Gambaran Hardiness pada Karyawan Perusahaan E-commerce di Kota Medan Chapter III V

BAB III

METODE PENELITIAN

I.

Jenis Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif

deskriptif. Penelitian kuantitatif artinya semua informasi atau data yang
diwujudkan dalam bentuk angka, diolah dengan metode statistika (Azwar, 1998).
Penelitian ini menggambarkan hardiness pada karyawan perusahaan e-commerce
dengan bantuan Statistical Package for Solution Sciences (selanjutnya disebut
SPSS) 17.0 for windows, Spreadsheet by Google dan Microsoft Office Excel 2007.

II.

Identifikasi Variabel penelitian
Variabel adalah suatu konsep tentang atribut ataupun sifat yang terdapat

pada subjek penelitian yang beraneka ragam secara kuantitatif maupun kualitatif

(Azwar, 1998). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan variabel tunggal yaitu
Hardiness yang diungkapkan oleh Maddi (2013) dalam beberapa aspek.
III.

Definisi Operasional
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi mengenai variabel yang

dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat
diamati (Azwar, 1998). Definisi operasional yang pada penelitian ini:

26
Universitas Sumatera Utara

a. Hardiness
Hardiness merupakan kemampuan seseorang untuk bertahan,
mengatasi dan mengubah kondisi yang tidak diharapkan untuk mencapai
hal yang diharapkan. Kobasa (1982; Maddi, 2013) menjelaskan bahwa
terdapat

aspek


dalam

Hardiness,

yaitu

tantangan,

kontrol

dan

komitmen.Hardiness dapat diukur dengan Skala Hardiness, skor hardiness
yang tinggi mengindikasikan kekuatan kontrol, komitmen dan keberanian
menerima tantangan. Sedangkan hardinessyang rendah diindikasikan
dengan kurangnya kontrol, komitmen dan keberanian dalam menerima
tantangan.
b. Perusahaan E-commerce
Perusahaan e-commerce merupakan perusahaan dagang barang,

jasa dan informasi berbasis teknologi informasi yang bertugas untuk
mengirimkan, memberikan dan menyediakan barang, jasa dan informasi
kepada pelanggan. Andam (2003) mengelompokkan lima tipe perusahaan
e-commerce, yaitu Businness to Businnesss e-commerce (B2B ecommerce), Business to Consumer e-commerce (B2C e-commerce),
Business to Government e-commerce(B2G e-commerce), Consumer to
Consumer e-commerce (C2C e-commerce) dan Mobile e-commerce.

27
Universitas Sumatera Utara

IV.

Populasi dan Pengambilan Sampel

a. Populasi
Populasi adalah seluruh individu atau penduduk yang menjadi sasaran
untuk diteliti. Populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk atau individu yang
paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama (Hadi, 2002). Populasi dalam
penelitian ini adalah karyawan perusahaan e-commerceyang bekerja di Kota
Medan.

b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang langsung dikenai penelitian
(Sugiyono, 2012).
1. Metode Pengambilan sampel
Peneliti menentukan jenis pengambilan sampel dengan menggunakan
nonprobability sampling dalam bentuk accidental sampling. Sugiyono
(2012) menyatakan bahwa Nonprobability sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan atau peluang
yang sama pada masing-masing anggota populasi, untuk dipilih
menjadi responden. Salah satu bentuk nonprobability sampling adalah
accidental sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan
kebetulan

bertemu

dengan

karakteristik

sampel


yang

memungkinkan.Pengambilan sampel accidental sampling dilakukan
dengan membagikan kuisioner kepada karyawan perusahaan ecommerce yang bekerja di Kota Medan.

28
Universitas Sumatera Utara

2. Metode Menentukan Jumlah Sampel
Menyadari banyaknya jumlah populasi, peneliti kemudian menentukan
jumlah sampel dengan teknik kuota sampling. Sampling kuota adalah
teknik menentukan sampel dari populasi yang memiliki karakteristik
tertentu sampai jumlah yang dibutuhkan (Sugiyono, 2012). Maka,
jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 109 orang karyawan yang
bekerja pada perusahaan e-commerce di Kota Medan.
3. Karakteristik Sampel
Karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
karyawan yang bekerja pada sebuah organisasi atau perusahaan ecommerce di Kota Medan.


V.

Metode Alat Ukur
Perencanaan alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

sebuah skala yang akan disusun oleh peneliti, yaitu Skala Hardiness. Azwar
(2012) menyatakan bahwa skala merupakan metode yang digunakan untuk
mengukur konsep psikologis yang dapat diungkap melalui indikator-indikator
perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan. Pernyataan
direspon dengan menggunakan empat kategori jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS) atau yang
biasa disebut dengan skala likert. Skala sikap likert adalah alat ukur yang disusun
untuk mengungkapkan sikap pro dan kontra, positif dan negatif, setuju dan tidak
setuju terhadap suatu variabel (Azwar, 1998).

29
Universitas Sumatera Utara

Hadi (2002) juga menyatakan bahwa skala psikologis memiliki kelebihan
sebagai berikut:

1. Subjek dapat mengungkapkan hal yang benar dan dapat dipercaya.
2. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya.
3. Subjek dapat menginterpretasi pernyataan-pernyataan sesuai dengan apa
yang di maksud peneliti.
Demikian peneliti mempertimbangkan menggunakan skala sebagai metode
alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini.
a. Skala Hardiness
Skala hardiness dalam penelitian ini disusun berdasarkan aspek-aspek
hardiness yang dikemukakan oleh Maddi (2013). Aitem-aitem yang
disusun dalam skala hardiness mengacu pada tiga aspek, yaitu Kontrol,
Komitmen dan Tantangan. Masing-masing aspek melahirkan dua indikator
perilaku yang kemudian di representasikan ke dalam bentuk-bentuk
pernyataan favorable dan unvaforable.Azwar (2012) menyatakan bahwa
favorable adalah pernyataan yang mendukung indikator perilaku,
sedangkan unfavorable adalah pernyataan yang tidak mendukung indikator
perilaku. Berikut merupakan tabel blue print yang menjelaskan
penyusunan alat ukur pada penelitian ini:

30
Universitas Sumatera Utara


No.

1.

2.

3.

