Pengan Hidup pada Pasien dengan End Colostomy di Kota Medan Chapter III V

BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian

ini

menggunakan

desain

fenomenologi

deskriptif.

Fenomenologi adalah suatu ilmu yang memiliki tujuan untuk menjelaskan
fenomena, penampilan dari sesuatu yang khusus, misalnya pengalaman hidup.
Fokus utama dari studi fenomenologi adalah bagaimana orang mengalami suatu
pengalaman hidup dan menginterpretasikan pengalamannya (Polit & Beck, 2012)
sehingga dari pendekatan fenomenologi ini diharapkan memperoleh pemahaman
yang mendalam tentang pengalaman hidup pada pasien dengan end colostomy di

kota medan. Fenomenologi deskriptif adalah yang dibuat secara hati-hati
berdasarkan pengalaman sehari-hari, mendeskripsikan bagaimana pengalaman
seseorang, hal ini termasuk yang didengar, yang dilihat, yang dipercaya, yang
dirasakan, yang diingat, yang diterima, yang dikeluhkan, dan yang dilakukan
(Polit & Beck, 2012).
3.2 Partisipan
Pemilihan partisipan dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling yaitu metode pemilihan partisipan dalam suatu penelitian dengan
menentukan terlebih dahulu kriteria yang akan dimasukkan dalam penelitian (Polit
& Beck, 2012). Adapun kriteria partisipan dalam penelitian ini adalah (1) Pasien
yang melakukan perawatan stoma di rumah, (2) komunikatif, dan (3) bersedia
menjadi partisipan yang dinyatakan secara verbal atau dengan menandatangani
surat perjanjian penelitian.

21
Universitas Sumatera Utara

Jumlah partisipan pada penelitian ini berjumlah 10 orang. Pengambilan
sampel pada penelitian kualitatif tidak diarahkan pada jumlah tetapi berdasarkan
pada asas kesesuaian dan kecukupan informasi sampai mencapai saturasi data

(Polit & Beck, 2012). Pada penelitian ini sudah terjadi saturasi data saat partisipan
kesepuluh.
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
3.3.1 Tempat Penelitian
Pengambilan data penelitian dilakukan di beberapa Rumah Sakit di Kota
Medan, tetapi penelitiannya dilakukan di rumah pasien sesuai data pasien yang
didapat dari Rumah Sakit di Kota Medan. Pemilihan lokasi ini dengan
pertimbangan sebagai berikut : (a) pengambilan data diambil dari Rumah Sakit di
Kota Medan, (b) wawancara dilakukan di rumah pasien agar mempermudah
konsentrasi pasien.
3.3.2 Waktu Penelitian
Pengumpulan data dimulai dari bulan Februari 2016 sampai dengan bulan
April 2016, yaitu mulai pengumpulan data sampai dengan selesai pengumpulan
data.
3.4 Pertimbangan Etik
Sebelum

melakukan pengumpulan

data,


peneliti terlebih

dahulu

mendapatkan izin dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan
mengajukan surat ethical clearance oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setelah mendapatkan izin,

22
Universitas Sumatera Utara

selanjutnya peneliti mencari partisipan sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan.
Setelah terbina hubungan saling percaya antara peneliti dan partisipan,
peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian.
Apabila calon partisipan bersedia berpatisipasi dalam penelitian, maka partisipan
dipersilahkan untuk menandatangani informed consent.
Peneliti tidak memaksa jika partisipan menolak untuk diwawancarai dan
menghormati hak-haknya sebagai partisipan dalam penelitian ini. Untuk menjaga

kerahasiaan identitas partisipan maka peneliti tidak mencantumkan nama dari
partisipan (anonymity). Nama partisipan dibuat dengan inisial. Selanjutnya
identitas partisipan juga dirahasiakan (confidentiality) dimana hanya informasi
yang diperlukan saja yang akan dituliskan dan dicantumkan dalam penelitian.
Peneliti juga tidak merugikan partisipan baik dalam hal fisik maupun psikologis
(nonmaleficiency).
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dua bagian.
Pertama merupakan Kuesioner Data Demografi (KDD) yang berisi pernyataan
mengenai data umum partisipan meliputi inisial, usia, jenis kelamin, agama,
pendidikan terakhir, pekerjaan dan suku.
Instrumen kedua merupakan panduan wawancara. Panduan wawancara ini
berisi pertanyaan yang diajukan kepada partisipan, dimana pertanyaan tersebut
dibuat sendiri oleh peneliti. Panduan wawancara ini berisi beberapa pertanyaan

23
Universitas Sumatera Utara

yang diajukan seputar pengalaman hidup pada pasien dengan stoma kolostomi di
kota medan.

