NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SIM BOL-SIM BOL WALIMATUL 'U R SY DI DESA CAN DIREJO KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2 0 0 9 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SIMBOL-SIMBOL

WALIMATUL 'U R SY DI DESA CANDIREJO KECAMATAN

  

TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2 0 0 9

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI)

  

Dalam Ilmu Tarbiyah

Disusun Oleh :

TRI WAHYUNI

  

NIM : 121 07 021

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2 0 1 0

  

NILAI-NILAI PEN D ID IK A N ISLA M DALAM SIM B O L-SIM B O L

WALIMATULU RSY D I D ESA C A N D IR E JO KECAM ATAN

  

TUNTANG KABUPATEN SEM ARANG TAHUN 2 0 0 9

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI)

  

Dalam Ilmu Tarbiyah

Disusun O le h :

TRIW AH YUNI

  

NIM : 121 07 021

JU R U SA N TARBIYAH

PROGRAM ST U D I PENDIDIK AN AGAMA ISLAM

  

SEK O LAH TINGGI AGAMA ISLAM NEG ERI (STAIN)

  D E P A R T E M E N A G A M A RI S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

  JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721 2 2 Website: wmv.stainsalati a.ac. id E-mail: administrasi(cbstainsalati a.ac. id

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan dibawah i n i : Nama : Tri Wahyuni NIM : 121 07021

  Jurusan : Tarbiyah Program S tu d i: Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 29 Januari 2010 Yang menyatakan,

  TRI WAHYUNI NIM : 121 07 021

  D E P A R T E M E N A G A M A RI S E K O L A H T I N G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721 Website : E-mail: administrasi(a),stainsalatiga.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : T R I W AHYUNI NIM : 121 07 021 Jurusan / Progdi : TARBIYAH / PA I Judul : N ILAI-N ILA I PENDIDIKAN ISLAM DALAM

  

W ALIM ATU L ’U R SY

  D I DESA C A N D IR EJO KECAM ATAN TUNTANG KABUPATEN SEM ARANG TAHUN 2009 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  Salatiga, 19 Januari 2010 pimbing

  Fatchurpohman. S.Ag.. M.Pd

  NIP. 19710309 200003 1 001

KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  JL Stadion No. 03 Telp (0298) 323706 Fax (0298) 323455 Kode Pos 50721 Website:

  

PENGESAHAN KELULUSAN

  Skripsi Saudara TRI WAHYUNI dengan Nomor Induk Mahasiswa 121 07 021 yang berjudul NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SIMBOL-

  

SIMBOL WALIMATUL ‘URSY DI DESA CANDI RE J O KECAMATAN

TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009”. Telah

  dimunaqasahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Sabtu, 13 Maret 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  Salatiga, 13 Maret 2010

  27 Rabi’ul Awal 1431 Panitia Ujian

  Ketua Sekretaris Sidang

  K )r. Imam Sutomo, M,Ag.

  Dr. H. Miih. Saerozi, M.Ag. NIP. 19580827 198303 1 NIP. 19660215 199103 1 001

  Penguji I Dr. Zakivuddin Baidhawv. M.Ag.

  S.Si.. M.Pd. NIP. 19720521 200501 1 003 30526 199903 1 004

Fatchuprohman. S.Ag.. M.Pd.

  

NIP./9710303 00003 1 001

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Sesungguhnya datum penciptaan langit dan bumi, dan siGh Sergantinya malam dan siang

terdapat tanda-tanda 6agi orang-orang yang berakgl

  

(Q.S. AG Imrom 190)

Dia menumbuhkan 6agi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, kprma, anggur

dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu 6enar-6enar ada

tanda, (fyhuasaan flttah) bagi kaum yang memikjrkgn.

  

Dan dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu dan bintang-bintang

itu ditundukkan (untukmu) dengan perinlah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu

benar-6enar ada tanda-tanda (kskuasaan Adah) bagi kaum yang memahami (nya)

(Q.S. M M ihl 11-12)

  

%pterangan-k$terangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan kami turunkan kepadamu A l Quran,

agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang Telah diturunkan kepada merekg[829]

dan supaya mereka memikirkan,

(Q.S. A n N a h l4)

  

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, siGh bergantinya malam dan siang, bahtera

yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Adah

turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kpitigj-

nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang

dikgndaGkan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (kgesaan dan

  PERSEMBAHAN Skripsi ini penuCis persembahkan untuk;

1. jiyafi%u (Nuryono) dan iBundaku tercinta (Surati)

yang telah membesarkan dan mendidikfu serta mencurahkan segala usaha untuk, mem6antu melancarkan studiku.

