HUBUNGAN KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH DENGAN SIKAP KEPEDULIAN SOSIAL SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI

  

HUBUNGAN KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH

DENGAN SIKAP KEPEDULIAN SOSIAL SISWA

MADRASAH ALIYAH NEGERI KARANGGEDE

KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam SA LA TIG A Oleh MUHAMMAD ZAINUDIN NIM : 11109145 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

  SALATIGA

  

SK R IP SI

  HUBUNGAN KEAKTIFAN SHALAT BERJAM AAH DENGAN SIKAP KEPEDULIAN SOSIAL SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

  DISUSUN O LEH MUHAMMAD ZAINUDIN N IM : 11109145

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negaeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 13 April 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar SI Kependidikan Islam

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Rasimin, S.Pd.I, M.Pd. Sekretaris Penguji : Siti Rukhayati, M.Ag. Penguji I : Supardi, M.Ag. Penguji II : Sukron Makmun, S.HL, M .Si.

KEMENTERIAN AGAMA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax. 323433 Salatiga 50721 Website:

  SOLOTIGP

  NOTA PEMBIMBING Lampiran : 4 eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

  Sdr. MUHAMMAD ZAINUDIN Kepada

  Yth. Rektor IAIN Salatiga Di Tempat

  J A ssa ta m u a C a ik u m w r .w 6

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama : MUHAMMAD ZAINUDIN NIM : 11109145 Jurusan : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Fakultas . : TARBIYAH DAN ILMU DAN KEGURUAN Judul : HUBUNGAN KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH

  DENGAN SIKAP KEPEDULIAN SOSIAL SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

  Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut di atas, segera dimunaqosahkan. Demikian harap menjadi periksa.

  y V a s s a ta m iia C a ik u m w r .w B

  Salatiga, 4 Maret 2015 Pembimbing

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : MUHAMMAD ZAINUDIN NIM : 11109145

  Jurusan : Pendidikan Agama Islam

  Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 3 Maret 2015 Yang menyatakan,

  NIM. 11109145 M OTO

  ;\isJK y&jT v

  , j y ^ T ^ viuj >_,ft; ysi

  «■ *

  ^ O j i l ^ a u C J U * j $!j jj^s.1 ^T^jJj

  Artinya

  : “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan

  dirikanlah shalat. Sesunsgguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar, dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain), dan A llah \ mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS-Ankabut 45)

  

P E R S E M B A H A N

  Skripsi ini Penulis persembahkan untuk:

  1. Kedua orang tuaku Bapak Supriyo & Ibu Umtinah tersayang yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh cinta dan kesabaran.

  2. Kakak-kakakku Mbak Endri, Mas Soleh, M as Imam, Mas Taufiq, Mbak Rina, Mbak Dewi dan Dek Yusuf. Keponakan-keponakanku Alex, Excel, Naufal, Arafat dan Aisa terimaksih atas bantuan dan motivasi yang diberikan.

  3. Ibu Siti Rukhayati M. Ag yang dengan sabar membimbingku dalam penulisan skripsi.

  4. Sahabat-sahabatku yang aku sayangi, Catur PU, Andrioza, Ocim, Mahfudz & seluruh mahasiwa STAIN Salatiga angkatan 2009 terimakasih atas motivasinya.

  5. Keluarga besar PAI E ’09 yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu terima kasih atas motivasi kalian.

  6. Semua pihak yang telah berperan dalam penulisan skripsi ini, terimakasih banyak atas bantuannya.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillahi rob b il’alamin, segala puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Taufiq serta Hidayah-Nya yang tiada terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan ju d u l “Hubungan Keaktifan Shalat Berjamaah dengan Sikap Kepedulian Sosial Siswa M adrasah Aliyah N egeri Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015”.

  Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan nabi A gung Muhammad SAW , kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia yang mana beliaulah sebagai Rosul utusan Allah untuk membimbing umat m anusia dari zaman jahiliyah sampai pada zaman yang modem ini.

  Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (SPd.I) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Skripsi ini berjudul “Hubungan Keaktifan Shalat Berjam aah dengan Sikap Kepedulian Sosial Sisw a Madrasah A liyah Negeri Karanggede Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015”

  Penulisan skripsi ini pun tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan m em bantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

  O leh karena itu penulis m engucapkan terim a kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

  1. Bapak Dr. R ahm at Hariyadi, M .Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. Selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

  4. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilm u pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  6. Karyawan-karyawati IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan.

  7. Bapak dan Ibu guru MAN Karanggede yang telah m em beri layanan dan bantuan.

  8. Ayah dan Ibu tercinta yang telah mengasuh, mendidik, membimbing serta memotivasi kepada penulis, baik moral maupun spiritual.

  9. Teman-teman IAIN angkatan ’09 yang telah memotivasi baik moril maupun spiritual.

  10. Teman-teman K KN Posko Gegunung (Kak Feminda, Yani, Anita, Iim, U lin, Lutfi & Saifuddin).

  11. Semua pihak yang telah m em bantu dalam penulisan ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik sem oga amal kebaikannya diterim a disisi A llah

  Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik, saran yang bersifat membangun dan semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis khususnnya serta para pem baca pada umumnya.

