Pengaruh Peran Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada Pt Bank Mandiri (Persero) Tbk

BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Audit Internal
2.1.1 Defenisi Audit Internal
American Accounting Association mendefenisikan sebagai “proses
sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai
tindakan dan kejadian – kejadian ekonomis untuk meyakinkan derajat kesesuaian
antara asersi ini dengan kriteria yang ditetapkan dan mengomunikasikannya
kepada pihak yang berkepentingan” (Sawyer et al, 2005:8).
Defenisi audit internal menurut Standarts for the Professional Practice of
Internal Auditing “Audit internal adalah fungsi penilaian independen yang
dibentuk dalam perusahaan untuk memeriksa dan mengevaluasi aktivitas –
aktivitasnya sebagai jasa yng diberikan kepada perusahaan” (Sawyer et al,
2005:9).
Selanjutnya, pengertian audit internal adalah agen yang paling cocok
untuk mewujudkan internal control, risk management, dan Good Corporate
Governance yang pastinya akan memberi nilai tambah bagi sumber daya manusia
dan perusahaan (Valery G. Kumaat,2010:35)
Sebuah resolusi yang menciptakan sebuah kerangka praktik profesional
(professional practices framework) yang baru juga dipertimbangkan oleh dewan

The Institute of Internal Auditors (IIA). Dewan Standar Audit Internal (Internal
Auditing Standarts Board – IIASB) IIA telah mengembangkan semua perubahan
yang direkomendasikan terhadap standar.

6

7

Defenisi berikut ini telah diciptakan untuk menggambarkan lingkup audit
internal modern yang luas dan tak terbatas. Audit internal adalah sebuah penilaian
yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan
kontrol yang berbeda – beda dalam organisasi untuk menentukan apakah
1. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan
2. Resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi
3. Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa
diterima telah diikuti
4. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi
5. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis
6. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif
Semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen

dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara
efektif (Sawyer et al,2005:9)
Defenisi ini tidak hanya mencakup peranan dan tujuan auditor internal,
tetapi juga mengakomodasikan kesempatan dan tanggung jawab. Defenisi tersebut
juga memadukan persyaratan – persyaratan signifikan yang ada di dalam standar
dan mencakup lingkup yang luas dari auditor internal modern yang lebih
menekankan pada penambahan nilai dan semua hal yang berkaitan dengan resiko,
tata kelola, dan kontrol.

8

2.1.2 Fungsi dan Ruang Lingkup Audit Internal
Fungsi audit internal merupakan kegiatan yang bebas, yang terdapat dalam
organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan, dan
kegiatan lain, untuk memberikan jasa bagi manajemen dalam melaksanakan
tanggung jawab mereka dengan cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi
dan komentar – komentar penting terhadap kegiatan manajemen. Untuk mencapai
tujuan tersebut, auditor internal melaksanakan kegiatan – kegiatan berikut ini:
1. Pemeriksaan dan penilaian terhadap efektivitas struktur pengendalian
internal dan mendorong penggunaan struktur pengendalian internal yang

efektif dengan biaya yang minimum
2. Menentukan sampai seberapa jauh pelaksanaan kebijakan manajemen
puncak dipatuhi
3. Menentukan

sampai

seberapa

jauh

kekayaan

perusahaan

dipertanggungjawabkan
4. Menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian
dalam perusahaan
5. Memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan – kegiatan perusahaan
Audit internal yang modern tidak lagi terbatas fungsinya dalam bidang

pemeriksaan keuangan, tetapi sudah meluas ke bidang lainnya seperti audit
manajemen, audit lingkungan hidup, audit kepatuhan, dan sudah sudah mencakup
konsultasi yang didesain untuk menambah nilai dan meningkatkan kegiatan
operasi organisasi.
Fungsi audit internal menjadi semakin penting sejalan dengan semakin
kompleksnya operasional perusahaan. Manajemen tidak mungkin dapat

