T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Deskriptif Kualitatif Kultivasi Penggunaan Kosa Kata: Studi Kasus Penggunaan Kosa Kata Bahasa Korea oleh Mahasiswa Fiskom UKSW T1 BAB V

BAB V
Penggunaan Kosa Kata Bahasa Korea dalam Pergaulan dikalangan
Mahsiswa FISKOM UKSW

Dalam bab ini penelitian ini akan memaparkan hasil dari penelitian yang telah
dilakukan dan menganalisa hasil penelitian untuk mengetahui alasan mahasiswamahasiswi menggunakan kosa kata bahasa korea dalam pergaulannya di FISKOM
UKSW.
Menurut teori kultivasi, televisi menjadi media atau alat utama dimana para
penonton televisi belajar tentang masyarakat dan kultur dilingkungannya. Persepsi
yang terbangun di benak penonton tentang masyarakat dan budaya sangat
ditentukan oleh televisi, masyarakat tentang dunia, orang-orangnya, nilai-nilainya,
serta adat kebiasanya.
Dalam hal ini, Gerbner menyatakan bahwa televisi merupakan suatu kekuatan
yang secara dominan dapat mempengaruhi masyarakat modern. Kekuatan tersebut
berasal dari kemampuan televisi melalui berbagai simbol untuk memberikan
berbagai gambaran yang terlihat nyata dan penting seperti sebuah kehidupan
sehari-hari. Televisi mampu mempengaruhi penontonnya, sehingga apa yang
ditampilkan di layar kaca dipandang sebagai sebuah kehidupan yang nyata,
kehidupan sehari-hari. Realitas yang tampil di media dipandang sebagai sebuah
realitas objektif.1
Perkembangan zaman dan masuknya Budaya Korea khususnya Drama Korea

saat ini memang sudah sangat digemari oleh masyarakat Indonesia terutama anakanak SMA atau mahasiswa-mahasiswa yang menyukai budaya pop korea. Hal ini
dikarenakan semakin banyaknya penggemar drama korea yang menantikan dramadrama terbaru untuk di tonton. Tidak hanya melalui televisi saja untuk menikmati

1

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/26905/Chapter%20II.pdf;jsessionid=BD1B
74E24C

20

drama korea tetapi kita bisa menikmati perkembangam zaman saat ini untuk
mengakses di media massa sepertiinternet, instagram dimana saja dan kapan saja.
Para narasumber dalampenelitian ini menyukai Drama Korea sejak tahun
2000an diawali dengan drama Endless Love pertama kali yang ditayangkan di
televisi Indonesia, seperti yang diugkapkan oleh Fanti sebagai berikut:
“sejak kecil, sekitar tahun 2002an di stasiun televisi Indonesia. Saat itu
sebatas televisi. Mulai intens lagi tahun 2013 setelah lulus SMAsekarang”2
Narissa mengungkapkan tidak jauh berbeda:
“sejak tahun 2004, pokoknya drama korea pertama itu endless love”3
Winda, Iin, dan Ayu mengungkapkan hal yang sama namun agak berbeda:

“dari SMP tahun 2009an”
Berbeda dengan yang Anes dan Yudithmengungkapkan sebagai berikut:
“sejak… kelas 3 SMA, hmm 2012an..”
Donny mengungkapkan yang berbeda dengan narasumber lainnya:
“mulai nonton 2013”4
Dari pernyataan delapan narasumber tersebut diatas dapat diketahui bahwa
mereka menyukai Drama Korea sejak tahun 2000an. Kemunculan Drama Korea
sejak tahun 2000an yang membuat mereka tertarik sampai saat ini dan ditayangkan
di stasiun televisi Indonesia, membuat mereka mencari informasi Drama Korea,
seperti televisi, media massa, atau dari teman-teman pergaulannya. Seperti yang
diungkapan narasumber mengapa sangat tertarik dengan Drama Korea oleh Fanti,
sebagai berikut:

