PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH TERHADAP PERILAKU SOSIAL PADA JAMAAH MASJID AL-ISTIKBAR DESA TEGALREJO KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2 0 0 9 Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH
TERHADAP PERILAKU SOSIAL PADA JAMAAH MASJID
AL-ISTIKBAR DESA TEGALREJO KECAMATAN
TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2 0 0 9
Diajukan Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
CHURUN IN
NIM : 121 07 024
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2 0 1 0
DEPARTEMEN A G A M A RI SEKOLAH T IN G G I A G A M A ISLA M N EG ERI (S T A IN ) S A L A T IG A Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Websile :
P E N G E S A H A N Skripsi Saudari : CHURUN IN dengan Nomor Induk Mahasiswa : 121 07 024 yang berjudul "PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH
TERHADAP PERILAKU SOSIAL PADA JAMAAH MASJID AL-
ISTIKBAR DESA TEGALREJO KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009", Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari: Sabtu yang bertepatan dengan tanggal 13 Maret 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam
Ilmu Tarbiyah.
27 Robi’ul awal 1434 H Salatiga,
13 Maret 2010 M Panitia Ujian
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
d
g jm a m Sutom», Dr. H, Muh. s i n i r i d p i, M.A
wkiid i o o i o t
P, 19580827 198303 1 0»2_ / lo/titm u 1 m i
IP. 19,6)50215 1 99103 1 001 Penguji II
/ d Prof. Dr. IVBudihardiof M.A g
Dra. Siti Farikhah. M.Pd NIP. 19#fl002 198403 1 001
NIP. 19610623 1988003 2 001 Pembimbing
Dra, Siti Asdiqoh, M Si NIP. 19680812 199403 2 003
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan dibawah in i: Nama : Churun In NIM : 12107024 Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya penulis sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 06 Januari 2010 Yang menyatakan,
NIM : 121 07 024
MOTTO
Sesungguhnya shaCat itu mencegah dari (perbuatan- per6uatan) keji dan mungkpr. dan
Sesungguhnya menggingat Jtttah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-
ibadatyang lain) danJlHah mengetahui apa yang kpmu ksijakgr".
(QS.J4l-J4nkpbut: 45)
Sesungguhnya shalat seseorang bersama dengan orang lain itu febih utama daripada shalat
bersama satu orang. (Dan jumlah yang kbih banyatjhgi itu kbih disukai okh jUlafi ta’ala
( 3f <RJ4bu (Daud)
Siapa yang menggerjakpn shalat subuh secara beijamaah, Catu duduljberdzikjr kepada J4hah
hingga matahari terbit, kemudian shalat dua rakpat, makp baginya (pahala) seperti pahala
haji dan umrah. ( JC<RJ4t-¥irmidzi)
Demijillafi tidak^beriman! 3 kpH ada yang bertanya, siapa ya ‘RpsuCuflah?, QipsuCullah
menjawab: orang yang tetangganya tidak^aman dari kpjahatanya
("}(% (Bukfiari)
-Orang yang bersungguh-sungguh makfi dia akpn mendapatkpn hasif kesungguhannya-
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persem6ahkgn untuki
1. JLyah (almarhum) cCan i6unda tercinta yang telah
mencurahkan segala usaha untuk, mem6antu melancarkan study penulis, yang telah mencurahkan kasih sayangnya selalu mem6eri dorongan semangat dan selalu mendoakanku2. kgkgkjkgkgk, penulis (hartono, sigit, Zunaedi,
khoirul, jito , sri wayunigsih, sri rahayu, yuli, Lilik) dan adihjadik, (afif, D ita, <Ega, Way la) yangsenantiasa mem6eriku m o tif asi dan kasih sayang.
3. i6u Dra. S iti J4sdiqoh,M.si yang penulis sayangi
yang telah meluangkan w aktu dan k§sa6aranya dalam memSerikgn 6im6ingan dan pengarahan4. sahaSat-sahaSat penulis ( Ndary, J4yu, Tri, PVaniki
Muna, shofi Muzak&i, N ofi, lela, T'risna, Wahyu, JLtenk) yang selalu 6eijuang 6ersama-sama dalam suka dan dukg. Tanpa kalian semua hari-hari penulis takkan indah.5. (Bapak-Slamet selaku kepala (Desa rlegalrejo dan
(Perangkat Desa yang telah mem6erikgn ijin dan pelayanan yang Saik,selama penelitian
6. Takmir m asjid dan seluruh jamaah m asjid al-
istikSar yang telah meluangkan w aktu danmem6antu kelancaran terselesaikgnya skripsi ini.
7. dot.com yang selalu mem6antu dalam menghadapi
kesulitan pengetikan skripsi ini.KATA PENGANTAR
N
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya kejalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah “PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH TERHADAP PERILAKU SOSIAL PADA JAMAAH MASJID AL-ISTIKBAR DESA
TEGALREJO KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009".
Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku ketua STAIN
2. Fatchurrahman, M.Pd selaku Kaprogdi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga.
3. Dra. Siti Asdiqoh, M. Si selaku pembimbing yang telah dengan ikhlas dan sabar mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam membimbing penyelesaian penilisan skripsi ini.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sosial.