  

2. M as P asuki (Rphmad dan M as Nurochim serta

keponakanku J la fid z P anji ‘K jim iaw an dan Tdtim ah JLz Zahra yang memSeribu m otivasi untuk, segera menyelesaikan sekfip si

  

3. IH enekfu tersayang M Sah su p i Om Ponijan dan

(B ehjlsiyah serta hgluarga Besarku. .

  

4. Papak, ‘Fatchurruhman, S A g-, M . P d yang telah

meluangkan w a ktu dan kesabaranya dalam mem6erikgn 6im6ingan dan pengarahan.

  

5. Sahabat-sahabatku yang selalu Serjuang Bersama-

sama dalam sukg dan duka ( Kayu, Iin dan (Dari)

6. (Bapak- (Rphmat P ffe n d i selaku kepala Desa

Candirejo dan Perangkat Desa yang telah memBerikgn ijin dan pelayanan yang Baik, selama penelitian, serta m asyarakat yang memBerikgn inform asi yang dibutuhkan.

7. Sepupuku mbak, N apsiah dan keluarga yang telah m enfasiRtasi dalam pengetikan skripsiku.

KATA PENGANTAR

  Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya kejalan kebenaran dan keadilan.

  Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah “NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SIMBOL-SIMBOL

  WALIMATUL V R S Y

  DI DESA CANDIREJO KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009".

  Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN

  2. Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd selaku kaprodi PAI Transfer dan selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membantu dan mengarahkan penulisan dalam penyusunan skripsi ini.

  3. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah menghantarkan penulis hingga selesainya tugas akademik.

  5. Bapak Rohmad Effendi selaku kepala Desa Candirejo yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

  6. Masyarakat sekitar yang memberikan data dan informasi yang dibutuhkan penulis.

  7. Kedua orang tua yang telah susah payah mendidik, membimbing, membesarkan serta membiayai penulis dalam studi, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

  8. Ibu Siti Musayadah A. Ma selaku kepala RA Annur Candirejo, Ibu Umi Haniah, A. Ma, Ibu Afifatus Tsaniyah, S.Ag dan Ibu Istikomah SE. yang memberikan ijin dan motivasi untuk segera menyelesaikan sekripsi.

  9. Seluruh sahabat-sahabat yang selalu memberikan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.

  Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Amin Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan kemampuan serta pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini memberikan sumbangan bagi pengembangan dunia pendidikan khususnya pendidikan agama Islam.

  A m in — am in yarobbal 'alamin

  Salatiga, 29 Januari 2010

ABSTRAK PENELITIAN

  Wahyuni, Tri. 2010. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Simbol-Simbol

  Walimatul ’Ursy Di Desa Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2009.

  Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd.

  Kata kunci: pendidikan Islam dalam simbol walimatul ’ursy.

  Penelitian ini merupakan upaya untuk melestarikan budaya Jawa khususnya dalam walimatul ’ursy yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) apa yang menjadi simbol dalam walimatul ’ursy di Desa Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2009? (2) Apa nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam simbol-simbol dalam walimatul ’ursy di Desa Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2009? (3) Bagaimana implementasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan masyarakat Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2009? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fonomenologi.

  Simbol-simbol dalam walimatul ’ursy di Desa Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2009 berupa: patah, domas, manggolo, ganti

  (balangan suruh, salaman, wiji dadi, sinduran,

  busana, saat prosesi panggih

  tanem, kacar-kucur, dulangan, sungkeman, plangkahan),

  dalam dekorasi terdapat simbol kembar mayang, riasan pengantin terdapat sanggul, paes, centhung,

  mentul,

  perhiasan, dan bunga melati, Nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat didalamnya berupa: Saling membuang kejelekan suami dan istri, menghormati suami dan tetap patuh kepada orang tua, tanggung jawab orang tua tidak lepas sampai menikahkan anaknya dan ibu selalu memberikan dorongan atas tanggung jawab tersebut kepada sang ayah, keija sama antara suami dan istri dalam memikul tanggung jawab bersama untuk mewujudkan keluarga yang bahagia, dalam memberikan kasih sayang orang tua tidak boleh pilih kasih, suami mencari nafkah dan memberikan kepada istri baik lahiriah dan batiniah.

  Nilai-nilai tersebut telah diimplementasikan tanpa mereka sadari karena agama Islam juga mengajarkan hal itu. Walaupun mereka tidak mengetahui dengan rinci dan menyeluruh nilai-nilai pendidikan Islam dalam simbol-simbol

  walimatul ‘ursy mereka telah mengimplementasikannya dalam kehidupan.

