Pengaruh Peran Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada Pt Bank Mandiri (Persero) Tbk
70
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Annual Report Bank Mandiri 2015
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh
Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat
Ali, Masyhud, Haji. 2006. Manajemen Risiko: Strategi Perbankan Dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Boynton, William C., Raymond N. Johnson, dan Walter G.Kell. 2003. Modern Auditing Jilid II, Edisi 7, Penerjemah Paul A. Rajoe, Gina Gania, Ichsan Setiyo Budi. Jakarta: Erlangga.
Guy, Dan M., C. Wayne Alderman, dan Alan J.Winters. 2002. Auditing Jilid II. Edisi 5. Penerjemah Sugiyarto. Jakarta: Erlangga.
Hery. 2016. Auditing dan Asurans. Jakarta: GRASINDO
Ikatan Bankir Indonesia. 2016. Memahami Audit Intern Bank. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Ikatan Bankir Indonesia. 2016. Memahami Bisnis Bank. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Ikatan Bankir Indonesia. 2016. Strategi Manajemen Risiko Bank. Jakarta:
(2)
71
Ikatan Bankir Indonesia. 2016. Supervisi Audit Intern Bank. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Ikatan Bankir Indonesia. 2016. Supervisi Manajemen Risiko Bank. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal. 2004. Standar Profesi Audit Internal. Jakarta: Yayasan Pendidikan Internal Audit.
Priyatno, Duwi. 2009. SPSS Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate.
Yogyakarta: Gava Media
Sawyer, Laurence B., Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005.
Sawyer’s Internal AuditingBuku 1, Edisi 5. Penerjemah Desi Adhariani. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono.2012. Metode Penelitian Bisnis (Cetakan Ke – 16). Bandung:
ALFABETA
Taniredja, Prof. Dr. Tukiran. 2011. Penelitian Kuantitatif. Bandung: ALFABETA
Tjager, I Nyoman, dkk, 2003. Corporate Governance: Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas Bisnis Indonesia, Jakarta: PT Prenhallindo.
Tunggal, Amin Widjaja. 2013. Internal Audit dan Corporate Governance. Jakarta:
Harvarindo
Tunggal, Amin Widjaja. 2016. Teknik – Teknik Audit Internal. Jakarta:
(3)
72
Zamzami, Faiz. 2015. Audit Internal Konsep dan Praktik. Yogyakarta: UGM
Press
Sumber Jurnal dan Skripsi
Ivan, Yon. 2015. Pengaruh Peranan Audit Internal, Komite Audit, Dan Dewan
Direksi Terhadap Penerapan Good Corporate Governance pada PT. Tolan Tiga
Indonesia. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
Putra, Vicky Dzaki Cahaya. 2014. Peran Audit Internal Dalam Upaya
Mewujudkan Good Corporate Governance (Studi Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung. Jurnal. Jurusan Akuntansi
Universitas Widyatama.Bandung
Susilawati, Christine Dwi Karya. 2013. Peranan Audit Internal Terhadap
Penerapan Good Corporate Governance yang Efektif. Jurnal. Program Studi
Ekonomi Akuntansi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Kristen Maranatha.Bandung
Ekasiwi, Samatha Adisty. 2013. Peran Audit Internal Dalam Pengungkapan
Kelemahan Material Sebagai Penunjang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik.
Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas
Diponegoro, Semarang.
Pratiwi, Winda. 2014. Pengaruh Peranan Audit Internal Dan Budaya Organisasi
Terhadap Penerapan Good Corporate Governance pada PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. Medan. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
(4)
73
Rahmadani, Novita. 2016. Pengaruh Peran Sistem Pengendalian Internal dan
Pedoman Perilaku Terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance pada PT.
Perkebunan Nusantara di Medan. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Pratolo, Suryo. 2007. GCG dan Kinerja BUMN di Indonesia: Aspek Audit
Manajemen dan Pengendalian Intern sebagai Variabel Eksogen serta tinjauannya
pada Jenis Perusahaan. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi X Unhas Makassar.
Zefriani, Ella. 2013. Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal Terhadap
Penerapan Good Corporate Governance pada PDAM Tirtanadi Medan. Skripsi.
(5)
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian asosiatif adalah
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau
lebih. Hasil penelitian ini dapat membangun teori yang berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
Region I / Sumatera I. Uniland Plaza Building, West Tower 6th Floor. Jl. Letjen
M.T Haryono No A – 1 Medan. Waktu penelitian dilakukan selama bulan Maret
sampai April 2017
3.3 Populasi Dan Sampel 3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2012:115) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan”. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pegawai bagian
Regional Business Control PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang berjumlah 50 responden.
(6)
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2012:116) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jumlah sampel berdasarkan
pendapat Roscoe (Sujarweni, 2015:81) memberikan pedoman penentuan jumlah
sampel diantara 30 – 500 elemen. Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi
penelitian yang berjumlah 50 responden yang merupakan pegawai verifikator PT.
Bank Mandiri (Persero) Tbk.
3.4 Hipotesis
Menurut Azuar Juliandi (2013:122) hipotesis merupakan dugaan,
kesimpulan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang telah
dirumuskan didalam rumusan masalah sebelumnya. Adapun jenis hipotesis yang
dikemukakan penulis adalah hipotesis asosiatif. Hipotesis asosiatif adalah
rumusan sementara yang berusaha menjawab permasalahan penelitian yang
bersifat menghubungkan variabel yang satu dengan yang lainnya (Supriyanto,
2009:91). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak Terdapat Pengaruh Positif Audit internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance.
Ha : Terdapat Pengaruh Positif Audit internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance.
3.5 Defenisi Konsep
Untuk memberikan batasan – batasan yang lebih jelas dari masing –
masing konsep guna menghindari adanya salah pengertian, maka defenisi konsep
(7)
dikemukakan. Adapun yang menjadi definisi konsep dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Audit internal adalah proses pemeriksaan internal atas pengendalian yang
dilakukan manajamen, apakah berjalan dengan baik serta efektif, hingga
unit yang menjalankan sudah sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah
ditetapkan.
b. Good Corporate Governance (GCG) merupakan paradigma tentang pengelolaan perusahaan yang menekankan pada kesejahteraan hubungan
antara pemegang saham, Dewan Komisaris, Dewan Direksi, manajemen
senior, auditor internal dan auditor eksternal agar pengelolaan perusahaan
lebih professional, transparan, dan efisien.
3.6 Defenisi Operasional
Variabel Bebas (Independent Variable) yaitu peranan Audit Internal (SPI) adalah satu bagian dalam perusahaan yang berfungsi sebagai aparat pengawasan
internal PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang bertugas melakukan pengendalian
dan konsultasi secara objektif dan independen terhadap aktivitas/operasi
perusahaan untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi perusahaan
serta membantu organisasi dalam mengefektifkan manajemen resiko.
Variabel Terikat (Dependent Variable) yaitu penerapan Good Corporate Governance Sederhananya Good Corporate Governance diartikan sebagai suatu sistem yang berfungsi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi. Good Corporate Governance merupakan variabel dependen dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini setiap responden diminta untuk menunjukkan apakah mereka setuju
(8)
dengan pernyataan yang terdapat dalam kuesioner mengenai elemen – elemen
Good Corporate Governance.
Tabel 3.1 Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala 1 Peran Audit
Internal (X) Audit Internal adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam perusahaan untuk memeriksa dan mengevaluasi aktivitas – aktivitasnya sebagai jasa yang diberikan kepada perusahaan (Standarts for The Professional Practice of Internal Audit)
a.Akselerator b.Integrator c.Analisis
Likert
2 Good Corporate Governance (Y) Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta pemegang kepentingan internal dan eksternal lain yang berkaitan dengan hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan. (Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI))
a.Transparansi b.Kemandirian c.Akuntabilitas d.Pertanggungjawaban e.Kewajaran Likert
(9)
3.7 Teknik Pegumpulan Data 3.7.1 Sumber Data
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara), berupa
persepsi (opini, sikap, pengalaman) secara individual atau kelompok,
hasil suatu kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Adapun data
primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner.
Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data
kuesioner kepada karyawan Regional Business Control pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Region I / Sumatera I sebagai respondennya yang
akan menjawab semua item pertanyaan. Pertanyaan disajikan dalam
kuesioner ini adalah pertanyaan tertutup, yaitu model pertanyaan tersebut
telah disediakan jawabannya, sehingga responden hanya memilih dari
alternatif jawaban yang sesuai dengan pendapat atau pilihannya.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Adapun data
sekunder yang dipakai dalam penelitian ini adalah Studi Kepustakaan
dimana penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan,
membaca buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel, jurnal dan data dari
(10)
3.7.2 Skala Instrumen Pengumpulan Data
Skala yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah
skala Likert. Skala ini meminta responden menunjukan tingkat persetujuan atau
ketidaksetujuannya terhadap serangkaian pernyataan tentang suatu objek
(Istijanto, 2009:90). Dalam penentuan skor, peneliti melakukan penyederhanaan
yang ditampilkan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2 Skala Likert
No Alternatif Jawaban Skor
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Netral 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat Tidak Setuju 1
Sumber : Kuncoro (2003:157)
3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Uji Instrumen
Sebelum penelitian dilakukan, perlu adanya pengujian terhadap dua konsep
besar dalam bidang meassurment yaitu validitas dan realibilitas terhadap daftar pertanyaan yang digunakan. Pengujian validitas dan realibilitas daftar pertanyaan
ini dimaksudkan agar daftar pertanyaan yang digunakan untuk mendapatkan data
penelitian yang memiliki tingkat validitas dan realibilitas yang memenuhi syarat.