34 C. Pengaruh Keaktifan Shalat berjamaah terhadap Perilaku
2. Data Tentang Jawaban Angket Keaktifan Shalat
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Shalat adalah rukun Islam yang paling di tekankan dan paling utama setelah dua kalimat syahadat. Allah mengagungkan kedudukan shalat dalam
Al-Qur'an serta memuliakan orang yang bersemangat dalam mengerjakannya, shalat juga merupakan wasiat terakhir Nabi kepada umatnya sebelum beliau pulang kesisi-Nya. Shalat merupakan amal pertama yang akan dihisab pada hari kiamat kelak sehingga disebut juga induk ibadah.
Sesungguhnya masyarakat Islam adalah masyarakat yang Rabbani, baik secara ghayah (orientasi) maupun wijhah (arahan). Sebagaimana Islam itu agama yang Rabbani, baik secara nasy'ah (pertumbuhan) maupun masdar (sumbernya), masyarakat yang ikatannya sambung dengan Allah SWT, terikat dengan ikatan yang kuat. Shalat merupakan ibadah harian yang menjadikan seorang Muslim selalu dalam perjanjian dengan Allah. Ketika ia tenggelam dalam bahtera kehidupan maka datanglah shalat untuk meneijangnya. Ketika dilupakan oleh kesibukan dunia maka datanglah shalat untuk mengingatkannya. Ketika diliputi oleh dosa-dosa atau hatinya penuh debu kelalaian maka datanglah shalat untuk membersihkannya. / X / /- ✓ /- z' /
u l ; a ] j \
c. 'J r f 'j r j J j J z l \ j
S S S s
Artinya : "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaiiu Al kitab (Al
Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah
2
dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar, dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan".
(QS.Al-Ankabut: 45). Ayat di atas dengan sangat lugas meneguhkan bahwa shalat yang dilakuakan dengan ikhlas akan memperkaya pengalaman ruhaniah yang bersifat pribadi, namun juga akan membawa dampak sosial berupa terwujudnya individu-individu yang memiliki ahlak mulia Pribadi yang akan senantiasa menjaga diri dan lingkunganya dari perbuatan keji dar mungkar, perbuatan menyimpang yang akan menurunkan harkat kemanusiaannya.
Shalat menjadi sebuah menempa diri agar tidak mudah larut dalam arus budaya masa yang belum tentu tegak lurus dengan nilai-nilai. Seandainya ayat di atas direnungkan dan teramalkan secara utuh, shalat menjadi sesatu yang memiliki korelasi positif dengan kehidupan yang beradab, logikanya semakin banyak orang melakukan shalat akan kian terlihat raut kemanusiaannya yang lebih menampakkan visi ilihiahnya, jauh dari kezaliman dan kekerasan. Inilah sesungguhnya pesan moral yang mesti dikumandangkan dari risalah shalat.
Agama Islam memiliki dimensi sosial yang sangat penting yaitu persatuan dengan memperhatikan dampak besar yang berkait dari persatuan perkumpulan dan harmoni, agama Islam menekankan dimensi sosial dalam mayoritas acara ritualnya. Salah satu acara ritual tersebut adalah melangsungkan shalat wajib harian, dalam bentuk berjamaah. Hal ini tentu saja karena manfaatnya sangat baik untuk keutuhan masyarakat Islam. Shalat
3 suaranya menjulang tinggi setiap hari lima kali. Adzan berarti mengumumkan masuknya waktu shalat, mengumumkan tentang aqidah yang asasi dan prinsip-prinsip dasar Islam. Adzan ini layaknya lagu kebangsaan bagi ummat Islam yang didengungkan dengan suara tinggi oleh muadzin, lalu dijawab oleh orang-orang beriman di mana saja berada. Mereka bersama-sama ikut mengulang secara serempak kalimat-kalimat adzan itu, untuk menghunjamkan nilai-nilainya dalam jiwa dan memperkuat nilai-nilai itu dalam akal dan hati.
Shalat sebagaimana disyariatkan oleh Islam, bukanlah sekedar hubungan ruhani dalam kehidupan seorang Muslim. Sesungguhnya shalat dengan adzan dan iqamatnya, berjamaah dengan keteraturannya, dengan dilakukan di rumah-rumah Allah, dengan kebersihan dan kesucian, dengan penampilan yang rapi, menghadap ke kiblat ketentuan waktunya dan kewajiban-kewajiban lainnya seperti gerakan, tilawah, bacaan-bacaan dan perbuatan-perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan ini semuanya maka shalat punya nilai lebih dari sekedar ibadah.
Sesungguhnya shalat merupakan sistem hidup, manhaj ta'lim yang sempurna, yang meliputi (kebutuhan) fisik, akal dan hati. Tubuh menjadi bersih dan bersemangat, akal bisa terarah untuk mencerna ilmu, dan hati menjadi bersih dan suci.
