NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI WIWIT DAN TINGKEBAN PERTANIAN DI DESA WONOKERTO KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI WIWIT

DAN TINGKEBAN PERTANIAN DI DESA WONOKERTO

KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN

2014

  

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Pada Jurusan Tarbiyah

  

Disusun Oleh

MUHAMMAD TAUFIQUR RIYADI

  111 10 042 NIM.

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  

2015

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 5 Eks Hal : Naskah Skripsi

   Saudara Muhammad Taufiqur Riyadi

  Kepada Yth: Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga

  ASSALAMU’ALAIKUM, WR. WB

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : Muhammad Taufiqur Riyadi NIM : 11110042 Jurusan : Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam Judul : NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI

  WIWIT DAN TINGKEBAN PERTANIAN DESA WONOKERTO KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 Dengan ini mohon agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosyahkan.

  Demikian agar menjadi perhatian.

  WASSALAMU’ALAIKUM, WR.WB

  Salatiga, Nopember 2014

  Pembimbing Drs. Juz'an, M.Hum

  NIP 19611024 198903 1 002

  

SKRIPSI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI WIWIT DAN

TINGKEBAN PERTANIAN DI DESA WONOKERTO KECAMATAN

BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

DISUSUN OLEH

MUHAMMAD TAUFIQUR RIYADI

NIM. 11110042

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal

  ...................... dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam Susunan Panitia Penguji

  Ketua Penguji : ________________ Sekretaris Penguji : ________________ Penguji I : ________________ Penguji II : ________________ Penguji III : ________________

  Salatiga, Ketua STAIN Salatiga Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP. 196701121992031005

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : MUHAMMAD TAUFIQUR RIYADI NIM : 11110042 Judul Skripsi : NILAI-NILAI PENDIDIKAN

  ISLAM DALAM TRADISI WIWIT DAN TINGKEBAN PERTANIAN DESA WONOKERTO KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis di dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

  Salatiga, Yang Menyatakan Muhammad Taufiqur R.

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

         

  

…… Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan

bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.

  (QS Al Baqarah: 197)

  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1.

  Bapak dan Ibuku tercinta, yang selalu mendukung, mendo'akan dan memberikan segalanya baik moral maupun spritual bagi kelancaran studi, semoga Allah senantiasa meridhoinya.

  2. Sahabat terdekatku Helmi dan Amalia yang selalu membantu dan mendorong belajar bersama selama masa kuliah.

  3. Teman hatiku Venia dan Sekeluarga yang setiap saat mendoakan dan memberi semangat dalam pembuatan skripsi sampai dengan selesai, semoga Allah memberi sesuatu yang terbaik untuk semuanya baik dunia maupun akhirat nanti.

  4. Rekan-rekan Mahasiswa STAIN Salatiga

KATA PENGANTAR

  

ميحرلا نمحرلا للها مسب

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Rabb yang Maha Rahman dan Rahim yang telah mengangkat manusia dengan berbagai keistimewaan. Dan dengan hanya petunjuk serta tuntunan-Nya, penulis mempunyai kemampuan dan kemauan sehingga penulisan skripsi ini bisa terselesaikan.

  Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT. Amin. Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini bukanlah merupakan tugas yang ringan, tetapi merupakan tugas yang berat. Akhirnya dengan berbekal kekuatan serta kemauan dan bantuan dari berbagai pihak, maka terselesaikanlah skripsi yang sederhanan ini dengan judul “NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI WIWIT DAN TINGKEBAN PERTANIAN DESA WONOKERTO KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

  ” Dengan tersusunnya skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih yang tiada taranya kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

  3. Bapak Rasimin, S.PdI, M.Pd, selaku Kaprodi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

  4. Bapak Drs. Juz'an, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing, yang dengan keikhlasannya telah memberikan bimbingan hingga tersusunnya skripsi ini.

  5. Karyawan Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilitasnya.

  Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo‟a, semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat ganda. Amin.

  Akhirnya penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki keterbatasan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa senang hati dan terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi pembaca pada umumnya.

  Amin

  • – amin yarobbal ‘alamin

  Salatiga, 10 November 2014 Penulis Muhammad Taufiqur R.

  

ABSTRAK

  Muhammad Taufiqur R. 2014. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Wiwit Dan Tingkeban Pertanian Desa Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun 2014. Skripsi, Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing. Drs. Juz

  ‟an, M.Hum

  Kata Kunci : Nilai Pendidikan Islam, Wiwit dan Tingkeban

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan Tradisi Wiwit dan Tingkeban Pertanian di Desa Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun 2014? Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap pelaksanaan Tradisi Wiwit dan Tingkeban Pertanian di Desa Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun 2014? Apa sajakah Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Wiwit dan Tingkeban Pertanian di Desa Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun 2014?