3.6 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat izin dari Dekan Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan memperoleh ethical clearance.
Selanjutnya peneliti meminta izin dari rumah sakit untuk mengambil data pasien
stoma melalui rekam medik dari RSUP Haji Adam Malik Medan untuk
memperoleh data calon partisipan sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Setelah
mendapatkan data partisipan

yang dibutuhkan maka peneliti langsung

meenguhubungi partisipan untuk menanyakan apakah partisipan menyetujui untuk
dilakukannya wawancara. Setelah partisipan menyetujui lalu peneliti melakukan
kontrak waktu untuk melakukan wawancara. Selanjutnya peneliti melakukan Pilot
study. Pilot study atau uji coba instrumen penelitian dilakukan pada pengumpulan
partisipan pertama. Maksudnya untuk mengetahui apakah instrument tersebut
cukup handal atau tidak, komunikatif, dapat dipahami, dan sebagainya. Pilot
study dilakukan dengan cara mewawancarai seorang partisipan dam membuat
transkip serta dibuat hingga analisa data dan diskusi kepada pembimbing untuk
melihat hasil dari pilot study tersebut. Setelah mendapatkan persetujuan
pembimbing, kemudian peneliti melanjutkan wawancara kepada partisipan

berikutnya.
Pilot study pada penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah peneliti
sebagai instrumen sudah cukup baik dalam melakukan wawancara dan melakukan
analisa data kualitatif. Setelah melakukan pilot study, hasil wawancara dari pilot

24
Universitas Sumatera Utara

study dibuat dalam bentuk transkrip. Selanjutnya dikonsultasikan dengan
pembimbing. Setelah mendapat persetujuan pembimbing, kemudian peneliti
melanjutkan wawancara kepada partisipan berikutnya (Polit & Beck, 2012).
Setelah pilot study dilakukan, peneliti melakukan wawancara kepada
partisipan. Proses wawancara dimulai dengan melakukan prolonged engagement
yaitu dengan cara mengadakan 1 kali pertemuan dengan partisipan di rumahnya
saat peneliti berkunjung kerumah partisipan. Dengan demikian, antara peneliti dan
partisipan tumbuh hubungan saling percaya dan memiliki keterkaitan sehingga
akan semakin akrab, semakin terbuka dalam memberikan informasi dan informasi
yang diperoleh akan lebih lengkap. Pada tahap ini, peneliti memperkenalkan diri,
menjelaskan maksud, tujuan dan pengumpulan data yang dilakukan terhadap
partisipan (Polit & Beck, 2012).

Langkah selanjutnya, setelah partisipan bersedia untuk diwawancarai
maka partisipan diminta membaca dan mengisi lembar persetujuan dan data
demografi untuk mendapatkan data dasar kemudian peneliti melakukan
wawancara mendalam atau in-dept interview (wawancara mendalam). In depth
interview adalah salah satu cara pengumpulan data melalui percakapan dan proses
tanya jawab antara peneliti dengan partisipan yang bertujuan untuk memperoleh
pengetahuan tentang makna-makna subjektifitas yang dipahami oleh individu
(Polit & Beck, 2012). Dalam melakukan wawancara, peneliti merekam hasil
wawancara dengan menggunakan alat perekam suara. Lama wawancara setiap
partisipan dilakukan selama 45 menit selama kurang lebih 3 kali pertemuan
dilakukan dengan masing-masing partisipan. Peneliti menggunakan panduan

25
Universitas Sumatera Utara

wawancara yang telah dibuat untuk memandu peneliti mengumpulkan informasi.
Pada metode ini peneliti dan partisipan bertemu secara langsung untuk
mendapatkan informasi secara jelas dengan tujuan mendapatkan data yang dapat
menjelaskan permasalahan penelitian, dalam hal ini wawancara dilakukan di
rumah pasien.

