T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Interpersonal Lady Companion dalam Melayani Pengunjung di Kawasan Karaoke: Studi pada Karaoke Mini 2 Sarirejo Kecamatan Sidorejo Salatiga T1 BAB V

BAB V
STRATEGI KOMUNIKASI INTERPERSONAL LADY
COMPANION MINI 2 DALAM MELAYANI PENGUNJUNG

Pada bab ini peneliti memaparkan analisis data berdasarkan konsep pada
bab-bab sebelumnya. Dari analisis ini dimunculkan temuan penelitian yang dapat
disajikan dalam bentuk pola, tema, kecenderungan dan motif yang muncul dari
data, di samping dapat juga berupa penyajian kategori, sistem, klasifikasi yang
tentunya mengacu pada fokus penelitian. Pada tahap ini data yang diperoleh dari
berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan, catatan lapangan, dokumen dan
data lain yang mendukung dikumpulkan, diklasifikasikan dan dianalisis dengan
analisis induktif.
5.1. Kegiatan Karaoke di Mini 2
Karaoke Mini 2 memiliki lima ruang (room) dari jenis Very
Important Person (VIP) dan tipe small. Tampilan karaoke tersedia dalam

tampilan Layar Proyektor (Wall Screen) dengan ukuran 178cm × 178cm
yang terbuat dari bahan Metal Hexagon Housing Powder Coat (MH2PC),
selain itu bahan permukaan layar juga berkualitas tinggi yang terbuat dari
Matte White Gain (WMG). Melalui kontrol perangkat komputer disediakan


pilihan lagu-lagu dari Indonesia, Inggris dan Mandarin. Mini 2 selalu
memberikan pelayanan maksimal bagi pengunjung untuk bersenang-senang
menghabiskan waktu, minum dan bernyanyi di ruang karaoke.
Karaoke Mini 2 menyediakan enam LC (Lady Companion) tetap,
yang berasal dari berbagai daerah seperti Cirebon dan Magelang. Rata-rata
LC (Lady Companion) masih berusia cukup muda yaitu pada kisaran 18
tahun hingga 25 tahun. Lady Companion dapat disewa oleh pengunjung
dengan tarif Rp. 60.000 rupiah per jam. Lady Companion ini biasanya
bertugas menemani tamu di ruang karaoke. Di dalam ruang karaoke
biasanya mereka menemani tamu bernyanyi, duet, bercerita menkonsumsi
32

makanan dan minuman bersama serta dapat pula menjadi sexy dancers (jika
terdapat kesepakatan interpersonal dengan tamu). Kegiatan di dalam ruang
karaoke jauh dari kesan formal, aktivitas yang dilakukan tamu dan Lady
Companion sangat santai. Dari observasi peneliti, Lady Companion di Mini

2 sangat menonjolkan penampilan fisiknya, mulai dari cara berpakaian
hingga make-up. Pakaian yang digunakan mulai dari jenis tank top, gaun
malam berbelahan V hingga sack dress.

Wawancara pada tanggal 29 Juli 2017 dengan salah seorang
konsumen bernisial HK yang merupakan karyawan swasta, berasal dari
Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang mengungkapkan penilaiannya
tentang perbedaan Lady Companion Mini 2 dengan karaoke lain di kawasan
Sarirejo:
“Ya disini tu lebih asik sih sebenarnya bang, masalahnya gini
untuk LC disini, khususnya disini itu perhatiannya lebih bang
terus ya tau lah kalau disana-sana biasanya dipegang agak
gimana gitu kan, dirangkul, dipeluk begitu kan emang agak
canggung, tapi kalau disini ya gitu deh .”

Kehadiran LC ini juga menambah opini masyarakat yang negatif
tentang pekerjaan ini. Tidak sedikit yang beranggapan seorang LC juga
merupakan seorang PSK (Pekerja Seks Komersil). Padahal dari perkenalan
penulis dengan beberapa LC di Mini 2, kehidupan Lady Companion ini
seperti pada umumnya orang lain. Menjadi sebuah ironi, dimana mereka
harus menjaga diri sekaligus bekerja di tempat yang rentan sekali dengan
transaksi prostitusi. Namun beberapa Lady Companion yang smart tahu
bagaimana menolak secara halus sehingga tamu pelanggannya tidak kecewa
apalagi untuk menghindari tangan-tangan jahil para tamunya yang genit.


33

Gambar 5.1
Ruang Karaoke di Mini 2
Jam operasional karaoke Mini 2 dibuka pada pukul 14:00 hingga
02:00 WIB. Selain menyewa ruangan (room) dan LC (Lady Companion)
pengunjung juga biasanya dapat membeli minuman beralkohol seperti
Mansion House jenis Vodka dan Whiskey dengan harga berkisar Rp. 80.000

rupiah per botol. Dijual pula minuman lokal seperti CongYang (CY) yang
merupakan minuman khas Semarang. CongYang merupakan hasil
fermentasi beras dan gula pasir, sepirit dan perasa kopi moka. Cong Yang
tergolong dalam alkohol tipe B. Meski termasuk minuman keras, namun
pada tahun 2010, CongYang dilegalkan sebagai produk komoditi. Di Mini 2
CongYang dijual pada kisaran harga Rp. 60.000 rupiah per botol. Ada pula

minuman Anggur Merah atau yang biasa disebut dengan AM atau AMER,
Anggur Merah dijual sedikit lebih mahal yaitu pada kisaran harga Rp.
75.000 rupiah. Selain jenis Mansion, kedua minuman produksi lokal ini juga

dapat memabukkan jika dikonsumsi berlebihan.