Total

Tabel 1. Blue print skala Hardiness
Aitem
Aspek
Indikator Prilaku
F
UF
Menerima dan
(1),
(6),

melihat keadaan
(12),
(24),
stres sebagai
(23),
(36)
kesempatan untuk
(35)
berkembang
Tantangan
(2),
Belajar dari
(7),
(13),
kegagalan untuk
(14),
(25),
menjadi sukses
(26)
(37)

Tetap bertahan
(3),
(8),
apapun yang
(15),
(16),
terjadi, daripada
(27)
(28)
meninggalkannnya
Kemauan untuk
Komitmen
berusaha dan
(9),
(4),
belajar bersama
(18),
(17),
orang-orang
(30),

(29)
terdekat dan
(38)
lingkungan
kerjanya
Percaya bahwa
(10),
(19),
dirinya dapat
(20),
(31)
mengendalikan
(32)
masalah.
Kontrol
(5),
(11),
Keyakinan dalam
(33, (22),
mengerjakan tugas
(21)
(34)
3

18

6

18

Jumlah

7

7

6

7

5

6

38

Keterangan :
F

: Favorable

UF

: Unfavorable

31
Universitas Sumatera Utara

Model skala ini menggunakan skala likert dengan 5 (lima) pilihan
jawaban, yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Netral (N),
Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Masing-masing pilihan jawaban
memiliki bobot yang berbeda-beda, disesuaikan dengan jenis aitemnya
baik itu favorable dan unfavorable. Berikut merupakan bobot penilaian
aitem favorable, STS = 1, TS = 2, N = 3, S = 4, SS = 5 dan berikut
merupakan bobot penilaian aitem unfavorable, STS = 5, TS = 4, N = 3, S
= 2, SS = 1.

VI.

Pengujian Alat Ukur

a. Uji Validitas
Validitas adalah uji akurasi data untuk instrumen pengumpulan data
faktual seperti kuisioner dan wawancara, hal ini tergantung pada sejauh mana
isi angket tersebut mencakup data yang komprehensif dan relevan dengan
tujuan penelitian (Azwar, 2012). Tes dengan validitas tinggi adalah tes yang
menghasilkan data yang relevan dengan tujuan pengukuran sedangkan tes
yang memiliki validitas yang rendah merupakan tes yang menghasilkan data
yang tidak relevan dengan hasil pengukuran (Azwar, 2012). Penelitian ini
menggunakan uji validitas konstruk dan validitas isi. Validitas konstruk
digunakan untuk melihat representasi tingkat kesesuaian item terhadap
konstruk yang diukur (Fields, 2009). Sedangkan validitas isi merupakan
validitas yang digunakan lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis
rasional dengan dosen pembimbing sebagai professional judgement.

32
Universitas Sumatera Utara

b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan konsep yang digunakan untuk menyatakan
sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Reliabilitas mempunyai
nama lain yaitu keterpercayaan, keandalan, keajegan, kestabilan dan
konsistensi. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa
pengukuran terhadap kelompok subjek diperoleh hasil yang relatif sama,
selama aspek yang diukur dalam diri subjek tidak berubah (Azwar, 1998).
Pengujian reabilitas penelitian ini menggunakan pendekatan alpha cronbach
melalui software SPSS version 17.00 for Windows.
c. Uji Daya Beda Aitem
Uji daya beda aitem atau diskriminasi aitem dilakukan untuk melihat
kemampuan aitem dalam membedakan antara individu atau kelompok yang
tidak memiliki atribut dengan yang memiliki atribut yang akan diukur (Azwar,
2012). Pengujian daya diskriminasi aitem menggunakan perhitungan statistika
yang diolah dalam software SPSS version 17.00 for Windows. Azwar (2012)
menyatakan, aitem yang baik memiliki kriteriarix ≥ 0.30, namun apabila aitem
tidak memenuhi jumlah yang diinginkan dan kurang merepresentasikan
indikator, maka peneliti dapatmenurunkan kriteria pemilihan aitem menjadi rix
≥ 0.25.
d. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melakukan pengujian terhadap
kenormalan data. Data dikatakan normal apabila nilai signifikansi atau
probabilitas (p) > 0.05, sebaliknya data dikatakan tidak normal apabila nilai
33
Universitas Sumatera Utara

signifikansi atau probabilitas (p) < 0.05. peneliti kemudian menguji normalitas
data dengan menggunakan software SPSS 17.00 kemudian menggunakan
teknik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test.

VII.

Hasil Analisa Uji Alat Ukur
Pengujian alat ukur menghasilkan 14 aitem, dari 38 aitem yang dilakukan

uji coba. Hasil uji coba terhadap 14 aitem ini menyatakan bahwa skala hardiness
menurut Maddi (2013) yang dikembangkan oleh peneliti

adalah valid dan

reliabel. Setelah dilakukan pengujian melalui software SPSS version 17.00 for
Windows maka nilai reliabilitas dengan pendekatan Cronbach’s Alpha adalah
0.768.
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur
Cronbach’s
Alpha
0.768

Jumlah
aitem
14

Peneliti juga menguji daya beda aitem dengan menggunakan software
SPSS version 17.00 for Windows, dan menghasilkan corrected item-total
correlation yang bergerak dari 0.268 - 0.583. Peneliti meggunakan kriteria
pemilihan aitem

rix ≥ 0.25, dikarenakan aitem tidak memenuhi jumlah yang

diinginkan dan kurang merepresentasikan indikator apabila menggunakan kriteria
rix ≥ 0.50. Tabel 3 memaparkan 14 aitem yang dianggap lolos uji coba alat ukur.
Aitem disusun dari aspek yang kemukakan oleh Maddi (2013). Pada aspek

34
Universitas Sumatera Utara

tantangan terdapat 3 (tiga) aitem, pada aspek komitmen terdapat 6 (enam) aitem
dan pada aspek control terdapat 5 (lima) aitem.
Tabel 3. Hasil Analisa Alat Ukur
Aitem
No

1.

Aspek

Indikator Prilaku

Tantangan

Menerima dan melihat
keadaan stres sebagai
kesempatan untuk
berkembang
Belajar dari kegagalan
untuk menjadi sukses
Tetap bertahan apapun
yang terjadi, dari pada
meninggalkannnya

2.

Komitmen
Kemauan untuk berusaha
dan belajar bersama orangorang terdekat dan
lingkungan kerjanya

Percaya bahwa dirinya
dapat mengendalikan
masalah.
3.

