PERUSAHAAN PENANAMAN MODAL ASING DAN PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

JURNAL KAJIAN BISNIS
VOL. 22, NO. 1, 2014, 11 - 20

ANALISIS PERBANDINGAN RASIO PROFITABILITAS

PERUSAHAAN PENANAMAN MODAL ASING
DAN PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Zulkifli
Prodi Akuntansi, STIE WIdya Wiwaha Yogyakarta, email: zul_stieww@yahoo.co.id
Dyah Wujayanti
Alumnus Prodi Akuntansi STIE Widya Wiwaha Yogyakarta

Abstract
This research is held due to the difference between Foreign Investment (PMA) company
and Domestic Investment (PMDN) company, which gives PMA more superiority than
PMDN. The aim of this research is to reveal whether there is significant difference between
R O I and R O E of PMA manufacturing company and R O I of PMDN manufacturing
company registered in BEI. This research utilizes qualitative and descriptive data analysis
technique. The research result shows that there is significant difference between ROI

(0.009) and ROE (0,013) of PMA manufacturing company and PMDN manufacturing
company registered in Indonesian Stock Exchange (Bursa Efek Indonesia)
Keyword: Comparison, Foreign Investment company (PMA), Domestic Investment
Company (PMDN), ROI, ROE.

PENDAHULUAN
Terdapat 2 jenis perusahaan di Indonesia
sejak diberlakukannya Undang Undang
Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967, yaitu
perusahaan yang berstatus Penanaman Modal
Asing (PMA) dan perusahaan yang berstatus
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Menurut Ratnawati (2001 : 25), perusahaan PMA
memiliki struktur modal yang berbeda dengan
perusahaan PMDN. Hal itu menyebabkan PMA
memiliki keunggulan dibanding PMDN. Melihat
perbedaan karakteristik dari kedua perusahaan
tersebut, banyak kalangan yang berpendapat
bahwa kinerja keuangan perusahaan PMA lebih
baik dibandingkan dengan PMDN. Akan tetapi,

keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat dari
kemampuan manajemen dalam melihat
kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan
datang.

-JU

Aspek manajemen yang digunakan untuk
mengetahui apakah tujuan perusahaan yang
telah dilaksanakan sangatlah banyak. Salah satu
cara untuk mengetahui kegiatan operasinya
sesuai dengan tujuan adalah dengan cara
mengetahui kinerja operasional atau prestasi
perusahaan. Ukuran yang sering dipakai untuk
menilai keberhasilan manajemen suatu
perusahaan adalah laba bersih yang terdapat di
dalam laporan keuangan perusahaan. Laporan
keuangan sendiri tidak hanya ditujukan bagi pihak
internal perusahaan tetapi juga bagi pihak
eksternal perusahaan.

Perusahaan go public diwajibkan untuk
menyerahkan laporan keuangan secara berkala.
Laporan keuangan merupakan sarana untuk
mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan
oleh manajemen atas sumber daya pemilik.

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014

11

ANALISIS PERBANDINGAN RASIO PROFITABILITAS PERUSAHAAN PMA DAN PMDN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Dalam menilai kinerja keuangan perusahaan,
umumnya perusahaan menggunakan analisis
rasio keuangan yang terdiri atas rasio likuiditas,
rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio
profitabilitas. Para pemegang saham sebagai
investor sangat berkepentingan pada analisis
rasio keuangan perusahaan. Oleh karenanya

salah satu jenis rasio keuangan yang dapat
memenuhi kebutuhan para pemegang saham
adalah rasio profitabilitas.
Rasio Profitabilitas dapat diukur dengan
beberapa indikator yaitu, Profit Margin, Return
On Investment (ROI), Return On Equity (ROE)
dan Earning Per Share. Ukuran kinerja yang paling lazim digunakan bagi suatu pusat investasi
adalah pengembalian investasi Return On Investment (ROI).
ROI merupakan pengukuran yang
komprehensif dimana semua mempengaruhi
laporan keuangan tercermin dalam laporan. ROI
mendorong manajer untuk memperhatikan pada
hubungan antara penjualan, cost, dan investasi.
Kedua, ROI mendorong manajer untuk
menghemat cost atau fokus pada efisiensi biaya.
Ketiga, ROI mencegah investasi yang dipandang
berlebihan. Selain itu, data ROI dapat diketahui
oleh pesaing dan dapat dijadikan dasar
perbandingan.
Return On Equity (ROE) adalah salah satu