9

mengawasi seluruh kegiatan operasional perusahaan, karena itu manajemen sangat
terbantu oleh fungsi audit internal untuk menjaga efisiensi dan efektivitas
kegiatan.
Menurut Guy (2002:410) “ruang lingkup audit internal meliputi
pemeriksaan dan evaluasi yang memadai serta efektivitas sistem pengendalian
internal organisasi dan kualitas kinerja dalam melaksanakan tanggung jawab yang
dibebankan”. Berikut ini adalah ruang lingkup audit internal yang meliputi tugas –
tugasnya:
1. Menelaah reliabilitas dan integritas informasi keuangan dan operasi serta
perangkat


yang

digunakan

untuk

mengidentifikasi,

mengukur,

mengklarifikasi serta melaporkan informasi semacam itu
2. Menelaah sistem yang ditetapkan untuk memastikan ketaatan terhadap
kebijakan, perencanaan, prosedur, hukum, dan peraturan yang dapat
memiliki pengaruh signifikan terhadap operasi dan laporan serta
menentukan apakah organisasi telah mematuhinya
3. Menelaah perangkat perlindungan aktiva dan secara tepat memverifikasi
keberadaan aktiva tersebut
4. Menilai keekonomisan dan efisiensi sumber daya yang dipergunakan
5. Menelaah operasi atau program untuk memastikan apakah hasilnya
konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah dietapkan serta apakah

operasi atau program itu telah dilaksanakan sesuai dengan yang
direncanakan
Ruang lingkup penugasan fungsi audit internal yang terdapat dalam
standard profesi audit internal yang dikeluarkan oleh Konsorsium Organisasi

10

Profesi Audit Internal (2004:20) yaitu “fungsi audit internal melakukan evaluasi
dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan resiko,
pengendalian, dan governance, dengan pendekatan yang sistematis, teratur, dan
menyeluruh”.
Maksud dari pernyataan tersebut ialah audit internal membantu organisasi
dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi resiko signifikan dan
memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan resiko dan sistem
pengendalian intern. Berdasarkan hasil penelitian resiko tersebut, fungsi audit
internal mengevaluasi kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal,
yang mencakup governance, kegiatan operasi, dan sistem informasi organisasi.

2.1.3 Tujuan Audit Internal
Direksi harus menyusun dan melaksanakan sistem pengendalian internal

perusahaan yang handal dalam rangka menjaga kekayaan dan kinerja perusahaan
serta memenuhi peraturan perundang – undangan. Satuan kerja atau fungsi
pengawasan internal bertugak membantu direksi dalam memastikan pencapaian
tujuan dan kelangsungan usaha dengan:
1. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program perusahaan
2. Memberikan

saran

dalam upaya

memperbaiki

efektivitas

proses

pengendalian resiko
3. Melakukan evaluasi kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perusahaan,
pelaksanaan Good Corporate Governance dan perundang – undangan

4. Memfasilitasi kelancaran pelaksanaan audit oleh auditor internal

11

Tujuan audit internal adalah untuk membantu anggota organisasi untuk
melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk mencapai tujuan ini, staff
audit internal diharapkan dapat memenuhinya dengan analisis, penilaian,
rekomendasi, konsultasi, dan informasi tentang kegiatan yang ditelaah. Untuk
mencapai tujuan tersebut, auditor internal harus melakukan kegiatan – kegiatan
sebagai berikut:
1. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya penerapan dari sistem
pengendalian internal dan pengendalian operasional lainnya, serta
mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak
terlalu mahal
2. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana, dan prosedur yang telah
ditetapkan oleh manajemen
3. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan
dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian,
kecurngan, dan penyalahgunaan
4. Memastikan bahwa pengolahan data yang dikembangkan dalam organisasi

dapat dipercaya
5. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang
diberikan oleh manajemen
6. Menyarankan