Shalat merupakan aspek aplikatif dari prinsip-prinsip Islam baik dalam aspek politik maupun sosial kemasyarakatan yang ideal. Yang membuka atap masjid menjadi terus terbuka sehingga nilai persaudaraan,
4 persamaan dan kebebasan itu terwujud nyata. Terlihat pula dalam shalat makna keprajuritan orang-orang yang beriman, ketaatan yang paripurna dan keteraturan yang indah. Dalam shalat lima waktu sehari semalam secara berjamaah, masing-masing jamaah dapat saling mengenal dan saling membantu, seperti apabila diantara jamaah ada yang menderita sakit atau tertimpa musibah semua jamaah segera dapat mengetahui dan dapat segera memberi bantuan baik moril atau pun materi yang bertujuan untuk meringankan penderitaan orang yang tertimpa musibah tersebut. Demikian juga kita akan merasa senang dan bersyukur apabila di antara jamaah itu ada yang menerima karunia Allah SWT.
w L ( jj|^ - - - - $ J ijl _ 2 3 J ’ 9 ^ ^ (_ £ j j T C U j e j !
Artinya: 1. tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?2. Itulah orang
yang menghardik anak yatim, 3. dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin. 4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,6. orang- orang yang berbuat riya. 7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (QS.Al-Ma’un 1-7)
Pesan sosial shalat yang tersurat dalam surat al-Ma’un diatas memperingatkan kita bahwa beragama yang tulus tidaklah cukup sebatas memenuhi segi-segi fikih saja, namun penghayatan adanya wujud nyata sebagai implikasi ibadah yaitu budi pekerti luhur yang diperagakan dalam kehidupan sosial. Sikap berislam yang baik adalah ketika Islam itu dipadukan
5 diwujudkan dalam bentuk kesediaan berbuat baik kepada sesama dan lingkungan.
Kita rasakan kehidupan modem dewasa ini hampir tidak memberikan kesempatan kepada seseorang untuk membina hubungan sosial yang baik dengan lingkungannya, Karena setiap orang hanya sibuk dengan urusanya. Karena itu dengan shalat jamaah dapat membina kerukunan sosial dan saling mengenal dan membantu antar sesama anggota masyarakat.
Keadaan semakin sedikitnya muslim yang mendirikan ibadah yang utama tersebut menjadi masalah yang besar. Khususnya dalam penegakan syariat Islam dan umumnya hubungan yang harmonis sesama manusia, sebagai umat Islam memandang masalah tersebut sebagai hal yang harus dicari solusinya secara tepat, dan cepat. Budaya cinta shalat yang dilaksanakan secara bersama-sama (berjamaah) menjadi penting dalam kehidupan karena menjaga nilai-nilai dan mendasari terjaganya kebaradaan sikap-sikap berisi kebaikan nilai-nilai yang menjadi dasar kehidupan.
Masalah yang sekarang sering muncul masyarakat muslim yang sedikit melaksanakan shalat berjamaah karena berbagai faktor kesibukan hingga lalai padahal kesibukan tersebut tidak begitu penting seperti sibuk menonton TV atau hanya bersantai-santai saja.
Pada masyarakat Desa Tegalrejo terdapat perbedaan yang jelas antara masyarakat yang aktif melaksanakan shalat jamaah dengan yang tidak yang tidak pernah mengikuti shalat berjamaah di masjid, misalnya ada kabar tentang keadaan warga yang terkena musibah, yang mengikuti jamaah
6 informasi akan cepat diketahui oleh jamah lain, berbeda dengan masyarakat yang tidak penah mengikuti shalat berjamaah informasi tentang keadaan sesama sering tidak tahu. Dalam masyarakat yang aktif mengikuti jamaah rasa persatuan dan persaudaraan erat karena sering membangun komunikasi ketika bertemu di masjid, saling menyapa satu dengan yang lain. Berbeda dengan masyarakat yang tidak pernah jamaah jarang berkomunikasi akan jauh dari persatuan masyarakat jarang bertemu dengan masyarakat lain.
Dalam shalat jamaah terdapat nilai-nilai sosial dimara nilai tersebut akan menguatkan nilai semangat persaudaraan dan persatuan umat Islam pada umumnya dan masyarakat muslim Tegalrejo pada khususnnya, maka peneliti ingin meneliti tentang "PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH TERHADAP PERILAKU SOSIAL PADA JAMAAH MASJID AL-ISTIKBAR DESA TEGALREJO KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009".
Bertitik tolak dari latar belakang diatas ada beberapa masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana keaktifan shalat beijamaah pada jamaah masjid Al-Istikbar?
2. Bagaimana perilaku sosial jamaah masjid Al-Istikbar?
3. Adakah pengaruh antara keaktifan shalat berjamaah dengan perilaku sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar?
7 C. Tujuan Penelitian Tujuan yang penulis harapakan dalam penulisan skripsi ini antara lain :
1. Untuk mengetahui keaktifan shalat berjamaah pada jamaah masjid Al- Istikbar.
2. Untuk mengetahui perilaku sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar.
3. Untuk mengetahui pengaruh keaktifan shalat beijamaah terhadap perilaku sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar.