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan Tradisi Wiwit dan Tingkeban Pertanian di Desa Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun 2014. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap pelaksanaan Tradisi Wiwit dan Tingkeban Pertanian di Desa Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun 2014. Untuk mengetahui Nilai- nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Wiwit dan Tingkeban Pertanian di Desa Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun 2014.

  Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan fenomena secara mendalam untuk mengkaji masalah yang diteliti. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan di Dusun Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang. Pengumpulan data menggunakan wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan. Analisis datanya menggunakan deskriptif kualitatif.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi wiwit dan tingkeban pertanian merupakan wujud syukur kepada Sang Rabbi Illahi yang merupakan bentuk warisan budaya yang sampai saat ini masih dilaksanakan dan dilestarikan oleh masyarakat. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa tradisi wiwit dan tingkeban pertanian menganggap penting akan dilaksanakannya tradisi tersebut karena merupakan kegiatan untuk memanjatkan doa agar tanaman padi menghasilkan panen berlimpah ruah. Nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam adat wiwit dan tingkeban pertanian di Desa Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang adalah: Nilai aqidah, yaitu meyakini bahwa Allah SWT merupakan satu-satunya dzat yang memberikan keselamatan kepada manusia, Nilai ibadah, yaitu dilakukan upacara berdo‟a untuk mendoakan keselamatan warga dan arwah sebagai wujud ibadah; Nilai syukur yaitu masyarakat bisa terbebas dari pagebluk dan seluruh desa akan merasa aman. Namun demikian dalam tradisi wiwit dan tingkeban pertanian juga masih terdapat beberapa hal negatif seperti adanya sesaji yang masih ada, menunjukkan budaya leluhur yang masih mempercayai kekuatan di luar Allah dan budaya pemborosan.

  Saran yang dapat disampaikan adalah pentingnya nilai pendidikan Islam yang ada dalam acara wiwit dan tingkeban pertanian tersebut perlu adanya pelestarian dari generasi penerus, terutama dalam memahami aspek-aspek nilai pendidikan Islam yang ada di dalam acara tersebut, sehingga tidak akan mudah tergerus oleh perkembangan zaman. Dalam melestarikan harus memperhatikan kaidah- kaidah tauhid supaya tidak terkena unsur syirik.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .................................................................................... i NOTA PEMBIMBING ................................................................................ ii PENGESAHAN ........................................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... v KATA PENGANTAR ................................................................................. vi ABSTRAK ................................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................ x DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah ........................................................

  B.

  5 Rumusan Masalah ...................................................................

  C.

  6 Tujuan Penelitian ....................................................................

  D.

  6 Kegunaan Penelitian ...............................................................

  E.

  7 Definisi Operasional ...............................................................

  F.

  8 Metode Penelitian ...................................................................

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A.

  14 Nilai Pendidikan Islam ...........................................................

  B.

  28 Wiwit dan Tingkeban .............................................................

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A.

  32 Letak Geografis ......................................................................

  B.

  36 Upacara Wiwit dan Tingkeban ...............................................

  C.

  47 Tanggapan Masyarakat terhadap Wiwit dan Tingkeban ........

  BAB IV PEMBAHASAN ..........................................................................

  49 BAB V PENUTUP A.

  Kesimpulan ............................................................................

  60 B.

   Saran .......................................................................................

  61 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

  62 LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Umur ....................................... 32Tabel 3.2 Data Pemeluk Agama .......................................................... 33Tabel 3.3. Tingkat Pendidikan Masyarakat .......................................... 34Tabel 3.4 Data Sarana Pendidikan ...................................................... 34

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Daftar Pertanyaan 2. Surat Ijin Penelitian 3. Surat Keterangan Penelitian 4. Daftar Riwayat Hidup 5. Transkrip Wawancara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam Islam lebih banyak dikenal dengan menggunakan istilah

  

al-tarbiyah, al-ta`lim, al-ta`dib dan al-riyadlah. Setiap terminologi tersebut

  mempunyai makna yang berbeda satu sama lain, karena perbedaan teks dan kontek kalimatnya dan pendidikan Islam memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan pengertian pendidikan secara umum (Widodo, 2007: 170).

  Beberapa pakar pendidikan Islam memberikan rumusan pendidikan Islam, di antaranya Yusuf Qardhawi, mengatakan pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan ketrampilannya. Karena pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup, baik dalam keadaan aman maupun perang, dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya (Saebani, 2009: 14).

  Salah satu upaya untuk membentuk kepribadian adalah melalui sarana kebudayaan. Kebudayaan yang diwariskan dengan baik akan memberikan dampak terhadap perilaku anak. Pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka membentuk perilaku yang baik dapat dilakukan dengan melalui berbagai cara. Umpamanya adalah dengan menggunakan kebudayaan atau tradisi yang isinya berupa petuah atau ajaran yang baik, sehingga siapa yang memahami makna tradisi atau kebudayaan itu dapat mengambil hikmah sebagai sebuah bentuk pendidikan.