rasio yang digunakan untuk mengetahui
profitabilitas perusahaan yang mengukur tingkat
pengembalian atas investasi bagi pemegang
saham biasa. Tingginya ROE berdampak pada
tingginya harga saham di pasar modal, dan
sebaliknya. Sehingga semakin tinggi ROE suatu
perusahaan akan menarik banyak investor karena
investor beranggapan bahwa perusahaan
memiliki kemampuan dalam menghasilkan laba
bersih dengan efisien dan efektif dengan
menggunakan modal sendiri.
Dari latar belakang di atas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada perbedaan signifikan antara ROI
perusahaan manufaktur PMA dengan ROI

12

perusahaan manufaktur PMDN yang terdaftar
pada BEI?

2. Apakah ada perbedaan signifikan antara ROE
perusahaan manufaktur PMA dengan ROE
perusahaan manufaktur PMDN yang terdaftar
pada BEI?
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan
dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui apakah ada perbedaan signifikan
antara ROI perusahaan manufaktur PMA
dengan ROI perusahaan manufaktur PMDN
yang terdaftar pada BEI.
2. Mengetahui apakah ada perbedaan signifikan
antara ROE perusahaan manufaktur PMA
dengan ROE perusahaan manufaktur PMDN
yang terdaftar pada BEI.

RERANGKA TEORITIS
Laporan keuangan dan Rasio keuangan
Laporan keuangan merupakan media yang
paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi
ekonomi suatu perusahaan. Laporan Keuangan

merupakan hasil akhir dari proses akuntansi
meliputi dua laporan utama yakni (1) Neraca dan
(2) Laporan Rugi-Laba. Laporan keuangan
merupakan hasil dari informasi akuntansi yang
berguna baik bagi pihak internal maupun
eksternal perusahaan.
Kinerja keuangan merupakan gambaran
tentang kondisi keuangan perusahaan yang
mencerminkan baik atau buruknya prestasi kerja
perusahaan dalam periode tertentu. Penilaian
kinerja keuangan meliputi penilaian terhadap
keadaan keuangan masa lalu dengan tujuan yang
telah ditetapkan melalui analisis tertentu.
Manfaat kinerja keuangan menurut Weston
dan Copeland (1995:10-11) yaitu :
1. Bagi pemilik perusahaan, penilaian kinerja
perusahaan berguna sebagai alat ukur
keuangan yang akan diterima perusahaan.
2. Bagi manajemen perusahaan, penilaian
kinerja keuangan perusahaan berguna untuk

membantu dalam strategi perusahaan yang
akan datang.

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014

ZULKIFLI & DYAH WUJAYANTI

3. Bagi para penyandang dana, penilaian kinerja
keuangan berguna untuk membantu dalam
penentuan penginvestasian.
Untuk mengukur suatu kinerja perlu
melibatkan laporan keuangan, karena dalam
laporan keuangan inilah segala hasil kebijakan
manajemen terangkum dan terdokumentasi
secara memadai dalam bentuk informasi
keuangan.

mengambil suatu keputusan investasi. Jika
perusahaan memiliki tingkat ROI yang tinggi,
maka investor akan menganggap perusahaan

telah berhasil mengelola asset perusahaan
secara efektif dan efisien. Keadaan ini akan dapat
memberikan jaminan pada investor untuk dapat
memperoleh tingkat return yang diharapkan:
ROI = Operating Assets Turnover X Profit Margin
Penjualan