Kata hipotesis berasal dari dua kata, yaitu “hypo" artinya “di bawah" dan
“thesa" artinya “kebenaran". Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data permasalahan yang terkumpul (Suharsimi Arikunto 1998: 67).
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “ada pengaruh positif antara keaktifan shalat beijamaah terhadap perilaku sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar Tegalrejo". Artinya semakin rajin shalat beijamaah maka semakin baik perilaku sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar.
£ . Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoritis.
Untuk memadukan teori yang sudah ada dengan realita dalam masyarakat. Dan untuk menyumbangkan pemikiran baru tentang penerapan nilai-nilai sosial dalam shalat berjamaah didalam masyarakat.
8 2. Manfaat Praktis.
Penilitian ini diharapkan bermanfaat untuk masyarakat muslim dalam memberikan pemahaman terhadap pentingnya shalat berjamaah, dan nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam shalat beijamah tersebut.
Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman dan memperjelas ruang lingkup pembahasan penelitian perlu penulis menjelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini yaitu:
1. Keaktifan shalat beijamaah
a. Keaktifan Keaktifan yang berarti kegiatan atau kesibukan (Anton M.
Moeliono, dkk, 1988: 17). Yang dimaksud adalah keaktifan seseorang dalam melaksanakan sesuatu kegiatan khususnya melaksanakan shalat berjamaah.
b. Shalat beijamaah Menurut bahasa shalat artinya do'a, sedangkan menurut istilah berarti sistem ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, berdasarkan atas syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu (Nasrudin Rozak, 1982: 178).
Shalat jamaah menurut Moh Fahrurozi (2001: 69) yang dimaksud shalat berjamaah ialah shalat yang dilakukan oleh orang
9 lebih mengerti tentang hukum Islam di pilih menjadi imam. Dia di depan dan lainnya berdiri di belakangnya sebagai makmum.
2. Perilaku sosial Perilaku sosial berasal dari kata perilaku yang artinya tingkah laku
(W.J.S. Poerwodarminta, 2006: 865) dan sosial mempunyai arti segala sesuatu untuk kepentingan umum (W.J.S. Poerwodarminta, 2006: 1141).
Perilaku sosial mempunyai arti tingkah laku yang menunjukkan peduli terhadap kepentingan umum yang dilakukan para jamaah masjid Al- Istikbar Tegalrejo.
Adapun yang dimaksud dalam judul penelitian ini adalah shalat berjamaah sehari semalam 5 waktu (shalat isya’, subuh, dhuhur. ashar, dan maghrib) yang dimulai dari takbiratul ikhram imam sampai setelah salam imam dan dilanjutkan dzikir yang disambung doa. Secara keseluruhan penulis meneliti pengaruh keaktifan shalat berjamaah yang dikerjakan jamaah masjid Al-Istikbar yang akan membawa pengaruh pada perilaku sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar tahun 2009.
Indikator dari aktif shalat beijamaah adalah :
a. Aktif melaksanakan shalat berjamaah
b. Mengetahui syarat dan rukun shalat berjamaah
b. Melakukan shalat berjamaah tepat pada waktunya
c. Selalu berusaha menempati shaf paling depan
d. Berdzikir dan berdo’a setelah selesai shalat beijamaah
10 Indikator dari perilaku sosial adalah :
a. Menjalin hubungan baik dengan sesama
b. Sopan santun dalam bergaul dengan orang lain
c. Peduli terhadap sesama
1 Pendekatan Rancangan Penelitian Penelitian memerlukan suatu cara pendekatan yang tepat untuk memperoleh data yang akurat untuk itu diperlukan adanya suatu metode penelitian. Untuk memperoleh pemahaman yang komperehensif tentang permasalahan yang dikaji penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif lebih menekankan pada penelitian diskriptif melibatkan pengumpulan data untuk menguji hipotesis yang berkaitan dengan status dan kondisi objek yang diteliti pada saat dilakukan penelitian. Penelitian diskriptif berusaha mendiskripsikan dan menginterpretasi apa yang ada Mengenai kondisi atau hubungan yang ada. Data deskriptif dikumpulkan melalui agket dan observasi.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan difokuskan pada pelaksanaan shalat jamaah di masjid Al-Istikbar Desa Tegalrejo Kec. Tengaran Kab. Semarang.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober-selesai yang terbagi menjadi beberapa tehnis dari proses pengumpulan data hingga proses penulisan laporan.
11
3. Tehnik Populasi Menurut Sumanto (1995:39) populasi adalah sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi subyek penelitian dan elemen populasi itu satuan analisis. Ada pun yang menjadi subyek populasi penelitian adalah masyarakat Desa Tegalrejo yang mengikuti shaiat jamaah di Masjid Al-Istikbar yang berjumlah 40 orang.