  Suatu tradisi merupakan pewarisan serangkaian kebiasaan dan nilai-nilai yang diwariskan dari suatu generasi kepada generasi berikutnya. Nilai-nilai yang diwariskan berupa nilai-nilai yang oleh masyarakat pendukungnya masih dianggap baik, serta relevan dengan kebutuhan kelompok. Dalam suatu tradisi selalu ada hubungannya dengan upacara tradisional. Oleh karena itu upacara tradisional merupakan warisan budaya leluhur yang dipandang sebagai usaha manusia untuk dapat berhubungan dengan arwah para leluhur. Pada umumnya mereka masih mempunyai anggapan bahwa roh para leluhur dianggap masih dapat memberikan keselamatan dan perlindungan kepada keluarga yang ditinggalkan.

  Agar tujuannya dapat tercapai maka mereka mengadakan pendekatan melalui berbagai bentuk upacara. Dalam upacara ini dapat dipakai untuk mengukuhkan kembali nilai-nilai dan keyakinan yang berlaku dalam masyarakat. Oleh karena itu upacara merupakan salah satu kegiatan social yang sangat diperhatikan, dalam rangka menggali tradisi atau kebudayaan daerah dan pengembangankebudayaan nasional. Dengan demikian dalam setiap kebudayaan terdapat norma-norma atau nilai-nilai yang menjadi pedoman bagi masing-masing warga masyarakat pendukungnya dalam bertingkah laku atau bergaul dengan sesamanya.

  Norma-norma atau nilai-nilai dapat dimengerti oleh warga masyarakat selaku pendukung kebudayaan tersebut melalui belajar, baik secara formal maupun non formal. Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Peursen (2004: 4) bahwa kebudayaan merupakan semacam sekolah di mana manusia belajar. Sumber-sumber informasi yang tak tertulis dapat diperoleh misalnya dengan memperhatikan tingkah laku yang ditujukan untuk kegiatan teknis sehari-hari mempunyai kaitan dengan kepercayaan tertentu ataupun dalam bentuk hasil karya masyarakat pendukungnya. Kebudayaan yang merupakan warisan leluhur, sebenarnya oleh warga masyarakat masih ada yang memegang teguh serta terikat adanya tradisi yang berlaku dalam kelompoknya. Kunci penting dalam pelestarian kebudayaan adalah tidak menyimpang dari ajaran Islam, sebagaimana perintah Allah dalam Surat Luqman ayat 13

  

              



Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi

pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,

Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang

besar".

  Seringkali ada banyak asumsi masyarakat yang keliru mengenai peringatan atau kegiatan tradisi budaya tersebut. Ada yang menganggap sebagai bentuk mempersekutukan Allah, ada juga yang menilai sebagai bid‟ah yang melanggar ajaran rosulullah Muhammad saw. Namun demikian, tidak semua orang yang memahami kegiatan tradisi tersebut sebagai bentuk yang melanggar ajaran Islam, sehingga banyak di kalangan masyarakat yang masih melestarikan kebudayaan yang turun-temurun dalam masyarakat.

  Demikian pula kebudayaan yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia masih banyak yang disampaikan secara lisan maupun masih diakui oleh masyarakat pendukungnya, sehingga perlu dipertahankan. Menurut Peursen (2004: 12) upacara tradisional lebih dari sebuah mitos di mana fungsinya tidak hanya sekedar memberikan hiburan tetapi yang penting upacara itu dapat mengukuhkan nilai-nilai tradisi tentang kebaikan, kehidupan, kesuburan, juga penyucian.

  Selain itu upacara berfungsi pula untuk mengukuhkan ikatan solidaritas. Sehingga upacara tradisional mempunyai fungsi sosial, kultural dan religi. Dalam masyarakat agraris dapat dijumpai beberapa tradisi yang masih dilakukan dan dilestarikan oleh pendukungnya sampai saat ini. Salah satu tradisi yang masih dilakukan sampai saat ini adalah tradisi wiwit dan tingkeban. Tradisi ini digelar masyarakat sebagai wujud rasa percaya kepada Tuhan agar tanaman padi yang akan ditanam selamat dari serangan hama hingga musim panen tiba.

  Tradisi wiwit dan tingkeban pertanian berkaitan dengan kepercayaan dan merupakan salah satu bentuk warisan budaya leluhur yang sampai sekarang masih tetap dilaksanakan dan dilestarikan oleh masyarakat, termasuk masyarakat di Desa Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang. Pada hakekatnya tradisi tersebut merupakan kegiatan wujud syukur dan harapan agar tanaman yang akan ditanam terbebas dari gangguan hama dan wujud permohonan agar mendapatkan keselamatan, ketenteraman bersama yang biasanya dilakukan setelah panen tiba.