(11)
1. Uji Validitas
Menurut Arikunto dalam (Taniredja, 2011:42) Validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukan tingkat – tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.
Bahwa secara mendasar, validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat
instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang diukur. Suatu instrumen
yang valid atau sah mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang
kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.
Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:
Syarat valid apabila rhitung > rtabel pada taraf signifikan (α = 0,05) maka instrumen itu dianggap valid dan jika rhitung ≤ rtabel maka instrumen dianggap tidak valid.
a. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid.
b. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.
(12)
Menurut Arikunto dalam (Taniredja, 2011:43) Reliabilitas menunjuk pada
suatu tingkat keterandalan sesuatu. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrumen data yang
dapat dipercaya dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan
yang sudah valid. Menurut Kaplan dan Saccuzo (Rochaety,2007:56) koefisein
reliabilitas yang besarnya antara 0,70-0,80. Dalam penelitian ini peneliti memilih
0,8 sebagai koefisien reliabilitas. Adapun kriteria dari pengujian reliabilitas
adalah:
1. Jika nilai koefisien reliabilitas > 0,8 maka instrumen memiliki reliabilitas yang
baik atau dengan kata lain instrumen adalah reliable atau terpercaya.
2. Jika nilai koefisien reliabilitas < 0,8 maka instrumen yang diuji tersebut adalah
tidak reliable. (Nunnaly dalam Ghozaly,2005)
3.8.2 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang digunakan telah
terdistribusi secara normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola
seperti distribusi normal. Pengujian normalitas dapat dipenuhi jika nilai statistik
(13)
< 0,05 maka distribusi data tergolong tidak normal dan bila nilai signifikansi >
0,05 berarti distribusi normal (Ghozali 2005:115).
Selain melihat nilai signifikansi dari uji kolmogrov – smirnov, untuk melihat
apakah suatu data mempunyai distribusi normal dapat dilihat dari nilai Zskewness. 3.8.3 Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linier antara satu
variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). analisis ini bertujuan
untuk memprediksikan nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel
independen mengalami penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif Sesuai
dengan hipotesis yang diuji dalam penelitian ini, maka persamaan regresi linier
sederhana adalah sebagai berikut:
Y = a + bX
Keterangan:
Y = Variabel dependen yakni penerapan GCG
A = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X = Variabel independen yakni peranan Audit Internal
3.8.4 Uji t (Pengujian Parsial)
Uji t untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial atau
pengaruh antara tiap variabel independen terhadap variabel dependen apakah
berpengaruh secara signifikan atau tidak. (Priyatno, 2009:50).
(14)
1. t hitung < t kritis (Tabel) jadi H0 diterima
2. t hitung > t kritis (Tabel) jadi H0 ditolak
Cara mencari t kritis yaitu menggunakan program Ms Excel. Pada cell kosong ketik TINV(0,05:df n-k-1) kemudian tekan enter.
Dimana: n adalah jumlah pernyataan, k adalah jumlah variabel
3.8.5 Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk melihat besarnya pengaruh
variabel X terhadap variabel Y. Koefisien Determinasi (R²) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen (terikat). Nilai koefisien determinasi adalah nol dan menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel
independen memberikan hampir semua yang dibutuhkan untuk memprediksi
(15)
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan
Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program
restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada
bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang
Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur
menjadi Bank Mandiri, dimana masing-masing bank tersebut memiliki peran yang
tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan
hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun
memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia.
Salah satu pencapaian penting adalah penggantian secara menyeluruh platform
teknologi. Bank Mandiri mewarisi sembilan sistem perbankan dari keempat
“legacy banks”. Setelah investasi awal untuk konsolidasi sistem yang berbeda tersebut, Bank Mandiri mulai melaksanakan program penggantian platform yang berlangsung selama tiga tahun, di mana program pengganti tersebut difokuskan
untuk meningkatkan kemampuan penetrasi di segmen “retail banking”.
Pada saat ini, infrastruktur teknologi informasi Bank Mandiri sudah
mampu melakukan pengembangan “e-channel” & produk retail dengan “Time to Market” yang lebih baik. Nasabah Bank Mandiri yang terdiri dari berbagai segmen merupakan penggerak utama perekonomian Indonesia. Berdasarkan
(16)
beragam. Sebagai bagian dari upaya penerapan “prudential banking” & “best-practices risk management”. Bank Mandiri telah melakukan berbagai perubahan. Salah satunya, persetujuan kredit dan pengawasan dilaksanakan dengan “four-eye principle”, di mana persetujuan kredit dipisahkan dari kegiatan pemasaran dan
business unit. Sebagai bagian diversifikasi risiko dan pendapatan, Bank Mandiri juga berhasil mencetak kemajuan yang signifikan dalam melayani Usaha Kecil
dan Menengah (UKM) dan nasabah ritel.
Bank Mandiri membentuk sebuah perusahaan baru yang diberi nama
Mandiri Capital, merupakan modal ventura pertama yang berbasis teknologi di Indonesia. Mandiri Capital akan menanamkan modal ke bisnis-bisnis start-up
yang berpotensi besar.
Bank Mandiri menyediakan layanan perbankan bagi
meningkatkan efisiensi pengelolaan kas. Melalui penyediaan layanan ini, Bank
Mandiri akan mengelola kas Pos Indonesia seperti penyediaan likuiditas,
penerimaan setoran dana, pengelolaan dana dan rekening, fasilitas cash management, serta layanan perbankan lain untuk pegawai dan mitra bisnis Pos Indonesia. Sinergi Bank Mandiri dengan Pos Indonesia telah menghasilkan
banyak pengembangan bisnis, seperti pembentukan bank joint venture bersama-sama PT. Taspen dengan nama Bank Mantap yang menjadi kendaraan untuk
penyaluran kredit pensiunan. Mandiri dan POS Indonesia juga berkolaborasi
dalam mendukung kelancaran penyaluran PSKS melalui Layanan Keuangan
Digital. Bahkan, untuk memudahkan transaksi keuangan masyarakat, sekitar
4.000 electronic data capture (EDC) Bank Mandiri telah ditempatkan di kantor pos yang berada di berbagai wilayah Tanah Air.
(17)
Selain kerjasama tersebut, Bank Mandiri juga menyediakan layanan
keuangan bagi pegawai dan pensiunan PT Pos Indonesia yang saat ini tercatat
memiliki sekitar 26 ribu pegawai dan 16 ribu pensiunan. Tantangan ke depan
yang semakin kompleks dan kebutuhan untuk terus meningkatkan kinerja secara
berkesinambungan serta memberikan kualitas layanan terbaik kepada nasabah
membuat Bank Mandiri perlu melakukan transformasi bisnis dan pengelolaan
organisasi secara berkelanjutan.
Visi jangka panjang Bank Mandiri adalah “To be The Best Bank in ASEAN by 2020”, atau menjadi Bank terbaik di ASEAN tahun 2020. Tahun 2015
merupakan tahun yang penting bagi Bank Mandiri karena bertepatan dengan
dimulainya Transformasi Tahap III 2015-2020, sehingga kinerja Bank Mandiri di
2015 akan menjadi barometer dan landasan dalam menghadapi serta
menyelesaikan tantangan yang lebih besar pada tahun-tahun mendatang. Untuk
itu, Bank Mandiri telah menyusun target utama tahun 2015, yaitu menjaga kondisi
likuiditas dengan LDR < 86%, menjaga kualitas aktiva produktif dengan
pertumbuhan kredit (netto) sebesar 19% dan Non Performing Loan (NPL) di level 2.08%, meningkatkan porsi Dana Murah mencapai minimal 64,9%, meningkatkan
profitabilitas dengan pertumbuhan rasio fee based income sebesar 28,81% dan
Cost Efficiency Ratio(CER) di bawah 40%, dan implementasi inisiatif strategis
corporate plan.
Dalam Tahun 2015 Bank Mandiri memasuki masa transformasi ke III
menuju “The Best Bank in ASEAN by 2020” atau “Menjadi Bank Terbaik Di ASEAN Tahun 2020”.
(18)
Rumusan visi tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1. Bertekad menjadi institusi keuangan terbaik di ASEAN, dalam pelayanan,
produk, dan imbal hasil kepada pemegang saham, serta manfaat pada
masyarakat secara luas.
2. Menjadi kebanggaan negeri dan setiap insan yang bekerja di Bank Mandiri
memiliki tanggung jawab yang harus direalisasikan melalui pengelolaan
manajemen dan tata kelola perusahaan yang baik.
3. Bertekad menjadi icon perbankan Indonesia di ASEAN dengan sasaran mencapai kapitalisasi pasar USD 55 miliar dan ROE 23%-27% pada tahun
2020.