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

   DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  1. Simbol-Simbol dalam Pernikahan Adat Jawa dan

  

  

  

   BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

  A. Gambaran Umum Desa Candirejo Kecamatan Tuntang

  

  

  

  

  

  

  

  

  B. Temuan Pelaksanaan Walimatul ‘ursy Di Desa

  

   D. Temuan Simbol-Simbol Dalam Walimatul ‘Ursy Di

   E. Nilai-Nilai Pendidikan Yang Terdapat Dalam

  

  

   BAB IV PEMBAHASAN

  A. Pelaksanaan Walimatul ‘Ursy Di Desa Candirejo

  

   C. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Yang Terdapat Dalam

  

   D. Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam Yang

  

  

  I

  B. Saran-saran.....................................................................

  88 C. Penutup...........................................................................

  89 DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL DAN BAGAN

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Berdasar Jenis Kelamin dan Umur Tahun 2009Tabel 3.2 Penduduk Menurut Pendidikan Tahun 2009Tabel 3.3 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2009Tabel 3.4 Kegiatan Keagamaan Warga Desa Candirejo Kecamatan Tuntang

  Kabupaten Semarang Tabel

Tabel 5.1 Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Simbol-simbol Walimatul ‘ursyGambar 1.1 Komponen-komponen Analisis Data: Model InteraktifGambar 3.1 Struktur Organisasi Desa Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten

  Semarang

DAFTAR LAMIPIRAN

  Lampiran 1 Instrumen Wawancara

  2 Hasil Wawancara

  3 Foto-Foto Dalam Walimatul ‘Ursy

4 Peta Desa Candirejo Kecamaan Tuntang Kabupaten Semarang

  5 Surat Tugas Pembimbing Skripsi

  6 Surat Permohonan Izin Penelitian

  7 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

  8 Lembar Konsultasi

  9 SKK

  

BA BI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Manusia laki-laki maupun perempuan pada kewajaran fitrahnya akan memiliki rasa suka atau tertarik pada lawan jenis. Islam menjadikan pernikahan sebagai jalan terhormat untuk menformat kasih sayang di antara dua jenis manusia. Untuk mewujudkan pernikahan melalui proses yang panjang bermula pemilihan calon pasangan sampai menjaga pemikahan/rumah tangga. Salah satu proses dari pernikahan adalah walimatul

  ‘ursy yang berarti resepsi pernikahan.

  Dalam walimatul ‘ursy terdapat berbagai macam simbol-simbol, dalam setiap simbol tersebut terdapat nilai-nilai pendidikan bagi pasangan suami istri baru yang akan memulai hidup berumah tangga dan membentuk keluarga pada khususnya dan pada umumnya untuk suami istri yang telah lama menikah agar lebih saling mencintai dan menjaga rumah tangganya. Dengan dimasukkannya

  ‘ursy

  simbol-simbol walimatul diharapkan kehidupan berumah tangga dapat beijalan mulus, mampu dalam mengatasi masalah karena telah dibekali pendidikan dalam walimatul ‘ursy walaupun hanya secara implisit.

  Dengan berkembangnya jaman, budaya bangsa semakin tidak dipahami oleh generasi penerus. Sehingga tepatlah istilah jawa yang mengatakan “oru ngerti jawane ” (tidak mengetahui maksudya) “ bocah ora

  jaw a ” (tidak mengetahui pesan yang terdapat dalam suatu simbol atau tandaj.

  Sungguh ironis resepsi pernikahan yang dikhususkan untuk pasangan baru

  2

  suami istri dengan persiapan yang matang tetapi tidak mengetahui pesan/nilai- nilai pendidikan dalam acara tersebut.

  Tujuan utama mengadakan walimatul ‘ursy adalah pengumuman atas sebuah pernikahan, dan rasa syukur dari teijadinya pernikahan. Dalam acara

  walimatul ‘ursy

  terdapat makanan yang dihidangkan sesuai dengan makna

  walimah

  secara bahasa. Acara walimatul ‘ursy tersebut dikemas sedemikian rupa agar menarik dan indah untuk dikenang. Namun disayangkan dalam penyelenggaraan walimatul ‘ursy, baik orang tua dari calon suami istri, pasangan colon suami istri itu sendiri, dan para tamu undangan, tidak mengetahui dan memahami apa pesan/makna/nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam simbol-simbol walimatul ‘ursy tersebut. Mereka menganggap bahwa simbol-simbol tersebut hanya sebagai atribut/assesoris dalam walimatul ‘ursy.