34

Karaoke Mini 2 tidak terlepas dari kebijakan kerjasama yang
dilibatkan oleh seluruh usaha serupa di Kawasan Sarirejo Salatiga. Antara
pengelola tempat hiburan yang satu dengan yang lainnya saling bekerja
sama, memberikan kontribusi. Hal ini seperti diungkapkan oleh IJA,
pengelola Mini 2 kepada peneliti pada tanggal 19 Juli 2017 di kediaman
pribadinya:
“LC kami, kami sediakan fasilitas seperti mess, tidak ada
aturan khusus untuk yang lainnya. Di Sarirejo setiap kita
kekurangan LC, kita dapat meminjam dari Cafe lain.
Kontribusi Mini 2 untuk Sarirejo ada seperti pajak dan untuk
sewa keamanan sendiri dari Sarirejo itu ditanggung oleh
pemilik Cafe.”

Pada hari Sabtu-Minggu biasanya pengunjung mulai banyak dan
ramai. Tanggung jawab kegiatan di room diserahkan kepada tamu dan LC
masing-masing, pengelola hanya menghimbau melalui tulisan di room

bahwa dilarang membawa obat-obatan terlarang, berjudi, telanjang,
berhubungan seksual dan kekerasan di dalam ruangan.

Gambar 5.2
Lady Companion Mini 2
Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, infrastruktur
dan teknologi informasi, saat ini karaoke merupakan salah satu aktivitas

35

yang digunakan sebagai sarana terutama untuk mayoritas anak berusia muda
untuk berkumpul dan menghabiskan waktu bersama teman-temannya.
Tingginya minat masyarakat untuk berkaraoke terlihat dari menjamurnya
rumah-rumah karaoke di Kawasan Sarirejo, sehingga hal ini membuat
persaingan bisnis menjadi lebih intensif. Beberapa daya tarik yang membuat
calon pelanggan menjatuhkan pilihan di tempat karaoke tertentu antara lain:
kenyamanan, harga dan tentunya ketersediaan Lady Companion yang
berkualitas.
AF, Lady Companion yang telah lima tahun bekerja di Mini 2,
berdasarkan wawancara dengan penulis pada tanggal 19 April 2017,

mengutarakan gambaran kegiatannya di dalam ruangan bersama dengan
tamu:
“Ya paling misal ada minuman di dalam saya yang nuangin,
terus misalkan dia minta dimanjain ya saya manjain
misalkan contohnya biasanya tamu-tamu kan manja ya,
rokok aja mau minta dinyalain, ya itu mas saya nyalain, kaya
gitu mas. Jadi misal tamu uda mau selesai, misalkan paling
kita bilang jangan lupa kesini lagi ya mas, terus kita kasih
tau kapan mau datang lagi, paling gitu mas.”

Berdasarkan hasil penelitian, pekerjaan utama Lady Companion di
Mini 2 adalah: menemani tamu minum, berbincang dan bernyanyi. Paling
tidak ketiga hal itu adalah kemampuan soft skill wajib yang dimiliki LC di
Mini 2. Selain ketiga kegiatan tersebut sebenarnya tidak ada lagi penawaran
ekstra yang lainnya, jika ada aktivitas lain antara Lady Companion di luar
kegiatan tersebut merupakan kesepakatan dan urusan pribadi Lady
Companion dengan masing-masing tamunya.

Melepas penat dan bernyanyi di rumah hiburan karaoke memang
kini lazim dilakukan. Namun beberapa orang memang mengicar Lady

Companion sebagai motivasi utama selain bernyanyi. Dapat dikatakan

36

mayoritas pengunjung di Mini 2 selalu menggunakan Lady Companion
meskipun fasilitas tersebut adalah menu pilihan.
5.2. Strategi Komunikasi yang Diterapkan oleh Lady Companion (LC) di
Mini 2
Umumnya strategi komunikasi non verbal dilakukan sebagai
pembuka dalam upaya menjalin hubungan dengan tamu yang datang.
Komunikasi non verbal tersebut tampak dari penampilan Lady Companion
secara kasat mata. Sexy dresses, sepatu highheels, cara bernyanyi dan
menari adalah cara yang digunakan para Lady Companion untuk menghibur
para tamunya. Berdasarkan teori dari Arifin 1994 pada bukunya yang
berjudul strategi komunikasi, dijelaskan bahwa terdapat dua tahapan umum
seseorang yang hendak berkomunikasi kepada sesama agar efektif yaitu:
penyusunan pesan komunikasi dan penetapan teknik komunikasi.
5.2.1. Pesan Komunikasi yang Disampaikan Lady Companion di Mini 2
Pesan (message) dalam proses komunikasi, tidak bisa lepas
dari simbol dan kode yang tersirat, karena pesan dikirim oleh Lady

