Pemanfaatan program geogebra dalam membantu kesulitan siswa kelas III di SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam memahami bentuk-bentuk bangun datar : studi kasus siswa tunagrahita ringan - USD Repository
ABSTRAK
Simbolon, Agustina Pitriyana. 2013. Pemanfaatan Program GeoGebra Dalam
Membantu Kesulitan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III di SLB C Dharma Ring
Putra II Yogyakarta Dalam Memahami Bentuk-Bentuk Bangun Datar. Skripsi
Program Sarjana (S-1). Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan
Pendidkan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidkan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa kelas III SD SLB C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam mempelajari bangun datar dan (2) mengetahui apakah pembelajaran bentuk- bentuk bangun datar dengan Program GeoGebra dapat membantu kesulitan siswa di SLB.
Subyek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SLB C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta, tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 4 siswa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan Program GeoGebra dalam memahami bentuk-bentuk bangun datar. Instrumen penelitian ini terdiri dari: (1) Lembar pengamatan, (2) Lembar wawancara, (3) Soal tes Diagnostik, (4) Soal tes hasil belajar. Analisis penelitian ini diperoleh dari hasil tes diagnostik, dan tes hasil belajar siswa, serta proses selama pembelajaran di kelas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) dari hasil tes diagnostik, siswa masih kesulitan dalam menentukan bangun datar lingkaran, bangun datar segitiga, dan bangun datar segi empat. Mereka mengalami kesulitan dalam mengingat, persepsi yang salah mengenai bentuk-bentuk bangun datar, serta tidak fokus dalam pembelajaran di kelas. (2) Hasil yang didapat dari hasil tes belajar menunjukkan bahwa siswa-siswa mampu lulus dari KKM yang telah ditentukan, ini terlihat selama proses pembelajaran dengan penggunaan media Program GeoGebra siswa aktif dalam menjawab dan mau untuk maju dalam menunjukkan bentuk-bentuk bangun datar yang peneliti minta. Dari hasil tes belajar tersebut dan proses pembelajaran tersebut guru dapat mengatasi kesulitan siswa dengan menggunakan Program
GeoGebra dalam mempelajari bentuk-bentuk bangun datar.
Kata-kata kunci: Pemanfaatan Program GeoGebra, kesulitan siswa tunagrahita ringan, memahami bentuk-bentuk bangun datar.
ABSTRACT
Simbolon, Agustina Pitriyana. , 2013. Utilization Program GeoGebra In
Tunagrahita Light Helps Students Difficulties in SLB C III Class Ring Dharma
Putra II Yogyakarta In Understanding Forms Build Flat. Undergraduate Thesis
(S-1). Mathematics Education Studies Program, Department of Education
Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Education and Science Teaching,
Sanata Dharma University in Yogyakarta.The purpose of this study was to (1) determine the difficulties experienced by students of class III SD SLB C Ring Rena Dharma Putra II Yogyakarta in studying flat wake and (2) determine whether the learning forms a flat wake with GeoGebra program can help trouble students at SLB.
The subjects of the study were all students of class III SLB C Ring Rena Dharma Putra II Yogyakarta, school year 2012/2013, amounting to 4 students. This research uses descriptive qualitative research. This study uses GeoGebra program in understanding the forms of flat wake. The research instrument consisted of: (1) Sheet observations, (2) Questionnaires, (3) Problem Diagnostic tests, (4) Problem achievement test. Analysis of this study were obtained from the results of diagnostic tests, and tests student learning outcomes, as well as during the learning process in the classroom.
The results of this study indicate that (1) the results of diagnostic tests, students are still difficulties in determining the flat circular wake, wake up flat triangular, rectangular and flat wake. They have difficulty in remembering, a wrong perception about the forms of flat wake, and does not focus on learning in the classroom. (2) The results of the study test results indicate that students are able to graduate from KKM has been determined, is seen during the learning process with the use of media GeoGebra Program students are active in the answer and want to get ahead in show flat wake forms a researcher asked. From the results of the test learning and the learning process teachers can overcome the difficulties students to use in studying the GeoGebra program forms a flat wake.
Key words: Utilization Program GeoGebra, mild mental retardation student's difficulties, understand the forms of flat wake.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak sekali macam metode pembelajaran yang digunakan Guru untuk membantu siswa dalam memahami suatu materi pembelajaran. Macam-macam metode belajar tersebut adalah seperti metode diskusi,
metode demonstrasi, dan macam metode lainnya. Namun bagaimana pun bagusnya metode, tetap saja akan terasa susah dijalankan bila siswa sendiri pasif atau malu dalam mengutarakan pendapat. Pengaruh yang menyebabkan anak malu untuk berpendapat dan menjadi pasif di kelas misalkan saja pengaruh dari lingkungan, seperti dicemooh oleh siswa lain bila jawaban si anak ternyata tidak sesuai dengan yang yang diharapkan oleh Guru. Dari sini kita harus sudah mulai merombak cara perilaku kita, jangan hanya merombak metode pembelajarannya saja.
