PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI SMA N 1 DEPOK YOGYAKARTA

  

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) UNTUK

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI SMA N 1

DEPOK YOGYAKARTA

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Akuntansi

  

Disusun oleh:

SUSI SULASTRI

041334039

  

Oleh:

Aprilia Setyarini

NIM: 061334032

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk: ™ Orang tuaku tercinta sebagai tanda bakti, cinta, hormat dan pemenuhan janji yang selama ini telah membesarkan dengan kasih saying, mendoakan siang dan malam serta mendukung dengan segenap keikhlasan.

  ™ Dhama Hujayana suamiku tercinta yang selalu memberikan nasehat, semangat, dukungan dan motivasi.

  ™ Anakku tersayang Dhaffa Putra Pratama yang selalu mewarnai hari-hari penuh kecerian.

  ™ Dan untuk Almamaterku “Universitas Sanata Dharma”

  

MOTTO

“Hanya Kepada Engkau kami menyembah dan Hanya kepada

Engkaulah kami mohon pertolongan”.

  

“Ridho Allah berada pada ridho kedua orang tua dan murka Allah

(akibat) murka kedua orang tua”.

  

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila

kamu telah selesai dari satu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-

sungguh urusan yang lain. Hanya kepada Tuhanmulah kamu

berharap”.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan petunjuk yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA N 1 Depok Yogyakarta”.

  Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

  5. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd, S.I.P., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

  6. Ibu Natalina Premastuti B, S.Pd, M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

  7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.

  8. Seluruh mahasiswa angkatan 2006 yang juga telah memberi kritik dan saran, masukan serta dukungannya.

  9. SMA N 1 Depok Yogyakarta, yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini.

  10. Bapak Drs.Tri Nardono selaku guru mitra dalam penelitian tindakan kelas ini.

  11. Siswa-siswi kelas XI IPS 3 selaku subjek dalam penelitian ini.

  12. Orangtuaku, yang telah memberikan doa, semangat, dukungan materiil, dan dukungan moral.

  13. Suamiku Dhama Hujayana yang telah memberikan doa, dukungan, semangat, dan motivasi.

  14. Anakku tersayang Dhaffa Putra Pratama yang telah menceriakan hari-hariku.

  15. Mertuaku yang telah memberikan doa, semangat, dan dukungannya.

  16. Adikku Nusi Fiatna yang telah memberikan support dan doanya.

  ABSTRAK PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI SMA N 1 DEPOK YOGYAKARTA Aprilia Setyarini Universitas Sanata Dharma 2010

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penerapan metode kooperatif tipe TGT pada pembelajaran ekonomi untuk peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 3, SMA N 1 Depok Yogyakarta. Dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Setelah itu diadakan evaluasi untuk melihat perkembangan hasil belajar. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen observasi keterlibatan belajar siswa di kelas, lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar kegiatan guru dalam proses pembelajaran, lembar instrument pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan siswa dalam kelompok, dan instrument refleksi, juga perhitungan nilai perkembangan siswa yang kemudian dimasukkan ke daftar nilai. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan komponen mengajukan pertanyaan (13,51,%), menjawab pertanyaan (27,03%), mengerjakan lembar kerja/tugas (86,49%), kemampuan siswa dalam diskusi/interaksi dalam kelompok kooperatif (86,49%), dan menanggapi pendapat (27,03%). Pada siklus II menunjukkan komponen mengajukan pertanyaan (21,62%), menjawab pertanyaan (21,62%), mengerjakan lembar kerja/tugas (89.18%), kemampuan siswa dalam diskusi/interaksi dalam kelompok kooperatif (86,49%), dan menanggapi pendapat (24,32%). Dari kedua siklus tersebut menyatakan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif dengan tipe TGT mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam 3 hal yaitu dalam komponen mengajukan pertanyaan, komponen mengerjakan lembar kerja/tugas, dan komponen diskusi/interaksi dalam kelompok, sedangkan 2 hal lainnya yaitu komponen menjawab pertanyaan dan menanggapi pendapat mengalami penurunan. Sedangkan untuk hasil belajar, pada siklus I yang mendapat nilai diatas batas minimum sebanyak 32 siswa (86,48 %) dari keseluruhan siswa, dengan rata-rata tim 20 yang berpredikat baik. Kemudian pada siklus II, 33 siswa juga mendapat nilai diatas batas minimum (89,18 %). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa hasil evaluasi pada siklus II mengalami peningkatan dan mendapat rata-rata tim 23,33 yang berpredikat hebat. Itu berarti penerapan proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

