Kumpulan Soal UN SMA Kelas XII Bahasa In

TUGAS BAHASA INDONESIA
SOAL UJIAN NASIONAL
MENYIMPULKAN HUBUNGAN ANTAR BAGIAN CERPEN/NOVEL

Disusun Oleh

:

Kelompok 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Afifah Azhaar
Agista Rinaningtyas Susti
Imam Malik M

Nadya Nikki H
Yoga Kurniawan
Doni Laksita
Ganes Liring Anggraini P
Parama Andhis Wanodya

(XII IPS 1/01)
(XII IPS 1/02)
(XII IPS 1/04)
(XII IPS 1/18)
(XII IPS 1/25)
(XII IPS 1/26)
(XII IPS 1/31)
(XII IPS 1/32)

SMA NEGERI 7 YOGYAKARTA
Jalan MT Haryono 47 Yogyakarta
2015
SOAL UJIAN NASIONAL


Kisi-kisi

: menyimpulkan hubungan antarbagian cerpen/novel

Kutipan berikut untuk nomor 1 s.d 3. Bacalah dengan seksama!
(1) Ayah melepaskan kami seperti takkan melihat kami lagi. (2) Bagi beliau, Eropa tak
terbayangkan jauhnya. (3) Ayahku yang pendiam, tak pernah sekolah, puluhan tahun menjadi
kuli tambang. (4) Paru – parunya disesaki gas beracun, napasnya berat, tubuhnya keras
seperti kayu. (5) Ia menatap kami seakan kami bertanya yang paling berharga, seakan Eropa
merampas kami darinya. (6) Air matanya pelan, aku memeluk ayahku, ayah yang aku cintai
melebihi apa pun, tangannya yang kaku merengkuhku.
(7) Pesawat kecil itu terangkat, dari jendela kulihat ayahku melambai – lambai dengan
sapu tangan yang dulu dipakainya untuk mengikat kakiku pada tuas sepeda Forefernya
supaya kakiku tak terjerat jari – jari ban. (8) Aku tahu aku akan merindukan laki – laki
pendiam itu, kulihat lambaiannya sampai jauh hingga tak tampak lagi, aku tersedu sedan.
(Edensor, Andrea Hinata)
1. Watak tokoh ayah dalam kutipan novel tersebut adalah…
A. ramah
B.
lemah

C.
pasrah
D. pengertian
E.
penyayang
2. Pendeskripsian watak tokoh ayah juga seorang pendiam dalam kutipan novel
tersebut adalah…
A. dialog antartokoh
B.
penjelasan tidak langsung
C. pikiran tokoh
D. tindakan tokoh
E.
tanggapan tokoh lain
3. Kalimat pembuktian latar tempat terdapat pada nomor…
A. 1 dan 2
B.
2 dan 3
C.
4 dan 5

D. 6 dan 7
E.
7 dan 8

Kutipan berikut untuk nomor 4 s.d 5. Bacalah dengan seksama!
Yang kutunggu akhirnya berbunyi juga. Setelah membereskan buku, aku segera pergi
ke kantin, ada juga teman yang lain. Aku dan Nandito duduk agak menjauh agar tidak ada
yang mendengar ketika Dito bercerita.
“ Dit, sebenernya ada apa, sih? ” tanyaku memulai.
“ Alicia, kamu tahu siapa aku, “ jawabnya.
“ Kamu ‘kan Nandito sahabatku, “ jawab Alicia cepat.
“ Bukan itu maksudku, kamu tahu kehidupanku yang sebenarnya? Meskipun aku
tinggal serumah dengan orang tua dan saudara – saudaraku, tetapi aku tidak dianggap sebagai
bagian dalam keluarga itu. Aku seperti orang asing, setiap kata-kataku tak pernah mereka

dengar. Begitulah aku. Di antara delapan saudaraku, aku anak nakal. Sebab pergaulanku
salah, sehingga aku harus menerima akibat seperti ini. Aku jarang pulang, terpengaruh oleh
lingkungan yang tidak baik, aku ketergantungan obat. “
“Apa?” (Alicia terkejut)
“Ya beginilah aku.”

“Sejak kapan? ”(tanya Alicia kembali)
(Dito menggeleng sambil menjawab)”Aku tidak ingat.”
“ Teng, teng, teng…” tiba – tiba bel berbunyi.
Dengan langkah berat aku dan Dito berjalan menuju kelas dengan berbagai pertanyaan di
benak masing-masing.
4.