F

UF

(1)

0.446

(23)

0.414

(37)

0.300

(15)

0.337

1
3

0.507
(16)

(17)

0.334
0.583

(18)
(30)
(10)
(31)

0.385

(21)

3

0.268
0.467
0.335

(32)
Keyakinan dalam
mengerjakan tugas

Jumlah

2

(27)

Kontrol

3

0.406
0.366
2

(22)
8

Total

Corrected
item- total
correlation

6

0.343
14

Keterangan :
F

: Favorable

UF

: Unfavorable

35
Universitas Sumatera Utara

VIII.

Pelaksanaan Penelitian
a. Persiapan Penelitian
1. Pembuatan Alat Ukur
Peneliti membuat alat ukur dengan menggunakan aspek-aspek dari
Maddi (2013) mengenai variabel Hardiness. Pembuatan alat ukur
dibantu oleh professional judgement, yaitu dosen pembimbing. Peneliti
membuatblueprint terlebih dahulu dalam membantu mengelompokan
indikator dan aitem yang akan diuji.
2. Uji Coba Alat Ukur
Tahapan selanjutnya adalah melakukan uji coba alat ukur. Uji coba alat
ukur dilakukan dengan menyebarkan skala hardiness kepada karyawan
perusahaan e-commerce, baik di Kota Medan maupun luar Kota
Medan..

b. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data Penelitian dimulai pada tanggal 18 Oktober 2016 – 1
Desember

2016.

Prosedur

pelaksanaan

penelitian

dimulai

dengan

menyampaikan izin baik formal maupun informal kepada perusahaanperusahaan e-commerce di Kota Medan. Izin secara formal disampaikan
dengan memberikan surat izin yang diperoleh dari Civitas Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara. Sedangkan izin secara informal disampaikan
peneliti kepada pihak-pihak terdekat yang memiliki relasi dengan peneliti pada
perusahaan tersebut.

36
Universitas Sumatera Utara

Setelah izin tersampaikan, peneliti membagikan kuisioner baik di hari
yang sama penyampaian izin ataupun tidak, hal ini disesuaikan dengan
kesepakatan dengan pihak perusahaan. Pembagian kuisioner dilakukan dengan
membagikan skala secara langsung dalam bentuk paper dan dalam bentuk link
menggunakan aplikasi google.docs. Peneliti kemudian menyampaikan
terimakasih kepada pihak-pihak yang ikut serta dengan membagikan reward.

IX.

Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis

statistik. Analisis ini digunakan dengan alasan bahwa analisis statistik dapat
mewujudkan kesimpulan penelitian dengan memperhitungkan faktor kesalihan.
Alasan ini digunakan bahwa statistik bekerja dengan angka-angka yang bersifat
objektif dan universal, artinya dapat digunakan hampir pada semua bidang
penelitian. Data dalam penelitian ini akan dianalisa dengan analisa statistik, yang
dapat bekerja dengan angka-angka, bersifat objektif dan universal (Hadi, 2002).

X.

Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi hasil penelitian terdiri dari penyebaran data demografis subjek,

hasil pengolahan data penelitian dan skor rata-rata berdasarkan data demografis
subjek. Hasil penelitian akan digambarkan dalam bentuk tabel dengan
menggunakan software Microsoft OfficeExcel 2007 dan deskirpsi statistika
menggunakan software SPSS version 17.00 for Windows.

37
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Gambaran
Hardiness pada Perusahaan E-commerce di Kota Medan. Pembahasan akan
dijelaskan setelah hasil penelitian dipaparkan dengan menggunakanbantuan
Statistical Package for Solution Sciences (selanjutnya disebut SPSS) 17.0 for
windows. Sebelumnya, peneliti akan menjelaskan gambaran penelitian terlebih
dahulu kemudian hasil penelitian dan pembahasan.

I.

Gambaran Umum Subjek Penelitian
Sampel penelitian adalah seluruh karyawan e-commerce yang bekerja di

Kota Medan. Berikut merupakan gambaran umum dari 109 orang karyawan
perusahaan e-commerce di Kota Medan.

a. Gambaran berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan gambaran umumnya, Tabel 4 memaparkan presentase
dan jumlah karyawan Laki-laki dan Perempuan keseluruhan subjek.
Tabel 4. Gambaran Subjek berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin

Frekuensi (N)

Persentasi

Perempuan
Laki-Laki
Total

56
53
109

51.4%
48.6%
100%

38
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan data pada tabel diatas, dikatakan bahwa jumlah
karyawan perempuan pada perusahaan e-commerce di Kota Medan adalah
56 orang dengan presentase, 57.8%. Sedangkan jumlah karyawan laki-laki
adalah 53 orang dengan presentase 42.2%.

b. Gambaran berdasarkan Suku
Suku adalah sekelompok orang yang terikat secara biologis,
menganut nilai-nilai dan norma yang sama (Matsumoto, 2008).
Berdasarkan gambaran umum ditinjau dari masing-masing suku, berikut
merupakan presentase dan jumlah karyawan yang digambarkan melalui
Tabel 5.
Tabel 5. Gambaran Subjek berdasarkan Suku
Suku
Batak
Tinghoa
Jawa
Padang
Aceh
Melayu
Total

Frekuensi (N)
57
22
21
4
3
2
109

Persentasi
52.3%
20.2%
19.3%
3.67%
2.75%
1.83%
100%

Berdasarkan Tabel diatas, dapat dikatakan bahwa jumlah karyawan
e-commerce di Kota Medan yang bersuku Batak sebanyak 57 orang
dengan presentase 52.3%, Tionghoa sebanyak 22 orang dengan presentase
20.2%, menyusul Jawa dengan jumlah 21 orang dan presentase 19.3%,
selanjutnya adalah Padang dengan jumlah 4 (empat) orang karyawan,
Aceh dengan jumlah 3 (tiga) orang karyawan dan Melayu dengan jumlah 2
(dua) orang karyawan.
39
Universitas Sumatera Utara

c. Gambaran berdasarkan Status Pernikahan
Hajebi, Emami, Hosseinzadeh, dan Khajeian (2016) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa status pernikahan memiliki hubungan
dengan hardiness karyawan. Berdasarkan gambaran umum, berikut
merupakan data demografis status pernikahan karyawan e-commerce yang
bekerja di Kota Medan. Tabel 6 menjelaskan jumlah karyawan yang sudah
menikah dan belum menikah.
Tabel 6. Gambaran Subjek berdasarkan Status Pernikahan
Status Pernikahan

Frekuensi
(N)
102
7
109

Belum Menikah
Menikah
Total

Persentasi
93.6%
6.4%
100%

Dari Tabel 6, dapat diketahui bahwa jumlah karyawan yang belum
menikah sebanyak 102 orang dengan presentase 93.6%, dan karyawan
yang sudah menikah sebanyak 7 (tujuh) orang dengan presentase 6.4%.

d. Gambaran Berdasarkan Usia
Gambaran umum berdasarkan usia pada karyawan perusahaan ecommerce yang berada di Kota Medan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
20-24 tahun, 25-29 tahun, dan diatas 30 tahun (>30 tahun). Berikut
merupakan gambarannya pada subjek penelitian.

