Kajian Pelaksanaan Perjanjian Waralaba (Franchise Agreement) : Studi Mengenai Perjanjian Waralaba Toko Omi Kpri Iain-Su Dan Pt. Inti Cakrawala Citra

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah Pemerintah Republik Indonesia dewasa ini sedang giat-giatnya
melaksanakan pembangunan nasional dan pada dasawarsa terakhir telah
menjadikan pembangunan di bidang perekonomian sebagai tulang punggung
pembangunan nasional. Pembangunan di bidang perekonomian merupakan
pembangunan paling utama di Indonesia. Salah satu perkembangan yang
menonjol dan memperoleh perhatian dalam masa sepuluh tahun terakhir ini adalah
makin luasnya arus globalisasi yang berlangsung baik di bidang ekonomi, sosial,
budaya, maupun bidang-bidang lainnya. 1
Salah satu ciri globalisasi adalah kompetitif, kosmopolit, dan perubahan
yang amat cepat. Untuk mengantisipasi kondisi yang demikian, salah satu cara
yang dilakukan manusia adalah melakukan kerjasama atau kemitraan dalam
berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam menjalankan suatu perusahaan. Perlu
kita sadari bahwa kerjasama baru dapat mendatangkan keuntungan bagi kedua
belah pihak, apabila keduanya menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan
yang diperjanjikan dan dapat memelihara kerjasama yang terjalin.
Mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya adalah salah satu tujuan suatu
negara tidak terkecuali Indonesia. Pembangunan di bidang perekonomian
merupakan salah satu cara mencapai kesejahteraan masyarakat, karena seiriing


1

O.K. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual ( intellectual Property Rights), (
Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 336.

Universitas Sumatera Utara

pertumbuhan di bidang perekonomian ke arah yang lebih baik maka akan muncul
lapangan-lapangan pekerjaan baru, investasi-investasi yang dapat menjadi solusi
permodalan, dan hal-hal lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, para pengusaha dan
orang-orang yang ingin terjun langsung di dunia bisnis hendaknya terlebih dahulu
mengetahui dan memahami hukum bisnis secara detail agar bisnis yang ditekuni
berjalan dengan baik dan memberikan manfaat bagi dirinya dan menyejahterakan
masyarakat pada umumnya.
Salah satu upaya peningkatan perekonomian dalam hal kerjasama adalah
mengembangkan sistem penanaman modal (investasi). Penanaman modal
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan baik oleh orang pribadi (natural
person) maupun badan hukum (juridical person) dalam upaya untuk

meningkatkan dan/atau mempertahankan nilai modalnya, baik yang berbentuk
uang tunai (cash money), peralatan (equipment), aset tidak bergerak, hak atas
kekayaan intelektual, maupun keahlian dengan harapan mendapatkan keuntungan
di masa yang akan datang. 2
Penanaman modal ini dapat dilakukan secara langsung (direct investment)
maupun secara tidak langsung (indirect investment). Pada indirect investment)
kegiatannya mencakup transaksi di pasar uang dan pasar modal. Umumnya
investor melakukan jual beli sahan dan/atau mata uang dalam jangka waktu yang
relatif singkat, tergantung fluktuasi nilai saham atau uang yang diperjualbelikan. 3
Sedangkan pada direct investment, investor langsung menanamkan sahamnya
langsung pada suatu perusahaan atau peluang bisnis tertentu. Investor ikut serta
2

Ana Rokhmatussa’dyah,dan Suratman., Hukum Investasi & Pasar Modal, (Jakarta :
Sinar Grafika, 2015), hlm.3.
3
Ibid., hlm.5.