  Salatiga, 3 M aret 2015 Penulis M UHAMMAD ZAINUDIN ABSTRAK Zainudin, Muhammad. 2015. Hubungan Keaktifan Salat Beijamaah Dengan Sikap

  Kepedulian Sosial Siswa MAN Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun

  Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Siti Rukhayati, M.Ag. Kata K u n c i: Keaktifan salat beijamaah dan Sikap Kepedulian Sosial siswa. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui keaktifan salat beijamaah siswa MAN Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015, dan untuk mengetahui sikap kepedulian sosial siswa MAN Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015, serta untuk mengetahui hubungan keaktifan salat beijamaah dengan sikap kepedulian sosial siswa MAN Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015 . Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimanakah keaktifan salat beijamaah siswa M AN Karanggede Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2014/2015?, dan (2) bagaimanakah sikap kepedulian sosial siswa MAN Karanggede Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2014/2015?, serta (3) adakah hubungan antara keaktifan salat beijamaah dengan sikap kepedulian sosial siswa MAN Karanggede

  Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2014/2015?.

  Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner sebagai instrumen penelitian guna mendapatkan data atau informasi yang dibutuhkan. Untuk melengkapi data yang dibutuhkan, dalam penelitian ini juga menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

  Dari hasil penelitian yang diperoleh adalah adanya korelasi yang signifikan antara keaktifan salat beijamaah dengan sikap kepedulian sosial siswa MAN Karanggede Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini dinyatakan dengan nilai rxy sebesar 0,477 dengan jum lah responden (N) adalah

  49. Setelah dikonsultasikan dengan “r” tabel, pada taraf signifikan 5% diperoleh “r” tabel = 0,284, karena nilai rxy sebesar 0,477, maka rxy > rtabel. Selanjutnya pada taraf 1% diperoleh “r” tabel = 0,368, karena nilai rxy = 0,477, maka rxy > r tabel.

  DAFTAR ISI

  

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  6. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa MAN

  

  

  

  

  

  

  

  C. Hubungan Keaktifan Salat Beijam aah Dengan Sikap

   Sosial.......... .........................................................................

  

  

  

  

  

  

  

  

  1. D ata Tentang Keaktifan Salat Beijamaah Sisw a MAN

  

  

  

  

  

  

   D A FTA R PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN D AFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

  DAFTAR TABEL

  TABEL

  1.1 Kisi Kisi Instrumen Angket Keaktifan Salat Beijam aah Sisw a MAN Karanggede Tahun 2014....................................................................................

  14 TABEL

  1.2 Kisi Kisi Instrumen Angket Sikap Kepedulian Sosial Siswa M AN Karanggede Tahun 2014...................................................................................

  15 TABEL

  3.1 Keadaan Guru MAN Karanggede Tahun 2014............................................................................... 47-49

  TABEL

  3.2 Keadaan Karyawan MAN Karanggede Tahun 2014.................................................................... 50-51 Keadaan Siswa MAN Karanggede Tahun

  TABEL

  3.3 51 2014............................................................................... TABEL

  3.4 Keadaan Sarana dan Prasarana M A N Karanggede Tahun

  52-53 2014...............................................................................

  54 TABEL 3.5 Daftar Nama Responden.............................................. TABEL

  3.6 Data Angket Tentang keaktifan Salat Beijamaah Siswa M AN Karanggede Tahun

  58 2014.................................................................................. Data Angket Tentang Sikap K epedulian Sosial Siswa

  TABEL

  3.7 MAN Karanggede Tahun 2014....

  62 TABEL

  4.1 Hasil Angket Tentang Keaktifan Salat Beijamaah Siswa MAN Karanggede Tahun 2014

  67 (X).......................................................................

  TABEL

  4.2 Tingkat Keaktifan Salat Berjamaah Siswa MAN

   TABEL

  4.3 Nilai kualifikasi Rata-rata variabel keaktifan Salat Beijamah Sisw a MAN Karanggede Tahun

   TABEL

  4.4 Hasil Angket Tentang Sikap Kepedulian Sosial

   TABEL

  4.5 Tingkat Sikap Kepedulian Sosial Siswa MAN

   TABEL

  4.6 Nilai kualifikasi Rata-rata variabel Sikap Kepedulian Sosial Sisw a MAN Karanggede Tahun

   TABEL

  4.7 Hubungan Keaktifan Salat Berjamaah (x) dengan Sikap Kepedulian Sosial (y) Siswa MAN

  

TABEL 4.8 N ilai r Product Moment......................................................