=

Rasio-rasio keuangan disiapkan untuk
dianalisis dengan diagram agar berguna untuk
menyusun perbandingan yang berarti dari data
keuangan suatu perusahaan beberapa periode
dan dengan perusahaan lain. Analisis rasio
(ratio analysis) merupakan salah satu alat
analisis keuangan yang paling popular dan
banyak digunakan. Dengan melakukan analisis
laporan keuangan, maka informasi yang dibaca
dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas
dan lebih dalam. Hubungan satu pos dan pos

lain akan dapat menjadi indikator tentang posisi
dan prestasi keuangan perusahaan serta
menunjukkan bukti kebenaran penyusunan
laporan keuangan.
Rasio keuangan diperoleh dengan
menghubungkan unsur-unsur neraca dan ikhtisar
laba rugi. Rasio-rasio ini dapat digunakan untuk
melakukan analisis terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Menurut Martono dan Harjito (2005:
53-61) secara umum, rasio keuangan dapat
dibagi kedalam 4 kategori, yaitu rasio likuiditas,
rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio
profitabilitas.
Dalam melakukan penilaian kinerja
perusahaan, laba akuntansi selalu menjadi fokus
utama yang diperhatikan. Alat ukur finansial yang
sering digunakan untuk mengukur tingkat laba
adalah Return on Investment (ROI).
Return on Investment (ROI) merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
(tingkat pengembalian), yang akan digunakan
untuk menutupi investasi yang dikeluarkan
Sutrisno (2000 : 255). Pada umumnya ROI
digunakan sebagai pedoman investor dalam

-JU

Operating Assets

x

Laba Usaha
Penjualan

Return on Equity merupakan ukuran yang
paling penting untuk menemukan perusahaan
yang dikelola dengan baik. Return on Equity
(ROE) merupakan salah satu rasio yang
digunakan investor untuk mengetahui profitabilitas
perusahaan yang mengukur tingkat pengembalian atas investasi bagi pemegang saham biasa
ROE =

EAT
Equity

Perusahaan Penanaman Modal Asing
(PMA) dan perusahaan Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN).
Berdasarkan asal modal yang digunakan
dalam suatu investasi, maka status perusahaan
dapat dibagi menjadi dua, yaitu perusahaan yang
berstatus Penanaman Modal Asing (PMA) dan
perusahaan yang berstatus Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN). Menurut BPKM, PMA
adalah alat pembayaran luar negeri yang tidak
merupakan bagian kekayaan devisa Indonesia.
UU No. 6 Tahun 1968 Tentang PMDN
menyatakan : “PMDN adalah bagian dari
kekayaan masyarakat Indonesia, termasuk hakhak dan benda-benda, baik yang dimiliki oleh
negara maupun swasta nasional atau swasta
asing yang berdomisili di Indonesia, yang
disisihkan /disediakan untuk menjalankan
sesuatu usaha sepanjang modal tersebut tidak
diatur oleh ketentuan-ketentuan pasal 2 Undangundang No. 1 Tahun 1967 Tentang Penanaman
Modal Asing.”
Perusahaan dengan status PMA dengan
perusahaan PMDN memiliki beberapa perbedaan

