TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MULTIBARANG (Studi Kasus di BMT Anda Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP
PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK
PEMBIAYAAN MULTIBARANG
(Studi Kasus di BMT Anda Salatiga)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy)
Oleh:
FITROTUT DAIYAH
NIM 21411037
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI ’AH
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015
Moto Penulis
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (Qs. al-Insyirah:5-8).
- o------------------ “Jangan sia-siakan waktumu dengan percuma, manfaatkanlah waktu luangmu dengan sebaik-baiknya. Kerjakanlah apa yang harus kamu kerjakan sekarang, janganlah kamu untuk menunda-nundanya.
Jika kamu menghadapi kesulitan, yakinlah pasti kamu temukan jalan keluarnya.
Jangan bersedih kawan, karena sesungguhnya Allah bersama kita. Teruslah berusaha dan pasrahkanlah semuanya kepada Allah semata. Niscaya Allah akan membukakan jalan untuk meraih kesuksesan”.
(Fitrotut Daiyah)
- o------------------
Man Jada Wa Jadda
- o------------------ “Tetaplah Tersenyum dalam Keadaan Apapun”
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan dengan cinta dan ketulusan hati karya ilmiah berupa skripsi ini kepada :
1. Kedua Orang tuaku Bapak Kemad (Alm) dan Ibu Paesah tercinta, yang telah mendoakan dan memberi kasih sayang serta semangat kepadaku selama ini.
2. Kedua kakakku Masri’ah dan Zumrotus Sa’adah serta adikku Lukman Yusuf, yang telah mendoakan agar selalu tetap semangat dalam menuntut ilmu dan menjalani kehidupan di dunia ini.
3. Seseorang yang telah memberikan kehidupan bermakna, pencerahan dan motivasi yang tinggi sehingga penulis selalu semangat dalam menjalani kehidupan.
4. Keluarga Besar Yaa Bismillah IAIN Salatiga, Bidikmisi dari angkatan 2011-2015 yang selalu memberikan dorongan serta motivasi agar selalu bersabar dalam menghadapi setiap masalah.
5. Para guru sejak Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi yang penulis sayangi dan hormati dalam memberikan ilmu dan membimbing dengan penuh kesabaran.
6. Almamater Tercinta Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga yang penulis banggakan.
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya Penulisan Skripsi ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Penulis juga bersyukur atas rizki dan kesehatan yang telah diberikan oleh-Nya sehingga penulis dapat menyusun penulisan skripsi ini.
Sholawat dan salam selalu penulis sanjungkan kepada Nabi, Kekasih,
Spirit Perubahan, Rasullah Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan para
sahabat- sahabatnya, syafa’at beliau sangat penulis nantikan di hari pembalasan nanti.
Penulisan skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh g elar Sarjana Syari’ah (S.Sy) dalam ilmu syari’ah, Fakultas
Syari’ah, Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari’ah yang berjudul: “Tinjauan
Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Akad Murabahah Pada Produk
Pembiayaan Multibarang (Studi Kasus di BMT Anda Salatiga) ”. Penulismengakui bahwa dalam menyusun Penulisan Skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Karena itulah penulis mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya, ungkapan terima kasih kadang tak bisa mewakili kata-kata, namun perlu kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah di IAIN Salatiga.
3. Bapak Ilya Muhsin, S.H.i., M.Si, selaku Wakil Dekan Fakultas Syari’ah Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama yang selalu memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar dan baik.
4. Ibu Evi Ariyani, M.H, selaku Ketua Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari’ah di IAIN Salatiga.
5. Bapak Nafis Irkhami, M. Ag.,.M.A selaku Dosen Pembimbing yang selalu meberikan saran, pengarahan dan masukan berkaitan penulisan skripsi sehingga dapat selesai dengan maksimal sesuai yang diharapkan.
6. Ibu Lutfiana Zahriani, M.H, selaku Kepala Lab. Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga yang memberikan pemahaman, arahan dalam penulisan skripsi sehingga penulisan skripsi ini bisa saya selesaikan.
7. Bapak Supardi, SE. selaku pengurus BMT Anda Salatiga yang telah berkenan memberikan izin penelitian di BMT Anda Salatiga serta memberikan informasi berkaitan penulisan skripsi.
8. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf adminitrasi Fakultas Syari’ah yang tidak bisa kami sebut satu persatu yang selalu memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa halangan apapun.
9. Keluarga Besar Pondok Pesantren Edimancoro, terutama Romo K.H Mahfud Ridwan Lc, yang selalu mendoakan santrinya untuk meraih keberhasilan dalam menuntut ilmu, baik dalam keadaan apapun maupun dimanapun.
