Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Jeruk Di Kabupaten Tanah Karo Chapter III VI
BAB 3
GAMBARAN UMUM KABUPATEN KARO
3.1 Sosial Budaya
Penduduk asli yang mendiami wilayah kabupaten Karo disebut suku bangsa Karo.
Suku bangsa Karo ini mempunyai adat istiadat yang sampai saat ini terpelihara dengan
baik dan sangat mengikat bagi suku bangsa Karo sendiri. Suku ini terdiri dari Merga
Silima, Tutur Siwaluh, Rakut Siteluh.
Merga Silima yakni :
1. Karo – karo
2. Ginting
3. Sembiring
4. Tarigan
5. Perangin – angin
Dari kelima Merga tersebut, masih terdapat sub-sub merga. Berdasarkan
merga ini makah tersusunlah pola kekerabatan atau yang dikenal dengan rakut sitelu,
tutur siwaluh dan perkaden-kaden sepuluh dua tambah sada.
Rakut Siteluh yakni :
1. Senina/Sembuyak
Universitas Sumatera Utara
2. Kalimbubu
3. Anak Beru
Tutur Siwaluh yakni :
1. Sipemeren
2. Siparibanen
3. Sipengalon
4. Anak beru
5. Anak beru menteri
6. Anak beru singikuri
7. Kalimbubu
8. Puang kalimbubu
Perkaden-kaden Sepuluh Dua yakni :
1. Nini
2. Bulang
3. Kempu
4. Bapa
5. Nande
6. Anak
7. Bengkila
8. Bibi
9. Permen
10. Mama
11. Mami
Universitas Sumatera Utara
12. Bere-bere
Dalam perkembanganya, adat suku bangsa karo terbuka, dalam arti bahwa
suku bangsa indonesia lainnya dapat diterima menjadi suku bangsa karo dengan
beberapa persayaratan adat yaitu :
1. Masyarakat karo terkenal dengan semangat keperkasaannya dalam pergerakan
merebut kemerdekaan Indonesia, misalnya petempuran melawan Belanda,
Jepang, politik bumi hangus. Semangat patriotisme ini dapat kita lihat
sekarang dengan banyaknya makam para pahlawan di Taman Makam
Pahlawan di Kota Kabanjahe yang didirikan pada tahun 1950.
2. Penduduk kabupaten Karo adalah dinamis dan patriotis serta taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Masyarakat Karo kuta berpengang pada adat istiadat
yang luhur, merupakan modal yang dapat dimanfaatkan dalam proses
pembangunan.
Dalam kehidupan masyarakat Karo, idaman dan harapan yang ingin
diwujudkan adalah pencapaian tiga hal pokok yang disebut tuah, sangap, dan
menjuah-juah.
1) Tuah berarti menerima berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, mendapat
keturunan, banyak kawan dan sahabat, cerdas, gigih, disiplin dan menjaga
kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk generasi yang akan
datang.
2) Sangap berarti mendapat rejeki, kemakmuran bagi pribadi, bagi anggota
keluarga, bagi masyarakat serta bagi generasi yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
3) Menjuah-juah berarti sehat sejahtera lahir batin, aman, damai, bersemangat
Universitas Sumatera Utara
serta keseimbangan dan keselarasan antara manusia dengan manusia, antara
manusia dengan lingkungan, antara manusia dengan Tuhannya.
3.2 Pemerintahan
Sistem pemerintahan tertua yang dijumpai diwilayah kabupaten Karo
penghulu,
yang
menjalankan
pemerintahan
dikampung(kuta)
menurut
adalah
adat.
Terbentuknya suatu kuta harus memenuhi persayaratan adat antara lain: ada merga
pendiri (merga taneh/simatek kuta), ada senina simantek kuta(kalimbubu taneh). Pada
masa penjajahan Belanda mulai tahun 1906, sistem pemerintahan di wilayah
kabupaten Karo pada dasarnya adalah :
1. Pemerintahan oleh Onderafdeling Karo Landen yang dipimpin oleh Controleur
pimpinan pemerintahan selalu dingan bangsa Belanda.
2. Landschaap, yaitu pemerintahan bumi putra. Pemerintahan (landschaap) ini
dibentuk berdasarkan perjanjian pendek dengan pemerintah Onderafdeling.
Berdasarkan perjanjian pendek (Korte Verklaring) tahun 1907, maka di Tanah
Karo terdapat lima Landscaap yang dikepalai oleh Sibayak yang membawahi
beberapa Urung yang dikepalai oleh Raja Urung yaitu:
a. Landscaap Lingga, membawahi enan urung :
1. Sepuluh Dua Kuta Di Kabanjahe
2. Telu Kuta di Lingga
3. Tigapancur di Tigapancur
4. Empat Teran di Naman
Universitas Sumatera Utara
5.
Lima Senina di Batu Karang
6. Tiganderket di Tiganderket
7. Namo Haji di kutabuluh
8. Liang Melas di Samperaya
b. Landscaap Sarinembah, membawahi empat urung :
1. Sepuluhpitu Kuta di Sarinembah
2. Perbisi di Perbisi
3. Juhar di Juhar
4. Kuta Bangun di Kuta Bangun
c. Landscaap Suka, membawahi empat urung :
1. Suka di Suka
2. Sukapiring di Serebaya
3. Ajinembah di Ajinembah
4. Tongging di tongging
d. Landscaap Barusjahe, membawahi dua urung :
1. Sipitu Kuta di Barusjahe
2. Sinaman Kuta di Sukanalu
Pada masa penjajahan Jepang susunan pemerintahan di Tanah Karo adalah
serupa dengan masa penjajahn Belanda, dengan pergantian orang-orangnya yakni
yang setia kepada pejajahan Jepang. Pada masa kemerdekaan RI struktur
pemerintahaan di Tanah Karo adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Pemerintahan Tanah Karo sebagai alat pemerintahaan pusat yang pada saat itu
dikepalai oleh Sibayak Ngerajai Meliala
2. Pemerintahan Swapraja yaitu Landscaap :
a. Lingga dengan eman urung
b. Barusjahe dengan dua urung
c. Suka dengan empat urung
d. Sarinembah dengan empat urung
e. Kutabuluh dengan dua urung
Oleh Komite Nasional Indonesia, Tanah Karo dalam sidangnya tanggal 13
Maret 1946, kabupaten Karo diperluas dengan daerah Deli Hulu dan Cingkes, dibagi
kedalam tiga Kewedaan dengan masing-masing membawahi lima kecamatan yaitu :
1. Kewedaan Kabanjahe membawahi lima kecamataan yaitu :
a. Kabanjahe
b. Tigapanah
c. Barusjahe
d. Simpang Empat
e. Payung
2. Kewedaan Tigabinanga membawahi 5 kecamatan yaitu :
a. Tigabinanga
b. Juhar
c. Munte
d. Kutabuluh
Universitas Sumatera Utara
e. Mardinding
3. Kewedaan Deli Hulu membawahi lima kecamatan yaitu :
a. Pancur Batu
b. Sibolangit
c. Kutalimbaru
d. Biru-biru
e. Namo Rambe
3.3 Bentuk dan Susunan Pemerintahan Daerah
Susunan pemerintahan daerah seperti yang diatur menurut UU No.32 tahun 2004