  ABSTRACT THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING OF TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) METHOD TO INCREASE STUDENT’S ACTIVITY AND

  FINAL SCORE ON ECONOMICS ON THE ELEVENTH GRADE OF 1 DEPOK SENIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA Aprilia Setyarini

  Sanata Dharma University 2010

  This research aims to know the effect of the application of TGT method on economics to increase student’s activity and score. This research was held on the Eleventh grade of the Social Sciences Departement of Senior High School Depok Yogyakarta. The implementation of this action class research was divided into two cycles, they are the first cycle and the second cycle. Each cycle consists of four steps. They are planning, action, observation, and reflection. The next step is the evaluation to know the progress of learning. The data were collected by using observation instrument of students’ involvement in the class, observation sheet of teachers’ activity, observation sheet of students’ activity, observation sheet of class’s activity, the sheet of teachers’ activity in learning process, instrument sheet of monitoring class, observation sheet of student’s activity in group, and reflection instrument, and also the calculation of students’ score. All of them were put in score list. The data were analyzed by using descriptive analysis and comparative analysis. The result of the first cycle shows that giving question component is 13,51%, answering question is 27,03%, finishing worksheet is 86,49%, the students’ ability in cooperative group discussion/interaction is 86,49%, and responding opinion is 27,03%. The second cycle shows that giving question component is 21,62%, answering question is 21,62%, finishing worksheet is 89,18%, the students’ ability in cooperative group discussion/interaction is 86,49%, and responding opinion is 24,32%. Those cycles

  TGT

  state that research shows that the application of cooperative learning of can increase the students’ activities on three cases, they are giving question component, finishing worksheet component, and group discussion/interaction component, whereas two others, answering question component and responding opinion component decrease. The final score shows that there are 32 students (86,48%) who get score above minimum standard and the average is 20 students with good predicate in the first cycle. There are 33 students (89,18%) get score above minimum standard in the second cycle. From the result, the second cycle increase and get the average of team with best predicate. It means that the application of learning, process using cooperative learning method TGT type can increase the result of students learning process.

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………...…..…. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………..…..… ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….....….... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………… iv

MOTTO ……………………………………………………………………….... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……..…………………………….…...vi

KATA PENGANTAR ……………………………………………………..…..viii

ABSTRAK ……………………………………………………………….…….. xi

ABSTRACT ……………………………………………………………………. xii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………..…... xiii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………….... xvi

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………....... xviii

  

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………...….. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1 B. Batasan Masalah …………………………………….………………….... 4 C. Rumusan Masalah ……...………………………………………………... 5 D. Tujuan Penelitian ...………...………………………………………......... 5 E. Manfaat Penelitian ………………...……………………………….......... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………...…………………………………... 7

A. Kajian Teoritis …………………………………………………………… 7

  1. Pembelajaran Kooperatif ........................................................................ 7

  3. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ………………..………..........… 11

  4. Keaktifan …………………………………….……………….........… 15

  5. Hasil belajar …………….…………………….………………........... 19

  6. Mata Pelajaran Ekonomi ……………………………...….….………. 20 B. Kajian Penelitian Yang Relevan….…………………….......……..……. 22

  

BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………..……….. 24

A. Jenis Penelitian.......................................................................................... 24 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 24 C. Subyek dan Obyek Penelitian……………………………………..……. 24 D. Prosedur Penelitian .……………………………………………..…........ 25 E. Instrumen Penelitian... …………...………………..….............…............ 29 F. Pengumpulan dan Analisis Data ………….……….…………………… 33

BAB IV GAMBARAN UMUM …………...………………………………….. 38

A. Sejarah SMA N 1 Depok Yogyakarta ..………………..……………….. 38 B. Visi Misi SMA N 1 Depok Yogyakarta.…………………...……...……. 39 C. Mutu dan relevansi Pendidikan SMA N 1 Depok Yogyakarta…………. 41 Sumber Daya Manusia SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta ………….......….… 44 D. E. Siswa SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta ………………..…………….…........ 48 F. Proses Belajar Dan Mengajar SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta ...................... 49 G. Fasilitas Pendidikan dan Latihan SMA N 1 Depok Yogyakarta..……….……... 49

