PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI UNTUK MENCEGAH STROKE TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU POPULASI LANSIA DI POSYANDU SRIKANDI, DUSUN BURIKAN DAN POSYANDU BUAH APEL, DUSUN KEBOAN, YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Fa
PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI UNTUK MENCEGAH STROKE
TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU POPULASI LANSIA DI
POSYANDU SRIKANDI, DUSUN BURIKAN DAN POSYANDU BUAH
APEL, DUSUN KEBOAN, YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Adi Wijaya
NIM : 068114117
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI UNTUK MENCEGAH STROKE
TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU POPULASI LANSIA DI
POSYANDU SRIKANDI, DUSUN BURIKAN DAN POSYANDU BUAH
APEL, DUSUN KEBOAN, YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Adi Wijaya
NIM : 068114117
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
THE EFFECTS OF EDUCATION GIVEN FOR PREVENT STROKE BY
BEHAVIORAL CHANGING IN ELDERLY PEOPLE IN POSYANDU
SRIKANDI, DUSUN BURIKAN AND POSYANDU BUAH APEL, DUSUN
KEBOAN, YOGYAKARTA
SKRIPSI
Presented as Partitial Fulfilment of the Requirement
to Obtain Sarjana Farmasi (S.Farm)
In Faculty of Pharmacy
By:
Adi Wijaya
NIM : 068114117
FACULTY OF PHARMACY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
Karya ini aku persembahkan untuk:
“Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.” (Lukas 12:32)
- Tuhan Yesus Kristus,
- Papa di Surga, Mama, kakak-kakak, keponakan,
- Sahabat-sahabat dan teman-temanku,
- Almamaterku.
PRAKATA
Puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena hanya dengan anugerah, berkat, kasih, dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Pemberian Edukasi untuk Mencegah Stroke terhadap Perubahan Perilaku Populasi Lansia di Posyandu Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Buah Apel, Dusun Keboan Yogyakarta”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Ilmu Farmasi (S.Farm).
Terselesaikannya penulisan laporan akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah membantu penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberi anugerah, rahmat, dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini hingga selesai.
2. Bupati Sleman c.q BAPPEDA Sleman, Dinas Pol PP, dan Tibmas Kabupaten Sleman yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Kabupaten Sleman.
3. Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Bidang Perencanaan SDM Bappeda Kabupaten Sleman, Puskesmas Mlati II yang telah memberikan izin dan informasi tentang posyandu yang berada di Kabupaten Sleman khususnya di kelurahan Sumberadi.
4. Kepala Kecamatan Mlati yang telah memberikan izin untuk melakukan
5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada yang telah memberikan izin penelitian dan mengeluarkan keterangan kelaikan etik (ethical clearance).
6. Kelurahan Sumberadi yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Desa Sumberadi.
7. Kepala Dusun Burikan dan Kepala Dusun Keboan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Posyandu Srikandi Dusun Burikan dan Posyandu Buah Apel di Dusun Keboan.
8. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
9. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk, saran, arahan, dan bimbingan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini. 10. dr.Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
11. dr. Arina Ismah Afiati yang telah memberikan ceramah, petunjuk, dan masukan yang berguna dalam proses penyusunan skripsi.
12. Romo Drs. Petrus Sunu Hardiyanta, S.J., S.Si. yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan mengenai statistik untuk pengolahan data.
13. Mas Narto, Mas Dwi, dan Pak Mukhmin yang selalu meluangkan waktunya untuk membantu dalam membuatkan surat pengantar untuk melakukan penelitian, memintakan tanda tangan Dekan untuk keperluan surat menyurat.
14. Seluruh lansia Posyandu Srikandi di Dusun Burikan dan Posyandu Buah Apel di Dusun Keboan yang telah bersedia hadir, mengikuti acara ceramah, dan menjadi responden dalam penelitian ini..
15. Seluruh kader Posyandu Srikandi di Dusun Burikan dan Posyandu Buah Apel di Dusun Keboan yang telah membantu saat pelaksanaan pengambilan darah dan acara ceramah.
16. Mamaku tercinta atas kasih sayang, perhatian, dukungannya baik moril maupun materiil, motivasi, doa, dan segala pernyertaanya serta segala sesuatunya yang tidak dapat diuraikan satu-persatu.
17. Kakak-kakakku : Candra Wijaya, S.E., Robby Wijaya, S.T., Vera Tri Handayani, S.E., Lanny Wijaya, S.E., Yohanes Setiawan Prasetyo, S.T. yang memberikan perhatian, dukungan, kasih sayang yang selalu ada saat suka maupun duka.
18. Keponakanku Patrick Alvaro Prasetyo dan Prince Aaron Prasetyo yang selalu membuat kangen meskipun sangat sibuk dalam menyelesaikan skripsi ini.
19. Teman-teman seperjuangan : Anna yang selalu panik dalam menyelesaikan skripsi, Dissa yang menjadi bendahara bagi kelompok, Dottie yang selalu membuat kami tertawa dengan tingkah lakunya, Vika yang suka tertawa lepas, Nimo yang manja, yang telah bersama-sama melalui segala sesuatunya dengan kebersamaan, suka duka, dan canda tawa dalam proses berjalannya penelitian dan penyusunan skripsi ini.