bahwa unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah adalah Pemerintahan Daerah dan
DPRD, dimana Pemerintah Daerah sebagai Badan Eksekutif dan DPRD sebagai
Badan Legislatif. Pemerintah Daerah Kabupaten dipimpin oleh seorang Bupati dan
dalam menjalankan tugas dan wewenangnya selaku Kepala Daerah dibantu oleh
seorang Wakil Bupati. Sejak terbentuknya Kabupaten Karo hingga saat ini tercatat
yang memimpin kabupaten Karo adalah sebagai berikut :
No
Nama Bupati
Masa Bakti
1
Ngerajai Meliala
1946
2
Rakutta Sembiring Berahmana
1950-1957
3
Raja Purba
1957-1957
4
Abdullah Eteng
1957-1960
Universitas Sumatera Utara
5
Mayor Matang Sitepu
1960-1966
Universitas Sumatera Utara
6
Baharudin Siregar
1966-1969
7
Kol. Tampak Sebayang, S.H
1970-1981
8
Drs. Rukun Sembiring
1981-1986
9
Ir. Menet Ginting
1986-1991
10
Drs. Rupai Perangin-angin
1991-1995
11
Kol. Drs. D.D. Sinulingga
1995-2000
12
Sinar Perangin-angin
2000-2005
13
Drs. D.D. Sinulingga
2005-2010
14
Ukur Karo J Sinulingga
2011-2014
15
Terkelin Brahmana
2014-sekarang
No
Nama Ketua DPRD
Masa Bakti
1
Selamat Ginting
1950-1955
2
Tokoh Purba
1955-1959
3
Matang Sitepu
1959-1962
4
Tempe Perangin-angin
1962-1965
5
Kolom Bukit
1965-1971
6
Panjang Barus
1971-1977
7
Muli Sembiring
1977-1982
8
Kursi Singarimbun
1982-1987
9
Kursi Singarimbun
1987-1992
10
Musim Firman Taringan
1992-1997
11
Netangsa Suka Tendel
1997-1999
12
Bon Purba
1999-2004
13
R. Ramanus Purba
2004-2009
14
Siti Aminah br Perangin-angin
2009-2011
Universitas Sumatera Utara
15
Effendy Sinukaban, SE
2011-2014
16
Nora Else Surbakti
2014-2019
Sumber : Kantor BPS Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Wilayah kabupaten Karo terbagi dalam 13 kecamatan dan 258 desa/kelurahaan
yaitu :
1. Kecamatan Kabanjahe, sebanyak 8 desa dan 5 kelurahaan
2. Kecamatan Berastagi, sebanyak 5 desa dan 4 kelurahaan
3. Kecamatan Tigapanah sebanyak 29 desa
4. Kecamatan Merek, Sebanyak 19 desa
5. Kecamatan Barusjahe, sebanyak 19 desa
6. Kecamatan Simpang Empat, sebanyak 40 desa
7. Kecamatan Payung, sebanyak 40 desa
8. Kecamatan Kutabuluh, sebanyak 16 desa
9. Kecamatan Munte, sebanyak 22 desa
10. Kecamatan Juhar, sebanyak 24 desa
11. Kecamatan Tigabinanga, sebanyak 18 desa dan 1 kelurahan
12. Kecamatan Laubaleng, sebanyak 13 desa
13. Kecamatan Mardingding, sebanyak 10 desa
3.4 Penduduk
Hasil sensus tahun 2010 penduduk kabupaten Karo berjumlah 350.960 jiwa, yang
mendiami wilayah seluas 2.127,25 Km, kepadaan penduduk diperkirakan 180
jiwa/Km, laju pertumbuhan penduduk Karo tahun 2011-2015 (keadaan tengah tahun)
adalah sebesar 2,18 % per tahun. Tahun 2015 di Kabupaten Karo Penduduk lakilaki Berjumlah
193.397 jiwa dan perempuan berjumlah 196.194 jiwa. Sex rasio sebesar 98,57 %.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya dengan melihat jumlah penduduk yang berusia dibawah 15 tahun
dan 65 tahun ke atas maka diperoleh rasio ketergantungan sebesar 58,15% yang
berarti setiap seratus orang usia produktif menanggung 59 orang dari usia dibawah 15
tahun dan 65 tahun ke atas. Beban tanggungan anak sebesar 52 dan beban tanggungan
lanjut sebesar 7.
3.5 Iklim dan Geografis
3.5.1 Iklim
Kabupaten Karo beriklim tropis dan mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan
musim kemarau. Musim Hujan pertama mulai bulan Agustus sampai dengan bulan
Januari dan musim kedua pada bulan Maret sampai bulam Mei, sedangkan musim
kemarau biasanya pada bulan Februari, Juni, Juli.
Curah hujan di kabupaten Karo pada tahun 2015 tertinggi pada bulan Oktober
sebesar 188,5 mm dan terendah pada bulan Agustus sebesar 20 mm sedangkan hari
hujan tertinggi pada bulan Oktober dan Nopember sebanyak 22 hari dan terendah pada
bulan Maret sebanyak 4 hari. Suhu udara berkisar antara 15,5 C s/d 23,2 C dengan
kelembapan udara rata-rata setinggi 89,82 % .
3.5.2 Geografis
Secara geografis letak kabupaten Karo berada diantara 2'50' – 3'19' LU dan 97'55' –
98'38' BT dengan luas 2.127,25 Km. Kabupaten Karo terletak pada jajaran bukit
Universitas Sumatera Utara
barisan dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran tinggi. Dua gunung berapi
aktif di wilayah ini sehingga rawan gempa vulkanik.
Wilayah kabupaten Karo berada pada ketinggian 120 – 1400 meter diatas
permukaan laut. Sebelah Utara berbatasan dengan kebupaten Langkat dan kabupaten
Deli Serdang, sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Dairi dan kabupaten Toba
Samosir, sebelah Timur beebatsaan dengan kebupaten Siamlungun dan sebelah barat
berbatassan dengan provinsi Nangroe Aceh Darusalam.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1 Analisis Data
Data yang diambil dari kantor Badan Pusat Statistika (BPS) Provinsi Sumatera Utara
adalah data hasil produksi jeruk, luas lahan jeruk dan curah hujan di Kabupaten Tanah
Karo pada tahun 2007-2015. Adapun datanya sebagai berikut :
Tabel 4.1
Data Produksi, Luas Lahan dan Curah Hujan
Pada Tahun 2007-2015
Tahun
Luas Lahan (ribuan ha)
Curah Hujan (mm)
Produksi (ribuan ton)
2007
4.39
115.17
33.71
2008
4.75
94.92
37.27
2019
6.34
149.75
49.50
2010
9.78
184.67
47.22
2011
10.02
159.67
54.22
2012
10.03
172.42
58.87
2013
11.41
198.67
61.83
2014
9.73
188.5
40.89
2015
14.12
157.42
76.90
Sumber : Badan Pusat Statistik(BPS) Sumatera Utara
Y = Produksi Jeruk
X 1 = Luas Lahan
X 2 = Curah Hujan
Universitas Sumatera Utara
No
X1
X2
Y
X1^2
X!X2
1
4,39
115,17
33,71
19,2721
505,5963 13264,13 147,9869 3882,381 1136,364
2
4,75
94,92
37,27
22,5625
450,87
9009,806 177,0325 3537,668 1389,053
3
6,34
149,75
49,5
40,1956
949,415
22425,06 313,83
4
9,78
184,67
47,22
95,6484
1806,073 34103,01 461,8116 8720,117 2229,728
5
10,02
159,67
54,22
100,4004 1599,893 25494,51 543,2844 8657,307 2939,808
6
10,03
172,42
58,87
100,6009 1729,373 29728,66 590,4661 10150,37 3465,677