3.7 Analisa Data
Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang

diperoleh

dari

hasil

wawancara

dan

dokumentasi

dengan

cara


mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri dan orang lain (Polit & Beck, 2012).
Proses analisa data dilakukan segera setelah selesai setiap satu proses
wawancara, yaitu bersamaan dengan dibuatnya transkrip wawancara, kemudian
transkrip tersebut dibaca berulang kali atau dilakukan seleksi data satu persatu
(kata perkata). Peneliti menggunakan metode Colaizzi 1978, dalam Polit & Beck,
2012, dalam menganalisa data karena metode ini memberikan langkah-langkah
yang jelas, sistematis, rinci dan sederhana. Ini adalah salah satu metode yang
umum untuk analisa data yang direkomendasikan untuk studi fenomenologi. Ini
adalah salah satu metode yang umum untuk analisa data yang direkomendasikan
untuk studi fenomenologi. Proses analisa data dalam penelitian ini meliputi :
1. Membaca semua transkip wawancara untuk mendapatkan perasaan partisipan.
Dalam hal ini, penelitian membaca semua transkip dan juga mendengarkan alat

26
Universitas Sumatera Utara

perekam beberapa waktu mendapatkan rasa keakraban terhadap makna ekspresi

dan untuk kepekaan peneliti terhadap cara setiap partisipan berbicara.
2. Meninjau setiap transkip dan menarik pernyataan yang signifikan. Dalam
langkah ini, frase dan kalimat signifikan yang menyinggung tentang pengalaman
pasien kolostomi dalam perawatan luka stoma di rumah.
3. Menguraikan arti dari setiap pernyataan yang signifikan. Dalam langkah ini,
pernyataan yang signifikan dipelajari untuk diambil pengertiannya.
4. Mengelompokkan makna-makna tersebut kedalam kelompok-kelompok tema.
Dalam langkah ini, penelitian mengidentifikasi tema dari makna yang di
formulasikan kedalam kelompok sub tema dan kategori.
5. Mengintegrasikan hasil kedalam bentuk deskripsi. Dalam analisis ini, deskripsi
mendalam tentang pengalaman pasien stoma dalam perawatan luka stoma di
rumah diperoleh, yaitu integrasi narasi dari semua tema, sub tema dan kategori.
6. Memformulasikan deskripsi lengkap dari fenomena yang diteliti sebagai
identifikasi pernyataan setegas mungkin.
7. Memvalidasi apa yang telah ditemukan kepada partisipan sebagai tahap validasi
akhir. Dari hasil validasi, partisipan menyatakan hasil yang didapat pada
penelitian ini sudah sesuai dengan apa yang dimaksud oleh partisipan.
3.8 Tingkat Kepercayaan Data
Untuk memperoleh hasil penelitian yang dapat dipercaya maka data
divalidasi


dengan

beberapa

kriteria,

yaitu

credibility,

confirmability,

dependability, transferability, dan authenticity (Lincoln & Guba, 1985 dalam Polit
& Beck, 2012).

27
Universitas Sumatera Utara

Credibility merupakan kriteria untuk memenuhi nilai kebenaran dari data
dan informasi yang dikumpulkan. Peneliti harus memungkinkan peningkatan
derajat kepercayaan data yang dikumpulkan (Lincoln & Guba, 1985 dalam Polit
& Beck, 2012).
Confirmability pada penelitian ini dilakukan dengan memeriksa seluruh
transkip wawancara dari tabel analisis tema kepada ahli di kualitatif. Dalam hal ini
dilakukan oleh pembimbing yang merupakan pakar penelitian kualitatif.
Kemudian peneliti menentukan tema dari hasil penelitian dalam bentuk matriks
tema (Lincoln & Guba, 1985 dalam Polit & Beck, 2012).
Dependability merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai kualitas
dari proses yang peneliti lakukan. Dalam penelitian ini, beberapa catatan yang
dapat digunakan untuk menilai kualitas dari proses penelitian adalah data mentah
yang diperoleh melalui pengumpulan transkip-transkip wawancara, hasil analisa
data, membuat koding-koding (pengkodean), dan draft hasil laporan penelitian
untuk menunjukkan adanya kesimpulan yang ditarik pada akhir penelitian
(Lincoln & Guba, 1985 dalam Polit & Beck, 2012).
Transferability mengacu pada sejauh mana hasil penelitian dapat
diterapkan dalam situasi atau kelompok yang lain. Kriteria ini digunakan untuk
melihat bahwa hasil penelitian yang dilakukan dalam konteks (setting) tertentu
dapat ditransfer ke subjek lain yang memiliki karakteristik yang sama (Lincoln &
Guba, 1985 dalam Polit & Beck, 2012).
Authenticity mengacu pada sejauh mana peniliti dapat menunjukkan
berbagai realitas. Authenticity muncul dalam penelitian ketika partisipan

28
Universitas Sumatera Utara

menyampaikan pengalaman mereka dengan penuh perasaan. Penelitian memiliki
keaslian jika dapat mengajak pembaca merasakan pengalaman kehidupan yang
digambarkan, dan memungkinkan pembaca untuk mengembangkan kepekaan
yang meningkat sesuai masalah yang digambarkan (Lincoln & Guba, 1985 dalam
Polit & Beck, 2012).