Masyarakat di Indonesia masih sangat sibuk dengan metode-metode pembelajaran seperti yang diutarakan diatas. Namun, masyarakat belum menengok kembali, bahwa sebenarnya bukan hanya pendidikan untuk anak normal saja yang harus ditinjau, namun pendidikan untuk anak-anak luar biasa juga haruslah ditinjau oleh pemerintah dan masyarakat sekitar. adalah cara yang khusus yang disesuaikan dengan kelainan anak tersebut. Dalam Undang-Undang Pokok Pendidikan No.12 tahun 1954 pasal 7 ayat 5 pendidikan dan pengajaran kepada orang-orang yang dalam keadaan kekurangan baik jasmani maupun rohaninya supaya mereka dapat memiliki kehidupan lahir batin yang layak. Dengan penjelasan orang-orang yang dalam keadaan kekurangan jasmani atau rohaninya ialah orang-orang buta, tuli, bisu, imbisil atau yang mempunyai cacat-cacat jasmani atau rohani lainnya.
Pembelajaran dengan menggunakan media dapat membantu dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar dengan maksud untuk menyampaikan pesan atau informasi pembelajaran dari sumber kepada penerima (John D.Latuheru , 1988:14). Disini media yang di pakai adalah media komputer dengan Program GeoGebra. Melalui media ini diharapkan dapat membantu pemahaman siswa luar biasa ini khususnya anak-anak tunagrahita dalam pembelajaran matematika, karena mereka memiliki tingkat kecerdasan yang berada di bawah rata
- – rata. Penulis menggunakan media komputer dalam bentuk Program GeoGebra untuk memperkenalkan bentuk- bentuk bangun geometri. Program GeoGebra ini dapat menampilkan berbagai macam bentuk-bentuk geometri yang sesuai dengan perintah yang
“Pemanfaatan Program GeoGebra Dalam Membantu Kesulitan Siswa Kelas III Di SLB C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta Dalam Memahami Bentuk-Bentuk Bangun Datar ”.
PEMBATASAN MASALAH B.
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis menentukan beberapa pembatasan masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut antara lain: 1.
Pokok bahasan yang akan diteliti adalah bentuk bangun datar.
2. Subyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa- siswi kelas III SD
SLB C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2012/2013.
3. Penelitian ini hanya membahas tentang Penggunaan Program GeoGebra dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas III SD SLB C Dharma
C. Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan pokok masalah sebagai berikut :
1. Apa saja kesulitan-kesulitan yang dialami siswa kelas III SDLB C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam mempelajari bentuk- bentuk bangun datar?
2. Apakah penggunaan program GeoGebra dalam pembelajaran memahami bentuk-bentuk bangun datar dapat membantu mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa kelas III SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta? D.
Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan pokok bahasan memahami bentuk-bentuk bangun datar.
2. Mengetahui hasil belajar siswa SLB C dalam pembelajaran matematika dengan pemanfaatan program GeoGebra pokok bahasan bangun datar.
E. Pembatasan Istilah 1.
Tunagrahita membutuhkan layanan pendidikan dan bimbingan secara khusus (Mohammad Efendi, 2006:110).
2. Kesulitan Belajar adalah suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan sistem standar yang telah ditetapkan. Kondisi yang demikian umumnya disebabkan oleh sistem biologis atau fisiologis, terutama berkenaan dengan kelainan fungsi otak yang lazim disebut sebagai kesulitan dalam belajar spesifik, serta sistem yaitu kesulitan belajar yang berkenaan dengan rendahnyan minat belajar.
3. Program GeoGebra Program GeoGebra adalah Program matematika dinamis untuk semua tingkat pendidikan yang mencakup aritmatika, geometri, aljabar dan kalkulus. Di satu sisi, GeoGebra adalah sistem geometri interaktif.
4. Bangun Datar Bangun datar adalah bangun yang rata yang mempunyai dua demensi yaitu panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal (Julius Hambali, Siskandar, dan Mohamad Rohmad, 1996) .
5. Poligon ruas garis berpotongan maka titik potongnya adalah satu dari titik-titik P 1, P 2, P 3, n dan bukan titik yang lain (Sri Mulyani, 1999).
…., P 6. Segitiga Segitiga adalah poligon yang mempunyai tiga sisi (Sri Mulyani, 1999).
7. Segi empat Segi empat adalah poligon yang mempunyai empat sisi (Sri Mulyani, 1999).
8. Lingkaran Lingkaran adalah himpunan titik-titik yang masing-masing berjarak sama dari titik yang ditetapkan. Titik yang ditetapkan disebut pusat lingkaran dan jaraknya disebut panjang jari-jari lingkaran (Sri Mulyani,1999).
F. Manfaat Penelitian 1.
Bagi guru SLB Guru dapat menemukan metode pembelajaran yang tepat untuk menciptakan pembelajaran matematika yang lebih menarik
2. Bagi Universitas
Untuk menambah kepustakaan dan untuk pandangan dalam penelitian sejenis, dan untuk melihat sisi lain dari dunia pendidikan yang kurang tersentuh.
BAB II LANDASAN TEORI A. Kegiatan belajar Dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak sekali melakukan berbagai
kegiatan yang sebenarnya merupakan “gejala belajar”. Misalkan kita mengenakan pakaian, makan dengan menggunakan alat-alat makan, berkomunikasi dengan satu orang dengan yang lain, mengemudikan sepeda motor, dan sebagainya. Gejala-gejala belajar tersebut terlalau banyak bila disebutkan satu persatu. Mengapa disebut gejala belajar? Kemampuan untuk melakukan itu semua diperoleh, mengingat mula-mula kemampuan itu belum ada maka terjadilah proses perubahan dari belum mampu kearah sudah mampu, dan proses perubahan inilah yang mengakibatkan telah terjadi belajar. Belajar dapat dirumuskan menjadi suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman keterampilan dan nilai-sikap, perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.