7
11,41
198,67
61,83
130,1881 2266,825 39469,77 705,4803 12283,77 3822,949
8
9,73
188,5
40,89
94,6729
9
14,12
157,42
76,9
199,3744 2222,77
JLH 80,57
1421,19 460,41
X2^2
X1Y
X2Y
Y^2
7412,625 2450,25
1834,105 35532,25 397,8597 7707,765 1671,992
24781,06 1085,828 12105,6
802,9153 13364,92 233808,2 4423,58
5913,61
74457,59 25019,43
Universitas Sumatera Utara
4.2 Persamaan Regresi Linear Berganda
Sehingga didapat dari suatu persamaan :
∑Y
= a0n + a1 ∑ X 1 + a2 ∑ X 2
∑YX1 = a0 ∑ X 1 + a1 ∑ X 1 + a2 ∑ X 1 X 2
2
∑YX 2 = a0n + a1 ∑ X 1 + a2 ∑ X 2
Dapat kita subsitusikan nilai-nilai dari persamaan diatas, sehingga diperoleh :
461
= 9 a0
+ 81 a1
+ 1421 a2
4447
= 81 a0
+ 811 a1
+ 13412 a2
74458 = 1421 a0 +13412 a1 + 233808 a2
Setelah persamaan diatas diselesaikan dengan metode subsitusi dan eliminasi,
maka diperoleh koefisien-koefisien regresi linear berganda yaitu :
a0 = 28,36
a1 = 4,47
a2 = -0,11
Dengan demikian kita dapat membuat model persamaan linearnya yaitu :
^
Y = 28,36 + 4,47 X 1 - 0,11 X 2
Universitas Sumatera Utara
4.3 Menghitung Nilai Kekeliruan Baku Taksiran
^
Untuk menghitung nilai kekeliruhan baku taksiran diperlukan harga-harga Y yang
diperoleh dari persamaan regresi diatas untuk tiap harga X 1 dan X 2 yang diketahui
Tabel 4.3 Kekeliruan Tafsiran Baku
^
^
^
(Y − Y ) (Y − Y )2
No
X1
X2
Y
Y
1
4,39
115,17
33,71
35,31
-1,60
2,57
2
4,75
94,92
37,27
39,15
-1,88
3,54
3
6,34
149,75
49,50
40,23
9,27
85,98
4
9,78
184,67
47,22
51,76
-4,54
20,64
5
10,02
159,67
54,22
55,59
-1,37
1,87
6
10,03
172,42
58,87
54,23
4,64
21,55
7
11,41
198,67
61,83
57,51
4,32
18,67
8
9,73
188,50
40,89
51,12
-10,23
104,61
9
14,12
157,42
76,90
74,16
2,74
7,51
JLH
80,57
1421,19
460,41
459,06
1,35
266,94
^
Dengan k = 2 ; n = 9 dan ∑(Y − Y )2 = 266,94
Maka didapat ;
^
S yx
∑(Y − Y )
=
n − k −1
2
2
12
=
266,94
9−2−1
=
266,94
6
= 44,49012
S yx12 =
44,49012
= 6,670092
Universitas Sumatera Utara
Ini berarti bahwa rata-rata jumlah produksi yang sebenarnya akan
menyimpang dari rata-rata yang diperkirakan sebesar 6,670092 ribu ton.
4.4 Uji Regresi Linear Ganda
2
F
R /k
=
(1 − R 2 ) /(n − k − 1)
=
(0,82) / 2
(1 − 0,82) /(9 − 2 − 1)
=
0,41
0,03
= 13,66666666666666
= 13,7
Dimana :
n =9 ;k =2
v1 = 2 ; v2 = 6
F0,05( 2,6) = 5,14
ternyata Fhit > Ftab , berarti H 0 di tolak
Sehingga : Terdapat hubungan-hubungan yang signifikan antara variabel
X1 dan X 2
dengan variabel Y yang bersifat nyata terhadap persamaan regresi.
Universitas Sumatera Utara
4.5 Perhitungan Korelasi Linear Ganda
R 2=
a1 ∑ x1 y + a2 ∑ x2 y
∑y2
Dimana :
∑ x1 y = ∑ X 1Y −
(∑ X 1 )(∑Y )
n
∑ x2 y =
(∑ X 2 )(∑Y )
n
∑y
2
∑ X 2Y −
(∑Y )
= ∑Y −
n
2
2
∑ x1 y = ∑ X 1Y −
= 4447 -
(∑ X 1 )(∑Y )
n
(81)(461)
9
= 4447 - 4149
= 298
∑ X 2Y −
(∑ X 2 )(∑Y )
n
= 74458 -
(1421)(461)
9
∑ x2 y =
= 74458 - 72786,77
= 1671,23
Universitas Sumatera Utara
∑ y2
(∑Y )
= ∑Y −
n
2
2
= 25019 -
4612
9
= 25019 - 23613,44
= 1405,56
R 2=
a1 ∑ x1 y + a2 ∑ x2 y
∑y2
=
(4,47)(298) + (−0,11)(1671)
1406
=
1332,06 − 183,81
1406
=
1148,25
1406
= 0,816667852
= 0,82
Dari hasil perhitungan didapat korelasi ( R 2 ) positif yaitu sebesar 0,82 yang
menunjukkan bahwa produksi jeruk dipengaruhi oleh factor luas lahan dan curah
hujan sebesar 82 % sedang 18 % dipengaruhi oleh factor-faktor lain.
Universitas Sumatera Utara
4.6 Perhitungan Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Produksi dengan Luas Lahan
RYX1 =
=
n ∑ X 1Y − ∑ X 1 ∑Y
(n ∑ X − (∑ X )12 )(n ∑Y 2 − (∑Y ) 2 )
2
1
9(4446) − (81)(461)
(9(811) − (81)2 )(9(25019) − (461)2 )
=
4014 − 37341
(7299 − 6561)(225171 − 212521)
=
2673
(738)(12650)
=
2673
9335700
=
2673
3055,437
= 0,874833943
= 0,875
Nilai positif yang menandakan hubungan yang searah antara jumlah produksi
jeruk dengan luas lahan. Artinya, penambahan suatu lahan maka akan meningkatkan
jumlah produksi jeruk, sebaliknya penurunan suatu lahan maka akan menurunkan
jumlah produksi jeruk. Dimana hubungan antara produksi dengan luas lahan sangat
kuat yaitu sebesar 87,75 % .
Universitas Sumatera Utara
Koefisien Korelasi Produk dengan Curah Hujan
RYX2 =
=
n ∑ X 2Y − ∑ X 2 ∑Y
(n ∑ X 22 − (∑ X )22 )(n ∑Y 2 − (∑Y )2 )
9(74458) − (1421)(461)
(9(233808) − (1421)2 )(9(25019) − (461)2 )
=
670122 − 644081
(2104272 − 2019241)(225171 − 212521)
=
15041
(85031)(12650)
=
15041
1075642150
=
15041
32796,98
= 0,4201755109
= 0,42
Nilai positif yang menandakan hubungan yang searah antara jumlah produksi
jeruk dengan curah hujan. Artinya, penambahan curah hujan maka akan meningkatkan
jumlah produksi jeruk, sebaliknya penurunan suatu lahan maka akan menurunkan
jumlah produksi jeruk. Dimana hubungan antara produksi dengan curah hujan sedang
yaitu sebesar 42 % .
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Pengertian Implementasi Sistem
Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain
sistem yang ada dalam desain yang disetujui, menginstal, dan memulai sistem baru
atau sistem yang diperbaiki.
Tahapan implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis
kedalam program. Dalam pengolahan data pada tugas akhir ini penulis menggunakan
satu perangkat lunak sebagai implementasi sistem yaitu program SPSS 18.0 for
Windows.
5.2 Pengenalan SPSS ( Statistical Product for Service Solution)
SPSS sebagai software statistic, pertama kali dibuat tahun 1968 oleh tiga mahasiswa
Stanford University. Pada awalnya SPSS dibuat untuk pengolahan data statistik untuk
ilmu sosial (SPSS pada saat itu adalah singkatan dari Statistical Package for the
Social Science), sekarang diperluas untuk melayani berbagai jenis user, seperti untuk
Universitas Sumatera Utara
riset ilmu-ilmu sains, produksi di pabrik dan lain sebagainya. Sehingga sekarang
kepanjangan SPSS adalah Statistical Product for Service Solution.