Companion kepada tamu terdiri atas rangkaian maksud dan tujuan

tertentu. Menurut Cangara (2004:95) bahwa pesan adalah suatu
proses komunikasi yang dipengaruhi oleh kondisi sosial yang
berkembang. Sebagai makhluk sosial dan makhluk komunikasi,
seseorang dalam kehidupannya diliputi oleh berbagai bentuk pesanpesan tersirat, baik yang diciptakan sendiri itu maupun yang bersifat
alami. Secara umum, jenis pesan yang dianalisis pada strategi
komunikasi oleh Lady Companion terbagi menjadi dua, yakni:
1. Pesan Verbal
Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya
menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima
berdasarkan apa yang didengarnya. CT merupakan salah satu
Lady Companion di Mini 2 yang baru berusia 18 tahun

berdasarkan wawawancara dengan peneliti pada tanggal 21 Juli
37

2017, mengungkapkan bagaimana jalinan komunikasi dengan
pelanggan terutama pada tamu yang baru:
“Ya kalau sama pelanggan baru sih ya biasa mas

kaya sok kenal gitu tapi ya dalam sok kenal itu biar
blak-blakan, biar ngobrolnya nyaman gitu lo mas,
seperti kaya uda kenal lama, jadi kaya ngerasa
senang aja pelanggan itu sama kita, jadi kan
percaya sama kita gitu.”

Pesan verbal yang digunakan oleh Lady Companion di
Mini 2 dibentuk dari kalimat-kalimat yang mengandung arti
bahwa seorang Lady Companion maupun tamu dalam waktu yang
relatif singkat berusaha saling memahami sikap, perilaku dan
pandangannya terhadap kegiatan yang hendak mereka lakukan.
Secara singkat komunikasi verbal yang digunakan oleh Lady
Companion bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang

membangun suasana agar tercapai kepuasan bersama antara tamu,
Lady Companion dan layanan dari Mini 2.

2. Pesan Non Verbal
Pesan


non-verbal

adalah

jenis

pesan

yang

penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung,
dan dapat dipahami isinya oleh penerima dalam hal ini pelanggan
karaoke berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku, atau ekspresi Lady
Companion.

Pada pesan non-verbal mengandalkan indera

penglihatan sebagai penangkap stimuli yang timbul. Dalam
komunikasi non verbal antar pribadi (interpersonal), Lady
Companion cenderung lebih ekspresif, gerak tubuhnya yang


mampu mempersuasif dan secara natural para pelanggan akan
berusaha dibuat tertarik. Singkatnya body language, nada suara,
kemampuan adaptasi dengan suasana, kontak tubuh dan

38

penampilan menjadi andalan Lady Companion di Mini 2 dalam
berkomunikasi dengan pelanggannya.
5.2.2. Teknik Komunikasi yang Digunakan Lady Companion di Mini 2
Berdasarkan teori dari Anwar Arifin (1994:73) bentuk-bentuk
strategi komunikasi. Peneliti menganalisis enam bentuk teknik
komunikasi yang digunakan oleh Lady Companion dalam melayani
pelanggannya di Karaoke Mini 2:
1. Teknik Redundancy
Teknik redundancy pertama kali dikemukakan oleh
Shannon dan Weaver (1949) dalam bukunya yang berjudul The
Mathematical Theory of Communication . Teknik redundancy

pada penelitian ini mengacu pada keseimbangan yang diperlukan
dalam suatu komunikasi agar komunikasi tersebut effisien. IJA,
pengelola Mini 2 kepada peneliti pada tanggal 19 Juli 2017 di
kediaman

pribadinya

mengungkapakan

bagaimana

pihak

pengelola mencoba mengakomodasi antara tamu dengan Lady
Companion:

“Untuk makanan

dan

minuman

yang

kami

sediakan itu seperti soft drink, makanannya seperti
jajan snack, chiky seperti itu. Saya mengajarkan
kepada LC supaya melayani tamu dengan sopan,
berbicara dengan baik. Kalau komunikasi secara
khusus tidak ada, jika pelayanan kurang baik
paling kita cuma melakukan briefing saja ”

Semakin tinggi gangguan, semakin rendah efisiensi
komunikasi yang diserap oleh pelanggan. Rokok, bir, softdrink
dan snack selain sebagai konsumsi digunakan pula sebagai ajang
antara tamu dan Lady Companion berkomunikasi, tidak jarang
tamu dan Lady Companion menghabiskan rokok dan bir dalam
jumlah yang lebih dari biasanya karena seiring berjalannya waktu
39

komunikasi baik verbal maupun non verbal diantara keduanya
berjalan dengan antusias.
2. Teknik Canalizing
Metode canalizing yaitu mempengaruhi pelanggan untuk
menerima pesan yang disampaikan, kemudian secara perlahanlahan merubah sikap dan pola pemikirannya ke arah yang
dikehendaki. AH salah seorang pelanggan Mini 2 yang notabene
juga adalah mahasiswa di Kota Salatiga berdasarkan wawancara
dengan peneliti pada tanggal 29 Juli 2017 mengutarakan:
“Karena menurut saya bernyanyi dengan LC itu
adalah pilihan yang sangat bagus karena itu
menjadi penyemangat saya dalam hiburan saya
terus yang kedua saya memilih dari faktor fisik
yang pasti ya mas, bukannya munafik, sebagai
cowok juga munkin sama saja mas. Jadi menurut
saya fisik untuk badan dan lain-lain, muka juga
berpengaruh. Di Mini 2 pelayanannya sangat
ramah ya mas ya jadi kadang kan banyak LC yang
cuek terhadap terhadap konsumen, tapi LC disini
tu lebih respon banget. Jadi responnya sangat baik
pada kami, kepada tamu itu sangat baik, jadi
sangat akrab. Pengertiannya itu dapat banget mas,
seperti kalau ngasi minum itu dituangin, disiapin
macam-macamnya, jadi kita sebagai konsumen
sangat puas terhadap pelayanan tersebut mas.”