Dalam dikatakan Belajar adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan dalam proses penguasaan ilmu. Terdapat juga
8 1.
Sebelum mulai belajar, aturlah mood yang menunjang untuk belajar.
Oleh karena itu pilih waktu, lingkungan dan sikap yang tepat. Misalnya kalau kita merasa lebih nyaman belajar pakai musik yang lembut, siapkan saja beberapa lagu untuk diputar setiap kali kita belajar. Satu yang pasti, tempat kita belajar dan lampu penerangan harus mendukung supaya kita bisa betah belajar dan tidak terganggu.
2. Tandai semua bahan yang kurang di mengerti supaya bisa lebih fokus ketika belajar. Supaya tidak ada yang terlewat ketika belajar, tak ada salahnya mencatat poin-poin yang akan dipelajari.
3. Setelah mempelajari suatu topik tertentu, cobalah mengulang kembali yang telah dipelajari dengan kata-kata sendiri.
4. Bila masih ada topik yang tidak dimengerti, jangan sungkan-sungkan untuk mengulang topik tersebut. Carilah referensi dari beragam sumber, bisa dari buku pendukung lain atau mungkin orang lain yang lebih ahli dalam bidang tersebut seperti guru.
5. Setelah menguasai materi, jangan langsung buru-buru menutup buku, tapi cobalah untuk mengembangkan materi yang ada. Tujuannya supaya materi yang baru dipelajari bisa meresap benar ke pemahaman kita. Materi bisa langgeng di memori kita tanpa perlu menghapal 100%. Caranya buatlah pertanyaan atau kritik apa yang bakal kita sampaikan
9
diterapkan ke hal-hal yang sesuai dengan minat pribadi, cobalah membuat informasi yang menarik buat orang lain tentang materi yang baru dipelajari itu.
Namun untuk anak-anak yang memiliki keterbelakangan mental, haruslah memerlukan beberapa keahlian khusus terutama bagi guru-guru untuk mengelola proses belajar mengajar (Frieda Mangunsong, 1998:121- 122) yang meliputi: 1.
Pelajaran harus bersifat konkrit 2. Metode mengajar dengan pendekatan individual 3. Review (ulangan) hendaknya dilakukan secara kontinu 4. Jangan terlalu menuntut syarat-syarat akademik yang tinggi 5. Kata-kata yang digunakan sederhana dan cepat dipahami 6. Jangan memperlihatkan sifat yang menakut-nakuti anak 7. Isi pengajaran supaya menarik sifat anak.
B. Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencangkup pemahaman dan penggunaan bahasa ajaran atau tulisan. Tetapi ada definisi lain yang dikemukakan oleh
(NJCLD) yang
10
pendengaran, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar atau kemampuan dalam bidang studi matematika.
Untuk dapat menelusuri latar belakang kesulitan belajar yang dihadapi siswa, kita harus melihat factor-faktor yang terdapat dalam diri siswa. Berikut beberapa faktor yang menjadi latar belakang kesulitan anak belajar menurut (M. Entang, 1984:13-14) :
1. Kelemahan secara fisik seperti:
a) Suatu pusat susunan saraf tidak berkembang secara sempurna luka atau cacat, atau sakit sehingga sering membawa gangguan emosional.
b) Penyakit menahun (asma, dan sebagainya) yang menghambat usaha-usaha belajar secara optimal.
2. Kelemahan-kelemahan secara mental yang sukar diatasi oleh individu yang bersangkutan dan juga oleh pendidikan, antara lain: a)
Kelemahan mental (taraf kecerdasannya memang kurang)
b) Nampaknya seperti kelemahan mental, tetapi sebenarnya:kurang minat, kebimbangan, kurang usaha, aktifitas yang kurang terarah, kurang semangat dan sebagainya.
3. Kelemahan-kelemahan emosional antara lain:
a) Terdapatnya rasa tidak aman
11
d) Tidak matangan 4.
Kelemahan yang disebabkan oleh karena kebiasaan dan sikap-sikap yang salah antara lain: a)
Banyak melakukan aktifitas yang bertentangan dan tidak menunjang pekerjaan sekolah, menolak atau malas belajar.
b) Kurang berani dan gagal untuk berusaha memusatkan perhatian
c) Kurang kooperatif dan menghindari tanggung jawab
d) Sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran
e) Gugup 5.
Tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan seperti: a)
Ketidakmampuan membaca, berhitung, kurang menguasai pengetahuan dasar untuk sesuatu bidang studi yang sedang diikutinya secara sekuensial, kurang menguasai bahasa asing
b) Memiliki kebiasaan mengajar dan bekerja yang salah.