Untuk memudahkan pengolahan data dan mempercepat pengolahan data-data
statistika, banyak kita kenal perangkat lunak computer yang mendukung yang dapat
kita gunakan untuk megolah data, serperti paket SPSS, Micrastat, Statgraf, MINITAB
dan perangkat lunak lainnya yang menggunakan bahasa pemograman tingkat tinggi
seperti PASCAL, FORTRAN, BASIC, dan lain sebagainya.
Dalam hal pengolahan data komputet mempunyai kelebihan dari manusia yaitu
kecepatan, ketepatan, dan keandalan dalam memproses data. Dan dengan adanya
perangkat lunak computer tersebut kita sangat terbantu karena ada kalanya data yang
sangat rumit dan banyak itu tidak dapat dikerjakan secara manual atau dengan
menggunakan tenaga manusia yang tentunya membutuhkan waktu dan tenaga yang
banyak untuk mengolah data tersebut, disamping itu faktor kesalahan yang dilakukan
manusia relative besar. Dan dengan adanya komputer perangkat lunak, diharapkan
pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan cepat dan tepat waktu dan dengan tingkat
kesalahan yang relative kecil.
Dalam pembahsan data ini penulis menggunakan program computer yaitu
SPSS. SPSS adalah suatu program computer khusus statistic yang mampu memproses
data statistik secara cepat dan tepat.
SPSS banyak dipakai dalam berbagai riset pasar, pengendalian, dan perbaikan
mutu serta riset-riset sains dan banyak digunakan oleh perusahaan untuk membuat dan
Universitas Sumatera Utara
mendistribusikan informasi hasil pengolahan data statistika untuk berbagai
pengambilan keputusan strategis perusahaan.
5.3 Langkah-Lagkah Pengolahan Data dengan SPSS
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan program
linear berganda dengan SPSS sesuai dengan data dalam penulisan ini :
1. Aktifkan program SPSS pada windows dengan perintah :
Klik Start lalu All program dan pilih SPSS Inc, pilh PAWS Statistic 18
Gambar 5.1 Aktifkan Program SPSS
2. Setelah diklik tombol tersebut, maka akan muncul tampilan gambar sebagai
berikut :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.2 Evaluation Version
3. Klik tombol Cancel pada kotak dialog tersebut supaya langsung masuk ke data
editor seperti gambar 5.3
Gambar 5.3 Tampilan Data Editor
Menamai variable dan property yang diperlukan. Buat nama untuk setiap
variable, jenis atau type, label data dan sebagainya. Untuk membuatnya
klik
Universitas Sumatera Utara
tab sheet Variabel View yang ada dibagian kiri bawah, atau dapat langsung
menekan Ctrl+T. maka akan tampil seperti berikut :
Gambar 5.4 Tampilan Variabel View
3.1 Pengisian :
Name, sesuai kasus, letakkan pointer pada kolom Name, klik ganda pada
sel tersebut dan ketik namanya.
Type,tipe data yang digunakan adalah numeric
Width, ketikan 8
Desimal, ketikan 2
Label, label adalah keterangan untuk nama variable yang disertakan
Value dan Missing, diabaikan saja
Coloum, ketikan 10
Aligment, adalah posisi data, pilih left
Measure, adalah hal yang terpenting menyangkut tipe variable yang
nantinya menentukan jenis analisis yang digunakan pilih scale
Universitas Sumatera Utara
3.2 Pengisian Variabel
Variabel Y (Produksi Jeruk)
Oleh karena merupakan variable pertama, tempatkan pointer pada baris
pertama
Name, ketikkan produksi jeruk pada sel tersebut
Type, pilih numeric
Width, ketikan 8
Decimal, ketikkan 2
Measure, pilih scale
Variabel X 1 (Luas lahan)
Oleh karena merupakan variable kedua, tempatkan pointer pada baris
kedua
Name, ketikkan luas lahan pada sel tersebut
Type, pilih numeric
Width, ketikan 8
Decimal, ketikkan 2
Measure, pilih scale
Variabel X 2 (Curah Hujan)
Oleh karena merupakan variable ketiga, tempatkan pointer pada baris
ketiga
Name, ketikkan curah hujan pada sel tersebut
Type, pilih numeric
Width, ketikan 8
Decimal, ketikkan 2
Universitas Sumatera Utara
Measure, pilih scale
Gambar 5.5 Variabel View dalam SPSS
Setelah selesai kemudian tekan Ctrl+T untuk kembali ke data view
3.3 Pengisian Data
Isikan data pada masing-masing sel yang tersedia dan setelah itu simpan
data dengan cara telan Ctrl+S kemudian ketikan nama file yang akan
disimpan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.6 Pengisian Data View dalam SPSS
3.4 Pengolah Data
1. Buka lembar kerja / file yang telah dibuat
Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze, lalu pilih sub menu
Regresion, lalu pilih Linear.
Gambar 5.7 Tampilan Jendela Pengisian Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
2. Pengisian
a. Dependent, pilih variabel produksi jeruk, lalu pindahkan ke
kolom dependent
b. Independent, pilih variabel luas lahan dan curah hujan, lalu
pindahkan ke kolom independent
c. Method, pilih Enter, sehingga hailnya seperti berikut :
Gambar 5.8 Tampilan Jendela Pengisian Regresion Linear
3. Pilih kolom statistic dengan mengklik tab Statistic dan berikan tanda
ceklist pada kotak Estimate, Model Fit, Deskriptive, sehingga akan
tampil seperti berikut :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.9 Tampilan Jendela Pengisian Regresion Linear Statistics
4. kemudian klik Continue, untuk melanjutkan pengisian
5. Klik tab Plot, kemudian ceklist Histogram dan Normal Probality
Plot, lalu klik tombol Continue, akan tampak seperti dibawah ini :
6.
Gambar 5.10 Tampilan Jendela Pengisian Regresion Linear Plots
Universitas Sumatera Utara
7. Klik Save dan pilih Unstandardizerd, Standardizes dan Adjusted
pada Predicted Value dan Standardizes pada Residual
Gambar 5.9 Tampilan Jendela Pengisian Regresion Linear Save
8. lalu klik Ok maka akan tampil hasilnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa pada bab sebelumnya serta hasil dari pengumpulan data
yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan :
^
1. Persamaan estimasinya adalah : Y = 28,36 + 4,47 X 1 - 0,11 X 2
2.
Fhit > Ftab berarti H 0 ; ditolak. Terdapat hubungan berarti yang signifikan
antara luas lahan dan gurah hujan terhadap produksi jeruk.
3. Hubungan antara produksi jeruk dengan luas lahan sebesar 87,5 % dan antara
hasil produksi jeruk dengan curah hujan sebesar 42 %. Sedangkan hubungan
antara luas lahan dan curah hujan terhadap produksi jeruk sebesar 82 %.
Universitas Sumatera Utara
6.2 Saran
1. Berdasarkan analisa diatas penulis menyarankan agar metode regresi dapat
digunakan untuk meramalkan data produksi jeruk dimasa yang akan
datang.
2. Sebagai bahan masukkan bagi pihak yang ingin meningkatkan hasil
produksi jeruk di Kabupaten Tanah Karo dan dapat digunakan untuk
mengambil suatu kebijakan.
3. Hasil penelitian saya sangat jauh dari kesempurnaan, bagi teman-teman
yang mempunyai kritik dan saran yang membangun agar dikemudian hari
hasil penelitian saya dapat lebih baik dari analisa diatas.
