Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Mata Pelajaran IPS Berbantukan Media Gambar Pada Siswa Kelas V di SDN Inpres Bobolon | Nurdin | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3956 12616 1 PB

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Mata Pelajaran IPS
Berbantukan Media Gambar Pada Siswa Kelas V
di SDN Inpres Bobolon
Hastin Andi Nurdin
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Masih rendahnya hasil belajar IPS disebabkan oleh masih dominannya
skill menghafal dari pada skill memproses sendiri pemahaman suatu materi.
Selama ini, minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) masih tergolong sangat rendah. Hal ini dapat dilihat masih banyak siswa
yang belum tuntas nilainya bersarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Apakah
dengan berbantukan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial pada siswa kelas V SDN Impres Bobolon? Tujuan penilitian
ini adalah meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas V
SDN Impres Bobolon dengan berbantukan media gambar. Pelaksanaan penelitian
ini berlangsung selama 3 (tiga) bulan yakni pada Bulan September sampai
Nopember 2014. Penelitian ini difokuskan pada dua subjek yakni siswa dan guru.

Siswa kelas V secara umum mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II
secara signifikan dengan menggunakan media gambar. Dari hasil tes terlihat
bahwa pada siklus I didapatkan rata – rata 58,19 atau daya serap klasikal sebesar
58,19% ketuntasan klasikal sebesar 42,85%, sedangkan pada siklus II didapatkan
rata – rata 80,47 atau daya serap klasikal sebesar 80,47% ketuntasan klasikal
sebesar 95,23%. Analisa data hasil observasi siswa dan analisa data observasi
guru menunjukkan peningkatan hasil belajar yang meningkat. Dilihat dari kriteria
taraf keberhasilan tindakan observasi siswa dan observasi guru mendapatkan
kategori nilai baik. Analisa data hasil observasi siswa siklus II dan analisa data
observasi guru menunjukkan nilai yang sangat memuaskan. Dilihat dari taraf
keberhasilan tindakan observasi siswa dan observasi guru mendapatkan kategori
nilai sangat baik. Hasil observasi siklus I dan II menunjukkan aktifitas siswa dan
aktifitas guru dalam pembelajaran dari baik menjadi sangat baik.
Kata Kunci: Hasil Belajar; Media Gambar
I. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan yang serba maju, modern dan serba canggih seperti saat
ini, pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup.
Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
sumber daya manusia. Melalui penyelenggaraan pendidikan diharapkan dapat
mencetak manusia-manusia berkualitas yang akan mendukung tercapainya sasaran


33

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
pembangunan nasional. Dalam pasal 20 UU tahun 2003, pendidikan nasional
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa dengan tujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
peserta didik agar menjadi manusia yang berkualitas dengan ciri-ciri beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab
(UU No. 20 tahun 2003).
Kini semakin disadari bahwa pendidikan memainkan peranan yang sangat
penting didalam kehidupan dan kemajuan umat manusia. Pendidikan merupakan
suatu kekuatan yang dinamis dalam kehidupan setiap individu, yang
mempengaruhi perkembangan fisiknya, daya, jiwa, sosial dan moralitasnya, atau
dengan perkataan lain, pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam
mempengaruhi kemampuan, kepribadian dan kehidupan individu dalam
pertemuan dan pergaulannya dengan sesama, serta hubungannya dengan Tuhan.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatankegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang

akan datang.
Mutu pendidikan sangat erat hubungannya dengan mutu siswa, karena
siswa merupakan titik pusat proses belajar mengajar. Oleh karena itu, dalam
meningkatkan mutu pendidikan harus diikuti dengan peningkatan mutu siswa.
Peningkatan mutu siswa dapat dilihat pada tingginya tingkat prestasi belajar
siswa, sedangkan tingginya tingkat prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh
besarnya minat belajar siswa itu sendiri.
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah kurikulum.
Kurikulum disusun untuk mendorong anak berkembang ke arah tujuan
pendidikan. Tujuan pendidikan ini dicoba diwujudkan dalam kurikulum tiap
tingkat dan jenis pendidikan, diuraikan dalam bidang studi dan akhirnya dalam
tiap pelajaran yang diberikan oleh guru di dalam kelas.
Dalam

mencapai

tujuan

pendidikan


ini,

pemerintah

menggagas

diberlakukannya kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. Tetapi pada penelitian
kali ini, peneliti masih menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan

34

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
(KTSP). KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan
oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah. KTSP tersebut memberikan
keleluasaan

kepada

sekolah


untuk

merancang,

mengembangkan,

dan

mengimplementasikan kurikulum sekolah sesuai dengan situasi, kondisi, dan
potensi keunggulan lokal yang bisa dimunculkan oleh sekolah. Alasan peneliti
masih menggunakan KTSP karena kurikulum baru tahun 2013 belum sepenuhnya
serentak diberlakukan pada sekolah diseluruh indonesia lebih khususnya di SDN
Inpres Bobolon sampai saat ini masih menggunakan KTSP.
Masih rendahnya hasil belajar IPS disebabkan oleh masih dominannya
skill menghafal dari pada skill memproses sendiri pemahaman suatu materi.
Selama ini, minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) masih tergolong sangat rendah. Hal ini dapat dilihat masih banyak siswa
yang belum tuntas nilainya bersarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Faktor
minat itu juga dipengaruhi oleh adanya metode mengajar yang digunakan guru

dalam menyampaikan materi. Metode yang konvensional seperti menjelaskan
materi secara abstrak, hafalan materi dan ceramah dengan komunikasi satu arah,
yang aktif masih didominasi oleh pengajar, sedangkan siswa biasanya hanya
memfokuskan penglihatan dan pendengaran. Kondisi pembelajaran seperti inilah
yang mengakibatkan siswa kurang aktif dan pembelajaran yang dilakukan kurang
efektif. Disini guru dituntut untuk pandai menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa sehingga siswa kembali berminat mengikuti kegiatan
belajar.
Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur
antara lain tujuan, bahan, media, dan metode, serta evaluasi. Dalam pencapaian
tujuan tersebut, media merupakan salah satu kompenen pembelajaran sangat
penting sebab dengan adanya media atau alat pembelajaran, bahan dapat dengan
mudah dipahami dan diserap oleh siswa dan guru lebih mudah menyampaikan
bahannya kepada siswa peserta didik nantinya.
Di dalam proses belajar mengajar dikenal istilah, seperti peragaan atau
keperagaan. Tetapi dewasa ini istilah keperagaan ini telah mulai dipopulerkan
dengan istilah media. Kata media sendiri berasal dari bahasa latin dan secara

35


Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
harafiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Penggunaan media gambar dalam pembelajaran sangat diutamakan guna
menimbulkan gairah belajar, motivasi belajar, merangsang siswa berperan aktif
dalam proses pembelajaran. Melalui media gambar diharapkan dapat lebih
mempermudah pemahaman materi pelajaran yang diberikan dan nantinya dapat
mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang selanjutnya dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
SDN Inpres Bobolon adalah salah satu sekolah dasar negeri yang terletak
di kecamatan Banggai, kabupaten Banggai Laut, propinsi Sulawesi Tengah.
Kegiatan pembelajaran SDN Inpres Bobolon masih termasuk tradisional karena
kebanyakan guru hanya menggunakan metode ceramah dalam penyampaian
materi, sehingga siswa merasa bosan dalam megikuti proses pembelajaran. Hal itu
diketahui dari hasil survei yang telah dilakukan. Dari hasil survei tersebut bahwa
pembelajaran IPS kurang diminati oleh siswa. Dalam proses pembelajaran terlihat
masih rendah perhatian siswa, siswa kurang berpartisipasi, sedangkan guru hanya
menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi.
Diharapkan dengan berbantukan media gambar dalam proses pembelajaran

IPS akan menarik minat siswa mengikuti kegiatan belajar sehingga akan
meningkatkan hasil belajar siswa.
Menurut Slameto (2008:2),”Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”.
Kosasi Djahiri (Yaba, 2006:5) menyatakan bahwa IPS adalah merupakan
ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang ilmu
sosial dan ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan prinsip-prinsip
pendidikan dan didaktif untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat
persekolahan.
Sedangkan menurut Brigs (Sadiman, 2002:6) media adalah segala alat fisik
yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Jadi, media