perbaikan



perbaikan

meningkatkan efisiensi dan efektivitas

operasional

dalam

rangka

12


2.1.4 Misi dan Peran Audit Internal
Auditor Internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam
menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Auditor internal bertindak
sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan
mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas
kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua
hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan resiko terkait dalam
menjalankan usaha.
Independensi merupakan kata kunci paling penting untuk menilai peran
audit internal. Banyak pihak mengartikan independensi ke dalam 2 pengertian:
1. Independensi : mengambil sikap netral, tidak memihak, dan bebas dari
pengaruh
2. Independensi : keberpihakan pada kepentingan yang lebih besar/bernilai
Bersikap netral pada hakikatnya merupkan hal yang mustahil ketika
dihadapkan pada pilihan mana yang benar dan salah, antara kepentingan manfaat
bisnis atau kepentingan orang banyak, atau antara kebijakan internal dengan
regulasi pemerintah, mau tidak mau harus terjadi keberpihakan. Tetapi persepsi
setiap orang terhadap kebenaran ternyata bisa tidak sama. Selain itu, kepentingan
yang dianggap lebih besar biasanya juga dipengaruhi oleh otoritas yang

memperjuangkan kepentingan tersebut.
Keberpihakan audit internal pada kebenaran ditinjau dari:
1. Adanya bukti serta data material yang otentik, relevan, dan cukup
2. Adanya praktik bisnis yang menunjang tinggi etika/moral serta
memperhatikan resiko terukur

13

3. Adanya kapasitas tanggung jawab dan wewenang seseorang yang terukur
dalam organisasi besar
4. Adanya administrasi dan pengendalian yang memadai serta konsisten

2.1.5 Peran Auditor Internal yang Mengacu Pada Kriteria Good Corporate
Governance
Audit internal sebagai sebagai bagian dari internal perusahaan mempunyai
peranan penting untuk menciptakan suasana yang lebih baik di perusahaan.
Adapun peran yang dapat dilakukan, yang mengacu pada kriteria Good Corporate
Governance adalah sebagai berikut:
1. Membantu

direksi

dan

dewan

komisaris

menyusun

dan

mengimplementasikan kriteria Good Corporate Governance di perusahaan
apabila pengembangan Good Corporate Governance dilakukan sendiri,
atau turut bekerja sama sebagai counterpart apabila pengembangan Good
Corporate Governance diserahkan kepada pihak ketiga (outsourcing).
Sehubungan dengan hal tersebut, auditor internal berperan penting untuk
memberikan limited assurance atas kesesuaian kriteria Good Corporate
Governance yang disusun sendiri dengan kriteria Good Corporate
Governance Indonesia dan internasional
2. Membantu direksi dan dewan komisaris menyediakan data keuangan dan
operasi serta data lain yang dapat dipercaya, accountable, akurat, tepat
waktu, objektif, mudah dimengerti, dan relevan bagi stakeholder untuk
mengambil keputusan. Sehubung dengan hal tersebut, auditor internal
berperan penting untuk memberikan limited assurance atas data atau

14

informasi yang tersedia. Keyakinan yang dapat diberikan auditor internal
bersifat terbatas karena kedudukan dan derajat independensi. Auditor
internal itu sendiri yang bersifat terbatas dibandingkan apabila keyakinan
tersebut diberikan kepada pihak luar perusahaan
3. Membantu direksi dan dewan komisaris mematuhi dan mengawasi
penerapan atas seluruh ketentuan yang berlaku dan auditor internal harus
memastikan bahwa seluruh elemen perusahaan mengikuti seluruh aktivitas
perusahaan secara konsisten
4. Membantu

direksi

menyusun

dan

mengimplementasikan

struktur

pengendalian internal yang handal dan memadai. Auditor internal dalam
konteks ini harus memastikan bahwa struktur tersebut telah tersedia
dengan memadai dan telah berfungsi serta telah diikuti oleh setiap elemen
perusahaan
5. Menstimulasi direksi dan dewan komisaris untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan sistem audit yang baik, khususnya pembentukan
komite audit yang ideal, piagam audit internal, pedoman audit internal
serta menumbuhkan efektivitas penggunaan dan pemanfaatan hasil kerja
auditor

independen

terhadap

evaluasi

praktik

Good

Corporate

Governance. Penerapan Good Corporate Governance tidak dapat
menghapus atau mengabaikan pentingnya struktur pengendalian internal,
karena struktur pengendalian internal dapat membantu terciptanya
akuntabilitas dan transparansi. Struktur pengendalian internal yang baik
dapat membantu menyediakan data dan menyusun laporan yang
dibutuhkan