Universitas Sumatera Utara


dalam pelaksanaan , pengawasan, serta ikut menanggung resiko terhadap kesulitan
dan kerugian yang diperoleh. Salah satu peluang bisnis yang menggunakan sistem
direct investment adalah perusahaan denga sistem franchise atau di Indonesia
biasa disebut dengan waralaba.
Waralaba

(Franchise)

merupakan

suatu

perjanjian

mengenai

pendistribusian barang dan jasa terhadap konsumen. Franchise mengandung daya
tarik tersendiri bagi calon pengusaha yang ingin memiliki bisnis sendiri, tetapi
bukan sepenuhnya milik sendiri, dengan mengiminimalisir sebagian resiko
kegagalan usaha. Warren J. Keengen dalam bukunya Global Marketing

Management

mengatakan

bahwa

para

pengusaha

yang

bermaksud

mengembangkan usahanya secara internasional dapat melakukan beberap macam
pilihan cara, dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks, salah satu
diantaranya yaitu melakukan pewaralabaan (franchising). 4
Pada dasarnya sistem ini merupakan salah satu sistem perluasan pasar
yang dilakukan oleh perusahaan yang telah mapan, dengan adanya management
dan tingkat profitabilitas yang stabil, perusahaan tersebut dapat memberikan

keuntungan timbal balik antara perusahaan dengan pihak lain yang melakukan
kerja sama dengan sistem waralaba (franchise) tersebut. Wirausahawan pada
umumnya membutuhkan orang-orang dengan berbagai jenis keahlian untuk
membantu mereka agar bisnis yang mereka jalankan tetap menguntungkan dan
selalu berkembang. 5
Pengertian franchise berasal dari bahasa Perancis pada abad pertengahan,
yang diambil dari kata “franc” (bebas) atau “francher” (membebaskan), yang
4

Gunawan Widjaja, Waralaba, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Cet.1, 2001), hlm. 1
Ismail Solihi, Pengantar Bisnis Pengenalan Praktis dan Studi Kasus, (Jakarta : Kencana
Prenada Media Group, 2006), hlm. 119.
5

Universitas Sumatera Utara

secara umum diartikan sebagai pemberian hak istimewa. 6 Istilah franchise yang
sudah di Indonesia kan menjadi waralaba. Waralaba berasal dari kata “wara” yang
berarti lebih istimewa dan laba berarti untung. Jadi kata waralaba berarti untung.
Jadi kata waralaba berarti usaha yang memberikan keuntungan lebih/istimewa. 7

Seiring perkembangan zaman, pengertian franchise berubah menjadi pemberian
izin dalam pemakaian nama atau merek dagang. 8 Sistem ini diperkenalkan
pertama kali oleh Isaac Singer seorang pencipta mesin jahit merek Singer pada
tahun 1851 di Amerika Serikat, dapat menyebar ke Indonesia maupun negaranegara lain di dunia seperti Kanada, Cina, Jepang, Meksiko, Eropa adalah sebagai
konsekuensi dari era globalisasi.
Pola franchise atau waralaba ini berkembang baik di tengah jaman yang
semakin maju ini karena : 9
1.

Menawarkan kenyamanan / keleluasaan, hal ini sangat di dambakan oleh
manusia saat ini karena kehidupan sehari-hari sudah sedemikian menekan
sehingga ada waktu-waktu santai. Biasanya waktu tersebut mereka habiskan
untuk membeli kenyamanan. Contoh : jasa SPA, Body Care, dan sebagainya.

2.

Peningkatan permintaan akan jasa, hal ini merupakan sektor yang
berkembang pesat karena dalam pemenuhan kebutuhan kehidupan manusia
tidak terlepas dari ketergantungan kepada sesamanya. Contoh : antar jemput
anak sekolah, katering, dan sebagainya.


6

Adrian Sutedi,Hukum Waralaba, ( Bogor : Ghalia Indonesia, 2008), hlm. 6.
Darmawan Budi Suseno, Sukses Usaha Waralaba Mudah, Resiko Rendah dan
Menguntungkan, (Yogyakarta: Cakrawala, 2007), hlm. 19
8
Anonymous, Pengertian Franchise,http/id/shvoong.com , diakses pada tanggal 7 Juli
2017
9
Lindawaty Sewu, Franchise Pola Bisnis Spektakuler Dalam Perspektif Hukum &
Ekonomi,( Bandung : CV.Utomo, 2004), hlm. 2.
7

Universitas Sumatera Utara

3.