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014

13

ANALISIS PERBANDINGAN RASIO PROFITABILITAS PERUSAHAAN PMA DAN PMDN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

karakteristik. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Ratnawati (2001) dalam
disertasinya, terdapat beberapa perbedaan
mengenai karakteristik perusahaan PMDN dan
perusahaan PMA, Antara lain :
1. Perusahaan PMDN menggunakan kebijakan
penggunaan hutang sebagai sumber dana
utama dalam struktur modal, sedangkan
perusahaan PMA menggunakan sumber
dana modal sendiri dan laba ditahan
sehingga menyebabkan biaya modal yang
dimiliki semakin rendah.
2. Perusahaan PMDN adalah perusahaan padat
karya sehingga inv estor mengharap
rendahnya biaya depresiasi. Biaya depresiasi
yang rendah akan dapat mengurangi biaya
operasi, sehingga labanya meningkat.
Sedangkan perusahaan PMA adalah
perusahaan padat modal sehingga investor
mengharap ef isiensi dan ef ektiv itas
penggunaan sumber daya manusia.
3. Sumber dana yang digunakan oleh
perusahaan PMA lebih bervariasi, dapat
diperoleh dari negara dimana perusahaan
beroperasi dan dari pasar modal internasional
sehingga perusaan PMA dapat menekan
modal daripada perusahaan PMDN.
4. Perusahaan PMA dengan variasi sumber
dana, produk yang dihasilkan, dan pasar,
mampu menghasilkan pendapatan dan laba
yang lebih baik. Selain itu perbedaan yang
lain terletak pada keanekaragaman kegiatan
internasional dan kesempatan diversifikasi
internasional, serta kepemilikan aktiva, dan
teknologi yang lebih baik dibandingkan
perusahaan PMDN.

HIPOTESIS
Ha1 : Terdapat perbedaan signifikan antara ROI
perusahaan manufaktur PMA dengan ROI
perusahaan manufaktur PMDN.
Ha2 : Terdapat perbedaan signifikan antara ROE
perusahaan manufaktur PMA dengan ROE
perusahaan manufaktur PMDN.

14

METODE PENELITIAN
Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2011. sampel penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur yang dipilih
dengan metode purposive (judgement) sampling,
yaitu sampel dipilih berdasarkan karakteristik
pemilihan sampel yang ditentukan. Kriteria
pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan
yang tergolong dalam industri manufaktur
yang go public di BEI.
2. Perusahaan selalu menerbitkan laporan
keuangan secara lengkap periode 31
Desember 2010-31 Desember 2011.
3. Perusahaan tidak melakukan transaksi
merger, akuisisi, dan tidak mengalami
perubahan kelompok usaha,
4. Perusahaan tidak melakukan likuidasi
selama periode.
5. Perusahaan menggunakan mata uang rupiah.
6. Perusahaan yang mengalami rugi tahun 2011
tidak dimasukkan.
7. Perusahaan merupakan kategori PMA dan
PMDN.

Jenis Dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder dengan jenis data
kuantitatif yang berupa data akuntansi yang
meliputi laporan keuangan perusahaan
manufaktur tahun 2011. Data sekunder tersebut
diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan laporan keuangan perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
diperoleh melalui www.idx.co.id dan Buku Indonesian Capital Market Directory (2011 : 120-450).

Definisi Operasional Dan Pengukuran
ROI merupakan rasio antara operating
income dengan average operating assets.

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014

ZULKIFLI & DYAH WUJAYANTI

Besarnya ROI dapat diketahui dengan
mengalikan antara turnover operating assets
dengan profit marginnya. Return on Equity (ROE)
merupakan salah satu rasio yang digunakan investor untuk mengetahui profitabilitas perusahaan
yang mengukur tingkat pengembalian atas
investasi bagi pemegang saham biasa. Menurut
Martono dan D. Agus Harjito (2005 : 61) untuk
mengetahui ROE dapat digunakan pendekatan
Dupont.
Alat Analisis Data
Adapun teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik analisis data
yang bersifat kuantitatif dan deskriptif. Dimana
teknik analisis deskriptif akan digunakan untuk
mendiskripsikan variabel-variabel penelitian.
Analisis Kuantitatif dalam penelitian ini
menggunakan runtutan sebagai berikut :
1. Pemilihan sampel diambil dari perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI berdasarkan
kriteria yang ditentukan.
2. Memisahkan perusahaan sampel yang PMA
dan PMDN.
3. Menghitung ROI masing-masing sampel.
4. Menghitung ROE masing-masing sampel.
5. Menentukan formulasi hipotesis
6. Menentukan level signifikan sebesar 5%
(α= 0.05).
7. Menentukan uji normalitas data dengan uji
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test untuk
mengetahui distribusi data
8. Menarik Kesimpulan.