20. Mas Iwan dan Mas Sugeng atas persaudaraan yang terjalin selama selama ini, diskon yang diberikan, dan pinjaman tempat sebagai basecamp pembuatan
property penelitian
21. Teman-teman kelas B angkatan 2006, khususnya kelompok praktikum C dan D atas persahabatannya selama ini.
22. Teman-teman FKK kelas B angkatan 2006, atas kebersamaannya dalam proses belajar dan saling membangun dalam presentasi.
23. Serta semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan karena keterbatasan pikiran, tenaga, dan waktu penulis. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca semua.
Yogyakarta, 16 Oktober 2009 Penulis
INTISARI
Stroke adalah penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung koroner dan keganasan, dengan demikian diperlukan adanya pemberian edukasi yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan mengenai faktor-faktor risiko terjadinya stroke terutama untuk lansia.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh edukasi terhadap perubahan perilaku Lansia di Posyandu Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Buah Apel, Dusun Keboan, Yogyakarta. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental semu (Quasi-Experimental research), dengan desain
nonrandomized pretest-posttest intervention with control group design . Kriteria
inklusi subjek penelitian ini adalah pria dan wanita berusia diatas 60 tahun yang aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia dan belum pernah mengalami penyakit stroke, penyakit ginjal atau penyakit jantung kongestif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Data yang diperoleh dikaji dengan analisis meliputi analisis deskriptif dan statistik menggunakan Independent Sampels T-test atau
Mann-Whitney U test untuk uji beda 2 kelompok sedangkan Paired T-test atau
Wilcoxon untuk uji beda 1 kelompok dengan taraf kepercayaan 95%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan (+0,97), sikap (+0,03), dan tindakan (+0,04) pada kelompok perlakuan, namun secara statistik peningkatannya adalah tidak bermakna. Tidak terdapat perbedaan perilaku yang signifikan antara kelompok kontrol dan perlakuan.
Kata kunci : stroke, lansia, edukasi, perilaku
ABSTRACT
Stroke was the third caused of death after coronary heart disease and cancer. In stead of that, its need education method to increase knowledge about stroke risk factors.
This research was done to know the effect of education to behavioural changing in elderly people in in Posyandu Srikandi, Dusun Burikan and Posyandu Buah Apel, Dusun Keboan, Yogyakarta. This is a Quasi-Experimental research, with nonrandomized pretest-posttest intervention with control group design. The research subject were elderly which over 60, active in posyandu lansia, and never have stroke, heart disease, or congestive heart disease. The instrument of this research is a quesioner. Data analysis done by Independent Sampels T-test or Mann-Whitney U test for the differences of 2 groups with 95% confidence level.
The result of this research shows that there are increase knowledge variable (+0,97), attitude variable (+0,03), and action variable (+0,04) in intervention group, but statistically the differences between intervention group and control group are not significant.
Key word : stroke, elderly, education, behaviour
DAFTAR ISI
ii
PAGE TITLE
iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING iv HALAMAN PENGESAHAN v
HALAMAN PERSEMBAHAN vi HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vii PRAKATA viii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA xii
INTISARI xiii
ABSTRACT
xiv
DAFTAR ISI
xv DAFTAR TABEL xvii
DAFTAR GAMBAR xviii
DAFTAR LAMPIRAN
xix
BAB I PENGANTAR
1 A. Latar Belakang
1 B. Permasalahan
3 C. Keaslian Penelitian
4 D. Manfaat Penelitian
5 E. Tujuan Penelitian
5 BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
7 A. Stroke
7
B. Edukasi
16 C. Perilaku
18 D. Kuesioner
26 E. Validitas dan Reliabilitas
27 F. Landasan Teori
28 G. Hipotesis
30 BAB III METODE PENELITIAN
31 A. Jenis dan Rancangan Penelitian
31 B. Variabel Penelitian
32 C. Definisi Operasional
32 D. Subjek Penelitian
33 E. Tempat Penelitian
33 F. Waktu Penelitian
33 G. Instrumen Penelitian
33 H. Tatacara Penelitian
34 I. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian
43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
46 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
61 A. Kesimpulan
61 B. Saran
62 DAFTAR PUSTAKA
63 LAMPIRAN
65 BIOGRAFI 122
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jenis Pernyataan dan Pengelompokan Pernyataan Berdasarkan Variabel dalam Kuesioner yang Disusun Bersifat Favorable dan
Unfavorable
37 Tabel 2. Karakteristik Umur
47 Tabel 3. Karakteristik Jenis Kelamin