Konsumen tidak mempunyai waktu, waktu merupakan hal yang sangat
berharga oleh karena itu kita dituntut untuk berprilaku


cepat. Contoh :

Kentucky Fried Chicken , Texas, dan lain sebagainya.
4.

Pelayanan dan kualitas yang baik, hal ini karena sangat didambakan oleh
konsumen dimanapun mereka berada.
Di Indonesia franchise dikenal sejak era 70-an ketika masuknya Shakey

Pisa , KFC , Swensen dan Burger King. Perkembangan terlihat sangat pesat
dimulai sekitar 1995. Data Deperindag pada tahun 1997 mencatat sekitar 259
perusahaan penerima franchise di Indonesia. Setelah itu, usaha franchise
mengalami kemerosotan karena terjadi krisis moneter. 10
Para penerima franchise asing terpaksa menutup usahanya karena nilai
rupiah yang terperosok sangat dalam. Hingga tahun 2000-an,franchise asing
masih menunggu untuk masuk ke Indonesia. Hal itu disebabkan kondisi ekonomi
dan politik yang belum stabil ditandai dengan perseteruan para elit politik.
Barulah pada tahun 2003, usaha franchise di tanah air mengalami perkembangan
yang sangat pesat. 11

Pesatnya pertumbuhan bisnis waralaba di Indonesia, membuktikan bahwa
telah terjadi perubahan cara pandang dalam konsep jaringan distribusi barang dan
jasa yang ada selama ini. Karena dalam sistem bisnis seperti ini memungkinkan
seorang pengusaha melaksanakan upaya perluasan usaha dengan membuka
jaringan outlet di berbagai tempat tanpa harus mengeluarkan biaya dengan
investasi sendiri. Melalui konsep pemasaran sistem waralaba, setiap perusahaan
pemilik waralaba dapat menawarkan hak penggunaan sistem usaha tertentu
10

Johannes Ibrahim dan Lindawaty Sewu, Hukum Bisnis dalam Persepsi Manusia
Modern, ( Jakarta : Refika Aditama, 2004), hlm. 113.
11
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

miliknya kepada calon penerima waralaba yang disertai dengan pemberian
bantuan teknis yang berupa pemberian latihan, pedoman operasi, supervisi dan
manajemen. 12
Sebagai pranata sosial dalam kehidupan ekonomi, kehadiran waralaba

menghadirkan permasalahan di bidang hukum. Hal ini terjadi akibat adanya
hubungan –hubungan yang terjadi atas sistem perjanjian waralaba tersebut. Untuk
itu perlu aturan yang mengatur berjalannya perjanjian waralaba di Indonesia.
Selain ketentuan umum yang terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Burgerlijk Wetboek), pemerintah juga memberikan perhatian khusus
terutama dari segi hukum, sehingga lahirlah Peraturan Pemerintah Nomor 42
Tahun 2007 tentang Waralaba dan Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan Republik Indonesia Nomor 53/M-DAG/PER/8/2012 tentang
penyelenggaraan waralaba.
Hal – hal yang diatur oleh hukum dan perundang-undangan merupakan
das sollen (segala sesuatu yang mengharuskan kita untuk berpikir dan bersikap)
yang harus ditaati oleh para pihak dalam perjanjian waralaba. Jika para pihak
mematuhi peraturan dan tidak menyimpang dari aturan main yang ada, maka tidak
akan timbul permasalahan dalam perjanjian waralaba ini. Dalam kenyataan
kehidupan masyarakat seringkali perilaku menyimpang dari aturan yang sudah
ada, seperti halnya dalam perjanjian bisnis waralaba dimana penyimpangan ini
menimbulkan wanprestasi sebagai akibat tidak ditaatinya aturan main oleh para
pihak. Berlakunya hukum dilihat dari pola harapan dan pelaksanaannya

12


Lindawaty Sewu, Op.Cit., hlm. 18.