Untuk mencapai visi tersebut, strategi pertumbuhan Bank Mandiri ke
depan akan difokuskan pada 3 (tiga) area utama sebagai berikut:
a. Wholesale
Menyediaan solusi produk wholesale yang terintegrasi, solusi yang
berbasis expertise di sektor usaha nasabah, dan berperan aktif mendukung aktivitas nasabah yang melakukan ekspansi bisnis ke negara lain dengan
penyediaan solusi yang bersifat cross-border. Terdiri dari 3 Unit Bisnis:
1. Treasury & Market 2. Corporate Banking 3. Commercial Banking
b. Integratethe Group
Mengintegrasikan bisnis di semua segmen yang ada di Bank Mandiri,
(19)
ingin mendorong budaya cross-sell dan regionalisasi bisnis serta mengoptimalkan jaringan distribusi di wilayah.
c. Retail
Memberikan kemudahan akses nasabah SME & Mikro ke jaringan
distribusi Bank Mandiri, melakukan penetrasi dan akuisisi nasabah yang
difokuskan pada sektor-sektor potensial, penawaran produk & layanan
consumer one stop solution yang lengkap dan berdaya saing serta memiliki inovasi untuk memperkuat dominasi di retail payment. Terdiri dari 2 Unit Bisnis:
1. Consumer Banking
2. Micro & Business Banking
Ketiga area fokus tersebut didukung dengan penguatan organisasi untuk
memberikan solusi layanan terpadu, peningkatan infrastruktur (kantor cabang, IT, operations, risk management) serta penguatan sumber daya manusia.
A. Visi dan Misi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
1. Visi
Bank Mandiri mempunyai visi sebagai berikut :
Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu
progresif.
Sedangkan Visi jangka panjang Bank Mandiri adalah “To be The Best Bank in ASEAN by 2020”, atau menjadi Bank terbaik di ASEAN tahun 2020.
(20)
2. Misi
Sedangkan misi dari Bank Mandiri itu sendiri ialah:
a. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar
b. Mengembangkan sumber daya manusia professional
c. Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder
d. Melaksanakan manajemen terbuka
e. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan
B. Budaya Bank Mandiri
Untuk mendukung pencapaian visi dan misi, serta keberhasilan strateginya,
Bank Mandiri telah mengimplementasikan budaya perusahaan yang menjadi yang
disingkat “TIPCE” yang diuraikan sebagai berikut:
a. Trust
Membangun keyakinan dan prasangka baik diantara stakeholders dalam hubungan yang tulus dan terbuka berdasarkan kehandalan.
b. Integrity
Setiap saat berpikir, berkata dan berperilaku terpuji, menjaga martabat
serta menjunjung tinggi kode etik profesi.
c. Professionalism
Berkomitmn untuk bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik
dengan penuh tanggung jawab.
d. Customer Focus
Senantiasa menjadikan pelanggan sebagai mitra utama yang saling
(21)
e. Excellence
Mengembangkan dan melakukan perbaikan di segala bidang untuk
mendapatkan nilai tambah optimal dan hasil yang terbaik secara
terus-menerus.
Perilaku insan Mandiri tercermin dalam budaya TIPCE, yang sebelumnya
terdapat 10 Perilaku Utama, diperbaharui menjadi 11 Perilaku Utama dalam
mencapai visi untuk menjadi bank terbaik di ASEAN pada tahun 2020. Kesebelas
Perilaku Utama Bank Mandiri tersebut adalah:
Trust:
a. Jujur, tulus, terbuka dan tidak sungkan
b. Memberdayakan potensi, tidak silo, selalu bersinergi, dan saling
menghargai
Integrity:
a. Disiplin, konsisten dan memenuhi komitmen
b. Berpikir, berkata, dan bertindak terpuji
Professionalism:
a. Handal, tangguh, bertanggung jawab, pembelajar dan percaya diri
b. Berjiwa intrapreneurship dan berani mengambil keputusan dengan risiko
yang terukur
Costumer Focus:
a. Menggali kebutuhan dan keinginan pelanggan secara proaktif dan
memberikan total solusi
b. Memberikan layanan terbaik dengan cepat, tepat, mudah, akurat dan
(22)
Excellent:
a. Patriotis, memiliki mental juara dan berani melakukan terobosan
b. Inovatif dalam menciptakan peluang untuk mencapai kinerja yang
melampaui ekspektasi
c. Fokus dan disiplin mengeksekusi prioritas
C. Arti dan Filosofi Logo Bank Mandiri
Adapun logo/lambang dari PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk adalah sebagai
berikut:
Gambar 4.1 Logo Bank Mandiri a. 2 Oktober 1998 – 1 Januari 2008
Sumber: Wikipedia (2016)
Gambar 4.2 Logo Bank 1 Januari 2008 – sekarang
Sumber: Wikipedia (2016)
Perubahan Logo Bank Mandiri tidak mengubah Legal Name (PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan Nick Name (Bank Mandiri).
Logo baru Bank Mandiri (tanpa kata bank) sejalan dengan kebijakan Bank
Indonesia ke depan yang akan mengizinkan Bank untuk menjual produk-produk
non Bank seperti Reksadana, Bank Insurance dll, serta sejalan dengan rencana Bank Mandiri memiliki anak perusahaan non Bank.
(23)
a. Bentuk Logo dengan huruf kecil
Melambangkan sikap ramah dan rendah hati
Ramah terhadap semua segmen bisnis yang dimasuki, menunjukkan
keinginan yang besar untuk melayani dengan rendah hati (Customer Focus) Warna Huruf Biru Tua:
1. Biru melambangkan rasa nyaman, tenang, menyejukkan, warna ini
umumnya dipakai oleh institusi di bidang jasa.
2. Warisan luhur, stabilitas (Command, memimpin) dan serius (Respect) serta tahan uji (Reliable)
3. Dasar pondasi yang kuat, berhubungan dengan kesetiaan, hal yang dapat
dipercaya, kehormatan yang tinggi (Trust, Integrity) 4. Simbol dari spesialis (Professionalism)
b. Bentuk Gelombang Emas Cair
Gelombang emas cair sebagai simbol dari kekayaan finansial di Asia:
Lengkungan emas sebagai metamorfosa dari sifat Agile, Progresif,pandangan ke depan. (Excellence), fleksibilitas serta ketangguhan atas segala kemungkinan yang akan datang.
Warna Kuning Emas (kuning ke arah orange):
a. Warna logam mulia (emas) menunjukkan keagungan, kemuliaan,
(24)
b. Menjadikan kita merasa tajam perhatiannya (warna yang menarik
perhatian orang), aktif, kreatif dan meriah, warna spiritual dan
melambangkan hal yang luar biasa
c. Warna ini juga ramah, menyenangkan dan nyaman
d. Warna ini diterima sebagai warna riang, membuat perasaan Anda bahwa
masa depan lebih baik, cemerlang dan menyala-nyala.
4.1.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan
oleh pimpinan perusahaan. Menurut Robbins dan Coulter (2007:284) struktur
organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan
kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan.
Struktur organisasi juga dapat memberikan gambaran secara skematis
tentang hubungan kerjasama antara orang-orang yang terdapat dalam organisasi
dengan jelas. Struktur organisasi yang baik berupaya mewujudkan keserasian dan
keharmonisan kerja.
Adapun struktur organisasi pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah
(25)
Gambar 4.3 Struktur Organisasi
Sumber: Company Profile Bank Mandiri Regional I/Sumatera I (2017) 4.1.3 Bidang-Bidang Kerja
Dari struktur organisasi diatas, maka dapat dijabarkan masing-masing
bagian pada Regional Business Control PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Regional
I/Sumatera I yaitu sebagai berikut:
1. Regional CEO
2. Regional Business Control Head
3. Team Leader Regional Business Control
4. Anti Money Laundering Officer
5. Area Business Control Head
6. Branch Business Control
7. Verifikator
4.2 Penyajian Data
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh melalui 50 (lima
puluh) kuesioner yang diberikan kepada auditor internal PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk. Region I/Sumatera I, maka dapat diketahui karakteristik setiap
(26)
mengetahui pemahaman mereka. Sehingga penerapan good corporate governance
mudah untuk dicapai. Karakteristik/Identitas responden ini berdasarkan jenis
kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan lama bekerja.
4.2.1. Karakteristik Responden
A. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
Dalam Tabel 4.1 dibawah terlihat bahwa 64% responden adalah laki – laki dan 36% adalah perempuan, ini menunjukan bahwa auditor internal pada Bank mandiri lebih di dominasi oleh laki – laki. Perbandingan antara responden laki – laki dan perempuan diatas cukup besar yaitu 28% persen sehingga hasil yang didapat memiliki persepsi yang berbeda antara persepsi laki –laki dan perempuan.
Tabel 4.1
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki – Laki 32 64.0 64.0 64.0
Perempuan 18 36.0 36.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
B. Karakteristik Responden Menurut Usia
Menurut Tabel 4.2. di atas terlihat bahwa 40% responden berusia 50 – 54
tahun, kelompok usia ini adalah para auditor internnalyang paling banyak disusul
dengan responden yang berusia 45 – 49 tahun sebesar 38%, hal ini dikarenakan
nasabah pada usia 45 – 49 dan usia 50 – 54 ini sudah memiliki pengalaman
menjadi staff audit yang cukup banyak sehingga memahami benar tentang audit
(27)
Setelah itu di ikuti responden berusia 40 – 44 tahun sebesar 14% dan
responden yang paling rendah adalah usia 55 – 59 tahun sebesar 8%, hal ini
dikarenakan responden sudah melewati usia produktif untuk bekerja.