2

Hasil wawancara dengan Fanti pada tanggal 11 Juli 2017
Hasil wawancara dengan Narisa pada tanggal 17 Juli 2017
4
Hasil wawancara dengan Donny pada tanggal 20 Juli 2017
3


21

“ drama korea selalu buat penasaran, apapun genrenya yang membuat
saya merasa ketagihan. Selain alur, pendukung lainnyaadalah para actor
atau aktrisnya mempunyai wajah yang menggemaskan dan pintar
memerankan tokoh di drama sehingga saya pecinta drama korea bisa
masuk kedalam alur cerintanya”5
Narissa mengungkapkan:
“tertarik sih, aku juga nonton tapi nggak mesti nonton cuman kalo
misalnya aku nonton satu atau dua yang bagus menurutku bagus ya aku
nonton”
“hmm terutama plotnya. Kalo di korea aku lebih mendingan ke plotnya
baru yang kedua sih actor dan aktrisnya”6
Hal yang sama diungkapkan oleh Winda:
“karena pemerannya sih biasanya. soalnya dramanya tuh nggak
ngebosenin, apalagi ceritanya nggak bertele-tele tuh, terus aktor dan
aktrisnya ganteng cantik gitu jadinggak ngebosenin hehe…”7
Iin juga mengungkapkan hal yang beda:
“yang sangat tertarik sama budayanya, pakaiannya, wajahnya, dan

makanannya hehe…”8
“Karena, saya suka melihat orang-orang korea, orang-orangnya cantikcantik dan ganteng-ganteng. Disisi lain juga menyukai budaya korea
yang berkembang maju”
Ayu mengungkapkan hal yang tidak jauh beda dengan Winda dan Iin:
“hmm apa ya gatau sih karna dari awal udah suka korea dari tahun
2009, terus tau-tau kok seru ya, ya mungkin ceritanya kebanyakan
adegan romantis ya, ya bedanya kan sama Indonesia yang
berkepanjangan kalo korea kan lebih pendek jadi lebih enak dinikmati
aja sih hehe..”
5

Hasil wawancara dengan Fanti pada tanggal 11 Juli 2017
Hasil wawancara dengan Narisa pada tanggal 17 Juli 2017
7
Hasil wawancara dengan winda pada tanggal 12 Juli 2017
8
Hasil wawancara dengan Iin pada tanggal 13 Juli 2017
6

22


“sering nonton karna suka soalnya pertama pemerannya ganteng.terus
drama korea kan kadang ada yang ringan-ringan banget dan kadang ada
yang berat-berat banget jadi kalo lagi bosen atau apa carinya tentang
korea-korea gitu.”
Berbeda dengan yang Anes ungkapkan:
“storylinenya sih. Storylinenya lumayan, apalagi kalo di bandingin tv
shownya Indonesia wkwk.. teruskan drama panjang tuh sampe beberapa
episode, jadi lumayan kalo pas suwung wkwk…”9
Yudith juga mengungkapkan:
“yang paling pertama itu pemainnya, kedua ceritanya”
“soalnya asik aja gitu, apalagi kalo liat aktor-aktornya yang ganteng
gitu”10
Pernyataan dari delapan narasumber diatas menunjukkan bahwa mereka
menyukai dengan drama Korea, mulai dari alur, plot, storyline, bahkan sampai
pemerannya aktor dan aktrisnya yang membuat mereka sangat menyukai Drama
Korea. Mengakses internet dimana saja memudahkan mahasiswa-mahasiswi
mengupdate drama Korea yang mereka sukai. Tidak hanya dari media saja, tetapi
dari mulut ke mulut dalam pergaulan mereka yang menyukai drama Korea.


5.1.1 Penggunaan kosa kata Bahasa korea dalam mahasiswi-mahasiswa saat
berkomunikasi melalui Media Massa atau via chatting.