10. Sahabat-sahabatku tercinta Cenul, Ririf, Fajar, Tika, Hidayah, Ratih, Ser, Mayda, Cinta, Jamilah, Ayu, yang selalu mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini.
11. Teman-teman Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari’ah angkatan 2011 di
IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak cerita selama menempuh pendidikan di IAIN Salatiga.
Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan kepada penulis, agar pula senantiasa mendapatkan maghfiroh, dan dilingkupi rahmat dan cita-Nya. Amiin.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi metodologi, penggunaan bahasa, isi, maupun analisanya, sehingga kritik dan saran yang konstruktif, sangat penulis harapan demi enaknya penulisan skripsi ini dibaca dan dipahami.
Akhirnya, penulis berharap semoga skrispi ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.
Salatiga, Juni 2015 Penulis
ABSTRAK
Daiyah, Fitrotut. 2015. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Akad
Murabahah Pada Produk Pembiayaan Multibarang (Studi Kasus di BMT Anda
Salatiga)Skripsi. Fakultas Syari’ah. Jurusan. S1 Hukum Ekonomi Syari’ah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Nafis Irkhami, M. Ag.,MA.
Kata Kunci : Hukum Islam, Akad, Murabahah, Pembiayaan, Multibarang.
BMT Anda Salatiga merupakan salah satu lembaga keuangan syari’ah non bank yang banyak mengeluarkan produk pembiayaan. Salah satunya adalah pembiayaan multibarang dengan menggunakan akad murabahah. Penulis dalam hal ini mengkaji tentang tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan akad
murabahah pada produk pembiayaan multibarang di BMT Anda Salatiga.
Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah pelaksanaan akad murabahah pada produk pembiayaan multibarang di BMT Anda Salatiga? (2) Bagaimanakah tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan akad murabahah pada produk pembiayaan multibarang di BMT Anda Salatiga? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka dilakukan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan hukum empiris. Sumber data diperoleh dari data primer yaitu wawancara dengan pengurus, manager, anggota dan dokumen yang berhubungan dengan BMT Anda Salatiga. Serta data sekunder yaitu literatur lainnya yang relevan dengan permasalahan yang dikaji.
Temuan penelitian ini menunjukan bahwa, pertama: Pelaksanaan akad
murabahah pada produk pembiayaan multibarang di BMT Anda Salatiga
menggunakan dua mekanisme. Mekanisme yang pertama adalah pengajuan permohonan dan negosiasi, proses pembelian barang, proses akad, proses penyerahan barang, pembayaran angsuran. Mekanisme yang kedua pada dasarnya sama dengan mekanisme yang pertama, yang membedakan adalah setelah proses pengajuan permohonan dan negosiasi terdapat penambahan akad wakalah. Kedua: pelaksanaan akad murabahah pada produk pembiayaan multibarang di BMT Anda Salatiga belum memenuhi ketentuan syari’ah. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa aspek syarat rukun yang tidak sesuai dengan ketentuan syari’ah, yaitu: (1) Objek akad pada dasarnya belum ada dan belum dimiliki oleh BMT Anda Salatiga sebagai pihak penjual. (2) Objek akad tidak dapat diserahkan ketika akad berlangsung. (3) Objek akad tidak diketahui secara jelas, yaitu berkaitan dengan adanya tambahan akad wakalah. BMT mewakilkan uangnya kepada anggota untuk membeli barang,setelah barang itu di beli anggota, BMT tidak mengecek kembali barang itu secara fisik yang hanya diketahui hanyalah bukti surat pembelian barang dari pihak pemasok. Sehingga dapat dipastikan barang tersebut hanya diketahui oleh anggota saja. (4) Menentukan margin atau keuntungan yang dipengaruhi oleh jangka waktu pembayaran angsuran. (5) Penandatanganan akad pernah dilakukan secara bersamaan yaitu akad murabahah dan wakalah. Hal ini dilarang karena Rasulullah SAW melarang adanya dua akad dalam satu transaksi.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................10 G. Metode Penelitian........................................................................ 14 H. Sistematika Penulisan..................................................................
45
45
45
41
23
23
3. Rukun Jual Beli……………………………………………..
Dasar Hukum Jual Beli…………………………………….
1. Pengertian Jual Beli………………………………………… 2.
2. Konsep Akad dalam KHES………………………………… B. Tinjauan Umum Jual Beli............................................................
1. Konsep Akad dalam Fiqh Muamalah……………………….
Tinjauan Umum Akad.................................................................
21 BAB II KAJIAN PUSTAKA A.
8
NOTA PEMBIMBING........................................................................................ i ii
7
6
Tinjauan Pustaka.........................................................................
F.