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..……….……………. 51

A. Deskripsi Penelitian ……………………………….………………......... 51

  1. Pra Penelitian ………………………………….……….…………….. 51

  a. Perencanaan ………………………………………..……………... 54

  b. Tindakan ………………………...………………………..………. 58

  c. Observasi …………………………………………………...…….. 61

  d. Refleksi ……………………………………...……………………. 69

  3. Siklus Kedua ……………………………...………………………….. 78

  a. Perencanaan …………………...………………………………….. 79

  b. Tindakan …………………………...………………………...…… 82

  c. Observasi …………………………………………………………. 85

  d. Refleksi ………………………………...…………………………. 92

  B. Analisis Komparatif Tingkat Keaktifan dan Hasil Belajar…………….. 106

  

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN.……………. 114

A. Kesimpulan ……………………………….……..................................... 114 B. Keterbatasan Penelitian ………………...……………….…….…...…… 115 C. Saran ……………………………………………………………...……. 116 DAFTAR PUSTAKA

  ….………………….……………………...…... 118

  LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Aktivitas Guru Pada Siklus I ................................................................ 61Tabel 2.2 Keterlibatan Siswa Pada Siklus Pertama ............................................. 64Tabel 2.3 Instrumen Pengamatan Kelas ............................................................... 65Tabel 2.4 Instrumen Pengamatan Kelas …………………………..….…….…... 67Tabel 2.5 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siklus I ................... 70Tabel 2.6 Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Metode Pembelajaran

  Kooperatif Tipe TGT Siklus I .............................................................. 73

Tabel 2.7 Indikator Keberhasilan Tingkat Keaktifan Siswa dalam Proses

  Pembelajaran pada Siklus I .................................................................. 75

Table 2.8 Daftar Nilai Siswa Siklus I………………………………………….... 76Tabel 3.1 Aktivitas Guru Pada Siklus II .............................................................. 85Tabel 3.2 Keterlibatan Siswa Pada Siklus Kedua ................................................ 88Tabel 3.3 Pengamatan terhadap Kelas ................................................................. 89Tabel 3.4 Pengamatan terhadap kelas ……………………………………..….... 90Tabel 3.5 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siklus II .................. 93Tabel 3.6 Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Metode Pembelajaran

  Kooperatif Tipe TGT Siklus II ............................................................. 96

Tabel 3.7 Indikator Keberhasilan Tingkat Keaktifan Siswa dalam

  Proses Pembelajaran pada Siklus II ..................................................... 97

Tabel 4.1 Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Kelas XI IPS 3

  Pokok Bahasan Perdagangan Internasional .......................................... 99

Tabel 4.2 Daftar Nilai Siswa Siklus II ……………………………………...… 102Tabel 4.3 Daftar Nilai Siswa Siklus I dan Siklus II ………………………...… 105

  Tabel 5 Indikator Keberhasilan Tingkat Keaktifan Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II ..................... 108

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Skenario Pembelajaran Lampiran la Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran Ib Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 2a Materi Siklus I: Perdagangan Internasioanal Lampiran 2b Materi Siklus II : Kebijakan Perdagangan Internasioanal Lampiran 3a Soal games siklus I: Mix and Match Lampiran 3b Soal games siklus II: Estafet Lampiran 4a Soal turnamen siklus I: Pertanyaan Berantai Lampiran 4b Soal turnamen siklus II: Cerdas Cermat Lampiran 4c Soal Evaluasi siklus I Lampiran 4d Soal Evaluasi siklus II Lampiran 5a Daftar Nama Siswa Kelas XI IPS 3 SMAN 1 Depok Yogyakarta Lampiran 5b Grouping/Nama Kelompok Lampiran 5c Skor Games dan Tournaments Siklus I Lampiran 5d Skor Games dan Tournaments Siklus II Lampiran 6 Lembar Kegiatan Pra Penelitian Lampiran 6a Lembar Observasi Kegiatan Guru Pra Penelitian Lampiran 6b Lembar Observasi Kegiatan Siswa Pra Penelitian Lampiran 6c Lembar Observasi Kegiatan Kelas Pra Penelitian Lampiran 7 Lembar Observasi Keaktifan dan Keterlibatan Belajar Siswa Pra Penelitian .