Anak tunagrahita adalah anak yang memiliki taraf kecerdasan yang sangat rendah sehingga untuk meniti tugas perkembangannya ia sangat membutuhkan layanan pendidikan dan bimbingan secara khusus (Mohammad Efendi, 2006:110). Bimbingan belajar di berikan kepada anak berkebutuhan khusus misalkan anak tunagrahita untuk memecahkan masalah
12
membantu siswa. Informasi tentang cara belajar yang efektif, bagaimana cara melakukan diskusi yang baik, cara-cara mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dan cara menghilangkan kebiasaan belajar yang buruk.
Beberapa cara penanganan siswa dengan kebutuhan khusus menurut (Jamilah K.A. Muhammad, 2008:171-172) adalah sebagai berikut:
1. Tugas dan bahan bantu
a) Beri tugas yang ringan tetapi intensif. Tugas yang ringan dapat membantu murid untuk menikmati keberhasilan kecil dan juga member kesempatan kepada gur untuk mendekati murid.
b) Nilai tugas murid secepat mungkin dan berilah pujian dan jawaban lebih awal.
c) Bimbing murid dalam menggunakan berbagai metode alternatif dalam memperoleh atau menyampaikan informasi seperti menggunakan kaset perekam dan sebagainya.
d) Selalu adakan pertemuan dengan murid walaupun dalam waktu yang sebentar saja untuk membuatnya terdorong untuk bertanya, menyelesaikan tugas tepat waktu, merasa dihargai, dan menghindari dari rasa tersaing.
2. Waktu dan ruang
a) Pastikan meja murid tidak dipenuhi dengan berbagai bahan yang tidak
13
b) Apabila memulai hubungan dengan murid, usahakan murid berdekatan dengan guru untuk memudahkan pengawasan.
c) Guru harus berusaha memisahkan murid luar biasa dari murid yang menggangunya.
d) Variasikan waktu istirahat dan waktu aktif untuk menjaga minat dan motivasi murid.
e) Adakan perjanjian untuk tugas tertentu supaya murid dapat menepati tanggung jawabnya.
3. Gaya
Ada murid yang dapat belajar dengan lebih baik dengan melihat, dengan mendengar, dan dengan menyentuh. Penyesuaian harus dibuat untuk menentukan sistem pembelajaran yang terbaik untuk murid tersebut.
a) Untuk pelajar auditoris: i.
Beri arahan lisan dan tulisan ii.
Pastikan tugas juga diberi dalam bentuk kaset rekaman supaya murid dapat mendengarkannya dengan seksama. iii.
Beri ujian lisan. iv.
Pastikan murid menghafal informasi penting dan merekamnya.
b) Untuk pelajar visual: i.
Gunakan kartu penanda yang mengandung warna yang terang.
14 iii.
Sediakan bahan tambahan dalam bentuk visual untuk semua arahan lisan. iv.
Dorong murid untuk mencatat nota dan memo untuk dirinya sendiri mengenai perkataan, konsep, atau ide penting.
C. Klasifikasi Sekolah Luar Biasa
Anak Luar biasa adalah anak yang menyimpang dari rata-rata anak normal dalam hal: ciri-ciri mental, kemampuan-kemampuan sensorik, fisik dan neuromuscular, perilaku sosial dan emosional, kemampuan berkomunikasi, maupun kombinasi dua atau lebih dari hal-hal diatas sejauh ia memerlukan modifikasi dari tugas-tugas sekolah, metode belajar atau pelayanan terkait lainnya yang ditujukan untuk mengembangkan potensi atau kapasitasnya secara maksimal (Frieda Mangunsong, 1998:4). Yang termasuk dalam anak luar biasa disini adalah tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan perilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. Istilah dalam anak yang berkebutuhan khusus ini adalah anak luar biasa, dan bersekolah di Sekolah Luar Biasa sesuai dengan kekhususannya masing-masing. Klasifikasi Sekolah Luar Biasa adalah sebagai berikut: 1.
Tunanetra
15
merekam peristiwa dari lingkungan sekitar antara 80-85% selama manusia itu terjaga.
2. Tunarungu Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen.
3. Tunagrahita Tunagrahita adalah individu yang memiliki yang signifikan berada dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku yang muncul dalam
1. Tunagrahita mampu didik atau debil (IQ : 50-75),
Anak Tunagrahita mampu didik atau debil adalah anak tunagrahita yang tidak mampu mengikuti pada program sekolah biasa tetapi ia masih memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pendidikan walaupun hasilnya tidak maksimal. Kemampuan yang dapat dikembangkan pada anak tunagrahita ini antara lain: a.
Membaca, menulis, mengeja, dan berhitung b. Menyesuaikan diri dan tidak menggantungkan diri pada orang
16 Kesimpulan anak tunagrahita mampu didik adalah anak
tunagrahita yang dapat dididik secara minimal dalam bidang- bidang akademis, sosial, dan pekerjaan.
2. Tunagrahita mampu latih atau imbecil (IQ : 25-50), Anak tunagrahita mampu latih atau imbecile adalah anak tunagrahita yang memiliki kecerdasan sedemikian rendahnya sehingga tidak mungkin untuk mengikuti program yang diperuntukkan bagi anak tunagrahita mampu didik. Oleh karena itu, beberapa kemampuan anak tunagrahita mampu latih yang perlu diberdayakan, yaitu belajar mengurus diri sendiri, belajar menyesuaikan di lingkungan rumah atau sekitarnya, mempelajari kegunaan ekonomi di rumah, di bengkel kerja (sheltered
workshop ), atau di lembaga khusus. Kesimpulannya anak
tunagrahita mampu latih berarti anak tunagrahita hanya dapat dilatih untuk mengurus diri sendiri melalui aktifitas kehidupan sehari-hari (activity daily living), serta melakukan fungsi sosial kemasyarakatan menurut kemampuannya.