Universitas Sumatera Utara
GAMBARAN UMUM KABUPATEN KARO
3.1 Sosial Budaya
Penduduk asli yang mendiami wilayah kabupaten Karo disebut suku bangsa Karo.
Suku bangsa Karo ini mempunyai adat istiadat yang sampai saat ini terpelihara dengan
baik dan sangat mengikat bagi suku bangsa Karo sendiri. Suku ini terdiri dari Merga
Silima, Tutur Siwaluh, Rakut Siteluh.
Merga Silima yakni :
1. Karo – karo
2. Ginting
3. Sembiring
4. Tarigan
5. Perangin – angin
Dari kelima Merga tersebut, masih terdapat sub-sub merga. Berdasarkan
merga ini makah tersusunlah pola kekerabatan atau yang dikenal dengan rakut sitelu,
tutur siwaluh dan perkaden-kaden sepuluh dua tambah sada.
Rakut Siteluh yakni :
1. Senina/Sembuyak
Universitas Sumatera Utara
2. Kalimbubu
3. Anak Beru
Tutur Siwaluh yakni :
1. Sipemeren
2. Siparibanen
3. Sipengalon
4. Anak beru
5. Anak beru menteri
6. Anak beru singikuri
7. Kalimbubu
8. Puang kalimbubu
Perkaden-kaden Sepuluh Dua yakni :
1. Nini
2. Bulang
3. Kempu
4. Bapa
5. Nande
6. Anak
7. Bengkila
8. Bibi
9. Permen
10. Mama
11. Mami
Universitas Sumatera Utara
12. Bere-bere
Dalam perkembanganya, adat suku bangsa karo terbuka, dalam arti bahwa
suku bangsa indonesia lainnya dapat diterima menjadi suku bangsa karo dengan
beberapa persayaratan adat yaitu :
1. Masyarakat karo terkenal dengan semangat keperkasaannya dalam pergerakan
merebut kemerdekaan Indonesia, misalnya petempuran melawan Belanda,
Jepang, politik bumi hangus. Semangat patriotisme ini dapat kita lihat
sekarang dengan banyaknya makam para pahlawan di Taman Makam
Pahlawan di Kota Kabanjahe yang didirikan pada tahun 1950.
2. Penduduk kabupaten Karo adalah dinamis dan patriotis serta taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Masyarakat Karo kuta berpengang pada adat istiadat
yang luhur, merupakan modal yang dapat dimanfaatkan dalam proses
pembangunan.
Dalam kehidupan masyarakat Karo, idaman dan harapan yang ingin
diwujudkan adalah pencapaian tiga hal pokok yang disebut tuah, sangap, dan
menjuah-juah.
1) Tuah berarti menerima berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, mendapat
keturunan, banyak kawan dan sahabat, cerdas, gigih, disiplin dan menjaga
kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk generasi yang akan
datang.
2) Sangap berarti mendapat rejeki, kemakmuran bagi pribadi, bagi anggota
keluarga, bagi masyarakat serta bagi generasi yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
3) Menjuah-juah berarti sehat sejahtera lahir batin, aman, damai, bersemangat
Universitas Sumatera Utara
serta keseimbangan dan keselarasan antara manusia dengan manusia, antara
manusia dengan lingkungan, antara manusia dengan Tuhannya.
3.2 Pemerintahan
Sistem pemerintahan tertua yang dijumpai diwilayah kabupaten Karo
penghulu,
yang
menjalankan
pemerintahan
dikampung(kuta)
menurut
adalah
adat.
Terbentuknya suatu kuta harus memenuhi persayaratan adat antara lain: ada merga
pendiri (merga taneh/simatek kuta), ada senina simantek kuta(kalimbubu taneh). Pada
masa penjajahan Belanda mulai tahun 1906, sistem pemerintahan di wilayah
kabupaten Karo pada dasarnya adalah :
1. Pemerintahan oleh Onderafdeling Karo Landen yang dipimpin oleh Controleur
pimpinan pemerintahan selalu dingan bangsa Belanda.
2. Landschaap, yaitu pemerintahan bumi putra. Pemerintahan (landschaap) ini
dibentuk berdasarkan perjanjian pendek dengan pemerintah Onderafdeling.
Berdasarkan perjanjian pendek (Korte Verklaring) tahun 1907, maka di Tanah
Karo terdapat lima Landscaap yang dikepalai oleh Sibayak yang membawahi
beberapa Urung yang dikepalai oleh Raja Urung yaitu:
a. Landscaap Lingga, membawahi enan urung :
1. Sepuluh Dua Kuta Di Kabanjahe
2. Telu Kuta di Lingga
3. Tigapancur di Tigapancur
4. Empat Teran di Naman
Universitas Sumatera Utara
5.
Lima Senina di Batu Karang
6. Tiganderket di Tiganderket
7. Namo Haji di kutabuluh
8. Liang Melas di Samperaya
b. Landscaap Sarinembah, membawahi empat urung :
1. Sepuluhpitu Kuta di Sarinembah
2. Perbisi di Perbisi
3. Juhar di Juhar
4. Kuta Bangun di Kuta Bangun
c. Landscaap Suka, membawahi empat urung :
1. Suka di Suka
2. Sukapiring di Serebaya
3. Ajinembah di Ajinembah
4. Tongging di tongging
d. Landscaap Barusjahe, membawahi dua urung :
1. Sipitu Kuta di Barusjahe
2. Sinaman Kuta di Sukanalu
Pada masa penjajahan Jepang susunan pemerintahan di Tanah Karo adalah
serupa dengan masa penjajahn Belanda, dengan pergantian orang-orangnya yakni
yang setia kepada pejajahan Jepang. Pada masa kemerdekaan RI struktur
pemerintahaan di Tanah Karo adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Pemerintahan Tanah Karo sebagai alat pemerintahaan pusat yang pada saat itu
dikepalai oleh Sibayak Ngerajai Meliala
2. Pemerintahan Swapraja yaitu Landscaap :
a. Lingga dengan eman urung
b. Barusjahe dengan dua urung
c. Suka dengan empat urung
d. Sarinembah dengan empat urung
e. Kutabuluh dengan dua urung
Oleh Komite Nasional Indonesia, Tanah Karo dalam sidangnya tanggal 13
Maret 1946, kabupaten Karo diperluas dengan daerah Deli Hulu dan Cingkes, dibagi
kedalam tiga Kewedaan dengan masing-masing membawahi lima kecamatan yaitu :
1. Kewedaan Kabanjahe membawahi lima kecamataan yaitu :
a. Kabanjahe
b. Tigapanah
c. Barusjahe
d. Simpang Empat
e. Payung
2. Kewedaan Tigabinanga membawahi 5 kecamatan yaitu :
a. Tigabinanga
b. Juhar
c. Munte
d. Kutabuluh
Universitas Sumatera Utara
e. Mardinding
3. Kewedaan Deli Hulu membawahi lima kecamatan yaitu :
a. Pancur Batu
b. Sibolangit
c. Kutalimbaru
d. Biru-biru
e. Namo Rambe
3.3 Bentuk dan Susunan Pemerintahan Daerah
Susunan pemerintahan daerah seperti yang diatur menurut UU No.32 tahun 2004
bahwa unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah adalah Pemerintahan Daerah dan
