PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII C SMP N 1 KALASAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN
PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII C SMP N 1 KALASAN
PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :
Dionysius Paschalis Januari Yanto
NIM: 041334077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN
PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII C SMP N 1 KALASAN
PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :
Dionysius Paschalis Januari Yanto
NIM: 041334077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA
2011
i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa kerendahan dan
ketulusan hati skripsi ini
kupersembahkan bagi


 
 
Yesus Kristus dan
Bunda Maria
Pembimbingku...

Kedua Orang Tua serta
kakak dan adik tercinta...

 

 
 

Almamater dan
Masa depanku

iv 
 


R S _hidupku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO
Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat
kepada yang tiada berdaya.
(Yes 40:29)
Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN?” “Aku sangat
berkuasa. Aku dapat merubah situasi apapun dengan mudah.”Yang
mustahil bagi manusia tidak bagi Tuhan. Amin
(Kejadian 18:14)
"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak
memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak
sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan
tidak menyimpan kesalahan orang lain."
(I Korintus 13:4-5)
Orang yang paling tidak bahagia ialah mereka yang paling takut pada
perubahan.
(Mignon McLaughlin)

Tidak ada rahasia dari kesuksesan. Kesuksesan merupakan hasil dari
persiapan, kerja keras, dan belajar dari kegagalan.
(Colin Powell)

Menjadi juara adalah hak setiap orang, apakah Anda ingin
memperjuangkannya? Perjuangkanlah dan jadilah juara, minimal
jadi juara bagi diri sendiri dan bagi keluarga.

 


 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI
BELAJAR SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 KALASAN PADA
MATA PELAJARAN EKONOMI
Dionysius Paschalis Januari Yanto
Universitas Sanata Dharma
2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak peningkatan keaktifan
belajar siswa dengan penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw pada pembelajaran
ekonomi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersifat
eksploratif.
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII-C, SMP Negeri 1
Kalasan, Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terbagi dalam dua
siklus yaitu : siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap

yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan instrumen observasi keterlibatan belajar siswa di kelas,
lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar
observasi kegiatan kelas, lembar kegiatan guru dalam proses pembelajaran,
lembar instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan siswa dalam
kelompok, dan instrumen refleksi. Data yang diperoleh di analisis dengan
menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.
Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa komponen mengajukan
pertanyaan (52,78%), komponen menjawab pertanyaan (27.28%), komponen
mengerjakan lembar kerja/tugas (86,11%), komponen kemampuan siswa dalam
diskusi/interaksi dalam kelompok kooperatif (80,56%), komponen menanggapi
pendapat (27,28%). penelitian pada siklus II menunjukkan bahwa komponen
mengajukan pertanyaan (66,67%), komponen menjawab pertanyaan (44,44%),
komponen mengerjakan lembar kerja/tugas (94,44%), komponen kemampuan
siswa dalam diskusi/interaksi dalam kelompok kooperatif (88,89%), komponen
menanggapi pendapat (41,67%).

viii 
 


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING METHOD OF
JIGSAW TYPE TO INCREASE STUDENT’S LEARNING ACTIVITY
AND LEARNING ACHIEVEMENT OF THE SEVENTH C CLASS
STUDENTS OF STATE JUNIOR HIGH SCHOOL 1 KALASAN ON THE
SUBJECT OF ECONOMY

Dionysius Paschalis Januari Yanto
Sanata Dharma University
2011

The research aims to know the effect of the application of cooperative
learning method of Jigsaw type on the subject of economics course to increase
student’s activity. This research is an explorative action class research.
The research was conducted on the seventh C class students, State Junior
High School Student Kalasan 1, Yogyakarta. The implementation of this action
class research was divided into two cycles, the first cycle and the second cycle.
Each cycle consists of four steps, they are planning, action, observation, and

reflection. Collecting data was done by using observation of student’s activity in
the classroom, teacher’s activity sheet obsevation, student’s activity sheet
obsevation, class activity sheet obsevation, teacher’s activity sheet in teaching and
learning process, class instrument sheet obsevation, student’s activity sheet
observation in group, and reflection instrument. The data were analyzed by using
descriptive and comparative analysis.
The result of the research on the first cycle shows that asking question
component is 52,78%; method answering question component is 27,28%;
finishing work/test sheet component is 86,11%; student’s ability of
discussion/interaction in cooperative group component is 80,56%; and responding
opinion component is 27,28%. On the second cycle shows that asking question
component is 66,67%; answering question component is 44,44%; finishing
work/test sheet component is 94,44%; and responding opinion component is
41,67%.
 

ix 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Kasih. atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan

skripsi

yang

berjudul

“Penerapan

Metode

Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar
Siswa Kelas VII C SMP N 1 Kalasan Pada Mata Pelajaran Ekonomi”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan sekaligus sebagai
upaya untuk memperdalam dan memperkaya wawasan berpikir serta menambah
wacana di dunia pendidikan pada umumnya.
Penulis dengan penuh kesadaran memahami dalam penelitian ini masih
banyak terdapat kekurangannya. Oleh karenanya sumbang saran yang bersifat
membangun dari pembaca sangat diharapkan. Penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :
1.

Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D. selaku dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2.

Bapak Y. Harsoyo, S. Pd., M. Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3.

Bapak Laurentius Saptono, S. Pd., M. Si. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4.

Bapak Bambang Purnomo, S. E., M. Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing dengan penuh kesabaran, memberikan kritik dan saran serta


 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan untuk
kesempurnaan skripsi ini.
5.

Bapak Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si selaku dosen penguji yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran
untuk kesempurnaan skripsi ini

6.

Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd selaku dosen penguji yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran untuk
kesempurnaan skripsi ini

7.

Staf pengajar Program Studi pendidikan Akuntansi yang telah sabar
memberikan ilmu pengetahuan di dalam proses perkuliahan selama ini.

8.

Tenaga administrasi Program Studi pendidikan Akuntansi yang telah
membantu kelancaran Proses Belajar ini.

9.

Bapak Drs. H. Tri Rahardjo, M. Pd. selaku Kepala Sekolah SMP N 1
Kalasan, yang telah memberikan kesempatan bagi peneliti untuk melakukan
penelitian.

10. Bapak AG. Sukarno, S. Pd. selaku Guru Mitra Penelitian, yang telah
berkolaborasi, membantu, dan membimbing peneliti dalam melakukan
penelitian.
11. Siswa Siswi kelas VII C yang telah ikut berpartisipasi dalam penelitian ini.
12. Kedua orangtuaku, Bapak Yohanes Siswanto dan Ibu Valentina Supartini
yang senantiasa memberikan cinta kasih, dukungan materiil, moral, doa, dan
restunya kepada penulis selama masa awal studi hingga tersusunnya skripsi
ini.

xi 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13. Kakakku Aloysius Agung dan Adikku Tri, terimakasih atas dukungannya.
14. FITRI DWI RIYANI, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya dalam
penelitian hingga selesai skripsi ini.
15. Rini Sundari, untuk kasih sayang, perhatian, doa, dan semangatnya yang
diberikan kepada penulis.
16. Temen-temen dari B.Y.o.S band, terimakasih selama ini telah mendorong dan
mendukung penulis untuk lebih maju.
17. Buat anak-anak kontrakan tunggorono no.6 esot, batak, lian, arpan, tri, dedy,
kampang, enjun,andre java terima kasih telah mendukung selama ini.
18. Bang Pesta yang telah bersedia selalu memberikan motivasi tentang arti
pentingnya kehidupan dalam bahasa filsafat kepada penulis.
19. Teman-teman angkatan ’04, terima kasih atas kebersamaannya khususnya
susi dan dony yg selalu memantau mendukung, dan menemani penulis dalam
penyelesaian skripsi walaupun jarak kita jauh.
20. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu,
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfat bagi
pembaca khususnya dan dunia pendidikan umumnya.

Yogyakarta, 10 Februari 2011
Penulis

Dionysius Paschalis J. Y
 

xii 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. .

iv

HALAMAN MOTTO..................................... ...........................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..........................................

vii

ABSTRAK ................................................................................................

viii

ABSTRACT ................................................................................................

ix

KATA PENGANTAR ...............................................................................

x

DAFTAR ISI..............................................................................................

xiii

DAFTAR TABEL......................................................................................

xvi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

xvii

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................

xviii

BAB I

PENDAHULUAN ......................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah........................................................

1

B. Batasan Masalah....................................................................

6

C. Rumusan Masalah .................................................................

6

D. Tujuan Penelitian. .................................................................

6

E. Manfaat Penelitian ................................................................

7

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................

8

A. Proses Belajar Mengajar. ......................................................

8

B. Pembelajaran Kooperatif.......................................................

10

C. Tipe – Tipe Pembelajaran Kooperatif.....................................

13

D. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw .................................

14

E. Keaktifan ..............................................................................

18

F. Prestasi Belajar......................................................................

23

G. Mata Pelajaran Ekonomi .......................................................

24

H. Penelitian Tindakan Kelas ....................................................

25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. .

33

A. Jenis Penelitian..................................................................... .

33

B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................ .

33

C. Subjek dan Obyek Penelitian.................................................

34

D. Prosedur Penelitian...............................................................

34

E. Instrumen Penelitian..............................................................

38

H. Pengumpulan dan Analisis Data...........................................

42

BAB IV GAMBARAN UMUM ..............................................................

45

A. Lingkungan Sekolah……………………………………….. ..

45

B. VISI dan MISI .......................................................................

45

C. Tujuan.................................................................................... ...

47

D. Keadaan Sekolah .................................................................. ...

48

E. Peserta Didik.......................................................................... ...

48

F. Personil Sekolah ................................................................... ...

49

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

BAB VI

G. Prestasi Sekolah .................................................................... ...

59

HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN .......................... ...