  Lampiran 8 Daftar Nilai Siswa Pra Penelitian Lampiran 9 Lembar Kegiatan Siklus I Lampiran 9a Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I Lampiran 9b Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I Lampiran 9c Lembar Observasi Kegiatan Kelas Siklus I Lampiran 10a Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran Lampiran 10b Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok Lampiran 10c Instrumen Pengamatan Kelas Lampiran 10d Intrumen Pengamatan Kelas secara ringkas Lampiran 10e Intsrumen Refleksi Guru Lampiran 10f Instrumen Refleksi Siswa Lampiran 10g Indikator Keberhasilan Tingkat Keaktifan Siswa dalam Proses

  Pembelajaran Siklus I Lampiran 11 Daftar Nilai Siswa Siklus I Lampiran 12 Instrumen wawancara Lampiran 12a Hasil wawancara siswa Siklus I Lampiran 12b Hasil wawancara teman sejawat siklus I Lampiran 12c Hasil wawancara guru mitra siklus I Lampiran 13 Lembar Kegiatan Siklus II Lampiran l3a Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II Lampiran l3b Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Lampiran l3c Lembar Observasi Kegiatan Kelas Siklus II Lampiran 14a Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran Lampiran 14b Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok Lampiran 14c Instrumen Pengamatan Kelas Lampiran 14d Intrumen Pengamatan Kelas secara ringkas Lampiran 14e Intrumen Refleksi Guru Lampiran 14f Intrumen Refleksi Siswa Lampiran 15 Daftar Nilai Siswa siklus II Lampiran 16 Instrumen wawancara Lampiran 16a Hasil wawancara siswa siklus II Lampiran 16b Hasil wawancara teman sejawat siklus II Lampiran 16c Hasil wawancara guru mitra siklus II ‘

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan adalah proses terjadinya interaksi antara

  guru dan siswa. Dalam proses interaksi tersebut guru sebagai pendidik tidak hanya mentransfer ilmu yang dia miliki kepada para siswanya, namun juga harus mampu memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang materi yang diberikan kepada siswanya agar hasil belajar yang didapatnya nanti dapat optimal. Hal tersebut dapat dilakukan guru dengan csara memberikan inovasi yang lain dalam proses kegiatan belajar mengajarnya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa. Guru harus berusaha semaksimal mungkin agar siswa benar-benar terlibat secara aktif baik secara fisik, mental, intelektual, dan emosional. Aktivitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar. Namun, hingga saat ini penerapan metode mengajar guru di kelas masih dirasa sangat monoton dan kurang bervariasi. Banyak guru yang menerapkan teknik mengajar yang sama meskipun materi pelajarannya berbeda. Guru sebagai pengajar umumnya menyampaikan materi dari buku pelajaran kepada siswa. Umumnya guru kurang kreatif dan pandai berinovasi dalam menciptakan suatu proses pembelajaran agar menjadi proses yang menyenangkan. Metode ceramah dan diskusi merupakan metode yang sering digunakan oleh guru dalam prosers pembelajaran. Pada saat guru menerapkan ceramah, kecenderungan siswa merasa bosan dalam mengikuti pelajaran, siswa tidak mendengarkan, acuh tak acuh, bahkan ada yang tidak memperhatikan pelajaran sama sekali. Begitu pula dengan kegiatan diskusi, siswa cenderung banyak yang ngobrol, sibuk sendiri, tidak mau berpendapat,dll. Padahal dengan proses pembelajaran yang lebih menyenangkan, maka diharapkan akan membuat siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran juga mendapatkan hasil yang maksimal.

  Paradigma lama dalam pembelajaran adalah guru memberikan pengetahuan kepada siswa secara searah. Seorang guru memberikan pengetahuan kepada siswa, sedangkan siswa hanya menerima pengetahuan dari gurunya. Jika diandaikan, pengetahuan siswa dianggap seperti botol kosong dan guru akan mengisi kekosongan botol tersebut. Berbeda dengan paradigma baru dimana pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa. Siswa membangun pengetahuan secara aktif dengan interaksi pribadi di antara para siswa dan interaksi antar guru dan siswa.

