KEGIATAN PERUSAHAAN YANG DIDIRIKAN DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL ASING DI BIDANG EKSPOR DAN IMPOR

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERNTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 1996
TENTANG
KEGIATAN PERUSAHAAN YANG DIDIRIKAN DALAM RANGKA
PENANAMAN MODAL ASING DI BIDANG EKSPOR DAN IMPOR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa dalam rangka peningkatan ekspor non migas, perlu diatur kembali
ketentuan ekspor dan impor yang dilakukan oleh Perusahaan yang
didirikan dalam rangka Penanaman Modal Asing;

Mengingat

: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Bedrijfsreglementerings Ordonnantie 1938 (Staatsblad 1938 Nomor
86) sebagaimana telah diubah dan ditambah;
3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal

Asing (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 1, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2818), sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1970 (Lembaran Negara
Tahun 1970 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2944);
4 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1977 tentang Pengakhiran
Kegiatan Usaha Asing Dalam Bidang Perdagangan (Lembaran Negara
Tahun 1977 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3113)
sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 1988 (Lembaran Negara Tahun 1988
Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3380);

MEMUTUSKAN :…

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-

2

-


MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG
KEGIATAN PERUSAHAAN YANG DIDIRIKAN DALAM RANGKA
PENANAMAN MODAL ASING DI BIDANG EKSPOR DAN IMPOR.

Pasal 1

(1)

Perusahaan di bidang produksi yang didirikan dalam rangka
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal
Asing dapat melaksanakan ekspor hasil produksinya sendiri dan
barang hasil produksi perusahaan lain di dalam negeri.

(2)


Perusahaan

sebagaimana

dimaksud

dalam

ayat

(1),

dapat

melakukan kegiatan pembelian barang hasil produksi perusahaan
lain di dalam negeri untuk diekspor.

Pasal 2

(1)


Perdagangan ekspor dapat dilaksanakan oleh perusahaan yang
khusus didirikan untuk keperluan itu dalam rangka Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing.

(2)

Perusahaan yang didirikan dalam rangka Penanaman Modal Asing
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat melakukan pembelian
barang dan atau bahan dalam negeri untuk diekspor.

Pasal 3…

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-

3

-


Pasal 3

Kegiatan impor bahan baku atau bahan penolong dan mesin-mesin,
peralatan pabrik, peralatan lainnya, beserta komponen-komponennya bagi
keperluan Perusahaan Pengolahan di Kawasan Berikat atau Perusahaan
Industri yang mengusahakan Entrepot Produksi Untuk Tujuan Ekspor
dapat dilakukan oleh perusahaan yang didirikan dalam rangka
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing.

Pasal 4

(1)

Barang impor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dibebaskan
dari bea masuk dan tidak dipungut cukai, Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dan Pajak Penghasilan
Pasal 22.

(2)


Hasil olahan atas barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
seluruhnya harus diekspor.

Pasal 5

Ekspor barang hasil olahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)
hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang mengimpor barang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.

Pasal 6…

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-

4

-


Pasal 6

Ketentuan pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini diatur lebih lanjut oleh
Menteri Perindustrian dan Perdagangan, dan Menteri Keuangan baik
secara bersama-sama atau sendiri-sendiri sesuai dengan bidang tugas
masing-masing.

Pasal 7

Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini, maka Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1987 tentang Kegiatan Penanaman
Modal Asing Di Bidang Perdagangan Ekspor, dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.

Pasal 8

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar...


PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-

5

-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 25 Januari 1996
PRESIDEN REPUBKLIK INDONESIA

ttd.

SOEHARTO


Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 25 Januari 1996
MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

ttd.

MOERDIONO

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 1996
TENTANG
KEGIATAN PERUSAHAAN YANG DIDIRIKAN DALAM RANGKA
PENANAMAN MODAL ASING DI BIDANG EKSPOR DAN IMPOR


UMUM

Dalam rangka untuk meningkatkan dan memperluas investasi serta meningkatkan
produktifitas sekaligus mendorong ekspor non migas, maka keberadaan Perusahaan yang
didirikan dalam rangka Penanaman Modal Asing perlu dimanfaatkan secara maksimal.
Dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dikatakan
bahwa asas untuk mendasarkan pembangunan nasional pada kemampuan serta
kesanggupan sendiri tidak perlu menimbulkan keengganan untuk memanfaatkan potensi
modal teknologi dan keahlian yang bersumber dari luar negeri.