67

A. Deskripsi Penelitian .............................................................. ...

67

1. Observasi Pendahuluan.......................................................

68

2. Siklus Pertama.....................................................................

73

a. Perencanaan.....................................................................

73

b. Tindakan..........................................................................

77

c. Observasi.........................................................................

82

d. Refleksi............................................................................

90

3. Siklus Kedua ..................................................................... ...

97

a. Perencanaan.....................................................................

97

b. Tindakan..........................................................................

101

c. Observasi..........................................................................

105

d. Refleksi............................................................................

113

B. Analisis Komparatif Tingkat keaktifan....................................

120

C. Komparasi Prestasi Belajar Siswa..............................................

124

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN..............

127

A. Kesimpulan.............................................................................

127

B. Keterbatasan Penelitian..........................................................

128

C. Saran.......................................................................................

129

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

131

LAMPIRAN...............................................................................................

133

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Aktifitas Guru Pada Siklus I ............................................................

82

Tabel 2.2 Keterlibatan Siswa pada Siklus Pertama .........................................

85

Tabel 2.3 Pengamatan Terhadap Kelas ............................................................ 87
Tabel 2.4 Kesan Guru mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model
Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw Siklus I ................................

90

Tabel 2.5 Refleksi Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I ................................ 93
Tabel 3.1 Aktifitas Guru Pada Siklus II........................................................... 106
Tabel 3.2 Keterlibatan Siswa pada Siklus Kedua ............................................ 109
Tabel 3.3 Pengamatan Terhadap Kelas ............................................................ 111
Tabel 3.4 Kesan Guru mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model
Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw Siklus I ................................ 114
Tabel 3.5 Refleksi Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I ............................... 117
Tabel B.1 Perkembangan Keaktifan dan Keterlibatan Belajar Siswa Pada Pra
Penelitian, Siklus I, Siklus II ........................................................... 121
Tabel C.1 Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Pada Pra Penelitian, Siklus I,
Siklus II ........................................................................................... 124

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas………….

29

Gambar 2.2 Komponen-komponen Refleksi …………………………

31

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Surat Keterangan Permohonan Ijin Penelitian dari Universitas
Surat Keterangan Ijin dari BAPPEDA Kota
Surat Keterangan Ijin dari BAPPEDA Kabupaten
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
Lampiran 1a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 1b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 2a Materi Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2b Materi Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3a Lembar Kerja Siswa Siklus I
Lampiran 3b Lembar Kerja Siswa Siklus II
Lampiran 4

Lembar Obsevasi Kegiatan Guru (catatan anekdotal)

Lampiran 4a Lembar Obsevasi Kegiatan Guru (catatan anekdotal) pada
Observasi Pendahuluan
Lampiran 4b Lembar Obsevasi Kegiatan Guru (catatan anekdotal) pada Siklus I
Lampiran 4c Lembar Obsevasi Kegiatan Guru (catatan anecdotal) pada Siklus II
Lampiran 5

Lembar Observasi Kegiatan Siswa (catatan anekdotal)

Lampiran 5a Lembar Observasi Kegiatan Siswa (catatan anekdotal) pada
Observasi Pendahuluan
Lampiran 5b Lembar Observasi Kegiatan Siswa (catatan anekdotal) pada
Siklus I
Lampiran 5c Lembar Observasi Kegiatan Siswa (catatan anekdotal) pada
Siklus II

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6

Lembar Observasi Kegiatan Kelas (catatan anekdotal)

Lampiran 6a Lembar Observasi Kegiatan Kelas (catatan anekdotal) pada
Observasi Pendahuluan

Lampiran 6b Lembar Observasi Kegiatan Kelas (catatan anekdotal) pada
Siklus I
Lampiran 6c Lembar Observasi Kegiatan Kelas (catatan anekdotal) pada
Siklus II
Lampiran 7

Lembar Obsevasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran

Lampiran 7a Lembar Obsevasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran
Siklus I
Lampiran 7b Lembar Obsevasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran
Siklus II
Lampiran 8

Instrumen Pengamatan Kelas

Lampiran 8a Instrumen Pengamatan Kelas pada Siklus I
Lampiran 8b Instrumen Pengamatan Kelas pada Siklus II
Lampiran 9

Lembar Observasi Keaktifan dan Keterlibatan Belajar Siswa

Lampiran 9a Lembar Observasi Keaktifan dan Keterlibatan Belajar Siswa pada
Observasi Pendahuluan
Lampiran 9b Lembar Observasi Keaktifan dan Keterlibatan Belajar Siswa pada
Siklus I
Lampiran 9c Lembar Observasi Keaktifan dan Keterlibatan Belajar Siswa pada
Siklus II

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 10 Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok
Lampiran 10a Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok pada
Siklus I