40
Universitas Sumatera Utara

Tabel 7. Gambaran Subjek berdasarkan Usia
Usia

Frekuensi
(N)
66
40
3
109

20 – 24 Tahun
25 – 29 Tahun
>30 Tahun
Total

Persentasi
60.6%
36.7%
2.75%
100%

Tabel 7 menunjukan terdapat 66 karyawan berusia 20-24 tahun
dengan presentase 60.6%, 40 karyawan berusia 25-29 tahun dengan
presentase 36.7%, dan tiga karyawan berusia diatas 30 tahun (>30 tahun).

e. Gambaran Berdasarkan Lama Bekerja
Gambaran umum karyawan dilihat dari lamanya bekerja dapat
bervariasi. Peneliti mengelompokan gambaran tersebut menjadi 6 (enam)
kelompok, yaitu lama bekerja 1-3 bulan, 4-6 bulan, 7-9 bulan, 10-12
bulan, 1 (satu) tahun dan 2 (dua) tahun. Hasil penelitian menemukan,
karyawan e-commerce dengan lama masa bekerja 1 (satu) tahun memiliki
jumlah subjek terbanyak, dengan presentase 20.2% yaitu sebanyak 22
orang karyawan. Berikut gambaran kelompok lainnya pada Tabel 8.
Tabel 8. Gambaran Subjek berdasarkan Lama Bekerja
Lama Berkerja

Frekuensi
(N)
21
18
16
18
22
14
109

1 -3 Bulan
4 – 6 Bulan
7 – 9 Bulan
10 – 12 Bulan
1 (satu) Tahun
2 (dua) Tahun
Total

Persentasi
19.3%
16.5%
14.7%
16.5%
20.2%
12.8
100%

41
Universitas Sumatera Utara

Data diatas juga menunjukan, kelompok karyawan dengan lama
masa bekerja 1-3 bulan berjumlah 21 orang dengan presentase 19.3%.
Selanjutnya karyawan dengan lama masa kerja 4-6 bulan dan 10-12 bulan
dengan jumlah yang sama yaitu 18 orang dan presentase 16.5%. Dua
posisi terakhir terdapat karyawan dengan lama masa bekerja 7 – 9 bulan
dengan jumlah 16 orang karyawan dan presentase 14.7 %. Terakhir adalah
karyawan dengan lama masa bekerja 2 tahun dengan presentase 12.8%
berjumlah 14 orang.

f. Gambaran Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu penentu keberhasilan
seseorang. Berikut merupakan gambaran umum subjek dilihat dari tingkat
pendidikannya.
Tabel 9. Gambaran Subjek berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan

Frekuensi
(N)
1
13
17
78
109

SMK
SMA
Diploma III
Strata I
Total

Persentasi
0.9%
11.9%
15.6%
71.6%
100%

Tabel 9 menunjukan bahwa terdapat71.6 %yaitu sebanyak 78
orang subjek dengan tingkat pendidikan akhir sebagai Sarjana (Strata-I).
Selanjutnya disusul oleh subjek dengan tingkat pendidikan akhir sebagai
Diploma III (D-III) dengan presentase 14.7% yang berjumlah 17 orang
karyawan. Sisanya disusul oleh karyawan dengan tingkat pendidikan

42
Universitas Sumatera Utara

akhirSekolah Menengah Atas(SMA) dengan jumlah 13 orang karyawan
dan Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) dengan jumlah 1 (satu) orang
karyawan.

g. Gambaran Berdasarkan Posisi di Tempat Kerja
Judkins (2005) menyatakan bahwa, posisi manager dalam studi
yang dilakukannya memiliki hubungan dengan variabel psikologi yaitu
hardiness.Berikut merupakan gambaran subjek apabila digolongkan
dengan posisinya di tempat kerja.
Tabel 10. Gambaran Subjek berdasarkan Posisi di Tempat Kerja
Posisi di Tempat Kerja
Staff
Manager
CEO
Total

Frekuensi (N)
89
14
6
109

Persentasi
81.7%
12.8%
5.5%
100%

Berdasarkan Tabel 10, seubjek dibedakan menjadi 3 posisi yang
berbeda, yaitu Staff, Manager dan Chief Executive Officer(CEO). Terdapat
89 orang subjek yang bekerja sebagai staff, 14 orang subjek yang bekerja
sebagai manager dan 6 orang subjek sebagai Chief Executive Officer CEO.

h. Gambaran Berdasarkan Tipe Perusahaan E-commerce
Perusahaan e-commerce dapat digolongkan menjadi 4 (empat)
yaitu Businness to Businnesss e-commerce (B2B e-commerce), Business to
Consumer e-commerce (B2C e-commerce), Business to Government ecommerce (B2G e-commerce), Consumer to Consumer e-commerce (C2C

43
Universitas Sumatera Utara

e-commerce) dan Mobile e-commerce (Andam, 2003). Masing-masing tipe
perusahaan e-commerce memiliki detail yang berbeda-beda dalam hal
sumber daya, tujuan dan hal-hal yang mempengaruhinya. Berikut
merupakan gambaran subjek ditinjau dari tipe perusahaan e-commerce
pada tempat mereka bekerja.
Tabel 11. Gambaran Subjek berdasarkan Tipe Perusahaan
E-commerce
Tipe Perusahaan
Frekuensi Persentasi
(N)
Business to Consumer (B2C)
97
89%
Business to Business (B2B)
6
5.5%
Business to Government (B2G)
2
1.8%
Consumer to Consumer (C2C)
2
1.8%
E-mobile
2
1.8%
Total
109
100%
Tabel 11. diatas menunjukan bahwa 89% sampel bekerja pada
perusahaan Business to Consumers e-commerce (B2C), yaitu berjumlah 97
orang. Subjek lainnya bekerja pada perusahaan Business to Business ecommerce (B2B) dengan jumlah 6 (enam) orang karyawan. Urutan tiga
terakhir diisi oleh karyawan yang bekerja pada perusahaan e-commerce
tipe e-mobile, Business to Government e-commerce (B2G) dan Consumers
to Consumers e-commerce (C2C) masing-masing dengan jumlah 2 (dua)
orang karyawan.