  

  1 B A B I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Islam adalah agama persatuan dan kesatuan. Ia adalah agama yang menyeru manusia untuk mentauhidkan (Memaha Esakan) Allah yang Maha suci dan Maha Tinggi, menyeru kepada penyatuan dan berpegang teguh kepada tali Allah yang kuat. Oleh karena itu islam menyeru kaum muslimin untuk berjamaah dalam melaksanakan shalat di masjid, agar mereka saling mengenal dan saling menjalin keakraban, saling nasihat menasihati, saling berpesan akan kebenaran dan kesabaran (As-Shawaf, 2007:146). Menurut

  Musbikin (2007:33), “Diantara rahasia sholat adalah melatih diri untuk selalu peka terhadap segala persoalaan riil yang ada di lingkungan kita. Sebab dengan rajin menjalankan berjamaah di masjid atau mushala, maka kita akan bisa mengenal dan mendapatakan informasi atau bahkan mengetahui keadaan orang-orang yang ada di lingkungan kita”.

  Shalat adalah bagian terpenting dalam bangunan agama setelah tauhid. Posisinya dalam agama ibarat posisi kepala dalam tubuh. Telah dimaklumi bahwa tidak akan bisa hidup orang yang tidak mempunyai kepala. Demikian pula halnya dengan shalat; tidak dikatan beragama orang yang tidak shalat (Ahmad, 2005:18).

  2

  dengan bermodalkan ikhlas (semata-mata hanya dipersembahkan kepada Allah SWT dan demi mengharapkan Ridha-Nya) (Khalil, 2006:29). Ketika shalat ruhani bergerak menuju Zat Yang Maha Mutlak. Pikiran terlepas dari keadaan riil dan panca indera melepaskan diri dari segala macam keruwetan peristiwa di sekitarnya (Sangkan, 2006:8).

  Setiap ibadah yang benar memiliki hubungan terhadap pembentukan akhlak dan pendidikan jiwa bagi orang yang melaksanakannya. Hubungan tersebut berasal dari ruh dan perasaan sebagai sumber pengagungan dan ketundukan kita terhadap-Nya (Bahnasi, 2004:202).

  Ibadah Shalat memilki pengaruh terhadap perbuatan manusia sebagaimana dalam firman Allah QS Al-Ankabut ayat 45:

  > s s ^ i j & \ ^

  

5

JtS u lu i Z $\ 0 b ^ A ' &\ j'o jj Jij f i j J i \

  Artinya : “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesunsgguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar, dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan".

  (Depag RI, 2005:401). Berbagai macam hikmah yang terkandung dalam ibadah shalat, terlebih dalam ibadah Shalat yang dilakukan secara beijamaah disamping

  3 Muhyiddin (2006:276), “Dengan beijamaah umat akan saling mengenal

  (ta’aruf). Ta’aruf dalam ajaran islam merupakan jendela yang dapat mengakses persaudaraan dengan sesama bahkan dengan seluruh manusia.

  Modal dasar dalam memandang fakta sosisal yang plural”.

  Banyaknya keutamaan yang terkandung dalam shalat beijamaah, sudah semestinya bagi umat muslim khususnya siswa-siswi MAN Karanggede Kabupaten Boyolali ini untuk menjalankan ibadah tersebut dan memenuhi masjid-masjid untuk melaksanakannya. Namun, ternyata masih ada sebagian anak yang mengabaikan shalat beijamaah dan bahkan ada yang memilh nongkrong di kantin, bercanda di halaman, ngobrol di kelas mungkin mereka belum mengetahui dan kurang meyakini hikmah yang terkandung dalam shalat beijamaah itu sendiri.

  Sebagaimana diketahui, manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu membutuhkan sesamanya dalam kehidupanya sehari-hari. Oleh karena itu tdak dapat dihindari bahwa manusia harus selalu berhubungan dengan manusia lainnya (Wirawan, 1976: 86). Manusia dalam kehidupanya memiliki tiga fungsi, sebagai makhluk tuhan, individu, sosial-budaya. Yang saling berkaitan di mana kepada tuhan memilki kewajiban untuk mengabdi kepada tuhan, sebagai individu harus memenuhi segala kebetuhuan pribadinya dan sebagai makhluk sosial-budaya harus hidup berdampingan dengan orang lain dalam kehidupan yang selaras dan saling membantu (Setiadi, 2010:48).

  4 Manusia membutuhkan orang lain untuk menunjang kehidupannya,

  tidak hanya dalam satu aktivitas saja tetapi juga dalam berbagai aktivitas lainnya manusia tidak dapat hidup sendiri. Dengan demikan manusia seharusnya hidup berdampingan dan bergotong royong secara bersama-sama untuk dapat mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan damai.

  Maka dari itu kepedulian sosial itu sangat penting karena dengan kepedulian sosial seseorang akan lebih peduli dengan keadaan dan kondisi lingkungan sekitarnya. Kepedulian sosial dilakukan bukan hanya ketika terjadi musibah banjir, gempa bumi, gunung meletus dsb akan tetapi peka terhadap kondisi lingkungan sekitarnya misalnya saling sapa ketika bertemu, menghormati pendapat sesorang, menbantu orang yang sedang kesusahan dsb.

  Dalam agama Islampun menjelaskan bahwa kita danjurkan untuk bersegera dalam berbuat kebaikan seperti dalam firman Allah berikut Qs Al- Imran ayat 114:

  A rtinya : “Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari ya n g munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh"

  (Depag RI, 2005:64).