  Namun demikian, perkembangan peradaban serta tingkat pengetahuan serta perekonomian saat ini telah banyak mengikis sedikit demi sedikit tradisi bahkan kebudayaan yang dahulu berkembang dalam masyarakat. Bahkan karena ketidaktahuan tentang budayanya menganggap bahwa tradisi atau budaya tersebut sebagai bagian yang tidak perlu dilestarikan dengan berbagai macam alasan. Demikian halnya dengan tradisi wiwit dan tingkeban di Desa Wonokerto Kecamatan Bancak. Dahulu semua warga setiap akan memulai musim tanam maupun akan panen selalu mengadakan kegiatan upacara wiwit dan tingkeban.

  Namun akhir-akhir ini peringatan tersebut jarang sekali yang mengadakan. Bahkan para pemuda sendiri banyak yang tidak mengetahui makna peringatan tradisi tersebut.

  Berdasarkan hal-hal tersebut, maka peneliti mengajukan penelitian berjudul “NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI WIWIT DAN TINGKEBAN PERTANIAN DI DESA WONOKERTO KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014”

B. Rumusan Masalah

  Pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan Tradisi Wiwit dan Tingkeban Pertanian di Desa

  Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun 2014? 2. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap pelaksanaan Tradisi Wiwit dan

  Tingkeban Pertanian di Desa Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun 2014? 3. Apa sajakah Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Wiwit dan Tingkeban

  Pertanian di Desa Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun 2014?

C. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah di atas tujuan dari penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui pelaksanaan Tradisi Wiwit dan Tingkeban Pertanian di Desa Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun 2014.

  2. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap pelaksanaan Tradisi Wiwit dan Tingkeban Pertanian di Desa Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun 2014.

  3. Untuk mengetahui Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Wiwit dan Tingkeban Pertanian di Desa Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun 2014.

D. Kegunaan Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara akademik maupun manfaat praktis sebagai berikut:

  1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini secara teoritis dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi pendidikan Islam terkait dengan strategi pendidikan Islam melalui kebudayaan.

  2. Manfaat praktis Sebagai masukan bagi orang tua untuk memberikan perhatian kepada anak- anaknya, terutama dalam hal pendidikan.

E. Definisi Operasional

  Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami pengertian yang sebenarnya dari judul tersebut, penulis jelaskan pengertian istilah-istilah yang ada di dalamnya hingga membentuk suatu pengertian yang utuh sebagai berikut : 1.

  Nilai Pendidikan Islam Nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda atau hal untuk memuaskan manusia (Surayin, 2007: 374). Nilai juga diartikan kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, dihargai dan dapat menjadi objek kepentingan (Sjarkawi, 2009: 29).

  Prof. Dr. Omar Mohammad At-Toumi Asy-Syaibany mendefinisikan pendidikan islam sebagai proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat. (Asy-Syaibany, 2009: 399). Pengertian tersebut memfokuskan perubahan tingkah laku manusia yang konotasinya pada pendidikan etika. Selain itu, pengertian tersebut menekankan pada aspek- aspek produktivitas dan kreatifitas manusia dalam peran dan profesinya dalam kehidupan masyarakat dan alam semesta.

  2. Wiwit dan Tingkeban Upaca wiwit merupakan upacara ritual yaitu rasa terima kasih kepada

  Tuhan, karena tanaman padi yang akan dipanen tampak sangat membanggakan hati. Dengan harapan setiap penanaman padi sampai waktu panen selalu diberikan panen yang banyak dijauhkan dari penyakit atau hama (Hadiwiyono, 2004: 22)

  Tingkeban merupakan upacara tradisi yang dilakukan dalam pertanian saat tanaman padi yang ditanam sudah akan berbuah (meteng = Jawa) dengan harapan tanaman padinya dapat menghasilkan buah yang lebat sehingga hasil panennya bagus (Hadiwiyono, 2004: 22).

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

  Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan fenomena secara mendalam untuk mengkaji masalah yang diteliti (Sugiyono, 2009: 4).

  2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Wonokerto Kecamatan BancakKabupaten Semarang. Waktu penelitian dimulai bulan Maret 2014 sampai dengan September 2014.

  3. Subjek Penelitian

  Dalam penelitian ini dipilih sebanyak 10 orang warga, 2 orang perangkat desa, yaitu kepala dusun dan modin, serta 4 orang tokoh masyarakat sebagai subjek penelitian. Subjek yang telah dipilih tersebut diharapkan dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

  4. Metode Pengumpulan Data

  Keberhasilan suatu penelitian terutama penelitian kualitatif, tergantung beberapa faktor. Paling tidak ditentukan oleh faktor kejelasan tujuan dan permasalahan penelitian, ketepatan pemilihan pendekatan/ metodologi, ketelitian dan kelengkapan data/ informasi itu sendiri. Dalam penelitian yang mendasarkan pada pendekatan kualitatif ini dipergunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu wawancara dan studi dokumentasi. Kedua teknik akan dijelaskan berikut ini, digunakan peneliti dalam rangka memperoleh informasi saling melengkapi.

  a.