15

2.1.6 Teknik – Teknik Audit Internal
1. Penentuan Resiko
Penentuan resiko merupakan hal penting bagi manajemen dan auditor
internal. Auditor internal harus memiliki pemahamaan mengenai proses
penentuan resiko dan sarana yang digunakan untuk melakukannya.
Auditor internal harus melampirkan hasil penentuan resiko kedalam
program audit untuk memastikan bahwa kontrol yang dibutuhkan
memang diterapkan untuk mengurangi resiko
2. Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan dapat menjadi senjata terbaik bagi auditor untuk
memperoleh pemahaman, informasi, dan perspektif yang dibutuhkan
untuk mendukung kesuksesan audit. Survei pendahuluan yang baik akan
menghasilkan program audit yang tepat yang akan menunjang
keberhasilan audit. Keberhasilan atau kegagalan audit sangat bergantung
pada survei.

2.1.7 Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal
Penelaahan internal atas kontrol – kontrol di bidang akuntansi merupakan
hal yang penting, dan auditor internal haruslah terlibat dalam hal ini, namun itu
bukanlah misi utama mereka. Kerugian akibat proses produksi yang salah,
perekayasaan, pemasaran, atau pengelolaan persediaan bisa jadi lebih besar
dibandingkan kerugian akibat kelemahan di bidang keuangan. Kontrol manajemen
atas aktivitas keuangan telah semakin kuat selama beberapa tahun ini, namun
masih ada beberapa hal yang mengandung kelemahan. Penggelapan dapat

16

merugikan perusahaan, kesalahan manajemen dalam mengelola sumber daya
dapat membuat perusahaan bangkrut. Dari sini terlihat perbedaan mendasar antara
audit internal dan audit eksternal modern.
Audit eksternal memiliki fokus yang sempit, sementara audit internal
memiliki ruang lingkup yang komprehensif. Auditor eksternal tidak terlalu
memerhatikan kecurangan atau pemborosan yang tidak memiliki dampak yang
signifikan, atau tidak material, terhadap laporan keuangan. Di lain pihak, auditor
internal sangat memerhatikan pemborosan dan kecurangan, dari mana pun
sumbernya dan sekecil apapun jumlahnya. Perhatian ini bukanlah berasal dari
pentingnya memeriksa setiap penyimpangan yang kecil, namun lebih disebabkan
oleh pemahaman bahwa penyimpangan-penyimpangan kecil bisa menjadi besar
sehingga dapat menggoyahkan pilar-pilar perusahaan.
Perbedaan utama antara auditor internal dan auditor eksternal disajikan
pada tabel berikut ini. Posisi dan fokus perhatian dari auditor internal modern
dibandingkan dengan auditor eksternal yang berorientasi pada aspek keuangan:
Tabel 2.1
Perbedaan Audit Internal dengan Audit Eksternal
Auditor Internal

Auditor Eksternal

a. Merupakan karyawan perusahaan,

a. Merupakan orang yang independen

atau bisa saja merupakan entitas

diluar perusahaan

independen
b. Melayani

kebutuhan

organisasi,

b. Melayani

pihan

ketiga

yang

meskipun fungsinya harus dikelola

memerlukan informasi keuangan

oleh perusahaan

yang dapat diandalkan

17

c. Fokus pada kejadian – kejadian di

c. Fokus

pada

ketetapan

dan

pemahaman

dari

masa depan dengan mengevaluasi

kemudahan

kontrol

untuk

kejadian – kejadian masa lalu yang

tujuan

dinyatakan

yang

meyakinkan

dirancang
pencapaian

organisasi
d. Langsung

dalam

laporan

keuangan
dengan

d. Memperhatikan pencegahan dan

dalam

pendeteksian kecurangan secara

segala bentuknya atau perluasan

umum, namun akan memberikan

dalam setiap aktivitas yang di

perhatian lebih bila kecurangan

telaah

tersebut

pencegahan

berkaitan
kecurangan

dapat

mempengaruhi

laporan keuangan
e. Independensi

terhadap

aktivitas

e. Independen terhadap manajemen

yang diaudit, tetapi siap sedia

dan dewan direksi baik secara fisik

untuk menanggapi kebutuhan dan

maupun psikis

keinginan dari semua tingkatan
manajemen
f. Menelaah aktivitas secara terus –
menerus

f. Menelaah catatan yang mendukung
laporan keuangan secara periodik
yang dilakukan sekali setahun