48 Tabel 4. Karakteristik Tingkat Pendidikan
49 Tabel 5. Karakteristik Kebiasaan Merokok
51 Tabel 6. Karakteristik Tekanan Darah
52 Tabel 7. Perbedaan Perilaku Dilihat dari Selisih Rerata antara Pretest dengan Posttest
53 Tabel 8. Perbedaan Signifikansi antara Kelompok Perlakuan dengan Kelompok Kontrol pada Nilai Pretest dan Nilai Posttest
57 Tabel 9. Manfaat Ceramah dan Edukasi secara Personal
60 Tabel 10. Tindakan Setelah Ceramah dan Edukasi secara Personal
60
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Hubungan Perilaku dengan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan 18 Gambar 2. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Sebelum dan Setelah
Diberikan Ceramah terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan
29 Gambar 3. Skema Rancangan Pretest-Posttest Intervention with Control
Group Design
31 Gambar 4. Selisih Rerata Pretest-Posttest
56
DAFTAR LAMPIRAN
76 Lampiran 10. Karakteristik Kebiasaan Merokok
109 Lampiran 16. Surat Izin BAPPEDA 110 Lampiran 17. Keterangan Kelaikan Etik (Ethical Clearance) 111
91 Lampiran 15. Skema Penentuan Uji Signifikansi Berdasarkan Uji Normalitas Data
Lampiran 14. Perbedaan Signifikansi antara Kelompok Perlakuan dengan Kelompok Kontrol pada Nilai Pretest dan Nilai Posttest untuk Setiap Variabel Perilaku
79 Lampiran 13. Perbedaan Perilaku Kelompok Perlakuan Dilihat dari Selisih Nilai Rerata dan Signifikansi untuk Setiap Variabel Perilaku 85
78 Lampiran 12. Perbedaan Perilaku Kelompok Kontrol Dilihat dari Selisih Nilai Rerata dan Signifikansi untuk Setiap Variabel Perilaku
77 Lampiran 11. Karakteristik Tekanan Darah
Lampiran 1. Kuesioner
65 Lampiran 2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
74 Lampiran 8. Karakteristik Jenis Kelamin
73 Lampiran 7. Karakteristik Umur
72 Lampiran 6. Nilai Posttest Kelompok Perlakuan
71 Lampiran 5. Nilai Posttest Kelompok Kontrol
70 Lampiran 4. Nilai Pretest Kelompok Perlakuan
69 Lampiran 3. Nilai Pretest Kelompok Kontrol
75 Lampiran 9. Karakteristik Tingkat Pendidikan Lampiran 18. Leaflet Bagian Depan 112 Lampiran 19. Leaflet Bagian Belakang 113 Lampiran 20. Materi Ceramah
114 Lampiran 21. Dokumentasi Kegiatan 119
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Stroke adalah penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung koroner
dan keganasan. Stroke juga merupakan penyakit yang paling sering menimbulkan kecacatan dan problem kesehatan masyarakat di seluruh dunia (Dhamija, Mittal, dan Bansal, 2000; Japardi, 2002; Banerjee dan Kumar, 2006). Data statistik WHO pada tahun 2004 menunjukkan 15 juta orang menderita stroke di seluruh dunia setiap tahunnya dan dari jumlah tersebut, 5 juta orang meninggal sedangkan 5 juta orang lainnya mengalami cacat permanen. Stroke menyebabkan 650.000 kematian setiap tahun di Eropa. Insiden stroke mulai menunjukkan penurunan di negara- negara maju karena adanya upaya menjaga tekanan darah dan mengurangi kebiasaan merokok, namun tingkat stroke secara keseluruhan tetap tinggi karena penuaan penduduk (Mackay & Mensah, 2004).
Penelitian berskala cukup besar dilakukan oleh Survey ASNA di 28 Rumah Sakit seluruh Indonesia. Analisa penelitian ini, kita memperoleh gambaran dan profil stroke di Indonesia, distribusi demografik dan gambaran faktor risiko, gambaran klinis, morbiditas dan mortalitasnya di Indonesia. Penderita laki-laki lebih banyak dari perempuan dan profil usia dibawah 45 tahun cukup banyak yaitu 11,8%, usia 45-64 tahun berjumlah 54,2% dan diatas usia 65 tahun 33,5% (Rasyid dan Soertidewi, 2007).
Angka kejadian stroke di Indonesia meningkat tajam dari urutan ketiga penyebab kematian menjadi urutan pertama, melampaui penyakit yang selama ini mendominasi angka kematian terbesar di Indonesia seperti jantung dan kanker. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita stroke terbesar di Asia saat ini dan jika tidak ada upaya penanggulangan yang lebih baik, maka jumlah penderita stroke pada tahun 2020 diprediksi akan meningkat dua kali lipat (Haris, 2007).
Stroke menjadi tantangan utama untuk tenaga kesehatan maupun tenaga medis karena dalam 6th world stroke congress tahun 2008 dikatakan bahwa stroke menjadi penyebab kematian kedua dan merupakan penyebab utama terjadinya kecacatan di seluruh dunia. Penyakit serebrovaskuler ini tidak selalu membunuh seseorang dengan cepat, tetapi faktanya sangat membahayakan, merusak otak, dan dapat melumpuhkan badan (Dhamija, Mittal, dan Bansal, 2000; Japardi, 2002; Banerjee dan Kumar, 2006; Bettschart & Kofler, 2008). Penyakit stroke tidak mengenal usia, jenis kelamin, serta status sosial. Serangannya bisa dialami oleh siapapun, apalagi jika kita tidak menjaga kesehatan (Fatimah, 2009).