Masuknya Drama Korea dikalangan mahasiswa-mahasiswi membuat dalam
pergaulannya dengan teman-temannya, terkadang mereka mengucapkan kosa kata
bahasa Korea dalam kehidupan sehari-sehari, baik dalam chattingan maupun dalam
mengobrol langsung dengan teman-temannya. Dalam pergaulan atau cahttingan

9

Hasil wawancara dengan Anes pada tanggal 12 Juli 2017
Hasil wawancara dengan Yudith pada tanggal 20 Juli 2017

10

23

mereka bisanya mengucapkan perkata pada kosa kata bahasa Korea. Berikut
pernyataan Fanti:
“iya, sering mengucapkan perkata. Untuk perkata dulu pernah, tapi tidak

sering. Karena dulu sempat les korea jadi hanya dengan teman les saja
yang menggunakan kalimat bahasa korea. Namum untuk sekarang hanya
perkata via chat dan ngobrol langsung. Via chat biasanya melalui stiker
jika menggunakan platform line hihi….”11
Narissa dan Donny mengungkapkan:
“hmm sering, tapi kalo di chat hanya orang-orang yang paham aja sih
tapi kalo nggakpaham ya nggak pakai”
“karena nggak terlalu fasih jadi aku mengucapkan nya beberapa kosa
kata aja sih, kaya ungkapan-ungkapanyang simple”
“pernah sih cuman kalo seringnya enggak, tapi cuma sama temen-temen
tertentu aja “
“hmm mengucapkan perkata sih”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Winda:
“pernah sih tapi ya sebagian doang kosa katanya. kadang perkata
kadang kalimat juga. Tapi yang gampang-gampang doang hehe..”12
Anes, Iin dan Ayu juga mengungkapkan:
“sering sih hehe. kadang perkalimat tapi lebih sering perkata sih”
Yudith juga mengungkapkan:
“iya. Kalo dichatiing sih ya nggak sering tapi pernah, kalo ngomong
langsung sih pernah”13

“mengucapkan perkata doang”

11

Hasil wawancara dengan Fanti pada tanggal 11 Juli 2017
Hasil wawancara dengan Winda pada tanggal 12 Juli 2017
13
Hasil wawancara dengan Yudith pada tanggal 20 Juli 2017
12

24

Perrnyataan diatas bisa dilihat seberapa besar mereka ketertarikan atau
menyukai kosa kata Drama Korea saat ini. Sebagai berikut diungkapkan oleh Fanti,
Iin, dan Yudith:
“85% tertarik dengan kosa kata bahasa Korea ”
Winda pun mengungkapkan kurang lebih hal yang sama dengan Fanti:
“80% tertarik sama kosa kata bahasa korea”14
Berbeda dengan Fanti dan Winda yang tidak jauh beda, Anes mengungkapkan:
“hmm 100%.. kalo tertarik ya tertarik banget”

Narissa mengungkapkan hanya:
“40% tertarik dengan kosa kata bahasa korea”15
Sedangkan Ayu mengungkapkan:
“hmm 98% tertarik sama kosa kata bahasa korea”16
Donny juga mengungkapkan:
“70% tertarik dengan kosa kata bahasa korea ”17
Dari penuturan diatas, dapat disimpulkan bahwa Fanti, Winda, Anes, Iin,
Narissa, Yudith, Ayu dan Donny tertarik dengan kosa kata bahasa Korea. Dalam
percakapan atau berbicara dengan teman-temannya, mereka menggunakan kosa
kata bahasa korea sehari-hari. Dalam setiap percakapannya mereka mengunakan
kosa kata sehari sepertiyang diungkapkan oleh Fanti, Iin, Narissa:
“anyeong, gumawo, ommo, andwe, hajima, ga, jjinja, daebak, heol,
chukae, gwenchana, mianhae, we gereo, faithing, mwo, jalja, mokja, ne,
eonni, eodisoyo, ottokhae”
14

