Penggunaan Repositori Institusi Universitas Negeri Medan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi
Secara umum perpustakaan perguruan tinggi adalah unit kerja internal
yang dinaungi dalam suatu lembaga sivitas akademik yang membantu untuk melakukan Tri Darma Perguruan tinggi. Dengan kata lain perpustakaan merupakan
salah satu bagian vital dalam setiap program pendidikan, mengajar dan penelitian
untuk tecapainya tujuan perguruan tinggi. Perpustakaan yang dinaungi oleh sebuah universitas dibangun untuk memenuhi kebutuhan informasi.

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi adalah “Perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademik, perpustakaan sekolah
tinggi Syahrial-Pamuntjak ( 2000,4).
Jonner-Hasugian (2009,81) perpustakaan perguruan tinggi boleh berupa
sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan.Sistem perpustakaan maksudnya
adalh kemungkinan adanya berbagai perpustakaan baik perpustakaan pada tingkat
universitas, fakultas perguruan tinggi.Artinya pada sebuah perguruan tinggi dimungkinkan terdapat berbagai perpustakaan yang dimaksudkan untuk mendukung
perguruan tinggi itu sendiri. Singkatnya perpustakaan perguruan tinggi adalah
perpustakaan yang berada dibawah pengawasan dan dikelola oleh suatu perguruan
tinggi dengan tujuan utama membantu mencapai tujuannya.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Pada dasarnya tujuan daripada perpustakaan perguruan tinggi adalah mendukung kinerja dari perguruan tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan
menyediakan sumber-sumber informasi ilmiah di perpustakaan tersebut dan selalu
melayani pengguna (mahasiswa) selama menjalankan pendidikan di perguruan

4
Universitas Sumatera Utara

tinggi yang bersangkutan Sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, perpustakaan perguruan tinggi memiliki tujuan, menurut
Sulistyo-Basuki (1993, 52) tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah:
1.

Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi , lazimnya staf
pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga kerja administrasi
perguruan tinggi.

2.

Menyediakan bahan pustaka (referensi) pada semua tingkatan akademis,
artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa pasca
sarjana dan pengajar.


3.

Menyediakan ruangan belajar bagi pemakai perpustakaan.

4.

Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai.

5.

Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan
perguruan tinggi juga lembaga indusri lokal.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Perpustakaan Tinggi
Supaya tujuannya dapat terlaksana, perpustakaan perguruan tinggi harus
menjalankan fungsinya dengan baik. Adapun fungsi perpustakaan perguruan tinggi menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2004, 3) adalah sebagai berikut:
Fungsi Edukasi Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung
pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap
program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung

pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
1.
2.

Fungsi Informasi Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah
diakses oleh pencari dan pengguna informasi.
Fungsi Riset Perpustakaan mempersembahkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan
pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya
penelitian yang dapat di aplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.

5
Universitas Sumatera Utara

3.

4.

5.
6.


Fungsi Rekreasi, Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang
bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan
daya inovasi pengguna perpustakaan.
Fungsi Publikasi Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas
akademika dan staf non-akademik.
Fungsi Deposit Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan
pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.
Fungsi Interpretasi Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan
memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.
Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa fungsi perpustakaan

Pergutuan tinggi negeri adalah mendukung kegiatan sivitas akademik untuk melaksanakan tujuannya perpustakaan perguruan tinggi, juga manjalankan fungsinya
yaitu fungsi edukasi, fungsi informasi, fungsi riset, fungsi rekreasi, fungsi publikasi, fungsi deposit, dan fungsi interpretasi.

2.2 Perpustakaan Digital
Pertumbuhan bahan-bahan elektronik yang begitu pesat, dan kemampuan
pengelolaan serta pengorganisasiannya telah melahirkan nama perpustakaan digital. Tantangan baru teknologi informasi bagi penyedia informasi adalah bagaimana menyalurkan informasi dengan cepat, tepat dan global. Tak bisa dipungkiri
bahwa perpustakaan sebagai salah satu penyedia informasi yang keberadaannya
sangat penting di dunia informasi.Perpustakaan dapat dikatakan gudang informasi
karena menyimpan informasi. Pada jaman sekarang itu yang harus dipikirkan

adalah bagaimana cara mengemas koleksi di perpustakaan tercetak menjadi elektronik.
Digital Library atau perpustakaan digital adalah suatu perpustakaan yang
menyimpan data baik itu buku (tulisan), gambar, suara dalam bentuk file elektronik dan mendistribusikannya dengan menggunakan protokol elektronik melalui
jaringan komputer. Borgman (2003) dalam Suwarno (2010:27) menyatakan bahwa “A digital library is a system that provides a community of user with coherent
access to a large, organized repository of information and knowledge.”