Dari hasil wawancara seperti dikemukakan oleh AH,
didapatkan gambaran bahwa teknik komunikasi canalizing yang
dilakukan oleh Lady Companion di Mini 2 berhasil memuaskan
konsumen. Pesan-pesan komunikasi yang disampaikan telah

40

membuat konsumen menjadi antusias dengan pelayanan yang
telah diberikan.
3. Teknik Informatif
Komunikasi informatif adalah komunikasi yang digunakan
untuk menyampaikan informasi, dalam hal ini informasi yang
berkaitan dengan pelayanan di Mini 2 maupun informasiinformasi yang seperlunya dapat diperoleh pelanggan dari pesan
yang disampaikan oleh Lady Companion. AH konsumen
sekaligus

mahasiswa,

awalnya

menceritakan

bagaimana

tanggapan pertama kali terhadap pelayan Lady Companion di
Mini 2:
“Yang pertama itu kan recommended dari temen
saya, terus sistem promosinya itu juga menyeluruh
sih mas, jadi saya penasaran dan ingin mencoba
disitu. Untuk LC nya sendiri, saya mempunyai
pandangan tersendiri ya mas ya dari pengalaman
saya di tempat-tempat lain. Menurut saya LC di
sini itu friendly mas, jadi gak cuma datang, dia
nyanyi duduk seperti itu

saja

tetapi untuk

perkenalan dan lebih dalamnya itu lebih akrab
sama konsumen mas. Komunikasinya juga lebih
baik jadi saya sebagai konsumen yang datang
kesitu lebih enjoy lah mas untuk menikmati
hiburan saya disitu.”

Tujuan teknik informatif yang digunakan oleh Lady
Companion di Mini 2 terbilang efektif. Hal ini dapat dilihat dari

pengakuan AH yang termasuk konsumen baru di Mini 2. AH
dapat membedakan bagaimana perbandingan pelayanan Lady
Companion dengan tempat karaoke lainnya. Jika teknik informatif

yang digunakan oleh Lady Companion hal ini dapat menjadi salah
41

satu bentuk promosi tersendiri melalui mulut ke mulut, sehingga
calon pelanggan yang akan datang diharapkan dapat meningkat.
4. Teknik Persuasif
Teknik komunikasi persuasif adalah komunikasi yang
bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap,
dan perilaku pelanggan sehingga bertindak sesuai dengan apa
yang diharapkan. Dengan kemampuan komunikasi persuasif yang
tinggi maka Lady Companion dapat dengan mudah menghadapi
segala tantangan dalam pekerjaannya sehari-hari. CT salah
seorang Lady Companion berdasarkan wawawancara dengan
peneliti pada tanggal 21 Juli 2017 mengungkapkan bagaimana ia
memperlakukan pelanggan:
“Kalau aku sendiri sih ga ngebeda-bedain mas ya.
Toh juga misalkan mau tukang parkir mau yang
apa gitu, misalkan mereka disini nyanyi kan juga
misalkan mereka booking kan mereka juga bayar
sama-sama. Harganya juga sama jadi ya harus
melayani sama-sama. Maksudnya dalam arti aku
juga harus melayani pelanggan dengan sama gitu
soalnya aku juga dibayar dengan harga yang sama
meskipun pekerjaan mereka beda gitu kan.”

Dalam teknik persuasif, Lady Companion memiliki tujuan
untuk meyakinkan pelanggan bahwa Lady Companion yang telah
mereka pilih dapat dirasa nyaman dan terhibur selama berada di
dalam ruang karaoke. Lady Companion di Mini 2 secara
professional juga tidak membeda-bedakan latar belakang tamu.

42

5. Teknik Edukatif
Komunikasi edukatif adalah komunikasi yang bersifat
mendidik. Meskipun interaksi yang dibangun antara pelanggan
dengan

Lady

menyimpang
professional

Companion

namun

Lady

dengan

berisiko

terjadinya

tindakan

selalu

bersikap

Companion

pengalamannya

tetap

dapat

menilai

bagaimana tamu yang baik maupun berniat kurang baik terhadap
mereka. VN, Lady Companion asal Klaten yang telah tiga tahun
bekerja di Mini 2 berdasarkan data wawancara yang diberikan
kepada penulis memberikan penjelasan:
“Biasanya sih kalau lagi sama mereka kan saya
ngasi tau nomor hape saya atau pin BB saya, nah
mereka pasti save kan. Nah nanti, kalau udah
selesai dari ruangan itu kan mereka

pasti

hubungin saya nih. Hubungin saya kalau udah
jam-jam diluar

jam kerja.

Nah

saya

juga

nanggapin mereka sih ya kan karena saya ga ada
kerjaan juga kan. Terus kadang-kadang juga asik
aja sih mereka .”

Salah satu strategi edukatif yang dilakukan Lady
Companion di Mini 2 adalah dengan memberikan kontak mereka.

Hal ini dimaksudkan untuk menunda jika tamu hendak melakukan
tindakan-tindakan di luar kemauan Lady Companion seketika itu
juga. Selain itu, transaksi atau kegiatan yang dilakukan tamu
dengan Lady Companion dapat dilakukan di luar Mini 2, sehingga
jika terdapat persoalan atau hal-hal yang tidak diinginkan, Mini 2
tidak mengalami kerugian atau pencemaran.