ANALISA DAN PEMBAHASAN
Analisis deskriptif
Berdasarkan hasil olah data dengan program
SPSS, diperoleh hasil Analisis Statistik Deskriptif
seperti disajikan pada tabel 1.
Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa
rata-rata ROI perusahaan sampel secara
keseluruhan selama periode penelitian adalah
5,1746 dan standar deviasi sebesar 4.43778. Hal
ini menunjukkan bahwa nilai ROI untuk rata-rata
industri yang dijadikan patokan baik buruknya
kinerja keuangan adalah sebesar 5,1746. Ratarata ROI perusahaan sampel PMA adalah 6,9800.
ROI tertinggi perusahaan PMA sebesar 24,01
yaitu PT Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk.
Sedangkan nilai ROI terendah adalah PT
Keramika Indonesia Assosiasi, Tbk yaitu sebesar
0,46.
Dari tabel 1 juga dapat diketahui bahwa ratarata ROI perusahaan PMDN adalah sebesar
4,4372 ROI PMDN yang tertinggi dimiliki oleh
PT. AKR Corporindo, Tbk, yaitu sebesar 24,13.
Sedangkan nilai ROI PMDN terendah sebesar
0.10 dimiliki oleh PT. Sat Nusapersada, Tbk. Hasil
analisis statistik deskriptif ROE disajikan pada
tabel 2.
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa ratarata ROE perusahaan sampel secara keseluruhan
selama tahun 2011 adalah 10,7556 dan standar
deviasi sebesar 14,69648. Hal ini menunjukkan
bahwa nilai ROE untuk rata-rata industri yang
dijadikan patokan baik buruknya kinerja
keuangan adalah sebesar 10,7556.

Tabel 1
Hasil Analisis Statistik Deskriptif ROI

N

Minimum

Maximum

Mean

Std.
Deviaiton

ALL.ROI

100

.10

24.13

5.1746

4.43778

ROI.PMA

29

.46

24.01

6.9800

5.50769

ROI.PMDN

71

.10

24.13

4.4372

3.71713

Sumber : Data olahan penulis

-JU

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014

15

ANALISIS PERBANDINGAN RASIO PROFITABILITAS PERUSAHAAN PMA DAN PMDN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tabel 2
Hasil Analisis Statistik Deskriptif ROE

N

Minimum

Maximum

Mean

Std.
Deviation

ALL. ROE

100

-44.84

91.47

10.7556

14.69648

ROE.PMA

29

-7.74

91.47

17.5769

21.53979

ROE.PMDN

71

-44.84

50.01

7.9694

9.62971

Sumber : data olahan penulis

ROE rata-rata perusahaan sampel PMA
adalah 17,5769. Nilai ROE terbesar pada
perusahaan PMA yaitu 91,47 yang dimiliki oleh
PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. Nilai ROE
terendah yaitu pada PT. Surabaya Agung Industri
Pulp, Tbk sebesar -7,74. pada perusahaan
PMDN dapat diketahui bahwa rata-rata ROE
perusahaan PMDN adalah sebesar 7,9694. Dari
tabel tersebut dapat diketahui bahwa ROE
tertinggi perusahaan PMDN sebesar 50,01 yaitu
PT. AKR Corporindo, Tbk sebesar 50,01. Nilai
ROE terendah sebesar -44,84 yang dimiliki oleh
PT. Mulia Industrindo, Tbk.
Uji Normalitas Data
Uji normalitas data merupakan salah satu
persyaratan uji statistik parametrik. Dalam
penelitian ini uji normalitas data dilakukan dengan
menggunakan uji One Sample KolmogorovSmirnov. Pengujian Normalitas menyatakan
bahwa Ho diterima jika signifikansinya > 0,05
dan Ho ditolak jika signifikansinya < 0,05 yang
berarti data berdistribusi tidak normal. Hasil uji
Normalitas Data disajikan pada tabel 3.
Tabel 3
Uji Normalitas Data