Penegasan Istilah.........................................................................
E.
Kegunaan Penelitian....................................................................
D.
6 C. Tujuan Penelitian.........................................................................
1 B. Rumusan Masalah……………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..............................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………... xiv
ABSTRAK........................................................................................................... vii x
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................... iv HALAMAN MOTO…………………………………………………………… v HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... vi KATA PENGANTAR.........................................................................................
46
BAB III BAB IV 4. Jual Beli Terlarang…………………………………………. C. Tinjauan Umum Murabahah.......................................................
59
46
48
48
54
50
57
57
58
57
60
B.
64
65
66
68
68
69
70
75
77
Analisis Syarat Akad Murabahah pada Produk Pembiayaan
Analisis Rukun Akad Murabahah pada Produk Pembiayaan Multibarang di BMT Anda Salatiga…………………………...
1. Konsep Murabahah dalam Fiqh Muamalah………………..
Jaminan Pembiayaan………………………………………..
2. Murabahah Dalam DSN MUI N0 04/DSN/-MUI/IV/2000..
3. Konsep Murabahah dalam Lembaga Keuangan Syari’ah….
D.
Tinjauan Umum Pembiayaan.......................................................
1. Pengertian Pembiayaan……………………………………..
2. Unsur-Unsur Pembiayaan…………………………………..
3. Tujuan Analisis Pembiayaan………………………………..
4. Jenis-Jenis Pembiayaan……………………………………..
5. Produk Pembiayaan………………………………………… 6.
7. Prinsip-Prinsip Pembiayaan………………………………...
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MULTIBARANG DI BMT ANDA SALATIGA A.
8. Teknik Penyelesaian Pembiayaan………………………….. PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MULTIBARANG DI BMT ANDA SALATIGA.
A.
Profil BMT Anda Salatiga...........................................................
1. Sejarah Berdiri BMT Anda Salatiga………………………..
2. Visi dan Misi BMT Anda Salatiga………………………….
3. Produk-Produk BMT Anda Salatiga………………………..
4. Struktur Organisasi BMT Anda Salatiga…………………...
B.
Pelaksanaan Akad Murabahah pada Produk Pembiayaan Multibarang di BMT Anda Salatiga.............................................
87
BAB V Multibarang di BMT Anda Salatiga........................................... PENUTUP
89 A.
Kesimpulan................................................................................. 102 B. Saran...........................................................................................
103 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. LAMPIRAN-LAMPIRAN
105
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Skema Pembiayaan Murabahah di Lembaga Keuangan Syari’ah.Gambar 3.1 : Struktur Organisasi BMT Anda Salatiga.BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Baitul Mal wat- Tamwil (BMT) adalah salah satu bentuk lembaga
keuangan non bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syari ’ah. Seperti halnya bank syari
’ah, sekarang ini BMT juga lagi marak-maraknya di Indonesia yang semakin menunjukkan eksistensinya. Peran umum BMT yang dilakukan adalah melakukan pendanaan yang berdasarkan prinsip syari
’ah dan menjauhkan masyarakat dari praktek ekonomi non syari’ah. Peran tersebut menegaskan betapa pentingnya prinsip-prinsip sya ri’ah dalam kehidupan ekonomi masyarakat, terutama di Negara yang mayoritas agamanya Islam maka itu sangat penting untuk diterapkan.
BMT lahir di tengah-tengah kehidupan masyarakat memiliki beberapa fungsi, salah satu fungsinya adalah melakukan penyaluran dana kepada masyarakat, yaitu dengan cara mengeluarkan pembiayaan-pembiayaan dengan menggunakan prinsip bagi hasil (mudharabah), kerjasama (musyarakah) dan jual beli. Penyaluran dana dengan prinsip jual beli bisa dilakukan dengan akad
, ataupun istisna. Penyaluran dana dengan prinsip jual beli
murabahah, salam yang paling dominan adalah menggunakan akad murabahah.
Murabahah dalam istilah fiqih Islam adalah suatu bentuk jual beli
tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut dan tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan (Ascarya, 2011:81-82). Secara nasional, lembaga keuangan syari ’ah bank muapun non bank di Indonesia sekarang ini menggunakan akad murabahah sebagai salah satu produk utama pembiayaannya.
Menurut hemat penulis, murabahah merupakan sebuah konsep jual beli yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan pembiayaan. Lalu bagaimanakah murabahah bisa dijadikan sebagai bentuk pembiayaan di lembaga keuangan syari
’ah? dan bagaimanakah aplikasi serta manfaat pembiayaan murabahah di lembaga keuangan syari ’ah? Tentunya hal ini akan menjadi permasalahan sendiri, karena produk utama dari lembaga keuangan syari
’ah bank maupun non bank adalah profit and loss sharing (PLS) atau bagi hasil. Namun fakta yang terjadi adalah skim murabahah menjadi produk utama pada lembaga keuangan syari ’ah.