  Berdasarkan pengalaman yang telah dialami peneliti selama duduk di bangku SMA, serta pengamatan peneliti di SMA N 1 Depok Yogyakarta ketika guru mengajar dengan menerapkan metode ceramah, pada awalnya siswa masih dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menyimak penjelasan dari guru.

  Namun lama kelamaan siswa mulai kurang memperhatikan materi yang diberikan oleh guru, ada yang ribut ngobrol dengan teman, ada yang sibuk sendiri, intinya banyak siswa yang cenderung tidak merespon lagi pembelajaran dari guru. Kemudian ketika guru mengajar dengan menerapkan metode diskusi kurang lebih kondisinya sama dengan ketika guru menerapkan metode ceramah. Sekilas siswa memang tampak aktif di dalam kelompoknya, namun jika dilihat lebih dalam ternyata hanya beberapa siswa yang benar-benar aktif sedangkan yang lain cenderung pasif. Siswa yang pasif kebanyakan hanya menggantungkan diri pada jawaban teman yang aktif yaitu dengan menyalin jawaban teman ke dalam lembar tugasnya. Dari kasus di atas menunjukkan bahwa penerapan metode ceramah dan diskusi kurang begitu efektif dalam proses pembelajaran sehingga hal ini menyebabkan kurangnya keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran. Maka dari itu, dengan menggunakan metode pembelajaran tertentu dapat mendorong siswa untuk lebih antusias lagi dalam mengikuti pelajaran.

  Ada berbagai pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam mengatasi kondisi pembelajaran seperti : Cooperative Learning, CTL,

  

Active Learning , Quantum Learning. Adapun alasan mengapa menggunakan

  pembelajaran kooperatif adalah agar dengan pembelajaran tersebut, siswa dapat meningkatkan belajarnya dimana tercipta aktivitas dan interaksi siswa dalam kelompok. Metode pembelajaran ini pada dasarnya merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam suatu kelompok kecil dengan kemampuan yang heterogen (tinggi, rendah, sedang). Keaktifan siswa dalam kelompok tersebut dapat menimbulkan kerja sama dan saling membantu dengan siswa lainnya dalam tugas tugas terstruktur dimana guru bertindak sebagai fasilitator.

  Ada berbagai macam pembelajaran kooperatif yang bisa digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, salah satunya pembelajaran kooperatif tipe Teams-

  

Games-Tournamens (TGT) . Metode pembelajaran ini adalah salah satu metode pembelajaran yang relatif mudah untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar di dalam suatu kelas. Pembelajaran tipe ini melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa membedakan status, peran siswa sebagai tutor sebaya dan di dalamnya mengandung unsur permainan yang sangat menyenangkan (Slavin, 1995:84). Dengan penerapan metode TGT ini, diharapkan siswa dapat termotivasi untuk mengikuti proses belajar mengajar, meningkatkan keaktifan dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berkeyakinan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe TGT ini dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa di kelas dan hasil belajar siswa.

  Berdasarkan fenomena tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yaitu “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif

  

Tipe Teams Games Tournaments (TGT) untuk Meningkatkan Keaktifan dan

Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA N 1 Depok

Yogyakarta”. B.Batasan Masalah

  Penerapan metode pembelajaran kooperatif bisa dilihat dari berbagai tipe, tetapi dalam penelitian ini hanya membatasi pada pembelajaran kooperatif tipe

  TGT untuk meningkatkan keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.

C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan :

  1) Apakah ada peningkatan keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan

  2) Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pembelajaran ekonomi ?

  D. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peningkatan keaktifan belajar siswa dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi melalui penerapan metode kooperatif tipe TGT.

  E. Manfaat Penelitian

  Dari penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi : 1)

  Bagi peserta didik Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peserta didik untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar dalam mata pelajaran Ekonomi.

  2) Bagi peneliti

  Sebagai calon seorang pendidik, penelitian ini sangat bermanfaat dalam pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh selama kuliah ke dalam pembelajaran di kelas yang sesuai dengan tujuan pendidikan saat ini yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa.