Nilai Probabilitas
ROI

ROE

Kolmogorov Smirnov Z

1,269

2,438

Nilai Signifikansi

1,269

2,438

Sumber: diolah oleh penulis

16

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa data
sampel perusahaan variabel ROI memiliki
distribusi data yang normal. Pada variabel ROI
akan digunakan uji beda untuk 2 sampel
independen, dan uji parametrik yang digunakan
adalah uji t beda 2 rata-rata independen
(Sugiyono, 2006:146). Variabel ROE tidak dapat
dilakukan uji parametrik karena tidak memenuhi
uji normalitas data. Sehingga untuk variabelvariabel tersebut akan dilakukan uji non
parametrik, dan alat uji yang digunakan adalah
uji Mann-Whitney. Hal ini dikarenakan alat uji
tersebut merupakan alat uji terbaik untuk menguji
hipotesis komparatif dua sampel independen
(Sugiyono, 2006:252).

Pembuktian Hipotesis
Hipotesis 1
a. Uji F
Hasil uji F disajikan pada tabel 4.
Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa uji F
(Levene’s test) untuk uji homogenitas (perbedaan
varians) memiliki nilai F sebesar 3,192 dan
signifikansinya sebesar 0,077 atau lebih besar
dari nilai signifikansi yang ditentukan yaitu
sebesar 0,05. Sehingga dapat diambil
kesimpulan H0 diterima, yang berarti varians
berasal dari populasi yang sama (Equal Variances Assumed). Dengan kata lain, data ROI
perusahaan PMA dan PMDN adalah homogen
sehingga nilai yang diperhitungkan adalah nilai
dari Equal Variance Assumed.

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014

ZULKIFLI & DYAH WUJAYANTI

Tabel 4
Hasil Uji F

b. Uji t
Setelah menentukan rumus uji t yang
digunakan, maka menentukan rumusan hipotesis
ROI. Tingkat signifikansi (α) yang digunakan
0,05. Adapun rumus hipotesisnya adalah sebagai
berikut :

Tabel 5
Hasil Uji t ROI PMA dan PMDN
PMA
N

PMDN
29

N

71

H01 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara
ROI PMA dan PMDN

Rata-rata

6,9800

Rata-rata

4,4372

Std. Deviasi

5,50769

Std. Deviasi

3,71713

Ha1 : Ada perbedaan yang signifikan antara ROI
PMA dan PMDN

F Hitung

3,192

Signifikan

0,077

H01 diterima jika nilai signifikansinya > 0,05
yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan
antara ROI PMA dan PMDN, sebaliknya H01
ditolak jika nilai signifikansinya < 0,05 yang
berarti ada perbedaan yang signifikan antara ROI
PMA dan PMDN. Tabel 5 berikut adalah hasil uji
t untuk ROI.

T Hitung

2,680

Signifikan

0,009

Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai t sebesar
2,680 dan nilai signifikansi sebesar 0,009 atau
kurang dari dari nilai signifikansi yang telah
ditentukan yaitu 0,05 sehingga hipotesis alternatif
pertama (H01) ditolak. Dengan kata lain, terdapat
perbedaan yang signifikan antara kinerja
keuangan PMA dan PMDN berdasarkan ROI. Dari
tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa nilai ROI
perusahaan PMA lebih besar daripada PMDN,
hal tersebut tampak dari nilai rata-rata ROI PMA
(6,9800) lebih tinggi daripada ROI PMDN (4,4372).

-JU

Sumber : data olahan penulis

Hipotesis 2
Pengujian hipotesis dari ROE menggunakan
uji Mann-Whitney, hal ini dikarenakan berdasarkan
hasil uji normalitas, ROE tidak berdistribusi data
normal. Berikut adalah rumusan hipotesis ke dua
(ROE):
H02 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara
PMA dan PMDN
Ha2 : Ada perbedaan yang signifikan antara PMA
dan PMDN
Uji statistik yang diterapkan adalah uji beda
dua rata-rata 2 kelompok independen dengan
tingkat signifikansi 0,05. H02 diterima jika > 0,05