43

6. Teknik Koersif
Teknik

komunikasi

secara

koersif

(coersive

communication) adalah teknik komunikasi yang memaksa

seseorang untuk mengubah sikap, opini dan perilakunya.
Komunikasi koersif dapat dilakukan Lady Companion di Mini 2
secara langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung
pesan komunikasi yang diberikan oleh Lady Companion di Mini
2. Ketika di ruang karaoke dapat membuat pelanggan yang
awalnya biasa saja menjadi terbuai dan bahkan menjadi sangat
tertarik dengan LC yang menemani. Apalagi jika dalam kondisi
mabuk, maka ada dua kemungkinan, LC dapat menolak tamu
dengan cara yang halus atau LC dapat memanfaatkan kesempatan
itu untuk menjadi lebih dekat dengan pelanggan.
Namun semua itu secara keseluruhan di bawah kontrol
LC, hal ini dikarenakan LC lebih berpengalaman karena seharihari terbiasa dengan situasi. Jarang ditemukan LC lebih mabuk
atau LC kehilangan kontrolnya terhadap tamu. LC di Mini 2 pun
memiliki etika bahwa seorang LC juga harus menenangkan
keadaan di dalam ruangan agar tidak mengganggu aktivitas lain di
Mini 2 secara keseluruhan. HK karyawan swasta berdasarkan
wawancara dengan penulis pada tanggal 29 Juli 2017 memberikan
penilaiannya tentang Lady Companion di Mini 2:
“Ya kalau pribadinya sih disini kan. Ya saya kan
juga ga sama LC itu-itu aja sih. Kalau overall sih
ya sebenarnya baik sih kalau kepribadiannya.
Cuma kan, biasanya kan ya kalau faktor kepepet
gitu aja sih bang. Kalau menurut saya kalau
overall secara pribadi baik sih .’

Dari tanggapan dan observasi peneliti, Lady Companion di
Mini 2 tidak mungkin mengambil risiko untuk merugikan

44

tamunya. Selain mereka memiliki banyak tamu lain, tentu posisi
mereka sebagai seorang wanita juga rentan lebih rentan. Sehingga
teknik komunikasi koersif yang diterapkan oleh Lady Companion
di Mini 2 lebih mengarah ke hal positif, seperti bagaimana
menghindarkan, mengalihkan dan menghibur tamu agar mereka
tetap menghabiskan waktu hiburannya di Mini 2 sesuai ketentuan
yang berlaku.
5.3. Analisis Aspek-Aspek Komunikasi Interpersonal Lady Companion (LC)
di Mini 2
Pada analisis komunikasi interpersonal dibahas tentang aspek
keterbukaan, empati, dukungan, sikap positif dan sikap kesetaraan yang
dibangun oleh Lady Companion di Mini 2 berdasarkan strategi komunikasi
yang telah mereka bangun.
5.3.1. Keterbukaan Komunikasi Lady Companion (LC) di Mini 2
Dalam sebuah jasa pelayanan diperlukan suatu strategi
komunikasi yang baik dan keterbukaan antara Lady Companion
dengan pelanggan. Semakin tingginya tingkat keterbukaan dalam
berkomunikasi, maka dapat mengantisipasi potensi ketidakpuasan
pelanggan

terhadap

jasa

pelayanan

yang

telah

diberikan.

Keterbukaan dalam komunikasi juga diharapkan menumbuhkan
sikap saling percaya pelanggan ditengah persepsi negatif tentang
Lady Companion. IJA, pengelola Mini 2 kepada peneliti pada

tanggal 19 Juli 2017 di kediaman pribadinya memberikan informasi
tentang latar belakang usia Lady Companion di Mini 2, hal ini tentu
dapat menjadi tantatangan tersendiri dalam berkomunikasi.
“Untuk strategi utama dalam cafe yang pertama itu
LC nya mas, karena kan LC buat jadi daya tarik
pengunjung gitu. Jadi batas maksimal umur untuk LC
nya itu sendiri 25 tahun tapi untuk LC yang sekarang
ada rata-rata berumur 20 tahun.”

45

Meskipun berusia relatif muda (rata-rata 20 tahun), namun
Lady Companion di Mini 2 memiliki tantangan bahwa mereka sering

bertemu dengan laki-laki yang memiliki usia jauh diatasnya. Strategi
komunikasi interpersonal dalam aspek keterbukaan mereka adalah
dengan cara mengambil topik komunikasi yang ringan dan tidak
terikat dengan analisis yang rumit, hal ini mereka maksudkan untuk
menghindari konflik yang tidak perlu,
5.3.2. Sikap Empati Lady Companion (LC) di Mini 2
Empati dalam strategi komunikasi interpersonal adalah
kemampuan untuk memproyeksikan diri pada kondisi dan perasaan
orang

lain.