3. Tunagrahita mampu rawat atau idiot (IQ : 0-25).
Anak tunagrahita mampu rawat (idiot) adalah anak
17 A child who is an idiot is so low intellectually that he does not learn to talk and usually does learn to take care of his bodily need .
Dengan kata lain, anak tunagrahita mampu rawat adalah anak tunagrahita yang membutuhkan perawatan sepenuhnya sepanjang hidupnya, karena ia tidak mampu terus hidup tanpa bantuan orang lain (totally dependent).
Pada dasarnya, anak yang memiliki kemampuan kecerdasan dibawah rata-rata normal atau tunagrahita menunjukkan kecenderungan rendah pada fungsi umum kecerdasannya, sehingga banyak hal menurut persepsi orang normal dianggap wajar terjadi akibat dari suatu proses tertentu namun tidak demikian halnya menurut persepsi anak yang mempunyai kecerdasan sangat rendah. Hal-hal yang dianggap wajar oleh orang normal barangkali dianggap sesuatu yang sangat mengherankan oleh anak tunagrahita. Semua itu terjadi karena keterbatasan fungsi kognitif anak tunagrahita.
Fungsi kognitif adalah kemampuan seseorang untuk mengenal atau memperoleh pengetahuan. Menurut Mussen, Conger, dan Ragan dalam buku Mohammad Efendi kognitif dalam prosesnya melalui tahapan yaitu persepsi, ingatan, pengembangan ide, penilaian, dan penalaran. Oleh sebab itu meskipun usia kalender anak tunagrahita
18 Dalam berbagai studi diketahui bahwa ketidakmampuan anak
tunagrahita meraih prestasi lebih baik dan sejajar dengan anak normal, karena kesetiaan ingatan anak tunagrahita sangat lemah dibanding dengan anak normal. Maka tidak heran jika intruksi yang diberikan kepada anak tunagrahita cenderung tidak melalui proses analisis kognitif seperti yang dikemukakan oleh Musen dkk. Akibatnya anak tunagrahita jika dihadapkan pada persoalan yang membutuhkan proses panggilan kembali pengalaman dan peristiwa yang lalu, sering kali mengalami kesulitan.
4. Tunadaksa
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, terTingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas tetap masih dapat ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.
19
menunjukan prilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.
D. Dampak Ketunagrahitaan Segi Kognitif
Pada anak tunagrahita, pasti terjadi gangguan pada fungsi kognitif sehingga walaupun usia kalender anak tunagrahita sama dengan anak normal prestasi yang diraih pun pasti berbeda dengan anak normal. Inhelder dalam penelitiannya menemukan penyandang tunagrahita berat perkembangan kognitifnya terhambat pada tingkat perkembangan sensomotorik, dan pada tunagrahita ringan perkembangan kognitifnya terhenti pada perkembangan operasional konkret.
Keterlambatan perkembangan kognitif anak tunagrahita menjadi masalah besar bagi anak tunagrahita ketika meniti tugas perkembangannya.
Beberapa hambatan yang tampak pada anak tunagrahita dari segi kognitif dan sekaligus menjadi karateristiknya yaitu sebagai berikut:
1. Cenderung memiliki kemampuan berpikir konkret dan sukar berpikir 2.
Mengalami kesulitan dalam konsentrasi 3. Kemampuan sosialisasinya terbatas
20 Menurut (Jamila K.A Muhamad, 2008:133-134) terdapat beberapa
contoh masalah pembelajaran lain yaitu: 1.
Acalculia Masalah dalam mengenal nomor dan perhitungan matematika. Istilah ini kadang-kadang digunakan bila merujuk pada pemahaman matematika yang telah lebih dulu terhambat akibat kerusakan otak.
2. Diskalkulia Masalah dalam matematika secara umum dan dalam perhitungan matematika pada khususnya.
3. Disleksia Masalah dalam membaca, menulis, dan mengeja.
4. Disgrafia Masalah dalam merencanakan dan mengatur pergerakkan fisik yang berpengaruh pada kemampuan menulis.
E. GeoGebra
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sebagai momok oleh siswa di setiap tingkatan sekolah. Hal ini karena adanya stigma bahwa pelajaran ini adalah pelajaran yang sangat sulit karena memerlukan
21
harus mengubah pandangan siswa tentang pelajaran matematika yang telah dianggap sebagai momok tersebut.
Media teknologi seperti komputer dapat membantu peran guru dalam menyampaikan beberapa materi matematika, sebab komputer memiliki potensi yang amat besar dalam membantu proses pendidikan seperti menyelesaikan masalah-masalah grafis, presentasi ataupun perhitungan matematis dengan cepat.
Semakin berkembangnya hardware (perangkat keras) dalam komputer, provider Program (perangkat lunak) juga semakin memanjakan pengguna dalam berbagai Program baru. Program dengan tampilan yang menarik serta kemudahan dalam pemakaian semakin kita dapatkan di jaman ini, contohnya seperti Program GeoGebra yang menarik dan mudah untuk dapat diterapkan oleh guru-guru untuk mengajar di kelas.