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014

17

ANALISIS PERBANDINGAN RASIO PROFITABILITAS PERUSAHAAN PMA DAN PMDN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan
antara PMA dan PMDN. H02 ditolak jika < 0,05
yang berarti ada perbedaan yang signifikan
antara PMA dan PMDN. Tabel 6 menyajikan hasil
uji hipotesis kedua.
Tabel 6

dapat dibuktikan melalui uji statistik MannWhitney yang menghasilkan nilai signifikansi
sebesar 0,013 yang berarti lebih kecil bila
dibandingkan dengan signifikansi yang sudah
ditentukan sebesar 0,05. Dari uji tersebut juga
dapat disimpulkan bahwa kinerja ROE
perusahaan manufaktur PMA pada tahun 2011
lebih baik daripada ROE perusahaan maunfaktur
PMDN, hal tersebut ditunjukkan dengan mean
rank PMA (61,72) lebih besar daripada mean rank
PMDN (45,92).Tingginya ROE berdampak pada
tingginya harga saham di pasar modal, dan juda
menarik banyak investor.

SIMPULAN DAN SARAN
bel di atas, dapat diketahui bahwa data memiliki nilai signifikansi 0,013

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa data
memiliki nilai signifikansi 0,013 atau kurang dari
0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
hipotesis nol kedua (H02) ditolak, dengan kata
lain terdapat perbedaan signifikan antara
perusahaan PMA dengan perusahaan PMDN.
Dari tabel dapat disimpulkan bahwa ROE PMA
lebih besar dibandingkan dengan ROE PMDN,
hal tersebut dapat dilihat dari nilai mean rank
PMA (61,72) lebih besar dibandingkan dengan
mean rank PMDN (45,92).
Hasil uji hipotesis pertama yaitu terdapat
perbedaan yang signif ikan antara ROI
perusahaan manufaktur PMA dengan PMDN. Hal
tersebut dapat dilihat pada hasil uji t yang
menunjukkan bahwa tingkat signifikansi ROI
sebesar 0,009 yang lebih kecil dari signifikansi
yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 0,05.
Perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh
perbedaan-perbedaan karakteristik kedua jenis
perusahaan itu sendiri seperti, sumber dana
modal, produk yang dihasilkan, lingkup
pemasaran, teknologi dan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan pendapatan
dan laba.
Hasil dari uji hipotesis ke dua yaitu terdapat
perbedaan yang signif ikan antara ROE
perusahaan manufaktur PMA dengan ROE
perusahaan manufaktur PMDN, hal tersebut

18

Simpulan
1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara
ROI perusahaan manufaktur berstatus PMA
dengan perusahaan manufaktur berstatus
PMDN yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.
2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara
ROE perusahaan manufaktur berstatus PMA
dengan perusahaan manufaktur berstatus
PMDN yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.
Saran
1. Bagi manajemen perusahaan terutama
PMDN, perlunya peningkatan kinerja dan
mengevaluasi unit-unit dasar usahanya. Para
manajer perlu memperhatikan pada
hubungan antara penjualan, cost dan
investasi. Efisiensi biaya dan mencegah
investasi yang berlebihan juga diperlukan
untuk meningkatkan ROI
2. Bagi investor, sebaiknya lebih meningkatkan
kemampuan dalam menganalisis laporan
keuangan perusahaan dan tidak hanya
difokuskan pada perusahaan PMA atau
perusahaan PMDN, terutama yang terkait
pada pengambilan keputusan tindakan
investasi.
3. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan
memperluas populasi penelitian dan