44
Universitas Sumatera Utara

II.

Hasil Penelitian
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melakukan pengujian terhadap
kenormalan data (Azwar, 2012). Berikut merupakan hasil uji normalitas
data pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Data
N
109

One-Sample KolmogorovSmirnov Test.
0.738

Data dikatakan normal apabila nilai signifikansi atau probabilitas
(P) > 0.05, sebaliknya data dikatakan tidak normal apabila nilai
signifikansi atau probabilitas (P) < 0.05. Peneliti kemudian menguji
normalitas data dengan menggunakan software SPSS 17.00 kemudian
menggunakan teknik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Ditemukan
hasil uji normalitas data 0.738, oleh sebab itu data dapat dikatakan normal
karena (p) > 0.05.

b. Hasil Penelitian Utama
Berdasarkan gambaran data demografis subjek, peneliti mengolah
jumlah skor dari masing-masing subjek.Hasil yang akan dipaparkan pada
penelitian ini adalah rentang nilai, nilai empirik dan nilai hipotetik dari
variabel hardiness dan aspek-aspeknya. Rentang nilai dan nilai empirik
diperoleh dengan bantuan Statistical Package for Solution Sciences 17.0

45
Universitas Sumatera Utara

for windows, sementara nilai hipotetik diperoleh dengan menggunakan
rumus pada Tabel 13.
Tabel 13. Rumus Nilai Hipotetik
1

µ = (���� + ���� )ΣK
2

1

σ = (���� - ���� )
6

Berikutnya, rumus nilai hipotetik diterapkan pada masing-masing
aspek hardiness dan menghasilkan data pada Tabel 14.
Tabel 14. Gambaran Skor Hardiness Karyawan
Variabel

Jumlah
Subjek

Tantangan
Kontrol
Komitmen
Total

109

Rentang Nilai
Min. Maks.
7
15
11
22
16
30
39
66

Nilai Empirik
Mean
SD
12.23
1.7
16.11 2.03
22.43 3.43
50.77 5.53

Nilai Hipotetik
Mean
SD
9
1.3
15
1.8
18
2.3
42
4.5

Tabel diatas menunjukan rentang nilai variabel hardiness adalah
27, bergerak dari rata-rata skor 39-66. Selanjutnya rata-rata skor variabel
hardiness yang diperoleh dari 109 subjek adalah 50.77 dengan standar
deviasi 5.53. Peneliti juga menemukan rata-rata nilai hipotetikyaitu 42,
sedangkan nilai standar deviasinya adalah 4.5. Hal ini menunjukan bahwa
rata-rata skor hardiness pada subjek penelitian (karyawan perusahaan ecommercedi Kota Medan) lebih tinggi dari rata-rata skor hardiness pada
umumnya. Hal yang sama ditemukan pada ketiga aspek hardiness, yaitu
tantangan, kontrol dan komitmen. Ditemukan bahwa rata-rata skor aspek

46
Universitas Sumatera Utara

hardiness pada karyawan e-commerce yang bekerja di Kota Medan lebih
tinggi dibandingkan rata-rata skor aspek hardiness pada umumnya.

c. Kategorisasi Hardiness Karyawan
Pengelompokan rata-rata skor karyawan dilakukan dengan terlebih
dulu menentukan kategori skornya. Peneliti mengelompokan karyawan ke
dalam tiga kategorisasi, yaitu Tinggi, Sedang dan Rendah. Tabel 15
merupakan rumus yang digunakan dalam mengkategorisasikan skor, yaitu
dengan menggunakan rumus standard errorfluktuasi skor (Azwar, 2012)
sebagai berikut:
Tabel 15. Rumus Standar Eror Fluktuasi Skor Skala
X ±���2 (�� )
Keterangan :
X

= Mean pada skala

���2

= Taraf kepercayaan

��

= Standar Eror

Peneliti menggunakan taraf kepercayaan sebesar 95% yang berarti

sama dengan taraf signifikansi sebesar 5%. Hasil perhitungan standard
error dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17.0 for windows,
yang kemudian dipaparkan pada Tabel 16. Selanjutnya, peneliti
mengkalkulasikan rumus pengkategorian dengan menggunakan skor yang
telah diperoleh, maka dihasilkan data sebagai berikut.

47
Universitas Sumatera Utara

Tabel 16. Pengelompokan Hardiness dan aspeknya pada Karyawan
yang Bekerja pada Perusahaan E-commercedi Kota Medan
Variabel Standard Kategorisasi
Rentang Nilai
Frekuensi Persentase
Error
(N)
Tantangan
49
44.9%
Tinggi
X>12.56
27
24.8%
0.168
Sedang
11.90≤X ≤ 12.56
33
30.3%
Rendah
X< 11.90
Kontrol
40
36.7%
Tinggi
X >16.49
28
18.3%
0.195
Sedang
15.73≤X ≤ 16.49
41
37.6%
Rendah
X 23.07
22
20.2%
0.329
Sedang
21.79≤X ≤ 23.07
45
41.3%
Rendah
X 51.77
45
41.3%
21
19.3%
Sedang
0.531
49.77≤X ≤ 51.77
43
39.4%
Rendah
X51.77 dengan kategorisasi
tinggi, 49.77≤X ≤ 51.77 dengan kategorisasi sedang, dan X 30 Tahun Mean
12.33
14.67
22.67
(N=3)
SD
2.0
1.1
5.5
20-24 Tahun Mean
12.41
16.20
22.85
(N=66)
SD
1.7
2.1
3.1
25-29 Tahun Mean
11.92
16.08
21.72
(N=40)
SD
1.7
1.8
3.7