Keterkaitan watak tokoh pada kutipan cerpen tersebut dengan kehidupan sehari –
hari adalah…
A. orang yang memiliki sifat suka mencampuri urusan orang lain.
B. seseorang yang berpura-pura sangat perduli dengan keadaan orang lain.
C. ketidaksanggupan seseorang dalam menghadapi permasalahan kehidupannya
di
lingkungannya
D. sikap keterusterangan seseorang dalam menceritakan keburukan dirinya
kepada orang lain.
E. ketidakpedulian seseorang atas masalah yang menimpa diri orang di

sekitarnya.
5. Konflik pada diri Nandito yang terungkap dalam kutipan cerpen tersebut adalah…

A. keluarga Nandito memberikan aturan sikap tidak perduli antaranggota
keluarga.
B. rasa tidak percaya diri Nandito dalam menghadapi masalah kehidupan yang
dijalaninya.
C. Nandito merasa tidak dianggap sebagai anak dan saudara dalam
keluarganya.
D. keluarga Nandito merasa terganggu atas kehadiran Nandito dalam lingkungan
keluarganya.
E. rasa frustasi Nandito karena ketidakacuhan teman-temannya di sekolah.
Kutipan berikut untuk nomor 6. Bacalah dengan seksama!
“(1) Anakmu, Moksa sudah melakukan sesuatu yang amat mengharukan hari ini,”
kata wanita itu dengan berkaca-kaca.” (2) Dia sama sekali tidak meminjam uangnya untuk
membeli kado. (3) Tapi, dia berusaha dengan cucur-keringatnya sendiri. (4) Dan kamu pasti
akan terkejut kalau mendengar apa yang sudah dikerjakannya untuk mendapatkan uang.”
(5) Tiba-tiba wanita itu tidak dapat menahan emosinya. (6) Ia menangis, tetapi bukan
sedih. (7) Tangis haru karena gembira. (8) Dokter Sugianto jadi berdebar-debar. (9) “Apa lagi
yang dilakukan oleh Moksa?Dia mencuri?” (10) Nyonya dokter berhenti menangis.
(11) “Masa mencuri?”
(12) “Habis apa?Kamu kok menangis?”
(13) “Aku menangis karena terharu.”

(14) “Kenapa terharu?”
(15) “Sebab anakmu ngamen di dalam bus!”
(16) “Apa?”
(17) “Ngamen!”
6. Kalimat yang mendukung watak Moksa yang mau bekerja keras dalam kutipan
tersebut adalah nomor.....

A.
B.
C.
D.
E.

1 dan 2
2 dan 5
3 dan 15
6 dan 14
9 dan 17

Kutipan berikut untuk nomor 7. Bacalah dengan seksama!

(1) Esoknya, aku bersiap-siap untuk ikut ibu berbelanja tanpa sepengetahuan Ibu.
(2) “Bu aku ikut Ibu belanja, ya?” ucapku
(3) “Oh ya udah, tapi disana jangan minta apa-apa, lho!” ucap Ibu.
(4) Aku pun tertawa karena mengira bahwa ucapan itu hanya sekedar candaan Ibu
saja. Namun, ternyata aku salah.
(5) Sebelum Ibu sempat berbelanja, aku mengajak Ibu terlebih dahulu untuk pergi ke
department store.
(6) “Lho kan tadi janji ngga mau minta apa-apa?” ucap Ibuku.
(7) “Ya udah, liat-liat aja kok,” paksaku dengan suara memelas.
(8) “Iya tapi beneran jangan beli, ya!” seru Ibuku memastikan.
(9) “Iya,” jawabku sambil menganggukkan kepala.
Di department store, aku mendapati banyak sepatu lucu keluaran terbaru. Aku dan
Ibupun berjalan melihat-lihat. Tiba-tiba mataku tertuju pada sebuah sepatu putih
berenda yang terlihat feminin dan cantik.
Pasti bakal pas kalo kupake pikirku.
“Bu, Bu sini deh,” panggilku
Ibu pun datang menghampiriku.
“Lucu yah?” tanyaku senang.
“Iya.” Jawab Ibu mengiyakan.
(10) “Ian boleh nggak minta sepatu yang ini?” tanyaku pelan.

