuhkan teknologi yang tinggi.

  Dengan demikian kondisi topografi dan kelerengan merupakan potensi sekaligus batasan dalam pengembangan lahan. Sedangkan morfologi adalah pengelompokan bentuk bentang alam berdasarkan rona, kemiringan lereng secara umum dan ketinggiannya pada beberapa satuan morfologi. Secara umum morpologi dapat dibagi menjadi :

   Satuan morfologi dataran adalah bentuk bentang alam yang didominasi oleh daerah yang relatif datar atau sedikit bergelombang dengan kisaran kemiringan lereng 0% - 5%. Lebih rinci lagi satuan morfologi dataran ini dapat dibedakan atas dua subsatuan, yakni: subsatuan morfologi dataran berkisar antara 0% - 2%; dan subsatuan morfologi medan bergelombang dengan kisaran kemiringan lereng >2% - 5%.

   Satuan morfologi perbukitan adalah bentuk bentang alam yang memperlihatkan relief baik halus maupun kasar, membentuk bukit-bukit dengan kemiringan lereng yang bervariasi. Secara lebih rinci satuan morfologi perbukitan dapat dibagi atas tiga subsatuan, yakni: subsatuan morfologi perbukitan landai dengan kemiringan lereng antara 5%-15%; subsatuan morfologi perbukitan sedang dengan kemiringan lereng antara 15%- 40%; subsatuan morfologi perbukitan terjal dengan kemiringan lebih dari 40%.

   Satuan morfologi tubuh gunung berapi merupakan subsatuan perbukitan sedang hingga terjal , namun membentuk kerucut tubuh gunung berapi. Berdasarkan kondisi eksisting topografi, morpologi dan kelerengan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu berada pada ketinggian 0

  • –2.151 m diatas permukaan laut dan dengan morpologi datar pada bagian pantai serta berbukit hingga pegunungan di bagian selatan.

  Kondisi topografi Kabupaten Labuhanbatu pada umumnya memiliki ketinggian yang rendah dengan kelerengan yang relatif datar dari Kecamatan Panai Hilir hingga Kecamatan Pangkatan dan sebagian kecil merupakan wilayah dengan kelerengan yang besar di bagian paling selatan (Kecamatan Bilah Hilir dan Bilah Hulu). Kondisi topografi dan kelerengan Kabupaten Labuhanbatu menguntungkan berdasarkan data yang ada karena luasnya wilayah dengan kelerengan yang relatif datar ( > 50 %). Hal ini memberikan peluang bagi Kabupaten Labuhanbatu untuk mengembangkan wilayahnya untuk kawasan budidaya lebih luas.

  2.1.1.4 Klimatologi

  Seperti umumnya daerah-daerah di Propinsi Sumatera Utara, Kabupaten Labuhanbatu termasuk daerah yang beriklim tropis. Daerah ini memiliki 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Kedua musim ini biasanya ditandai dengan sedikit banyaknya curah hujan dan volume curah hujan pada bulan terjadinya musim. Selama tahun 2006, rata-rata hari hujan di Kabupaten Labuhanbatu sebanyak 12 hari per bulan dengan rata-rata curah hujan 301,67 mm per bulan. Sedangkan untuk tahun 2007 (data sebelum pemekaran) terdapat rata-rata hari hujan 12,75 hari per bulannya. Artinya hampir 50% tiap bulannya terjadi hujan dengan curah hujan 329 mm per bulan. Terjadi peningkatan curah hujan. Jika hal ini terus terjadi maka semakin tinggi potensi terjadi genangan di Kabupaten Labuhanbatu.

  2.1.1.5 Hidrologi dan DAS.

  Secara umum, Kabupaten Labuhanbatu memiliki banyak sungai baik sungai besar/utama maupun sungai kecil. Tercatat ada 2 (dua) sungai besar, yaitu sungai Barumun dan Sungai Bilah dengan lebar antara 16 m - 250 m, dengan sungai kecil sebagai anak sungai/cabang. Muara dari kedua sungai utama tersebut adalah Selat Malaka, dengan debit antara 97-195 m/det.

  Dengan kondisi hidrologi yang demikian wilayah Labuhanbatu memiliki daerah yang tergenang secara periodik seluas ± 151,208 ha atau 59,03% dan daerah yang tergenang terus menerus atau rawa seluas ± 5,210 ha atau 2,03%.

2.1.2 PROFIL DEMOGRAFI 2.1.2.1 Jumlah Penduduk.

  untuk 9 kecamatan di

  Jumlah penduduk Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2008 (

  Kabupaten Labuhanbatu setelah pemekaran

  ) sebesar 409.097 jiwa yang terdiri dari laki-laki 206.183 jiwa dan perempuan 202.914 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk cenderung naik yaitu rata-rata 2,61% pertahun dari tahun 2003-2008. Rata-rata kepadatan penduduk 2 Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2007 adalah sebesar 156,50 jiwa/km , dengan 2 kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Rantau Selatan sebesar 787,34 jiwa/km , 2 sedangkan kepadatan terendah di Kecamatan Panai Tengah sebesar 62,48 jiwa/km .