  Wawancara; yaitu dengan melakukan tanya jawab atau mengkonfirmasikan kepada subjek penelitian dengan sistematis (wawancara terstruktur). Dalam wawancara ini, pertanyaan dan jawaban akan bersifat verbal atau semacam percakapan yang bertujuan memperoleh data atau informasi. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran dari wawancara adalah warga, kepala desa, tokoh masyarakat dan sumber lainnya yang relevan.

  b.

  Studi dokumentasi; yaitu suatu alat penelitian yang bertujuan untuk melengkapi data (sebagai bukti pendukung), yang bersumber bukan dari manusia yang memungkinkan dilakukannya pengecekan untuk mengetahui kesesuiannya. Sumber data yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah dokumentasi pelaksanaan tingkeban.

  c.

  Selain dengan wawancara dan dokumentasi juga menggunakan observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap proses/ tahapan dalam pelaksanaan wiwit dan tingkeban di Dusun Wonokerto Kecamatan Bancak.

  Dalam penelitian kualitatif tidak terdapat prosedur pengumpulan data yang memiliki pola yang pasti. Rianse (2009:6) mengatakan “masing- masing peneliti dapat memberi sejumlah petunjuk dan saran berdasarkan pengalaman masing- masing”, namun demikian Lincoln dan

  Guba (Rianse, 2009) mengatakan terdapat rangkaian prosedur dasar yang dipergunakan dalam penelitian kualitatif, prosedur itu meliputi tahap orientasi, explorasi, dan member check. Pelaksanaan pengumpulan data dalam penelitian ini melalui kegiatan sebagai berikut:

  1) Tahap Orientasi

  Pada saat ini peneliti melakukan kegiatan: Pendekatan kelembaga- lembaga yang menjadi lokasi penelitian, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang lokasi dan fokus masalah penelitian, serta memilih jumlah informan awal yang memadai untuk memperoleh informan yang tepat. Melakukan pendalaman terhadap sumber-sumber bacaan yang berhubungan dengan masalah penelitian, guna menyusun kerangka penelitian dan teori-teori. Melakukan wawancara awal untuk memperoleh informasi yang bersifat umum yang berkenaan dengan ruang lingkup penelitian ini.

  2) Tahap Eksplorasi

  Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan: Mengadakan wawancara secara intensif dengan subjek penelitian, yaitu kepala desa, tokoh masyarakat, dan masyarakat yang mengetahui tradisi wiwit dan tingkeban yang dilaksanakan secara turun temurun.

  3) Tahap Member check

  Pada tahap ini, semua data dan informasi yang telah dikumpulkan dan dicek ulang dengan metode triangulasi, untuk melihat kelengkapan atau kesempurnaan serta validitas data. Pengecekan data-data ini dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut: Mengecek ulang data-data yang sudah terkumpul, baik data yang terkumpul dari wawancara, hasil observasi maupun dokumen. Meminta data atau informasi ulang kepada subjek penelitian apabila ternyata data yang terkumpul tersebut belum lengkap.

  Meminta penjelasan kepada pihak terkait tentang data siswa yang melanjutkan serta data lain yang berhubungan dengan penelitian.

5. Teknik Analisis Data

  Tujuan utama penelitian ini adalah memahami perilaku manusia dalam konteks tertentu. Sebagai konsekuensi dari tujuan, sifat dan pendekatan penelitian kualitatif tersebut, maka proses dan teknik analisa data yang ditempuh peneliti cenderung beragam. Kualitas konseptual, kreativitas dan intuisi peneliti menentukan keberhasilan analisanya. Sesuai dengan sifat penelitian yang naturalistic-fenomenologis kualitatif, tentunya

  semua informasi yang dijaring dengan berbagai macam alat dalam studi ini

  berupa uraian yang penuh deskripsi mengenai subjek yang diteliti, pendapat, pengetahuan, pengalaman dan aspek lainya yang berkaitan. Tentu tidak semua data itu dipindahkan dalam laporan penelitian, melainkan dianalisis dengan menggunakan prosedur menurut Sugiyono (2009) yaitu: (1) reduksi data, (2) display data, (3) mengambil keputusan dan verifikasi. Analisis data dalam penelitian naturalisti kualitatif menurut Rianse (2009) adalah proses mengatur data untuk ditafsirkan dan diketahui maknanya.

  a) Reduksi Data

  Tahap ini dilakukan dengan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan lapangan, dan dokumen, sehingga dapat ditemukan hal- hal pokok dari proyek yang diteliti yang berkenaan dengan fokus penelitian.

  b) Display Data

  Pada tahap ini, dilakukan dengan merangkum hal- hal pokok yang ditemukan dalam susunan yang sismatis, yaitu data disusun dengan cara menggolongkannya ke dalam pola, tema, unit atau katagori, sehingga tema sentral dapat diketahui dengan mudah, kemudian diberi makna sesuai materi penelitian. Lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan analisis dan interpretasi data adalah merupakan proses penyederhanaan dan trasformasi timbunan data mentah, sehingga menjadi kesimpulan- kesimpulan yang singkat, padat dan bermakna (Sugiyono, 2009: 16).