  5

  seperti itu banyak ditentukan oleh peran pendidikan, baik pendidikan agama maupun budi pekerti yang diajarkan di sekolah.

  Salah satu nilai yang terkandung dari shalat beijamaah adalah nilai sosial atau kebersamaan, dan hal ini bisa berhubungan juga terhadap sikap kepedulian sosial.

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “HUBUNGAN KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH DENGAN SIKAP KEPEDULIAN SOSIAL SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015”.

B. Rumusan Masalah

  Sebagaimana penjelasan di atas, maka rumusan masalah penelitian dalam hal ini adalah sebagai berikut: L Bagaimanakah keaktifan shalat beijamaah siswa MAN Karanggede

  Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2014/2015?

  2. Bagaimanakah sikap kepedulian sosial siswa MAN Karanggede Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2014/2015?

  3. Adakah hubungan antara keaktifan shalat beijamaah dengan sikap kepedulian sosial siswa MAN Karanggede Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2014/2015?

  6 C. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian ini antara lain:

  1. Untuk mengetahui keaktifan shalat beijamaah siswa MAN Karanggede Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2014/2015.

  2. Untuk mengetahui sikap kepedulian sosial siswa MAN Karanggede Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2014/2015.

  3. Untuk mengetahui hubungan antara keaktifan shalat beijamaah dengan sikap kepedulian sosial siswa MAN Karanggede Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2014/2015.

D. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah peneiltian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2011:64).

  Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis keija atau hipotesis alternatif, yang disingkat Ha. Hipotesis keija menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok (Arikunto, 2010:112).

  Dengan demikian hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

  7

  beijamaah dengan sikap kepedulian sosial siswa MAN Karanggede Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2014/2015”.

  E.

  Kegunaan Penelitian

  1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembaca mengenai pentingnya keaktifan shalat beijamaah dengan sikap kepedulian sosial.

  2. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pada Madrasah, khususnya bagi para guru untuk lebih meningkatkan keaktifan shalat beijamaah dan sikap kepedulian sosial bagi siswa.

  3. Bagi penulis sendiri, sebagai aplikasi dari sebagian ilmu yang telah penulis terima dan sebagai bahan masukan untuk mengembangkan wawasan dan bahan dokumentasi untuk penelitian lebih lanjut

F. Definisi Operasional

  Sebelum penulis mengutarakan lebih lanjut maka penulis tegaskan istilah-istilah dalam judul di atas sebagai berikut:

  1. Keaktifan shalat beijamaah

  a. Keaktifan Keaktifan berarti kegiatan atau kesibukan (Poerwadarminta,

  1982:362). Jadi, yang dimaksud disini adalah keaktifan seseorang

  8

  b. Shalat beijamaah Shalat secara bahasa adalah doa, sedangkan secara agama adalah ibadah yang terdiri dari beberapa ucapan dan tindakan yang dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam (Abdurahman, 2006:55).

  Jamaah-jemaah kumpulan atau rombongan orang beribadah (Depdiknas, 2007:466).

  Jadi yang dimaksud shalat beijamaah adalah ibadah yang terdiri beberapa ucapan dan tindakan yang dilakukan secara bersama-sama.

  c. Indikator Keaktifan Shalat Beijamaah 1) Melaksanakan shalat beijamaah setiap hari (Musbikin, 2007:59).

  2) Mengenakan pakaian yang rapi ketika shalat beijamah (Musbikin, 2007:137).

  3) Segera datang ke masjid atau musala ketika mendengar azan (Musbikin, 2007:308).

  4) Melaksanakan shalat beijamaah dengan ikhlas (Musbikin, 2007:47).

  5) Memperhatikan kerapatan saf ketika shalat beijamaah (Numair, 2005:124).

  6) Berdzikir dan berdoa setelah mendirkan shalat (Zamani, 2011:62).

  9

  2. Sikap Kepedulian Sosial

  a. Sikap Sikap adalah perbuatan dan sebagainya berdasarkan pendirian

  (pendapat atas keyakinan) (Poerwadarminta, 1982:944). Menurut Ahmadi (1999:162), “sikap adalah kesadaran individu menentukan perbuatan nyata dan perbuatan-perbuatan yang mungkin akan terjadi”.

  b. Kepedulian Kepeduilan adalah sikap mengindahkan (memperhatikan) (Depdiknas, 2007:841).

  c. Sosial Sosial artinya berkenaan dengan masyarakat: perlu adanya komunikasi dalam usaha menunjang pembangunan; suka memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, menderma, dsb) (Depdiknas, 2007:1085).

  d. Indikator sikap kepedulian sosial siswa 1) Tolong menolong (Ilyas, 2007:224)

  2) Ramah (Ali, 2004:266) 3) Empati (Budiningsih, 2012:205) 4) Menghormati orang lain (Ted & O’neal 2001:14)

  10 G. Metode Penelitian

  1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional.

  Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang menekankan analisanya pada data-data numeric (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1998:5).

  2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MAN Karanggede Kabupaten

  Boyolali tahun pelajaran 2014/2015. Waktu penelitian ini sekitar 4 bulan, mulai bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2014.