Pola hidup dan gaya hidup manusia dewasa semakin mengarah kepada gaya hidup pragmatis. Semuanya memenuhi kebutuhan secara instan dan praktis, hal ini tentu akan membawa konsekuensi. Konsekuensi yang paling rentan adalah masalah kesehatan, dengan pola hidup yang tidak sehat dan gaya hidup pragmatis, maka segala penyakit akan datang menyerang. Bermula dari kelebihan kolesterol, kelelahan karena kurang istirahat, tingkat stress yang tinggi, dan hipertensi, maka timbullah berbagai penyakit seperti stroke (Auryn, 2007).
Berdasarkan gambaran tersebut, maka perlu adanya intervensi berupa pemberian edukasi yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan mengenai faktor-faktor risiko terjadinya stroke dan edukasi tentang pola hidup sehat sehingga dapat mencegah terjadinya stroke. Pada penelitian ini digunakan populasi lansia dikarenakan pada usia ini sangat rentan terserang stroke.
Penelitian ini dilakukan di Posyandu Srikandi Dusun Burikan dan Posyandu Buah Apel Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Pemilihan posyandu lansia Srikandi dikarenakan adanya pendampingan yang telah dilakukan oleh fakultas Farmasi USD, dan anggota posyandu lansia ini cukup aktif serta mempunyai motivasi yang tinggi untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas hidup. Pemeriksaan faktor-faktor risiko terkait stroke dilakukan di laboratorium klinik Pramita Utama. Pramita Utama yang merupakan salah satu laboratorium di Yogyakarta yang telah terakreditasi.
1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang muncul:
a. Seperti apakah karakteristik lansia di Posyandu Srikandi Dusun Burikan dan Posyandu Buah Apel Dusun Keboan yang menjadi responden dalam penelitian ini dilihat dari umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, kebiasaan merokok, dan tekanan darah?
b. Apakah terdapat perubahan perilaku lansia di Posyandu Srikandi Dusun
Burikan dan Posyandu Buah Apel Dusun Keboan setelah pemberian intervensi berupa ceramah dan edukasi secara personal?
c. Seperti apakah perubahan tindakan lansia di Posyandu Srikandi Dusun
Burikan dan Posyandu Buah Apel Dusun Keboan setelah pemberian intervensi berupa ceramah dan edukasi secara personal?
2. Keaslian Penelitian
Sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan, penelitian tentang pengaruh pemberian edukasi terhadap perubahan perilaku populasi lansia Posyandu Srikandi di Dusun Burikan dan Posyandu Buah Apel di Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta belum pernah dilakukan. Penelitian yang terkait dengan masalah edukasi dan stroke telah dilakukan oleh peneliti lain dengan judul berikut ini:
a. Pengaruh Pemberian Edukasi tentang Sindrom terhadap Perilaku Masyarakat di Dusun Krodan, Sleman, Yogyakarta (Kajian Faktor Usia, Jenis Kelamin, dan Tingkat Pendidikan) oleh Maduma Maria Magdalena (2008).
b. Implementing a Community Education Program on Stroke for Health Care
Providers and Consumers oleh Karen Richardson-Nassif, Robert Swartz, dan Mildred Reardon (2002).
Penelitian tersebut berbeda pada hal tujuan penelitian, subjek penelitian, waktu penelitian, lokasi penelitian, dan kajian penelitian. Penelitian yang dilakukan saat ini ingin melihat pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal terhadap perubahan perilaku populasi lansia di Posyandu Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Buah
Apel, Desa Sumeradi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta tahun 2009.
3. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat teoritis Mengetahui pengaruh pemberian edukasi dengan metode ceramah dan edukasi secara personal terhadap perubahan perilaku populasi lansia terkait dengan pencegahan stroke.
b. Manfaat praktis 1) Meningkatnya pengetahuan masyarakat khususnya mengenai penyakit stroke dan pencegahannya sehingga usia harapan hidup dapat meningkat dengan kesehatan yang baik. 2) Meningkatnya pengetahuan kader Posyandu Srikandi Dusun Burikan dan Posyandu Buah Apel Dusun Keboan sehingga dapat memberikan pengetahuan tentang stroke kepada lansia.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui perubahan perilaku yang terukur dalam peningkatan nilai pengetahuan, sikap, dan tindakan populasi lansia Posyandu Srikandi di Dusun Burikan dan Posyandu Buah Apel di Dusun Keboan setelah diberikan edukasi berupa ceramah tentang stroke.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui karakteristik populasi lansia di Posyandu Srikandi Dusun Burikan dan Posyandu Buah Apel Dusun Keboan dilihat dari umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, kebiasaan merokok, dan tekanan darah.
b. Mengetahui perubahan perilaku lansia di Posyandu Srikandi Dusun Burikan dan Posyandu Buah Apel Dusun Keboan setelah pemberian intervensi berupa ceramah dan edukasi secara personal.
c. Mengetahui tindakan yang akan dilakukan lansia Posyandu Srikandi Dusun Burikan dan Posyandu Buah Apel Dusun Keboan setelah pemberian intervensi berupa ceramah dan edukasi secara personal.