Pembiayaan murabahah memiliki karaktersistik tersendiri pertama, akad yang digunakan dalam pembiayaan murabahah adalah akad jual beli.
Kedua, harga yang ditetapkan oleh pihak penjual (bank atau BMT) tidak dipengaruhi oleh jangka waktu pembayaran. Ketiga, keuntungan dalam pembiayaan murabahah berbentuk margin penjualan yang sudah termasuk harga jual. Keempat, pembayaran harga barang dilakukan secara tidak tunai.
Kelima pembiayaan murabahah memungkinkan adanya jaminan.
Murabahah sebagai bentuk akad jual beli memiliki rukun yang sama
seperti jual beli pada umumnya, di mana rukun jual beli menurut jumhur ulama adalah terdapat penjual, pembeli, barang yang diperdagangkan dan
shigat
atau ijab dan qabul (Syafe’i, 2001:76). Namun apakah bank maupun
stok/ persediaan barang
BMT yang bertindak sebagai penjual sudah memiliki
yang dapat langsung dibeli oleh nasabah? Karena dalam praktiknya kebanyakan
bank atau BMT tidak menyediakan barang sebelumnya, tapi menunggu pembeli dalam hal ini adalah nasabah untuk mengajukan pembiayaan terlebih dahulu, setelah itu pihak bank baru mencarikan barang sesuai dengan pesanan pembeli atau nasabah.
Berdasarkan survey awal, hal ini juga terjadi pada BMT Anda Salatiga, di mana salah satu produk pembiayaan dari BMT Anda Salatiga adalah pembiayaan multibarang yang menggunakan akad murabahah. Banyak calon anggota yang datang ke BMT Anda Salatiga untuk mengajukan pembiayaan multibarang dalam rangka untuk memiliki barang atau peralatan usaha. Salah satu alasan calon anggota mengajukan pembiayaan yaitu karena anggota tersebut tidak memiliki dana yang cukup untuk membeli secara tunai, maka dari itu calon anggota mengajukan pembiayaan multibarang dengan menggunakan akad murabahah.
BMT Anda Salatiga dalam memberikan pembiayaan multibarang kepada calon anggota harus menerapkan prinsip kehati-hatian, hal ini tentunya untuk menghindari dari pembiayaan bermasalah atau pembiayaan macet. BMT Anda Salatiga sebelum menyetujui permintaan calon anggota dalam mengajukan pembiayaan, maka ada kebijakan dari BMT Anda Salatiga untuk mensurvey dulu ke alamat rumah calon anggota, dan menanyakan beberapa hal keadaan calon anggota kepada tetangganya. Hal yang seperti itu termasuk salah satu cara dalam menerapkan prinsip kehati-hatian.
Secara singkat dijelaskan oleh Febri, salah satu pegawai BMT Anda Salatiga setelah rumah calon anggota disurvey dan telah dipertimbangkan oleh pihak BMT maka dari pihak BMT yang berhak memutuskan, apakah permintaan dari anggota disetujui atau tidak. Jika disetujui maka segera dibuatlah suatu akad atau perjanjian di mana dalam dalam akad tersebut terdapat beberapa ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi antara kedua- belah pihak.
BMT Anda Salatiga maupun BMT di Indonesia dalam pembuatan akad, harus menganut asas syari ’ah. Semua transaksi yang dilakukan harus sesuai dengan prinsip syari
’ah, artinya setiap transaksi dinilai sah apabila transaksi tersebut telah terpenuhi syarat rukunnya, apabila tidak terpenuhi maka transaksi tersebut batal. Jadi kedudukan akad sangat penting dalam menentukan transaksi tersebut sah atau tidak sah.
Berbicara tentang akad, di BMT Anda Salatiga dalam memberikan pembiayaan multibarang kepada anggota menurut penulis masih ada keganjalan dalam pelaksanaan akad tersebut. BMT Anda Salatiga dalam memberikan pembiayaan multibarang kepada calon anggota ada dua cara.
Cara yang dilakukan yaitu pertama, calon anggota mendatangi BMT Anda Salatiga untuk mengajukan pembiayaan kemudian pihak BMT Anda Salatiga mensetujuinya setelah melalui beberapa beberapa pertimbangan, dan pihak BMT Anda Salatiga segera melakukan pembelian barang yang diinginkan oleh anggota. Dengan demikian, kedudukan BMT Anda Salatiga bertindak sebagai penjual dan anggota sebagai pembeli.