36

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan

perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
II. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
yang dilakukan secara partisipatif. Partisipatif artinya peneliti dibantu oleh teman
sejawat yang terlibat secara langsung dalam penelitian. Penelitian ini bertujuan
untuk mengatasi suatu permasalahan di dalam kelas, yaitu kurang aktifnya siswa
dalam pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial. Dengan cara melakukan tindakan

diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran IPS di kelas.
Sesuai tujuan dasar penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu memperbaiki
praktek pembelajaran guru di kelas, maka setiap tindakan dalam penelitian ini
selalu diikuti dengan refleksi atau mempertimbangkan baik buruknya, berhasil
tidaknya tindakan. Tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
untuk meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas V
SDN Inpres Bobolon.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

konstruktivisme, yaitu suatu pendekatan yang menjadikan informasi itu miliknya
sendiri, dan berperan aktif dalam pembelajaran, karena informasi yang diterima
dapat ditransfer dan dibangun sendiri menjadi suatu pengetahuan yang lebih
bermakna.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
penelitian Kemmis dan Mc.Taggart (Aip Badrujaman dan Dede Rahmat Hidayat,
2010:12). Di mana alur pelaksanaan dalam penelitian tindakan kelas ini dimulai
dari (1) perencanaan, (2) pelaksanaan (3) pengamatan/observasi dan (4) refleksi.
Penelitian ini direncanakan dalam beberapa siklus. Siklus merupakan ciri
dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setiap siklus yang di laksanakan
berdasarkan perubahan yang dicapai. Setiap siklus mengikuti empat tahap, yaitu:

37

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
a.

Planning (rencana)
Rencana merupakan tahapan awal yang harus dilakukan guru sebelum


melakukan sesuatu. Diharapkan rencana tersebut berpandangan ke depan, serta
fleksibel untuk menerima efek-efek yang tak terduga dan dengan rencana tersebut
secara dini kita dapat mengatasi hambatan. Adapun kegiatan yang dilakukan pada
saat perencanaan adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan guru mitra sebagai pengamat.
2. Memilih materi yang akan diajarkan
3. Menggunakan media gambar
4. Membuat skenario pembelajaran
5. Membuat rencana pembelajaran
6. Membuat lembar observasi
7. Membuat lembar kerja siswa
8. Menyiapkan tes akhir tindakan
b. Action (Tindakan)
Setelah perencanaan dalam penelitian ini maka diadakan pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan media gambar yang dilakukan oleh peneliti
sebagai guru kelas V SDN Inpres Bobolon sedangkan penerima tindakan adalah
siswa kelas V SDN Inpres Bobolon. Pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai
jadwal pelajaran yaitu setiap hari kamis.
c.

Observation (Pengamatan)
Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan sekaligus dilakukan pengamatan.

Pengamatan dalam penelitian ini direncanakan terdiri atas dua orang pengamat,
yakni (1) Suharto Balahanti, A.Ma.Pd yang khusus mengamati kegiatan guru
dalam menyajikan pembelajaran dengan menggunakan media dan (2) Hasna U.
Sanggayu, S.Pd khusus mengamati siswa dalam menerima pelajaran dengan
menggunakan media. Dimana ke dua pengamat tersebut dilengkapi lembar
pengamatan yang telah dibuat pada tahap perencanaan terdahulu. Akan tetapi ke
dua pengamat tetap diberikan kesempatan dan keleluasaan untuk mencatat hal-hal
yang lain yang terjadi selama pembelajaran yang tidak termuat dalam lembar
observasi

38

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
d.