  3. Populasi dan Sampel

  a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 80). Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang disebut populasi adalah seluruh individu dalam wilayah penelitian yang menjadi subjek penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi MAN Karanggede Kabupaten

  11

  b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.

  Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, tetapi jika jumlah subyeknya lebih dari 100, maka subjek dapat diambil antara 10-15 %, 20-25 % atau lebih (Arikunto, 2006:20). Berdasarkan teori tersebut penulis mengambil sampel sebanyak 15% dari jumlah populasi 326 yaitu 49 siswa.

  Pengambilan sampel berstrata (stratified sampling) dilakukan paada suatu populasi yang terbagi atas beberapa strata atau subkelompok dan dari masing-masing kelompok diambil sampel- sampel terpisah (Azwar, 1998:84). Penulis menggunakan pendekatan proporsional yakni: Sampel kelas X = 119/329x49=17,7 =18 siswa Sampel kelas XI = 98/326x49=14,7 =15 siswa Sampel kelas XII = 109/326x49=16,3 =16 siswa

  Total N = 49 siswa

  4. Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian, atau apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010:161). Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu:

  12

  a. Variabel Independen Variabel independen adalah variabel bebas (X) yang mempengaruhi variabel lain. Dalam hal ini variabel X-nya adalah keaktifan shalat beijamaah.

  b. Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel tergantung (Y) yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam hal ini variabel Y-nya adalah sikap kepedulian sosial.

  5. Metode Pengumpulan data

  a. Angket Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011:142).

  b. Observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan angket karena observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain (Sugiyono, 2011: 144). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode observasi langsung yang digunakan untuk mengamati kegiatan shalat beijamaah dan kepedulian sosial siswa-siswi MAN Karanggede.

  13

  c. Wawancara (Interview) Interview yang sering disebut dengan wawancara atau kuesioner iisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara

  (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2010:198).

  Dalam hal ini, penulis melakukan wawancara dengan responden untuk melengkapi data-data tentang keaktifan salat betjamaah dan sikap kepedulian sosial siswa yang diperoleh di MAN Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015.

  d. Dokumentasi Metode dokumentasi dapat dilakukan dengan mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan-catatan, buku-buku, surat kabar, notulen, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2002:188).

  Dengan metode dokumentasi, penulis gunakan untuk mendapatkan gambaran umum tentang sekolah, arsip-arsip, data tentang kegiatan shalat beijamaah dan sikap kepedulian sosial siswa MAN Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015.

  6. Instrumen Penelitian Insrtumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

  14

  lebih mudah diolah (Arikunto, 2010:160). Penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa angket ditujukan kepada responden yang beijumlah 49 siswa. Angket terdiri dari dua kategori, pertama angket yang diberikan dengan kategori keaktifan shalat beijamaah dan yang kedua angket dengan kategori sikap kepedulian sosial siswa MAN Karanggede tahun pelajaran 2014/2015. Untuk mengetahui jawaban-jawaban dari pertanyaan dalam angket terdiri dari masing- masing variabel 10 soal dengan memilih alternative jawaban (A, B, dan C).

Tabel 1.1 Kisi-Kisi Instrumen Angket Keaktifan Shalat berjamaah

  No. Indikator keaktifan shalat beijama’ah Jumlah Item soal soal

  1. Melaksanakan shalat beijamaah setiap hari

  3 1,2,3

  2. Mengenakan pakaian rapi dan bersih

  1

  4 3.. Segera datang ke masjid atau mushala ketika mendengar azan

  1

  5 4..

  Melaksanakan shalat beijamaah dengan ikhlas 2 6,7

  5. Memperhatikan kerapatan saf ketika shalat beijamaah 2 8,9

  15 Tabel 1.2 Kisi-Kisi Instrumen Angket Sikap Kepedulian Sosial

  No. Indikator kepedulian social Jumlah Item soal soal

  1. Tolong menolong

  2 1,2

  2. Ramah 2 3,4

  3. Empati 2 5,6

  4. Menghormati orang lain 2 7,8

  5. Dermawan 2 9,10

  7. Analisis Data Dalam menganalisis data yang sudah terkumpul dari hasil penelitian kemudian penulis menganalisis dengan analisis kuantitatif/analisis data stastistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  a. Analisis Pendahuluan Analisis pendahuluan yaitu suatu tahap dalam mengelompokkan data yang ada dan dimasukkan dalam distribusi frekuensi dengan

  16 Analisis pendahuluan ini menggunakan teknik analisis data

  dengan rumus:

  F

  P = — X 100%

  N

  Keterangan: P : Angka presentasi.

  F : Frekuensi yang sedang dicari presentasinya. N : Jumlah frekuensi atau banyaknya individu,

  b. Analisis Uji Hipotesis Analisis uji hipotesis adalah untuk menguji hipotesis dengan cara mengadakan perhitungan lebih lanjut dengan analisis statistik yang menggunakan rumus product moment. Adapun rumus product moment adalah sebagai berikut:

  I»)CCy) K eterangan:

  X = Keaktifan Shalat beijamaah Y = Sikap Kepedulian Sosial rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y.