2.1.8 Laporan Audit Internal
Hasil akhir dari pelaksanaan audit internal dituangkan dalam suatu bentuk
laporan tertulis melalui proses penyusunan yang baik. Laporan hasil audit internal
merupakan suatu alat penting untuk menyampaikan pertanggungjawaban hasil

18

kerja kepada manajemen, yaitu sebagai media informasi untuk menilai sejauh
mana tugas-tugas yang dibebankan dapat dilaksanakan. Adapun isi atau materi
laporan audit internal menurut Boynton (2003:494) adalah:
1. Suatu laporan tertulis yang ditandatangani harus dikeluarkan setelah
pemeriksaan selesai,
2. Auditor internal harus membahas kesimpulan dan rekomendasi pada
tingkatan manajemen yang tepat sebelum mengeluarkan laporan tertulis
yang final,
3. Laporan harus objektif, jelas, ringkas, konstruktif, dan tepat waktu,
4. Laporan harus menyatakan tujuan, ruang lingkup, dan hasil audit juga
pendapat auditor,
5. Laporan harus mencakup rekomendasi untuk perbaikan yang potensial dan
mengakui kinerja serta tindakan korektif yang memuaskan,
6. Pandangan auditee tentang kesimpulan dan rekomendasi audit dapat
disertakan dalam laporan audit,
7. Direktur audit internal atau designee harus me-review dan menyetujui
laporan audit final sebelum diterbitkan serta harus memutuskan kepada
siapa laporan itu akan dibagikan.
Laporan dari bagian audit internal merupakan suatu alat komunikasi yang
didalamnya terdapat tujuan yang dimulai dari penugasan, luas pemeriksaan,
batasan yang dibuat dan juga saran atau rekomendasi kepada pimpinan
perusahaan. Tujuan laporan audit internal adalah sebagai berikut:
1. Laporan auditor merupakan kesimpulan hasil pemeriksaan,
2. Menyajikan temuan-temuan dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,

19

3. Sebagai dasar untuk kemudian diambil tindakan oleh manajemen terhadap
penyimpangan yang terjadi
Untuk mencapai hal tersebut, maka laporan yang disampaikan haruslah
memiliki unsur-unsur objektif, clear (jelas), ringkas, konstruktif, dan tepat waktu.
1. Objektif
Laporan yang disusun harus mengungkapkan fakta dengan teliti
berdasarkan data yang dapat diuji kebenerannya. Menyampaikan dengan
jelas tentang pokok pemeriksaan yang telah dilakukan sehingga dapat
diyakini kebenarannya.
2. Clear (jelas)
Laporan disusun dengan menggunakan bahasa yang jelas, tidak
menimbulkan kesalahpahaman bagi penggunanya. Menerangkan dengan
jelas dan lengkap agar dapat dimengerti oleh pihak-pihak yang
menggunakannya.
3. Ringkas
Struktur laporan yang baik melaporkan dengan ringkas pelaksanaan
operasional, pengendalian, dan hasil kerja. Laporan tersebut harus
terhindar dari hal-hal yang tidak relevan, material seperti gagasan, temuan,
kalimat, dan sebagainya yang tidak menunjang tema pokok laporan,
namun tetap menjaga kualitas informasi yang disampaikan melalui laporan
tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan pemakainya.