Tabel 4.2
Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 40 - 44 7 14.0 14.0 14.0
45 - 49 19 38.0 38.0 52.0
50 - 54 20 40.0 40.0 92.0
55 - 59 4 8.0 8.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
C. Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Berdasarkan tabel dibawah pendidikan terakhir yang dimiliki responden,
dapat dilihat bahwa sebesar 60% diantaranya lulusan Sarjana, kemudian lulusan
Diploma sebesar 24% dan paling sedikit adalah lulusan SMA sebesar 16%. Dari
hasil diatas diketahui bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin
memahami pengetahuan tentang audit internal.
Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SMA 8 16.0 16.0 16.0
Diploma 12 24.0 24.0 40.0
Sarjana 30 60.0 60.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
(28)
D. Karakteristik Responden Menurut Lama Bekerja
Dari hasil penelitian diatas hasil yang paling besar adalah lama bekerja 1-5
tahun yaitu sebesar 52% dan disusul lama bekerja 6-10 tahun sebesar 44%. Dan
untuk lama bekerja 11-15 tahun sebesar 4%. Hal ini dikarenakan banyak pegawai
baru yang lebih memahami tentang audit internal.
Tabel 4.4
Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 – 5 26 52.0 52.0 52.0
6 - 10 22 44.0 44.0 96.0
11 - 15 2 4.0 4.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
4.2.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian A. Variabel Audit Internal (X)
Audit Internal PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Region I/Sumatera I
menurut responden adalah baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel-tabel berikut ini:
Tabel 4.5
Deskripsi Data Variabel Audit Internal (X) N
o.
Uraian Jawaban Respondent Total Bobot Nilai Rata-rata Bobot Nilai S S
% S % N % T S
% S T S
%
1. Piagam Internal Audit mengatur hubungan SPI dengan para objek audit dikembangkan sesuai konsep customer focus oriented di samping tanggung jawab fungsional lainnya. 1 0 2 0 % 4 0 8 0 %
0 0 %
0 0 %
0 0 %
(29)
2. Tradisi Audit Internal
yang independen begitu mengakar dan ditegaskan dalam Charter Sistem Pengendalian Internal. 1 9 3 8 % 3 1 6 2 %
0 0 %
0 0 %
0 0 %
219 2.19
3. Strategi Audit Internal benar-benar merupakan penjabaran dari sasaran perusahaan. 2 7 5 4 % 2 0 4 0 %
3 6 %
0 0 %
0 0 %
224 2.24
4. Audit Internal bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan memiliki hubungan kerja fungsional dengan Dewan Komisiaris. 1 2 2 4 % 2 9 5 8 %
6 12 %
3 6 %
0 0 %
200 2.00
5 Audit Internal
memiliki akses yang tidak terbatas
terhadap para anggota direksi dan
berkomunikasi informal dengan direksi, serta menjadi bagian dalam rapat-rapat direksi dan rapat direksi dengan dewan komisiaris. 1 7 3 4 % 2 7 5 4 %
3 6 %
3 6 %
0 0 %
208 2.08
6 Independensi Audit Internal diakui direksi sebagai kunci bagi efektivitas Sistem Audit. 2 4 4 8 % 2 3 4 6 %
3 6 %
0 0 %
0 0 %
221 2.21
7 Peranan dan sasaran Audit Internal fokus pada area dampak dari berbagai risiko yang menghambat pencapaian sasaran strategis perusahaan.
9 1 8 % 3 5 7 0 %
6 12 %
0 0 %
0 0 %
203 2.03
8 Laporan Audit
Internal juga mencakup analisis manfaat-biaya dari rekomendasi, assessment terhadap semua aspek lingkungan pengendalian, dan fokus audit ke depan.
1 8 3 6 % 2 6 5 2 %
6 12 %
0 0 %
0 0 %
212 2.12
9 Hasil assessment risiko oleh Audit Internal didiskusikan dengan manajemen dan diperbandingkan 2 8 5 6 % 1 9 3 8 %
3 6 %
0 0 %
0 0 %
(30)
dengan hasil assessment risiko yang dibuat.
Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada pernyataan pertama,
mayoritas para auditor internal menjawab setuju sebesar 80%. Pada pernyataan
kedua, mayoritas para auditor internal menjawab setuju sebesar 62%. Pada
pernyataan ketiga, mayoritas para auditor internal menjawab sangat setuju sebesar
54%. Pada pernyataan keempat, mayoritas para auditor internal menjawab setuju
sebesar 58%. Pada pernyataan kelima, mayoritas para auditor internal menjawab
setuju sebesar 54%. Pada pernyataan keenam, mayoritas para auditor internal
menjawab sangat setuju sebesar 48%. Pada pernyataan ketujuh, mayoritas para
auditor internal menjawab setuju sebesar 70%. Dan pada pernyataan kedelapan,
mayoritas para auditor internal menjawab setuju sebesar 52%. Kemudian Pada
pernyataan kesembilan, mayoritas para auditor internal menjawab sangat setuju
sebesar 56%. Hal diatas menujukan bahwa responden menyatakan merasa setuju
terhadap peran audit internal.
B. Variabel Good Corporate Governance (Y)
Good Corporate Governance pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Region I/Sumatera I menurut responden adalah baik. Untuk lebih jelasnya dapat
(31)
Tabel 4.6
Deskripsi Variabel Good Corporate Governance (Y) N
o.
Uraian Jawaban Respondent Tota l Bob ot Nilai Rata-rata Bobot Nilai SS % S % N % T
S
% S T S
%
1. Bank Mandiri menyediakan informasi perusahaan secara tepat waktu.
22 44 %
22 44 %
6 12 %
0 0 %
0 0 %
216 2.16
2. Bank Mandiri menyediakan informasi perusahaan yang memadai.
25 50 %
22 44 %
3 6% 0 0 %
0 0 %
222 2.22
3. Bank Mandiri menyediakan informasi yang jelas dan mudah diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan khususnya pemegang saham.
28 56 %
19 38 %
3 6% 0 0 %
0 0 %
310 3.10
4. Informasi yang diungkapkan meliputi visi, misi, sasaran usaha, kondisi keuangan, susunan organisasi, dan kejadian-kejadian penting yang mempengaruhi kondisi perusahaan
25 50 %
22 44 %
3 6% 0 0 %
0 0 %
222 2.22
5 Tetap menjaga kerahasiaan perusahaan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku berupa hak-hak pribadi setiap karyawan.
29 58 %
15 30 %
6 12 %
0 0 %
0 0 %
223 2.23
6 Setiap kebijakan Bank Mandiri didokumentasikan dan dikomunikasikan kepada internal perusahaan maupun kepada pemegang saham.
22 44 %
19 38 %
6 12 %
3 6 %
0 0 %
210 2.10
7 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing, organ perusahaan selalu menghindari adanya dominasi oleh pihak manapun.
23 46 %
21 42 %
6 12 %
0 0 %
0 0 %
217 2.17
8 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing, organ perusahaan bebas dari benturan kepentingan dan dari segala
19 38 %
22 44 %
6 12 %
3 6 %
0 0 %
(32)
pengaruh atau tekanan yang bersifat internal. 9 Dalam melaksanakan
tugas dan fungsi masing-masing, organ perusahaan bebas dari benturan kepentingan dan dari segala pengaruh atau tekanan yang bersifat
eksternal.
19 38 %
28 56 %
3 6% 0 0 %
0 0 %
216 2.16
10 Pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.
31 62 %
16 32 %
3 6% 0 0 %
0 0 %
228 2.28
11 Masing-masing organ perusahaan
menghindari adanya saling lempar tanggung jawab antara yang satu dengan yang lainnya.
35 70 %
15 30 %
0 0% 0 0 %
0 0 %
235 2.35
12 Rincian tugas dan tanggung jawab msing-masing organ perusahaan dan semua karyawan ditetapkan secara jelas selaras dengan visi, misi dan strategi perusahaan.
32 64 %
15 30 %
3 6% 0 0 %
0 0 %
229 2.29
13 Setiap organ perusahaan dan karyawan mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab dan peranan masing-masing.
27 54 %
20 40 %
3 6% 0 0 %
0 0 %
224 2.24
14 Sistem pengendalian internal dilakukan secara efektif dalam pengelolaan perusahaan.
31 62 %
19 38 %
0 0% 0 0 %
0 0 %
231 2.31
15 Adanya sistem penghargaan dan sanksi (rewardand punishmentsystem) terhadap kinerja organ perusahaan.
34 68 %
13 26 %
3 6% 0 0 %
0 0 %
231 2.31
16 Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, selalu berpegang pada etika bisnis dan pedoman perilaku (codeof conduct) yang telah disepakati.
28 56 %
19 38 %
3 6% 0 0 %
0 0 %
225 2.25
17 Setiap organ
perusahaan berpegang pada prinsip-prinsip kehati-hatian dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing.