Interaktif matematika software pembelajaran, GeoGebra, diciptakan pada tahun 2002, oleh Markus Hohenwarter. Perangkat lunak ini dirancang untuk mendukung peserta didik dalam membangun hubungan antara dua helai matematika, geometri dan aljabar, dan, dengan demikian, untuk mengembangkan wawasan yang lebih dalam isi matematika (GeoGebra International Journal of Romania, Vol 1 No 1 ) . GeoGebra adalah perangkat lunak matematika yang dinamis untuk semua tingkat pendidikan yang
22
siswa dapat menggunakan Program GeoGebra ini untuk membuat dugaan dan membuktikan teorema-teorema geometris.
GeoGebra ini pertama kali dikembangkan oleh Markus Hohenwarter
sebagai proyek tesis master pada tahun 2001. Idenya ini dia membuat suatu perangkat lunak yang menggabungkan kemudahan penggunaan perangkat lunak geometri dinamis.
Menurut Hohenwarter (2008) dalam GeoGebra International
Journal of Romania Vol 1 No 1 , Program GeoGebra sangat bermanfaat bagi
guru maupun siswa. Tidak sebagaimana pada penggunaan Program komersial yang biasanya hanya bisa dimanfaatkan di sekolah, GeoGebra dapat diinstal pada komputer pribadi dan dimanfaatkan kapan dan di manapun oleh siswa maupun guru. Bagi guru, GeoGebra menawarkan kesempatan yang efektif untuk kreasi lingkungan belajar yang memungkinkan siswa mengeksplorasi berbagai konsep-konsep matematis.
Beberapa pemanfaatan Program GeoGebra dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut :
1. Dapat menghasilkan lukisan-lukisan geometri dengan cepat dan teliti dibandingkan dengan menggunakan pensil, penggaris, atau jangka.
2. Adanya fasilitas animasi dan gerakan-gerakan manipulasi (dragging) pada Program GeoGebra dapat memberikan pengalaman visual yang
23 4.
Mempermudah guru/siswa untuk menyelidiki atau menunjukkan sifat- sifat yang berlaku pada suatu objek geometri.
Dengan GeoGebra ini, diharapkan agar siswa dapat terbantu dalam mempelajari bentuk-bentuk bangun datar dan juga melalui gerakan-gerakan manipulasi atau gragging dalam GeoGebra dapat mempermudah pemahaman siswa mengenai lukisan-lukisan bentuk-bentuk bangun datar yang benar. Selain untuk siswa, guru juga dapat mempermudah untuk menyelidiki dan menunjukkan sifat-sifat yang berlaku pada bidang geometri kepada siswa, dengan demikian pemahaman siswa akan bidang geometri dapat semakin baik.
Adapun tampilan layar pada GeoGebra yaitu sebagai berikut: a.
Jendela utama GeoGebra Menu
Pita peralatan Jendela grafik
Jendela aljabar
24 Gambar 2.1 Jendela Utama GeoGebra b.
Construction Tools Klik untuk memindahkan sebuah bangun
Ruas Garis di antara Dua Titik dan pilih titik A dan B di jendelageometri . Hal ini akan membuat sebuah garis antara A dan B klik berturut-turut pada titik A,
B, C dan kembali ke titik A yang akan membuat segitiga ABC Klik untuk mengGambar bangun lingkaran
25 F.
Materi Ajar 1. Pengenalan bangun segitiga Bangun segitiga adalah poligon yang mempunyai tiga sisi.
Namun disini agar mempermudah penangkapan siswa SLB, peneliti memberikan penjelasan terhadap bangun datar segitiga adalah yang memiliki tiga buah titik yang tidak segaris.
Perhatikan Gambar (2.3) berikut: (a)
(b) (c) (d)
Gambar 2.3 macam-macam bentuk bangun datar segitigaPerhatikan banyak titik pada bangun tersebut. Jumlah titik
26
segitiga meskipun gambar dari ke empat bangun tersebut berbeda- beda.
2. Pengenalan bangun segi empat
Bangun segi empat adalah polygon yang memiliki empat sisi, namun agar mempermudah siswa peneliti memberikan pengertian yang ringan bahwa bangun segi empat adalah bangun datar yang memiliki empat titik yang tidak segaris dan yang memiliki empat buah sisi.
Perhatikan Gambar 2.4 berikut: (a) (b)
27 Perhatikan banyak titik pada bangun tersebut. Jumlah titik pada
bangun tersebut adalah sebanyak 4 titik yang tidak segaris, yaitu titik A, B, C dan titik D. Maka bangun-bangun tersebut dinamakan bangun segi empat meskipun gambar dari ke empat bangun tersebut berbeda-beda.
Namun jika terdapat empat buah titik namun saling berpotongan, ini bukan disebut bangun segi empat. Coba lihat gambar 2.11 di bawah 1 C ini, ini merupakan salah satu gambar yang satu sisinya saling berpotongan pada sisi AC, dan BD.