Menurut Sutrisno Hadi (1977: 221) sampel adalah "bagian dari populasi untuk mewakili dari seluruh populasi". Apabila subyek yang diteliti kurang dari 100 maka lebih baik diambil semu?. Sedangkan jika jumlah subyek lebih dari 100 maka dapat diambil 10-15% atau 20- 50% atau lebih. Karena jumlah jamaah masjid Al-Istikbar 40 orang mempunyai arti kurang dari 100 maka penelitian ini mempunyai arti penelitian populasi. Maka penulis menentukan dengan jumlah sampel seluruh jamaah masjid Al-Istikbar. Penelitian populasi maksudnya adalah penelitian yang subyek penelitianya adalah menggunakan semua subyek yang ada dalam populasi.
4. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Angket Menurut Koencoroningrat (1997:173) angket adalah instrument pengumpulan data dengan daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban dari para responden. Adapun yang menerima angket dalam pengumpulan data ini adalah seluruh jamaah. Metode angket
12 perilaku sosial. Angket yang digunakan adalah angket tertutup, jawaban diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu atau jawaban sudah disediakan sehingga responden tinggal melingkari pilihanya.
b. Metode Observasi Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 234) observasi adalah suatu kegiatan pengamatan. Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki dalam arti luas, observasi tidak hanya sebatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, pengamatan yang tidak langsung melalui kuesioner dan tes.yang dimaksud obsevasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengamati kegiatan-kegiatan shalat berjamaah.
c. Metode dokumentasi Menurut Suharsimi Arikunto (1998:236) dokumentasi yaitu
"sebagai laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri atas penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa itu, dan tertulis dengan sengaja untuk menyimpan keterangan atau merumuskan keterangan mengenai peristiwa untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku”.
5. Instrumen Penelitian
a. Dalam hal ini pengaruh keaktifan shalat berjamaah merupakan Variabel bebas atau Variabel X
13
b. Perilaku sosial merupakan Variabel X atau Variabel tergantung, untuk menjabarkan langkah selanjutnya. Oleh karena itu untuk memberikan penafsiran selanjutnya terdapat tinggi dan rendah dari kedua Variabel tersebut yaitu VX dan VY maka digunakan:
A = tinggi B = sedang C = rendah
6. Analisis Data Untuk memperoleh hasil agar bisa di generalisasikan, setiap data yang masuk harus di analisis untuk menganalisis data tersebut penulis menggunakan tes statistik yaitu:
a. Untuk mengetahui variasi/analisis pendahuluan digunakan tehnik analisis data prosentase frekuensi dengan rumus:
p =— x m % N
Keterangan: P : Presentase perolehan F : Frekuensi N : Jumlah Responden
Analisis ini untuk mengetahui variabel aktif shalat jamaah yang akan membawa pengaruh terhadap perilaku sosial jamaah masjid Al- Istikbar.
b. Analisis lanjut Untuk mengetahui hubungan variabel 1 dengan 2 variabel yang digunakan, tehnik analisis data yang digunakan adalah tehnik analisis data koefisien korelasi product momen dengan rumus :
14 N I X Y - i p c ) ^ Y ) V{ a ®ST2 - ( ^ I ^ V I F 2 - ( e f )2}
Keterangan: % : Koefisien korelasi variabel X dan variabel Y
XY: Jumlah hasil kali variabel X dengan Y
I X : Jumlah nilai variabel X
I Y : Jumlah nilai variabel Y
N : Jumlah subyek yang diteliti Analisis ini merupakan jawaban benar/tidak benar terhadap hipotesis yang diajukan.
H. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam penulisan ini penulis membagi dalam 5 bab dengan sistematika sebagai berikut:
BAB IPENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Hipotesis Penelitian E. Kegunaan Penelitian F. Definisi Penelitian G. Metode penelitian BAB H KAJIAN PUSTAKA A. Keaktifan Shalat berjamaah
1. Pengertian shalat berjamaah
2. Dasar hukum shalat berjamaah
3. Tujuan salat berjamaah
4. Manfaat shalat berjamaah
5. Keutamaan shalat berjamaah
6. Tata tertib shalat berjamaah
B. Perilaku sosial
1. Pengertian perilaku sosial
2. Aspek-aspek perilaku sosial
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial
C. Pengaruh keaktifan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial BAB HI LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian.
B. Penyaj ian Data penelitian
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis data Deskriptif tiap-tiap variabel B. Pengujian Hipotesis BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran C. Penutup
BAB n
K AJIAN PUSTAKA
Ajaran Islam mengandung peradaban dan sistem nilai yang universal, segala segi kehidupan tidak lepas dari peri kehidupan yang teratur, mapan, dan penuh penghargaan akan nilai diri setiap manusia. Dasar hukum untuk menjadi landasan berpijak pada perilaku dan perbuatan baik adalah kitab suci umat Islam yaitu Al-Qur’an sebagai landasan utama dan yang kedua yaitu Hadis dari Nabi Muhamad SAW dan juga ijma’ para ulama’. Shalat berjamaah merupakan ajaran Islam yang terbasar setelah aqidah.
Shalat berjamaah menjadi pembeda antara muslim <Ian mukmin. Umat Islam yang mendirikanya secara baik akan menjadi masyarakat yang berkualitas, kehidupan akan menjadi penuh makna dan dinamis sehingga perlu ditekankan akan pentingnya shalat berjamaah dan jika meninggalkan berarti masalah besar sedang menimpa umat Islam.