Universitas Sumatera Utara

(expectation and performance) ini memberikan bobot yang lebih realistis serta
dinamis terhadap berlakunya hukum. 13
Perjanjian waralaba merupakan salah satu aspek perlindungan hukum
kepada para pihak dari perbuatan yang merugikan pihak lain. Jika salah satu pihak
melanggar isi perjanjian waralaba, maka pihak yang lain dapat menuntut pihak
yang melanggar sesuai dengan hukum yang berlaku. Saat ini sektor bisnis
waralaba sudah beragam bentuknya, yaitu dari sektor pendidikan, salon, retail,
laundry, kebugaran, pencucian mobil, aksesoris kenderaan serta makanan dan
minuman sudah banyak yang diwaralabakan. Salah satunya yaitu di dalam skripsi
ini dari sektor minimarket / retail yaitu waralaba Toko OMI KPRI IAIN - SU.
Semua hal yang terkait dengan franchise Toko OMI KPRI IAIN – SU dan
PT. Inti Cakrawala Citra ini diatur dalam suatu perjanjian waralaba atau franchise
agreement yang dalam perjanjian tersebut memuat hak dan kewajiban masingmasing pihak baik franchisor (pemberi waralaba) PT. Inti Cakrawala Citra
maupun franchisee (penerima waralaba) Toko OMI KPRI IAIN - SU.
Pengembangan bisnis waralaba di bidang minimarket / retail merupakan suatu
bisnis yang prospeknya sangat menjanjikan karena bisnis ini berkembang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yang akan terus ada, sehingga sangat baik untuk
dikembangkan dan menarik jika dapat mengetahui bagaimana pelaksanaan dalam
perjanjian franchise atau waralaba.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih
lanjut dengan judul : “Kajian Pelaksanaan Perjanjian Waralaba (Franchise

13

Satjipto Rahardjo, Permasalahan Hukum di Indonesia, (Bandung : Alumni, 1978), hlm.

13.

Universitas Sumatera Utara

Agreement) : Studi Mengenai Perjanjian Waralaba Toko OMI KPRI IAINSU dan PT. Inti Cakrawala Citra”.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis akan bahas, yaitu :
1. Bagaimanakah pengaturan bisnis waralaba (franchise) dalam kerangka hukum
nasional di Indonesia?
2. Bagaimanakah bentuk dan pengaturan perjanjian waralaba (Franchise
Agreement) Toko OMI KPRI IAIN – SU dan PT. Inti Cakrawala Citra?
3. Bagaimanakah penyelesaian masalah jika terjadinya sengketa antara Toko OMI
KPRI IAIN-SU dan PT. Inti Cakrawala Citra?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.

Untuk mengetahui bagaimana pengaturan bisnis waralaba (franchise) dalam
kerangka hukum nasional di Indonesia.

2.

Untuk mengetahui bagaimana bentuk dan pengaturan perjanjian waralaba
(franchise agreement) Toko OMI KPRI IAIN – SU dan PT. Inti Cakrawala
Citra.

3. Untuk mengetahui bagaimana penyelesaian masalah jika terjadinya sengketa
antara Toko OMI KPRI IAIN-SU dan PT. Inti Cakrawala Citra.
Adapun yang menjadi manfaat dari penulisan ini adalah :

Universitas Sumatera Utara

1. Hasil penulisan ini diharapkan akan memberikan sumbangan pengetahuan
dalam hukum.
2. Sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk akademisi dan praktisi hukum.
3. Memberikan kajian akademis yang lebih objektif, jelas, tegas dan terperinci
kepada para pihak yang berkecimpung dalam bisnis waralaba.
4. Secara teoritis untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan
ilmu hukum khususnya ilmu pengetahuan hukum yang menyangkut perjanjian
waralaba.
5. Secara praktis penelitian ini sebagai informasi kepada masyarakat terutama
kalangan dunia usaha, praktisi tentang perjanjian waralaba dan sebagai
masukan kepada pemberi waralaba dan kepada penerima waralaba untuk
mengetahui dan mendalami hak dan kewajiban masing-masing di dalam
sebuah perjanjian kerja.