34 68 %
16 32 %
0 0% 0 0 %
0 0 %
(33)
18 Adanya kepatuhan terhadap Undang-Undang BUMN.
32 64 %
18 36 %
0 0% 0 0 %
0 0 %
232 2.32
19 Adanya kepatuhan terhadap Anggaran Dasar.
34 68 %
13 26 %
6 12 %
0 0 %
0 0 %
231 2.31
20 Adanya kepatuhan terhadap peraturan perusahaan.
25 50 %
19 38 %
6 12 %
0 0 %
0 0 %
219 2.19
21 Melaksanakan tanggung jawab sosial seperti peduli terhadap masyarakat dan lingkungan terutama di sekitar perusahaan.
27 54 %
20 40 %
3 6% 0 0 %
0 0 %
224 2.24
22 Diberikan kesempatan kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan (pemegang saham, pelanggan) memberikan masukan dan pendapat bagi kepentingan perusahaan.
19 38 %
28 56 %
3 6% 0 0 %
0 0 %
216 2.16
23 Memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada stakeholders sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada perusahaan.
18 36 %
24 48 %
8 16 %
0 0 %
0 0 %
210 2.10
24 Perusahaan memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan, berkarir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan golongan fisik.
33 66 %
11 22 %
6 12 %
0 0 %
0 0 %
227 2.27
25 Adanya kebijakan kompensasi positif (penghargaan, insentif, dll) terhadap keberhasilan pegawai.
36 72 %
10 20 %
4 8% 0 0 %
0 0 %
232 2.32
26 Adanya kebijakan kompensasi negatif (hukuman, teguran, dll) terhadap kinerja yang buruk dari masing-masing organ perusahaan.
23 46 %
24 48 %
3 6% 0 0 %
0 0 %
220 2.20
(34)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada pernyataan pertama,
para auditor internal menjawab setuju dan sangat setuju sebesar 44%. Pada
pernyataan kedua, mayoritas para auditor internal menjawab sangat setuju sebesar
55%. Pada pernyataan ketiga, mayoritas para auditor internal menjawab sangat
setuju sebesar 56%. Pada pernyataan keempat, mayoritas para auditor internal
menjawab sangat setuju sebesar 50%. Pada pernyataan kelima, mayoritas para
auditor internal menjawab sangat setuju sebesar 58%. Pada pernyataan keenam,
mayoritas para auditor internal menjawab sangat setuju sebesar 44%. Pada
pernyataan ketujuh, mayoritas para auditor internal menjawab setuju sanagat
sebesar 46%. Pernyataan kedelapan, mayoritas para auditor internal menjawab
setuju sebesar 44%. Pada pernyataan kesembilan, mayoritas para auditor internal
menjawab setuju sebesar 56%. Pada pernyataan kesepuluh, mayoritas para auditor
internal menjawab sangat setuju sebesar 62%. Pada pernyataan kesebelas,
mayoritas para auditor internal menjawab sangat setuju sebesar 70%. Pada
pernyataan kedua belas, mayoritas para auditor internal menjawab sangat setuju
sebesar 64%. Pada pernyataan ketiga belas, mayoritas para auditor internal
menjawab sangat setuju sebesar 54%. Pada pernyataan keempat belas, mayoritas
para auditor internal menjawab sangat setuju sebesar 68%. Pernyataan kelima
belas, mayoritas para auditor internal menjawab sangat setuju sebesar 68%. Pada
pernyataan keenam belas, mayoritas para auditor internal menjawab sanagat
setuju sebesar 56%. Pada pernyataan ketujuh belas, mayoritas para auditor
internal menjawab sangat setuju sebesar 68%. Pada pernyataan kedelapan belas,
mayoritas para auditor internal menjawab sangat setuju sebesar 64%. Pada
(35)
setuju sebesar 68%. Pada pernyataan kedua puluh, mayoritas para auditor internal
menjawab sangat setuju sebesar 50%. Pada pernyataan kedua puluh satu,
mayoritas para auditor internal menjawab sangat setuju sebesar 54%. Pada
pernyataan kedua puluh dua, mayoritas para auditor internal menjawab setuju
sebesar 56%. Pada pernyataan kedua puluh tiga, mayoritas para auditor internal
menjawab setuju sebesar 48%. Pada pernyataan kedua puluh empat, mayoritas
para auditor internal menjawab sangat setuju sebesar 66%. Dan pada pernyataan
kedua puluh lima, mayoritas para auditor internal menjawab sangat setuju sebesar
72%. Kemudian pada pernyataan kedua puluh enam, mayoritas para auditor
internal menjawab setuju sebesar 48%.
4.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas
Tabel 4.7
Uji Validitas dan Uji Realibilitas
Variabel Total Itkor <> R – Tabel Pernyataan Cronbach <> Nilai Kehandalan (r – hitung) Valid Alpha Alpha
X – 1 0.501 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
X – 2 0.576 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
X – 3 0.597 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
X – 4 0.654 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
X – 5 0.629 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
X – 6 0.754 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
X – 7 0.607 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
X – 8 0.650 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
X – 9 0.815 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
Y – 1 0.802 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
Y – 2 0.677 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
Y – 3 0.723 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
Y – 4 0.711 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
(36)
Y – 6 0.670 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
Y – 7 0.855 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
Y – 8 0.654 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
Y – 9 0.751 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
Y – 10 0.820 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
Y – 11 0.702 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
Y – 12 0.703 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
Y – 13 0.649 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
Y – 14 0.612 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
Y – 15 0.854 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
Y – 16 0.723 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
Y – 17 0.722 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
Y – 18 0.482 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
Y – 19 0.752 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
Y – 20 0.896 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
Y – 21 0.732 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
Y – 22 0.856 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
Y – 23 0.822 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
Y – 24 0.795 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
Y – 25 0.685 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
Y – 26 0.650 > 0.2787 Valid 0.967 > 0.8 Reliable
Dalam penelitian ini pengujian validitas dan realibilitas dilakukan dengan
menggunakan bantuan program SPSS versi 17.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa setiap butir pernyataan dalam
variabel audit internal dan variabel good corporate governance tentang Bank
Mandiri adalah valid dan reliable Hal ini dapat dilihat dari nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel kevalidan data yaitu sebesar 0,2787 dan r hitung lebih besar
(37)
4.3. Analisis Data 4.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik
dan uji statistik. Untuk melihat normalitas residual, peneliti menganalisis grafik
histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal dan juga menganalisis prababilitas plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal.
Pengujian normalitas dilakukan berdasarkan uji statistik nonparametik
Kolmogorov – Smirnov (K-S). Dasar pengambilan keputusan untuk Kolmogorov – Smirnov yaitu nilai value pada kolom Asimp. Sig (2-tailed) > level of significant
(a = 5%).
Tabel 4.8
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized Residual
N 50
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 6.65708688
Most Extreme Differences Absolute .147
Positive .147
Negative -.145
Kolmogorov-Smirnov Z 1.040
Asymp. Sig. (2-tailed) .229
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(38)
Berdasarkan pengolahan data pada Tabel 4.8, menunjukan besarnya nilai
Kolmogorov – Smirnov adalah 1,040 dan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,229 dengan nilai signifikan yang ditetapkan 0,05 yang berarti data residual terdistribusi secara
normal dan dengan demikian model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas
Sumber : Pengolahan Data (2017)
Berdasarkan Gambar 4.4 diatas mengindikasikan bahwa model regresi
telah memenuhi asumsi, dimana data menyebar di sekitar garis diagonal dalam
(39)
4.3.2 Analisis Regresi Linear Sederhana
Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan
analisis regresi linear sederhana yaitu, untuk melihat pengaruh peran audit internal
terhadap penerapan good corporate governance.
Berdasarkan tabel dibawah, dapat dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 9,253 + 2,780X
Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Nilai konstanta sebesar (9,253). Nilai konstanta menunjukan bahwa jika
variabel jika variabel bebas (audit internal) dianggap tetap maka variabel terikat
(good corporate governance) sebesar 9,253, jika nilai x = 0 maka nilai tetap dan tidak berubah pada nilai konstanta yaitu 9,253.
Tabel 4.9
Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 9.253 10.342 .895 .375
Audit Internal 2.780 .268 .832 10.377 .000
a. Dependent Variable: GCG
Sumber: hasil pengolahan data (2017)
4.3.3 Uji Parsial (Uji t)
Uji parsial (Uji t) dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel
independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Nilai dari uji t
dapat dilihat dengan membandingkan t – hitung dan t – tabel. Suatu variabel
independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen jika:
(40)
t – tabel dapat diperoleh dari tabel t pada tingkat signifikan 5% dengan:
df = n – k = 50 – 2 = 48
keterangan: df = degree of freedom
n = jumlah observasi
k = jumlah variabel
maka t tabel adalah 1,677
Hasil dari uji parsial (uji t) dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 4.10 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 9.253 10.342 .895 .375
Audit Internal 2.780 .268 .832 10.377 .000
a. Dependent Variable: GCG
Sumber: hasil pengolahan data (2017)
Berdasarkan tabel 4.10 maka hasil penelitian variabel audit internal
memiliki nilai signifikansi 0,000 yang berarti nilai ini lebih kecil dari 0,05
sedangkan t – hitung 10,377 > t – tabel 1,677, dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa variabel audit internal berpengaruh terhadap good corporate governance.
4.3.4 Analisis Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dimana nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti
(41)
terbatas nilai yang mendekati satu berarti variabel independent memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan kedalam model. Setiap
tambahan satu variabel independen, maka R² pasti meningkat tidak peduli apakah
variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
Maka, digunakan nilai Adjusted R Square dapat naik atau turun apabilla satu variabel independen ditambahkan kedalam model.