Total
49.67
6.5
51.45
5.3
49.72
5.8

Hasil penelitian diatas menemukan skor rata-rata aspek tantangan
subjek berusia 20-24 Tahun memiliki skor 12.41, disusul oleh subjek
berusia >30 Tahun memiliki skor 12.33, dan subjek berusia 25-29 Tahun
memiliki skor 11.92. Pada aspek kontrol, skor paling banyak diperoleh
sampel berusia 20-24 Tahun dengan skor 16.20, selanjutnya sampel
berusia 25-29 Tahun dengan skor 16.08 dan sampel >30 Tahun dengan
skor 14.67. Aspek Komitmen dengan skor rata-rata tertinggi diperoleh
sampel berusia 20-24 Tahun dengan skor 22.85, sampel berusia >30 Tahun
dengan skor 22.67 dan terakhir sampel berusia 25-29 Tahun dengan skor
21.72. Secara keseluruhan total skor rata-rata hardiness paling tinggi
diperoleh sampel berusia 20-24 Tahun dengan skor 51.45, kemudian
sampel berusia 25-29 Tahun dengan skor 49.72 dan sampel berusia > 30
Tahun dengan skor 49.67.

51
Universitas Sumatera Utara

d. Gambaran Hardiness berdasarkan Status Pernikahan
Kelompok kategori ini terdiri dari karyawan yang belum menikah
dan sudah menikah. Berikut merupakan gambaran hardiness sampel,
dilihat dari status pernikahannya.

Tabel 20. Gambaran Hardiness berdasarkan Status Pernikahan
Status
Tantangan Kontrol Komitmen
Belum Menikah Mean
12.28
16.08
22.51
(N=102)
SD
1.7
2.0
3.4
Menikah
Mean
11.43
16.57
21.29
(N=7)
SD
2.2
2.2
2.8

Total
50.87
5.6
49.29
4.4

Berdasarkan data diatas, skor rata-rata aspek tantangan pada
karyawan yang belum menikah yaitu 12.28 dan 11.43 pada karyawan yang
sudah menikah. Pada aspek kontrol, karyawan yang sudah menikah
memiliki skor rata-rata yang lebih tinggi yaitu 16.57, sedangkan karyawan
yang belum menikah 16.06. Pada aspek komitmen, rata-rata skor
karyawan yang belum menikah lebih tinggi, yaitu 22.51, sedangkan
karyawan yang sudah menikah memiliki skor rata-rata 21.29. Secara
keseluruhan, dilihat dari variabel hardiness, skor rata-rata karyawan yang
belum menikah, yaitu 50.87 dan karyawan yang sudah menikah 49.29.
maka, dapat dikatakan bahwa karyawan yang belum menikah memiliki
rata-rata skor hardiness lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan yang
sudah menikah.

52
Universitas Sumatera Utara

e. Gambaran Hardiness berdasarkan Lama Bekerja
Masa lama bekerja karyawan dibagi menjadi 6 (enam) kelompok.
Berikut merupakan gambaran hardiness karyawan berdasarkan masa
kerjanya.
Tabel 21. Gambaran Hardiness berdasarkan Lama Bekerja
Lama Kerja
1 - 3 Bulan
Mean
(N=21)
SD
4 - 6 Bulan
Mean
(N=18)
SD
7 - 9 Bulan
Mean
(N=16)
SD
10 - 12 Bulan Mean
(N=18)
SD
1 Tahun
Mean
(N=22)
SD
2 Tahun
Mean
(N=14)
SD

Tantangan
12.24
1.5
12.94
1.4
11.94
2.0
11.78
2.5
12.09
1.3
12.43
1.2

Kontrol Komitmen
15.86
23.05
2.3
3.5
17.11
22.72
2.2
3.3
15.56
21.44
2.1
2.8
15.94
22.00
1.3
3.2
15.64
22.64
1.6
3.8
16.79
22.50
2.0
3.7

Total
51.14
6.0
52.78
4.7
48.94
4.8
49.72
5.9
50.36
5.6
51.71
5.6

Berdasarkan Tabel 21, dapat dilihat rata-rata skor tantangan
tertinggi diperoleh kelompok dengan masa kerja 4-6 bulan, yaitu dengan
rata-rata skor 12.94 dan skor terendah pada kelompok dengan masa kerja
10-12 bulan, yaitu dengan rata-rata skor 11.87. Kedua,pada aspekkontrol,
rata-rata skor tertinggi diperoleh karyawan dengan masa kerja 4-6 bulan
yaitu 17.11 dan rata-rata skor terendah terdapat pada karyawan dengan
lamanya masa kerja 7-9 bulan dengan skor rata-rata 15.56. Pada aspek
komitmen, skor rata-rata tertinggi diperoleh karyawan dengan lamanya
masa kerja 1-3 bulan dengan rata-rata skor 23.05 dan rata-rata skor
terendah 21.44 pada kelompok dengan lama bekerja 7-9 bulan. Secara
53
Universitas Sumatera Utara

keseluruhan pada aspek hardiness, rata-rata skor tertinggi diperoleh
kelompok dengan lama bekerja 4-6 bulan dengan rata-rata skor 52.78.
Rata-rata skor terendah variabel hardiness terdapat pada kelompok dengan
lama masa kerja 7-9 bulan dengan skor 48.94.

f. Gambaran Hardiness berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berikut merupakan gambaran hardiness berdasarkan tingkat
pendidikannya. Peneliti memperoleh 4 (empat) kelompok yang berasal
dari tingkat pendidikan yang berbeda, yaitu Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), Sekolah Menengah Atas (SMA), Diploma III (D-III), dan Sarjana
(Strata-I). Berikut merupakan hasilnya pada Tabel 22.
Tabel 22. Gambaran Hardiness berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Tantangan Kontrol Komitmen
Total
D3
Mean
12.35
15.29
22.35
50.00
(N=17)
SD
1.5
2.0
2.6
4.5
S1
Mean
12.06
16.35
22.50
50.91
(N=78)
SD
1.8
2.0
3.6
6.0
SMA
Mean
13.00
15.85
21.77
50.62
(N=13)
SD
1.2
1.9
2.6
3.6
SMK
Mean
13.00
15.00
27.00
55.00
(N=1)
SD
Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa karyawan dengan
tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas(SMA) dan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) memiliki skor tantangan tertinggi, yaitu 13.00.
Selanjutnya pada aspek kontrol, kelompok yang memiliki skor rata-rata
tertinggi adalah Sarjana (S1) dengan rata-rata 16.35. Pada aspek