D. Keaslian Penelitian
Penulisan ini telah diperoleh dari literatur perpustakaan, informasi dan
ilmu yang diperoleh dari perkuliahan serta dari media massa baik media cetak
maupun media elektronik yang pada akhirnya dituangkan dalam bentuk skripsi.
Maka, keaslian penulisan dalam menjamin adanya. Meskipun dalam tulisan ini
terdapat pendapat dan kutipan-kutipan dari berbagai sumber, hal ini semata-mata
adalah sebagai bahan penunjang dalam penulisan ini karena hal tersebut memang
sangat dibutuhkan demi memenuhi kesempurnaan penulisan penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara

Skripsi ini berjudul “Kajian Pelaksanaan Perjanjian Waralaba (Franchise
Agreement) : Studi Mengenai Perjanjian Waralaba Toko OMI KPRI IAIN-SU dan
PT. Inti Cakrawala Citra”. Sehubungan dengan keaslian judul skripsi ini, Penulis
melakukan pemeriksaan pada perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara untuk membuktikan bahwa judul skripsi tersebut belum ada atau belum
terdapat di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.Bila di kemudian hari
ternyata terdapat judul yang sama atau telah ditulis oleh orang lain dalam bentuk
skripsi

sebelum

skripsi

ini

dibuat,

makahal

itu

dapat

dimintakan

pertanggungjawabannya.

E. Tinjauan Pustaka
Perjanjian didalam Pasal 1313 Kitab Undang – Undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wetboek) menyatakan “suatu perbuatan yang mana satu orang atau
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”. 14 Sedangkan
menurut Subekti, perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji
kepada seseorang lain atau dimana itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu
hal. 15
Waralaba (Franchise) menurut Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun
2007 merupakan hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan
usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan
barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau

14

R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek), , (Jakarta : Pradnya Paramita, 2009), hlm.338.
15
R. Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta : Intermasa, 1979), hlm. 1.

Universitas Sumatera Utara

digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba. 16 Secara bebas dan
sederhana, waralaba didefinisikan sebagai hak istimewa (privilege) yang terjalin
dan atau diberikan oleh pemberi waralaba (franchisor) kepada penerima waralaba
(franchisee) dengan sejumlah kewajiban atau pembayaran. 17 Dalam format bisnis,
pengertian waralaba adalah pengaturan bisnis dengan sitem pemberian hak
pemakaian nama dagang oleh franchisor kepada pihak independen atau franchisee
untuk menjual produk atau jasa sesuai dengan kesepakatan. 18

F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.

Spesifikasi penelitian
Penelitian yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini bersifat

deskriptif yang mengacu kepada penelitian hukum normatif yaitu mengkaji
ketentuan-ketentuan tentang Kajian Pelaksanaan Perjanjian Waralaba (Franchise
Agreement) : Studi Mengenai Perjanjian Waralaba Toko OMI KPRI IAIN-SU dan
PT. Inti Cakrawala Citra. Adapun metode pendekatan yang digunakan adalah
metode pendekatan yuridis.
Penelitian normatif dapat dikatakan juga dengan penelitian sistematik
hukum sehingga bertujuan mengadakan identifikasi terhadap pengertian-

16

Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 Tentang Waralaba,
BAB I, Pasal 1 ayat (1).
17
Adrian Sutedi,Loc.Cit.
18
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

pengertian pokok/dasar dalam hukum, yakni masyarakat hukum, subyek hukum,
hak dan kewajiban, peristiwa hukum, hubungan hukum dan obyek hukum. 19
2.

Data Penelitian
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. 20 Data

penelitian ini dikumpulkan melalui penelusuran kepustakaan (library research)
untuk memperoleh bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, serta bahan
hukum tersier. 21 Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber
data sekunder, dimana data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber
data sekunder, dimana data yang diperoleh secara tidak langsung.
a. Bahan hukum primer
Dokumen peraturan yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang
berwenang. Dalam tulisan ini diantaranya adalah Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2007 tentang
Waralaba, Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia
Nomor 53/M-DAG/PER/8/2012 tentang Penyelenggaraan Waralaba.
b. Bahan hukum sekunder
Semua dokumen yang merupakan informasi atau hasil kajian tentang
Perjanjian dan Waralaba, seperti buku-buku, seminar-seminar, jurnal hukum,
majalah, koran, karya tulis ilmiah, dan beberapa sumber dari internet yang
berkaitan dengan permasalahan diatas.
c. Bahan hukum tersier

19

Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta :
Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 15.
20
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta : Rineka
Cipta, 2010), hlm.172.
21
Sumaidi Suryabrata, Metode Penelitian (Jakarta : Raja Grafindo, 2004), hlm.39.