Gambar 2.1 Perkembangan Penduduk di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 1998 - 2008

  50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000 400,000 450,000

  11 Series1

  10

  9

  8

  7

  6

  5

  4

  3

  2

  1

2.1.2.2 Persebaran Dan Kepadatan Penduduk

  7 Panai Hilir 342.03 7,595 37,204 5 109

  3 Bilah Barat 202.98 6,860 33,258 5 164

Tabel 2.2 Luas Daerah, Banyaknya Rumah Tangga, Penduduk, Rata-Rata dan Kepadatan Penduduk per Km² Tiap Kecamatan Di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2008 No Kecamatan Luas Wilayah (Km

  2 ) Banyaknya Kepadatan Rumah tangga Penduduk Rata- rata Penduduk Jiwa/ Km²

  1 Bilah Hulu 293.23 12,810 56,546 4 193

  2 Pangkatan 355.47 7,279 32,504

  4

  91

  4 Bilah Hilir 430.83 11,968 54,105 5 126

  Pada umumnya pola penyebaran penduduk dipengaruhi oleh banyaknya kegiatan ataupun aktifitas di suatu lokasi. Pola sebaran penduduk di Kabupaten Labuhanbatu masih terkonsentrasi di ibukota Kabupaten, yaitu kota Rantauprapat. Jika ditinjau berdasarkan tingkat kepadatan penduduk, Kecamatan Rantau Selatan merupakan Kecamatan terpadat dengan tingkat kepadatan 787 jiwa/Km² serta Kecamatan Panai Tengah yang terkecil, yaitu 62 jiwa/Km². Sedangkan jumlah penduduk terbanyak 2003 atau rata-rata meningkat sebesar 5,02% per tahun berada di Kecamatan Rantau Utara yaitu 77.313 jiwa dan yang terkecil berada di Kecamatan Panai Tengah yaitu 30.226 jiwa. Akumulasi jumlah penduduk yang besar di Kecamatan Rantau Utara dikarenakan Kecamatan ini merupakan akses jalan lintas dan pusat ibukota diKabupaten Labuhanbatu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini :

  5 Panai Hulu 276.31 7,675 33,718 4 122

  6 Panai Tengah 483.74 6,168 30,831

  5

  64

  Sumber: BPS Kab. Labuhanbatu

  9 Rantau Utara 112.47 16,581 79,070 5 703 Kab. Labuhanbatu 2561.38 87,068 409,097 5 2,378

  8 Rantau Selatan 64.32 10,132 51,861 5 806

Gambar 2.2 Kepadatan Penduduk di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2008

  Kepadatan Penduduk 800

  806 700 600 500 703 300 400 200 193 164

  126 122 109 100

  91 Bilah Hulu Pangkatan Bilah Bilah Hilir Panai Hulu Panai Panai Hilir Rantau Rantau Barat Tengah Selatan Utara

  64 Kepadatan Penduduk

  Apabila kita tinjau berdasarkan kurun waktu tiap 5 (lima) tahun dimulai pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2008, pola persebaran dan kepadatan penduduk di Kabupaten Labuhanbatu tidak banyak mengalami peningkatan, yaitu berkisar antara 9-10 %. Hal ini berarti angka kelahiran dan mortalitas penduduk cukup seimbang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini.

Tabel 2.3 Persebaran dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Labuhanbatu Luas Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk Kecamatan Wilayah

  2 (Km ) 1999 2003 2008 1999 2003 2008

  Bilah Hulu 293.23 45,527 50,157 154 171 56,546

  193 Pangkatan 355.47 26,811 29,347

  75

  83 32,504

  91 Bilah Barat 202.98 25,012 28,952 128 143 33,258 164

  Bilah Hilir 430.83 38,262 48,302 89 112 54,105

  126 Panai Hulu 276.31 27,571 29,214 99 106

  33,718 122

  Panai Tengah 483.74 25,720 27,480

  53

  57 30,831

  64 Panai Hilir 342.03 32,160 33,628

  94

  98 37,204 109

  Rantau Selatan 64.32 33,825 44,590 525 693 51,861 806

  Rantau Utara 112.47 58,287 70,004 518 624 79,070

  703 Kab.Labuhanbatu 2,561.38 313,175 361,674 193 232

  409,097 2,378

  Sumber: BPS Kab. Labuhanbatu

Gambar 2.3 Perkembangan Kepadatan Penduduk per 5 (lima) Tahun di Kabupaten Labuhanbatu

2.1.2.3 Struktur Dan Karakteristik Penduduk

A. Penduduk Berdasarkan Golongan Umur Penduduk merupakan salah satu pendukung maju dan berkembangnya suatu wilayah.

  Jika ditinjau komposisi struktur penduduk menurut golongan umur di Kabupaten Labuhanbatu menunjukkan bahwa penduduk didominasi oleh golongan usia produktif (15-64 tahun) yaitu 229.326 jiwa sebesar 56,06% dari total jumlah penduduk.