1. Pengertian shalat berjamaah Secara bahasa shalat adalah do’a atau pujian. “Sedang menurut definisi shalat adalah Upacara ritual menghadap Allah SWT yang Maha
Suci, yang harus berlangsung secara hikmat dengan penghayatan penuh dan bermodalkan ikhlas (semata-mata hanya dipersembahkan kepada Allah SWT dan demi mengharapakan Ridha-Nya) dan shalat bukan
17 sekedar gerakan-gerakan dan ucapan lahiriah semata melainkan gerakan dan ucapan lahir dan batin secara serempak” (Khalil, 2004: 29).
Sedangkan menurut Sidik Tone dkk (1998: 21) shalat adalah hubungan antara hamba dan Tuhan yang tata caranya diatur dan dituntun sesuai dengan ajaran Nabi Muhamad SAW.
Sedangkan Menurut Moh Fahrurozi (2001: 69) menjelaskan yang dimaksud shalat berjamaah ialah shalat yang dilakukan oleh orang banyak bersama-sama sekurangnya 2 orang, yang fasih baacaanya dan lebih mengerti tentang hukum Islam di pilih menjadi imam. Dia di depan dan lainnya berdiri di belakangnya sebagai makmum.
2. Dasar hukum shalat berjamaah
a. Al-Qur’an Firman Allah S WT
Aijli? jiJlli $')CaJ' o l i U h J S ' l i l j
i*/ x X o/ x 4 / ✓ /'/•
O , X ti J X » ✓ 0 Artinya: “Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka
(sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama- sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu... “. (QS.An-Nisa:102).
Menurut para ahli tafsir dan fikih, ayat ini mengandung perintah untuk mendirikan shalat berjamaah dalam keadaan takut di medan perang. Kalau dalam keadaan perang diperintalikan untuk mendirikan shalat berjamaah, tentu lebih diperintahkan lagi mendirikannya dalam keadaan aman.
18
b. Hadits
s o y } u •** .* , x
4 > - j S 5!>Ls<si ^ J-viail 4
p L o j *J1 3*>L^z' Z' z' z' z' z' Artinya :"Dari Abdullah bin Umar. Rasulullah Saw bersabda, “Shalat
berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian 27 derajat. (Terjemahan Shahih Bukhari: 1/208 (367).
Hadits di atas menegaskan bahwa shalat berjamaah lebih utama 27 derajat dari pada shalat sendirian. Berdasarkan ayat dan hadits di atas, ulama sepakat mengatakan bahwa shalat beijamaah disyariatkan dan lebih utama dari shalat sendirian. Meskipun ada banyak ayat dan banyak hadits lain yang memerintahkan shalat berjamaah, tetapi karena ada hadits di atas yang mengandung pemahaman bahwa kalaupun shalat sendirian, bernilai satu, maka perintah shalat beijamaah itu tidak dapat dikatakan wajib.
3. Tujuan shalat beijamaah Allah SWT memerintahkan kaum mukmin untuk melaksanakan shalat beijamaah. Seoarang hamba berkewajiban berkumpul dengan umat
Islam yang lainya untuk mengerjakan shalat. Bagi muslim yang telah melaksanakan maka itu termasuk ketaatan dan mengerjakan kewajiban dari perintah Allah. Tujuan shalat berjamaah yaitu: melaksanakan perintah Allah, makna agama dari syiar Islam, amalan yang paling utama adalah tepat waktu dan selalu menjaganya, menjaga kedisiplinan dan memperbaiki penampilan.
19
4. Manfaat shalat berjamaah Banyak manfaat yang bisa diambil ketika seseorang menunaikan shalat berjamaah. Baik manfaat dunia maupun akhirat. Betapa indahnya jika shalat jamaah ditegakkan. Manusia berbondong-bondong datang kemasjid saat adzan berkumandang. Mereka bersegera menyambut seruan
Allah S W T saat waktu shalat tiba. Mereka tinggalkan segala perniagaan dunia, bertemu dengan Rabbnya dengan penuh ketundukan, ketawadhu’an serta beribadah dengan penuh keikhlasan. Manfaat shalat berjamaah tersebut antara lain : a. Bentuk kepatuhan terhadap perintah Allah dan Rosul-Nya
Shalat menjadi kewajiban pokok seorang muslim. Dengan melaksanakan shalat berjamaah, seorang muslim menunaikan kewajibannya kepada Allah, dengan kata lain suatu bentuk ketaatan kepada Allah untuk menunaikan perintah Allah b. jJl
I
j \ j
olS^Jl \
j j \ j
1 j Artinya: "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku' (Q.S. Al-Baqarah: 43).
Sebagai bukti keimanan Shalat berjamaah merupakan bukti keimanan seseorang kepada
Allah. Orang-orang yang berjamaah dalam shalat adalah orang-orang yang senantiasa memakmurkan masjid-masjid Allah. Tidaklah seseorang memakmurkan masjid-masjid Allah kecuali orang-orang yang beriman, yang diberi petunjuk Allah dan berjalan atas kebenaran.