Reflection (Refleksi)
Refleksi

di

sini meliputi

kegiatan: analisis,

sintesis, penafsiran

(penginterpretasian), menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi adalah
diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan
dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada pertemuan selanjutnya.
Dengan demikian, penelitian tindakan tidak dapat dilaksanakan dalam
sekali pertemuan karena hasil refleksi membutuhkan waktu untuk untuk
melakukannya sebagai planning untuk siklus selanjutnya.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Inpres Bobolon Kecamatan
Banggai, Kabupaten Banggai Laut. Karena di kelas ini hasil belajar pada mata
pelajaran IPS masih rendah / masih banyak yang belum tuntas berdasarkan kriteria
ketuntasan minima (KKM). Pelaksanaan penelitian ini direncanakan selama 2
(Tiga) bulan yakni pada bulan September sampai bulan nopember tahun ajaran
2014-2015.
Sampel penelitian sebanyak 20 siswa Kelas V SDN Inpres Bobolon untuk
memperoleh sampel penulis menggunakan teknik sampling total. Penelitian ini
bertujuan untuk menerapkan metode belajar secara berkelompok terhadap mata
pelajaran IPS di Kelas V dengan berbantukan media gambar yang berorientasi
pada peningkatan kemampuan siswa.
Definisi operasional pada penelitian adalah unsur penelitian yang
terkait dengan subjek yang terdapat dalam judul penelitian atau yang
tercakup dalam paradigma penelitian sesuai dengan hasil perumusan masalah.
Pada penelitian ini terdapat beberapa subjek yang perlu dijelaskan sehingga
menunjang proses operasional penelitian, yaitu:
1. Subjek Bebas (X)
Unsur yang mengikat munculnya unsur lain, jadi subjek bebas merupakan
gejala yang sengaja mengikat terhadap subjek terikat. Dalam penelitian ini
subjek bebasnya adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan di ruang kelas
yang disajikan dengan mengerjakan soal yang diberikan secara individu
kemudian bertukar pendapat dengan kelompok untuk mendapatkan

39

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
kesepakatan dan pada akhirnya apa yang menjadi keputusan kelompok
dipersentasikan untuk ditanggapi kelompok lain.
2. Subjek Terikat (Y)
Unsur yang diikat oleh adanya subjek yang lain. Jadi subjek terikat
merupakan gejala sebagai akibat dari subjek bebas. Penelitian ini yang menjadi
subjek terikat adalah hasil belajar.
Sesuai dengan jenis data yang di kumpulkan ada dua prosedur dalam
pengambilan data, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Kuantitatif dikenal teknik
pengumpulan data angket (questionnaire), wawancara, dan dokumentasi yang
diperoleh dari siswa kelas V SDN Inpres Bobolon. Kualitatif dikenal teknik
pengumpulan data: observasi, studi kasus (case study), dan hasil tes belajar siswa
kelas V SDN Inpres Bobolon dan Sumber data pada penelitian ini adalah guru
(peneliti) dan siswa.
1. Guru: Data yang di peroleh dari hasil observasi saat pembelajaran berlansung.
2. Siswa: Data yang di peroleh dari hasil observasi, wawancara dan tes.
Proses pengumpulan data di-awali dengan dialog antara peneliti dan seluruh
dewan guru. Hal ini dimaksudkan untuk mematangkan rencana pelaksaan
tindakan. Kegiatan dilanjutkan dalam penyusunan rencana kegiatan dan
menyiapkan instrumen yang diperlukan. Rencana yang dimaksud iyalah,
menetapkan topik yang akan diajarkan, kebutuhan bahan ajar dan media serta
menyusun skenario pembelajaran. Langkah berikutnya peneliti menggunakan
dua jenis metode pengumpulan data, yaitu:
1. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari siswa dan kegiatan guru
(peneliti) dalam kegiatan belajar mengajar yang mencakup:
a. Observasi, yang dilakukan untuk mengamati seluruh kegiatan pembelajaran
yang difokuskan pada pengamatan mengenai aktifitas guru dan siswa.
b. Wawancara, dimaksudkan untuk menggali kesulitas siswa dalam memahami
materi yang sulit diperoleh dari pekerjaan siswa maupun observasi.
2. Data kuantitatif yaitu dari hasil belajar siswa dalam pengajaran tes yang
mencakup:

40

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
a. Tes awal. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki
siswa sebagai dasar dalam pembentukan kelompok belajar.
b. Tes akhir. Tes ini diberikan pada saat akhir tindakan untuk mengukur hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dan tingkat pembelajaran pada setiap siklus
Penelitian ini menerapkan nilai rata-rata 60 sebagai batas ketuntasan
minimal. Oleh karena itu, jika setelah pembberian tindakan semua siswa minimal
mendapatkan nilai 60 maka tindakan yang diberikan memenuhi kinerja atau
dianggap berhasil. Diketahui kentutasan individu seorang siswa dikatakan tuntas
belajar secara individu bila peroleh daya serap secara individual 60%. Suatu kelas
dikatakan tuntas klasifikasi jika persentasi daya serap klasifikasi sudah mencapai
80%.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
No

Tabel 1. Analisis Hasil Tes Awal
Aspek Perolehan
Skor Hasil Balajar

1.

Skor tertinggi

45 (1 orang)

2.

Skor terendah

15 (4 orang)

3.

Rata - rata

50,28

4.