Universitas Sumatera Utara

Semua dokumen yang berisi tentang konsep-konsep dan keteranganketerangan yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,
seperti kamus, ensiklopedi, dan sebagainya.
3.

Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi adalah

dengan penelusuran pustaka (library research) yaitu mengumpulkan data dari
informasi dengan bantuan buku, karya ilmiah dan juga perundang-undangan yang
berkaitan dengan materi penelitian, serta penelitian lapangan melalui wawancara
di Toko OMI KPRI IAIN - SU di medan.
Menurut M. Nazil dalam bukunya, dikemukakan bahwa studi kepustakaan
adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap
buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada
hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. 22
4.

Analisa data
Penelitian hukum normatif yang menelaah data sekunder menyajikan data

berikut dengan analisisnya. 23 Metode analisis data dilakukan dengan metode
kualitatif dengan penarikan kesimpulan secara deduktif.
Metode penarikan kesimpulan pada dasarnya ada dua, yaitu metode
penarikan kesimpulan secara deduktif dan induktif. Metode penarikan kesimpulan
secara deduktif adalah suatu proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui
dan berakhir pada suatu kesimpulan (pengetahuan baru) yang bersifat lebih
khusus. 24 Metode penarikan kesimpulan secara induktif adalah proses berawal

22

M. Nazil, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 111.
Soerjono Soekanto, Op.cit., hlm. 69.
24
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2007), hlm. 11.
23

Universitas Sumatera Utara

dari proposisi-proposisi khusus (sebagai hasil pengamatan) dan berakhir pada
kesimpulan (pengetahuan baru) berupa asas umum. 25 Penarikan kesimpulan
terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan dengan mempergunakan metode
penarikan kesimpulan secara deduktif maupun induktif, sehingga akan dapat
merangkum jawaban terhadap permasalahan yang telah disusun. 26

G. Sistematika Penulisan
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab pendahuluan yang isinya antara lain
memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan,
manfaatpenulisan, keaslian judul, tinjauan pustaka, metode
penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II

PENGATURAN BISNIS WARALABA (FRANCHISE) DALAM
KERANGKA HUKUM NASIONAL DI INDONESIA
Bab ini dibahas tinjauan mengenai sejarah dan perkembangan
terbentuknya waralaba (franchise), pengertian dan istilah waralaba
(franchise), jenis-jenis waralaba, serta pengaturan waralaba di
Indonesia.

BAB III

BENTUK DAN PENGATURAN PERJANJIAN WARALABA
(FRANCHISE AGREEMENT) TOKO OMI KPRI IAIN – SU
DAN PT. INTI CAKRAWALA CITRA

25

Ibid., hlm. 10.
Winarno Surachmad, Dasar dan Teknik Research (Pengantar Metodologi Ilmiah),
(Bandung : Tarsito, 1982), hlm. 131.
26

Universitas Sumatera Utara

Bab ini akan membahas tentang bentuk dan pengaturan perjanian
waralaba Toko OMI KPRI IAIN – SU dan PT. Inti Cakrawala
Citra, hak dan kewajiban permberi waralaba (franchisor) serta hak
dan kewajiban penerima waralaba (franchisee).
BAB IV

PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA TOKO OMI KPRI
IAIN-SU DAN PT. INTI CAKRAWALA CITRA
Bab ini akan membahas tentang pelaksanaan perjanjian waralaba
(franchise agreement) dan bagaimana penyelesaian sengketa antara
Toko OMI KPRI IAIN-SU dan PT. Inti Cakrawala Citra.

BAB V

PENUTUP
Bab ini merupakan bab kesimpulan dan saran, yaitu sebagai bab
yang berisikan kesimpulan mengenai permasalahan yang dibahas
terhadap permasalahan tersebut.

Universitas Sumatera Utara