Cara yang kedua yaitu calon anggota mendatangi BMT Anda Salatiga untuk mengajukan pembiayaan multibarang kemudian pihak BMT Anda Salatiga menyetujuinya, namun dalam hal ini pihak BMT Anda Salatiga justru mewakilkan uang untuk pembelian barang kepada anggota dengan alasan pihak BMT sibuk dengan pekerjaan yang lain karena kurangnya pegawai BMT Anda Salatiga atau memang atas permintaan dari anggota sendiri.
Melihat dari fenomena tersebut maka dalam akad murabahah terdapat Penambahan akad wakalah (mewakilkan). Penulis dalam hal ini belum mengetahui secara pasti bagaimana pelaksanaan akad wakalah atau
murabahah itu terjadi. Apakah dilakukan dalam waktu yang sama dalam
penandatanganan akad atau dalam waktu yang berbeda. Apabila penandatanganan akad dilakukan dalam waktu yang sama, maka dapat dikatakan bahwa adanya dua akad dalam satu transaksi, yaitu akad murabahah dan akad wakalah yang terjadi dalam satu transaksi.
Berdasarkan ajaran hukum Islam adanya dua akad dalam satu transaksi adalah tidak boleh. Lalu bagaimanakah hal tersebut dapat terjadi di lembaga keuangan syariah sekarang ini? penulis juga belum mengetahui secara pasti bagaimana pihak BMT Anda Salatiga dalam melakukan akad
murabahah apakah sudah sesuai dengan hukum Islam atau belum. Karena
masih banyak BMT di Indonesia yang kini masih beroperasi tapi tidak sesuai dengan prinsip syari’ah. Seharusnya, pihak BMT di Indonesia dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah harus sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah yaitu harus bebas dari bunga (riba), bebas dari kegiatan spekulatif dan perjudian, bebas dari hal-hal yang tidak jelas (gharar), berprinsip keadilan dan hanya membiayai kegiatan usaha yang halal sesuai dengan syariat Islam.
Fenomena tersebut di atas mendorong penulis untuk meneliti lebih lanjut bagaimana pelaksanaan akad murabahah di BMT Anda Salatiga.
Sehingga penulis tertarik akan melakukan penelitian dalam sebuah skripsi yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Akad
Murabahah pada Produk Pembiayaan Multibarang (Studi Kasus di BMT Anda Salatiga)”.
B. Rumusan Masalah 1.
Bagaimanakah pelaksanaan akad murabahah pada produk pembiayaan multibarang di BMT Anda Salatiga?
2. Bagaimanakah tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan akad
murabahah pada produk pembiayaan multibarang di BMT Anda Salatiga? C.
Tujuan Penelitian 1.
Untuk mengetahui pelaksanaan akad murabahah pada produk pembiayaan multibarang di BMT Anda Salatiga.
2. Untuk mengetahui tentang tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan akad murabahah pada produk pembiayaan multibarang di BMT Anda Salatiga apakah sudah sesuai dengan hukum Islam atau belum.
D. Kegunaan Penelitian
Agar tulisan ini dapat memberikan hasil yang berguna secara keseluruhan, maka penelitian ini sekiranya dapat memberikan manfaat di antaranya: 1.
Kegunaan Teoritis Untuk memberikan kontribusi pemikiran terhadap kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan bidang hukum ekonomi syari
’ah pada khususnya, yang memiliki kaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan akad murabahah pada produk pembiayaan multibarang di BMT Anda Salatiga. Sehingga dapat mengungkap permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan dari pelaksanaan akad murabahah pada produk tersebut.
Dalam hal ini adalah mengungkap bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan akad murabahah pada produk pembiayaan multibarang di BMT Anda Salatiga.
2. Kegunaan Praktis a.
Bagi BMT Anda Salatiga Memberikan sumbangan pemikiran terhadap pentingnya ketegasan hukum Islam dalam rangka menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam pelaksanaan akad murabahah pada produk pembiayaan multibarang di BMT Anda Salatiga. b.
Bagi Peneliti Menambah ilmu pengetahuan dan pembentukan pola berfikir dalam menganalisa bagaimana pelaksanaan akad murabahah pada produk pembiayaan multibarang di BMT Anda Salatiga sehingga dapat mengetahui pelaksanaan akad tersebut sudah sesuai dengan hukum Islam atau belum.
c.
Bagi Mahasiswa Memberi wawasan dan pemahaman kepada mahasiswa sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut.
E. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi salah pengertian dalam pemahaman penelitian yang
penulis teliti ini, maka di pandang perlu untuk menjelaskan beberapa istilah yang ada hubungannya dengan judul penelitian ini yaitu:
1. Hukum Islam
Hukum Islam y aitu rangkaian dari kata “Hukum” dan kata “Islam” untuk mengetahui arti hukum Islam perlu diketahui lebih dahulu arti kata hukum. Hukum yaitu seperangkat peraturan tentang tingkah laku manusia yang diakui sekelompok masyarakat itu berlaku dan mengikat untuk seluruh anggotanya. Hukum Islam artinya seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan sunah Rasul tentang tingkah laku manusia yang diakui dan diyakini serta mengikat untuk semua yang beragama Islam (Syarifudin, 1997:4-5).
Dalam pembahasan mengenai hukum Islam peneliti akan membatasi pembahasan dalam ruang lingkup hukum perikatan Islam.
2. Akad Akad adalah pertalian antara ijab dan qabul yang di benarkan oleh syara’ yang menimbulkan akibat hukum terhadap objeknya (Dewi dkk,
2006:47).
Jadi maksud akad dalam pembahasan ini adalah suatu perjanjian antara anggota dengan BMT Anda Salatiga yang telah disepakati bersama di mana dengan akad tersebut menimbulkan akibat hukum terhadap objek yang diperjanjikan.
3. Murabahah
Murabahah adalah istilah dalam Fikih Islam yang berarti suatu
bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut dan tingkat keuntungan yang diinginkan (Ascarya, 2011:81).
Murabahah yang dimaksudkan dalam pembahasan ini adalah
suatu produk yang berupa pembiayaan multibarang di BMT Anda Salatiga yang berbentuk jual beli ketika pihak BMT sebagai penjual barang dengan menyatakan harga pokok barang ditambah dengan margin atau keuntungan yang disepakati dengan pembeli dengan hal ini adalah anggota BMT Anda Salatiga.
4. Pembiayaan Multibarang
Pembiayaan berarti financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain (Muhamad, 2002:260).
Pembiayaan yang dimaksudkan di sini adalah pendanaan yang dilakukan oleh BMT Anda Salatiga kepada anggota yang mengajukan pembiayaan yang di istilahkan dengan pembiayaan multibarang. Multibarang yaitu barang-barang yang dibutuhkan oleh anggota BMT Anda Salatiga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pada umumnya barang-barang tersebut bersifat konsumtif atau peralatan usaha yang diperlukan oleh anggota, seperti televisi, kulkas, motor, komputer dan lain-lain.
F. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini tidak merupakan duplikasi atau pengulangan dari
penelitian yang ada. Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan dan perbandingan bagi penelitian ini adalah penelitian-penelitian terkait dengan
murabahah dalam ruang lingkup yang berbeda. Di antaranya adalah:
Pertama, skripsi dari Abdul Aziz Herawanto (2009) yang berjudul “Implementasi Akad Murabahah dalam Pembiayaan Pemilikan Rumah
Bersubsidi Secara Syari ‟ah di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syari ‟ah Surakarta”. Skripsi tersebut meneliti tentang implementasi akad
murabahah dalam pembiayaan pemilikan rumah bersubsidi secara syari
’ah di bank Tabungan Negara Kantor cabang Syari ’ah Surakarta. Penelitian tersebut menggunakan metode penelitian empiris bersifat deskriptif dengan metode kualitatif. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa proses implementasi akad
murabahah dalam pembiayaan pemilikan rumah bersubsidi secara syari
’ah di bank tabungan Negara kantor cabang syari ’ah Surakarta sudah menerapkan prinsip-prinsip syari
’ah Islam. Hal tersebut pada proses pembuatan akad antara pihak bank dengan pihak pemohon pembiayaan. Proses penyelesaian permasalahan yang digunakan pihak bank dengan pihak pemohon bank juga telah menggunakan prosedur hukum yang berlaku di Indonesia.
Kedua, skripsi dari Kurneawati (2011) yang berjudul “ Analisis
Perlakuan Akuntansi Piutang Murabahah pada PT. Bank BRI Syari ‟ah KCI Gubeng Surabaya
”. Skripsi tersebut menjelaskan tentang analisis perlakuan akuntansi piutang murabahah pada PT. Bank BRI Syari ’ah KCI gubeng
Surabaya. Metode penelitian tersebut menggunakan pendekatan kualitatif deskriptis. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa di dalam praktik transaksi
murabahah di BRI Syari
’ah, bank tersebut mempunyai dua metode alternatif untuk melakukan transaksi piutang, alternatif pertama yaitu pada saat memberi kuasa ke nasabah, BRI Syari
’ah memberi kuasa kepada nasabah untuk membeli barang, maka hal ini dibukukan dalam perkiraan piutang
wakalah sebesar uang yang diserahkan kepada nasabah, sedangkan apabila
barangnya telah ada dan telah diserahkan kepada nasabah, baru dibukukan dalam perkiraan piutang murabahah. Alternatif kedua yaitu bank BRI Syari ’ah membeli sendiri barang yang dipesan oleh nasabah.