Banyaknya siswa yang tuntas

5.

Banyak siswa yang belum tuntas

15 orang

6.

Presentase ketuntasan klasikal

28,57 %

7.

Presentase daya serap klasikal

50,28 %

6

orang

Hasil analisis tes awal ini digunakan untuk mengetahui kemampuan awal
siswa juga dijadikan dasar untuk pembentukan kelompok. Peneliti membagi siswa
dalam 7 kelompok. terdiri dari 3 orang siswa. Setiap kelompok terdiri dari siswa
yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah.

41

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Tabel 2. Analisis Hasil Tes Akhir Siklus I
Aspek Perolehan
Skor Hasil Belajar
Skor tertinggi
45 ( 1 orang )
20 ( 6 orang )
Skor terendah
Rata - rata
58,19
9 orang
Banyaknya siswa yang tuntas
Banyak siswa yang belum tuntas
11 orang
42,85 %
Presentase ketuntasan klasikal
58,19 %
Presentase daya serap klasikal

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Berdasarkan hasil tes akhir yang diberikan dalam pelaksanaan tindakan
siklus I didapatkan rata – rata penguasaan siswa atau daya serap klasikal hanya
mencapai 58,19% dengan ketuntasan belajar klasikal 42,85%.
Tabel 3. Analisis Hasil Tes Akhir Siklus II
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Aspek Perolehan
Skor tertinggi
Skor terendah
Rata - rata
Banyaknya siswa yang tuntas
Banyak siswa yang belum tuntas
Presentase ketuntasan klasikal
Presentase daya serap klasikal

Skor Hasil Belajar
50 ( 1 orang )
25 ( 1 orang )
80,47
21 orang
1 orang
95,23 %
80,47 %

Berdasarkan hasil tes akhir yang diberikan dalam pelaksanaan tindakan
siklus I didapatkan rata–rata penguasaan siswa atau daya serap klasikal hanya
mencapai 80,47% dengan ketuntasan belajar klasikal 95,23%. Hasil tes pada
siklus II telah mencapai kriteria ketuntasan belajar klasikal minimal 80 % dan
daya serap klasikal minimal 60%. Oleh karena itu, sesuai kriteria tersebut maka
pembelajaran IPS pada materi perjuangan para tokoh untuk persiapan
kemerdekaan Indonesia.
Pembahasan
Hasil Penelitian Pra Tindakan
Pada tahap awal peneliti memberikan tes pra tindakan atau tes awal pada
siswa yang akan diteliti. Tes awal diberikan dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan hasil belajar siswa tentang materi yang akan diajarkan dan untuk
keperluan pembagian kelompok belajar. Pembentukan kelompok belajar
dilakukan dengan menyusun nama-nama siswa yang berdasarkan kemampuan

42

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
hasil tes pra tindakan. Hasil tes awal didapatkan rata – rata penguasaan siswa atau
daya serap klasikal hanya mencapai 50,28% dengan ketuntasan belajar klasikal
28,57%.
Dari hasil analisis pelaksanaan tes pra tindakan memberikan gambaran
bahwa sebagian besar siswa belum dapat mengerjakan soal dengan benar. Hal ini
disebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, apalagi
dalam pembelajaran sebelumnya tidak menggunakan media gambar. Fenomena
ini terlihat jelas dari jawaban siswa dalam menyelesaikan tes awal. Untuk
mengantisipasi hal tersebut peneliti mengupayakan suatu perbaikan dalam
peningkatan hasil belajar siswa dalam memahami konsep Ilmu Pengetahuan
Sosial. Alternatif yang ditempuh adalah dengan menggunakan media gambar
dalam pembelajaran IPS khususnya materi perjuangan para tokoh menuju
kemerdekaan.
Hasil Penelitian Siklus I
Dari hasil penelitian pra tindakan yang dikemukakan di atas mengakibatkan
hasil belajar siswa belum mencapai target yang telah ditetapkan yaitu rata – rata
60. Pengamatan terhadap hasil tes tindakan siklus I selama pembelajaran
berlangsung diperoleh hasil hasil rata-rata 58,19 atau presentase daya serap
klasikal mencapai 58,19 % dan ketuntasan klasikal mencapai 42,17 %. Pada
lampiran mengenai analisis tindakan pada siklus I dan hasil wawancara tampak
bahwa sebagian besar siswa belum bisa menjawab soal nomor 1 dan 2 secara
tepat, hal ini karena siswa belum memahami materi dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan., kenaikan hasil belajar siswa disebabkan karena guru sudah
menggunakan media gambar serta guru terus berusaha memotivasi dan
memeberikan bimbingan kepada siswa.
Hasil yang diperoleh belum memenuhi indikator keberhasilan yang
ditetapkan dalam penelitian ini. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti
merencanakan untuk melanjutkan ke siklus II, dengan berdasarkan hasil refleksi
pada siklus I.
Hasil Penelitian Siklus II