Hasil wawancara dengan Winda pada tanggal 12 Juli 2017
Hasil wawancara dengan Narisa pada tanggal 17 Juli 2017
16
Hasil wawancara dengan Ayu pada tanggal 17 Juli 2017

17
Hasil wawancara dengan Donny pada tanggal 20 Juli 2017
15

25

“annyeong, saeng-ilchugha, saranghae, ne, khamsahamida, anyi dan
masih banyak lagi sih hehe…”
“ani, anyeong, andwe. Pokonya yang simple-simpel aja sih”
Winda dan Ayu juga mengungkapkan hal yang berbeda saat menggunakan kosa
kata bahasa Korea:
“kalo kalimat ya Annyeonghi chususeyo (selamat tidur), neo gateun
saram tto eopso (nggak ada yang lain seperti kamu”
“kalo perkata ya arraseo, mianhe, ppali…”18
“kalo perkalimat misalanya geunyeoneun maeu seong-gasin (dia
menyebalkan)..
Kalo perkata biasanya bogoshippo, ani, ya yang standart standart aja sih
ngucapinnya..”19

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Anes:

“kalo perkalimat kasih contonhya bingung, sesuai situasi sih lagi
ngomongin apa wkwk…”
“kalo perkata yang sering standart-standart aja sih, missal jinjja,
jeongmal, heol, baegopa, tteugeo, himdeuleo, ssibal dan lain-lain”20
Yudith dan Donny mengungkapkan hal yang sama:
“annyeong, oppa, daebakk. Ya yang simple-simple gitu”
“ahjuma, gumawo, khamsahamidah. Ya yang ngucapin yang standarstandart aja sih”
Dari pernyataan diatas merupakan kosa kata bahasa Korea yang sering
digunakan

oleh

mahasiswa-mahasiswi

dalam

percakapan

sehari-hari.

Menggunakan saat mengobrol dengan teman-temannya maupun mengbrol via
18

Hasil wawancara denga Winda pada tanggal 12 Juli 2017
Hasil wawancara dengan Ayu pada tanggal 17 Juli 2017
20
Hasil wawancara dengan Anes pada tanggal 12 Juli 2017
19

26

chatting

dengan

teman-temannya.

Beberapa

penggemar

drama

Korea

mengungkapkan ada banyak hal yang didapatkan ketika menonton drama Korea.
Seperti yang diungkapkan oleh Fanti:
“ngucapin bahasa korea karena bahasa korea sudah seperti kebiasaan.
Jadi ketika ada sesuatu terjadi rasanya seperti reflek untuk
menguca pkannya..”
“mengucapkan kosa kata bahasa korea kemaun sendiri, karena itu
seperti efek dari menonton drama korea. Jadi biasanya kata-kata tersebut
dapat menggambarkan suatu keadaan dimana bahasa Indonesia tidak
bisa menggambarkannya, kata-kata bahasa korea bisa lebih menjiwai
wkwk…”21
Winda mengungkapkan hal yang berbeda:
“enggak sih seneng aja.. soalnya emang pengen bisa bahasa korea, citacitanya juga pengen ke korea hehe..”
“yaa karna sering nonton drama drama korea, makanya jadi keikut gini
hehe..”22
Hal yang berbeda juga diungkapkan oleh Anes:
“enggak sih, kan emang aku suka bahasa asing, pengen pelajarin juga
jadi ya ngomong gitu buat latihan juga sih hehe..”
“hmm kalo aku pribadi sih emang tertarik sama bahasa-bahasa asing,
kalo buat bahasa korea dulu juga sempat belajar beberapa lama. Kalo
ikut temen sih ya bisa jadi, soale kalo nggak ada temen yang dijakin
ngomong bahasa korea juga gimana. Pengaruh media massa juga sih,
kan juga gara-gara media massa dapet kosa kata baru hehehe..”23
Iin juga mengungkapkan yang berbeda:
“kemauan sendiri”