Agar

komunikasi

menjadi

efisien

dan

dapat

meningkatkan kepuasan pelanggan maka aspek empati menjadi
sangat penting. Lady Companion di Mini 2 perlu membangun empati
untuk dapat ikut merasakan dan terlibat secara psikologis, perasaan
dan kondisi pelanggan yang bersamanya. HK salah seorang
konsumen Mini 2 yang berasal dari Kabupaten Semarang,
berdasarkan wawancara dengan peneliti pada tanggal 29 Juli 2017
menceritakan

bagaimana

gambaran

empati

yang didapatkan

konsumen pada saat kondisi tertentu di ruangan:
“Yang pertama sih nyaman pastilah, ya selebihnya
asik kalau dibandingin RT, GY, SR, RJ itu lebih asik
sih mas sih untuk LC nya. Ya kita sih kalau untuk
bikin nyaman kita ga ada ritual khusus ya bang. Tapi
kan gini, misalkan kita karaoke kan biasanya kan
kalau di ruangan saya kan ya bikin nyaman kan,
biasanya kita mabuk tinggi terus kita seenak-enaknya
sama LC. Disini kita yang bikin nyaman ya itu tadi,
kita kasih tip, biar dia semangat lah, biar dikira kita
menghargai lah.”

46

Beberapa tantangan yang dihadapi LC untuk terus bersabar
dengan menunjukkan empatinya kepada pelanggan adalah ketika
pelanggan itu mabuk, berbicara keras, pusing, muntah dan hal-hal
lainnya. Berdasarkan penuturan dari salah seorang konsumen seperti
HK, LC akan lebih menunjukkan empati jika ia mendapatkan tip
(uang tambahan) dari konsumen. Namun peneliti tidak dapat
memperoleh informasi berapa banyak jumlah uang tip yang biasanya
dikeluarkan oleh pelanggan. Namun dari gambaran observasi, jenis
uang tip bisa berbeda-beda tergantung apakah itu pelanggan baru
atau lama dan ataukah pelanggan itu merasa sangat tertarik dengan
Lady Companion yang mereka pilih atau merasa biasa saja.

5.3.3. Sikap Dukungan Lady Companion (LC) di Mini 2
Dalam komunikasi interpersonal diperlukan sikap memberi
dukungan dari Lady Companion agar pelanggan mau berpartisipasi
dalam komunikasi yang nyaman, sehingga dengan adanya dukungan
dalam situasi tersebut, komunikasi interpersonal akan bertahan lama
karena tercipta suasana yang mendukung. Lady Companion Mini 2
yaitu VN pada pertemuannya dengan penulis di daerah sekitar Jalan
Lingkar Salatiga (JLS) memberikan gambaran bagaimana cara
memperlakukan pelanggan:
“Biasanya kalau mereka menggunakan jasa saya sih.
Yang pasti saya baik-baikin mereka ya, bikin happy
mereka, bikin seneng mereka, pokoknya yang bikin
mereka nyaman sama saya. Kalau soal itu sih
biasanya kalau mereka pada datang terus saya itu
ngasi tau ke mereka disini itu bukanya jam berapa,
fasilitasnya apa, terus apa yang mereka dapat, gitugitu sih.”

Tidak ada kiat dan trik khusus dalam aspek dukungan
komunikasi kepada pelanggan. Pelanggan yang merasa mendapatkan
47

sikap dukungan dari Lady Companion terlihat pula dari sikapnya
yang mudah tersenyum, antusias, sering balik bertanya dan bahkan
meminta nomor telepon.
5.3.4. Sikap Positif Lady Companion (LC) di Mini 2
Sikap positif dapat mudah diterapkan oleh Lady Companion
di Mini 2. Jika pelanggan tidak respect (antusias) terhadap
komunikasi yang dibangun artinya komunikasi dapat menjadi
negatif. Komunikasi yang negatif dapat menimbukan kebosanan dan
asumsi yang kurang baik pelanggan terhadap Lady Companion itu
sendiri. Jika Lady Companion di Mini 2 mampu membangun sikap
positif, maka LC dan pelanggan dapat membangun sinergi yang
positif agar keduanya memperoleh keuntungan yang sama dan tidak
ada yang dirugikan. AF, berdasarkan wawancara dengan penulis
pada tanggal 19 April 2017 di salah satu cafe di Sarirejo
mengutarakan:
“Ya mau tamu lama tamu baru ya dia nyewa kita ya
kita mesti percaya sama mereka mas. Kita terbuka ga
ada yang ditutup-tutupi sama mereka, supaya saya
gak canggung sama

mereka

dan mereka

gak

canggung sama kita gitu mas.”

Dapat dikatakan bahwa strategi komunikasi interpersonal
dengan pendekatan sikap positif merupakan salah satu bagian dari
aspek empati yang sebelumnya telah diberikan oleh Lady
Companion. Setelah empati dan didukung dengan sikap positif maka

tujuan dari komunikasi yang dibangun oleh Lady Companion dapat
dipahami pula secara positif oleh pelanggan.

48

5.3.5. Sikap Kesetaraan Lady Companion (LC) di Mini 2
Sikap kesetaraan (equality) dalam komunikasi interpersonal
adalah sikap pengakuan yang diberikan secara tidak langsung oleh
Lady Companion dalam bentuk menghargai pelanggan. Lady
Companion dapat memposisikan dirinya memiliki perasaan yang

sama akan kebutuhan hiburan dari pelanggan. Secara singkat Lady
Companion

tidak

membedakan

pelanggan

berdasarkan

latar

belakang dan sikapnya terhadap orang lain. AF, Lady Companion
yang telah cukup lama bekerja di Mini 2, berdasarkan wawancara
dengan penulis pada tanggal 19 April 2017, mengutarakan
bagaimana ia menanggapi keluhan pelanggan tentang masalah
pribadi:
“Itu banyak banget itu mas, kadang dia tujuannya
datang kesini kan mau senang-senang ya mas. Di
awalnya

doang

mas

senang-senang

terus

pertengahan pasti mereka ada sedikit-sedikit curhat.
Jadi kan ya kalau saya sih mas ya saya ladenin.
Jadi mereka curhat tentang apa, saya jawab, tapi
setelah dia selesai curhat, saya ajak senang-senang
lagi supaya dia itu lupa sama masalah mereka .”