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Stroke
1. Definisi
Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan bahwa stroke merupakan gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak (Fatimah, 2009).
Dalam istilah awam, stroke adalah serangan otak yang terjadi secara tiba- tiba dapat mengakibatkan kelumpuhan sebelah bagian tubuh bahkan kematian.
Sindroma ini diberi nama “stroke”, yang artinya mendadak. Kadang stroke disebut (Sustrani, Alam, dan Hadibroto, 2006).
cerebrovascular accident
Istilah stroke digunakan untuk menamakan sindroma hemiparesis atau hemiparalisis (lumpuh sebelah) akibat kerusakan pada pembuluh darah yang dapat bangkit dalam hitungan detik hingga hari, tergantung pada jenis penyakit yang menjadi penyebabnya. Stroke bukan merupakan nama penyakit, melainkan istilah untuk menjelaskan kumpulan gejala yang muncul jika terdapat kerusakan pada pembuluh darah otak (Fatimah, 2009).
2. Tanda dan Gejala
Sebagian besar pasien stroke dapat mengingat kembali gejala yang dialami. Mulai dari rasa kesemutan, kehilangan pandangan sejenak, hingga kehilangan keseimbangan sekejap yang tidak menyebabkan pasien jatuh. Namun, seringkali gejala-gejala tersebut diabaikan, sehingga suatu saat dapat berubah menjadi gejala yang tidak dapat diabaikan lagi (Sustrani et al., 2006).
Tanda dan gejala serangan stroke bervariasi, tergantung pada lokasi dan besarnya kerusakan sel otak akibat kurangnya suplai oksigen. Sekitar 90% pasien yang terserang stroke mengalami kelumpuhan separuh badan secara tiba-tiba. Tanda dan gejala lainnya adalah tiba-tiba kehilangan rasa peka, bicara cadel, gangguan berbicara, gangguan penglihatan, mulut tidak simetris, gangguan daya ingat, nyeri kepala hebat, vertigo, kesadaran menurun, dan tanda atau gejala lain yang menunjukkan adanya gangguan fungsi otak (Mulyatsih dan Ahmad, 2008).
3. Penyebab
Stroke adalah akibat gangguan peredaran darah otak. Penyebab stroke yang sering terjadi adalah: a. Pembuluh darah arteri yang tersumbat akibat adanya endapan benda-benda darah pada dinding pembuluh.
b. Pembuluh darah pecah akibat kelemahan pada dinding pembuluh darah atau kelainan pada keadaan darah sendiri.
c. Endapan pada dinding pembuluh darah atau pada dinding jantung yang terlepas dan menyumbat pembuluh darah yang lebih kecil. Endapan yang lepas disebut
embolus (Mulyatsih dan Ahmad, 2008).
Stroke dapat terjadi karena aliran darah ke otak terputus. Otak manusia sangat tergantung pada pasokan darah yang berkesinambungan dialirkan oleh arteri. Asupan oksigen dan nutrisi akan dibawa oleh darah yang mengalir dalam pembuluh darah yang menuju ke sel-sel otak. Jika selama beberapa menit aliran darah atau aliran oksigen dan nutrisi terhambat, maka dapat terjadi stroke. Penyempitan pembuluh darah menuju sel-sel otak menyebabkan aliran darah dan asupan nitrisi ke otak akan berkurang. Selain itu, endapan lemak dapat terlepas dalam bentuk gumpalan-gumpalan kecil yang suatu saat dapat menyumbat aliran darah ke otak sehingga sel-sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi. Hal tersebut yang menjadi penyebab mendasar terjadinya stroke. Hipertensi merupakan penyebab tekanan yang lebih besar pada dinding pembuluh darah sehingga dinding pembuluh darah menjadi lemah dan pembuluh darah akan lebih mudah pecah. Pembuluh darah yang pecah merupakan salah satu penyebab terjadinya stroke (Auryn, 2007).
Para ahli kesehatan meyakini bahwa faktor keturunan secara genetik merupakan salah satu penyebab stroke. Pada keluarga yang anggota keluarganya menderita stroke, perlu adanya kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan stroke. Namun demikian, stroke bukan merupakan penyakit keturunan. Banyaknya kasus stroke dalam keluarga mungkin lebih disebabkan faktor pola makan, gaya hidup, dan watak yang hampir sama (Fatimah, 2009).
4. Klasifikasi
Stroke diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu stroke iskemik (ischemic stroke) dan stroke hemoragik (haemorrhagic stroke). a. Stroke iskemik Stroke iskemik disebabkan adanya penyumbatan pada pembuluh darah yang menuju ke otak. Sumbatan ini dapat disebabkan oleh 2 hal. Yang pertama adalah adanya penebalan pada dinding pembuluh darah (aterosklerosis) dan bekuan darah bercampur lemak yang menempel pada dinding pembuluh darah yang disebut thrombus. Yang kedua adalah akibat tersumbatnya pembuluh darah otak oleh emboli, yaitu bekuan darah yang berasal dari thrombus di jantung (Mulyatsih dan Ahmad, 2008).
b. Stroke hemoragik Stroke hemoragik dapat terjadi karena pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak yang kemudian merusaknya (Auryn, 2007). Salah satu penyebab stroke hemoragik adalah penyumbatan pada dinding pembuluh darah yang rapuh (aneurisme), mudah menggelembung, dan rawan pecah. Umumnya terjadi pada usia lanjut, tetapi yang paling umum kerapuhan terjadi karena mengerasnya dinding pembuluh darah akibat tertimbun plak. Keadaan ini akan lebih parah jika terdapat gejala hipertensi dan stress. Pembuluh darah yang sudah rengas dengan sendirinya akan mudah retak atau pecah akibat adanya tekanan darah yang naik secara tiba-tiba (Sustrani et al., 2006).