21

Hasil wawancara dengan Fanti pada tanggal 11 Juli 2017
Hasil wawancara dengan Winda pada tanggal 12 Juli 2017
23
Hasil wawancara dengan Anes pada tanggal 12 Juli 2017
22

27

“hmm karena suka dengan bahasa korea dan cara pengucapannya yang
lucu hehehe…”24
Hal yang berbeda juga diungkapkan oleh Narissa:
“karna aku biasanya spontan, kadang refleks, tapi sama orang-orang
yang mengerti sih. Jadi sebenernya lebih kepada berkomunikasi sih,
karna kita kan punya interesting yang sama”
“karna nonton, terbawa gitu jadi kalo ada kosa kata lucu aku suka pakai,
tapi aku pakai cuma ke orang-orang yang yang ngerti juga ”25
Ayu mengungkapkan tidak jauh berbeda dengan Narissa:
“hmm kadang kebawa sih kalo lagi nonton drama kosa katanya nempel,
terus pas ketemu sama yang suka korea tau-tau keluar aja kosa
katanya”26
“hmm kalo aku sih karena kan di fiskom kan banyak yang nggak ngerti
juga kosa kata bahasa korea, kadang ngumpat dibelakang gitu biar
orang lain gatau itu apa bahasanya jadi kan ya ngomongin orang lain
pake bahasa korea”
Yudith mengungkapkan:
“karna pengaruh media massa”
“Cuma pengen kaya pemain drama nya imut-imut gitu haha…”27
Donny mengungkapkan hal yang sama seperti Yudith tetapi sedikit berbeda:
“yang pertama sih dari nontonnya ya, berarti media massa nya dulu trus
pengaruh dari temen-temen juga, terus dari pergaulan juga sih”
“itu sih bukan dibilang gaul atau keren ya, soalnya itu tuh bukan bahasa
yang jamak, nggak semua orang paham, nggak semua orang suka sama
yang korea-korea, nah itu tuh kayak euforiannya aja sih yang
penggemar-penggemar K-Drama, jadi nggak yang buat keren-kerenan
24

Hasil wawancara denga Iin pada tanggal 13 Juli 2017
Hasil wawancara dengan Narisa pada tanggal 17 Juli 2017
26
Hasil wawancara dengan Ayu pada tanggal 17 Juli 2017
27
Hasil wawancara dengan Yudith pada tanggal 20 Juli 2017
25

28

soalnya nggak semua orang tau jadi kita bicara tentang bahasa korea
sama yang tau-tau aja bahasa korea”28

Hal diatas merupakan penuturan kedelapan narasumber yang peneliti temui
dan melalui chattingan. Menyukai drama Korea hal yang menarik bagi mereka.
Booming nya hal-hal yang menujukkan identitas kebudayaan Korea di negara

Negara lain dimana hal ini disebabkan oleh meningkatnya arus globalisasi,
sehingga nilai-nilai asing seperti itu mudah mempengaruhi masyarakat Indonesia.
Televisi sangat berperan dalam kehidupan diberbagai aspek. Misalnya dalam
bidang pendidikan, pada waktu tertentu sesuai dengan masing msing jadwal
televisi swasta ataupun negri, ditampilkan acara yang berdasarkan pendidikan,
seperti kuis cerdas cermat, debat ataupun seminar seminar yang mendukung
edukasi.
Teknologi melahirkan suatu media yang baru yang dapat menyajikan
informasi secara cepat kepada masyarakat yaitu Televisi. TV sebagai alat
penangkap siaran dan gambar. Televisi merupakan jaringan komunikasi dengan
peran seperti komunikasi massa yaitu satu arah, menimbulkan keserempakan dan
komunikan bersifat heterogen. Televisi merupakan media massa berfungsi sebagai
alat pendidikan, penerangan, dan hiburan. Selain itu sifat negatif TV adalah
sepintas lalu, tidak dapat diterima dengan sempurna, dan menghadapi public yang
heterogen (Dominick, 2000 : 192).
Perkembangan zaman teknologi masa kini semakin bekembang, seperti
Korean Wave merupakan salah satu fenomena yang terjadi dalam era Globalisasi.