  Penulis memilih desa Candirejo sebagai lokasi penelitian dikarenakan mayoritas warga Candirejo adalah muslim dengan aktivitas keagamaan yang kental, misalnya pengajian tidak hanya diadakan setiap hari-hari besar agama atau untuk memperingati hari-hari besar Islam tetapi setiap seminggu sekali di masjid-masjid. Barjaji, tahlil dan y asin, Q ur’anan dan kegiatan tersebut tidak hanya dilakukan oleh orang tua/dewasa tetapi anak-anak juga. Remaja Candirejo pun dengan penuh semangat menghidupkan syiar Islam, mereka memiliki lima grub rebana. Dengan aktivitas agama tersebut apakah menunjukkan kedalaman pengetahuan tentang Agama Islam dalam penyelenggaraan walimatul ‘ursy? Berdasarkan hal di atas maka penulis

  3

  tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SIMBOL-SIMBOL WALIMATUL ‘URSY

  DI DESA CANDIREJO KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009.

B. Fokus Penelitian

  Beberapa fokus penelitian dapat dirinci sebagai berikut:

  1. Apa saja yang menjadi simbol-simbol dalam walimatul ‘ursy di Desa Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?

  2. Nilai-nilai pendidikan Islam apa yang dapat diambil dari simbol-simbol dalam walimatul ‘ursy di Desa Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?

  3. Bagaimana implementasi nilai-nilai pendidikaan Islam pada simbol-simbol

  walimatul ‘ursy

  dalam kehidupan masyarakat di Desa Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?

  C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan fokus penelitian di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui yang menjadi simbol-simbol dalam walimatul ‘ursy di Desa Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

  2. Untuk memahami/mengerti nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam simbol-simbol walimatul ‘ursy Desa Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

  4

  3. Untuk mengetahui implementasi nilai-nilai pendidikan Islam pada simbol- simbol walimatul ‘ursy dalam kehidupan masyarakat Desa Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

D. Kegunaan Penelitian

  Penelitian ini mememiliki kegunaan secara teoritik dan praktis, adapun kegunaan secara teoritik adalah:

  1. Menyumbangakan wacana dalam pernikahan adat Jawa.

  2. Memperluas cangkupan ilmu antropologi dalam kebudayaan khususnya Jawa.

  Adapun secara praktis memiliki kegunaan yaitu memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya muslim, agar mengetahui dan memahami serta mengimpentasikan nilai-nilai dalam simbol-simbol walimatul ‘ursy.

  £ . Penegasan Istilah

  Nilai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sifat-sifat (hal-hal yang penting) berguna bagi kemanusiaan. Nilai-nilai adalah beberapa hal-hal yang berguna/penting bagi kemanusiaan.

  Pendidikan Islam adalah berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa dan bertujuan akhlaq yang mulia dengan tidak melupakan kemajuan dunia dan ilmu pengetahuan yang berguna untuk perseorangan dan kemasyarakatan. Karena agama Islam adalah agama yang menghimpun kebaikan dunia dan kebaikan akhirat, agama yang mementingkan jasmani dan rohani. Sebab itu

  5

  pendidikan Islam haruslah menuju untuk kebaikan rohani dan jasmani untuk kebahagiaan perseorangan dan kemakmuran masyarakat atau dengan kata lain untuk kebahagiaan dunia dan akhirat (Mahmud Yunus, 1996:5-6). Sedangkan simbol adalah lambang.

  Walimatul

  ‘ Ursy biasa disebut walimah adalah pesta pernikahan yang disunnahkan. Sebagai pemberitaan kepada khayalak dan ungkapan syukur atas terjadinya pernikahan (Cahyadi Takariawan, 2005:119).

  Jadi nilai-nilai pendidikan Islam dalam simbol-simbol walimatul ‘ursy adalah beberapa hal penting yang berguna bagi kemanusiaan/masyarakat untuk menuju kebahagiaan dunia dan akhirat sesuai dengan ketuhanan Yang Maha Esa atau sesuai dengan ajaran Islam yang terdapat dalam simbol/lambang pada acara resepsi pernikahan (walimatul ‘ursy).

  F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Jenis dari penelitian ini adalah kualitatif. Dikarenakan menggunakan prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif: ucapan/tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subyek) itu sendiri. Pendekatan ini langsung menunjukkan setting dan individu- individu dalam setting itu secara keseluruhan (Arief Furchan, 1922:21).

  Pendekatan yang dipilih dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologi. Peneliti dalam pandangan fonomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi-situasi tertentu (Lexy J. Moleong, 2007:17).

  6

2. Kehadiran Penelitian

  Kehadiran peneliti sebagai pengamat dalam hal ini tidak sepenuhnya sebagai pemeranserta tetapi masih melakukan fungsi pengamatan, ia sebagai anggota pura-pura, jadi tidak melebur dalam arti sesungguhnya (Lexy J. Moleong, 2007: 77).