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014

ZULKIFLI & DYAH WUJAYANTI

memperpanjang periode penelitian sampai
laporan keuangan terbaru. Agar dapat
memberikan hasil yang lebih signifikan dan
dapat diandalkan secara keseluruhan. Selain

itu, penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode pengukur kinerja keuangan
yang berbeda dengan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Amijaya, Achmad Syauqi (2001), Praktik
Perataan Laba (Income Smoothing)
Kaitannya dengan Kinerja Keuangan
Perusahaan Penanam Modal Asing (PMA)
dan Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN).
Skripsi S-1 Akuntansi. Fakultas Ekonomi
Universitas Airlangga. Surabaya.
Asyikin, Jumirin dan Veronica Suryanti Tanu
(2011), “Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan Antara Perusahaan Farmasi Milik
Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan
Farmasi Milik Swasta yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Spread,
Vol.1.No.1, bulan April
Handayani, Puspita Sari (2005) “Analisis
Perbandingan Kinerja Bank Nasional, Bank
Campuran dan Bank Asing dengan
Menggunakan Rasio Keuangan”, Tesis-S2.
Universitas Diponegoro. Semarang
Handoko, Wahyu (2008) “Pengaruh EVA, ROE,
ROA, dan EPS terhadap Perubahan Harga
Saham Perusahaan Kategori LQ-45 Pada
Bursa Ef ek Jakarta.Skripsi S-1
Manajemen”, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah. Surakarta.
Harahap, Sofyan Syafri (1998), Analisis Kritis
Atas Laporan Keuangan, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Perkasa.
Husnan, Suad (2001), Dasar-dasar Teori
Portofolio dan Analisis Sekuritas,
Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Ikatan Akuntansi Indonesia (2009), Standar
Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba
Empat.
Institute For Economic and Financial Research
(2011), Indonesian Capital Market Directory
2011. Jakarta.

-JU

Jin, Liauw She dan Mas’ud Machfoedz (1998)
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik
Perataan Laba pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia. Vol 1.No.2. Juli. Hal
174-194.
Lalitavistar, Intan Kharisma (2009), “Perbandingan
Kinerja Keuangan Perusahaan PMA dan
PMDN dengan Menggunakan Rasio Modal
Saham”, Skripsi S-1 Akuntansi. Fakultas
Ekonomi Universitas Airlangga. Surabaya.
Martono dan D. Agus Harjito (2005), Manajemen
Keuangan, Yogyakarta: Ekonisia.
Meythi (2007), “Rasio Keuangan yang Paling
Baik sebagai Prediktor Sistematik: Suatu
Studi Empiris pada Perusahaan”, Jurnal
Ilmiah Akuntansi, Vol. 6 November. Hal 123.
Sutrisno (2001), Manajemen Keuangan,
Yogyakarta : Salemba Empat
Munawir, S (2002), Analisis Laporan Keuangan.
Edisi Pertama, Yogyakarta: Liberty.
Ratnawati, Kusuma (2001), “Analisis Perbedaan
Struktur Modal dan Faktor Intern, Faktor
Ekstern, Perusahaan Industri PMA dan
Perusahaan PMDN di BEJ, Serta
Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan”,
Disertasi Program Pasca Sarjana Unair.
Surabaya.
Salim, Ubud, Madan, Moeljadi (2002), Dasardasar Manajemen Keuangan, Lembaga
Manajemen Fakultas Ekonomi Unibraw.
Malang.
Smith, J.M., K.F. Skousen, Ek. Stice and J. D
Stice (1995), Intermediate Accounting :
Comprehensive, Volume: Twelfth Edition.
Western College Publishing.

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014

19

ANALISIS PERBANDINGAN RASIO PROFITABILITAS PERUSAHAAN PMA DAN PMDN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Subramanyam, K.R dan John J. Wild (2002),
Analisis Laporan Keuangan Buku 1,
Yogyakarta : Salemba Empat , Ekonisia.
Sugiyono (2006), Metode Penelitian Bisnis,
Bandung: CV. Alfabeta
Weston, Fred J dan Brighan (1995), Dasar-dasar
Manajemen Keuangan, Yogyakarta : UPP
AMP YKPN.

W yantofa, Amalinda Dwi (2009), “Income
Smoothing: Kaitannya dengan Kinerja
Keuangan Perusahaan Penanaman Modal
Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN)”, Skripsi S-1 Akuntansi,
Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga,
Surabaya.
www.elib.unikom.a c.id
www.repostitory.usu.a c.id
www.infosahamidx.com

20

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 22 No. 1 JANUARI 2014