Globalisasi membuat interaksi antar seluruh warga dunia menjadi bebas dan
terbuka. Dampak dari globalisasi yakni perkembangan teknologi. Perkembangan
teknologi ini tampaknya semakin memudahkan kita dalam berbagai bidang
terlebih lagi dalam bidang telekomunikasi. Kita lebih mudah mendapatkan
informasi baik dalam negeri maupun luar negeri. Berbagai inovasi-inovasi
28

Hasil wawancara dengan Donny pada tanggal 20 Juli 2017

29

telekomunikasi pun semakin banyak seperti handphone yang dulunya dipakai
hanya untuk mengirim pesan singkat atau menelepon dan sekarang bisa dipakai
untuk mengakses internet. Televisi yang dulu hanya bisa digunakan untuk
menonton saja, sekarang sudah bisa disambungkan dengan jejaring internet, dan
masih banyak lagi inovasi-inovasi yang berhasil di ciptakan.
Korea merupakan Negara dengan Kemajuan Teknologi, Ekonomi, dan
Industri. Kemajuan Teknologi seperti drama Korea yang diproduksi oleh Korea
ditayangkan di Televisi Indonesia sejak tahun 2000an. Drama Korea sejak tahun
2000an sudah memikat hati masyarakat Indonesia. Seiring perkembangan zaman,
rumah produksi Korea memproduksi lagi untuk ditonton oleh masyarakat
Indonesia. Melihat penggemar Drama Korea, rumah Produksi membuat drama
Korea yang menceritakan kehidupan sehari-hari yang membuat masyrakat
Indonesia semakin tertaring dengan Drama Korea. Tidak hanya memproduksi
tetapi mereka bekerja sama dengan aktor dan aktris yang digilai oleh anak-anak
SMA maupun mahasiswa-mahasiwi.
Kemajuan industri hiburan khususnya yang memiliki kekhasan dalam
penyajian kepada semua khalayak sehingga baik dari masyarakat Korea sendiri
maupun Negara lain ikut menggemari hal ini khususnya Negara Indonesia.
Indonesia yang memiliki penduduk yang banyak tidak dapat dipungkiri lagi,
Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki Fan base terbesar di Asia.29
Televisi telah menjadi suatu fenomena besar yang diakui, bahwa perannya
sangat signifikan dalam membentuk pola pikir, opini publik, perubahan sikap dan
perilaku khalaya. Perkembangan televisi sebagai media massa begitu pesat dalam
kurun waktu yang relative singkat, televisi dapat mengjangkau wilayah dan jumlah
peonton yang tidak terbatas.
Fenomena dari globalisasi tidak hanya perkembangan teknologi seperti
televisi, tetapi dari media massa yang juga berpengaruh dalam berkembangnya
29

Fan base sebutan untuk klub penggemar

30

drama-drama Korea yang saat digemari oleh anak-anak SMA ataupun mahasiwamahasiswi. Efek media merupakan perubahan perilaku setelah manusia diterpa
pesan yang cukup kuat melalui media massa. Media massa yang berkembang saat
ini seperti media sosial, seperti youtube, instagram, facebook dll. Efek media juga
dapat diartikan sebagai dampak dari kehadiran sosial yang dimiliki oleh media
serta menyebabkan perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku manusia akibat
terpaan tersebut. Perubahan yang terjadi saat ini salah satu dari efek media sosial.
Rumah produksi korea mempromosikan atau menginformasi kan melalui media
sosial salah satunya Instagram.
Melalui media sosial lah masyarakat Indonesia mendapatkan informasi
terbaru atau ter-update salah satunya Instagram. Dari instagram kita mendapatkan
informasi drama Korea terbaru, mencari informasi cerita, alur, genre ataupun
mencari informasi pemain aktor atau aktrisnya. Menggemari drama Korea
merupakan perubahan yang terjadi saat ini, melalui sikap dan tingkah laku pada
tiap individu. Sikap dan tinggal laku yang berubah mengikuti perkembangan
budaya Korea yang sudah berkembang di Indonesia. Mengikuti tren atau mode
berpakaian, gaya rambut, fashion, dan salah satunya yakni menggunakan kosa
kata bahasa korea dalam pergaulan atau percakapan sehari-hari dengan teman-