6
Universitas Sumatera Utara

Sebuah perpustakaan digital adalah suatu sistem yang menyediakan suatu
komunitas pengguna dengan akses terpadu yang menjangkau keluasan informasi
dan ilmu pengetahuan yang telah tersimpan dan terorganisasi dengan
baik.Menyediakan sumber daya mencakup staf ahli untuk memilih; struktur; penawaran akses intelektual untuk menginterpretasikan, mendistribusikan, dan memelihara integritas serta koleksi dari waktu ke waktu sedemikian rupa sehingga
tersedia dan siap untuk digunakan oleh masyarakat.
Penulis berpendapat bahwa perpustakaan digital adalah sistem yang berbasis web yang terdiri dari bahan-bahan elektronik. Perpustakaan digital yang dapat
memungkinkan pengguna tidak harus berkunjung ke perpustakaan.Namun sudah
dapat melakukan transaksi koleksi tanpa bertatap muka dengan menggunakan jaringan global. Association of Research Libraries (ARL), 1995, mendefinisikan
perpustakaan digital sebagai berikut:
1.
2.

3.
4.
5.

Perpustakaan digital bukanlah kesatuan tunggal.
Perpustakaan digital memerlukan teknologi untuk dapat menghubungkan ke
berbagai sumberdaya.
Hubungan antara berbagai perpustakaan digital dan layanan informasi bagi
pemakai bersifat transparan
Akses universal terhadap perpustakaan digital dan layanan informasi merupakan suatu tujuan.
Koleksi-koleksi perpustakaan digital tidak terbatas pada wakil dokumen;
koleksi meluas sampai artefak digital yang tidak dapat diwakili atau didistribusikan dalam format tercetak.
Berdasarkan definisi-definisi di atas bahwa perpustakaan digital pada da-

sarnya memiliki tiga karakteristik utama sebagaimana diulas Tedd dan Large
(2005), yaitu :
1.

Menggunakan teknologi yang mengintegrasikan kemampuan menciptakan,
mencari, dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dalam sebuah

jaringan yang tersebar luas.

2.

Memiliki koleksi yang mencakup data dan metadata yang saling mengaitkan
berbagai data, baik dilingkungan internal maupun eksternal.

7
Universitas Sumatera Utara

3.

Merupakan kegiatan mengoleksi dan mengatur sumber daya digital yang
dikembangkan bersama - sama komunitas pemakai jasa untuk memenuhi
kebutuhan informasi mereka.

2.2.1 Manfaat Perpustakaan Digital
Seperti sudah disebutkan di atas bahwa pengguna perpustakaan lebih senang menggunakan format secara elektronik daripada secara tradisional.Dalam era
globalisasi ini teknologi semakin berkembang, dimana inovasi dikembangkan untuk mempermudah kerja manusia.Sebenarnya manfaat perpustakaan digital tidak
hanya dirasakan oleh pengguna perpustakaan tetapi juga dapat dirasakan oleh pustakawan atau staf perpustakaan. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan

adanya perpustakaan digital sebagaimana di Suwarno (2010: 9) adalah sebagai
berikut :
Bagi Pengguna Perpustakaan :


Mengatasi keterbatasan waktu



Mengatasi keterbatasan tempat



Memperoleh informasi yang paling baru dengan cepat



Mempermudah akses informasi dari berbagai sumber




Mempermudah untuk memindah dan merubah bentuk untuk kepentingan
presentasi dsb.

Bagi Pustakawan


Memperingan pekerjaan



Meningkatkan layanan



Tidak memerlukan gedung dan ruang yang besar.

2.2.2 Tujuan Perpustakaan Digital
Tujuan perpustakaan digital menurut Association of Research Libraries
(ARL), 1995, adalah sebagai berikut:

1.

Untuk melancarkan pengembangan yang sistematis tentang cara mengumpulkan, menyimpan, dan mengorganisasi informasi dan pengetahuan dalam

8
Universitas Sumatera Utara

2.
3.
4.