DPRD, dimana Pemerintah Daerah sebagai Badan Eksekutif dan DPRD sebagai
Badan Legislatif. Pemerintah Daerah Kabupaten dipimpin oleh seorang Bupati dan
dalam menjalankan tugas dan wewenangnya selaku Kepala Daerah dibantu oleh
seorang Wakil Bupati. Sejak terbentuknya Kabupaten Karo hingga saat ini tercatat
yang memimpin kabupaten Karo adalah sebagai berikut :
No
Nama Bupati
Masa Bakti
1
Ngerajai Meliala
1946
2
Rakutta Sembiring Berahmana
1950-1957
3
Raja Purba
1957-1957
4
Abdullah Eteng
1957-1960
Universitas Sumatera Utara
5
Mayor Matang Sitepu
1960-1966
Universitas Sumatera Utara
6
Baharudin Siregar
1966-1969
7
Kol. Tampak Sebayang, S.H
1970-1981
8
Drs. Rukun Sembiring
1981-1986
9
Ir. Menet Ginting
1986-1991
10
Drs. Rupai Perangin-angin
1991-1995
11
Kol. Drs. D.D. Sinulingga
1995-2000
12
Sinar Perangin-angin
2000-2005
13
Drs. D.D. Sinulingga
2005-2010
14
Ukur Karo J Sinulingga
2011-2014
15
Terkelin Brahmana
2014-sekarang
No
Nama Ketua DPRD
Masa Bakti
1
Selamat Ginting
1950-1955
2
Tokoh Purba
1955-1959
3
Matang Sitepu
1959-1962
4
Tempe Perangin-angin
1962-1965
5
Kolom Bukit
1965-1971
6
Panjang Barus
1971-1977
7
Muli Sembiring
1977-1982
8
Kursi Singarimbun
1982-1987
9
Kursi Singarimbun
1987-1992
10
Musim Firman Taringan
1992-1997
11
Netangsa Suka Tendel
1997-1999
12
Bon Purba
1999-2004
13
R. Ramanus Purba
2004-2009
14
Siti Aminah br Perangin-angin
2009-2011
Universitas Sumatera Utara
15
Effendy Sinukaban, SE
2011-2014
16
Nora Else Surbakti
2014-2019
Sumber : Kantor BPS Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Wilayah kabupaten Karo terbagi dalam 13 kecamatan dan 258 desa/kelurahaan
yaitu :
1. Kecamatan Kabanjahe, sebanyak 8 desa dan 5 kelurahaan
2. Kecamatan Berastagi, sebanyak 5 desa dan 4 kelurahaan
3. Kecamatan Tigapanah sebanyak 29 desa
4. Kecamatan Merek, Sebanyak 19 desa
5. Kecamatan Barusjahe, sebanyak 19 desa
6. Kecamatan Simpang Empat, sebanyak 40 desa
7. Kecamatan Payung, sebanyak 40 desa
8. Kecamatan Kutabuluh, sebanyak 16 desa
9. Kecamatan Munte, sebanyak 22 desa
10. Kecamatan Juhar, sebanyak 24 desa
11. Kecamatan Tigabinanga, sebanyak 18 desa dan 1 kelurahan
12. Kecamatan Laubaleng, sebanyak 13 desa
13. Kecamatan Mardingding, sebanyak 10 desa
3.4 Penduduk
Hasil sensus tahun 2010 penduduk kabupaten Karo berjumlah 350.960 jiwa, yang
mendiami wilayah seluas 2.127,25 Km, kepadaan penduduk diperkirakan 180
jiwa/Km, laju pertumbuhan penduduk Karo tahun 2011-2015 (keadaan tengah tahun)
adalah sebesar 2,18 % per tahun. Tahun 2015 di Kabupaten Karo Penduduk lakilaki Berjumlah
193.397 jiwa dan perempuan berjumlah 196.194 jiwa. Sex rasio sebesar 98,57 %.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya dengan melihat jumlah penduduk yang berusia dibawah 15 tahun
dan 65 tahun ke atas maka diperoleh rasio ketergantungan sebesar 58,15% yang
berarti setiap seratus orang usia produktif menanggung 59 orang dari usia dibawah 15
tahun dan 65 tahun ke atas. Beban tanggungan anak sebesar 52 dan beban tanggungan
lanjut sebesar 7.
3.5 Iklim dan Geografis
3.5.1 Iklim
Kabupaten Karo beriklim tropis dan mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan
musim kemarau. Musim Hujan pertama mulai bulan Agustus sampai dengan bulan
Januari dan musim kedua pada bulan Maret sampai bulam Mei, sedangkan musim
kemarau biasanya pada bulan Februari, Juni, Juli.
Curah hujan di kabupaten Karo pada tahun 2015 tertinggi pada bulan Oktober
sebesar 188,5 mm dan terendah pada bulan Agustus sebesar 20 mm sedangkan hari
hujan tertinggi pada bulan Oktober dan Nopember sebanyak 22 hari dan terendah pada
bulan Maret sebanyak 4 hari. Suhu udara berkisar antara 15,5 C s/d 23,2 C dengan
kelembapan udara rata-rata setinggi 89,82 % .
3.5.2 Geografis
Secara geografis letak kabupaten Karo berada diantara 2'50' – 3'19' LU dan 97'55' –
98'38' BT dengan luas 2.127,25 Km. Kabupaten Karo terletak pada jajaran bukit
Universitas Sumatera Utara
barisan dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran tinggi. Dua gunung berapi
aktif di wilayah ini sehingga rawan gempa vulkanik.
Wilayah kabupaten Karo berada pada ketinggian 120 – 1400 meter diatas
permukaan laut. Sebelah Utara berbatasan dengan kebupaten Langkat dan kabupaten
Deli Serdang, sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Dairi dan kabupaten Toba
Samosir, sebelah Timur beebatsaan dengan kebupaten Siamlungun dan sebelah barat
berbatassan dengan provinsi Nangroe Aceh Darusalam.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1 Analisis Data
Data yang diambil dari kantor Badan Pusat Statistika (BPS) Provinsi Sumatera Utara
adalah data hasil produksi jeruk, luas lahan jeruk dan curah hujan di Kabupaten Tanah
Karo pada tahun 2007-2015. Adapun datanya sebagai berikut :
Tabel 4.1
Data Produksi, Luas Lahan dan Curah Hujan
Pada Tahun 2007-2015
Tahun
Luas Lahan (ribuan ha)
Curah Hujan (mm)
Produksi (ribuan ton)
2007
4.39
115.17
33.71
2008
4.75
94.92
37.27
2019
6.34
149.75
49.50
2010
9.78
184.67
47.22
2011
10.02
159.67
54.22
2012
10.03
172.42
58.87
2013
11.41
198.67
61.83
2014
9.73
188.5
40.89
2015
14.12
157.42
76.90
Sumber : Badan Pusat Statistik(BPS) Sumatera Utara
Y = Produksi Jeruk
X 1 = Luas Lahan
X 2 = Curah Hujan
Universitas Sumatera Utara
No
X1
X2
Y
X1^2
X!X2
1
4,39
115,17
33,71
19,2721
505,5963 13264,13 147,9869 3882,381 1136,364
2
4,75
94,92
37,27
22,5625
450,87
9009,806 177,0325 3537,668 1389,053
3
6,34
149,75
49,5
40,1956
949,415
22425,06 313,83
4
9,78
184,67
47,22
95,6484
1806,073 34103,01 461,8116 8720,117 2229,728
5
10,02
159,67
54,22
100,4004 1599,893 25494,51 543,2844 8657,307 2939,808
6
10,03
172,42
58,87
100,6009 1729,373 29728,66 590,4661 10150,37 3465,677
7
11,41