temannya. Dalam hal ini, manusia tidak lepas dari pengaruh media massa tersebut,
dikarenakan setiap harinya manusia dipenuhi oleh informasi

yang di

komunikasikan melalui media.
Media massa diyakini memiliki kekuatan yang dahsyat untuk mempengaruhi
sikap dan perilaku manusia. Bahkan media massa mampu untuk mengarahkan
masyarakat seperti apa yang akan dibentuk di masa yang akan datang. Media
mampu membimbing dan mempengaruhi kehidupan di masa kini dan masa kini.
Seperti hal nya mereka yang rutin menggunakan sumber informasi sepeti media
massa lebih aktif mencari sumber sebagai informasi alternatif nya.
Dalam penelitian ini penggunaan kosa kata Bahasa Korea dalam pergaulan
dikalangan mahasiwi-mahasiswa di Fiskom UKSW menggunakan komunikasi lisan
31

atau komunikasi tertulis. Komunikasi lisan digunakan oleh dua orang atau lebih
dalam percakapan secara langsung dengan bertatap muka. Sedangkan komunikasi
tertulis digunakan seperti, pos, fax, surat, e-mail atau media massa seperti Line atau
Whatsapp. Melalui media massa ini mahasiswi-mahasiswa berkomunikasi via
chatting dengan teman-temannya. Berikut hasil screenshoot yang didapatkan oleh

penulis dari bebrapa narasumber.
Percakapan narasumber (Anes) penulis dengan teman-temannya

Gambar 1
Group Chatting Anes dengan teman-temannya

32

Gambar 2
Personal Chatting Anes dengan Evelyn

Percakapan narasumber (Ayu) peneliti dengan beberapa teman-temannya.

Gambar 3
Personal Chating Ayu dengan Anes
33

Gambar 4
Personal Chatting Ayu dengan Anes

Gambar 5
Personal Chatting Ayu dengan Anes

34

Gambar 6
Personal Chatting Ayu dengan Icha

Gambar 7
35

Personal Chatting Ayu dengan Icha

Gambar 8
Percakapan Ayu dengan Icha

36

Gambar 9
Personal Chatting Ayu dengan Anes

Gambar 10

37

Group Chatting Ayu dengan teman-temannya

Percakapannarasumber (Winda) dengan temannya dan stiker yang sering
digunakan di salah satu media massa seperti Line

Gambar 11
Personal Chatting Winda dengan Leo

38

Gambar 12
Stiker Line yang digunakan saat Chatting

Percakapan narasumber (Iin) dengan temannya

Gambar 13

39

Personal Chatting Iin dengan Pundhi

40

Gambar 14

Gambar 15

Gambar stiker Line yang digunakaan saat chatinggan

Gambar di atas merupakan platform yang sering digunakan oleh mahasiswimahasiwa dalam berkomunikasi secara tertulis melalui media massa yang mereka
gunakan. Komunikasi tertulis merupakan komunikasi yang dilakukan yang melalui
sebuah tulisan yang dilakukan dalam kegiatan surat menyurat yang melalui pos,
telegram, fax, e-mail maupun media massa yang bisa digunakan untuk chatting
dengan orang lain. Sedangkan komunikasi lisan merupakan bentuk komunikasi
dengan mengucapkan kata-kata secara lisan dan langsung kepada lawan
pembicaranya. Biasanya komunikasi lisan dapat dilakukan pada kondisi para personal
atau individu yang berkomunikasi berhadapan langsung.

41

Dokumen yang terkait

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25