Lampiran 10b Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok pada
Siklus II
Lampiran 11 Instrumen Refleksi Guru
Lampiran 11a Instrumen Refleksi Guru pada Siklus I
Lampiran 11b Instrumen Refleksi Guru pada Siklus II
Lampiran 12 Instrumen Refleksi Siswa
Lampiran 12a Instrumen Refleksi Siswa pada Siklus I
Lampiran 12b Instrumen Refleksi Siswa pada Siklus II
Lampiran 13 Daftar Nilai Perkembangan Hasil Belajar Siswa

xx

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pada prinsipnya tugas mengajar atau menjadi seorang guru itu adalah
menghantarkan peserta didik dalam kelas untuk melaksanakan proses belajar
mengajar secara aktif. Mengajar adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru
bagi peserta didik dalam menyampaikan materi pelajaran di depan kelas, oleh
karena

itu

mengajar

merupakan

suatu

proses

kompleks,

tidak

hanya

menyampaikan informasi dari guru kepada peserta didik saja banyak tindakan
yang harus dilakukan apalagi tujuan dari mengajar adalah hasil belajar yang baik.
Agar mengajar lebih efektif, guru harus meningkatkan kesempatan belajar bagi
peserta didik dan meningkatkan mutu mengajarnya. Kesempatan belajar peserta
didik dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan peserta didik secara aktif selama
belajar. Semakin banyak siswa yang terlibat aktif, makin tinggi prestasi belajar
yang dicapai siswa. Sebaliknya apabila guru tidak dapat mengajar dengan efektif
maka apa yang di ajarkan tidak akan dapat di terima oleh peserta didik, peserta
didik akan malas belajar, kurangnya semangat diantara peserta didik dalam
mengikuti pelajaran yang berlangsung dan kemungkinan akan timbul perbuatan
peserta didik yang dapat merugikan suasana proses belajar mengajar.



 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Paradigma lama dalam pembelajaran adalah guru memberikan
pengetahuan kepada siswa secara searah. Seorang guru memberikan pengetahuan
kepada siswa, sedangkan siswa hanya menerima pengetahuan dari gurunya.
Berbeda dengan paradigma baru dimana pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan
dikembangkan oleh siswa. Siswa membangun pengetahuan secara aktif dengan
interaksi pribadi di antara para siswa dan interaksi antar guru dan siswa.
Metode yang biasa dipakai oleh guru dalam mengajar yaitu metode
ceramah dan diskusi. Ketika guru mengajar dengan menerapkan metode ceramah,
ada kemungkinan siswa tidak mendengarkan, ngobrol dengan teman yang lain,
acuh tak acuh dengan penjelasan guru, mencari kesibukan lain, bahkan tidak
memperhatikan dikarenakan siswa merasa bosan. Sementara jika guru mengajar
dengan metode diskusi, sekilas di dalamnya siswa tampak terlibat aktif dalam
kelompok. Namun jika dilihat lebih mendalam mungkin akan tampak bahwa hanya
beberapa siswa yang aktif di dalam kelompok diskusi tersebut. Sementara
beberapa siswa terlibat aktif di dalam kelompok, ada juga beberapa siswa yang
tidak aktif terlibat mungkin karena malu mengemukakan pendapat, malu bertanya,
bahkan bosan sehingga lebih memilih untuk mencari kesibukan sendiri. Akibatnya,
siswa yang aktif akan dapat lebih mengerti dibandingkan dengan siswa yang tidak
aktif. Dari uraian tersebut tampak bahwa metode ceramah dan diskusi kadang
kurang efektif dalam proses belajar mengajar sehingga akan berdampak negatif
pada kemauan siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran yang
nantinya juga memungkinkan akan berdampak pada prestasi belajar siswa.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

Berdasarkan pengalaman yang telah dialami peneliti selama duduk di
bangku SMA dan ketika melakukan praktik mengajar di lapangan masih banyak
guru pada waktu mengajar menggunakan metode diskusi dan ceramah. Ketika
guru mengajar dengan menerapkan metode ceramah, pada awalnya siswa masih
dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menyimak penjelasan dari guru.
Namun lama kelamaan siswa mulai kurang memperhatikan materi yang diberikan
oleh guru, ada yang ribut ngobrol dengan teman, ada yang sibuk sendiri, intinya
banyak siswa yang cenderung tidak merespon lagi pembelajaran dari guru.
Kemudian ketika guru mengajar dengan menerapkan metode diskusi kurang lebih
kondisinya sama dengan ketika guru menerapkan metode ceramah. Sekilas siswa
memang tampak aktif di dalam kelompoknya, namun jika dilihat lebih dalam
ternyata hanya beberapa siswa yang benar-benar aktif sedangkan yang lain
cenderung pasif. Siswa yang pasif kebanyakan hanya menggantungkan diri pada
jawaban teman yang aktif yaitu dengan menyalin jawaban teman ke dalam lembar
tugasnya. Dari kasus di atas menunjukkan bahwa penerapan metode ceramah dan
diskusi kurang begitu efektif dalam proses pembelajaran sehingga hal ini
menyebabkan kurangnya keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran. Maka dari
itu, dengan menggunakan metode pembelajaran tertentu dapat mendorong siswa
untuk lebih antusias lagi dalam mengikuti pelajaran.
Metode mengajar yang tepat hendaknya dapat dilakukan oleh semua pihak
khususnya yang terlibat dalam dunia pendidikan terutama guru atau guru sebagai
seorang pengajar. Metode mengajar yang tepat adalah yang dapat melibatkan