  Sedangkan jumlah penduduk usia 0-14 tahun sebesar 171.753 jiwa 41,98% (≥ 40%) dan jumlah penduduk usia 65+ tahun sebesar 8.018 atau 1,96

  % (≤ 5%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Umur di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2008 No Kelompok Umur Laki -Laki Perempuan Jumlah

  1 26,586 25,847 52,433

  • – 4

  2 5 30,948 31,201 62,149

  • – 9

  3 10 28,918 28,253 57,171

  • – 14

  4 15 21,999 23,954 45,953

  • – 19

  5 20 18,229 19,949 38,178

  • – 24

  6 25 21,307 21,212 42,519

  • – 29

  7 30 18,846 17,577 36,423

  • – 34

  8 35 9,780 10,026 19,806

  • – 39 9 40 -44 7,818 5,195 13,013

  10 45 5,726 5,585 11,311

  • – 49

  11 50 4,889 4,830 9,719

  • – 54

  12 55 2,820 2,970 5,790

  • – 59

  13 60 4,028 2,586 6,614

  • – 64 14 64 + 4,289 3,729 8,018

  206,183 202,914 409,097 Jumlah

  Sumber : BPS Kab. Labuhanbatu Berdasarkan hal tersebut, terlihat bahwa karakteristik penduduk di Kabupaten Labuhanbatu memiliki ciri ekspansif dimana sebagian besar penduduknya berada dalam kelompok usia termuda yang menunjukkan angka kelahiran di Kabupaten Labuhanbatu masih cukup tinggi.

B. Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

  Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, penduduk Kabupaten Labuhanbatu lebih banyak penduduk yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 206.183 jiwa. Sedangakan perempuan sebanyak 202.914 jiwa. Berdasarkan sex ratio, dominasi laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan di semua Kecamatan. Data mengenai jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan Di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2008 Jenis Kelamin No Kecamatan

  Jumlah Laki-laki Perempuan

  1 Bilah Hulu 28,607 27,939 56,546

  2 Pangkatan 16,501 16,003 32,504

  3 Bilah Barat 16,836 16,422 33,258

  4 Bilah Hilir 27,707 26,398 54,105

  5 Panai Hulu 17,049 16,669 33,718

  6 Panai Tengah 15,523 15,308 30,831

  7 Panai Hilir 18,982 18,222 37,204

  8 Rantau Selatan 25,786 26,075 51,861

  9 Rantau Utara 39,192 39,878 79,070

  

Jumlah Total 206,183 202,914 409,097 Sumber : BPS Kab. Labuhanbatu Tinggi rendahnya angka rasio jenis kelamin secara total maupun bagi golongan- golongan umur di suatu masyarakat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat kematian laki-laki dan perempuan secara relatif atau oleh perbedaan-perbedaan tingkat migrasi neto antar jenis kelamin. Dalam keadaan normal, golongan perempuan rata-rata hidup lebih lama.

  C. Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa

  Komposisi penduduk menurut suku bangsa di Kabupaten Labuhanbatu didominasi oleh suku Batak, yaitu 179.816 jiwa. Sedangkan suku Jawa merupakan suku kedua yang memiliki penduduk terbanyak, yaitu 162.652 jiwa. Suku melayu menempati urutan ketiga, yaitu 27.242 jiwa. Jika kita kaitkan dengan sejarah, Kabupaten Labuhanbatu pernah dikuasai oleh Kerajaan Bilah yang merupakan salah satu Kerajaan Melayu terbesar di Sumatera Utara. Namun suku bangsa melayu tidak merupakan suku terbesar jumlah penduduknya.

Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa Tiap Kecamatan Di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2008 Suku Bangsa No Kecamatan

  Jumlah Batak Minang Melayu Jawa Aceh Lainnya

  1 Bilah Hulu 18,423 418 232 34,878 107 2,488 56,546

  2 Pangkatan 14,793 189 306 16,041 49 1,128 32,504

  3 Bilah Barat 18,861

  67 50 13,865 17 399 33,258

  4 Bilah Hilir 20,674 503 4,404 25,413 130 2,981 54,105

  5 Panai Hulu 10,112 202 3,652 18,501 54 1,197 33,718

  6 Panai Tengah 12,166 191 9,194 8,099 49 1,131 30,831

  7 Panai Hilir 17,527 785 7,143 6,883 205 4,662 37,204

  8 Rantau Selatan 30,940 311 944 17,726 83 1,857 51,861

  9 Rantau Utara 40,104 1,755 1,866 24,504 451 10,390 79,070

  Labuhanbatu 183,599 4,422 27,790 165,910 1,144 26,233 409,097

  Sumber : BPS Kab. Labuhanbatu

  D. Penduduk Berdasarkan Agama

  Mayoritas penduduk di Kabupaten Labuhanbatu memeluk agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk menurut agama yang dianut di Kabupaten Labuhanbatu untuk pemeluk agama Islam terdapat sekitar 340.805 jiwa. Sedangkan pemeluk agama lainnya seperti Kristen Protestan hanya terdapat sebanyak 49.746 jiwa dan pemeluk agama Kristen Katolik sebanyak 9.954 jiwa, sedangkan untuk pemeluk agama Budha 7.883 jiwa dan Hindu 378 jiwa.

Tabel 2.7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Tiap Kecamatan Di Kab. Labuhanbatu Tahun 2008 No Kecamatan Agama Jumlah Islam Protestan katolik budha hindu lainnya

  8 Rantau Selatan 46,846 4,341 337 285

  F. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

  Jumlah 198,439 Sumber : BPS Kab. Labuhanbatu.

  3 Setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 17,658

  2 Setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 34,138

  1 Setingkat Sekolah Dasar 146,643

Tabel 2.8 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2008 No Tingkat Pendidikan Jumlah

  Pendidikan merupakan salah satu penentu masa depan masyarakat untuk menjadi lebih baik lagi. Pada Tahun Ajaran 2007/2008, dari mulai jenjang pendidikan dasar hingga menengah, di Kabupaten Labuhanbatu jumlah murid setingkat Sekolah Dasar sebanyak 146.643 jiwa. Jumlah murid setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama sebanyak 34.138 jiwa. Sedangkan jumlah murid setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas adalah 17.658 jiwa. Hal tersebut menjelaskan bahwa di Kabupaten Labuhanbatu usia tingkat pendidikan yang tertinggi antara 5 s/d 12 Tahun.