2. Verifikasi

  Pada tahap ini dilakukan pengujian tentang kesimpulan yang telah diambil dengan data pembandingan yang bersumber dari hasil pengumpulan data dan penunjang lainnya. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat kebenaran hasil analisis sehingga melahirkan kesimpulan yang diambil dilakukan dengan menghubungkan atau mengkomunikasikan hasil- hasil penelitian dengan teori- teori para ahli (Sugiyono, 2009: 17). Terutama teori yang menjadi kerangka acuan peneliti dan keterkaitannya dengan temuan- temuan dari penelitian lainnya yang relevan, melakukan proses member-chek mulai dari tahap orientasi sampai dengan kebenaran data terakhir, dan akhirnya membuat kesimpulan untuk dilaporkan sebagai hasil penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Nilai Pendidikan Islam Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan

  kualitas, dan berguna bagi manusia (Koentjaraningrat, 2004: 12). Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.

  Adanya dua macam nilai tersebut sejalan dengan penegasan pancasila sebagai ideologi terbuka. Perumusan pancasila sebagai dalam pembukaan UUD 1945. Alinea 4 dinyatakan sebagai nilai dasar dan penjabarannya sebagai nilai instrumental. Nilai dasar tidak berubah dan tidak boleh diubah lagi. Betapapun pentingnya nilai dasar yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 itu, sifatnya belum operasional. Artinya kita belum dapat menjabarkannya secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan UUD 1945 sendiri menunjuk adanya undang-undang sebagai pelaksanaan hukum dasar tertulis itu. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 itu memerlukan penjabaran lebih lanjut. Penjabaran itu sebagai arahan untuk kehidupan nyata. Penjabaran itu kemudian dinamakan nilai instrumental.

  Dr. Muhammad Fadhil Al-Jamali memberikan pengertian pendidikan islam sebagai upaya mengembangkan, mendorong, serta mengajak manusia untk lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan, maupun perbuatan (Widodo, 2007: 46).

  Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya melalui para Rasul. Dalam Islam memuat sejumlah ajaran, yang tidak sebatas pada aspek ritual, tetapi juga mencakup aspek peradaban. Dengan misi utamanya adalah sebagai

  rahmatan lil ‘alamin, Islam hadir

  dengan menyuguhkan tata nilai yang bersifat plural dan inklusif yang merambah ke dalam semua ranah kehidupan.

  Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Pendidikan Islam menurut Tadjab secara sederhana dapat diartikan sebagai pendidikan yang dilaksanakan dengan bersumber dan berdasar atas ajaran agama Islam. Menurut Hery Noer Aly (2009: 18), pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Sedangkan menurut Endang Saipuddin Anshari, ia mendefinisikan pendidikan Islam menjadi dua bagian; pertama dalam arti yang luas adalah proses bimbingan (pimpinan, tuntunan, dan asuhan) oleh subjek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi, dan lain sebagainya) dan raga objek didik dengan bahan-bahan materi tertentu dan dengan metode tertentu. Dilakukan dalam jangka waktu tertentu, dengan metode tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran Islam.

  Kedua, pendidikan Islam dalam arti khusus adalah pendidikan yang materi didiknya adalah Al-Islam, akidah, syari‟ah (ibadah dan muamalah) dan akhlak Islam, seperti pendidikan agama Islam di perguruan tinggi.

  Masih banyak lagi pengertian pendidikan Islam menurut para ahli, namun dari beberapa pengertian tersebut yang dapat kita petik, pada dasarnya pendidikan Islam adalah usaha bimbingan jasmani dan rohani pada tingkat kehidupan individu dan sosial untuk mengembangkan fitrah manusia berdasarkan hukum-hukum Islam menuju terbentuknya manusia ideal (insan kamil) yang berkepribadian Muslim dan berakhlak terpuji serta taat pada Islam sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan Islam adalah sifat-sifat atau hal-hal yang melekat pada pendidikan Islam yang digunakan sebagai dasar manusia untuk mencapai tujuan hidup, yaitu mengabdi pada Allah SWT. Nilai-nilai tersebut perlu ditanamkan pada anak sejak kecil, karena pada waktu itu adalah masa yang tepat untuk menanamkan kebiasaan yang baik padanya.