198,67
61,83
130,1881 2266,825 39469,77 705,4803 12283,77 3822,949
8
9,73
188,5
40,89
94,6729
9
14,12
157,42
76,9
199,3744 2222,77
JLH 80,57
1421,19 460,41
X2^2
X1Y
X2Y
Y^2
7412,625 2450,25
1834,105 35532,25 397,8597 7707,765 1671,992
24781,06 1085,828 12105,6
802,9153 13364,92 233808,2 4423,58
5913,61
74457,59 25019,43
Universitas Sumatera Utara
4.2 Persamaan Regresi Linear Berganda
Sehingga didapat dari suatu persamaan :
∑Y
= a0n + a1 ∑ X 1 + a2 ∑ X 2
∑YX1 = a0 ∑ X 1 + a1 ∑ X 1 + a2 ∑ X 1 X 2
2
∑YX 2 = a0n + a1 ∑ X 1 + a2 ∑ X 2
Dapat kita subsitusikan nilai-nilai dari persamaan diatas, sehingga diperoleh :
461
= 9 a0
+ 81 a1
+ 1421 a2
4447
= 81 a0
+ 811 a1
+ 13412 a2
74458 = 1421 a0 +13412 a1 + 233808 a2
Setelah persamaan diatas diselesaikan dengan metode subsitusi dan eliminasi,
maka diperoleh koefisien-koefisien regresi linear berganda yaitu :
a0 = 28,36
a1 = 4,47
a2 = -0,11
Dengan demikian kita dapat membuat model persamaan linearnya yaitu :
^
Y = 28,36 + 4,47 X 1 - 0,11 X 2
Universitas Sumatera Utara
4.3 Menghitung Nilai Kekeliruan Baku Taksiran
^
Untuk menghitung nilai kekeliruhan baku taksiran diperlukan harga-harga Y yang
diperoleh dari persamaan regresi diatas untuk tiap harga X 1 dan X 2 yang diketahui
Tabel 4.3 Kekeliruan Tafsiran Baku
^
^
^
(Y − Y ) (Y − Y )2
No
X1
X2
Y
Y
1
4,39
115,17
33,71
35,31
-1,60
2,57
2
4,75
94,92
37,27
39,15
-1,88
3,54
3
6,34
149,75
49,50
40,23
9,27
85,98
4
9,78
184,67
47,22
51,76
-4,54
20,64
5
10,02
159,67
54,22
55,59
-1,37
1,87
6
10,03
172,42
58,87
54,23
4,64
21,55
7
11,41
198,67
61,83
57,51
4,32
18,67
8
9,73
188,50
40,89
51,12
-10,23
104,61
9
14,12
157,42
76,90
74,16
2,74
7,51
JLH
80,57
1421,19
460,41
459,06
1,35
266,94
^
Dengan k = 2 ; n = 9 dan ∑(Y − Y )2 = 266,94
Maka didapat ;
^
S yx
∑(Y − Y )
=
n − k −1
2
2
12
=
266,94
9−2−1
=
266,94
6
= 44,49012
S yx12 =
44,49012
= 6,670092
Universitas Sumatera Utara
Ini berarti bahwa rata-rata jumlah produksi yang sebenarnya akan
menyimpang dari rata-rata yang diperkirakan sebesar 6,670092 ribu ton.
4.4 Uji Regresi Linear Ganda
2
F
R /k
=
(1 − R 2 ) /(n − k − 1)
=
(0,82) / 2
(1 − 0,82) /(9 − 2 − 1)
=
0,41
0,03
= 13,66666666666666
= 13,7
Dimana :
n =9 ;k =2
v1 = 2 ; v2 = 6
F0,05( 2,6) = 5,14
ternyata Fhit > Ftab , berarti H 0 di tolak
Sehingga : Terdapat hubungan-hubungan yang signifikan antara variabel
X1 dan X 2
dengan variabel Y yang bersifat nyata terhadap persamaan regresi.
Universitas Sumatera Utara
4.5 Perhitungan Korelasi Linear Ganda
R 2=
a1 ∑ x1 y + a2 ∑ x2 y
∑y2
Dimana :
∑ x1 y = ∑ X 1Y −
(∑ X 1 )(∑Y )
n
∑ x2 y =
(∑ X 2 )(∑Y )
n
∑y
2
∑ X 2Y −
(∑Y )
= ∑Y −
n
2
2
∑ x1 y = ∑ X 1Y −
= 4447 -
(∑ X 1 )(∑Y )
n
(81)(461)
9
= 4447 - 4149
= 298
∑ X 2Y −
(∑ X 2 )(∑Y )
n
= 74458 -
(1421)(461)
9
∑ x2 y =
= 74458 - 72786,77
= 1671,23
Universitas Sumatera Utara
∑ y2
(∑Y )
= ∑Y −
n
2
2
= 25019 -
4612
9
= 25019 - 23613,44
= 1405,56
R 2=
a1 ∑ x1 y + a2 ∑ x2 y
∑y2
=
(4,47)(298) + (−0,11)(1671)
1406
=
1332,06 − 183,81
1406
=
1148,25
1406
= 0,816667852
= 0,82
Dari hasil perhitungan didapat korelasi ( R 2 ) positif yaitu sebesar 0,82 yang
menunjukkan bahwa produksi jeruk dipengaruhi oleh factor luas lahan dan curah
hujan sebesar 82 % sedang 18 % dipengaruhi oleh factor-faktor lain.
Universitas Sumatera Utara
4.6 Perhitungan Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Produksi dengan Luas Lahan
RYX1 =
=
n ∑ X 1Y − ∑ X 1 ∑Y
(n ∑ X − (∑ X )12 )(n ∑Y 2 − (∑Y ) 2 )
2
1
9(4446) − (81)(461)
(9(811) − (81)2 )(9(25019) − (461)2 )
=
4014 − 37341
(7299 − 6561)(225171 − 212521)
=
2673
(738)(12650)
=
2673
9335700
=
2673
3055,437
= 0,874833943
= 0,875
Nilai positif yang menandakan hubungan yang searah antara jumlah produksi
jeruk dengan luas lahan. Artinya, penambahan suatu lahan maka akan meningkatkan
jumlah produksi jeruk, sebaliknya penurunan suatu lahan maka akan menurunkan
jumlah produksi jeruk. Dimana hubungan antara produksi dengan luas lahan sangat
kuat yaitu sebesar 87,75 % .
Universitas Sumatera Utara
Koefisien Korelasi Produk dengan Curah Hujan
RYX2 =
=
n ∑ X 2Y − ∑ X 2 ∑Y
(n ∑ X 22 − (∑ X )22 )(n ∑Y 2 − (∑Y )2 )
9(74458) − (1421)(461)
(9(233808) − (1421)2 )(9(25019) − (461)2 )
=
670122 − 644081
(2104272 − 2019241)(225171 − 212521)
=
15041
(85031)(12650)
=
15041
1075642150
=
15041
32796,98
= 0,4201755109
= 0,42
Nilai positif yang menandakan hubungan yang searah antara jumlah produksi
jeruk dengan curah hujan. Artinya, penambahan curah hujan maka akan meningkatkan
jumlah produksi jeruk, sebaliknya penurunan suatu lahan maka akan menurunkan
jumlah produksi jeruk. Dimana hubungan antara produksi dengan curah hujan sedang
yaitu sebesar 42 % .
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Pengertian Implementasi Sistem
Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain
sistem yang ada dalam desain yang disetujui, menginstal, dan memulai sistem baru
atau sistem yang diperbaiki.
Tahapan implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis
kedalam program. Dalam pengolahan data pada tugas akhir ini penulis menggunakan
satu perangkat lunak sebagai implementasi sistem yaitu program SPSS 18.0 for
Windows.
5.2 Pengenalan SPSS ( Statistical Product for Service Solution)
SPSS sebagai software statistic, pertama kali dibuat tahun 1968 oleh tiga mahasiswa
Stanford University. Pada awalnya SPSS dibuat untuk pengolahan data statistik untuk
ilmu sosial (SPSS pada saat itu adalah singkatan dari Statistical Package for the
Social Science), sekarang diperluas untuk melayani berbagai jenis user, seperti untuk
Universitas Sumatera Utara
riset ilmu-ilmu sains, produksi di pabrik dan lain sebagainya. Sehingga sekarang
kepanjangan SPSS adalah Statistical Product for Service Solution.