Tabel 4.11
Hasil Uji koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .832a .692 .685 6.726
a. Predictors: (Constant), Audit b. Dependent Variable: GCG
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2017)
Dari tabel diatas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Nilai R sebesar 0,832 yang menunjukan bahwa korelasi atau hubungan antara
audit internal terhadap good corporate governance tinggi sebesar 83,2% 2. R square sebesar 0,692 berarti 69,2% good corporate governance mampu
diprediksi oleh audit internal, sisanya 30,8% dipengaruhi variabel lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
3. Nilai Adjusted R Square atau koefisien determinasi adalah 0,685 berarti 68,5%
good corporate governance mampu diprediksi oleh audit internal, sisanya 31,5% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
(42)
4. Terdapat dua pilihan, yaitu menggunakan R Square atau Adjusted R Square. Apabila jumlah variabel lebih dari dua, maka digunakan Adjusted R Square, karena apabila menggunakan R Square sering menimbulkan permasalahan, yaitu bahwa nilai akan selalu meningkat dengan adanya penambahan variabel
independen dalam suatu model. Hal ini akan menimbulkan bias, karena jika
ingin memperoleh model dengan R tinggi, seorang peneliti dapat dengan
sembarangan menambahkan variabel independen dan nilai R akan meningkat,
tidak tergantung apakah variabel bebas tambahan itu berhubungan dengan
variabel terikat atau tidak. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan
Adjusted R Square. Interpretasinya sama dengan R Square, akan tetapi
Adjusted R Square dapat naik atau turun dengan adanya penambahan variabel baru, tergantung dari korelasi antara variabel independen tambahan tersebut
dengan variabel terikatnya. Sehingga nilai yang digunakan sebagai koefisien
determinasi adalah 68,5%
5. Standar Error of Estimate sebesar 0,6726. Semakin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen
good corporate governance 4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka hasil pembahasan
yang didapatkan adalah sebagai berikut menurut hasil uji validitas dan realibilitas
maka setiap butir pernyataan dalam variabel audit internal dan variabel good corporate governance tentang Bank Mandiri dinyatakan valid dan reliable, kemudian menurut hasil uji normalitas data residual terdistribusi secara normal
(43)
menurut hasil uji parsial (uji t) yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen di dapatkan hasil bahwa variabel
audit internal berpengaruh terhadap good corporate governance, sehingga diketahui bahwa pengaruh peran audit internal terhadap penerapan good corporate governance PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Region I/Sumatera I. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa audit internal memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap good corporate governance yaitu sebesar 2,780, perbedaan yang cukup jauh yaitu 1,103 dengan t tabel. Dapat disimpulkan
bahwa variabel audit internal sangat berpengaruh terhadap good corporate governance.
(44)
68
BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan
Bank Mandiri menyadari bahwa penerapan tata kelola perusahaan yang
berkelanjutan memiliki peran penting dalam memastikan diperolehnya manfaat
yang maksimal oleh perusahaan, yang kemudian akan semakin memperkuat
kondisi internal perusahaan, meningkatkan kinerja perusahaan, meningkatkan
pengelolaan terhadap risiko serta meningkatkan reputasi atau citra positif sebagai
perusahaan yang mendukung perekonomian Nasional.
Hasil self assessment individu Bank Mandiri tercermin akan pemenuhan yang memadai atas prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Apabila terdapat kelemahan dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance, hal tersebut kurang signifikan dan dapat diselesaikan dengan tindakan normal oleh manajemen
Bank.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang
didapatkan adalah pengaruh peran audit internal terhadap penerapan good corporate governance PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Region I/Sumatera I, sesuai dengan apa yang menjadi tujuan utama Bank Mandiri dalam Tata Kelola
Perusahaan, yaitu audit internal memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap good corporate governance dan variabel audit internal sangat
(45)
5.2Saran
Bank Mandiri telah menerapkan good corporate governance untuk menciptakan nilai tambah bagi konglomerasi keuangan secara berkesinambungan,
yang meliputi penerapan fungsi kepatuhan terintegrasi, penerapan fungsi audit
intern terintegrasi, penerapan manajemen.
Oleh sebab itu peneliti menyarankan kepada PT. Bank Mandiri. Tbk
Region I/Sumatera I untuk meningkatkan fungsi kepatuhan dan juga fungsi audit
yang terintegrasi dengan cara memberikan pendidikan dan pelatihan bagi
pihak-pihak yang berada di dalamnya khususnya pada bagian business control baik regional, area maupun cabang, pelatihan ini sangat membantu bagian internal
audit dalam meningkatkan kemampuannya untuk melakukan atau menyelesaikan
setiap tugas yang diberikan, dengan sumber daya manusia yang baik, maka
(46)
6
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Audit Internal
2.1.1 Defenisi Audit Internal
American Accounting Association mendefenisikan sebagai “proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai
tindakan dan kejadian – kejadian ekonomis untuk meyakinkan derajat kesesuaian
antara asersi ini dengan kriteria yang ditetapkan dan mengomunikasikannya
kepada pihak yang berkepentingan” (Sawyer et al, 2005:8).
Defenisi audit internal menurut Standarts for the Professional Practice of Internal Auditing “Audit internal adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam perusahaan untuk memeriksa dan mengevaluasi aktivitas –
aktivitasnya sebagai jasa yng diberikan kepada perusahaan” (Sawyer et al,
2005:9).
Selanjutnya, pengertian audit internal adalah agen yang paling cocok
untuk mewujudkan internal control, risk management, dan Good Corporate Governance yang pastinya akan memberi nilai tambah bagi sumber daya manusia dan perusahaan (Valery G. Kumaat,2010:35)
Sebuah resolusi yang menciptakan sebuah kerangka praktik profesional
(professional practices framework) yang baru juga dipertimbangkan oleh dewan The Institute of Internal Auditors (IIA). Dewan Standar Audit Internal (Internal
Auditing Standarts Board – IIASB) IIA telah mengembangkan semua perubahan
(47)
Defenisi berikut ini telah diciptakan untuk menggambarkan lingkup audit
internal modern yang luas dan tak terbatas. Audit internal adalah sebuah penilaian
yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan
kontrol yang berbeda – beda dalam organisasi untuk menentukan apakah
1. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan
2. Resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi
3. Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa
diterima telah diikuti
4. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi
5. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis
6. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif
Semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen
dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara
efektif (Sawyer et al,2005:9)
Defenisi ini tidak hanya mencakup peranan dan tujuan auditor internal,
tetapi juga mengakomodasikan kesempatan dan tanggung jawab. Defenisi tersebut
juga memadukan persyaratan – persyaratan signifikan yang ada di dalam standar
dan mencakup lingkup yang luas dari auditor internal modern yang lebih
menekankan pada penambahan nilai dan semua hal yang berkaitan dengan resiko,
(48)
2.1.2 Fungsi dan Ruang Lingkup Audit Internal
Fungsi audit internal merupakan kegiatan yang bebas, yang terdapat dalam
organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan, dan
kegiatan lain, untuk memberikan jasa bagi manajemen dalam melaksanakan
tanggung jawab mereka dengan cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi
dan komentar – komentar penting terhadap kegiatan manajemen. Untuk mencapai
tujuan tersebut, auditor internal melaksanakan kegiatan – kegiatan berikut ini:
1. Pemeriksaan dan penilaian terhadap efektivitas struktur pengendalian
internal dan mendorong penggunaan struktur pengendalian internal yang
efektif dengan biaya yang minimum
2. Menentukan sampai seberapa jauh pelaksanaan kebijakan manajemen
puncak dipatuhi
3. Menentukan sampai seberapa jauh kekayaan perusahaan
dipertanggungjawabkan
4. Menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian
dalam perusahaan
5. Memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan – kegiatan perusahaan
Audit internal yang modern tidak lagi terbatas fungsinya dalam bidang
pemeriksaan keuangan, tetapi sudah meluas ke bidang lainnya seperti audit
manajemen, audit lingkungan hidup, audit kepatuhan, dan sudah sudah mencakup
konsultasi yang didesain untuk menambah nilai dan meningkatkan kegiatan
operasi organisasi.
Fungsi audit internal menjadi semakin penting sejalan dengan semakin
(49)
mengawasi seluruh kegiatan operasional perusahaan, karena itu manajemen sangat
terbantu oleh fungsi audit internal untuk menjaga efisiensi dan efektivitas
kegiatan.
Menurut Guy (2002:410) “ruang lingkup audit internal meliputi
pemeriksaan dan evaluasi yang memadai serta efektivitas sistem pengendalian
internal organisasi dan kualitas kinerja dalam melaksanakan tanggung jawab yang
dibebankan”. Berikut ini adalah ruang lingkup audit internal yang meliputi tugas –
tugasnya:
1. Menelaah reliabilitas dan integritas informasi keuangan dan operasi serta
perangkat yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,
mengklarifikasi serta melaporkan informasi semacam itu
2. Menelaah sistem yang ditetapkan untuk memastikan ketaatan terhadap
kebijakan, perencanaan, prosedur, hukum, dan peraturan yang dapat
memiliki pengaruh signifikan terhadap operasi dan laporan serta
menentukan apakah organisasi telah mematuhinya
3. Menelaah perangkat perlindungan aktiva dan secara tepat memverifikasi
keberadaan aktiva tersebut
4. Menilai keekonomisan dan efisiensi sumber daya yang dipergunakan
5. Menelaah operasi atau program untuk memastikan apakah hasilnya
konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah dietapkan serta apakah
operasi atau program itu telah dilaksanakan sesuai dengan yang
direncanakan
Ruang lingkup penugasan fungsi audit internal yang terdapat dalam
(50)
Profesi Audit Internal (2004:20) yaitu “fungsi audit internal melakukan evaluasi
dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan resiko,
pengendalian, dan governance, dengan pendekatan yang sistematis, teratur, dan menyeluruh”.