29
Universitas Sumatera Utara

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan serta
pembahasan hasil penelitian dengan literatur yang berhubungan dengan
pengalaman hidup pada pasien dengan end colostomy di kota medan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman hidup pada pasien dengan end
colostomy di kota medan. Hasil penelitian ini memunculkan tiga tema yang
memberi suatu gambaran atau fenomena pengalaman hidup pada pasien dengan
end colostomy di kota medan. Hasil penelitian yang dibahas adalah karakteristik
partisipan dan tema hasil analisa data penelitian.
4.2 Karakteristik Partisipan
Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 10 orang. Kesepuluh partisipan
dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria dan bersedia untuk diwawancarai.
Jumlah partisipan pada penelitian adalah 4 orang perempuan dan 6 orang lakilaki. Usia partisipan paling muda 16 tahun dan usia paling tua partisipan 64 tahun.
Karakteristik partisipan pada penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin,
pendidikan terakhir, agama , suku dan pekerjaan.

Dari kesepuluh partisipan

mayoritas partisipan berusia antara 26-45 tahun (n=5, 50%), berjenis kelamin lakilaki (n=6, 60 %), pendidikan terakhir SMA (n=6, 60%), beragama Islam (n=9,
90%), berasal dari suku jawa (n=3, 30%) dan melayu (n=3, 30%), serta pekerjaan
wiraswasta (n=5, 50%). Data demografi partisipan dapat dilihat pada Tabel 4.1.

30
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1.
Karakteristik Partisipan

Karakteristik

Frekuensi

Persentase (%)

3
5
2

30
50
20

4
6

40
60

9
1

90
10

1
1
1
1
3
3

10
10
10
10
30
30

1
5
1
1
2

10
50
10
10
20

2
6
2

20
60
20

Usia
16 - 25 tahun
26 – 45 tahun
46 - 65 tahun
Jenis kelamin
Perempuan
Laki- Laki
Agama
Islam
Kristen Protestan
Suku
Batak
Minang
Mandailing
Sunda
Melayu
Jawa
Pekerjaan
Pelajar
Wiraswasta
Ibu rumah Tangga
Pensiun
Tidak bekerja
Pendidikan terakhir
Sarjana
SMA
SMP

31
Universitas Sumatera Utara

4.3

Hasil wawancara pengalaman hidup pada pasien dengan end colostomy
di kota Medan
Hasil penelitian ini mendapatkan 3 tema terkait pengalaman hidup pada

pasien dengan stoma kolostomi di kota medan. Keempat tema tersebut meliputi
(1) perawatan end colostomy (2) respon negatif psikologis (3) hambatan dalam
merawat end colostomy.
4.3.1 Perawatan end colostomy
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap kesepuluh partisipan
didapatkan bahwa pasien melakukan perawatan untuk end colostomi maka
menghasilkan 3 sub tema yaitu melakukan perawatan di rumah sakit, melakukan
perawatan mandiri, melakukan perawatan dengan bantuan keluarga.
1. Melakukan perawatan di rumah sakit
Sepuluh partisipan mengatakan bahwa melakukan perawatan di rumah
sakit karena mereka percaya akan pengobatan yang dilakukan oleh tim medis hal
ini dilakukan oleh pasien karena penyakit yang dialami oleh partisipan adalah
penyakit medis yang seharusnya di bawa ke pelayanan kesehatan. Partisipan
menyatakan bahwa mereka melakukan perawatan di rumah sakit yaitu
melakukan kemotheraphy dan mendapatkan obat-obatan. Berikut pernyataan
partisipan:
“…Insyallah gak ada sama sekali karna saya yakin obat yang di kasih sama
dokter itu udah cukup bagus untuk kesehatan saya…” (P2)
“…Gak ada dek mana lah percaya abang yang kayak gitu gak ada bagusnya
berobat kayak gitu sedangkan kita tau ini sakit seharusnya dibawa kerumah
sakit mana lah kita bawa bawa ketempat kayak gitu…” (P7)