5.

format digital. Untuk mengembangkan pengiriman informasi yang hemat
dan efisien di semua sektor.
Untuk mendorong upaya kerjasama yang sangat mempengaruhi investasi
pada sumber-sumber penelitian dan jaringan komunikasi.
Untuk memperkuat komunikasi dan kerjasama dalam penelitian, perdagangan, pemerintah, dan lingkungan pendidikan.
Untuk mengadakan peran kepemimpinan internasional pada generasi berikutnya dan penyebaran pengetahuan ke dalam wilayah strategis yang penting.
Untuk memperbesar kesempatan belajar sepanjang hayat.

Pengembangan perpustakaan digital dilakukan supaya mempercepat proses

pelayanan dan efesien. Jika dilihat dari perkembangannya mulai dari pengatalogan
manual menggunakan kartu yang harus memerlukan waktu yang lama untuk sistem temu balik, jika dibandingkan dengan masa sekarang yang menggunakan sistem entri data yang dapat diliha dari OPAC.Hal ini terlihat jelas bahwa perpustakaan digital sangat mempengaruhi keefektifan pengguna dalam penelusuran dan
pemakaian perpustakaan.

Sebuah perpustakaan perguruan tinggi yang ingin melanjutkan pengembangannya ke perpustakaan digital harus melihat ketersedian sumberdaya dan kemampuan untuk meningkatkan layanan di perpustakaan. Untuk pencapaian menjadi perpustakaan digital Suwarno (2010:32) mengatakan harus memiliki tiga unsur dasar berupa:
1.

Portal perpustakaan. Sebuah web portal pastinya akan menampilkan informasi yang terkolaborasi dengan desain dan beragam tampilan. Oleh karena
itu, tampilan sebuah web portal akan lebih konsisten di halamanhalamannya, dan juga memiliki struktur kontrol dan prosedur untuk berbagai aplikasi web. Lalu, mengapa web portal itu dapat dikatakan penting? Hal
ini karena sebuah perusahaan atau individu, biasanya memiliki berbagai
macam informasi yang ingin ditampilkan dalam sebuah tempat yang terintegrasi. Terlepas dari fitur mesin pencari standar pada website portal, portal
web juga menawarkan layanan lainnya seperti e-mail, berita, harga saham,
informasi, database. Dalam portal terdapat empat layanan dasar yaitu: Pe-

9
Universitas Sumatera Utara

nemuan informasi (sistem temu balik), daftar dan akses ke semua koleksi
digital perpustakaan yang bersangkutan (local content, jurnal online dan database), administrasi perpustakaan (jam buka.peta perpustakaan, lokasi, peminjaman, keanggotaan, dan sebagainya), dan bantuan secara online ( referensi, helpsdesk, literasi informasi).
2.

Sistem automasi Perpustakaan yang berfungsi mempercepat peminjaman
dan mengefisiensikan proses pelayanan si perpustakaan termasukremote
online.

3.

Mesin pencari yang mendukung sedikitnya dua fitur untuk pencarian informasi.

2.3 Repositori
Repositori adalah suatu wadah atau tempat penyimpanan dari berbagai arsip software yang hendak diinstall dalam perangkat yang tersedia. Pengoperasiannya saat user hendak menginstall suatu aplikasi, dengan otomatis Ubuntu akan
mencari software tersebut dalam repository, jika telah ditemukan maka Ubuntu
akan menginstallnya dan untuk menginstall software tersebut diperlukan koneksi
internet.Repositori umumnya mengacu ke lokasi untuk penyimpanan, sering untuk
keselamatan atau pelestarian. Dalam Jonner (2011: 6) Repositori juga bisa merujuk ke:










Repositori (kontrol versi), sebuah konsep dari kontrol revisi terdistribusi
yang mengacu pada struktur data.
Repository clone , konsep dari kontrol revisi didistribusikan.
Repositori (penerbitan), fasilitas nyata atau virtual untuk penyimpanan publikasi akademis seperti artikel jurnal akademis.
Repositori Buka Layanan Antarmuka Definition, OKI spesifikasi yang
mendefinisikan menyimpan dan mengambil konten digital.
Repositori koran harian melayani Canton lebih besar, Ohio daerah.
Komponen repositori manajemen, bidang manajemen konfigurasi. Dalam
geologi repositori untuk limbah radioaktif.
Informasi repositori, dikembangkan untuk mengurangi masalah yang timbul
dari data proliferasi
Repositori institusional , universitas membuat koleksi digital penelitian ilmiah suatu lembaga.
Nasional repositori , repositori untuk publikasi akademi.