Maksud dari pernyataan tersebut ialah audit internal membantu organisasi
dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi resiko signifikan dan
memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan resiko dan sistem
pengendalian intern. Berdasarkan hasil penelitian resiko tersebut, fungsi audit
internal mengevaluasi kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal,
yang mencakup governance, kegiatan operasi, dan sistem informasi organisasi.
2.1.3 Tujuan Audit Internal
Direksi harus menyusun dan melaksanakan sistem pengendalian internal
perusahaan yang handal dalam rangka menjaga kekayaan dan kinerja perusahaan
serta memenuhi peraturan perundang – undangan. Satuan kerja atau fungsi
pengawasan internal bertugak membantu direksi dalam memastikan pencapaian
tujuan dan kelangsungan usaha dengan:
1. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program perusahaan
2. Memberikan saran dalam upaya memperbaiki efektivitas proses
pengendalian resiko
3. Melakukan evaluasi kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perusahaan,
pelaksanaan Good Corporate Governance dan perundang – undangan 4. Memfasilitasi kelancaran pelaksanaan audit oleh auditor internal
(51)
Tujuan audit internal adalah untuk membantu anggota organisasi untuk
melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk mencapai tujuan ini, staff
audit internal diharapkan dapat memenuhinya dengan analisis, penilaian,
rekomendasi, konsultasi, dan informasi tentang kegiatan yang ditelaah. Untuk
mencapai tujuan tersebut, auditor internal harus melakukan kegiatan – kegiatan
sebagai berikut:
1. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya penerapan dari sistem
pengendalian internal dan pengendalian operasional lainnya, serta
mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak
terlalu mahal
2. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana, dan prosedur yang telah
ditetapkan oleh manajemen
3. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan
dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian,
kecurngan, dan penyalahgunaan
4. Memastikan bahwa pengolahan data yang dikembangkan dalam organisasi
dapat dipercaya
5. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang
diberikan oleh manajemen
6. Menyarankan perbaikan – perbaikan operasional dalam rangka
(52)
2.1.4 Misi dan Peran Audit Internal
Auditor Internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam
menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Auditor internal bertindak
sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan
mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas
kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua
hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan resiko terkait dalam
menjalankan usaha.
Independensi merupakan kata kunci paling penting untuk menilai peran
audit internal. Banyak pihak mengartikan independensi ke dalam 2 pengertian:
1. Independensi : mengambil sikap netral, tidak memihak, dan bebas dari
pengaruh
2. Independensi : keberpihakan pada kepentingan yang lebih besar/bernilai
Bersikap netral pada hakikatnya merupkan hal yang mustahil ketika
dihadapkan pada pilihan mana yang benar dan salah, antara kepentingan manfaat
bisnis atau kepentingan orang banyak, atau antara kebijakan internal dengan
regulasi pemerintah, mau tidak mau harus terjadi keberpihakan. Tetapi persepsi
setiap orang terhadap kebenaran ternyata bisa tidak sama. Selain itu, kepentingan
yang dianggap lebih besar biasanya juga dipengaruhi oleh otoritas yang
memperjuangkan kepentingan tersebut.
Keberpihakan audit internal pada kebenaran ditinjau dari:
1. Adanya bukti serta data material yang otentik, relevan, dan cukup
2. Adanya praktik bisnis yang menunjang tinggi etika/moral serta
(53)
3. Adanya kapasitas tanggung jawab dan wewenang seseorang yang terukur
dalam organisasi besar
4. Adanya administrasi dan pengendalian yang memadai serta konsisten
2.1.5 Peran Auditor Internal yang Mengacu Pada Kriteria Good Corporate Governance
Audit internal sebagai sebagai bagian dari internal perusahaan mempunyai
peranan penting untuk menciptakan suasana yang lebih baik di perusahaan.
Adapun peran yang dapat dilakukan, yang mengacu pada kriteria Good Corporate Governance adalah sebagai berikut:
1. Membantu direksi dan dewan komisaris menyusun dan
mengimplementasikan kriteria Good Corporate Governance di perusahaan apabila pengembangan Good Corporate Governance dilakukan sendiri, atau turut bekerja sama sebagai counterpart apabila pengembangan Good Corporate Governance diserahkan kepada pihak ketiga (outsourcing). Sehubungan dengan hal tersebut, auditor internal berperan penting untuk
memberikan limited assurance atas kesesuaian kriteria Good Corporate Governance yang disusun sendiri dengan kriteria Good Corporate Governance Indonesia dan internasional
2. Membantu direksi dan dewan komisaris menyediakan data keuangan dan
operasi serta data lain yang dapat dipercaya, accountable, akurat, tepat waktu, objektif, mudah dimengerti, dan relevan bagi stakeholder untuk
mengambil keputusan. Sehubung dengan hal tersebut, auditor internal
(54)
informasi yang tersedia. Keyakinan yang dapat diberikan auditor internal
bersifat terbatas karena kedudukan dan derajat independensi. Auditor
internal itu sendiri yang bersifat terbatas dibandingkan apabila keyakinan
tersebut diberikan kepada pihak luar perusahaan
3. Membantu direksi dan dewan komisaris mematuhi dan mengawasi
penerapan atas seluruh ketentuan yang berlaku dan auditor internal harus
memastikan bahwa seluruh elemen perusahaan mengikuti seluruh aktivitas
perusahaan secara konsisten
4. Membantu direksi menyusun dan mengimplementasikan struktur
pengendalian internal yang handal dan memadai. Auditor internal dalam
konteks ini harus memastikan bahwa struktur tersebut telah tersedia
dengan memadai dan telah berfungsi serta telah diikuti oleh setiap elemen
perusahaan
5. Menstimulasi direksi dan dewan komisaris untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan sistem audit yang baik, khususnya pembentukan
komite audit yang ideal, piagam audit internal, pedoman audit internal
serta menumbuhkan efektivitas penggunaan dan pemanfaatan hasil kerja
auditor independen terhadap evaluasi praktik Good Corporate
Governance. Penerapan Good Corporate Governance tidak dapat menghapus atau mengabaikan pentingnya struktur pengendalian internal,
karena struktur pengendalian internal dapat membantu terciptanya
akuntabilitas dan transparansi. Struktur pengendalian internal yang baik
dapat membantu menyediakan data dan menyusun laporan yang
(55)
2.1.6 Teknik – Teknik Audit Internal
1. Penentuan Resiko
Penentuan resiko merupakan hal penting bagi manajemen dan auditor
internal. Auditor internal harus memiliki pemahamaan mengenai proses
penentuan resiko dan sarana yang digunakan untuk melakukannya.
Auditor internal harus melampirkan hasil penentuan resiko kedalam
program audit untuk memastikan bahwa kontrol yang dibutuhkan
memang diterapkan untuk mengurangi resiko
2. Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan dapat menjadi senjata terbaik bagi auditor untuk
memperoleh pemahaman, informasi, dan perspektif yang dibutuhkan
untuk mendukung kesuksesan audit. Survei pendahuluan yang baik akan
menghasilkan program audit yang tepat yang akan menunjang
keberhasilan audit. Keberhasilan atau kegagalan audit sangat bergantung
pada survei.
2.1.7 Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal
Penelaahan internal atas kontrol – kontrol di bidang akuntansi merupakan
hal yang penting, dan auditor internal haruslah terlibat dalam hal ini, namun itu
bukanlah misi utama mereka. Kerugian akibat proses produksi yang salah,
perekayasaan, pemasaran, atau pengelolaan persediaan bisa jadi lebih besar
dibandingkan kerugian akibat kelemahan di bidang keuangan. Kontrol manajemen
atas aktivitas keuangan telah semakin kuat selama beberapa tahun ini, namun
(56)
merugikan perusahaan, kesalahan manajemen dalam mengelola sumber daya
dapat membuat perusahaan bangkrut. Dari sini terlihat perbedaan mendasar antara
audit internal dan audit eksternal modern.
Audit eksternal memiliki fokus yang sempit, sementara audit internal
memiliki ruang lingkup yang komprehensif. Auditor eksternal tidak terlalu
memerhatikan kecurangan atau pemborosan yang tidak memiliki dampak yang
signifikan, atau tidak material, terhadap laporan keuangan. Di lain pihak, auditor
internal sangat memerhatikan pemborosan dan kecurangan, dari mana pun
sumbernya dan sekecil apapun jumlahnya. Perhatian ini bukanlah berasal dari
pentingnya memeriksa setiap penyimpangan yang kecil, namun lebih disebabkan
oleh pemahaman bahwa penyimpangan-penyimpangan kecil bisa menjadi besar
sehingga dapat menggoyahkan pilar-pilar perusahaan.