32
Universitas Sumatera Utara

“…belum belum pernah gak ada juga kayak gitu karna dari rumah sakit aja kan
cukup kakak rasa walaupun belum sembuh total kali tapi setidaknya gak ada
berobat tempat yang lain karna ini aja susah sembuhnya apalagi mau berobat
tempat lain yang ada rusak nanti semuanya yang ada tambah parah…” (P8)
“…Selama ini dari rumah sakit aja lah dek karna banyak kali kita dengar dari
orang entah apa apa obat ini obat itu yang ada gak sembuh nanti jadi 1 suara
aja kakak dengarkan yaudah lah rumah sakit udah cukup…” (P10)
2. Melakukan perawatan mandiri
Sepuluh partisipan mengatakan bahwa mengganti kantong stoma dan
membersihkan keseluruhan area end colostomy hingga end colostomi bersih.
Berikut pernyataan partisipan:
“…Cemanalah pula dibilang ya, gak ada kesulitan lah, biasa aja kakek rasa
kalau membersihkannya ya kakek bersihkan biasalah ala kadarnya aja paling
pake air terus kakek keringkan udah kayak gitu ajalah kakek buat…” (P1)
“…Ya abang bersihkanlah pakai air pas abang mandi abang cuci bersih bagian
dalam, luar abang sabuni pelan pelan…” (P5)

“…Ya diambilkan abang ku lah air sama tisu nya terus aku bersihkan lah dek
bagian dalam dan luarnya terus di lap lah kering pake tisu baru di bungkus lagi
lah udah gitu aja…” (P7)
“…Ya dibersihkan lah pakai air dek dalam sama luarnya semua lah kalau bisa
kalau udah bersih nampak ya di lap lah pakai kain yang lembut atau pakai tisu
yang lembut sampai kering paling gitu aja lah…” (P9)
3. Melakukan perawatan dengan bantuan keluarga
Hasil wawancara didapat bahwa setiap partisipan saat diwawancara
mengatakan bahwa mereka dapat meminimalisir biaya perawatan end colostomy
dengan cara membuat kantong end colostomy agar menghemat biaya untuk
pembelian kantong end colostomy. Tujuh dari sepuluh partisipan membuat

33
Universitas Sumatera Utara

kantong end colostomy sendiri untuk melakukan penghematan. Berikut
pernyataan partisipan:
“…Sekarang udah aku bikin sendiri karena gak sangguplah beli terus karna
saya permanen kan…” (P3)
“…Tapi setelah di fikir fikir kan kemaren saya beli 1 6000 kalau saya beli
sampai sekarang pasti biaya hidup semakin tinggi jadi kalau ada yang lebih
hemat kenapa harus yang mahal jadi di olah sendiri lah…” (P4)
“…buat lah dek ngeri kali biaya nya pula kalau beli terus jadi abang buat aja
lebih hemat dan terjamin lagi kualitasnya…” (P5)

Enam dari sepuluh partisipan mendapatkan bantuan dari keluarga dalam
membersihkan end colostomy. Mulai dari menyediakan peralatan kebersihan
sampai membuat kantong stoma. Hal ini di sesuai dengan pernyataan partisipan.
“…Siapalah paling nenekmu lah yang rawat bantu sikit itupun kalau kakek gak
bisa sendiri tapi selama bisa sendiri mana mau kakek minta bantuan sama
nenekmu…” (P1)
“…Yang ngerawat saya sama mamak lah kak tapi saya yang bersihkan mamak
yang siapi semua kayak air dan tisunya sama kantongnya tapi sekarang saya juga
udah berusaha kok kak untuk mengerjakannya sendiri kan udah besar juga…”
(P 6)
“…Paling suami lah awalnya aja kalau sekarang udah gak ada lagi lah karna
sendiri juga bisa dek merawatnya…” (P9)
4.3.2 Respon Negatif Psikologis
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap kesepuluh partisipan
didapatkan bahwa pasien mengalami masalah psikologis saat merawat end
colostomy dan telah di bagi menjadi 2 sub tema yaitu merasa cemas terhadap
kondisi end colostomy, merasa sedih dengan kondisi saat ini.

34
Universitas Sumatera Utara

1.

Merasa cemas saat dipasang end colostomy

Dua dari sepuluh orang pasien dengan end colostomy mengatakan
cemas saat di pasang end colostomy dan cemas karena biaya. Berikut pernyataan
partisipan:
“…Rasanya ya apalah, apa namanya ada juga cemas pas dipasang kolostomi pas
dipasang kolostomi…” (P1)
“…Ya gimana cemas karena biaya…” (P2)
2.