54
Universitas Sumatera Utara

komitmen, kelompok yang memiliki skor rata-rata tertinggi adalah SMK
dengan nilai 27.00. Skor tertinggi secara keseluruhan diperoleh kelompok
SMK dengan nilai 55.00, selanjutnya disusul oleh kelompok S1 dengan
rata-rata 50.91.

g. Gambaran Hardiness berdasarkan Posisi di Tempat Kerja
Berikut merupakan gambaran skor rata-rata hardiness karyawan
pada perusahaan e-commerce di Kota Medan, dilihat dari posisinya di
tempat kerja.
Tabel 23. Gambaran Hardiness berdasarkan Posisi di Tempat Kerja
Posisi
Tantangan Kontrol Komitmen
Total
Staff
Mean
12.08
15.90
21.89
49.87
(N=89)
SD
1.7
1.8
3.1
4.7
Manager Mean
13.00
17.21
24.93
55.14
(N=14)
SD
1.9
2.1
3.6
6.5
CEO
Mean
12.67
16.67
24.67
54.00
(N=6)
SD
1.8
3.0
4.0
8.0
Tabel 23 menunjukan rentang skor rata-rata aspek tantangan,
kontrol dan komitmen pada hardiness dilihat dari 3 (tiga) posisi di tempat
kerja. Aspek tantangan, kontrol dan komitmen memiliki skor tertinggi
pada posisi kerja sebagai manager. Demikian dilihat dari keseluruhan total
skor masing-masing aspek, dapat dilihat bahwa total skor rata-rata variabel
hardinesstertinggi terdapat pada sampel dengan posisi sebagai manager,
disusul oleh sampel dengan posisi sebagai CEO (Chief Executive Officer)
dan staff.

55
Universitas Sumatera Utara

h. Gambaran Hardiness berdasarkan Tipe Perusahaan E-commerce
Andam (2003) mengelompokan perusahaan e-commerce menjadi 5
(lima) tipe perusahaan, yaitu Businness to Businnesss e-commerce (B2B ecommerce), Business to Consumer e-commerce (B2C e-commerce),
Business to Government e-commerce (B2G e-commerce), Consumer to
Consumer e-commerce (C2C e-commerce) dan Mobile e-commerce.
Berikut merupakan hasil penelitian pada Tabel 24.

Tabel 24. Gambaran Hardiness berdasarkan Tipe Perusahaan Ecommerce
Tipe
Tantangan Kontrol Komitmen
Total
B2B
Mean
12.33
15.50
22.83
50.67
(N=6)
SD
1.3
1.0
3.7
4.0
B2C
Mean
12.07
15.99
22.19
50.25
(N=97)
SD
1.7
1.9
3.3
5.2
B2G
Mean
15.00
19.50
26.00
60.50
(N=2)
SD
0.0
0.7
0.0
0.7
C2C
Mean
15.00
20.50
27.00
62.50
(N=2)
SD
.0
.7
4.2
4.9
E-Mobile Mean
14.00
16.00
25.00
55.00
(N=2)
SD
1.4
1.4
2.8
.0
Beradasarkan data yang telah diperoleh, dapat dilihat skor yang
berbeda-beda dari masing-masing aspek dan skor hardiness. Pada aspek
tantangan, nilai rata-rata tertinggi terdapat pada karyawan yang bekerja di
perusahaan e-commerce tipe Business to Government (B2G) dan
Consumer to Consumer (C2C) dengan skor rata-rata 15.00. Pada aspek
kontrol, skor rata-rata tertinggi diperoleh subjek yang bekerja pada
perusahaan e-commerce Consumer to Consumer (C2C), yakni 20.50.

56
Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya, skor rata-rata tertinggi pada aspek komitmen terdapat pada
tipe perusahaan Consumer to Consumer (C2C) e-commerce dengan skor
27.00. Secara keseluruhan pada aspek Hardiness, skor tertinggi dimiliki
oleh subjek dengan tipe perusahaan Consumer to Consumer (C2C) ecommerce, yaitu 62.50.
Dikarenakan jumlah sampel terbanyak berasal dari perusahaan
Business to Consumer, maka berikut skor rata-ratanya pada variabel
hardiness dan masing-masing aspek. Pada aspek tantagan, tipe perusahaan
Business to Consumer (B2C) memiliki skor rata-rata 12.07, pada aspek
control skor rata-ratanya adalah 15.99. Selanjutnya, pada aspek komitmen
skor Business to Consumer mencapai 22.19 dan pada variabel hardiness
skor rata-ratanya adalah 50.25.

IV.

Pembahasan
Penelitian terhadap 109 karyawan yang bekerja pada perusahaan e-

commerce di Kota Medan menemukan bahwa hasil pengolahan data telah
memenuhi syarat uji normalitas dengan (p) > 0.05 (Azwar, 2012). Peneliti juga
melakukan perbandingan rata-rata nilai empirik dan hipotetik pada masing-masing
aspek variabel hardiness. Ditemukan bahwa rata-rata nilai empirik karyawan yang
bekerja pada perusahaan e-commerce lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata
aspek-aspek dan variabel hardiness pada umumnya. Sejalan dengan hal ini, Maddi
(2013) menyatakan adanya sikap dan perilaku hardiness pada karyawan yang
bekerja di perusahaan bidang teknologi, yakni Apple dan Microsoft. Berdasarkan

57
Universitas Sumatera Utara

karakteriknya, kedua perusahaan ini memiliki spesifikasi dalam menggunakan
teknologi informasi dan perangkat komputer untuk meningkatkan dan
mengintegrasikan kualitas peranti lunak maupun peranti keras.
Selanjutnya, peneliti mengelompokan rata-rata skor karyawan ke dalam
tiga kategorisasi, yaitu Tinggi, Sedang dan Rendah. Hasil penelitian pada variabel
hardiness dan masing-masing aspeknya menunjukan bahwa terdapat 36.7%
hingga 44.9% subjek yang dikategorikan memiliki skor Tinggi. Terdapat juga
18.3% hingga 24.8% subjek dikategorikan memiliki skor Sedang pada masingmasing variabel. Pada kategorisasi skor rendah, terdapat 30.3% hingga 41.3%
presentase jumlah karyawan pada maisng-masing variabel. Hal ini menunjukan
bahwa karyawan e-commerce yang memiliki skor tinggi lebih banyak
dibandingkan dengan karyawan yang memiliki skor rendah.