10
Universitas Sumatera Utara





Nasional Tambang Peta Repository , pemerintah Amerika Serikat yang dikelola fasilitas asumsi tanggung jawab menyimpan informasi yang diambil
dari peta pertambangan, termasuk gambar dari peta aktual.
Software repositori , lokasi penyimpanan dari paket perangkat lunak yang
mungkin diambil dan diinstal pada komputer
Digital repositori, juga dikenal sebagai virtual atau perpustakaan digital

Pada Perpustakaan repositori akan tetapi dalam ruang lingkup yang lebih
luas. Dari definisi Reizt terlihat bahwa dokumen yang dikelola dalam repositori
lebih khusus dari pada yang dikelola diperpustakaan. Penyelenggara repositori
lebih mengkhususkan diri untuk mengelola dokumenyang belum diterbitkan oleh
perusahaan penerbitan atau penerbitan komersial. Dokumen yangdikelola oleh
penyelenggara repositori sering juga dinamai dengan sebutan literatur kelabu
(grayliterature) yang dapat berupa dokumen yang khas, buku-buku yang jarang
didapatkan di pasarbuku, dan juga dokumen yang dihasilkan oleh instansi atau
lembaga pemerintah dan sebagainya,sehingga ada yang menyebutnya local contents.
Pendapat lain menyatakan bahwa perguruan tinggi yang berbasis respositori adalah satu set layanan yang menawarkan berbagai bahan digital yang dihasilkan oleh lembaga tersebutataupun yang dihasilkan lembaga lain yang dikelolanya kepada masyarakat penggunanya (Pfister, 2008). Berdasarkan pendapat ini,
bahwa tempat penyimpanan bukan lagi dalam bentukbangunan atau ruangan melainkan dalam sebuah server komputer, karena bahan yang disimpan, diorganisasikan dan dilayankan adalah bahan-bahan digitial. Repositori dalam hal ini adalah
bahagian dari perpustakaan digital.
Repositori menurut pengertian ini yang umumnya dijumpai pada perguruan tinggi termasuk di Indonesia.Repositori sebagai tempat penyimpanan bahanbahan digital yang dihasilkan oleh suatu institusi perguruan tinggi berkaitan erat
dengan perubahan yang terjadi dalam pengelolaan sumberdaya informasi di perpustakaan. Berbagai sumberdaya informasi berbasis kertas (paperbased), yang
selama ini mempunyai nilai lebih dari perpustakaan tradisional, sekarang telah
banyak tersedia dalam format digital.

11
Universitas Sumatera Utara

2.3.1 Repositori Institusi Perguruan Tinggi
Menurut Lynch (2003) dalam Hasugian (2012: 5) Repositori pada perguruan tinggi adalah serangkaian pelayanan yang diberikan oleh perguruan tinggi
kepada anggota komunitasnya untuk mengelola dan menyebarluaskan bahanbahan digital yang dihasilkan oleh institusi tersebut. Bahan bahan digital yang dimaksud adalah seluruh karya ilmiah dan/atau output intelektual yang dihasilkan
oleh suatu perguruan tinggi. Ada juga yang mendefinisikan repositori internal
adalah tempat menyimpan seluruh karya yang dihasilkan oleh sivitas akademika
suatu perguruan tinggi dan/atau karya lain mengenai perguruan tinggi yang bersangkutan. Akses terhadap karya tersebut sangat tergantung kepada kebijakan
masing-masing perguruan tinggi.

Penulis menyimpulkan bahwa bahan digital yang menjadi dokumen yang
menjadi koleksi utama dalam repositori perguruan tinggi. Oleh karena itu repositori adalah bagian utamayang mendukung sebuah perpustakaan dapat menjadi
perpustakaan digital Repositori adalah unsur-unsur konstituen dari perpustakaan
digital, atau yang melengkapi perpustakaan digital dengan menyeleksi koleksikoleksi tertentu apakah berdasarkan lingkup institusi ataupun menurut disiplin
ilmu tertentu (disipliner) untuk disediakan sebagaimana halnya sebuah perpustakaan.