Merasa sedih dengan kondisi saat ini

Empat dari sepuluh pasien mengatakan sedih karena dipasang end
colostomy. Berikut pernyataan partisipan:
“…Sedihlah awalnya malu sama tetangga, pasti di omongin tetangga entah apaapa, belum lagi nanti bakalan gak bisa apa-apa kakek…” (P1)
“…Sedih lah karna gak bisa operasi lagi udah seumur abang ini…” (P2)
“…Sedih pastilah cemas pun ada juga tapi mau gimana lagi dibuat udah takdirku
lah namanya juga udah tua…” (P3)
“…Sedih lah cemas kesal semualah dek terasa kalau udah kayak gini karna
bukan kesalahan kakak juga kan kakak kayak gini karna ulah dokternya operasi
sembarangan…” (P8)
4.3.3 Hambatan dalam merawat end colostomy
1.

Kesalahan perawatan

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap kesepuluh
partisipan didapatkan bahwa pasien mengalami masalah fisik saat merawat stoma.
Dari hasil wawancara didapatkan partisipan merasakan sakit, gatal dan bengkak
area end colostomy dan daerah end colostomy kemerahan. Tujuh dari sepuluh
pasien mengatakan sakit, gatal dan merasa bengkak pada area end colostomy.
Berikut pernyataan partisipan:
35
Universitas Sumatera Utara

“…Kalau gatal gatal ada tapi kalau dia merah atau apa gak tau kakek karna gak
pernah kakek perhatikan kali…” (P1)
“…Paling kalau sakit ya duh sakit pisan atuh sakit banget deh pokoknya kadang
mau gak tertahankan Cuma saya gak manja manjakan ini penyakit…” (P2)
“…Kendalanya ya banyak cemana lah ya aaaa udaah apanya apa stoma nya mau
terkadang sakit, bengkak…” (P3)
“…Ada kak sakit yang saya rasakan di stomanya ini terus gatal di bagian
stomanya…” (P6)
“…Ada lah dek gatal juga dia terasa…” (P7)
“…Ada sekali waktu itu gak dibersihkan dia gatal terasa karna kan jorok taik
pula dibiarkan disitu seungguk ungguk…” (P8)
“…Ada juga lah kadang kalau udah sering kali dibersihkan merah merah dia
tapi merahnya beda dia numpuk gitu merahnya di satu tempat…” (P5)
“…Merah lah dia kak dibagian stomanya merah kali pun kadang merah
disekelilingnya…” (P6)
“…Kadang ada merah tapi gak gatal Cuma panas terasa gak tau itu kenapa nanti
numpuk numpuk merahnya…” (P)

36
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1.2
Matriks Tema
Pengalaman Hidup pada Pasien dengan End Colostomy di Kota Medan
Tema 1: Perawatan End Colostomy
Sub Tema:
Kategori :
1. Melakukan perawatan
a. Melakukan kemotheraphy
di rumah sakit
b. Mendapatkan obat-obatan

2. Melakukan perawatan
mandiri

a. Mengganti kantong stoma
b. Membersihkan area end colostomy

3. Melakukan perawatan
dengan bantuan keluarga

a. Menyediakan peralatan kebersihan
b. Membuat kantong stoma

Tema 2: Respon Negatif Psikologis
Sub Tema:
1. Merasa cemas terhadap kondisi end colostomy
2. Merasa sedih dengan kondisi saat ini
Tema 3: Hambatan dalam Merawat End Colostomy
Sub Tema:
Kategori:
1. Kesalahan
perawatan

a. Merasakan gejala infeksi

37
Universitas Sumatera Utara

4.4 Pembahasan
Dalam pembahasan ini akan diuraikan teori-teori ataupun evidence based
yang terkait dengan pengalaman hidup pada pasien end colostomy di kota medan.
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai 3 tema yang telah ditemukan meliputi :
(1) perawatan end colostomy (2) respon negatif psikologis (3) hambatan dalam
merawat end colostomy.
4.4.1 Perawatan end colostomy
Singkatnya masa perawatan (2-4 minggu), menyebabkan pasien belum
dapat sepenuhnya terlatih dalam teknik perawatan stoma sebelum pasien diizinkan
pulang. Oleh sebab itu perawatan stoma harus diajarkan pada pasien dan keluarga
bersamaan dengan bagaimana menerapkan drainase kantung dan melaksanakan
irigasi (Smeltzer & Bare, 2002). Namun, pada penelitian ini ditemukan bahwa
partisipan masih melakukan perawatan untuk end colostomy di pelayanan
kesehatan untuk membersihkan seluruh area end colostomy meskipun telah
diizinkan untuk pulang. Diketahui juga bahwa pasien tetap mengkonsumsi
makanan yang sesuai untuk membantu proses penyembuhan end colostomy.
1. Melakukan perawatan di rumah sakit
Pasien stoma memiliki faktor resiko yang sangat tinggi untuk terkena
infeksi akibat pengobatan yang tidak sesuai, oleh sebab itu sangat dianjurkan bagi
pasien untuk melakukan pengobatan di pelayanan kesehatan agar perawat dapat
menangani stoma sampai pasien dapat mengambil alih perawatan ini. Pada proses
perawatan kulit di pelayanan kesehatan harus diajarkan bagaimana menerapkan