Dahi Ibuku langsung berkerut mendengar permintaanku. (11) Aku tahu penyebab
dahinya berkerut adalah karena aku tidak menepati janjiku untuk tidak meminta
apapun di department store ini.
(12) “Bukannya kamu janji ngga bakal minta dibeliin apa-apa?” tanya Ibu.
(13) “Iya, tapi kan sepatu Ian emang udah harus diganti. Ian udah nggak nyaman
makenya lagi,” jawabku mencari-cari alasan.
(14) Ibu hanya terdiam. Ia berjalan pergi dan aku mengikutinya. Ternyata ia
berjalan ke luar dari department store. Rasa kesalpun kembali menghampiriku.
Kepingan Cinta Ibu karya Harisa Noor Fitri
7. Kalimat yang mendukung watak aku yang ingkar janji dalam kutipan tersebut
adalah...
A.
B.
C.
D.
E.

2 , 3, 4, 5, dan 9
5, 6, 9, 10, dan 14
5, 7, 8, 9, dan 10

5, 7, 10, 11,dan 13
8, 9, 10, 13, dan 14

Kutipan berikut untuk nomor 8 Bacalah dengan seksama!
(1) Aku mendorong kursi makan ke belakang-menyebabkan bunyi derit terdengar,
namun lebih keras. (2) Aku melangkah dengan mantap ke arah dapur. (3) Aku terus berjalan
mendekati ibu yang yang sedang menuang berbagai jamu ke dalam botol. (4) Ibu tetap tak
menoleh meski jarak di antara kami menipis.(5) Tanpa berkata-kata lagi, aku memeluk Ibu –
tak peduli jamu yang dituang Ibu akan mengotori kerudung putihku. (6) Ibu sedikit terkejut
dengan hal yang baru saja kulakukan.
(7) “Ibu maaf,”
(8) Ucapan itu meluncur bebas dari bibirku, bersamaan dengan meluncurnya air
mata yang sejak tadi kutahan. (9) Tak ada kebohongan lagi. (10) Aku menceritakan

semuanya pada Ibu., tanpa terkecuali. (11) Aku membeberkan semua perasaan pengecutku.
(12) Tak bisa kubayangkan bagaimana perasaan Ibu sekarang. (13) Aku sudah menyakiti
hatinya. (14) Air mataku sudah benar-benar membasahi kerudung Ibu.(15) Tapi, tak ada
setetes pun yang berhenti turun dari pelupuk mataku. (16) Sampai jernihnya suara Ibu
membuatnya berhenti. Menahannya, bukan menahanku-tangisku.
(17)“Ibu sudah tahu, Din.”

(18)“Medina menyesal, Bu.”
(19)“Sudah Ibu maafkan.”
(20)Tangan Ibu yang sedari tadi diam, kini secara bergantian mengusap mata
sembabku.
(21)“Kok Ibu tahu?”
(22)“Kan bagian samping sepatumu ada namanya. Kalau ada sepatunya, pasti di
dalam rumah pasti ada orangnya, kan?”
(23)Jawaban dari Ibu sukses membuat tawa yang sempat terlupakan kembali
berdering padaku.
(24)“Ibu bener gak marah?”
(25)“Asal gak diulang lagi.”
(26)Aku mengangguk dengan cepat sebagai jawaban juga sebagai pengikat janjiku
pada Ibu.
(27)“Ya sudah sana sarapan. Atau mau sarapan jamu?”
Lagi-lagi perkataan Ibu membuat senyum tersungging di bibirku. Itulah ibu, Ibuku.
Menyikapi segala sesuatunya dengan positif. Wanita hebat yang dengan mudah membuatku
menyesal dan dengan mudah pula memaafkanku. Wanita dengan suara lembut yang dapat
membuat udara dingin menusuk pun menjadi udara sejuk yang menyegarkan.
Dialah Ibuku , cerpen peserta lomba

8. Kalimat yang mendukung watak aku yang menyesali perbuatannya pada nomor....
A. 1, 4, 18, 18, 26
B. 4, 5, 12, 20, 24, 27
C. 5, 7, 14, 15, 18
D. 14, 18, 22, 25, 26
E. 15, 20, 21, 23, 27