  Peneliti ikut berperan serta menjadi pengamat dalam acara

  walimatul ‘ursy dan mengikuti secara aktif kegiatan dalam acara tersebut.

  3. Lokasi Penelitian

  Lokasi penelitian di Desa Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Karena warga di desa tersebut mayoritas beragama Islam dan sangat kental dengan kegiatan keagamaan diantaranya pengajian, tahlil dan yasin, berjanji, dan qur’anan.

  4. Sumber Data

  Sumber data utama dari penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

  (Lexy J. Moleong, 2007:157) dalam hal ini sumber data utama adalah kata-kata atau informasi yang diperoleh dari perias pengantin dan tindakan yang dilakukan dalam walimatul ‘ursy.

  Sumber data tambahan berasal dari buku-buku dan karya ilmiah yang membahas walimatul ‘ursy dan foto dalam walimatul ‘ursy.

5. Prosedur Pengumpulan Data

a. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

  Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

  7 (interviewer)

  yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

  (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Lexy J.

  Moleong, 2007:186). Terwawancara adalah perias pengantin dengan teknik bola salju,

b. Observasi/Pengamatan

  Menggunakan pengamatan dikarenakan beberapa alasan: Didasarkan atas pengalaman secara langsung, memungkinkan melihat dan mengamati acara walimatul ‘ursy, mencatat peristiwa yang teijadi dalam walimatul ‘ursy dan memahami situasi-situasi rumit dalam acara walimatul ‘ursy.

6. Analisa Data

  Analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada peyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data di lapangan. Penyajian data yang memuat informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan, mula-mula belum jelas, kemudian lebih rinci. Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus-menerus. Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling menyusul (Matthew B.

  Miles, 1992:20). Ketiga hal tersebut dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut:

  8

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Untuk mendapatkan data yang absah maka diperlukan pengecekan keabsahan data dengan menggunakan: a. Perpanjangan keikutsertaan, yang berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai (Lexy J.

  Moleong, 2007:327).

  b. Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

  1) Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. 2) Triangulasi dengan metode, menurut Patton (1987:329) terdapat dua srategi yaitu (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan

  9

  hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data, (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama (Lexy J. Moleong, 2007:330-331).

8. Tahap-Tahap Penelitian

  a. Penelitian Pendahuluan Mengakaji buku-buku dan kaiya ilmiah yang berkaitan dengan simbol-simbol walimatul ‘ursy dan nilai-nilai pendidikan yang terdapat didalamnya.

b. Penelitian Desain

  Setelah mengetahui beberapa nilai-nilai yang terkandung dalam simbol-simbol walimatul ‘ursy berdasarkan buku-buku dan karya ilmiah kemudian melakukan observasi dalam acara walimatul ‘ursy dan wawancara lansung kepada rias pengantin dan orang-orang yang terlibat dalam acara tersebut misalnya tokoh agama, tokoh masyarakat, orang tua pengantin, dan pasangan pengantin.

  c. Penelitian Sebenarnya Mengkaji antara informasi yang terdapat dalam buku-buku dan karya ilmiah mengenai simbol-simbol dalam walimatul ‘ursy dengan data yang diperoleh di lapangan.

G. Sistematika Penulisan

  Bab I Pendahuluan memuat: Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian, (Pendekatan dan Jenis Penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi

  10 Penelitian, Sumber Data, Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data dan Tahap-tahap Penelitian).

  Bab II Kajian Pustaka yang memaparkan tentang: Penikahan, Proses Menuju Pernikahan, walimatul

  ‘ursy,

  Resepsi Pernikahan Adat Jawa (Simbol- Simbol dalam Resepsi Pernikahan Adat Jawa dan Maknanya, Proses Resepsi Pernikahan Adat Jawa), Tatacara Pernikahan dalam Islam.

  Bab III Paparan Data Dan Temuan Penelitian yang berisi: Gambaran umum Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang (letak geografis, keadaan penduduk, keadaan pendidikan, keadaan sosial-ekonomi, kegiatan keagamaan, dan struktur organisasi), Pelaksanaan walimatul ‘ursy di Desa Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang: pelaksanaan

  walimatul 'ursy,

  prosesi walimatul 'ursy, simbol-simbol dan nilai pendidikan Islam dalam walimatul 'ursy di Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

  Bab IV Pembahasan yaitu Pelaksanaan walimatul ‘ursy di Desa Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang: pelaksanaan walimatul

  'ursy,

  prosesi walimatul 'ursy, simbol-simbol, nilai pendidikan Islam, dan implementasinya dalam kehidupan di Desa Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

  Bab V Penutup yang berisi: Kesimpulan, Saran, Penutup.