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

seluruh siswa di dalam kelas, baik secara individu maupun kelompok. Keterlibatan
siswa secara individual dalam pembelajaran akan dapat meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik diri siswa. Sedangkan keterlibatan siswa di
dalam kelompok akan berhubungan dengan proses pemerolehan pengetahuan
melalui siswa dengan siswa yang lain atau siswa dengan guru.
Dalam kenyataannya sebenarnya ada berbagai model pembelajaran yang
dapat diterapkan dan dikembangkan, salah satunya adalah model pembelajaran
kooperatif. Sebenarnya inti dari model pembelajaran ini adalah mengajak siswa
untuk belajar dengan saling bekerja sama dalam kelompok kecil dengan
kemampuan yang bervariasi (tinggi, sedang, rendah). Bahkan tidak sebatas pada
kemampuan melainkan dapat diterapkan pada keberagaman anggota kelompok
baik itu jenis kelamin, suku, ras, agama, dan sebagainya. Sedangkan dalam
menyelesaikan tugas kelompok, maka setiap kelompok saling bekerja sama dalam
memahami suatu pelajaran. Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur
yang harus diterapkan yaitu: (1) saling ketergantungan positif; (2) tanggung jawab
perseorangan; (3) tatap muka; (4) komunikasi antar anggota; (5) evaluasi proses
kelompok.
Di dalam model pembelajaran kooperatif ini terdapat berbagai macam tipe
pembelajaran, diantaranya adalah tipe pembelajaran Student Teams Achievement
Divisions (STAD), Teams Games Tournament (TGT), Teams Accelerate
Instruction (TAI), Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC),
Jigsaw. Alternatif tipe pembelajaran yang peneliti gunakan adalah tipe

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

pembelajaran  Jigsaw. Model pembelajaran tipe jigsaw ini dapat membantu guru
dalam menciptakan suasana belajar yang sangat menyenangkan. Dalam metode ini
para siswa tidak hanya berinteraksi dengan sesama anggota kelompok tetapi juga
berinteraksi dengan anggota kelompok yang lain. Alasan penggunaan metode
jigsaw yang dikaitkan dengan konteks siswa merupakan salah satu cara
meningkatkan daya kreatif guru dalam menyiapkan proses belajar mengajar agar
siswa tidak merasa bosan sehingga lingkungan belajar menjadi lebih efektif dan
siswa tetap termotivasi untuk belajar materi. Jika metode ini dapat diterapkan
dengan baik, maka para siswa terdorong untuk ikut terlibat dalam diskusi
kelompok. Dengan kondisi pembelajaran seperti ini diharapkan siswa dapat
termotivasi untuk mengikuti proses belajar mengajar, meningkatkan keaktifan
dalam proses pembelajaran.
Metode pembelajaran guru-guru di SMP masih cenderung menerapkan
metode ceramah dan diskusi pada hampir di setiap pertemuan. Metode tersebut
dirasa kurang efektif dan bervariasi guna meningkatkan keaktifan dan prestasi
belajar siswa. Berdasarkan fenomena tersebut maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tindakan kelas yaitu “Penerapan Metode Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar
Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Kalasan Pada Mata Pelajaran Ekonomi”.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

B. Batasan Masalah
Dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif bisa dilihat dari
berbagai tipe, namun dalam penelitian ini hanya dimaksudkan untuk menerapkan
metode kooperatif tipe jigsaw dan menyelidiki pengaruhnya terhadap peningkatan
keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran. Keaktifan
merupakan suatu sikap berani berpendapat, keberanian bertanya, kemampuan
menjawab pertanyaan, kemampuan dalam mengerjakan lembar kerja atau tugas
baik individu maupun kelompok. Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dapat
diukur secara langsung dan menggunakan tes.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat disusun rumusan
permasalahan yaitu: bagaimana peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa
dalam proses pembelajaran dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw pada pembelajaran ekonomi ?

D. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak peningkatan
keaktifan dan prestasi belajar siswa melalui penerapan metode kooperatif tipe
jigsaw pada mata pelajaran ekonomi.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

E. Manfaat Penelitian
1.

Bagi peserta didik
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peserta didik untuk
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar dalam mata pelajaran Ekonomi.

2.

Bagi peneliti
Sebagai calon seorang pendidik, penelitian ini sangat bermanfaat dalam
pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh selama kuliah ke dalam
pembelajaran di kelas yang sesuai dengan tujuan pendidikan saat ini yaitu
pembelajaran yang berpusat pada siswa.

3.

Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi program studi terutama
guru bidang studi dalam rangka mengefektifkan pendidikan dan pengelolaan
sumber-sumber belajar.

4.

Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya
berkaitan dengan terapan strategi pembelajaran dan aktivitas pengajaran di
lapangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Proses Belajar Mengajar
Belajar secara tradisional diartikan sebagai upaya menambah dan
mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengertian belajar yang lebih modern
diartikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi
sebagai hasil latihan dan pengalaman (Sumantri, 2001:13). Definisi yang kedua ini
memuat dua unsur penting dalam belajar yaitu, pertama belajar adalah perubahan
tingkah laku, dan kedua perubahan yang terjadi adalah terjadi karena latihan atau
pengalaman.
Menurut Syah (1995:237), proses belajar mengajar secara singkat dapat
disebut juga sebagai proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu
kegiatan yang utuh terpadu antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar
dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar, dimana tekanan kegiatan
adalah pada siswa yang belajar. Di dalam kegiatan belajar mengajar terjadi suatu
hubungan antara guru dengan siswa yang bersifat suatu pengajaran. Suasana yang
bersifat pengajaran ini siswa melakukan suatu aktivitas belajar melalui interaksi
dengan kegiatan tahapan mangajar yang dilakukan oleh guru. Dalam proses belajar
mengajar, selain guru menggunakan suasana yang bersifat pengajaran, dianjurkan
memanfaatkan komunikasi banyak arah agar siswa dapat belajar secara aktif.



 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

Artinya, selain siswa berkomunikasi dengan guru tetapi siswa juga berkomunikasi
dengan siswa yang lain.
Sedangkan Winkel (1996:59) berpendapat bahwa belajar merupakan suatu
aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,
yang dapat menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap dimana perubahan yang dimaksud bersifat relative
konstan dan tetap melekat.
Lain halnya dengan pendapat Burner (1984:9), proses belajar dibedakan
ke dalam tiga fase, yakni: (1) informasi, baik yang menambah atau memperluas
pengetahuan maupun

yang bertentangan dengan yang telah kita ketahui

sebelumnya; (2) transformasi, pengubahan informasi dalam bentuk yang lebih
abstrak atau konsepstual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas; dan
(3) evaluasi yang berisi penilaian pengetahuan yang diperoleh dan apakah
transformasi itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.
Berdasarkan uraian diatas maka belajar yaitu suatu usaha dan latihan yang
dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan. Proses belajar diartikan sebagai tahap
perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa.
Sedangkan mengajar diartikan sebagai suatu usaha yang membantu memudahkan
kegiatan belajar dimana dalam hal ini guru berinteraksi sedemikian rupa dengan
para siswa agar siswa terlibat dalam aktifitas belajar.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

B. Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin (1995:2), pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana para siswa dalam kelompok kecil untuk saling membantu
dalam mempelajari materi pelajaran. Sulihatin (2005:5), berpendapat bahwa pada
dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau
perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur
kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih
dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan setiap anggota
kelompok itu sendiri. Cooperative learning juga dapat diartikan sebagai suatu
struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota
kelompok.
Sedangkan menurut Lie (2002:12), sistem pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam
tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem pembelajaran gotong royong
atau pembelajaran kooperatif dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai
fasilitator. Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi
dengan tujuan agar para siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berfikir
kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan
kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri
sendiri maupun teman lain. Dengan model pembelajaran ini, diharapkan siswa
semakin aktif dalam memperoleh dan mempelajari berbagai konsep atau teori,
pengetahuan, dan keterampilan dengan bekerja sama dengan siswa lainnya.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Heterogen merupakan salah satu ciri pengelompokan siswa dalam
pembelajaran kooperatif dimana dalam satu kelompok tersebut terdiri atas dua
sampai lima siswa yang mempunyai tingkat kemampuan berbeda, jenis kelamin
berbeda, bahkan jika dimungkinkan berasal dari suku yang berbeda pula. Menurut
Roger dan Johnson tidak semua kerja kelompok bisa dianggap sebagai cooperative
learning. Lima unsur pembelajaran gotong royong yang harus diterapkan untuk
mencapai hasil yang maksimal yaitu (Lie, 2002:32) :
1.

2.

3.

Saling Ketergantungan Positif
Keberhasilan suatu karya sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya.
Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif pengajar perlu menyusun
tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus
menyelesaikan tugasnya sendiri. Dalam metode Jigsaw, Aronson
menyarankan jumlah anggota kelompok dibatasi sampai dengan empat orang
saja dan keempat anggota ini ditugaskan membaca bagian yang berlainan.
Keempat anggota ini berkumpul dan bertukar informasi yang kemudian
pengajar mengevaluasi mereka mengenai seluruh bagian. Dengan cara ini,
mau tidak mau setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk
menyelesaikan tugasnya agar yang lain bisa berhasil.
Tanggung Jawab Perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung sari unsur yang pertama. Jika tugas dan
pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran cooperative
learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang
terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan guru
dalam penyusunan tugasnya. Pengajaran yang efektif dalam model
pembelajaran cooperative learning membuat persiapan dan menyusun tugas
sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus
melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam
kelompok bisa dilakukan. Dalam teknik Jigsaw yang dikembangkan Aronson
misalnya, bahan bacaan dibagi empat bagian dan masing-masing siswa
mendapat dan membaca satu bagian. Dengan cara demikian, siswa yang tidak
melaksanakan tugasnya akan diketahui dengan mudah dan jelas. Rekan-rekan
dalam satu kelompok akan menuntutnya untuk melaksanakan tugas agar tidak
menghambat yang lainnya.
Tatap Muka
Setiap kelompok harus diberi kesempatan untuk bertemu muka dan
berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.