Muka Kasan Ngali pucat sedikit. Ia menatap buruh itu satu-satu. Dan mereka diam.
Kata Kasan Ngali mengahkiri. “Tutup mulut kalian. Tutup!”
“Kami taktahu apa-apa, Pak.”
“Kami datang sudah begini!”
“Kalau saja kami tahu!”
Kasan Ngali marah.
“Tutup, kataku!”
“Tidak ada yang membantah lagi,” Kasan Ngali memberi perintah.
“Tidak usah diurus siapa yang berbuat ini, tugasmu ialah usir semua orang dari
pekarangan. Tutup pintu pagar. Jangan seorang dibolehkan lagi ke sini. Kerjakan, jangan
bertanya. Aku benci pertanyaan!”
Buruh-buruh itu masih belum bergerak. Belum jelas bagi mereka bahwa itu memang
keputusan Kasan Ngali.
“Apalagi? Pergi! Kau kira aku tidak waras, ya!”
(Pasar, Kuntwijoyo)
9. Watak tokoh Kasan Ngali dalam kutipan tersebut adalah
A. bimbang.
B. takut.
C. lemah.

D. berani.
E. tegas.

10. Pendeskripsian watak tokoh Kasan Ngali juga seorang yang kasar dalam kutipan
terserbut diungkapkan melalui.......
A. dialog antartokoh.
B. gambaran fisik tokoh.
C. jalan pikiran tokoh.
D. tanggapan tokoh lain.
E. tuturan langsung pengarang.
11. Pembuktian latar tempat dalam kutipan novel tersebut ditujnjukan dalam kalimat.....
A. Ia menatap buruh satu-satu.
B. Kami datang sudah begini’
C. Tugasmu ialah, usir semua orang dari pekarangan.
D. Buruh-buruh itu masih belum bergerak.
E. “Pergi! Kau kira aku tidak waras, ya!”
Seperti biasa, Bapak Sukonto Legowo siap mengajar lagi. Ia bawa buku-bukunya
melewati lorong kelas yang sudah sering dilewatinya hampir selama dua tahun. Dindingdinding yang sama dengannya. Koyakan dinding tua yang terkelupas seakan menyapa ramah
matahari sore yang bersinar lemah di antara daun-daun tinggi.
Taman kampus ikut tersenyum ramah. Matahari seakan juga ikut bercerita kepada daundaun taman kampus, kepada gedung kampus, juga kepada buku yang dibawa sang dosen,
betapa selama ini sang dosen telah menjadikan seseorang bisa berjalan dalam dunia ilmu ke
tingkat selanjutnya, membuat anak tangga pengetahuan ke setiap anak manusia yang
dibimbingnya. Bagaimana pun sang dosen telah berbuat banyak dalam melestarikan ilmu
pengetahuan, betapa sang dosen telah banyak menyentuh kehidupan di sekitarnya, dan betapa
sedikit manusia yang mengetahui dan menghargainya.
(5 cm, Donny Dhirgantoro)
12. Watak tokoh Sukanto Legowo dalam kutipan tersebut adalah
A. Rajin dan ramah sekali
B. Lugu dan jujur
C. Santun dan setia
D. Jujur dan sabar
E. Sabar dan bertanggung jawab
13. Watak tokoh Sukanto Legowo dalam kutipan tersebut dideskripsikan melalui cara
A. Dialog antartokoh
B. Monolog tokoh
C. Suasana sekitar tokoh
D. Tingkah laku tokoh
E. Uraian langsung tokoh