  3) Bagi guru

  Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi program studi terutama guru bidang studi dalam rangka mengefektifkan pendidikan dan pengelolaan sumber-sumber belajar. 4)

  Bagi Universitas Sanata Dharma

  Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya berkaitan dengan terapan strategi pembelajaran dan aktivitas pengajaran di lapangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Kajian teoritis

  1. Pembelajaran Kooperatif Menurut Slavin (1995:2), pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana para siswa dalam kelompok kecil untuk saling membantu dalam mempelajari materi pelajaran. Sulihatin (2005:5), berpendapat bahwa pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan setiap anggota kelompok itu sendiri. Cooperative learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota kelompok.

  Sedangkan menurut Lie (2002:12), sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem pembelajaran gotong royong atau pembelajaran kooperatif dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator. Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar para siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berfikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain. Pembelajaran kooperatif juga merupakan suatu model pembelajaran yang berisi serangkaian aktivitas pembelajaran yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga pembelajaran tersebut difokuskan pada pertukaran informasi terstruktur antar para pelajar dalam suatu kelompok yang bersifat sosial dan masing-masing pelajar bertanggung jawab penuh atas pembelajaran yang mereka jalani (Kagan, 1994:8). Dengan model pembelajaran ini, diharapkan siswa semakin aktif dalam memperoleh dan mempelajari berbagai konsep atau teori, pengetahuan, dan keterampilan dengan bekerja sama dengan siswa lainnya.

  Unsur- unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif (Nur, 2000: 193) adalah sebagai berikut : a.

  Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompok.

  b.

  Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

  c.

  Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.

  d.

  Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.

  e.

  Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

  f.

  Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

  Selain dari unsur- unsur di atas, metode kooperatif juga memiliki beberapa ciri- ciri (Carin, 1993: 69), yang diantaranya adalah sebagai berikut: a.

  Setiap anggota memiliki peran.

  b.

  Terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa.

  c.

  Setiap kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman- teman sekelompoknya.

  d.

  Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok.

  e.

  Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

  Tipe Pembelajaran Kooperatif 2.

  

Terdapat lima tipe dari pembelajaran kooperatif (Slavin, 1995:4-8)

yang diantaranya adalah: a. Student Teams Achievement Divisions (STAD)

  Dalam STAD, siswa dikelompokkan secara heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru memulai pelajaran dengan mempresentasikan sebuah materi yang kemudian siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menuntaskan materi tersebut. Pada akhirnya semua siswa diberi kuis secara individual tentang materi ajar tersebut dan siswa yang bersangkutan memperoleh skor secara individual.

  b. Teams Games Tournaments (TGT)

  Model TGT hampir sama dengan STAD. Siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri 4-5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis dalam TGT diganti dengan turnamen. Dalam turnamen ini siswa bertanding dengan anggota kelompok lain yang mempunyai kemampuan serupa. Dari turnamen inilah tiap anggota akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada kelompoknya.

  Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata untuk menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan menentukan penghargaan kelompok.

  c.

   Jigsaw

  Pada model ini siswa juga dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara mempelajari topik tertentu dari materi yang diajarkan. Mereka bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi bagiannya. Pada model jigsaw, setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang menjadi ahli pada topik yang sama. Mereka mendiskusikan topik yang menjadi bagiannya. Pada tahap tersebut para ahli dibebaskan mengemukakan pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai bahan pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi bagiannya, para ahli tersebut kembali ke dalam kelompoknya masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terakhir dari model Jigsaw adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh topik. Penilaian dengan penghargaan kelompok didasarkan pada peningkatan nilai individu sama seperti STAD.

c. Learning Together

  Siswa melakukan presentasi bahan mata pelajaran, setelah itu siswa dalam kelompok heterogen terdiri 4 sampai 5 orang mengerjakan satu lembar kerja.

  Guru menilai hasil kerja kelompok. Siswa kemudian secara individual mengerjakan kuis yang dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individual.

  d.

   Group Investigation Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan materi itu kepada semua siswa di kelas. Siswa diharapkan menerima tanggung jawab yang besar untuk menentukan apa yang akan dipelajari, mengorganisasi kelompok mereka sendiri bagaimana cara menguasai materi dan memutuskan bagaimana mengkomunikasikan hasil belajar mereka kepada seluruh kelas.

3. Pembelajaran Kooperatif tipe Teams games tournaments ( TGT)

  Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan.

  Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, persaingan sehat, keterlibatan, dan kerja sama.