5.

12

membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran
beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala
saja. Lebih jauh lagi, hasil kerjasama ini jauh lebih besar daripada jumlah
hasil masing-masing anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai
perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masingmasing. Setiap anggota mempunyai perbedaan-perbedaan. Perbedaan ini akan
menjadi modal utama dalam proses saling memperkaya antar anggota
kelompok.
Komunikasi Antar Anggota
Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai
ketrampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok,
pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa
mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu
kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling
mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat
mereka. Ketrampilan berkomnikasi dalam kelompok ini juga merupakan
proses panjang. Pembelajar tidak bisa diharapkan langsung menjadi
komunikator yang andal dalam waktu sekejap. Namun, proses ini merupakan
proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya
pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para
siswa.
Evaluasi Proses Kelompok
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar
selanjutnya bisa bekerja sama secara lebih efektif. Waktu evaluasi ini tidak
perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi bisa diadakan selang
beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam kegiatan
pembelajaran cooperative learning.
Jadi pada dasarnya pembelajaran kooperatif menuntut siswa untuk belajar

bersama-sama dalam satu kelompok kecil yang heterogen untuk menyelesaikan
tugas atau masalah kelompok. Di dalamnya anggota kelompok saling bekerja sama
dan saling membantu untuk memahami pelajaran dan keberhasilan individu
diorientasikan dalam keberhasilan kelompok.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

C. Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif
Terdapat lima tipe dari pembelajaran kooperatif (Slavin, 1995:4-8) yang
diantaranya adalah:
1.

2.

3.

4.

Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Dalam model STAD, siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap
anggotanya terdiri dari 4 – 5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan
sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja kedalam kelompok-kelompok untuk
memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menuntaskan pelajaran
tersebut. Pada akhirnya semua siswa diberi kuis individual tentang bahan ajar
tersebut dan siswa yang bersangkutan memperoleh skor secara individual.
Teams Games Tournaments ( TGT)
Model TGT hampir sama dengan STAD. Siswa dikelompokkan secara
heterogen, setiap kelompok terdiri 4 -5 orang. Guru memulai dengan
mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam
kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok
menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis dalam STAD diganti dengan
turnamen. Dalam turnamen ini siswa bertanding dengan anggota kelompok
lain yang mempunyai kemampuan serupa. Dari turnamen inilah tiap anggota
akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada kelompoknya. Kemudian
skor-skor ini akan dirata-rata untuk menentukan skor kelompok. Skor
kelompok yang diperoleh akan menentukan penghargaan kelompok.
Jigsaw
Pada model ini siswa juga dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara
heterogen. Masing-masing anggota kelompok diberikan tugas untuk
mempelajari topik tertentu dari materi yang diajarkan. Mereka bertugas
menjadi ahli pada topik yang menjadi bagiannya. Pada model jigsaw, setiap
siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang menjadi ahli pada
topik yang sama. Mereka mendiskusikan topik yang menjadi bagiannya. Pada
tahap tersebut para ahli dibebaskan mengemukakan pendapatnya, saling
bertanya dan berdiskusi untuk menguasai bahan pelajaran. Setelah menguasai
materi yang menjadi bagiannya, para ahli tersebut kembali ke dalam
kelompoknya masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut
kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terakhir dari model Jigsaw
adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh topik. Penilaian dengan
penghargaan kelompok didasarkan pada peningkatan nilai individu sama
seperti STAD.
Teams Accelerate Instruction (TAI)
Dalam model TAI guru mempresentasikan materi pelajaran secara individu
atau kelompok kecil siswa yang mempunyai unit tahap yang sama. Siswa
ditempatkan sesuai dengan kecepatan kemampuan belajarnya sehingga siswa

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5.

14

yang satu dengan siswa yang lain, unit yang ditempuhnya berbeda. Siswa
bekerja dalam kelompok mereka dengan unit yang berbeda. Siswa harus
menyelesaikan setiap unit mereka masing-masing. Setiap akan berpindah unit,
maka harus mendapat persetujuan dari teman satu kelompoknya. Dengan
demikian, siswa dalam kelompok mempunyai tanggung jawab atas
keberhasilan kelompoknya sebelum mengambil kuis dalam unit tersebut. Tes
untuk akhir dilakukan tanpa bantuan dari teman satu kelompok. Unit-unit
yang terkumpul dari masing-masing anggota kelompok dijumlah dan jumlah
dari unit setiap kelompok yang memenuhi criteria mendapat sertifikat atau
penghargaan.
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Model CIRC merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang
khusus diterapkan pada pembelajaran membaca dan menulis di sekolah.
Dalam model CIRC, siswa dibagi dalam kelompok berdasarkan tingkat
kecepatan membacanya. Dalam kelompok tersebut, mereka saling bertukar
informasi mengenai bacaan yang mereka baca, memprediksi bagaimana akhir
dari suatu cerita naratif, menuliskan respon mengenai bacaan dan sebagainya.
Melalui belajar kelompok siswa juga dilatih untuk mencari ide utama bacaan
yang mereka baca.

D. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Teknik mengajar jigsaw dikembangkan oleh Aronson et.al (Lie, 2002:69)
sebagai metode cooperative learning. Teknik ini bisa digunakan dalam pengajaran
membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Teknik ini menggabungkan
kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Pendekatan ini bisa
pula digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan alam,
ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama, dan bahasa. Teknik ini cocok untuk
semua kelas/tingkatan. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam
suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah
informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan
mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan
demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama
secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan”. Para anggota dari
tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli)
saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan
kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim/kelompok asal untuk
menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka
pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal
dan kelompok ahli”. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang
beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang
beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli,
yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang
ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan
tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada
anggota kelompok asal.
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik
yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang
ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain
untuk mempelajari topik mereka tersebut. Setelah pembahasan selesai, para

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada
teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di
kelompok ahli. Jigsaw didesain selain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab
siswa secara mandiri juga dituntut saling ketergantungan yang positif (saling
memberi tahu) terhadap teman sekelompoknya. Selanjutnya di akhir pembelajaran,
siswa diberi kuis secara individu yang mencakup topik materi yang telah dibahas.
Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependensi setiap siswa terhadap anggota tim
yang memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat
mengerjakan kuis dengan baik.
Ada delapan langkah dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw (Lie, 2002:69), yaitu:
1. Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi empat bagian.
2. Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan
mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu.
Pengajar bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang siswa
ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan
untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran
yang baru.
3. Siswa dibagi dalam kelompok berempat
4. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama, sedangkan siswa
yang kedua menerima bagian yang kedua. Demikian seterusnya.
5. Siswa disuruh membaca atau mengerjakan bagian mereka masing-masing.
6. Siswa saling berbagi mengenai bagian yang dibaca atau dikerjakan masingmasing. Dalam kegiatan ini, siswa bisa saling melengkapi dan berinteraksi
antara satu dengan yang lainnya.
7. Khusus untuk kegiatan membaca, kemudian pengajar membagikan bagian
cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa. Siswa membaca
bagian tersebut.
8. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan
pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau dengan seluruh
kelas.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Kelebihan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw:
1. Dapat mengembangkan hubungan antar pribadi posistif diantara siswa yang
memiliki kemampuan belajar berbeda
2. Menerapkan bimbingan sesama teman
3. Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi
4. Memperbaiki kehadiran
5. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar
6. Sikap apatis berkurang
7. Pemahaman materi lebih mendalam
8. Meningkatkan motivasi belajar
Kelemahan metode kooperatif jigsaw
1. Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan ketrampilanketrampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirkan
kelompok akan macet
2. Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah, misal jika ada
anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif
dalam diskusi
3. Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum
terkondisi dengan baik , sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga
menimbulkan gaduh.
Variasi dalam metode ini yaitu sebagai berikut: jika tugas yang dikerjakan
cukup sulit, siswa bisa membentuk kelompok para ahli. Siswa berkumpul dengan

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

siswa yang lain yang mendapatkan bagian yang sama dari kelompok lain. Mereka
bekerja sama mempelajari atau mengerjakan bagian tersebut. Kemudian, masingmasing siswa kembali ke kelompoknya sendiri dan membagikan apa yang telah
dipelajarinya kepada rekan-rekan dalam kelompoknya.

E. Keaktifan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:17) aktivitas diartikan
sebagai keaktifan, kegiatan, kesibukan. Kata aktivitas berasal dari bahasa Inggris
dari kata activity yang berarti kegiatan (Budiono, 1998:13). Sedangkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer disebut aktivitas berasal dari kata
kerja yang berarti giat, rajin, selalu berusaha, bekerja atau belajar dengan sungguhsungguh supaya mendapat prestasi yang gemilang. Aktivitas peserta didik

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TIPE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN UNTUK HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS VII SMP N 1 BEKRI TAH

0 20 189

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA POKOK BAHASAN JENIS KARANGAN PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA POKOK BAHASAN JENIS KARANGAN SISWA KELAS XI SMK YP COLOMADU KAR

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD.

0 0 14

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI.

0 5 31

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN KUMON UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGAPIAN DI SMK N 1 SEDAYU.

0 5 196

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 1 PIYUNGAN.

0 9 118

PENERAPAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 BANGUNTAPAN

0 2 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMEN (TGT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS VII B SMP MUHAMMADIYAH RAWALO

0 0 16

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 0 231

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI SMA N 1 DEPOK YOGYAKARTA

0 0 270