Ketiga, skripsi dari Andri Susila (2002) yang berjudul “Praktik Akad
Murabahah dan Akad Ijarah di BMT Haniva Berbah dalam Perspektif Fikih
Muamalah Penelitian tersebut mengkaji masalah kesesuaian akad Murabahah
”.
dan akad Ijarah yang dilakukan di BMT Haniva dalam perspektif fikih muamalat.
Penelitian tersebut merupakan field research atau penelitian lapangan yang
bersifat deskripsi-analisis yaitu menggambarkan bagaimana praktik akad
murabahah dan akad ijarah di BMT Haniva. Dan hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa praktik akad di BMT Haniva dalam perspektif fikih
muamalat bahwa akad murabahah dan akad ijarah belum sesuai dengan fikih
muamalat, karena masih mengandung unsur garar. Akad murabahah dan akad
ijarah juga menimbulkan wanprestasi, karena ada cidera janji dan dalam
pemesanan barang belum dicantumkan tentang umur dan pihak-pihaknya. Dalam
penyelesaian wanprestasi pada akad murabahah dan akad ijarah di BMT Haniva
belum mengacu pada fatwa-fatwa Dewan Syari ’ah Nasional, karena masih menggunakan pendekatan dengan cara musyawarah dan mufakat..Keempat, skripsi dari Nur Inayah (2009) yang berjudul “Strategi
Penanganan Pembiayaan bermasalah pada pembiayaan murabahah di BMT
Bina Ihsanul Fikri Yogyakarta”. Penelitian tersebut mengkaji tentang strategi
penanganan pembiayaan bermasalah pada pembiayaan murabahah di BMT Bina Ihsanul Fikri Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan dan menguraikan data-data yang telah terkumpul yang diperoleh di lapangan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dalam penanganan terhadap nasabah yang pembiayaannya bermasalah pihak BMT menggunakan cara-cara yang lebih bersifat kekeluargaan seperti melakukan silaturahim, pembinaan rescheduling, memberi peringatan kemudian sita jaminan.
Kelima, skripsi dari Andi Ridwansyah Bahar Putra (2013) yang berjudul “Transaksi Jual Beli Kendaraan Melalui Bank Syariah Dengan
Menggunakan Akad Murabahah
”. Skripsi tersebut menjelaskan tentang transaksi jual beli kendaraan melalui bank syari ’ah dengan menggunakan akad
Murabahah . Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang bersifat
deskriptis. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dalam transaksi jual beli kendaraan melalui bank syariah di PT bank syari ’ah Mandiri cabang Makasar dengan menggunakan akad murabahah masih terjadi permasalahan yang timbul antara bank dan nasabah. Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut maka pihak bank syariah akan memilih cara musyawarah terlebih dahulu.
Untuk mengatasi permasalahan yang ada, pihak bank akan mencari tahu terlebih dahulu kebenaran informasi tersebut, jika informasi tersebut betul maka akan dilakukan restrukturisasi pembiayaan, yaitu melakukan
rescheduling, reconditioning , dan penataan kembali. Jika suatu permasalahan
pada bank syari ’ah tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah mufakat, maka pihak bank akan melakukan jalur litigasi, yaitu membawa permasalahan tersebut ke Pengadilan Negeri, di mana nasabah tersebut berdomisili.
Dari beberapa hasil penelitian yang ada, terlihat bahwa ada kedekatan judul dengan judul penelitian yang penulis lakukan. Namun penelitian yang penulis lakukan berbeda dengan penelitian yang sudah diteliti oleh peneliti lainnya. Letak perbedaannya ada pada titik tekan yang penulis fokuskan.
Penulis menitikberatkan pada bagaimana pelaksanaan akad murabahah pada produk pembiayaan multibarang di BMT Anda Salatiga apakah sudah sesuai dengan hukum Islam atau belum.
G. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini adalah sebagai berikut; 1.
Pendekatan dan Jenis Penelitian a.
Pendekatan Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan hukum empiris artinya dengan mendekati masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang nyata atau fakta sosial sesuai dengan kenyataan hidup dalam masyarakat. Penelitian hukum yang berparadigma sebagai fakta sosial yang mana data hukumnya dieksplorasi dari proses interaksi hukum di masyarakat. Dengan maksud menyelidiki respon atau tingkat kepatuhan masyarakat terhadap hukum (Utsman, 2014:2-3).