38
Universitas Sumatera Utara

drainase kantung dan melaksanakan irigasi kantong stoma (Brunner dan suddarth,
2000). Pendapat tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan bahwa, partisipan
tetap melakukan pengobatan di pelayanan kesehatan, karena mereka percaya
bahwa pengobatan harus dilakukan oleh tim medis karena penyakit yang dialami
oleh partisipan merupakan penyakit medis yang seharusnya di tangani oleh tim
medis di pelayanan kesehatan.
2. Melakukan perawatan mandiri
Partisipan dalam penelitian ini membersihkan end colostomy dengan
menggunakan air dan mengganti kantong stoma secara rutin. Sebahagian
partisipan melakukan penggantian kantong stoma setiap buang air besar. Hal
tersebut sesuai dengan hasil penelitian Truven Health Anaytics, 2012 bahwa
penggantian kantong stoma harus disertai dengan membersihkan stoma. Stoma
cukup dibersihkan dengan air dan hindari penggunaan sabun karena dapat
mengiritasi.
3. Melakukan perawatan dengan bantuan keluarga
Pasien membutuhkan orang lain dalam proses perawatan end
colostomy setelah meninggalkan rumah sakit. Diharapkan keluarga dapat terlibat
dalam perawatan stoma pasien, sehingga keluarga nantinya dapat memantau dan
membantu pasien (WHO, 2005). Seperti yang disampaikan oleh beberapa
partisipan bahwa mereka membutuhkan pertolongan atau bantuan dari keluarga
terdekat dalam hal membersihkan end colostomy. Bantuan yang diberikan oleh
keluarga merupakan pertolongan dasar yang tidak mampu dilakukan sendiri oleh
partisipan seperti menyiapkan perlengkapan untuk membersihkan end colostomy.
39
Universitas Sumatera Utara

Partisipan dalam penelitian ini menyampaikan bahwa upaya penghematan
dalam pengeluaran untuk biaya perawatan dapat dilakukan dengan membuat
sendiri kantong stoma dengan menggunakan plastic gula berukuran ½kg atau 1kg
yang dilubangi sesuai dengan ukuran stoma partisipan dan menggunakan double
tipe sebagai perekat kantong stoma. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari
setryoni, 2007 yang menyatakan bahwa bagi pasien yang tidak mampu, kantong
stomanya dapat dimodifikasi / dipilihkan dengan cara menggunakan kantong
plastik gula yang ditempel menggunakan double tape atau bisa juga plastik
tersebut hanya dilubangi sesuai lebarnya diameter stoma pada salah satu sisi
bagian tengah atas, kemudian bagian sisi kiri & kanannya diberi tali untuk ikat
pinggang.
4.4.2 Respon Negatif Psikologis
Pasien yang dipasang untuk seumur hidup, kemungkinan besar akan
berdampak pada aspek-aspek kehidupan dari pasien tersebut baik fisik, psikologis,
sosial, dan spiritual. Dengan kata lain, hal tersebut juga akan berdampak pada
kepuasan, kebahagiaan, dan pengalaman pasien (Suratum & Lusiana, 2010).
Seperti analisa data yang didapat dari penelitian ini bahwa partisipan mengalami
masalah fisik dan psikologis.
Masalah psikologis yang dialami oleh seorang pasien stoma merupakan
salah satu penghalang bagi pasien tersebut untuk dapat hidup produktif. Hal
tersebut disebabkan oleh kecemasan dan merasa malu memiliki stoma yang dapat
menyebabkan perubahan pada gaya hidup, termasuk kemampuan untuk mencari
pekerjaan, keinginan untuk melakukan perjalanan, dan penilaian terhadap citra