20 Hal ini sebagaimana firman Allah : ^ lilj f ( j ^ (jA y> *i ^®-*i
/ / / / / / / / j - \ J &
J T j of iU jf ^ iui V! ± JIOJI
X ✓ ✓ ’
0 * ^ » Artinya: "Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan sha'at, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan
Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk
(QS. At-Taubah: 18)
c. Sarana menjaga dari gangguan syetan Syetan adalah musuh yang nyata bagi manusia. Ia akan berusaha untuk menyesatkan manusia. Syetan tidak kenal lelah, dalam keadaan begaimanpun seseorang, dimanpun ia berada syetan akan berusaha untuk mampu mengelincirka dari jalan yang lurus. Setan memahami betul, shalat adalah sarana seseorang mendekatka kepada Allah. Berhubungan langsung dengan Allah. Karena itu syetan berusaha menghalangi manusia bermalas-malasan dalam menunaikan shalat. Padahal shalat sebagai bentuk penjagaan diri seseorang dari segala bentuk gangguan syetan.
d. Menjauhkan diri dari sifat orang munafik Diantara sifat orang munafik adalah mereka bermalas-malasan dalam shalat hal ini dinyatakan Allah dalam surat An-Nisa ayat 142
21
5 ! > C a J ! I y \i * lilj y J y o & J J y iilllJ l ji ✓ / / / / / / /
}US VI 4iJ! O j^ Jb V} ^ll)! O j i \ ' J J c s \y M
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan
Allah akan membalas tipuan mereka, dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali".
(QS-Annisa’:142) e. Menjadi sebab diampuni dosanya oleh Allah
Berada dalam jaminan Allah diantara sebab adanya jaminan dari Allah adalah dikarenakan shalat berjamaah. Dengannya Allah memberikan jaminan dan amanat. Hal ini diberikan Allah hanya kepada orang-orang yang senantiasa menjaga shalat beijamah.
f. Mendapat naungan Allah dihari kiamat Saat manusia mengalami goncangan yang dahsyat dihari kiamat, dimana berbagai peristiwa mengerikan akan mereka lalui Tak ada yang mampu menyelamatkan kecuali apa yang telah mereka perbuat selama hidup didunia dari amal-amal shaleh. Tak ada yang mampu memberikan perlindungan disaat yang berat tersebut kecuali perlindungan Allah.
Bebas dari neraka dan sifat munafik
g- Seorang yang melakukan shalat beijamaah secara rutin selama 40 hari dan tidak ketinggalan takbir pertama Allah akan memberinya dua pembebasan. Pertama, ia selamat dari api neraka dan kedua, ia akan terbebas dari sifat-sifat orang munafik. Hal ini sebagaimana
A o y o 22 x
Jj Sli iljlb ^ T jf 4li ^
✓ * ✓ Jj S S f X ✓j u t l i ^ 5 * S o A ^ s Artinya : “Siapa yang melakukan shalat berjama ’ah selama 40 hari,
dan ia mendapatkan takbir pertama, niscaya dituliskan untuknya dua pembebasan, bebas (selamat) dari neraka dan
selamat dari nifak” (HR. At-Tirmidzi:I/44-45)
h. Mendapatkan shalawat malaikat dan tempat tinggal di surga Orang yang menunaikan shalat jamaah akan mendapatkan shalawat dari para malaikat, karena ia berdiri dalam barisan yang rapi.
Rasulullah bersabda:
n ’J i ji 'b’p J , i&j % j d\
- . 'SjU,. j jji
Artinya : “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nyu bershalawat
atas orang-orang yang menghubungkan s h a f’ (Teijemah
Sunan An Nasa’i : 1/432 794) i. Selamat dari kelalaian Dengan shalat jamaah seseorang akan terhindar dari ke’alaian.
Hal ini dikarenakan Allah senantiasa membukakan hati orang-orang yang menegakkan shalat berjamaah. Namun sebaliknya orang-orang yang melalaikan shalat berjamaah, Allah akan mengunci hati mereka ° J - * dan mereka termasuk orang-orang yang lalai. Rasulullah bersabda : A A s \ . l ' i ' i ' \ i 0 ' 0 ' l' - f ^ * . «rf ✓ O ** 0 f / / / o / . /
j
<*■ # y * { j * <ui' ' e -t* * j c y r ' y y y y Z' / X ^ ^ X ' X S J • y '/ $ J
- * c/*
u j y y Artinya : “Sungguh beberapa kaum benar-benar akan menghentikan
(kebiasaannya) meninggalkan shalat berjama ’ah atau Allah benar-benar akan mengunci mati hati mereka lalu mereka benar-benar termasik. orang-orang yang lalai ” (HR. Ibnu
Majah)
23 j . Doanya dikabulkan oleh Allah Shalat adalah saat seseorang berkeluh kesah kepada Allah. Memohon kepada Allah kebaikan hidup didunia dan diakhirat. Shalat sebagai tempat untuk mengadu seorang hamba kepada Rabbnya. Orang yang menunaikan shalat adalah orang yang senantiasa berberdzikir menginggat Allah. Apalagi jika ditunaikan dengan beijamaah.