Untuk memudahkan pengolahan data dan mempercepat pengolahan data-data
statistika, banyak kita kenal perangkat lunak computer yang mendukung yang dapat
kita gunakan untuk megolah data, serperti paket SPSS, Micrastat, Statgraf, MINITAB
dan perangkat lunak lainnya yang menggunakan bahasa pemograman tingkat tinggi
seperti PASCAL, FORTRAN, BASIC, dan lain sebagainya.
Dalam hal pengolahan data komputet mempunyai kelebihan dari manusia yaitu
kecepatan, ketepatan, dan keandalan dalam memproses data. Dan dengan adanya
perangkat lunak computer tersebut kita sangat terbantu karena ada kalanya data yang
sangat rumit dan banyak itu tidak dapat dikerjakan secara manual atau dengan
menggunakan tenaga manusia yang tentunya membutuhkan waktu dan tenaga yang
banyak untuk mengolah data tersebut, disamping itu faktor kesalahan yang dilakukan
manusia relative besar. Dan dengan adanya komputer perangkat lunak, diharapkan
pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan cepat dan tepat waktu dan dengan tingkat
kesalahan yang relative kecil.
Dalam pembahsan data ini penulis menggunakan program computer yaitu
SPSS. SPSS adalah suatu program computer khusus statistic yang mampu memproses
data statistik secara cepat dan tepat.
SPSS banyak dipakai dalam berbagai riset pasar, pengendalian, dan perbaikan
mutu serta riset-riset sains dan banyak digunakan oleh perusahaan untuk membuat dan
Universitas Sumatera Utara
mendistribusikan informasi hasil pengolahan data statistika untuk berbagai
pengambilan keputusan strategis perusahaan.
5.3 Langkah-Lagkah Pengolahan Data dengan SPSS
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan program
linear berganda dengan SPSS sesuai dengan data dalam penulisan ini :
1. Aktifkan program SPSS pada windows dengan perintah :
Klik Start lalu All program dan pilih SPSS Inc, pilh PAWS Statistic 18
Gambar 5.1 Aktifkan Program SPSS
2. Setelah diklik tombol tersebut, maka akan muncul tampilan gambar sebagai
berikut :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.2 Evaluation Version
3. Klik tombol Cancel pada kotak dialog tersebut supaya langsung masuk ke data
editor seperti gambar 5.3
Gambar 5.3 Tampilan Data Editor
Menamai variable dan property yang diperlukan. Buat nama untuk setiap
variable, jenis atau type, label data dan sebagainya. Untuk membuatnya
klik
Universitas Sumatera Utara
tab sheet Variabel View yang ada dibagian kiri bawah, atau dapat langsung
menekan Ctrl+T. maka akan tampil seperti berikut :
Gambar 5.4 Tampilan Variabel View
3.1 Pengisian :
Name, sesuai kasus, letakkan pointer pada kolom Name, klik ganda pada
sel tersebut dan ketik namanya.
Type,tipe data yang digunakan adalah numeric
Width, ketikan 8
Desimal, ketikan 2
Label, label adalah keterangan untuk nama variable yang disertakan
Value dan Missing, diabaikan saja
Coloum, ketikan 10
Aligment, adalah posisi data, pilih left
Measure, adalah hal yang terpenting menyangkut tipe variable yang
nantinya menentukan jenis analisis yang digunakan pilih scale
Universitas Sumatera Utara
3.2 Pengisian Variabel
Variabel Y (Produksi Jeruk)
Oleh karena merupakan variable pertama, tempatkan pointer pada baris
pertama
Name, ketikkan produksi jeruk pada sel tersebut
Type, pilih numeric
Width, ketikan 8
Decimal, ketikkan 2
Measure, pilih scale
Variabel X 1 (Luas lahan)
Oleh karena merupakan variable kedua, tempatkan pointer pada baris
kedua
Name, ketikkan luas lahan pada sel tersebut
Type, pilih numeric
Width, ketikan 8
Decimal, ketikkan 2
Measure, pilih scale
Variabel X 2 (Curah Hujan)
Oleh karena merupakan variable ketiga, tempatkan pointer pada baris
ketiga
Name, ketikkan curah hujan pada sel tersebut
Type, pilih numeric
Width, ketikan 8
Decimal, ketikkan 2
Universitas Sumatera Utara
Measure, pilih scale
Gambar 5.5 Variabel View dalam SPSS
Setelah selesai kemudian tekan Ctrl+T untuk kembali ke data view
3.3 Pengisian Data
Isikan data pada masing-masing sel yang tersedia dan setelah itu simpan
data dengan cara telan Ctrl+S kemudian ketikan nama file yang akan
disimpan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.6 Pengisian Data View dalam SPSS
3.4 Pengolah Data
1. Buka lembar kerja / file yang telah dibuat
Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze, lalu pilih sub menu
Regresion, lalu pilih Linear.
Gambar 5.7 Tampilan Jendela Pengisian Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
2. Pengisian
a. Dependent, pilih variabel produksi jeruk, lalu pindahkan ke
kolom dependent
b. Independent, pilih variabel luas lahan dan curah hujan, lalu
pindahkan ke kolom independent
c. Method, pilih Enter, sehingga hailnya seperti berikut :
Gambar 5.8 Tampilan Jendela Pengisian Regresion Linear
3. Pilih kolom statistic dengan mengklik tab Statistic dan berikan tanda
ceklist pada kotak Estimate, Model Fit, Deskriptive, sehingga akan
tampil seperti berikut :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.9 Tampilan Jendela Pengisian Regresion Linear Statistics
4. kemudian klik Continue, untuk melanjutkan pengisian
5. Klik tab Plot, kemudian ceklist Histogram dan Normal Probality
Plot, lalu klik tombol Continue, akan tampak seperti dibawah ini :
6.
Gambar 5.10 Tampilan Jendela Pengisian Regresion Linear Plots
Universitas Sumatera Utara
7. Klik Save dan pilih Unstandardizerd, Standardizes dan Adjusted
pada Predicted Value dan Standardizes pada Residual
Gambar 5.9 Tampilan Jendela Pengisian Regresion Linear Save
8. lalu klik Ok maka akan tampil hasilnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa pada bab sebelumnya serta hasil dari pengumpulan data
yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan :
^
1. Persamaan estimasinya adalah : Y = 28,36 + 4,47 X 1 - 0,11 X 2
2.
Fhit > Ftab berarti H 0 ; ditolak. Terdapat hubungan berarti yang signifikan
antara luas lahan dan gurah hujan terhadap produksi jeruk.
3. Hubungan antara produksi jeruk dengan luas lahan sebesar 87,5 % dan antara
hasil produksi jeruk dengan curah hujan sebesar 42 %. Sedangkan hubungan
antara luas lahan dan curah hujan terhadap produksi jeruk sebesar 82 %.
Universitas Sumatera Utara
6.2 Saran
1. Berdasarkan analisa diatas penulis menyarankan agar metode regresi dapat
digunakan untuk meramalkan data produksi jeruk dimasa yang akan
datang.
2. Sebagai bahan masukkan bagi pihak yang ingin meningkatkan hasil
produksi jeruk di Kabupaten Tanah Karo dan dapat digunakan untuk
mengambil suatu kebijakan.
3. Hasil penelitian saya sangat jauh dari kesempurnaan, bagi teman-teman
yang mempunyai kritik dan saran yang membangun agar dikemudian hari
hasil penelitian saya dapat lebih baik dari analisa diatas.
Universitas Sumatera Utara