20

4. Konstruktif
Laporan yang bersifat membangun adalah laporan yang sedapat mungkin
memaparkan rekomendasi tindakan perbaikan yang dapat dilakukan untuk
mengupayakan peningkatan operasi.
5. Tepat waktu
Laporan audit hanya dapat bermanfaat dengan maksimal bila laporan
tersebut disajikan pada saat dibutuhkan. Sehingga auditor harus mampu
menyajikan laporan dengan tepat waktu.
Sebelum disampaikan pada pengguna laporan, peninjauan kembali atas
laporan (review) perlu dilakukan. Review adalah tindakan bijak yang dapat
dilakukan audit internal. Hal ini bertujuan untuk lebih memastikan
kebenaran dan kelengkapannya.
Laporan audit akan efektif bila terdapat pelaksanaan tindak lanjut agar
proses audit yang berjalan benar-benar memberikan manfaat bagi perusahaan.
Untuk itu, departemen audit internal bertugas untuk memantau pelaksanaan
tindak lanjut, menganalisis kecukupan tindak lanjut disertai identifikasi
hambatan pelaksanaannya, dan memberikan laporan atas tindak lanjut tersebut.

2.2 Good Corporate Governance (GCG)
2.2.1 Pengertian Good Corporate Governance (GCG)
Good Corporate Governance (GCG) merupakan paradigma tentang
pengelolaan perusahaan yang menekankan pada kesejahteraan hubungan antara
pemegang saham, dewan komisaris, dewan direksi, manajemen senior, auditor

21

internal dan auditor eksternal agar pengelolaan perusahaan lebih profesional,
transparan, dan efisien.
Corporate governance telah menjadi pokok perhatian yang sangat penting
di Indonesia karena perusahaan yang menerapkan Good Corporate Governance
secara utuh dan berkelanjutan diyakini akan memiliki nilai lebih dibandingkan
dengan perusahaan yang tidak atau belum menerapkan Good Corporate
Governance, sehingga akan membantu perusahaan tersebut menjadi lebih
kompetitif.
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mendefenisikan
corporate governance sebagai “seperangkat peraturan yang mengatur hubungan
antara pemegang, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan, serta pemegang kepentingan internal dan eksternal lain yang berkaitan
dengan hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang
mengendalikan perusahaan”. Tujuan corporate governance adalah untuk
menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholder).
Menurut Pratolo (2007:8) “Good Corporate Governance adalah suatu
sistem yang ada pada suatu organisasi yang memiliki tujuan untuk mencapai
kinerja organisasi semaksimal mungkin dengan cara – cara yang tidak merugikan
stakeholder organisasi tersebut”.
Berdasakan defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa corporate
governance pada intinya adalah mengenai suatu sistem, proses, dan seperangkat
peraturan hubungan antar berbagai pihak yang berkepentingan terutama
pemegang sahan, dewan direksi, dan dewan komisaris demi tercapainya tujuan
perusahaan.

22

Corporate governance dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kesalahan
signifikan dalam strategi korporasi dan memastikan bahwa kesalahan yang terjadi
dapat diperbaiki dengan segera. Pihak yang terkait dalam penerapan corporate
governance meliputi organ internal dan eksternal perusahaan. Aspek pokok dalam
dalam penerapan Good Corporate Governance yaitu keseimbangan internal dan
eksternal.
2.2.2 Prinsip dan Manfaat Good Corporate Governance
Prinsip Good Corporate Governance merupakan suatu pedoman korporasi
yang diperlukan dalam sistem pengelolaan BUMN yang sehat. Berikut ini adalah
prinsip Good Corporate Governance dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor
KEP-117/M-MBU/2002 tentang penerapan praktek Good Corporate Governance
pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
1. Transparansi
Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusaan dan
keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan
mengenai perusahaan
2. Kemandirian
Suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa
benturan kepentingan dan pengaruh dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku dan prinsip
korporasi yang sehat
3. Akuntabilitas
Kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggunjawaban organ perusahaan
sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif

23

4. Pertanggungjawaban
Kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan
perundang – undangan yang berlaku dan prinsip korporasi yang sehat
5. Kewajaran
Keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak – hak stakeholder
berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang – undangan yang berlaku
Adapun manfaat dalam penerapan Good Corporate Governance pada
perusahaan ialah
1. Menurunkan resiko
Dengan menerapkan Good Corporate Governance dapat meminimalkan
praktek Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) yang terjadi diperusahaan.
Praktek yang tidak sehat tersebut jika dibiarkan akan menyebabkan resiko
kerugian perusahaan bahkan kebangkrutan
2. Meningkatkan nilai saham
Penerapan Good Corporate Governance merupakan indikator perusahaan
yang telah dikelola dengan baik dan transparan, sehingga dapat
meningkatkan kepercayaan investor/publik yang dapat menjadikan nilai
saham menjadi banyak diminati di bursa saham yang berdampak pada
kenaikan nilai saham
3. Menjamin kepatuhan
Setiap peraturan yang terkait dengan struktur dan operasi perusahaan
ditunjukan untuk mengatur aktivitas dan hubungan yang saling
menguntungkan antar pihak yang terkait. Keseimbangan dengan

24

keseluruhan stakeholder mengarahkan perusahaan pada kepatuhan
terhadap aturan yang telah ditetapkan
4. Memiliki daya tahan
Dengan menerapkan Good Corporate Governance perusahaan akan
memiliki daya tahan terhadap pegaruh buruk kondisi dunia usaha dan
perilaku dunia usaha sekitarnya
5. Memacu kinerja
Melalui mekanisme supervisi kinerja manajemen dan mempertegas
pertanggungjawaban komisaris dan direksi kepada pemegang saham dan
stakeholder lainnya akan memacu kinerja jajaran pimpinan perusahaan
untuk meningkakan kinerja perusahaan
6. Meningkatkan akuntabilitas publik
Penerapan Good Corporate Governance mengharuskan perusahaan untuk
memperhatikan seluruh stakeholder yang dapat diwujudkan dalam bentuk
pengungkapan informasi atas kondisi perusahaan baik dalam bentuk
laporan keuangan maupun laporan lainnya, sehingga hal ini mendorong
perusahaan untuk melaksanakan akuntabilitas publik
7. Membantu penerimaan negara
Dengan transparansi dan peraturan perpajakan yang dipatuhi maka akan
berdampak pada penerimaan negara yang meningkat. Pada BUMN/BUMD
dengan kinerja yang prima akan meningkatkan laba operasi dan nilai
saham yang tinggi yang tinggi sehingga akan meningkatkan laba
pemerintah

25

2.3 Hubungan Audit Internal Dengan Good Corporate Governance
Salah satu maksud implementasi Good Corporate Governance sesuai
dengan pedoman Good Corporate Governance yang dikeluarkan oleh komite
nasional kebijakan corporate governance yaitu untuk memaksimalkan nilai
perusahaan bagi pemegang saham dengan cara meningkatkan prinsip Good
Corporate Governance sehingga perusahaan memiliki daya saing yang kuat baik
secaranasional maupun internasional yang dapat mendukung kondisi investasi
Salah satu elemen yang signifikan dalam proses implementasi Good
Corporate Governance adalah fungsi pengawasan internal yang baik oleh auditor
internal. Dengan demikian eksistensi audit internal itu sendiri merupakan salah
satu wujud implementasi dari Good Corporate Governance. Selain itu audit
internal berperan penting dalam membantu manajemen dala upaya mewujudkan
Good Corporate Governance dalam praktek bisnis
Dalam kaitannya dengan implementasi Good Corporate Governance,
audit internal mempunyai peranan yang sangat besar untuk mendorong
terwujudnya pengelolaan perusahaan yang bersih dan transparan. Dari
pemahaman tentang fungsi pengawasan intern, dapat diketahui bahwa salah satu
tugas audit internal yaitu melakukan review terhadap sistem yang ada untuk
mengetahui tingkat keseuaian dengan peraturan eksternal, kebijakan, dan prosedur
internal yang ditetapkan termasuk prinsip yang tertuang dalam pedoman Good
Corporate Governance