  

BAB

n

KAJIAN PUSTAKA

A. Pernikahan

  Perkawinan atau pernikahan dalam literatur fiqh berbahasa Arab disebut dengan nikah dan zawaj yang mengandung maksud membolehkan hubungan kelamin laki-laki dan perempuan. Pernikahan atau tepatnya ‘’keberpasangan” merupakan ketetapan Illahi atas segala mahluk, berulang- ulang hakekat ini ditegaskan oleh Al-Qur’an (M Quraish Shihab, 1996:191) antara lain dalam surat Al Dzariat ayat 49 dan surat Yasin ayat 36 yang berbunyi: Artinya : ” Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran A llah”.

  (Q.S. Al-Dzariat-49) Artinya : ” Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan

  semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri

mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”.

  (Q.S.yasiin- 36). Pemikahan/perkawinan adalah suatu peijanjian suci antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan untuk membentuk keluarga bahagia.

  Sebagai peijanjian ia mengandung pengertian adanya kemauan bebas antara dua pihak yang saling mau beijanji berdasarkan prinsip suka sama suka yang berarti tidak ada unsur keterpaksaan. Pernikahan tersebut dinyatakan dalam bentuk ijiab qobul yang harus diucapkan dalam satu majlis, baik langsung

  12

  oleh mereka yang bersangkutan yaitu calon suami dan calon istri (Anwar Haijono, 1987:221).

  Menurut ulama Syafi’iyah yang dimaksud dengan perkawinan di sini adalah keseluruhan yang secara langsung berkaitan dengan perkawinan dengan segala unsurnya, bukan hanya akad nikah itu saja tetapi ada syarat dan rukunnya yaitu:

  1. Akad Nikah Akad nikah adalah peijanjian yang berlangsung antara dua pihak yang melangsungkan perkawinan dalam bentuk ijab dan qobul. Ijab adalah penyerahan dari wali si perempuan dengan ucapan: ‘’Saya kawinkan anak saya yang bernama si A kepadamu dengan mahar sebuah kitab Al- Qur’an” , dan qobul adalah penerimaan dari pihak suami dengan ucapan:

  ‘’Saya terima mengawini anak bapak yang bernama si A dengan mahar sebuah kitab Al-Qur’an” (Amir Syarifuddin, 2006:61).

  2. Adanya calon suami dan calon istri, calon istri haruslah seorang yang tidak sedang terikat pernikahan, tidak dalam keadaan iddah, hamil dan tidak yang dilarang untuk dinikahi.

  3. Wali dari calon istri dinilai mutlak keberadaanya dan ijinnya, berdasarkan

   Ci j Vl

  V J a p a a

  Artinya : “Tidak ada nikah melainkan dengan wali dan dua orang saksi

  yang a d il” (H.R. Ahmad)

  4. Saksi minimal dua orang, karena para ulama sepakat melarang pernikahan yang disembunyikan berdasarkan hadis di atas.

  13

  5. Mahar, karena secara tegas al-qur’an memerintahkan kepada calon suami untuk membayar mahar dalam surat An Nisa ayat 4 (M. Quraish Shihab, 1996:206). o /

  <Uu» s j a sx j j L/ s .\1* S\ o jls jf " y y y s

  I J ^^

  IS IjJij

  • * *

  U) j* ✓ ✓

  : ‘’Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu

  Artinya

  nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan, kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya ’ (Q.S-An-Nisa ’:4)

B. Proses Menuju Pernikahan

  Pernikahan adalah suatu gerbang untuk membentuk suatu keluarga yang memiliki proses cukup pajang yang bermula d ari:

1. Memilih Pasangan

  Suami istri adalah fondasi dasar bagi sebuah bangunan rumah tanggga. Karena Islam menetapkan kriteria khusus baginya, hingga menimbulkan rasa cinta, kasih-sayang, syiar kebaikan dan saling ketertarikan (Cahyadi Takariawan, 2005:21). Maka dari itu hendaklah mencari istri yang saleh dan suami yang saleh. Islam telah memberi petunjuk kepada umatnya untuk memilih masing-masing calon suami dan istri namun tidak semua wanita boleh untuk dinikahi dan wanita-wanita yang haram dinikahi adalah yang terdapat dalam surat An-Nisa ayat 23 berikut:

  y i

  14 'fZ fc Z 'j 'f Z K j i & w

  }

j a y> -\j 'J c J * S l\ o j j

  ypAil o l l j j U

  j j l s

  <j£ ^** (_5? o l^ J « lj 2 P-Q ^J(

  j p jli C fti \j* ~ s * J j a

  • * ^ * ^ i j!j j* 5 u > C ^ jjjjl JpG-j

  L»- j >- j I j j j i p ol^”" 4iJt o) i^jil^A Jii y

  : ‘ ’Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu

  Artinya

  yang perempuan[281J; saudara-saudaramu yang perempuan, Saudara-saudara bapakmu yang perempuan; Saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara- saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara- saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang Telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), Maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri- isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang Telah terjadi pada masa lampau;Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Q.S. :