Maddi (2013)

menyatakan bahwa hardiness dalam setting organisasi dapat dipengaruhi oleh
iklim organisasi. Hasil data statistik diatas menunjukan rata-rata skor yang
diperoleh dari 109 subjek adalah 50.77 dari rentang skor 39 hingga 66.
Apabila dilihat dari data demografis, peneliti menemukan bahwa
Hardiness pada karyawan laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan
perempuan. Bartone (2001) pada setting yang berbeda, melakukan penelitian pada
laki-laki dan perempuan di Akademi Militer. Beliau menemukan bahwa Hardiness
lebih tinggi ditemukan pada laki-laki. Hal ini dilihat dari keinginan mereka untuk
bekerja dengan baik dan mencapai tingkatan militer yang lebih tinggi.
Selanjutnya, dilihat berdasarkan masing-masing suku. Suku adalah sekelompok
orang yang terikat secara biologis, menganut nilai-nilai dan norma yang sama
58
Universitas Sumatera Utara

(Matsumoto, 2008). Apabila dilihat dari tingkatan skor rata-rata tertinggi, maka
rata-rata skor Tantangan tertinggi diperoleh suku Padang dengan skor 13.25,
Kontrol tertinggi diperoleh suku Aceh dengan skor 17.00, Komitmen tertinggi
diperoleh suku Melayu dengan skor 24.50.
Data

demografis

lainnya

yang

mempengaruhi

hardiness

adalah

usia.Sandhu, Sharma dan Singh (2009) menemukan bahwa usia memiliki
hubungan dengan hardiness pada pelatih atlet di India. Hasil penelitian diatas
menemukan skor rata-rata Hardiness paling tinggi diperoleh sampel berusia 20-24
Tahun dengan skor 51.45. Selanjutnya adalah Status Pernikahan, kelompok
kategori ini terdiri dari karyawan yang Belum Menikah dan sudah Menikah,
dilihat dari variabel Hardiness, skor rata-rata karyawan yang belum menikah,
yaitu 50.87 dan karyawan yang sudah menikah 49.29. Howard (1996: Qaddumi,
2011) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kepribadian hardiness dengan
status pernikahan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hajebi,
Emami, Hosseinzadeh, dan Khajeian (2016) yang bahwa status pernikahan
memiliki hubungan dengan hardiness karyawan.
Lamanya masa bekerja merupakan karakteristik individu yang merujuk
pada unsur demografik pada suatu pekerjaan (Yanuardi, 2015).Berdasarkan data
diatas rata-rata skor tertinggi variabel hardiness diperoleh kelompok dengan lama
bekerja 4-6 bulan dengan rata-rata skor 52.78. Berkaitan dengan lamanya masa
kerja dengan hardiness, Sandhu, Sharma dan Singh (2009) melakukan penelitian
pada pelatih atlet olahraga. Mereka menemukan bahwa, semakin lama masa kerja
atau pengalaman pelatih, maka semakin tinggi pula hardiness mereka.

59
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tingkat pendidikannya,peneliti memperoleh 4 (empat)
kelompok yang berasal dari tingkat pendidikan yang berbeda. Dapat dilihat bahwa
karyawan dengan tingkat pendidikan Sekolah Menegah Kejuruan (SMK)
memiliki skor tertinggi dengan nilai 55.00, selanjutnya disusul oleh kelompok
dengan pendidikan Sarjana(Strata-I) dengan rata-rata 50.91. Tingkat pendidikan
dalam setting kerja memiliki pengaruh pada insentif atau gaji (Qaddumi, 2011)
dan Intelligence Quotient (IQ) yang secara tidak langsung memiliki hubungan
dengan hardiness (Goleman, 2002: Olivia, 2014).
Selanjutnya, peneliti mengelompokan sampel ke dalam tiga posisi di
tempat kerja, yaitu staff, manager dan CEO (Chief Executive Officer). Penelitian
menemukan bahwa skor hardiness tertinggi dilihat dari masing-masing aspek
terdapat pada sampel yang bekerja sebagai manager. Hal ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Judkins (2005) bahwa, posisi manager memiliki
hubungan dengan variabel psikologi yaitu hardiness. Maddi (2013) juga
menyatakan bahwa karyawan yang bekerja di bidang Informasi dan Teknologi
memiliki variabel psikologis hardiness. Hal ini sejalan dengan karakteristik
karyawan e-commerceitu sendiri, yang bekerja dibidang Informasi dan Teknologi.

60
Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian diatas, bab ini akan menjelaskan beberapa
kesimpulan dan saran. Saran dibagi menjadi dua, yaitu saran metodologis dan
praktis. Berikut merupakan pemaparannya.
I. Kesimpulan
a. Rata-rata skor hardiness karyawan yang bekerja pada perusahaan ecommerce di Kota Medan lebih tinggi dari rata-rata skor hardiness pada
umumnya.
b. Karyawan yang bekerja pada perusahaan e-commerce di Kota Medan yang
memiliki kategori skor Tinggi lebih banyak dibandingkan dengan
karyawan yang memiliki skor Rendah.
c. Rata-rata skor hardiness lebih tinggi ditemukan pada karyawan dengan
jenis kelamin Laki-laki, Suku Melayu, rentang usia 20-24 tahun, berstatus
Belum Menikah, lama bekerja 4-6 bulan, tingkat pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), bekerja sebagai programmer dan business
consultant, dan bekerja pada perusahaan consumer to consumer ecommerce (C2C e-commerce).

61
Universitas Sumatera Utara

II.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka

peneliti mengajukan beberapa saran metodologis dan saran praktis sebagai
berikut:
a. Saran Metodologis
i.

Bagi penelitian selanjutnya yang hendak meneliti variabel
hardiness, diharapkan untuk memperbanyak jumlah aitem.

ii.

Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menemukan variabelvariabel lain yang berkaitan dengan hardiness pada perusahaan ecommerce.

b. Saran Praktis
i.

Hasil penelitian diatas menemukan adanya faktor-faktor penting
variabel hardiness pada setting perusahaan. Gambaran hardiness
pada karyawan e-commerce di Kota Medan diharapkan dapat
berguna sebagai sumber informasi dan hal-hal yang berkaitan
dengan variabel demografisnya.

62
Universitas Sumatera Utara