Gambar 2.5 Sisi AC dan BD saling berpotonganJadi dapat ditarik kesimpulan dari empat buah Gambar segi empat di atas, walaupun bangun datar dari keempat gambar tersebut tidaklah sama, tetapi dapat dilihat dari ciri-cirinya yaitu mempunyai empat buah titik yang sisinya tidak saling berpotongan, maka bangun tersebut
28 3.
Pengenalan bangun lingkaran
Bangun lingkaran adalah himpunan titik-titik yang masing-masing berjarak sama dari titik yang ditetapkan. Titik yang ditetapkan disebut pusat lingkaran dan jaraknya disebut panjang jari-jari lingkaran. Disini peneliti ingin memperlihatkan bahwa bentuk lingkaran yang besar maupun yang kecil adalah sama-sama merupakan bentuk bangun datar lingkaran. Berikut dibawah ini merupakan berbagai macam ukuran dari bangun datar lingkaran.
Perhatikan Gambar (2.6) berikut: (b)
(a)
29 4.
Menentukan bangun segitiga.
Gambar 2.7 Menentukan Bangun segitigaCoba lihat Gambar ini, manakah yang merupakan bangun segitiga? Bangun segitiga yang terdapat pada Gambar 2.7 adalah bangun yang terletak di dalam bangun lingkaran, yaitu bangun yang memiliki tiga titik A, B, dan C.
Gambar 2.8 Menentukan Bangun segitigaGambar 2.16 tersebut memiliki berapa banyak bangun segitiga?Bangun tersebut memiliki dua buah bangun segitiga, yaitu bangun ABC, dan bangun ABD.
30 Gambar di atas memiliki berapa banyak bangun segitiga?
Gambar tersebut memiliki dua buah bangun segitiga, yaitu bangun segitiga ABC, dan bangun segitiga ACD.
Gambar 2.10 Menentukan Bangun segitigaGambar 2.10 memiliki berapa banyak bangun segitigakah?Bangun tersebut memiliki empat buah bangun segitiga, yaitu bangun segitiga ABE, bangun segitiga ADF, bangun segitiga BCH, dan bangun segitiga CDG.
5. Menentukan bangun segi empat
31 Bangun segiempat yang terdapat pada Gambar 2.11 ialah bangun yang
terdapat di dalam bangun segiempat ABCD, yaitu bangun segi empat EFGH.
Gambar 2.12 Menentukan Bangun segi empatBangun segi empat yang terdapat pada Gambar 2.12 diatas ialah bangun segi empat BCDE.
Gambar 2.13 Menentukan Bangun segi empatBangun segi empat yang terdapat pada Gambar 2.13 diatas ialah bangun segi empat DEFG.
32 Dari gambar 2.13 bangun datar segi empat yang terdapat pada diatas ialah bangun segi empat ABCD.
Gambar 2.14 Menentukan Bangun segi empatBangun datar segi empat yang terdapat pada Gambar 2.14 diatas ialah bangun segi empat ABCD.
6. Menentukan bangun lingkaran
Gambar 2.15 Menentukan Bangun lingkaranBangun lingkaran yang terdapat pada Gambar 2.15 diatas ialah himpunan titik-titik yang masing-masing berjarak sama dari titik A.
33 Bangun lingkaran yang terdapat pada Gambar 2.16 diatas ialah himpunan titik-titik yang masing-masing berjarak sama dari titik D.
Gambar 2.17 Menentukan Bangun lingkaranBangun lingkaran yang terdapat pada Gambar 2.17 diatas ialah himpunan titik-titik yang masing-masing berjarak sama dari titik E.
G. Kerangka Berpikir
Belajar matematika memang bukan hal yang mudah. Apalagi bagi siswa SLB yang tingkat kecerdasannya di bawah rata-rata. Peneliti mempunyai ide untuk membantu cara belajar siswa SLB dengan menggunakan media pembelajaran. Salah satu media pembelajaran itu ialah media dengan menggunakan komputer dan dengan menggunakan Program GeoGebra .
Pembelajaran ini akan dilakukan dengan Program GeoGebra dan peneliti akan merancang pembelajaran serta tampilan Program GeoGebra
34 H.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Jika hasil tes siswa meningkat dari hasil tes sebelum pembelajaran matematika dengan topik bangun datar menggunakan fasilitas Program GeoGebra, maka pembelajaran dengan Program GeoGebra ini dikatakan berhasil dalam membantu kesulitan belajar siswa.
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di pakai dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian Kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan social yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristiwanya (S.Margono, 2007:36).
Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.
B. Subyek Penelitian
Penelitian ini meneliti 5 siswa SD kelas III SLB C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. Disini peneliti menggunakan subyek yang mempunyai usia dan intelegensi yang setara. Namun tingkat
36 antar 51-70. Tiga dari lima siswa SLB ini bertempat tinggal di Panti Asuhan karena sudah tidak punya orangtua dan mereka di kirim dari daerah Timor. Dan siswa yang lain masih memiliki orangtua dan bertempat tinggal dirumah.
Mereka yang bertempat tinggal di Panti Asuhan memiliki penyakit fisik di telinga (suka mengeluarkan cairan dan berbau), tetapi penyakit ini tidak berpengaruh dengan intelegensi mereka. Obyek dari penelitian ini adalah Pemanfaatan Program GeoGebra dalam membantu kesulitan siswa kelas III SLB C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam memahami bentuk- bentuk bangun datar.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah setiap hal dalam suatu penelitian yang datanya ingin diperoleh. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variable, yaitu variable bebas dan variable terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan Program GeoGebra dalam pokok bahasan bangun datar, dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar dan minat siswa dalam pembelajaran matematika pokok bahasan bangun datar.