Pelanggan

sering

merasa

nyaman

apabila

selain

menggunakan jasa Lady Companion untuk bernyanyi kadang juga
menjadikan mereka tempat mencurahkan hati. Ketika seseorang
mencurahkan hati, berarti seorang tersebut memiliki sikap percaya.
Hal ini merupakan salah satu aspek penting bagaimana dalam
komunikasi interpersonal seorang Lady Companion secara tidak
langsung memberikan sikap kesetaraannya kepada tamu yang
bersamanya.

49

5.4. Refleksi Hasil Penelitian
Pada hasil penelitian ini dikemukakan bagaimana gambaran kegiatan
karaoke di Mini 2 dan strategi komunikasi interpesonal para Lady
Companion. Persepsi masyarakat tentang kegiatan Karaoke di Sarirejo yang

berhubungan erat dengan kegiatan prostitusi sebenarnya kurang tepat.
Tempat-tempat karaoke di Sarirejo memberikan pelayanan sewa ruangan,
makanan minuman dan jasa Lady Companion. Hal-hal yang berhubungan
dengan kegiatan antara pelanggan dan Lady Companion sepenuhnya
merupakan kesepakatan dan tanggung jawab pribadi antara pelanggan dengan
Lady Companion tanpa melibatkan pihak Mini 2. Hal ini sesuai dengan

penelitian dari Rohmawati (2016), bahwa dari sisi psikoterapi, hanya
sebagian kecil Lady Companion yang menggunakan superegonya. Lady
Companion tidak menggunakan ego pribadinya namun masih berorientasi

pada kepuasan pelanggan, selama pelanggan tidak memiliki niat dan
menghargai profesi Lady Companion maka jalinan tujuan hiburan dapat
tercapai dengan baik.
Dalam sisi strategi komunikasi verbal Lady Companion cenderung
menggunakan kemampuan komunikasinya untuk lebih cepat mengakrabkan
diri meskipun pelanggan tersebut baru. Lady Companion di Mini 2 lebih
antusias menyapa, bertanya dan mendominasi pembicaraan dengan
pelanggan. Dari bentuk pesan non verbal, Lady Companion secara kasat mata
menonjolkan bagaimana penampilan mereka agar lebih dapat disukai oleh
tamu yang notabene mayoritas laki-laki.
Dari segi kualitas konten pesan komunikasi dianalisis, bagaimana
aspek: redundancy, canalizing, informatif, persuasif, edukatif dan koersif
para Lady Companion sesuai teori dari Arifin (1994). Dari keenam aspek
strategi komunikasi tersebut, Lady Companion di Mini 2 cenderung lebih
mengutamakan hiburan daripada kegiatan pasif lainnya. Di dalam ruangan
karaoke Lady Companion mengatur sedemikian rupa agar lagu-lagu terus
berjalan, rokok terus menyala dan minuman terus dikonsumsi.

50

Tabel 5.1
Gambaran Umum Strategi Komunikasi yang Digunakan oleh Lady Companion di Mini 2
Strategi Komunikasi
Penyusunan Pesan
Teknik yang Digunakan
Bentuk
Verbal

Non Verbal

Redundancy

Memanfaatkan sarana minuman, rokok, makanan untuk
menunjukkan kepeduliannya pada pelanggan

Canalizing

Tetap berusaha agar pelanggan fokus pada lagu, bernyanyi
dan tidak memiliki niat lainnya

Informatif

Tidak ragu-ragu, terbuka tentang fasilitas di Mini 2 dan
memberikan informasi tentang kehidupan pribadinya

Menggunakan strategi
Mendominasi percakapan, penampilan
Persuasif
seolah-olah telah lama
(pakaian, make up dan gerak
kenal agar pelanggan tetap
tubuh)
nyaman
Edukatif

Koersif

51

Tetap sabar jika ada pelanggan yang bertindak di luar
kewajaran, seperti mabuk, berbicara keras dan lainnya
Meskipun keadaan di dalam ruangan berpotensi pada hal-hal
yang mengarah pada tindakan negatif, namun LC sebagai
seorang wanita tetap memberikan pengetahuan dan arahan
bahwa ia harus dihargai sebagaimana mestinya
LC tidak ragu untuk menegur apabila tamu berpotensi
bertindak pada hal-hal yang tidak diinginkan atau berpotensi
merugikan Mini 2.

Tabel 5.2
Perbedaan Teknik Komunikasi yang Digunakan oleh Lady Companion Lama dan Baru di Mini 2
No.

Teknik yang
Digunakan

LC Lama ( > 5 Tahun )

LC Baru ( < 3 Bulan )

1.

Redundancy

Lebih mengetahui kebutuhan dan keinginan tamu

Kurang peka jika ada pelanggan yang tertarik
atau menyukai

2.

Canalizing

Mengajak dan menawarkan tamu untuk
menggunakan jasa plus - plus

Terlalu fokus bernyanyi saja

3.

Informatif

Lebih tertutup dengan latar belakang kehidupan
pribadi

Lebih terbuka dengan latar belakang kehidupan
pribadi

4.