  Ex = Jumlah nilai vairiabel x

  17 X2 = Kuadrat dari variabel x

  Y2 = Kuadrat dari variabel y xy = Produk dari variabel x dan y N = Jumlah individu yang diteliti

  c. Analisis Lanjut Mengkonsultasikan nilai r product moment objektif (ro) dengan nilai r pada tabel (rt). Dengan ketentuan sebagai berikut:

  1) Jika % lebih besar dari pada r0 (r^ > r0) maka hasilnya signifikan. 2) Jika rxy lebih kecil dari pada r0 (% < r0) maka hasilnya tidak signifikan.

H. Sistematika Penulisan

  Dalam penulisan skripsi ini, terdiri dari lima bab yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

  BAB I: PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB n : LANDASAN TEORI

  Menjelaskan secara rinci tentang keaktifan shalat beijamaah dan sikap kepedulian sosial.

  18 BAB i n : LAPORAN HASIL PENELITIAN

  Berisikan tentang gambaran umum MAN Karanggede Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2014/2015 dan uraian tentang karakteristik tiap-tiap variabel.

  Kajian ini meliputi sejarah singkat, letak geografis, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan guru, karyawan dan siswa, keadaan sarana dan prasarana, daftar responden serta penyajian data hasil penelitian.

  BAB IV : ANALISIS DATA. Pada bab ini akan dilakukan pembahasan, meliputi analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis, dan analisis lanjut. BAB V : PENUTUP Pada bab penutup akan menguraikan mengenai kesimpulan akhir dari hasil penelitian dan saran-saran.

  19 BAB

n

KAJIAN PUSTAKA

A. Shalat Berjamaah

1. Pengertian Keaktifan Shalat berjamaah

  Keaktifan artinya kegiatan, kesibukan (Poerwadarminta, 1982:362). Sedangkan shalat adalah suatu ibadah yang terdiri dari perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan tertentu yang dimulai dengan Takbiratul ihram dan disudahi dengan salam, disertai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan (Zamani 2011:31). Jama’ah menurut bahasa artinya jumlah dan banyaknya sesuatu. Sedangkan jam a’ah menurut istilah syariat berarti sekumpulan orang, yang diambil dari i kata ijtimaa’(perkumpulan) (Al-Qathanni, 2006:546).

  Jadi, pengertian keaktifan shalat beijamaah menurut penulis adalah suatu kegiatan melakukan ibadah shalat yang dilaksanakan secara bersama-sama dengan syarat dan rukun tertentu.

2. Dalil Tentang Shalat Berjamaah

  Shalat beijama’ah merupakan perintah Allah SWT. Umat Islam yang mengerjakan termasuk orang yang bertaqwa, yaitu melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. Dalam Al- qur’an, Allah SWT memberikan landasan hukum yang jelas untuk

  20 Artinya: “dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku”. (Depag RI, 2005:7).

  Diperkuat dengan hadits Rasulullah sebagai berikut: Artinya: Dari Ibnu Umar ra berkata ia: Bersabda Rasulullah Saw.:

  ’’Sembahyang berjama "ah itu lebih utama pahalanya dari sembahyang sendiri sebanyak dua puluh tujuh derajat. ”(HR. Bukhari, Muslim, N asa”i, dan Ahmad; dikutip dari Al- Asqalany, Fathul Bari Syarah Shohih Bukhori, 2000, Juz 2: 516-517)

  Berdasarkan dalil di atas kita dianjurkan untuk melaksanakan ibadah beserta orang-orang yang rukuk dalam arti diperintahkan untuk melaksanakan shalat secara berjamaah. Terlebih shalat yang dilaksanakan secara berjamaah lebih utama pahalanya dibandingkan dengan shalat yang dilaksanakan secara sendirian.

3. Tata Cara Shalat Berjamaah a. Imam berdiri di saf paling depan.

  b. Kalau makmum hanya seorang, ia berdiri disebelah kanan imam agak mundur sedikit.

  c. Kalau makmum ada 2 orang, sedangkan orang yang kedua datang

  21

  makmum bersama-sama mundur selangkah kebelakang berdampingan atau imamnya yang maju selangkah kalau tempat memungkinkan sedangkan makmum hanya bergeser kekanan kiri berdampingan(badan keduanya merapat).

  d. Kalau makmum dua orang atau lebih datang bersamaan datangnya, berdirinya di belakang imam dengan diluruskan barisannya.

  e. Usahakan barisan pertama makmum supaya penuh dulu, jangan membuat barisan (shaf) baru sebelum barisan pertama penuh.

  f. Makmum tidak boleh mendahului gerakan imamnya, tetapi ia hams mengikuti apa yang diperbuat imam dalam shalat.

  g. Makmum hanya membaca Al-Fatihah dengan suara lirih tanpa membaca Al-Qur’an pada rekaat satu dan ke dua sekalipun imam dengan suara keras. Makmum juga membaca Al-Fatihah dengan suara lirih waktu imam membaca dengan suara lirih di rakaat I dan ke 13 seperti pada shalat zuhur dan ‘ashar.

  h. Makmum mengucap “amien” dengan suara keras ketika imam membaca : ..... Waladhdhaaallien” dengan suara keras, dimana si imam ju g a membaca “amien”. i. Imam hendaknya membaca takbriratul ihram, takbir intiqaal, tasmie’ dengan suara yang keras agar didengar makamumnya.