14. Kutipan tersebut mempunyai latar cerita dunia pendidikan. Hal tersebut dibuktikan
dengan pemakaian kata-kata
A. Kampus, dosen, mengajar
B. Dosen, ujian, buku
C. Gedung, taman, lorong
D. Kelas, buku, pengetahuan
E. Matahari, dunia ilmu, dosen
Kutipan novel berikut digunakan untuk menjawab soal nomor 15 s.d. 16. Bacalah dengan
saksama!
Bahkan ibu bersedia pergi kepada apa yang disebut orang-orang pintar dan dari pulau ke
pulau lain. Padahal, ibu begitu benci pada ilmu mistik, Ibu tidak percaya pada semua yang
tidak masuk akal.
Namun, banyak menasihati ibu harus percaya dan mencobanya juga. Maklumlah alam
timur masih penuh dengan hal-hal gaib, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan mistik.
Semua itu ibu lakukan untuk mendapatkan engkau Maniek. Betapa ibu mendambakan
kelahiranmu, Nduk
(Rumah Tanpa Cinta, Titiek W.S)
15. Keterkatitan watak tokoh ibu seorang yang bimbang pada kutipan tersebut dengan
kehidupan sehari-hari adalah
A. Pasrah kepada kehendak yang Maha Kuasa
B. Prinsip seseorang akhirnya guyah mendapat nasihat orang
C. Berusaha keras dan berserah diri kepada Tuhan
D. Bersemangat karena ingin mendapatkan anak secara medis
E. Menjunjung tinggi logika dalam berusaha mendapatkan anak
16. Konflik yang terdapat pada kutipan tersebut adalah
A. Harus menemui orang yang disebut orang-orang pintar
B. Tokoh ibu yang tidak percaya pada semua yang tidak masuk akal
C. Tokoh ibu menuruti kata orang untuk berobat pada orang pintar
D. Keinginan untuk segera mendapatkan keturunan
E. Tidak mempercayai mistik, tetapi tetap melakukan pekerjaan itu
Kutipan novel berikut digunakan untuk menjawab soal nomor 17 s.d. 19. Bacalah
dengan saksama!
(1)Sekali lagi Hanafi bangkit dari berbaring,sambil tertawa terbahakbahak,maka berkatalah ia,”Itulah yang kusegankan benar hidup di tanah Minangkabau
ini,Bu. (2) Di sini semua orang berkuasa,kepada semua kita berhutang,baik utang
uang maupun utang budi.” (3) Kemarahan Hanafi ditujukan kepada anaknya yang
katanya sudah dimasuki oleh setan dan kepada si Buyung yang masih belum
datang,serta malunya kepada kawan –kawanya melihat istrinya datang yang tidak
ubah rupanya dengan koki.
(4) Semuanya sudah bertumpuk di atas kepala Rapiah. (5) Sambil
merentangkan ke tangan ibunya, dikatainyalah istrinya di muka kawan-kawanya
dengan segala nista dan penghinaan hingga ketiga tamunya itu menjadi resah dan
prihatin atas sikap Hanafi kepada istrinya.
(Salah Asuhan,Abdul Muis)

17. Watak tokoh Hanafi dalam penggalan novel pada kalimat nomor (3) tersebut
adalah....
A. berani.
B. Serakah.
C. Tegar
D. Sombong
E. Dengki
18. Pendeskripsian watak tokoh Hanafi juga seorang yang kasar tampak pada kalimat
nomor (5) dalam kutipan tersebut adalah melalu....
A. Perilaku tokoh.
B. Dialog antartokoh.
C. Tanggapan tokoh lain.
D. Gambaran fisik tokoh
E. Jalanan pikiran tokoh.
19. Pembuktian latar suasana kemarahan dalam kutipan tersebut terdapat pada kalimat
nomor.....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (4)
C. (3) dan (4)
D. (3) dan (5)
E. (4) dan (5)
Bacalah kutipan novel berikut dengan saksama!
Aku sendiri tidak mampu merumuskan, apakah aku kalah atau menang
sebagaimana istriku juga tidak menimbulkan kesan bahwa dia menang atau kalah
dalam peperangan yang disulut dalam rumah tangganya, rumah tanggaku, rumah
tangga kami. Aku pasrah. Dan kepasrahanku memang tindak lanjut dari
penerimaanku terhadap takdir. Biarpun tidak mutlak demikian, tetapi aku belum
menemukan jalan kecuali pasrah. Aku pasrah menerima keadaan, biarpun aku belum
ingin menadang dan menantang nasib.
(Aku, Keluargaku, Tetanggaku, Darman Munir)
20. Amanat yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah...
A. Seorang suami harus bersikap tegas kepada istri dan keluarganya.
B. Segala persoalan dalam rumah tangga hendaknya dirundingkan oleh
suami istri.
C. Jangan membawa persoalan-persoalan rumah tangga kepada orang lain.
D. Kebahagiaan dalam rumah tangga tidak datang tanpa perjuangan.
E. Keterbukaan dalam rumah tangga adalah kunci meraih kebahagiaan.
21. Watak tokoh aku dalam kutipan tersebut adalah....
A. Penakut.
B. Mengalah.
C. Sabar.
D. Berani.
E. Teliti.
Kutipan novel berikut digunakan untukl mengerjakan soal nomor 21 s.d 23. Bacalah dengan
seksama!