  E. Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

  Labuhanbatu 340,805 49,746 9,954 7,883 378 331 409,097 Sumber : BPS Kab. Labuhanbatu.

  9 Rantau Utara 63,248 9,346 1,297 5,045 103 32 79,070

  36 16 51,861

  7 Panai Hilir 30,262 4,130 1,071 1,685 56 37,204

  1 Bilah Hulu 47,041 6,995 1,770 554 147 40 56,546

  6 Panai Tengah 25,661 4,224 805 139 3 30,831

  57 3 33,718

  5 Panai Hulu 32,127 1,143 388

  32 16 141 54,105

  4 Bilah Hilir 40,844 10,853 2,218

  10 3 33,258

  27

  3 Bilah Barat 31,745 1,014 459

  7 98 32,504

  59

  2 Pangkatan 23,032 7,700 1,609

  Jika ditinjau berdasarkan mata pencaharian, penduduk dengan mata pencaharian ataupun yang bekerja di bidang lapangan usaha perkebunan, yaitu 138.854 jiwa. Kemudian disusul oleh bidang lapangan usaha pertanian tanaman pangan yaitu 94.200 jiwa, dan jasa sebanyak 41.688 jiwa.

G. Penduduk Berdasarkan Tingkat Kesejahteraan

  Berdasarkan tingkat kesejahteraan penduduk, di Kabupaten Labuhanbatu tingkat kesejahteraan penduduk yang terbesar adalah keluarga yang merupakan Keluarga Sejahtera

  • – II yaitu sebanyak 34.113. Hal ini berarti, tingkat kesejahateraan rata-rata di Kabupaten Labuhanbatu merupakan golongan menengah keatas. Sedangkan jumlah keluarga pra sejahtera sebanyak 7.948 keluarga. Jika di tinjau berdasarkan Kecamatan, jumlah keluarga pra sejahtera terbanyak berada di Kecamatan Panai Hilir, yaitu 1.738 kepala keluarga.

Tabel 2.9 Jumlah Keluarga Menurut Tingkat Kesejahteraan dan Kecamatan Tahun 2007 di Kabupaten Labuhanbatu Tingkat Kesejahteraan KS - III No Kecamatan Pra KS - I KS - II KS - III Plus Jumlah – S

  1 Bilah Hulu 453 1,556 5,532 3,912 914 12,367

  2 Pangkatan 1,102 1,179 1,923 1,609 341 6,154

  3 Bilah Barat 701 516 3,189 2,046 323 6,775

  4 Bilah Hilir 705 600 5,489 3,139 302 10,235

  5 Panai Hulu 716 1,251 2,735 1,720 273 6,695

  6 Panai Tengah 1,020 1,108 1,356 983 550 5,017

  7 Panai Hilir 1738 1,660 2,164 443 152 6,157

  8 Rantau Selatan 854 780 4,190 2,849 1068 9,741

  9 Rantau Utara 659 855 7,535 5,667 2,148 16,864

  Jumlah 7,948 9,505 34,113 22,368 6,071 80,005 Sumber : BPS Kab. Labuhanbatu.

2.1.2.4 Ekonomi dan Sumber Daya Alam A. Tanaman Pangan.

  Data tahun 2008 menunjukkan luas areal sawah di Kabupaten Labuhanbatu sekitar 58.226 ha dengan jumlah produksi sekitar 254.334 ton atau rata-rata 4,37 ton/hektar. Jenis-jenis tanaman pangan yang diusahakan di Kabupaten Labuhanbatu selain padi adalah jenis-jenis palawija seperti jagung, ubi kayu dan lain-lain.

  Luas lahan persawahan yang beririgasi masih sangat kecil yaitu 1,22% yang terdiri dari 50 ha irigasi teknis, 15 ha irigasi semi teknis, dan 526 ha irigasi sederhana. Sumber irigasi tersebut adalah sungai-sungai besar yang melewati Kabupaten Labuhanbatu.

B. Perkebunan.

  Luas lahan perkebunan mencapai 136.690,42 ha dengan jenis tanaman yang diusahakan adalah karet, sawit, kelapa, kopi, coklat, pinang, dan aren. Menurut status kepemilikannya, perkebunan tersebut terdiri atas perkebunan rakyat seluas 55,121 ha (40,33%) dan perkebunan besar seluas 81.569,42 (59,67%).

  Kabupaten Labuhanbatu merupakan salah satu sentra produksi kelapa sawit di Sumatera Utara dengan luas kebun 108.809,91 ha, yang terdiri dari perkebunan rakyat 32.463 ha dan perkebunan besar 76.346,91 ha, dengan total produksi 1.994.261,32 ton. Dari sisi produktivitas, periode tahun 2004-2008 menunjukkan bahwa perkebunan rakyat hanya mampu menghasilkan tandan buah segar (TBS) rata-rata 12,77 ton/ha sedangkan perkebunan besar rata-rata 17,39 ton/ha.