26

2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam
mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis
menemukan beberapa penelitian terkait dengn penelitian yang dilakukan oleh
penulis:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Anamukti pada tahun 2014 yang berjudul
“Pengaruh Audit Internal, Pengendalian Internal, dan Komite Audit terhadap
pelaksanaan Good Corporate Governance (Survei Pada Perusahaan BUMN di
Kota Bandung)”. Penelitian ini meneliti tentang pengaruh audit internal,
pengendalian internal, dan komite audit terhadap pelaksanaan good corporate
governance dan penelitian ini dilakukan di perusahaan BUMN di Kota
Bandung. Penelitian menggunakan audit internal, pengendalian internal,
komite audit, variabel tersebut secara signifikan memiliki pengaruh positif
terhadap pelaksanaan good corporate governance.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ella Zefriani pada tahun 2013 yang berjudul
“Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal Terhadap Penerapan Good
Corporate Governance pada PDAM Tirtanadi Medan”. Penelitian ini meneliti
tentang pengaruh audit internal dan pengendalian internal terhadap penerapan
good corporate governance dan penelitian ini dilakukan di PDAM Tirtanadi
Medan dengan menggunakan audit internal, pengendalian internal, dan good
corporate governance sebagai variabel penelitian, varibel audit interna dan
pengendalian internal berpengaruh positif terhadap penerapan good corporate
governance, hanya saja variabel audit internal tidak secara signifikan

27

mempengaruhi penerapan good corporate governance pada PDAM Tirtanadi
Medan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Yon Ivan pada tahun 2015 yang berjudul
“Pengaruh Peranan Audit Internal, Komite Audit, dan Dewan Direksi Terhadap
Penerapan Good Corporate Govrnance pada PT Tolan Tiga Indonesia”.
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh peranan audit internal, komite audit,
dan dewan direksi terhadap penerapan good corporate governance sebagai
variabel penelitian, variabel audit internal dan dewan direksi mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap penerapan good corporate governance,
hanya saja variabel komite audit tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap penerapan good corporate governance pada PT Tolan Tiga Indonesia.
4. Penelitian yang dilakukan oeh Novita Rahmadani pada tahun 2016 yang
berjudul “Pengaruh Peranan Sistem Pengendalian Internal (SPI) dan Pedoman
Perilaku Terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) pada PT
Perkebunan Nusantara Di Medan”. Penelitian ini meneliti tentang pengaruh
peranan sistem pengendalian internal (SPI) dan pedoman perilaku terhadap
pelaksanaan good corporate governance dan penelitian ini dilaksanakan di PT.
Perkebunan Nusantara di Medan dengan menggunakan sistem pengendalian
internal (SPI) dan pedoman perilaku sebagai variabel bebas dan good
corporate governance sebagai variabel terikat. Hasil penelitian menunjukan
secara simultan sistem pengendalian internal (SPI) dan pedoman perilaku
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerapan good corporate
governance, hanya saja secara parsial hanya sistem pengendalian internal (SPI)

28

yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerapan good corporate
governance pada PT Perkebunan Nusantara di Medan
5. Penelitian yang dilakukan oleh Winda Pratiwi pada tahun 2015 yang berjudul
“Pengaruh Peranan Audit Internal dan Budaya Organisasi Terhadap Penerapan
Good Corporate Governance Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Medan”. Penelitian ini meneliti tentang pengaruh peranan audit internal dan
budaya organisasi terhadap penerapan good corporate governance dan
penelitian ini dilakukan di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Medan.
Penelitian menggunakan audit internal dan budaya organisasi sebagai variabel
penelitian, variabel tersebut secara signinifikan memiliki pengaruh positif
terhadap pelaksanaan good corporate governance.
2.5 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir akan menjelaskan secara teoritis keterkaitan antar
variabel yang sudah diputuskan untuk diteliti khususnya hubungan antara variabel
bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen). Jika melibatkan variabel
moderating dan intervening juga harus dijelaskan. Variabel moderating adalah
variabel yang akan mempengaruhi hubungan variabel X dengan variabel Y.
(Supranto 2004:30)
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Peran Internal Audit (X)
Sumber : Diolah Oleh Peneliti

Good Corporate Governance (Y)