Berdasarkan gejalanya, stroke dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Stroke sementara Stroke yang dapat sembuh dalam beberapa menit atau jam. b. Stroke Ringan Stroke yang dapat sembuh dalam waktu beberapa minggu.
c. Stroke Berat Stroke yang dapat sembuh dengan meninggalkan cacat, tidak dapat sembuh total, bahkan dalam beberapa bulan atau tahun kemudian dapat mengakibatkan kematian (Fatimah, 2009).
5. Faktor Risiko Stroke dapat terjadi karena adanya gangguan aliran darah ke bagian otak.
Jika ada daerah otak yang kekurangan suplai darah secara tiba-tiba, maka penderita akan mengalami gangguan saraf otak sesuai daerah yang terkena.
Gangguan saraf dapat berupa lumpuh sebelah (hemiplegia), berkurangnya kekuatan sebelah anggota tubuh (hemiparesis), gangguan bicara, gangguan rasa (sensasi) di kulit sebelah wajah, lengan atau tungkai. Gangguan-gangguan tersebut yang menjadi penyebab stroke dapat disebabkan karena berbagai hal. Berbagai hal atau keadaan yang menyebabkan stroke itulah yang disebut dengan faktor risiko stroke (Auryn, 2007).
Fatimah (2009) membagi faktor risiko stroke menjadi 2 kelompok.
a. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
1) Usia
Semakin tua usia seseorang, maka semakin besar pula risiko terserang stroke. Hal ini berkaitan dengan proses degenerasi (penuaan) yang terjadi secara alami. Pada lansia, pembuluh darah lebih kaku karena adanya plak (aterosklerosis).
2) Jenis kelamin Laki-laki memiliki risiko yang lebih besar untuk terserang stroke dibanding perempuan. Hal ini disebabkan laki-laki cenderung untuk merokok. Rokok dapat merusak lapisan pembuluh darah tubuh. 3) Herediter
Hal ini terkait dengan riwayat stroke di keluarga. Seseorang dengan riwayat stroke pada keluarga, memiliki risiko yang lebih besar untuk terserang stroke dibandingkan seseorang yang tidak memiliki riwayat stroke pada keluarga.
4) Ras atau etnik Dari berbagai penelitian ditemukan bahwa ras kulit putih memiliki peluang yang lebih besar terserang stroke dibandingkan ras kulit hitam.
b. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
1) Hipertensi
Orang-orang yang tekanan darahnya tinggi memiliki peluang lebih besar untuk mengalami stroke. Hipertensi merupakan penyebab terbesar terjadinya stroke, karena seseorang yang hipertensi dapat mengalami gangguan aliran darah tubuh, diameter pembuluh darah akan mengecil (vasokonstriksi) sehingga darah yang mengalir ke otak akan berkurang. Keadaan ini mengakibatkan berkurangnya suplai oksigen dan glukosa, jika suplai berkurang secara terus-menerus maka jaringan otak akan mengalami kematian.
2) Penyakit jantung Berbagai penyakit jantung berpotensi menimbulkan stroke, faktor risiko ini pada umumnya akan menimbulkan embolus. Embolus adalah sumbatan aliran darah ke otak karena jantung melepas gumpalan darah, sel-sel atau jaringan yang telah mati ke dalam aliran darah. Apabila penyakit jantung yang ada diberi obat anti penggumpalan darah dengan dosis tidak terkontrol dan tidak dilakukan kontrol terhadap waktu penggumpalan darah, maka dapat muncul komplikasi serius yaitu perdarahan otak (Harsono, 1994). 3) Diabetes Mellitus
Penderita diabetes memiliki risiko 3 kali lipat terkena stroke dan mencapai tingkat tertinggi pada usia 50-60 tahun. Namun, ada faktor penyebab lain yang dapat memperbesar risiko stroke karena sekitar 40% penderita diabetes pada umumnya juga mengidap hipertensi (Sustrani et al., 2006).
Penderita diabetes mellitus yang kekurangan insulin dapat mengalami gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Kekurangan pemakaian glukosa dalam sel dan kenaikan glukoneogenesis dalam hati menyebabkan hiperglikemia. Kenaikan lipolisis dalam hati, jaringan otot, dan jaringan lemak menyebabkan kenaikan asam lemak bebas dalam plasma, selanjutnya akan meningkatkan pembentukan kolesterol dan lipoprotein dalam darah yang dapat mengakibatkan terjadinya aterosklerosis (Mutschler, 1991).