40
Universitas Sumatera Utara

tubuhnya (pratiwi, 2014). Sama halnya pada penelitian ini ditemukan bahwa
partisipan merasakan cemas serta malu terhadap lingkungan karena menggunakan
end colostomy di awal pemasangan. Partisipan mencemaskan keterbatasan fisik
yang akan dialaminya setelah penggunaan end colostomy. Partisipan merasa
pemasangan end colostomy akan membatasi ruang gerak fisiknya karena
partisipan harus membawa kantong end colostomy kemanapun ia pergi sebab
partisipan harus segera mengganti kantong end colostomy setelah buang air besar.
Terlambatnya penggantian kantong end colostomy akan menimbulkan aroma yang
kurang sedap dari kotoran pada kantong end colostomy, hal ini lah yang membuat
partisipan selalu merasa cemas dan malu saat berinteraksi dengan lingkungannya.
Namun rasa cemas dan malu tersebut hanya dirasakan oleh partisipan pada awal
pemasangan kantong end colostomy saja karena setelah terbiasa partisipan akan
lebih cepat dan tanggap untuk mengganti kantong end colostomy.
4.4.3 Hambatan dalam Merawat End Colostomy
Pada penelitian ini diketahui bahwa daerah stoma mengalami iritasi
dengan tanda dan gejala kemerahan, gatal dan bengkak setelah partisipan
melakukan pembersihan di sekitar end colostomy, hal tersebut wajar dialami oleh
pasien end colostomy. Namun beberapa partisipan mengatakan bahwa masalah
fisik yang dialami oleh partisipan tidak hanya hal tersebut, rasa sakit yang
bersumber dari area end colostomy terasa menjalar keseluruh bagian tubuh
khususnya daerah pinggang sampai ke punggung partisipan. Seperti halnya yang
disebutkan pada penelitian Lyon, dkk (2000) bahwa dari 325 responden, 73%
melaporkan adanya masalah dermatosis termasuk reaksi iritasi pada kulit setelah
41
Universitas Sumatera Utara

menggunakan kantong end colostomy yang normal. Dari analisa data pada
penelitian tersebut ditemukan juga gangguan fisik berupa rasa sakit, gatal dan
bengkak pada area end colostomy juga kemerahan pada daerah end colostomy.

42
Universitas Sumatera Utara

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang dilakukan terhadap sepuluh
partisipan, maka penelitian ini menemukan ada 3 tema terkait pengalaman hidup
pada pasien dengan end colostomy di kota medan, yaitu : (1) perawatan end
colostomy

(2) respon negatif psikologis (3) hambatan dalam merawat end

colostomy.
Dari hasil penelitian ini peneliti berharap partisipan bisa mendapatkan
informasi tentang 10 hak ostomate. Dengan demikian diharapkan banyak orang
yang tahu dan faham hak-hak ostomate, sebagai salah satu bentuk kepedulian kita
terhadap mereka, tidak hanya ostomate saja yang tahu tapi kita semua, baik tenaga
kesehatan: dokter, perawat, keluarga bahkan masyarakat umum diharapkan
mengetahui sehingga dapat menjadi pengawal untuk para ostomete sehingga
mendapatkan hak-haknya tersebut.
Dan yang mesti diingat oleh kita semua bahwasanya ostomate juga manusia
biasa namun mempunyai kelebihan yag tidak dimiliki oleh manusia lain yaitu
memiliki stoma dan itu adalah anugrah dari Yang Maha Kuasa sehingga kita harus
menjaga dan merawat pemberianNya.

43
Universitas Sumatera Utara

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Pendidikan Keperawatan
Penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dalam pengembangan
ilmu keperawatan, khususnya bidang keperawatan Medikal bedah dan jiwa
tentang pengalaman pasien end colostomy.
5.2.2 Bagi Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan bagi pelayanan keperawatan
untuk memberikan informasi yang jelas mengenai 10 hak ostomate agar pasien
dapat lebih memahami hak-hak mereka sebagai pasien end colostomy.
5.2.3 Bagi pelayanan kesehatan
Disarankan bagi pihak rumah sakit untuk memfasilitasi dokter, perawat
dan tim kesehatan lainnya khususnya pada perawat stoma untuk mengikuti
pelatihan mengenai 10 hak ostomate agar perawat atau pelayanan kesehatan
lainnya dapat menjelaskan secara lengkap mengenai 10 hak ostomate agar para
ostomate faham atas hak hak yang harus diperoleh oleh mereka.
5.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya
Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian
yang lebih mendalam mengenai pengalaman pasien stoma.

44
Universitas Sumatera Utara