  Pendidikan Islam sangat memperhatikan penataan individual dan sosial yang membawa penganutnya pada pengaplikasian Islam dan ajaran- ajarannya ke dalam tingkah laku sehari-hari. Karena itu, keberadaan sumber dan landasan pendidikan Islam harus sama dengan sumber Islam itu sendiri, yaitu Al-

  Qur‟an dan As-Sunah. Pandangan hidup yang mendasari seluruh kegiatan pendidikan Islam ialah pandangan hidup muslim yang merupakan nilai-nilai luhur yang bersifat universal yakni Al-

  Qur‟an dan As-Sunnah yang sahih juga pendapat para sahabat dan ulama sebagai tambahan. Nilai- nilai luhur tersebut diuraikan sebagai berikut: (Aly, 2009: 26)

  1. Al-Qur‟an Di dalam Al-

  Qur‟an terdapat ajaran yang berisi prinsip-prinsip yang berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan itu. Sebagai contoh dapat dibaca dalam kisah Luqman yang mengajari anaknya dalam surat Luqman. Al-

  Qur‟an adalah petunjuk-Nya yang bila dipelajari akan membantu menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman berbagai problem hidup. Apabila dihayati dan diamalkan menjadi pikiran rasa dan karsa mengarah pada realitas keimanan yang dibutuhkan bagi stabilitas dan ketentraman hidup pribadi dan masyarakat.

  2. As-Sunah Setelah Al-

  Qur‟an, pendidikan Islam menjadikan As-Sunnah sebagai dasar dan sumber kurikulumnya. Secara harfiah ‟sunnah‟ berarti jalan, metod e dan program. Secara istilah ‟sunnah‟ adalah perkara yang dijelaskan melalui sanad yang sahih baik itu berupa perkataan, perbuatan atau sifat Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana Al-

  Qur‟an, sunnah berisi petunjuk-petunjuk untuk kemaslahatan manusia dalam segala aspeknya yang membina manusia menjadi Muslim yang bertaqwa. Dalam dunia pendidikan sunnah memiliki dua faedah yang sangat besar, yakni: a.

  Menjelaskan sistem pendidikan Islam yang terdapat dalam Al- Qur‟an atau menerangkan hal-hal yang tidak terdapat di dalamnya.

  b.

  Menyimpulkan metode pendidikan dari kehidupan Rasulullah SAW bersama anak-anaknya dan penanaman keimanan ke dalam jiwa yang dilakukannya.

  Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah kegiatan selesai dan memerlukan usaha dalam meraih tujuan tersebut. Secara umum menurut Hery Noer Aly, tujuan adalah batas akhir yang dicita-citakan seseorang dan dijadikan pusat perhatiannya untuk dicapai melalui usaha.

  Pengertian tujuan pendidikan adalah perubahan yang diharapkan pada subjek didik setelah mengalami proses pendidikan baik pada tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya, maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu hidup.

  Adapun tujuan pendidikan Islam menurut Imam Al-Ghazali, ialah kesempurnaan insani di dunia dan akhirat. Manusia akan mencapai kesempurnaan melalui pencarian keutamaan dengan menggunakan ilmu. Keutamaan itu akan memberinya kebahagiaan di dunia serta mendekatkannya kepada Allah SWT, sehingga dia juga akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat. Sedangkan menurut Muhammad Munir Mursa, tujuan terpenting pendidikan Islam adalah tercapainya kesempurnaan insani, karena Islam sendiri merupakan manifestasi tercapainya kesempurnaan agamawi. Dan menurut pendapat Abdul Fattah Jalal, tujuan akhir pendidikan Islam adalah menjadikan manusia sebagai abdi atau hamba Allah SWT. Di dalam Al- Qur‟an dijelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah ”membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah SWT dan khalifah-Nya, untuk membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah (untuk bertaqwa kepada-

  Nya).” Firman Allah SWT dalam Al-

  Qur‟an surat Adz-Dzariyat ayat 56:

   ِنوُدُبْعَيِل َّلاِإ َسنِلإاَو َّنِجْلا ُتْقَلَخ اَمَو

Artinya: Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka menyembah-Ku (QS. Adz-Dzariyat: 56)

  Berdasarkan penjelasan dan rincian tentang tujuan pendidikan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan nilai pendidikan Islam adalah sebagai berikut: (Saebani, 2009: 59)

  a) Menyiapkan dan membiasakan anak dengan ajaran Islam sejak kecil agar menjadi hamba Allah SWT yang beriman.

  b) Membentuk anak Muslim dengan perawatan, bimbingan, asuhan, dan pendidikan pra natal sehingga dalam dirinya tertanam kuat nilai-nilai keislaman yang sesuai dengan fitrahnya.

  3. Mengembangkan potensi, bakat, dan kecerdasan anak sehingga mereka dapat merealisasikan dirinya sebagai pribadi Muslim.