  An-Nisa 23) Berdasarkan ayat di atas wanita-wanita yang haram dinikahi dapat dirinci sebagai berikut:

a. Wanita yang haram dinikahi untuk selamanya:

  1) Karena hubungan nasab dan susuan, yaitu ibu, anak perempuan, saudara perempuan, bibi, kemenakan perempuan, ibu susuan, nenek susuan, bibi susuan, kemenakan susuan perempuan, saudara susuan perempuan.

  2) Karena hubungan mushaharah, yaitu mertua perempuan, anak tiri (jika sudah bercampur orang tuanya), menantu, ibu tiri.

  15

  3) Istri karena sumpah lian, hal ini sesuai dengan Surat An-Nur ayat 6-9.

  ^ J 6 \

  VI JJj p-P'-'jj* (6)ji®^C^Il £ jjl O -Sl^ IlU A

  I j A jj (7)< jiblSCj| ^ jlV" jl A ulp a I]I A JJtj jf Al^fbxJlj aj

  I a U U obQJj £>jl jl « _ _ -> ! JiJtil 1 g - .c- y * O ^ y o* y * £ y © y o jb~ jl l^jip alll L_jiP jl a ~~«L ^J|j (8)jyilSlSl

  6. Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, Maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, Sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar.

7. Dan (sumpah) yang kelima: bahwa la'nat Allah atasnya, jika dia termasuk orang-orang yang berdusta.

  8. Istrinya itu dihindarkan dari hukuman oleh sumpahnya empat kali atas nama Allah Sesungguhnya suaminya itu benar-benar termasuk orang-orang yang dusta.

9. Dan (sumpah) yang kelima: bahwa laknat Allah atasnya jika suaminya itu termasuk orang-orang yang benar.

  Berdasarkan ayat tersebut jika terjadi sumpah lian atas suami istri maka putuslah hubungan perkawinan keduanya untuk selama- lamanya.

b. Wanita yang haram dinikahi untuk sementara

  1) Dua perempuan bersaudara haram dikawini oleh seorang laki-laki dalam satu waktu.

  2) Wanita yang terikat pernikahan dengan laki-laki lain. 3) Wanita dalam masa iddah.

  16

  4) Wanita yang ditalak tiga oleh suaminya haram dinikahi sebelum sang istri menikah dengan orang lain dan sudah bercampur serta tidak direncana. 5) Melakukan ihram. 6) Wanita musyrik 7) Wanita haram dinikahi oleh seorang yang telah mempunyai istri empat orang (Zakiah Daradjat, 1995:65-71).

2. Melakukan Istikharah

  Kata istikharah itu sendiri menurut bahasa bararti menetapkan pilihan yang terbaik (M. Nipan Abdul Halim, 2007:26). Diharapkan dengan isrikharah pilihan yang akan diambil adalah pilihan yang tepat yang terbaik dalam penilaian Allah agar tidak menyesal.

3. Melamar/Meminang

  Setelah ditentukan pilihan pasangan yang akan dinikahi, langkah selanjutnya adalah penyampaian kehendak untuk menikahi pilihan yang telah ditentukan itu. Penyampaian kehendak untuk menikahi seseorang itu disebut dengan khitbah atau yang dalam bahasa melayu disebut

  ’’peminangan” (Amir Syarifuddin, 2006:49). Dapat dilakukan sendiri oleh calon suami atau mengutus seseorang untuk menanyakan dan mencari informasi tentang calon istri dan keluarganya. Wanita yang boleh dipinang adalah wanita-wanita yang tidak haram untuk dinikahi dan juga tidak sedang dipinang oleh orang lain.

  17

4. Melihat Wanita Yang Akan Dilamar

  Acara dilakukan setelah pihak calon istri menerima lamaran yaitu melihat wanita yang akan dilamar, dalam istilah Jawa nontoni. Adalah hak laki-laki dan wanita yang akan melangkah kejenjang perkawinan untuk melihat satu sama lain (M. Nipan Abdul Halim, 2007:26). Yang boleh dilihat wajah, kedua telapak tangan dan tangan serta lehernya. Boleh mendengarkan suaranya dan berbicara dengannya bagi wanita, bagi laki- laki, perempuan disunahkan melihat tubuh silaki-laki, bagian yang mana pun yang bisa dilihatnya selain auratnya (Muhammad Washifi, 2005:296).