43

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Secara umum pelaksanaan tindakan siklus II materi ajarnya masih sama
dengan pelaksanaan tindakan siklus I yaitu perjuangan para tokoh perjuangan
kemerdekaan tetapi peneliti melanjutkan materi yaitu perjuangan para tokoh untuk
persiapan kemerdekaan Indonesia. Menurut observer peneliti/guru pada siklus II,
peneliti/guru terlihat lebih baik dalam menyajikan materi dalam proses kegiatan
pembelajaran. Menggunakan satu model bangun ruang mempermudah siswa
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru/peneliti serta peneliti/guru sudah
lebih intensif dalam memberikan perhatian, motivasi dan bimbingan terhadap
siswa. Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus II didapatkan rata-rata penguasaan
siswa 80,47 atau daya serap klasikal sudah mencapai 80,47% dengan ketuntasan
belajar klasikal 95,23%. Analisa data hasil observasi siswa siklus II menunjukkan
menunjukkan adanya peningkatan yang sidnifikan. Dilihat dari taraf keberhasilan
tindakan oservasi siswa dan observasi guru mendapatkan kategori nilai sangat
baik.
Pada siklus II terlihat lebih baik lagi dibandingkan dengan hasil tes akhir
siklus I. Peningkatan hasil belajar terlihat pada daya serap klasikal yang siklus I
hanya mencapai 58,19% sedangkan pada siklus II daya serap klasikal sudah
mencapai 80,47% dan ketuntasan belajar klasikal yang siklus I hanya mencapai
42,85% sedangkan pada siklus II daya serap klasikal mencapai 95,23%.Hal ini
dapat dilihat dari analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif
memperlihatkan peran siswa yang sesuai dengan kriteria dalam kegiatan
pembelajaran telah terarah dengan baik. Sedangkan hasil analis kuantitatif telah
memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk daya serap individu
60% dan tuntas klasikal minimal 80% serta daya serap klasikal minimal 80%.
Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa tindakan penelitian ini berhasil.

IV.

PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan hasil penelitian yang
dikemukakan, maka hasil belajar siswa kelas V secara umum mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II secara signifikan dengan menggunakan

44

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
media gambar. Dari hasil tes terlihat bahwa pada siklus I didapatkan rata – rata
58,19 atau daya serap klasikal sebesar 58,19%

ketuntasan klasikal sebesar

42,85%, sedangkan pada siklus II didapatkan rata-rata 80,47 atau daya serap
klasikal sebesar 80,47% ketuntasan klasikal sebesar 95,23%.
Saran
Dengan mengacu pada temuan dari penelitian tindakan ini, disampaikan
beberapa saran. Penyampaian saran ini merupakan sumbangan pemikiran kepada
mitra peneliti untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di
kelas V SDN Inpres Bobolon. Saran yang dapat dikemukakan adalah:
1. Dalam melaksanakan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial, guru hendaknya
memanfaatkan media gambar sebagai sumber belajar.
2. Hendaknya siswa diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk memanipulasi
media
gambar tersebut untuk mengukur, melihat, mengamati dan membentuk,
sehingga suasana kelas menjadi hidup.
3. Apabila pembelajaran ini dapat meningkatkan keahlian dan meningkatkan
kemampuan siswa, maka penggunaan media peraga dapat juga diterapkan
pada mata pelajaran yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Badrujaman, A dan Hidayat, D. R (2010) Cara Mudah Penelitian Tindakan Kelas
untuk Guru Mata Pelajaran dan Guru Kelas. Jakarta: Trans Info Media
Sadiman, Arief. (2009). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press
Slameto. (2008). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003
Yaba. (2006). Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Progaram Studi Pendidikan Guru
Sekolah.
Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar. Makassar.

45

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45