  Luas perkebunan karet di Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2008 adalah 23.999,51 ha, yang terdiri dari perkebunan rakyat 18.777 ha dan perkebunan besar 5.222,51 ha, dengan total produksi 20.815 ton. Dari sisi produktivitas, periode tahun 2003-2007

  0,9

  menunjukkan bahwa perkebunan karet rakyat hanya mampu menghasilkan rata-rata

  ton/ha 1,64 ton/ha sedangkan perkebunan karet besar rata-rata .

  C. Kehutanan.

  Hutan memiliki manfaat yang nyata, baik manfaat ekologi, sosial budaya maupun ekonomi, untuk itu hutan harus diurus dan dikelola, dilindungi dan dimanfaatkan secara berkesinambungan bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia, baik generasi sekarang maupun yang akan datang. Luas kawasan hutan di Kabupaten Labuhanbatu mencapai 45,426.74 Ha. Berdasarkan RTRW Provinsi Sumatera Utara, luas hutan di Kabupaten Labuhanbatu terdiri atas (1) hutan lindung sekitar 27.813,73 Ha dan (2) Hutan produksi sekitar 17.613,01 Ha.

  D. Peternakan.

  Produksi daging ternak di Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2008 adalah 2.858.753 kg, yang terdiri dari produksi daging ternak 549.963 kg dan produksi daging unggas 2.308.790 kg, sedangkan produksi telur sebanyak 963.292 kg. Pada periode tahun 2004- 2008, produksi daging meningkat sebesar 4.963 kg atau 0,17%, sedangkan produksi telur menurun sebesar 164.728 kg atau 17,10%.

  E. Perikanan.

  Secara umum sub sektor perikanan di Kabupaten Labuhanbatu perkembangannya kurang signifikan dibandingkan dengan potensi yang dimilikinya. Pada tahun 2004-2008, produksi perikanan menurun rata-rata 8.48%. Untuk perikanan darat, pada periode yang sama menurun rata-rata 3,26%. Sedangkan untuk perikanan laut menurun rata-rata 8,59%. Sub sektor perikanan juga memiliki peran menonjol terutama perikanan laut, dimana sentra perikanan berada di Kecamatan Panai Hilir dan lokasi pemasaran ke Kota Tanjung Balai.

  F. Pertambangan dan galian.

  Potensi pertambangan yang telah di kelola di Kabupaten Labuhanbatu sampai dengan saat, hanya berupa bahan galian C yang terdiri dari kerikil, pasir, lempung, dan tanah urugan. Potensi tersebut terdapat di daerah Negeri Lama (Bilah Hilir) dan di sepanjang Sungai Bilah.

G. Industri dan perdagangan.

  Sebagian besar industri yang ada di Kabupaten Labuhanbatu adalah industri kecil. Dimana pada tahun 2008 jumlahnya mencapai 819 buah dengan tenaga kerja sebanyak 2.721 orang. Untuk industri besar/sedang tercatat hanya 17 buah dan sebagian besar terdapat di kecamatan Rantau Utara. Dari tahun 2004

  • – 2008 untuk industri kecil

  berkembang sebesar 27,37% (bertambah 176 buah). Pada periode yang sama, tidak ada

  penambahan industri besar. Untuk sarana pertokoan dan pasar yang berada di Kabupaten Labuhanbatu adalah (1) Kelompok Pertokoan 72 unit, (2) kelompok Pasar 11 unit, (3) Supermarket 1 unit, dan (4) Swalayan 1 unit.

2.1.3 POTENSI EKONOMI WILAYAH

2.1.3.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

  Nilai PDRB merupakan hasil penjumlahan secara agregat seluruh nilai tambah bruto kegiatan ekonomi/lapangan usaha suatu wilayah. Dengan demikian PDRB merupakan indikator yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan perekonomian di suatu daerah. PDRB Kabupaten Labuhanbatu Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada Tahun 2008 sebesar Rp.6.076.048,17 juta rupiah. Sektor industri pengolahan merupakan kontributor utama dengan peranan mencapai 46,05%. Selanjutnya diikuti oleh sektor pertanian sebesar 19,44%. Sementara sektor-sektor lainnya hanya memberikan total kontribusi sebesar 17,91% terhadap perekonomian di Kabupaten Labuhanbatu.

  Untuk melihat produktivitas ekonomi (dengan mengabaikan inflasi) maka digunakan PDRB Atas Harga Konstan (ADHK). Berdasarkan harga konstan tahun 2000, pada tahun 2000, PDRB Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2008 sebesar 2.953.021,21 juta rupiah.

  Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000, sektor pertanian mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 6,58%; diikuti sektor keuangan, persewaan dan jasa-jasa perusahaan sebesar 6,56%; sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 5,78%; sektor pertambangan dan penggalian sebesar 5,76%; Sektor industri pengolahan sebesar 5,74%; sektor bangunan sebesar 5,44%; sektor jasa-jasa sebesar 5,43%; sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 3,29%; serta sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 3,01% Secara keseluruhan, perekonomian di Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2008 naik naik sebesar 5,76% bila dibandingkan pada tahun 2007.

  PDRB Perkapita Kabupaten Labuhanbatu tahun 2008 Atas Dasar Harga Berlaku sebesar 14,85 juta rupiah, meningkat 13,25 persen dari 13.15 juta rupiah pada tahun 2007. Sedangkan berdasarkan harga konstan 2000, PDRB perkapita tahun 2008 sebesar 7,22 juta rupiah, meningkat 3,64% dari tahu 2007 yang sebesar 6,97 juta rupiah.