Datangnya seseorang dari tempat tinggalnya menuju masjid menjadi media dzikir kepada Allah. Begitu pula saat menunggu imam dan bahkan saat shalat selesai shalat.
Diantara waktu yang mustajab dalam berdoa adalah antara adzan dan iqomah serta setelah menunakan shalat karena itu seorang muslim yang menggunakan waktu-waktu tersebut ia akan senantiasa dikabulkan doanya oleh Allah. Rasulullah bersabda : Artinya : “Do ’a antara adzan dan iqomat doanya tidak akan tertolak"
(terjemahan Sunan Abu Daud : 1/354 489) k. Tumbuhnya persaudaraan, kasih sayang dan persamaan
Shalat beijamaah menumbuhkan kasih sayang di antara sesama umat Islam. Menjalin ukhuwah dan mengajarkan persamaan. Inilah ajaran Islam yang agung persaudaraan, ukhuwah, kasih sayang dan persamaan didasarkan atas ketaatan kepada Allah. Seseorang mencintai karena Allah, membenci pun karena Allah.
Allah sangat mencintai orang-orang yang tersusun rapi dalam
24 barisan persaudaraan yang diikat oleh keimanan. Sebagaimana Allah berfirman: i , ^ di
J O s sO % 0 \ s* j » > o ^ so j o 's . s . . , > s . r ? > * *
c ® jy Jlij
- l (
1
5 1 jj
" ' / s ' s t Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang
dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”
(QS.As-Shof 61:4) Termasuk ajaran dan syiar Islam yang agung
Jamaah secara bahasa adalah bersatu berkelompok. Berjamaah dalam Islam adalah bersama atas dasar ketaatan kepada Allah untuk menunaikan perintah-perintah-Nya. Dalam keadaan inilah Allah sangat perhatian terhadap orang-orang yang berjamaah.
Namun sebaliknya, jika persatuan tidak terwujud ukhuwah Islamiah hanyalah tinggal impian perpecahan terjadi dimana-mana yang pada akhirnya akan merugikan umat itu sendiri. Karena itulah berjamaah merupakan rahmad dari Allah sedangkan perpecahan adalah adzab. Sebagaimana tercantum dalam firman Allah :
>%
Artinya “Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa
mengagungkan syi'ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati”. (QS. Al-Hajj 22:32)
m. Sebagai media fastabiqul khoirot Shalat berjamaah menjadi motivasi seseorang untuk berlomba- lomba dalam amal shaleh. Seseorang yang melihat saudaranya lebih rajin melaksanakan shalat jamaah lebih lama dalam dzikir, lebih
25 untuk bersegera meningkatkan amalnya dihadapan Allah. Allah berfirman: j jL illu Jl ^ \ss2i d J J j .. z' z' ✓
Artinya : “Dan yang demikian itu, hendaknya orang berlomba-lomba ” (QS. Al-Muthaffin 83:26) n. Membiasakan disiplin dan berakhlaq mulia
Shalat berjamaah mengajarkan disiplin. Seseorang dalam berjamaah harus mengikuti gerakan Islam. Menirukanya mulai dari masuk shalat sampai selesai shalat. Tidak bisa seseorang sekehendak dirinya dalam shalat berjamaah. Seorang makmum senantiasa mengikuti gerakan imam dan mengikuti dibelakang imam. Hal ini tentu membiasakan disiplin dalam kehidupan seseorang.
Menghilangkan ego pribadi dan dengan penuh kerendahan untuk menaati seorang pemimpin yaitu imam shalat. (Abdullah khoir:2009:64). Hal ini ditegaskan dalam sabda Rasulullah :
lit} \’jj& y lit f U Vi cJj lil} U til} i l J li lijj I y y y 'jM'lS'j
IjL p i Artinya : "Sesungguhnya imam itu diadakan agar ia diikuti, karena itu
janganlah kalian berselisih atasnya. Jika ia bertakbir maka bertakbirlah dan jika ia rukuk maka rukuklah. Jika ia mengucapkan “sam i’ allahu liman hamidah’’ maka ucapkanlah
“rabbana lakal hamdu” (pada-Mu-lah Ya Allah
segala puji). Jika ia sujud maka sujudlah dan jika ia shalat dengan duduk maka shalatlah kalian dengan duduk semua ”.
(HR. Bukhari:I/127)
j s °» y y o o* ' , f i * t y C Q y
28 V , s s %' s ° ' A * i ' >. ' I. ' ' ° f'* " ’i*, ' i 0 '
<y
,Aiii j ' j j*-» ,«■ y j> y \ y y
' ,* ' 'y*
\ f ° *' u i" ^ *• "
j J 9"J
5 '^ ' (‘j * i J ' J j > ”
y ' y y r '
Artinya : “Siapa yang berwudhu dirumahnya den memperbagus
wudkunya lalu datang ke masjid, maka ia adalah tamu Allah dan yang dikunjungi wajib memuliakan tamu” (HR.
Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir: II/ 66).