  2 2

  pertama, kedua, ketiga atau keempat makmum masih mendapati imam sedang rukuk dan ia mengikutinya, maka makmum dianggap mendapat satu rakaat penuh. k. Sebagai makmum yang datang terlambat, sebaiknya kita langsung shalat dan mengikuti apa yang sedang dilakukan dengan imam. l. Makmum mengucap salam kekanan setelah imam setelah mengucap salam yang kedua (ke kiri) (Fahrurozi, 1999:69-70).

4. Manfaat Shalat Berjamaah

  Menurut Al-Qathan (2006:559-562), “Didalam shalat berjama’ah terkandung faedah yang sangat banyak dan berbagai kemaslhahatan yang luar biasa, serta manfaat yang bermacam-macam. Karena itulah, shalat jam a’ah itu disyar’iatkan. Diantara manfaatnya shalat jama’ah antara lain”:

  a. Menanamkan rasa saling mencintai Dengan berjama’ah manusia satu dengan yang lain akan bertemu dan akan melahirkan cinta dan kasih sayang.

  b. Ta’aruf (saling mengenal) Jika seseorang mengerjakan ibadah shalat dengan sebagian yang lainnya akan terwujud ta’aruf. Darinya akan diketahui tempat tinggal atau asal orang tersebut. Jadi akan terjalin hubungan yang lebih erat sebatas kekerabatan.

  23

  c. Memperlihatakn syiar terbesar Seandainya umat islam ini secara keseluruhan shalat dirumah masing-masing, niscaya tidak akan diketahui bahwa disana terdapat ibadah shalat.

  d. Memberikan motivasi kepada orang yang tidak ikut shalat jama’ah.

  e. Membiasakan ummat islam untuk senantiasa bersatu dan tidak berpecah belah.

  f. Membiasakan seseorang untuk biasa menahan diri.

  g. Menumbuhkan perasaan sama dan sederajat serta menghilangkan perbedaan sosial.

  Menurut Haryanto (2002:116), “shalat beijama’ah mempunyai dimensi psikologis tersendiri, antara lain”: 1) Aspek Demokratis yang terlihat dari aktivitas yang melingkupi shalat beijama’ah itu sendiri, antara lain: a) Memukul bedug atau kentongan.

  Tradisi ini di ciptakan oleh Sunan Kali Jogo yang dimana bedug atau kentongan ini sebagai simbol, yang diartikan melalui bunyinya. Menurut orang jawa bunyi kentongan adalah ’’thong.......thong........tong....” artinya masjid kothong (kosong), kemudian masuk dengan bunyi

  24 b) Mengumandangkan adzan.

  Adzan merupakan tanda waktu shalat yang harus dikumandangkan oleh ’’tukang adzan” (bang atau muadzin). Adzan merupakan syiar Islam, sehingga muadzin diharapkan orang yang mengerti dan mempunyai suara yang bagus (lafal, ucapan yang baik dan benar) dan mempunyai nafas yang panjang sehingga saat adzan tidak terputus di tengah jalan.

  c) Melantunkan Iqomat.

  Iqomat adalah sebagai tanda bahwa shalat bejama’ah akan segera dimulai, ibaratnya dalam militer, maka iqomat ini adalah aba-aba pasukan yang diberangkatkan. Iqomat sebaiknya dilakukan tidak terlalu lama dari adzan, hal ini menggambarkan kedisiplinan dan penghargaan dalam waktu.

  2) Aspek diperhatikan dan berarti.

  Pada shalat beijama’ah ada unsur-unsur rasa diperhatikan dan rasa berarti bagi diri seseorang. Beberapa aspek pada dimensi ini antara lain: a) Memilih dan menempati shaf.

  Dalam shalat siapa yang lebih dahulu datang maka ia berhak menempati paling depan. Hal ini tentunya sangat

  25

  memperoleh peran, ia selalu diremehkan, tidak pemah dapat menjadi sebab dari suatu akibat.

  b) Setelah duduk maka para jamaah mempunyai kebiasaan untuk bersalaman dengan jam a’ah lainnya hal ini menunjukkan bahwa ia mempunyai kedudukan yang sama dan berhak untuk menyapa lingkungannya, sedangkan itu mungkin.

  c) Pada saat mengisi shaf dan meluruskan shaf, apabila shalat akan dimulai maka imam akan memeriksa barisan kemudian memerintahkan pada makmum untuk mengisi shaf yang kosong dan merapatkan barisan.