Tabel 2.10 Distribusi PDRB Kabupaten Labuhanbatu (%)

  

No. Lapangan Usaha 2003 2008 Pergeseran

(%) Nilai % Nilai %

  1 Pertanian 1,695,580.78 26.14 1,181,034.22 19.44 (6.71)

  2 Pertambangan 68,328.68 1.05 102,775.74

  1.69

  0.64

  3 Industri 2,862,410.93 44.14 2,797,789.83

  46.05

  1.91

  4 Listrik, Gas dan Air Bersih 18,025.90 0.28 27,280.19

  0.45

  0.17

  5 Bangunan 161,090.75 2.48 156,402.42

  2.57

  0.09

  6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,013,785.81 15.63 1,008,640.84

  16.60

  0.97

  7 Pengangkutan dan Komunikasi

  179,817.01 2.77 258,665.54

  4.26

  1.48

  8 Keuangan dan Jasa Perusahaan

  75,326.28 1.16 82,110.60

  1.35

  0.19

  9 Jasa Kemasyarakatan 411,179.58 6.34 461,348.79

  7.59

  0.09 JUMLAH

  6,485,545.72 100.00 6,076,048.17 100.00 Sumber : RTRW Kab. Labuhanbatu Tahun 2009

2.1.3.2 Laju Pertumbuhan

  Identifikasi laju pertumbuhan ekonomi kabupaten dilakukan dengan mempertimbangkan rentang waktu dan ketersediaan data secara bersamaan. Rentang waktu yang lebih panjang memungkinkan kita untuk melakukan pengamatan lebih lengkap akan pola pertumbuhan ekonomi kabupaten. Di sisi lain, ketersediaan data, yaitu data PDRB menurut harga konstan, menyebabkan Konsultan membatasi pengamatan sesuai dengan ketersediaan data. Dengan pertimbangan tersebut, Konsultan menggunakan data PDRB Kabupaten Labuhanbatu menurut harga konstan selama periode 2004-2008.

  Tabel 2.11

  

PDRB Kabupaten Labuhanbatu Selama Periode 2004-2008

Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Harga Tahun Konstan (Rp milyar) Per Tahun Rata-Rata

  2003 2,275.56

  5.33 2004 2,379.39 4.56 2005 2,468.16

  4.49

  5.35 2006 2,618.79 5.33 2007 2,792.16 6.62 2008 2,953.02

  5.76 Sumber : Kabupaten Labuhanbatu Dalam Angka, 2005-2008 Berdasarkan data PDRB tersebut dapat diidentifikasi pola pertumbuhan PDRB kabupaten sebagai berikut:

  1. Pada umumnya Kabupaten Labuhanbatu mengalami pertambahan nilai PDRB secara konsisten setiap tahun selama periode 2003-2007. Penurunan hanya terjadi antara Tahun 2002-2003, sedangkan pada periode selanjutnya mengalami pertambahan nilai.

  2. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa laju pertumbuhan rata-rata PDRB Kabupaten Labuhanbatu 1,91% per tahun. Dalam konstelasi provinsi, angka tersebut termasuk rendah mengingat angka pertumbuhan Provinsi Sumatera Utara yaitu 6,08% per tahun pada kurun waktu yang sama. Hal ini diperkirakan karena provinsi mengandalkan sektor-sektor perkotaan disamping sektor pertanian.

  3. Pola pertumbuhan PDRB kabupaten merupakan pola eksponensial, artinya terjadi peningkatan laju pertumbuhan (percepatan) selama periode 2003-2009. Pola tersebut mirip dengan yang dialami provinsi, namun terlihat bahwa Kabupaten Labuhanbatu mengalami percepatan yang lebih tinggi.

  4. Dalam periode 20 tahun mendatang, Kabupaten Labuhanbatu diperkirakan akan mengalami laju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan Kabupaten Labuhanbatu lebih berorientasi pada sektor perkotaan, seperti sektor industri, perdagangan dan jasa. Sektor-sektor perkotaan tersebut memiliki peluang berkembang yang sangat besar dan akan meningkatkan peran Kabupaten Labuhanbatu dalam konstelasi regional.

2.1.4 SARANA dan PRASARANA DASAR A. Sarana dan Prasarana Dasar.

  • Air Bersih Sarana air bersih yang dikelola oleh PDAM, saat ini terdapat ditiga lokasi yaitu Kota Rantauprapat (Kec. Rantau Utara) yang bersumber pada 2 WTP yaitu (1) WTP W.R. Supratman dengan kapasitas 20 l/det, dan (2) WTP Sekip dengan kapasitas 60 l/det, Kota Aek Nabara (Kec. Bilah Hulu) dengan kapasitas 10 l/dt dan Kota Negeri Lama (Kec. Bilah Hilir) dengan kapasitas 5 l/det. Sedangkan untuk daerah yang belum terlayani PDAM, memanfaatkan sumur bor, sumur dalam, dan air sungai.
  • PLN/Listrik.

  Pelayanan listrik di Kabupaten Labuhanbatu bersumber dari PLN dengan kapasitas jaringan listrik (1) Jaringan tegangan menengah (KMS) : 3000, (2) Jaringan tegangan rendah (KMS) : 3811, (3) Gardu Distribusi (MVA): 85/1760 Va dan (4) Gardu Induk (MVA) : 133.