5. Maskawin/Mahar

  Setelah saling melihat dan tertarik untuk melanjutkan ke tahap berikutnya adalah pembarian maskawin/mahar. Mahar tidak memiliki batas tertinggi atau terendah karena mahar bukanlah harga untuk membeli kenikmatan bagi laki-laki, namun pemberian (nihlah), yaitu pemberian yang tidak memerlukan balasan (Muhammad Washifi, 2005:313).

  Dr. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Fatwa-Fatwa Kontemporer menyebutkan ada empat hikmah disyariatkannya mahar. Pertama, menunjukkan kemuliaan wanita, karena wanitalah yang dicari laki-laki. Laki-laki yang berusaha untuk mendapatkan wanita meskipun harus mengorbankan hartanya.

  Kedua,

  menunjukkan cinta dan kasih sayang seorang suami kepada istri, karena maskawin itu sifatnya pemberian hadiah atau hibah yang oleh Al Quran diistilahkan dengan nihlah (pemberian dengan penuh kerelaan), bukan sebagai pembayar harga wanita.

  18 Ketiga,

  menunjukkan kesungguhan, karena nikah dan berumah tangga bukanlah main-main dan perkara yang bisa dipermaiankan.

  Keempat,

  menunjukan tanggung jawab dalam kehidupan rumah tangga dalam pemberian nafkah, karena laki-laki adalah pemimpin atas wanita dalam kehidupan rumah tangga untuk mendapatkan hak itu wajar bila suami harus mengeluarkan harta sehingga dia harus lebih bertanggung jawab dan tidak sewenang-wenang terhadap istrinya.

  Mahar dapat berupa apa saja baik materi maupu non materi yang terpenting tidak ada unsur memberatkan dan hendaknya mahar memberikan manfaat serta arti atau makna dari benda-benda yang diberikan sebagai mahar.

  Benda benda atau barang yang biasa digunakan sebagai mahar serta arti atau makana dari barang tersebut: a. Seperangkat alat sholat karena seperangkat alat sholat adalah sarana untuk mengerjakan sholat karena sholat adalah ibadah yang paling utama.

  b. Kitab Suci Al-Qu’ran, karena Al-Qur’an adalah pedoman dalam kehidupan sehingga diharapkan mereka dapat berpegang teguh pada Al-Qur’an dan mengamalkan ajarannya.

  c. Cicin yang dibuat bulat tidak ada putusnya, maknanya agar cintanya abadi agar tidak putus sepanjang hidup.

  d. Seperangkat busana putri bermakana masing-masing harus pandai menyimpan rahasia terhadap orang lain.

  19

  e. Perhiasan yang terbuat dari emas, intan, berlian mengandung makna agar calon pengantin putri selalu berusaha untuk tetap besinar tidak membuat kecewa.

  f. Makanan tradisional terdiri dari jadah, lapis, jenang, wajik, yang terbuat dari beras ketan. Beras ketan sebelum dimasak hambur, tetapi setelah dimasak menjadi lengket, begitulah harapannya semoga kedua calon pengantin cintanya selalu lengket selama-lamanya.

  g. Buah-buahan bermakna penuh harapan agar cinta mereka dapat menghasilkan buah kasih terhadap keluarga dan masyarakat.

  h. Daun sirih daun ini muka dan punggunya berbeda rupa tetapi kalau digigit sama rasanya bermakna bersatu hati berbulat tekad tanpa harus mengorbankan perbedaan (Sumarsono, 2007:25-26).

  Setelah acara pemberian maskawin dilanjutkan dengan menentukan hari untuk akad nikah dan walimatul ‘ursy, yang harus ada kesepakatan bersama antara kedua belah pihak. Kapan waktu yang tepat untuk melangsungkan pernikahan dan walimatul ‘ursy.

  C. Walimatul ‘Ursy

  Walimah berasal dari kata walam yang artinya menyatukan karena

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SDN 11 LANGKAI PALANGKA RAYA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 103

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat- Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

0 2 9

SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Dalam Bidang Antropologi

0 0 13

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat- Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

0 0 11

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 17

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

DEMOKRATISASI PENDIDIKAN Analisis Tentang Fenomena Pendidikan Anak Orang Miskin Di Desa Karangkepoh Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2006 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 66

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Tarbiyah

0 0 78

PERAN WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH . (Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah

0 0 90

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAISISW A M Ts MAARIF TEGALSARI KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 5 2 0 0 6 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I D

0 2 107