Bu Mus mulai terdengar seperti warta berita RRI pukul 7. Lintasan berita: “Nilai-niai
ulanganmu merosot tajam. Kita akan segera menghadapi ulangan catur wulan ketiga. Setelah
itu catur wulan terakhir menghadapi Ebtanas. Nilaimu bahkan tak memenuhi syarat untuk
melalui catur wulan ketiga ini. Jika nanti ujian antaramu masih seperti ini, Ibunda tidak akan
mengizinkanmu ikut kelas catur wulan terakhir. Itu artinya kamu tidak boleh Ebtanas.
........................................................
Suasana kelas menjadi tegang. Kamu harap Mhar segera minta maaf dan menyatakan
pertobatan. Akan tetapi, sungguh sial, iia malah menjawab dengan nada bantahan.
“Aku mencari hikmah dari dunia gelap Ibunda dan penasaran karena keingintahuan.
Tuhan akan memberiku pendamping dengan cara yang misterius....”
Kurang ajar betul. Bu Mus bersusah payah menahan emosinya. Aku tahu beliau
sebenarnya ingin langsung melabrak Mahar. Air mukanya yang sabar menjadi merah. Beliau
segera keluar ruangan menenangkan dirinya.
(Laskar Pelangi, Andrea Hirata)
22. Watak tokoh Bu Mus dalam kutipan tersebut adalah...
A. Rajin dan tegas
B. Jujur dan ramah
C. Tegas dan sabar
D. Jujur dan bijaksana
E. Sabar dan bertanggung jawab
23. Watak tokoh Mahar dalam kutipan tersebut dideskripsikan melalui cara...
A. Tingkah laku tokoh
B. Suasana disekitar tokoh
C. Pendapat tokoh lain
D. Uraian langsung
E. Uraian fisik tokoh
24. Kutipan tersebut mempunyai latar cerita dunia pendidikan. Hal tersebut dibuktikan
dengan pemakaian kata-kata...
A. Nilai ulangan, catur wulan, ibunda
B. Nilai ulangan, Ebtanas, kelas
C. Catur wulan, Ebtanas, Ibunda
D. Ibunda, mwnjawab, ruangan
E. Kelas, ujian, keingintahuan
Cermati teks berikut untuk soal nomor 25 dan 26!
Pada suatau petang matahari tiba-tiba memantulkan sinarnya menerobos awan dan
seekor burung kesiangan mjlai berkicau. Waktu Kyoto tiba dikebunnya, daun-daun sayur
mengkilap seperti digosok layaknya. Awan berwarna merah muda yang menggumpal di
puncak puncak pegunungan itu mempesona. Ia terkejut sewaktu mendengar suaminya tibatiba memanggilnya, dan tergesa-gesa ia ke atas, tanpa menunggu sampai tangannya yang

penuh lumpur dicuci dulu. Suaminya terengah-engah karena pemusatan tenaga yang
dibutuhkan untuk berteriak memanggilnya.
“Aku memanggil dan memanggil! Apa kau tidak dengar?”
“Aku sangat menyesal!”
“berhentilah dengan kerjamu dikebun itu! Bila aku tiap kali harus berteriak memanggilmu,
dalam sekejap saja aku akan mati. Lagi pula aku tidak melihat dimana kau berada dan apa
yang kau lakukan.”
“aku bekerja dikebun sayur. Akan tetapi, kalau tidak suka, aku akan berhenti kerja.”
Suaminya menjdi agak tenang
25. Keterkaitan watak tokoh istri yang patuh terhadap suami pada cerita dengan
kehidupan sehari-hari adalah...
A. Seorang istri akan selalu menuruti kehendak suaminya
B. Suami yang membatasi kehidupan dan pekerjaan istrinya
C. Suami merasa tenang jika mengetahui keberadaan istrinya
D. Suami selalu memerlukan bantuan dari istrinya
E. Suami melarang istrinya berkerja dikebun orang lain
26. Konflik pada suami yang terdapat pada cerita adalah...
A. Suami terengah-engah karena pemusatan tenaga untuk berteriak
B. Ia terkejut ketika tiba-tiba suaminya memanggilnya
C. Kekhawatiran suami karena tidak mengetahui keberadaan istrinya
D. Seorang suami tidak mengetahui keberadaan istrinya
E. Istri memustuskan berhenti bekerja di kebun sesuai permintaan suami