  B. Pendidikan.

  Terdiri dari (1) Sekolah Dasar sebanyak 287 unit, (2) SLTP sebanyak 93 unit, (3) SLTA sebanyak 55 unit, dan (4) Pendidikan Tinggi sebanyak 5 unit.

  C. Kesehatan.

  Rumah Sakit Persiapan, disamping Puskesmas yang berjumlah 11 unit, Puskesmas Pembantu yang berjumlah 40 unit, Poskesdes sebanyak 62 unit, dan juga Posyandu sebanyak 465 unit.

  Selain layanan yang disediakan oleh pemerintah, juga tersedia layanan yang disediakan oleh swasta yang berupa (1) Rumah Sakit Umum 4 unit, (2) Rumah Bersalin 3 unit, (3) Balai Pengobatan 21 unit, (4) Praktek Dokter 57 unit, (5) Dokter Gigi 6 unit, (6) Praktek Bidan 86 unit, (7) dan Apotik 20 unit.

  Tenaga medis yang tersedia pada tahun 2007 berjumlah 728 yang terdiri dari : : 34 orang

  − Dokter Umum : 11 orang

  − Dokter Gigi : 20 orang

  − Dokter Spesialis : 17 orang

  − Tenaga Kefarmasian : 23 orang

  − Tenaga Gizi : 11 orang

  − Tenaga Teknisi Medis : 13 orang

  − Tenaga Sanitasi : 37 orang

  − Tenaga Kesmas : 297 orang

  − Bidan : 265 orang

  − Perawat dan Pembantu Perawat D. Angkutan Darat dan Perkeretapian.

  Aksesibilitas Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten di dihubungkan melalui Jalan Nasional, Provinsi dan Kabupaten. Data tahun 2007 menunjukkan bahwa jalan kabupaten sepanjang 2.173,25 km, jalan propinsi 217,80 km, dan jalan nasional 167,50 km (berdasarakan data Kabupaten Labuhanbatu setelah pemekaran).

  Jumlah kendaraan di Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2007 adalah (1) angkutan penumpang 350, (2) angkutan barang 676, (3) mobil pribadi 875, dan (4) sepeda motor 20.433. Jalur rel kereta api di wilayah Kabupaten Labuhanbatu hanya memiliki rute Medan-Rantauprapat. Sedangkan stasiun yang diaktifkan, baik untuk angkutan penumpang maupun barang, adalah stasiun Rantauprapat.

E. Angkutan Laut.

  Pelabuhan laut (dermaga beton), terdapat di Panai Hulu (Tanjung Sarang Elang) dan di Kecamatan Panai Hilir (Sei Berombang). Secara umum, sebagian besar barang-barang yang masuk ke pelabuhan adalah pupuk dan beras. Sedangkan barang-barang yang keluar sebagian besar adalah barang mentah dan barang setengah jadi. Rute pelayaran dari dan ke Kabupaten Labuhanbatu adalah pelayaran ke Propinsi Riau ataupun Wilayah Propinsi Sumatera Utara lainnya.

  F. Angkutan Udara.

  Kabupaten Labuhanbatu saat ini akan membangun Bandar Udara yang baru, sedangkan bandara yang pernah ada di beberapa perkebunan besar pada saat ini tidak difungsikan lagi. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu telah merencanakan pembangunan Bandar Udara di Kabupaten Labuhanbatu.

  G. Prasarana telekomunikasi.

  Kebutuhan telekomunikasi di Kabupaten Labuhanbatu di layani oleh PT. Telkom, yang saat ini telah memberikan pelayanan telepon otomat untuk hampir semua kota. Data tahun 2007 menunjukkan terdapat 10.320 sambungan telepon. Selain PT. Telkom di Kabupaten Labuhanbatu terdapat juga beberapa provider perusahaan telepon seluler.

  H. Perbankan.

  Di Kabupaten Labuhanbatu terdapat 11 unit sarana perbankan, yaitu Bank Mandiri, Bank Nasional Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT. Bank Sumatera Utara, Bank Syari’ah Mandiri, Bank Internasional Indonesia (BII) Bank Danamaon, Bank Mestika, Bank Ekonomi, Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN) dan Bank BCA.

2.1.5 KONDISI PRASARANA BIDANG PU/CIPTA KARAYA

2.1.5.1 Air Minum

  Hingga tahun 2007 jumlah air yang disalurkan oleh PDAM Tirta Bina ke wilayah Kabupaten Labuhanbatu sudah mencapai 1.546.203 m³ dengan jumlah pelanggan 6.583 unit dimana pelanggan terbesar adalah rumah tangga sebesar 4.273 pelanggan.