Diabetes mellitus dapat mengakibatkan dinding pembuluh darah otak menebal. Menebalnya dinding pembuluh darah otak akan mempersempit lubang pembuluh darah dan mengganggu kelancaran aliran darah ke otak, pada akhirnya menyebabkan kematian sel-sel otak (Harsono, 1994).
4) Hiperkolesterolemia Hiperkolesterolemia dapat terjadi jika kadar kolesterol di dalam darah berlebih. Kolesterol yang berlebih terutama jenis LDL, LDL yang berlebih akan mengakibatkan terbentuknya plak pada pembuluh darah. Apabila plak terus terbentuk, maka semakin lama plak akan semakin banyak dan menumpuk sehingga mengganggu aliran darah (Fatimah, 2009). HDL merupakan lipoprotein yang mengangkut kolesterol ke hati untuk diubah menjadi asam empedu, jadi semakin tinggi HDL maka nilai kolesterol rendah karena semakin banyak HDL yang membawa kolesterol ke hati dan diubah menjadi asam empedu. LDL merupakan lipoprotein yang mengangkut sebagian kolesterol darah dari hati ke jaringan. Kolesterol yang telah dioksidasi oleh radikal bebas (oksi-LDL) dapat mengendap di dinding pembuluh darah dan mengakibatkan aterosklerosis (Tjay dan Rahardja, 2002). Memperbaiki tingkat kolesterol dapat dilakukan dengan pola makan yang sehat dan olahraga teratur dapat menurunkan risiko aterosklerosis dan stroke. Dalam kasus tertentu, dokter dapat memberikan obat yang dapat menurunkan kolesterol (Sustrani et al., 2006).
5) Obesitas Obesitas atau kegemukan merupakan salah satu faktor risiko stroke. Hal tersebut terkait dengan tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam darah pada orang yang obesitas. Pada umunya kadar LDL seseorang yang obesitas lebih tinggi dibanding kadar HDL.
6) Merokok Merokok merupakan penyebab nyata seseorang terserang stroke, lebih banyak terjadi pada usia dewasa muda daripada usia yang lebih tua. Risiko stroke dapat menurun seketika jika berhenti merokok dan terlihat jelas dalam periode 2-4 tahun setelah berhenti merokok. Merokok dapat memicu produksi fibrinogen (faktor penggumpal darah) lebih banyak sehingga menyebabkan terjadinya aterosklerosis. Pada pasien perokok, kerusakan yang terjadi akibat stroke jauh lebih parah karena dinding bagian dalam (endothelial) pada sistem pembuluh darah otak (serebrovaskular) biasanya sudah menjadi lemah (Sustrani et al., 2006).
7) Alkohol Alkohol yang dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan meningkatnya risiko stroke, tetapi konsumsi alkohol yang tidak berlebihan dapat memberikan manfaat berupa penurunan risiko stroke dengan mengurangi daya penggumpalan platelet dalam darah. Akan tetapi disiplin menggunakan manfaat alkohol dalam konsumsi cukup sulit dikendalikan dan efek samping alkohol justru lebih berbahaya. Konsumsi alkohol secara berlebihan dapat mempengaruhi kekentalan dan penggumpalan darah yang akhirnya menyebabkan pendarahan di otak serta memperbesar risiko stroke iskemik (Sustrani et al., 2006).
B. Edukasi
Edukasi dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian bahan atau materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan untuk mencapai perubahan perilaku (tujuan). Edukasi kesehatan sangat penting dalam menunjang program-program kesehatan yang lain. Untuk memilih metode edukasi harus memperhatikan subjek edukasi apakah itu merupakan individu, kelompok, masyarakat/massa serta harus mempertimbangkan pendidikan formal. Ceramah merupakan metode edukasi yang diberikan untuk kelompok besar, lebih dari 15 orang, metode ini sesuai untuk sasaran/subjek yang berpendidikan tinggi/rendah (Notoatmodjo, 2003).
Penyuluhan kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan kebiasaan yang berkaitan dengan kesehatan agar individu / kelompok / masyarakat mau dan mampu mengubah perilaku yang tidak baik mendukung nilai hidup sehat menjadi berperilaku yang mendukung nilai hidup sehat (Pratomo, 1989).
Edukasi kesehatan merupakan suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu dengan cara bujukan, himbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran dan sebagainya melalui kegiatan yang disebut pendidikan atau penyuluhan kesehatan.
Pendidikan atau penyuluhan kesehatan tersebut mengupayakan agar perilaku individu, kelompok atau masyarakat mempunyai pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Edukasi kesehatan dilaksanakan melalui penyuluhan massa, kelompok atau interpersonal yang tujuan akhirnya adalah agar individu, kelompok atau masyarakat berada dalam kondisi derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Notoatmodjo, 2003).
Bentuk pendekatan atau edukasi yang digunakan antara lain:
1. Bimbingan dan penyuluhan Cara ini terjadi kontak antara subjek penelitian dan peneliti yang lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi subjek penelitian dapat diteliti oleh peneliti sehingga dapat dibantu dalam penyelesaiannya. Pada akhirnya subjek penelitian dapat menangkap dan menerimanya kemudian berdasarkan kesadaran penuh pengertian dapat mengubah perilaku sehatnya.