  Lima komponen utama dalam komponen dalam TGT yaitu (Slavin, 1995:84-88) a.

  Presentasi Kelas Materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar diperkenalkan kepada siswa melalui presentasi kelas. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan melalui pengajaran secara langsung yang dipandu oleh guru. Pada saat guru menyampaikan materi, siswa diharapkan memperhatikan materi tersebut. Hal ini dikarenakan akan memudahkan siswa dalam memahami materi dan mengerjakan soal-soal pada kegiatan belajar kelompok.

  b.

  Kelompok (team)

  Di dalam kegiatan kelompok masing-masing anggota kelompok bertugas mempelajari materi atau menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru pada lembar latihan dan membantu teman satu kelompok menguasai materi pembelajaran tersebut.

  Sebelum kegiatan belajar kelompok dimulai, guru terlebih dahulu menjelaskan beberapa sikap yang harus diperhatikan siswa agar kerjasama dalam kelompok berjalan dengan lancar. Pada saat diskusi berlangsung, seluruh anggota sebaiknya berbicara dengan suara yang pelan, tidak boleh meninggalkan tugas selama bekerja dalam kelompok, mendiskusikan tugas secara bersama- sama, jika ada suatu pertanyaan di dalam kelompok tersebut, sebaiknya jangan ditanyakan dahulu kepada guru karena mungkin dari salah satu teman kelompok ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Setelah itu, jika pertanyaan tidak bisa terjawabkan oleh salah satu teman kelompok, baru bisa meminta penjelasan dari guru.

  Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.

  c.

  Permainan Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa setelah pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. d.Turnamen (Tournament)

  Turnamen disini merupakan suatu pertandingan antar anggota- anggota yang berbeda. Pelaksanaan turnamen biasanya dilakukan setelah guru menjelaskan materi dan setelah siswa melakukan belajar dalam kelompok. Pada awal turnamen, guru menugaskan siswa untuk pindah pada suatu meja turnamen yang sudah ditentukan sebelumnya, penentuan meja turnamen dalam penelitian ini didasarkan pada pengamatan oleh guru kelas dan hasil dari tes sebelumnya (dalam penelitian ini ada 5 meja turnamen yaitu meja I, meja II, meja III, meja IV dan V yang terdiri dari 3-4 orang siswa).

  Kegiatan ini berlangsung sebagai berikut : para siswa yang berada di meja turnamen secara bergantian mengambil nomor kartu (pengambilan nomor kartu berdasarkan urutan yang telah disepakati bersama) dan menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor kartu yaitu pertanyaan- pertanyaan yang sesuai dengan materi yang telah dipelajari. Apabila ada siswa yang mengambil nomor kartu tidak bisa menjawab pertanyaan, turnamen sesuai dengan urutan yang telah disepakati, dan yang menjawab dengan benar berhak menyimpan kartu tersebut. Kartu yang telah didapat nantinya yang akan dijadikan skor untuk penghargaan kelompok.

  e. Penghargaan Kelompok Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing- masing tim akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Pemberian penghargaan tiap kelompok dapat ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapat dengan menjumlahkan poin yang didapat pada skor lembar permainan setiap anggotanya, dan kemudian dicari skor rata-ratanya.

4. Keaktifan

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:17) aktivitas diartikan sebagai keaktifan, kegiatan, kesibukan. Kata aktivitas berasal dari bahasa Inggris dari kata activity yang berarti kegiatan (Budiono ,1998:13). Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer disebut aktivitas berasal dari kata kerja yang berarti giat, rajin, selalu berusaha, bekerja atau belajar dengan sungguh-sungguh supaya mendapat prestasi yang gemilang.

  Menurut Sriyono (http://keaktifanhemow.wordpress.com), aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani.

  Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan

  Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas- tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Aktifnya siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya.

  Hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) TERHADAP PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK KELAS X SMK NEGERI 7 SEMARANG PROGRAM KEAH

1 10 230

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH

1 9 191

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.

0 2 44

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN 2015.

0 1 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X 2 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 18

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS XI TSM SMK MURNI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 1 17

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) PADA SISWA KELAS VII B SMP N 2 PAKEM

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMEN (TGT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS VII B SMP MUHAMMADIYAH RAWALO

0 0 16

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SIDOMUKTI

0 0 12

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 0 231