Tabel 2.12 Banyaknya Pelanggan Air Minum yang Disalurkan dan Nilainya

  

Menurut Kecamatan Tahun 2008

Air No. Kecamatan Pelanggan Disalurkan Nilai 3 (m )

  • 1 Bilah Barat - -

  2 Rantau Utara 5.205 1.318.570 3.714.411.690

  3 Rantau Selatan 1.009 137.904 388.475.568

  4 Pangkatan

  5 Bilah Hulu 369 89.729 231,667,520

  6 Bilah Hilir - - -

  7 Panai Hulu

  8 Panai Tengah - - -

  9 Panai Hilir

  Jumlah 6,583 1,546,203 4,334,554,778 Sumber : Kabupaten Labuhanbatu Dalam Angka Tahun 2007

2.1.5.2 Penyehatan Lingkungan Pemukiman (PLP)

A. Sub Bidang Drainase

  Secara makro drainase wilayah Kota Rantauprapat terbagi 4 (empat) subcatchment area, yaitu :  Subcatchment Sungai Bilah  Subcatchment Aek Sirandorung  Subcatchment Aek Riung  Subcatchment Aek Tapa Dari keempat subcatchment area drainase tersebut, subcatchment Aek Sirandorung yang merupakan anak sungai Aek Tapa merupakan wilayah yang paling luas mencakup wilayah pusat kota, seperti : Kelurahan Rantauprapat, Kelurahan Siringo-ringo, Kelurahan Binaraga, Kelurahan Sirandorung, Kelurahan Cendana dan Kelurahan Padang Bulan. Secara umum saluran drainase tersier dan sekunder serta saluran drainase primer sudah mengunakan konstruksi pasangan dan pembangunannya bukan hanya di pusat- pusat kota, komersial area juga sudah menjangkau kawasan pemukiman di pinggiran kota. Dengan kondisi topografi yang bergelombangan serta adanya alur-alur aliran air menuju anak sungai, sungai tersebut di atas pada celah-celah yang rendah, maka aliran air hujan akan mengalir cepat dari kawasan pemukiman, komersial dan perkantoran menuju wilayah-wilayah rendah tersebut, sehingga permasalahan genangan/banjir relative teratasi untuk Kota Rantauprapat. Kecepatan aliran air yang dapat dimonitor pada lokasi-lokasi jembatan, gorong-gorong jalan untuk anak sungai Sirandorung memperlihatkan kondisi sebagai berikut :  Pada jembatan Aek Sirandorung dimana terdapat pertemuan dua anak sungai di jalan raya S.M. Raja terlihat air mengalir dengan lancar dan terjadi erosi pada tebing sungai yang menahan araha aliran.

   Pada gorong-gorong jalan Sirandorung terlihat air mengalir dengan lancar pada saluran primer konstruksi pasangan.  Pada gorong-gorong jalan Siringo-ringo terlihat air mengalir dengan lancar pada saluran primer konstruksi pasangan.

  Pada jalan raya utama yaitu ; Jl. A. Yani, Jl. S.M. Raja saluran drainase pada kedua sisi jalan terlihat kering, banyak sedimentasi, saluran ini berfungsi pada saat hujan. Arah aliran air saluran drainase pada jalan utama ini sesuai dengan topografinya yang bergelombang, dimana bagian yang rendah terdapat pada kedua sisi jalan, sehingga badan jalan berada pada posisi punggung topografi.

  Pada wilayah kota lama, yang banyak memiliki ruko bangunan lama dan pasar sebagian besar saluran drainase tertutup. Pada wilayah ini dapat terjadi genangan air akibat sampah-sampah yang masuk ke saluran drainase tertutup tersebut. Saluran-saluran alamiah pada wilayah-wilayah rendah tersebut sangat penting artinya, dan perlu diproteksi dan diberi batas yang jelas guna mencegah terjadinya penyempitan alur akibat kegiatan masyarakat disekitarnya. Pada masa mendatang seiring dengan semakin pesatnya perubahan tata guna lahan, maka beban hidrolis saluran-saluran induk yang ada akan meningkat sehingga saluran yang berupa tanah dan banyak ditumbuhi vegetasi saat ini akan mempersulit pengaliran air dan memerlukan normalisasi dengan pelebaran dan hinning, terutama kondisi ini akan lebih potensial terjadi pada aliran Aek Sirandorung. Pengembangan system mikro drainase untuk wilayah Kota Rantauprapat saat ini dan masa mendatang, antara lain :  Normalisasi saluran-saluran induk yang ada, dan memperjelas batas/sempadan saluran-saluran induk tersebut.  Mengembangkan saluran-saluran sekunder baru untuk melayani wilayah-wilayah perumahan baru yang akan dibangun pihak developer.  Miningkatkan pemeliharaan saluran-saluran yang ada dari sedimentasi dan sampah.

B. Sub Bidang Air Limbah

  • Program Perluasan Cakupan Pelayanan Air Limbah

  Target :

  Peningkatan pelayanan sanitasi/air limbah bagi masyarakat miskin, kumuh - dan rawan penyakit yang ditularkan melalui air; Perluasan cakupan prasarana dan sarana (PS) air limbah sistem sanitasi on- - site di Kabupaten/Kota;

  • Peningkatan pelayanan PS air limbah sistem sanitasi off-site di kawasan RSH

  (Rumah Sehat Sederhana); Perluasan cakupan pelayanan air limbah sistem sanitasi off-site yang telah - ada; Perintisan pembangunan sistem off-site di kota metropolitan, besar dan - sedang.

  Pengelolaan air limbah rumah tangga di Kota Rantauprapat dilakukan dengan cara:  Membuang kotoran WC ke dalam septic tank di kawasan perumahan, perkantoran, ruko, dll.

   Membuang air limbah kamar mandi dan dapur ke saluran drainase, dengan memisahkan saluran air limbah WC dan kamar mandi/dapur.

   Masyarakat yang tinggal dipinggiran kota sebagian masih menggunakan cubluk, berupa lubang galian tanah sebagai sarana pembungan kotoran WC.