Penggunaan pendekatan ini, dimaksudkan untuk memahami gejala hukum di BMT Anda Salatiga yang berhubungan dengan pelaksanaan akad murabahah pada produk pembiayaan multibarang, apakah sudah sesuai hukum Islam atau belum. b.
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami keadaan atau fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa dengan memanfaatkan dengan berbagai metode alamiah. Dalam penelitian kualitatif metode yang biasa digunakan adalah wawancara, pengamatan dan pemanfaatan dokumen (Moleong, 2011:6).
Penelitian ini adalah usaha untuk mengetahui atau mendalami bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap pelaksanaan akad
murabahah pada produk pembiayaan multibarang di BMT Anda
Salatiga. Penelitian kualitatif dipilih karena dipandang cocok untuk mengekspresikan temuan kasus-kasus yang berkaitan dengan pelaksanaan akad murabahah pada produk pembiayaan multibarang dengan cara terjun langsung ke lapangan yaitu di BMT Anda Salatiga.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini, penulis bertindak sebagai pengumpul data di lapangan dengan menggunakan alat penelitian aktif dalam mengumpulkan data-data di lapangan. Selain itu alat yang dijadikan untuk pengumpulan data bisa berupa dokumen-dokumen yang menunjang keabsahan hasil penelitian ini serta alat-alat bantu lain yang dapat mendukung terlaksananya penelitian, seperti kamera dan alat perekam.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat di mana lokasi penelitian itu akan dilakukan. Lokasi dalam penelitian ini adalah di BMT Anda Salatiga terletak di Jln. Merak No. 90 Cabean Kel. Mangunsari Kec. Sidomukti kota Salatiga.
Penulis memilih lokasi ini karena ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan akad murabahah pada produk pembiayaan multibarang di BMT Anda Salatiga, sehingga penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan mengungkap kebenaran bagaimana dalam pelaksanaan akad tersebut apakah sudah sesuai dengan hukum Islam atau belum.
4. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini, penulis menggunakan sumber data penelitian berupa; a.
Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber data yang langsung didapatkan dari lapangan atau lokasi penelitian.
1) Informan
Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah manager BMT Anda Salatiga, pengurus BMT Anda Salatiga dan anggota BMT Anda Salatiga.
2) Dokumen
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data primer, yaitu dokumen-dokumen berhubungan dengan BMT Anda Salatiga, yang di antaranya adalah struktur organisasi di BMT Anda Salatiga, data-data berupa jumlah anggota yang mengambil pembiayaan multibarang di BMT Anda Salatiga dan data-data tata cara dalam memberikan pembiayaan kepada anggota.
b.
Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari berbagai bacaan atau hasil penelitian sebelumnya yang bertema sama.
Jadi sumber data lain yang bisa mendukung penelitian ini adalah dengan telaah pustaka seperti buku-buku, jurnal ataupun hasil penelitian sebelumnya yang meneliti hal serupa.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan tiga metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan laporan penelitian yaitu sebagai berikut: a.
Observasi Observasi adalah pengumpulan data dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara langsung dan sistematis terhadap fenomena yang diselidiki (Hadi, 1994:139). Dalam observasi ini, data yang penulis peroleh secara langsung dari BMT Anda Salatiga dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan yang terjadi pada obyek penelitian seperti dengan cara mengamati keadaan sekitar BMT Anda Salatiga, proses pelayanan pada anggota dalam memberikan pembiayaan, serta fasilitas yang ada di BMT Anda Salatiga.
b.
Interview
Interview yaitu cara memperoleh keterangan atau data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada pihak BMT Anda Salatiga dalam hal ini adalah manager BMT Anda cabang Salatiga, pengurus BMT Anda Salatiga dan sebagian anggota BMT Anda Salatiga yang telah mengajukan pembiayaan multibarang di BMT Anda Salatiga.
c.
Dokumentasi Dokumentasi yaitu mengumpulkan, menyusun dan mengelola dokumen-dokumen tertulis yang terdapat di BMT Anda Salatiga dan kegiatan yang dianggap berguna untuk dijadikan bahan keterangan yang berhubungan dengan penelitian ini.
6. Analisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode deskriptif analisis. Analisis data yang digunakan adalah pendekatan kualitatif terhadap data primer dan sekunder. Selanjutnya diuraikan dan disimpulkan dengan memakai metode berfikir induktif yaitu yaitu pengambilan kesimpulan dimulai dari pernyataan atau fakta-fakta khusus menuju pada kesimpulan yang bersifat umum (Sudjana, 1988:7).
Kesimpulan ini ditarik dari fakta atau data khusus berdasarkan pengamatan di lapangan untuk menilai apakah pelaksanaan akad