  2. Memperluas pandangan hidup dan wawasan keilmuan bagi anak sebagai makhluk individu dan social Kehidupan manusia tidak terlepas dari nilai, dan nilai itu selanjutnya diinstitusikan. Institusional nilai yang terbaik adalah melalui upaya pendidikan. Pada hakikatnya pendidikan adalah proses transformasi dan internalisasi nilai, baik sebagai proses pembiasaan terhadap nilai, proses rekonstruksi nilai serta proses penyesuaian terhadap nilai. Lebih dari itu fungsi pendidikan Islam adalah pewarisan dan pengembangan nilai-nilai dienul Islam serta memenuhi aspirasi masyarakat dan kebutuhan tenaga di semua tingkat dan bidang pembangunan bagi terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Nilai pendidikan Islam perlu ditanamkan pada anak sejak kecil agar mengetahui nilai-nilai agama dalam kehidupannya. Dalam pendidikan Islam terdapat bermacam-macam nilai islami yang mendukung dalam pelaksanaan pendidikan bahkan menjadi suatu rangkaian atau sistem di dalamnya. Nilai tersebut menjadi dasar pengembangan jiwa anak sehingga bisa memberi out put bagi pendidikan yang sesuai dengan harapan masyarakat luas.

  Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan mengemukakan nilai-nilai pendidikan Islam secara umum menurut yang dikemukakan oleh Dr. Zulkarnain (2008: 38)

  , yakni; nilai tauhid/aqidah, ibadah (‟ubudiyah), Akhlak, dan nilai kemasyarakatan, yang merupakan dasar pokok dan harus ditanamkan pada anak sejak dini.

  a) Nilai Tauhid/Aqidah (Keimanan)

  Tauhid atau aqidah (iman) adalah kepercayaan yang terhujam ke dalam hati dengan penuh keyakinan, tidak ada perasaan syak (ragu-ragu), serta mempengaruhi orientasi kehidupan, sikap dan aktivitas keseharian. Al-Ghazali mengatakan iman adalah megucapkan dengan lidah, mengakui benarnya dengan hati dan mengamalkan dengan anggota badan. Pendidikan keimanan termasuk aspek pendidikan yang patut mendapat perhatian yang pertama dan utama dari orang tua. Memberikan pendidikan ini pada anak merupakan sebuah keharusan yang tidak boleh ditinggalkan. Pasalnya iman merupakan pilar yang mendasari keislaman seseorang. Aqidah (iman) yang kuat dan tertanam dalam jiwa seseorang merupakan hal yang penting dalam perkembangan pendidikan. Salah satu yang bisa menguatkan aqidah adalah memiliki nilai pengorbanan dalam dirinya demi membela aqidah yang diyakini kebenarannya.

  Semakin kuat nilai pengorbanannnya akan semakin kokoh aqidah yang ia miliki.Keimanan merupakan landasan pokok bagi kehidupan yang sesuai dengan fitrah manusia, karena manusia mempunyai sifat dan kecenderungan untuk mengalami dan mempercayai adanya Tuhan.

  Oleh karena itu penanaman keimanan harus diperhatikan dan tidak boleh dilupakan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ar-Rum ayat 30:

  

            

          

 

  

Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah;

(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut

  fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,

  Dengan fitrah manusia yang telah ditetapkan oleh Allah SWT sebagaimana dalam ayat di atas, maka manusia mempunyai kewajiban untuk memelihara fitrah dan mengembangkannya.

  b) Nilai Ibadah

  Ibadah yang dimaksud adalah pengabdian ritual sebagaimana diperintahkan dan diatur di dalam Al- Qur‟an dan Sunnah. Aspek ibadah ini di samping bermanfaat bagi kehidupan duniawi, tetapi yang paling utama adalah sebagai bukti dari kepatuhan manusia memenuhi perintah-perintah Allah SWT. Ibadah merupakan bukti nyata bagi seorang Muslim dalam meyakini dan mempedomani aqidah Islamiyah.

Dokumen yang terkait

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM AL QUR’AN

0 1 8

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM BUDAYA NGANGGUNG DAN IMPLIKASINYA TERHADAP SOLIDARITAS UMAT DI KECAMATAN MENDO BARAT KABUPATEN BANGKA

0 0 12

TOLERANSI AGAMA ISLAM DAN KRISTEN DALAM TRADISI BELASUNGKAWA DI DESA SIPOGU KECAMATAN ARSE KABUPATEN TAPANULI SELATAN - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 85

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SIM BOL-SIM BOL WALIMATUL 'U R SY DI DESA CAN DIREJO KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2 0 0 9 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd

0 1 147

HUBUNGAN PERILAKU KEAGAMAAN ORANG TUA DENGAN AKHLAK SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH DARUSSALAM BANCAK KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 111

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010

0 0 111

PENDIDIKAN ISLAM BAGI ANAK DALAM KELUARGA BURUH TANI DI DESA SELOPAJANG BARAT KECAMATAN BLADO KABUPATEN BATANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 124

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI PUNGGAHAN DAN KUPATAN PADA MASYARAKAT DUKUH KRANGKENG SARI DESA GROGOLAN KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 SKRIPSI

0 0 132

IMPLEMENTASI STANDAR PROSES DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SD KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013

1 3 208

IMPLEMENTASI STANDAR PROSES DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SD KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013

0 2 229