  3) Perasaan kebersamaan Shalat dilakukan secara beijama’ah, disamping mempunyai pahala yang lebih banyak dari pda shalatnya sendirian juga mempunyai nilai sosial atau kebersamaan. Menurut Djamaludin Ancok dalam Haryanto (2003:132). Aspek kebersamaan pada shalat berjamaah mempunyai nilai terapeutik, dapat dihindarkan seseorang dari rasa terisolir, terpencil, tidak dapat bergabung dalam kelompok, tidak terima atau dilupakan. Didalamnya terkandung nilai-nilai kebersamaan yang sangat kuat dan mengajarkan kepada kita agar dalam hidup ini jangan sekali-kali membuat orang merasa

  26 f 4) Tidak adanya jarak personal.

  Salah satu kesempurnaan shalat beijama’ah adalah lurus dan rapatnya barisan para jama’ah. Ini berarta tidak ada jarak personal antara satu dengan yang lainnya. Dalam shalat beijama’ah jarak personal boleh dikatakan tidak ada, karena pada saat para jama’ah mendirikan shalat mereka harus rapat dan meluruskan barisan demi keutamaan shalat. Mereka masing-masing berusaha untuk mengurangi jarak personal, bahkan kepada mereka yang tidak kenal, namun merasa ada satu ikatan aqidah atau keyakinan (Haryanto, 2003:133-134).

  Rapatnya barisan dan lurusannya barisan akan mendukung terciptanya jarak pribadi yang sangat minim dan dapat dikaji lebih jauh sebagi berikut:

  a) Nabi mendatang para jam a’ah untuk memeriksa shaf. Hal ini disaratkan sebagai komandan memeriksa barisan.

  b) Maju dan mundurnya shaf yang berarti bentuk lahiriyah atau tingkah laku yang dikaitkan dengan seseorang yang berubah hatinya.

  c) Jama’ah yang ada di kanan, kiri dan belakang dikatakan Nabi sebagai saudara, hal ini menyatakan bahwa Islam mengenal ada dua macam saudara yaitu satu nasab dan satu aqidah.

  27

  d) Shaf yang kosong dikatakan Nabi sebagai ’’lapangan setan” dan apabila seseorang membiarkan shaf di samping kosong maka membiarkan setan di sampingnya yang akan menggodanya.

  5) Terapi lingkungan Salah satu kesempurnaan shalat adalah dilakukan beijama’ah atau lebih utama dilakukan di masjid. Masjid menurut Islam mempunyai perasaan yang cukup besar, masjid bukan sebagai pusat beraktivitas beragama dalam arti sempit namun sebagai pusat aktivitas kegiatan umat. Sehingga shalat di masjid ini mengandung unsur terapi lingkungan (Haryanto, 2003: 139).

  6) Melatih saling ketergantungan {independency) Shalat beijama’ah yang paling utama dilakukan di masjid atau di musholla dan hal ini mangajarkan nilai-nilai yang ada yaitu, saling membutuhkan dan ketergantungan satu jam a’ah dan jam a’ah lainnya hal ini terlihat dari aspek: a) Yang dimaksud dengan jama’ah minimal 2 orang atau dengan kata lain baru 2 orang dapat dikatakan shalat jam a’ah. Sehingga kalau ingin beijama’ah maka ia hams membutuhkan, menunggu, berkongsi dengan sedikitnya 1

  28

  orang bahkan ada yang meng khususkan untuk shalat jum ’at beijumlah 40 orang.

  b) Pahala akan diberikan siapa saja yang shalat berjamaah akan dilipat gandakan 27 kali lipat dari pada shalat sendirian. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang mampu ’’saling membutuhkan satu dengan yang lain ’’akan memperoleh” bonus, hadiah (reward) dikalikan 27.

  c) Menyusun shaf, meluruskan dan merapatkan barisan.

  Ternyata lurus dan rapatnya barisan juga merupakan kesempurnaan shalat, hal ini menunjukkan bahwa antara satu dengan yang lain saling membutuhkan (Haryanto, 2003: 141).

  7) Pemecahan masalah (Problem Solving) Penecahan masalah yang dikaitkan dengan shalat, baik itu shalat sendirian dan secara khusus shalat beijama’ah adalah sebagai berikut:

  a) Shalat dapat berarti sebagai do’a atau permohonan, sehingga ketiga hal tersebut dapat disimpulkan dari aspek ini yaitu sebagai salah satu sarana pemecah permasalahan dalam kehidupan misalnya shalat dhuha untuk ingin rizqi bertambah.

  b) Shalat beijama’ah lebih diutamakan di masjid, dan

  29

  kultum (kuliah tujuh menit) setiap selesai shalat, biasanya yang dibahas adalah seputar permasalahan kehidupan manusia sehingga hal ini membantu dalam pemecahan masalah.

  c) Di masjid kita akan bertemu dengan tetangga, teman baik yang sudah di kenal atau belum atau anggota jam a’ah lainnya. Hal ini memberikan efek psikologis yang besar. Karena dengan bertemunya jama’ah tersebut dalam menyambung tali silaturrakhim (Haryanto, 2003:145-147).

5. Keutamaan Shalat Berjama’ah

  Keutamaan Shalat beijamaah di antaranya sebagai berikut (Ilahi,

  2010 : 10 ).

  a. Keterkaitan hati kepada masjid menjadi faktor mendapat naungan Allah pada hari kiamat.