D. Jenis Data
Dalam penelitian ini , peneliti menggunakan dua macam data, yaitu:
37 1. kesulitan siswa dan keterlibatan belajar siswa.
Data
Data kesulitan belajar siswa ini di peroleh dari hasil tes diagnostikt yang dilakukan oleh peneliti sebelum dilakukan pembelajaran melalui Program
GeoGebra . Dan juga melalui hasil wawancara oleh guru kelas.
Keterlibatan minat siswa diperoleh dari hasil observasi kelas saat proses pembelajaran melalui Program GeoGebra ini berlanjut.
2. Data hasil belajar siswa
Data hasil belajar siswa ini diperoleh dari hasil tes hasil belajar yang diberikan setiap pembelajaran melalui Program GeoGebra ini berlangsung.
Dan juga wawancara guru kelas tentang keberhasilan yang diperoleh siswa dengan pemanfaatan Program GeoGebra ini .
E. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperukan dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan beberapa metode, yaitu:
1. Pengamatan
Pengamatan merupakan kegiatan mengumpulkan data dengan cara mengamati kegiatan suatu subyek, kemudian membuat dokumentasi mengenai data tersebut. Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data mengenai keterlibatan siswa dalam pembelajaran matematika dengan
38 dengan dibantu beberapa mahasiswa lain untuk mencatat proses pembelajaran dalam lembar observasi.
Untuk pengisian lembar pengamatan hanya menuliskan tanda cek () pada kolom Ya atau Tidak sesuai dengan keadaan yang diamati. Hal-hal yang diamati sebagai bentuk dari aktivitas siswa adalah sebagai berikut : a.
Siswa memperhatikan pelajaran dengan seksama selama proses pembelajaran berlangsung b.
Siswa tidak mengerjakan pekerjaan lain c. Siswa tidak terpengaruh oleh situasi di luar kegiatan belajar mengajar selama pembelajaran berlangsung d.
Siswa berusaha menjawab pertanyaan Guru e. Siswa berdiskusi dengan teman lain mengenai materi f. Siswa mau mencoba Program GeoGebra dalam proses pembelajaran berlangsung g.
Siswa terlihat tertarik dengan Program GeoGebra h. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru tentang penggunaan
GeoGebra i.
Siswa bertanya kepada Guru apabila mengalami kesulitan mengenai Program GeoGebra
39 2.
Wawancara Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang informan atau autoritas atau seorang ahli yang berwenang dalam suatu masalah. Tujuan wawancara adalah untuk mendapatkan di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai. Wawancara ini di lakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran berlangsung, agar peneliti tahu apakah hasil sebelum dan sesudah pembelajaran ini berlangsung dapat meningkatkan minat dan keterlibatan belajar siswa. Berikut kisi-kisi wawancara dengan guru kelas sebagai berikut: a.
Menanyakan pengaruh-pengaruh yang terjadi pada siswa Tunagrahita dari hasil tes diagnostik.
b.
Menanyakan apakah anak-anak SLB dapat dibantu dengan Program GeoGebra yang akan peneliti bawa.
c.
Menanyakan apakah siswa-siswi SLB dapat mengikuti intruksi dan tidak menggangu dalam proses pembelajaran di kelas.
3. Lembar Hasil Belajar Siswa Tes Diagnostik untuk tingkat kesulitan siswa dalam materi bangun datar.
40 a.
Menentukan bangun datar segitiga b.
Menentukan bangun datar lingkaran c. Menentukan bangun datar segi empat
Dalam menentukan ketiga bangun datar tersebut, Peneliti membuat berbagai macam bentuk bangun datar, setelah itu siswa memilih mana yang bangun segitiga, segi empat, dan lingkaran.
4. Lembar Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar ini diberikan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan Program GeoGebra selesai diberikan.
Berikut ini merupakan kisi-kisi tes hasil belajar dengan menggunakan Program GeoGebra: a.
Siswa dapat menentukan bangun datar segitiga di dalam berbagai bentuk bangun datar lainnya.
b.
Siswa dapat menentukan bangun datar segi empat di dalam berbagai bentuk bangun datar lainnya.
c.
Siswa dapat menentukan bangun datar lingkaran di dalam berbagai bentuk bangun datar lainnya.
41 5.
Dokumentasi Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto aktifitas siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Dokumentasi ini digunakan untuk memperkuat data hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
F. Instrumen Penelitian
Dalam pengumpulan data, instrumen penelitian yang digunakan peneliti untuk menjawab rumusan masalah, yaitu:
1. Lembar pengamatan Lembar pengamatan ini berfungsi untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung
2. Lembar wawancara Lembar wawancara berupa pertanyaan garis besar tentang siswa dan tentang bagaimana proses pembelajaran ini berlangsung
3. Lembar Tes Diagnostik dan Lembar Tes Hasil Belajar Lembar kerja siswa ini berupa tes diagnostik dan tes hasil belajar setelah proses pembelajaran dengan menggunakan Program GeoGebra untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa.
42 G.
Validasi Instrumen