2. Wawancara Cara ini merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara peneliti dengan subjek penelitian untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, apakah ia tertarik atau tidak terhadap perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum, maka perlu adanya penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
3. Ceramah Ceramah merupakan metode edukasi yang harus memperhatikan subjek edukasi apakah merupakan individu, kelompok atau masyarakat. Ceramah merupakan metode yang baik untuk subjek penelitian yang berpendidikan tinggi maupun rendah dan untuk kelompok besar. Yang dimaksud kelompok besar di sini apabila subjek penelitian lebih dari 15 orang (Notoatmodjo, 2003).
C. Perilaku
Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku kesehatan terdiri dari perilaku sehat yang berarti tindakan individu untuk menjaga dan meningkatkan kesehatannya sedangkan perilaku sakit adalah reaksi individu jika menderita sakit (Sarwono, 1997).
Lingkungan Pengetahuan ↓↑
Individu Perilaku Sikap →
↑ Pengalaman Tindakan
Gambar 1. Hubungan Perilaku dengan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan
Proses pembentukan dan perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Persepsi, adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda meskipun mengamati objek yang sama.
2. Motivasi yaitu suatu dorongan bertindak untuk mencapai suatu tujuan juga dapat terwujud dalam bentuk perilaku.
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi perilaku masyarakat menurut Dharmmesta dan Handoko (2000) adalah sebagai berikut:
1. Faktor motivasi.
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi seseorang akan mewujudkan suatu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan.
2. Faktor pengalaman.
Pengalaman adalah proses ketika manusia menyadari dan menginterpretasikan aspek lingkungannya. Hasil dari pengalaman individu akan membentuk suatu pandangan tertentu terhadap suatu produk yang akan menciptakan proses pengamatan dan perilaku pembelian yang berbeda-beda.
3. Faktor belajar.
Belajar merupakan perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil akibat adanya pengalaman. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara manusia yang bersifat individual dengan lingkungan khusus tertentu. Proses belajar pada suatu pembelian terjadi apabila konsumen ingin menanggapi dan memperoleh suatu kepuasan, atau sebaliknya, tidak terjadi apabila konsumen merasa dikecewakan oleh produk yang kurang baik.
4. Faktor kepribadian dan konsep diri.
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian merupakan karakteristik psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten atau bertahan lama terhadap lingkungannya. Kepribadian berkaitan dengan konsep diri atau citra pribadi (Kotler, 1997).
5. Faktor sikap.
Sikap biasanya memberikan penilaian (menerima atau menolak) terhadap objek atau produk yang dihadapinya. Sikap adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan yang menggantung atau tidak diuntungkan yang bertahan lama dari seseorang terhadap objek atau gagasan tertentu (Kotler, 1997).
Menurut Notoatmodjo (2003), sebelum orang berperilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu:
1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus atau objek terlebih dahulu.
2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
3. Evaluation, yakni mempertimbangkan baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini menunjukkan sikap responden yang lebih baik lagi.
4. Trial, yakni orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5. Adoption, yakni subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Menurut Notoatmodjo (2003), tujuan suatu pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku, yang terdiri dari:
1. Ranah kognitif Ranah kognitif adalah representasi dari apa yang dipercayai individu pemilik sikap. Komponen ini berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan datang dari apa yang telah kita lihat atau kita ketahui. Berdasarkan apa yang kita lihat atau ketahui terbentuk ide atau gagasan tentang karakteristik suatu objek, dan ini menjadi dasar pengetahuan seseorang tentang apa yang diharapkan dari objek tertentu. Tetapi kadang kepercayaan terbentuk karena kurang atau tidak adanya informasi yang benar tentang objek yang dihadapi.
2. Ranah afektif Ranah afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Reaksi emosional banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai sebagai benar dan berlaku bagi objek.
3. Ranah psikomotor Ranah psikomotor merupakan kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapi, banyak dipengaruhi oleh kepercayaan dan perasaan terhadap suatu objek. Ranah psikomotor meliputi bentuk perilaku yang dapat dilihat secara langsung, tetapi juga bentuk perilaku pernyataan atau perkataan yang diucapkan seseorang mengenai suatu objek (Azwar, 2007).
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu”, ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, dan penginderaan terjadi melalui panca indera manusia. Pengetahuan atau kognitif merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Sebelum seseorang mengadopsi perilaku, maka terlebih dahulu harus mengetahui arti dan manfaat perilaku tersebut bagi dirinya dan keluarganya. Berdasarkan pengalaman dan penelitian terdahulu terbukti bahwa 18 perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Dharmmesta dan Handoko (2000), pengetahuan merupakan unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa individu yang akan menimbulkan suatu gambaran, konsep, persepsi, dan fantasi terhadap segala hal yang diterima dari lingkungannya melalui panca indera. Belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil akibat adanya pengalaman. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara manusia yang pada dasarnya bersifat individual dengan lingkungan khusus tertentu.
Tingkat pengetahuan yang tercakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu: a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan mengatakan.
b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (analysis) Analisis merupakan kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Secara definitif, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu ditentukan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003).