Perusahaan nasional yang menghasilkan barang untuk ekspor, meskipun telah mampu
memproduksi barang dengan kualitas yang memenuhi syarat, selama ini belum
sepenuhnya berhasil menembus pasar luar negeri karena kelemahan dalam bidang
pemasaran yang memerlukan pengalaman, pengetahuan dan ketrampilan khusus serta
kepercayaan dari pihak pembeli secara berkesinambungan.

Oleh karena itu untuk menarik investasi dan membantu pemasaran ekspor non migas
masih dipandang perlu memanfaatkan jasa perdagangan perusahaan yang didirikan dalam
rangka Penanaman Modal Asing yang mempunyai keahlian dan fasilitas dalam
perdagangan internasional.


Selain…

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-

2

-

Selain itu, bagi perusahaan nasional yang mampu menghasilkan barang dengan kualitas
yang memenuhi syarat untuk diekspor, perlu didukung dengan penyediaan bahan baku
atau bahan penolong yang terjamin kontinuitas pengadaannya sekaligus jaminan pembeli
luar negeri yang akan memasarkan hasil produksinya.

Oleh karena itu dipandang perlu memanfaatkan Perusahaan yang didirikan dalam rangka
Penanaman Modal Asing yang khusus didirikan untuk melayani kebutuhan pengadaan
bahan baku atau bahan penolong bagi Perusahaan Pengelohan di Kawasan Berikat atau
Perusahaan Industri yang mengusahakan Entrepot Produksi Untuk Tujuan Ekspor,
sekaligus memasarkan ke luar negeri.

Upaya ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan kapasitas yang dimiliki oleh Perusahaan
Pengolahan di Kawasan Berikat atau Perusahaan Industri yang mengusahakan Entrepot
Produksi Untuk Tujuan Ekspor. Oleh karena itu bahan baku dan/atau bahan penolong
yang setelah diimpor tersebut tidak diperkenankan keluar dari Kawasan Berikat atau dari
Entrepot Produksi Untuk Tujuan Ekspor ke daerah pabean Indonesia lainnya kecuali
diekspor.

Pemberian kesempatan kepada perusahaan yang didirikan dalam rangka Penanaman
Modal Asing untuk mengimpor mesin, peralatan pabrik dan komponennya dimaksudkan
untuk menunjang kegiatan produksi perusahaan di Kawasan Berikat dan/atau Entrepot
Produksi Untuk Tujuan Ekspor, dan mengingat kegiatan ini adalah impor biasa, maka
pelaksanaan impornya berlaku ketentuan umum di bidang impor.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Ayat (1)
Cukup jelas

Ayat (2)…

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-

3

-

Ayat (2)
Cukup jelas

Pasal 2
Ayat (1)
Perdagangan ekspor sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini dapat
dilaksanakan oleh perusahaan yang didirikan dalam rangka Penanaman Modal
Asing dalam bentuk perusahaan yang seluruh modalnya dimiliki oleh warga
negara dan atau badan hukum asing maupun perusahaan patungan antara modal
asing dengan modal yang dimiliki Warga Negara Indonesia dan atau badan
hukum Indonesia.

Ayat (2)

Barang dan atau bahan yang dimaksud dalam ketentuan ini meliputi hasil-hasil
produksi secara luas seperti pertanian, perikanan, kehutanan, pertambangan,
industri dan sebagainya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 3
Cukup jelas

Pasal 4
Ayat (1)
Cukup jelas

Ayat (2)
Cukup jelas

Pasal 5…

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-

Pasal 5
Cukup jelas

Pasal 6
Cukup jelas

Pasal 7
Cukup jelas

Pasal 8
Cukup jelas

4

-