Persuasif

Berpengalaman dan dapat mengatur suasana di dalam
Menjaga jarak dan kurang nyaman jika pelanggan
ruangan jika ada pelanggan yang mabuk atau
menyentuh bagian tubuh
menyentuh bagian tubuh

5.

Edukatif

Tidak begitu menjaga privasinya sebagai seorang
wanita (lebih terbuka)

Masih merasa ingin dihargai sebagaimana
mestinya

6.

Koersif

Jika pelanggan menghendaki, tidak sungkan untuk
mengatur waktu pertemuan di luar Cafe

Pembicaraan tentang hubungan di luar Cafe
sangat sulit diperoleh

52

Dari observasi yang dilakukan peneliti, uang tip jasa sangat
berpengaruh pada pelayanan yang didapatkan oleh tamu. Harga jasa Lady
Companion yang ditawarkan oleh Mini 2 memang flat (tidak bertambah atau

berkurang). Beberapa tamu memang kurang respect dan peka sehingga
sampai kegiatan berkaraoke selesai tidak ada uang tambahan yang diberikan
kepada Lady Companion. Tentu saja Lady Companion sangat menyukai,
mengharapkan dan membutuhkan uang tip dari tamu. Jumlahnya bervariasi
dari mulai 20 ribu hingga ratusan ribu. Wujud dari timbal balik yang
diberikan oleh Lady Companion dapat dilihat dari semangat menari,
membawakan lagu bahkan dengan uang tip tersebut tamu dapat bebas
memegang bagian tubuh dari Lady Companion.
AF Lady Companion di Mini 2 mengungkapkan bagaimana gambaran
transaksi seksual adalah hal yang biasa dilakukan Lady Companion.
Transaksi seksual disepakati oleh masing – masing pihak dan dilakukan di
luar Sarirejo.
“Ya gimana mas ya pelanggan tu kadang suka abis selesai
misalkan dia udah nyewa kita ya mas. Pelanggan tu kadang
suka banget ngajak minta yang lebih – lebih contohnya ya mas
saya mah jujur aja. Jadi kaya mereka minta ditemanin tidur.
Jadi saya mau ga mau nego – negoan sama mereka mas.
Kadang kalau saya lagi butuh uang banget ya mas ya iya saya
mau diajak tidur. Tapi sebaliknya juga kan, saya minta
imbalan ke dia mas. Jadi kalau kamu udah ngajak saya tidur,
saya minta dibayar selesai itu. Tapi kalau sana ga minta
kadang saya nawarin diri mas. Kan saya ga munafik ya mas,
namanya juga kaya gini mas, kerjaan saya udah kaya gini.
Jadi mau ga mau saya lakuin mas.”
Istilah yang sering digunakan adalah SK (Sewa Kamar) ada pilihan
yang ditawarkan yaitu short time atau long time. Short time adalah rentang
waktu kencan dihitung per jam, sedangkan long time, tarif kencan dihitung
dari malam hingga pagi. Penginapan atau sewa kamar dapat digunakan di
area sekitar Salatiga.
Pada analisis aspek komunikasi interpersonal, ditemukan bahwa
tingkat keterbukaan, empati, dukungan, sikap positif dan sikap kesetaraan
53

yang ditunjukan oleh Lady Companion di Mini 2 sangat tinggi. Hal ini bukan
saja dinilai dari bagaimana cara Lady Companion sangat antusias pada
komunikasi interpersonal, namun juga tanggapan dari pelanggan yang
mengaku sangat puas dan senang dengan Lady Companion. Tantangan
komunikasi interpersonal Lady Companion di Mini 2 terletak pada budaya
dan persepsi masyarakat bahwa seorang Lady Companion adalah wanita
penghibur biasa yang hanya mengedapankan penampilan fisik, padahal ketika
kegiatan karaoke berjalan banyak waktu dihabiskan pula untuk berbicara, jika
seorang Lady Companion tidak memiliki kemampuan speaking interpersonal
yang baik dan mampu menyesuaikan tamu dengan segala latar belakangnya
dapat menyebabkan suasana hiburan menjadi cenderung kaku.
Dari analisis data primer didapatkan bahwa tujuan komunikasi
interpersonal seperti pada teori DeVito yang dikutip oleh Effendy (2003:30)
bahwa dampak kemampuan komunikasi interpersonal adalah peluang
responden untuk memberikan umpan balik dengan segera. Dari kemampuan
komunikasi interpersonal Lady Companion di Mini 2 memberikan dampak
konkrit yang diberikan oleh pelanggan seperti: penambahan jam sewa room,
penambahan makanan dan minuman serta banyak pelanggan baru yang
kemudian menjadi pelanggan yang sering berkunjung di Mini 2.
Penelitian terdaulu lain yang mendukung penelitian ini adalah
penelitian dari Agus (2016) yang meneliti perubahan karakeristik perempuan
terhadap perubahan karakteristik kelompok sosial dan peubah sikap dalam
kelompok. Dari enam Lady Companion di Mini 2 keseluruhannya dapat
dikatakan kompak, saling menjaga dan tidak terdapat persaingan tertentu
untuk mendapatkan pelanggan atau memperburuk citra Lady Companion dan
Karaoke Mini 2. Mereka saling menghargai satu sama lain, bahwa pelanggan
dapat menanyakan kabar atau menjadikan teman Lady Companion sama
dalam perlakuan.

54

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24