Perbedaan utama antara auditor internal dan auditor eksternal disajikan
pada tabel berikut ini. Posisi dan fokus perhatian dari auditor internal modern
dibandingkan dengan auditor eksternal yang berorientasi pada aspek keuangan:
Tabel 2.1
Perbedaan Audit Internal dengan Audit Eksternal
Auditor Internal Auditor Eksternal
a. Merupakan karyawan perusahaan,
atau bisa saja merupakan entitas
independen
b. Melayani kebutuhan organisasi,
meskipun fungsinya harus dikelola
oleh perusahaan
a. Merupakan orang yang independen
diluar perusahaan
b. Melayani pihan ketiga yang
memerlukan informasi keuangan
(57)
c. Fokus pada kejadian – kejadian di
masa depan dengan mengevaluasi
kontrol yang dirancang untuk
meyakinkan pencapaian tujuan
organisasi
d. Langsung berkaitan dengan
pencegahan kecurangan dalam
segala bentuknya atau perluasan
dalam setiap aktivitas yang di
telaah
e. Independensi terhadap aktivitas
yang diaudit, tetapi siap sedia
untuk menanggapi kebutuhan dan
keinginan dari semua tingkatan
manajemen
f. Menelaah aktivitas secara terus –
menerus
c. Fokus pada ketetapan dan
kemudahan pemahaman dari
kejadian – kejadian masa lalu yang
dinyatakan dalam laporan
keuangan
d. Memperhatikan pencegahan dan
pendeteksian kecurangan secara
umum, namun akan memberikan
perhatian lebih bila kecurangan
tersebut dapat mempengaruhi
laporan keuangan
e. Independen terhadap manajemen
dan dewan direksi baik secara fisik
maupun psikis
f. Menelaah catatan yang mendukung
laporan keuangan secara periodik
yang dilakukan sekali setahun
2.1.8 Laporan Audit Internal
Hasil akhir dari pelaksanaan audit internal dituangkan dalam suatu bentuk
laporan tertulis melalui proses penyusunan yang baik. Laporan hasil audit internal
(58)
kerja kepada manajemen, yaitu sebagai media informasi untuk menilai sejauh
mana tugas-tugas yang dibebankan dapat dilaksanakan. Adapun isi atau materi
laporan audit internal menurut Boynton (2003:494) adalah:
1. Suatu laporan tertulis yang ditandatangani harus dikeluarkan setelah
pemeriksaan selesai,
2. Auditor internal harus membahas kesimpulan dan rekomendasi pada
tingkatan manajemen yang tepat sebelum mengeluarkan laporan tertulis
yang final,
3. Laporan harus objektif, jelas, ringkas, konstruktif, dan tepat waktu,
4. Laporan harus menyatakan tujuan, ruang lingkup, dan hasil audit juga
pendapat auditor,
5. Laporan harus mencakup rekomendasi untuk perbaikan yang potensial dan
mengakui kinerja serta tindakan korektif yang memuaskan,
6. Pandangan auditee tentang kesimpulan dan rekomendasi audit dapat disertakan dalam laporan audit,
7. Direktur audit internal atau designee harus me-review dan menyetujui laporan audit final sebelum diterbitkan serta harus memutuskan kepada
siapa laporan itu akan dibagikan.
Laporan dari bagian audit internal merupakan suatu alat komunikasi yang
didalamnya terdapat tujuan yang dimulai dari penugasan, luas pemeriksaan,
batasan yang dibuat dan juga saran atau rekomendasi kepada pimpinan
perusahaan. Tujuan laporan audit internal adalah sebagai berikut:
1. Laporan auditor merupakan kesimpulan hasil pemeriksaan,
(1)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul PENGARUH PERAN AUDIT
INTERNAL TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. Penulisan Skripsi ini merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan studi pada program studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik berupa materi ataupun moral, oleh sebab itu kami ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada :
1. Kedua Orang Tua penulis yang selalu memberi penulis dorongan, doa dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
2. Bapak Dr. Muryanto Amin S.Sos M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
3. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Beti Nasution, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
(2)
ii
6. Ibu Siswati Saragih S.Sos, M.Si dan Bapak Farid selaku staff Administrasi pada program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
7. Bapak Poltak Manulang selaku Executive Business Officer – B Commercial
Banking PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
8. Bapak Agus Sandjaya selaku Regional Retail Head PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Regional I / Sumatera I.
9. Bapak Zainal selaku Human Capital Officer PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Regional I / Sumatera I.
10. Bapak Purnomo Adi Nugroho selaku Area Head PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Area Medan Balai Kota.
11. Bapak Damon selaku Area Business Control Head PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Area Medan Balai Kota.
12. Ibu Dira selaku Human Capital Officer PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Area Medan Balai Kota.
13. Bapak/Ibu Branch Manager PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. dibawah koordinasi Medan Balai Kota.
14. Seluruh karyawan Area dan Cabang dibawah koordinasi Medan Balai Kota. Kami menyadari bahwa yang peneliti sajikan dalam Skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik materi maupun penulisannya. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk menuju arah perbaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi segenap pihak.
Medan, April 2017 Rouli Manulang Eka Putri
(3)
iii DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……….. i
Daftar Isi ……… iii
Daftar Tabel ………... v
Daftar Gambar ………... vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……… 5
1.3 Tujuan Penelitian ………. 5
1.4 Manfaat Penelitian ………... 5
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Audit Internal ………... 6
2.1.1 Definisi Audit Internal ……….. 6
2.1.2 Fungsi dan Ruang Lingkup Audit Internal ……… 8
2.1.3 Tujuan Audit Internal ………. 10
2.1.4 Misi dan Peran Audit Internal ……… 12
2.1.5 Peran Auditor Internal Yang Mengacu Pada ………. Good Corporate Governance ……… 13
2.1.6 Teknik – Teknik Audit Internal ………. 15
2.1.7 Perbedaan Auditor Internal dengan Auditor Eksternal ……. 15
2.1.8 Laporan Audit Internal ………... 17
2.2 Good Corporate Governance ………... 20
2.2.1 Pengertian Good Corporate Governance ………. 20
2.2.2 Prinsip dan Manfaat Good Corporate Governance ……… 22
2.3 Kaitan Audit Internal dengan Good Corporate Governance ………... 25
2.4 Penelitian Terdahulu ……….. 26
2.5 Kerangka Berpikir ……… 28
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ………. 29
3.2 Lokasi Penelitian ……….. 29
3.3 Populasi dan Sampel ……… 29
3.3.1 Populasi ………. 29
3.3.2 Sampel ………... 30
3.4 Hipotesis ..………. 30
3.5 Defenisi Konsep ………... 30
3.6 Defenisi Operasional ……… 31
3.7 Teknik Pengumpulan Data ………... 33
3.7.1 Sumber Data ……….. 33
3.7.2 Skala Instrumen Pengumpulan Data ………. 34
3.8 Teknik Analisis Data ……… 34
3.8.1 Uji Instrumen ……….. 34
1. Uji Validitas ……… 35
2. Uji Realibilitas ……… 35
3.8.2 Uji Normalitas …...……….. 36
(4)
iv
3.8.4 Uji t (Pengujian Parsial) ..……… 37
3.8.6 Analisis Koefisien Determinasi ..……….. 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan .………... 39
4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan ……….. 39
A. Visi dan Misi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk …………. 43
B. Budaya Bank Mandiri ………. 44
C. Arti dan Filosofi Logo Bank Mandiri ………. 46
4.1.2 Struktur Organisasi ………..………... 48
4.1.3 Bidang – Bidang Kerja ……… 49
4.2 Penyajian Data ……….……… 49
4.2.1 Karakteristik Responden ……… 50
A. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ………... 50
B. Karakteristik Responden Menurut Usia ………... 50
C. Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Terakhir …. 51 D. Karakteristik Responden Menurut Lama Bekerja ………… 52
4.2.2 Deskripsi Data Variabel ……….. 52
A. Variabel Audit Internal (X) ……….. 52
B. Variabel Good Corporate Governance ………. 54
4.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ……….. 59
4.3 Analisis Data ……….. 61
4.3.1 Uji Normalitas ……… 61
4.3.2 Analisis Regresi Linier Sederhana ..……… 63
4.3.3 Uji Parsial (Uji t) ………. 63
4.3.4 Uji Koefisien Determinasi ………. 64
4.4 Pembahasan ………... 66
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ……… 68
5.2 Saran ……….. 68
DAFTAR PUSTAKA ………... 70 LAMPIRAN
(5)
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Auditor Internal Dengan Auditor Eksternal ………. 16
Tabel 3.1 Defenisi Operasional ……….. 32
Tabel 3.2 Skala Likert ……… 34
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………… 50
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ……… 51
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ….. 51
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja …………. 52
Tabel 4.5 Deskripsi Data Variabel X ……….. 52
Tabel 4.6 Deskripsi Data Variabel Y ……….. 55
Tabel 4.7 Uji Validitas dan Uji Realibilitas ……… 59
Tabel 4.8 Hasil Uji Kolmogorov – Smirnov ………... 61
Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ………. 63
Tabel 4.10 Hasil Uji t ……….. 64
(6)
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ……… 28
Gambar 4.1 Logo Bank Mandiri (2 Oktober 1998 – 1 Januari 2008) …... 46
Gambar 4.2 Logo Bank Mandiri (1 Januri 2008 – Sekarang) ………. 46
Gambar 4.3 Struktur Organisasi ……….. 49