Keberhasilan dari sebuah perpustakaan yang sudah dikatakan digital adalah jika dilihat dari ruang lingkup dari sebuah respositori atau perpustakaan digital, apakah pengelolaan dan pelayanannya berdasar kepada bahan yang dihasilkan
oleh satu institusi atau hanya mengumpulkan bahan bahan yang berhubungan
dengan suatu disiplin ilmu yang spesifik. Beberapa pengertian RI perguruan tinggi
adalah sebagai berikut :
Repositori institusi perguruan tinggi dalam terjemahan bebasnya adalah
kumpulan layanan yang diberikan oleh perguruan tinggi kepada civitasnya untuk

12
Universitas Sumatera Utara

pengelolaan dan diseminasi materi-materi dalam format softcopy yang dimiliki
oleh perguruan tinggi tersebut. Perguruan tinggi harus berkomitmen untuk melakukan pengalih mediaan agar materi-materi tersebut dapat diakses dan di distribusikan.

Menurut Ware, disebutkan bahwa repositori insitusi perguruan tinggi sebagai repositori yang berisi material perguruan tinggi tertentu, bersifat kumulatif dan
perpetual, terbuka, dan dapat diakses multi-platform karena bersifat standar, seperti diakses dengan software OAIPMH (Open Archive Initiatives-Protocol for
MetadataHarvesting), dan dapat digunakan untuk menyimpan, mengelola dan
mendesiminasikan semua materi tersebut. Jonner (2011: 4) Konten dari sebuah RI
perguruan tinggi dapat berisi :
1. Semua produk karya ilmiah (scholarly),
2. Semua karya yang diproduksi dan disponsori oleh institusi perguruan tinggi (termasuk mahasiswa dan pihak lain yang berkepentingan),
3. Non-ephemeral,
4. Licensable in perpetuity. Dilihat dari definisi Crow, maka sebuah RI perguruan tinggi tidak hanya digunakan mengelola data karya ilmiah (skripsi,
tesis, dan disertasi) saja, melainkan bisa berisi semua karya orisinil dari
perguruan tinggi tertentu seperti misalnya dokumen-dokumen publik (buku panduan, buku peraturan dan lain-lain), lagu-lagu ciptaan sendiri, filmfilm buatan sendiri, dan lain sebagainya.

2.4 Metadata
Menurut National Information Standards Organization (NISO), metadata
adalah suatu informasi terstruktur yang dapat mendeskripsikan, menjelaskan, dan
mempermudah pencarian sehingga mudah untuk melakukan pengambilan kembali, penggunaan dan pengelolaan suatu sumber informasi tertentu. Metadata sering
disebut data tentang data,atau informasi tentang suatu informasi. Metadata lebihsering berbentuk elektronik, bersifat menempel pada file itu sendiri, atau disimpan

13
Universitas Sumatera Utara

di basis data dan bersifat standar. Terdapat 3 jenis metadata dalam Pendit (2007:
29), yaitu:
1.

Metadata Deskriptif, yaitu metadata yang menjelaskan suatu record data
dengan tujuan untuk identifikasi atau pencarian data. Beberapa elemen yang
bisa masuk dalam metadata ini adalah title (judul), author (penulis), abstract (abstraksi), dankeywords (kata kunci).

2.

Metadata Struktural, yaitu metadata yang menjelaskan bagaimana suatu obyek dapat membentuk obyek lain, seperti misalnya halaman pada buku
membentuk suatu bab buku.

3.

Metadata Administratif, yaitu metadata yang memberikan informasi tambahan terhadap suatu data dengan tujuan untuk pengelolaan record data, seperti misalnya tanggal diciptakan, tipe file, dan siapa yang boleh mengakses.
Jadi tipe metadata ini tidak langsung berkaitan dengan informasi datanya,
melainkan ke pengelolaan. Ada dua tipe yaitu rights management metadata
dan preservation metadata.
Metadata dibuat agar mempermudah pengguna dalam melakukan penca-

rian data yang relevan, membantu pengguna dalam mengorganisasikan informasi
(data), memungkinkan pertukaran data/informasi secara standar, mudah, dan cepat
(otomatis), sebagai identifikasi digital (miripdengan digital signature), dan membantu dalam archiving dan preservation.

Dalam pembuatan metadata diperlukan skema metadata yang berfungsi
untuk mendeskripsikan suatu elemen dalam suatu metadata tertentu, seperti misalnya elemen title digunakan untuk apadan bagaimana sintaks penulisannya. Jadi
skema metadata juga berfungsi sebagai validator suatu metada. Kebanyakan metadata yang terdapat sekarang ini berupa bahasa XML. Terdapat berbagai skema
metadata seperti misalnya Dublin Core metadata, The Text EncodingInitiative
(TEI), Metadata Encoding and TransmissionStandard (METS), dan Metadata
Objects DescriptionSchema (MODS). Penelitian ini akan menggunakan skema
metadata Dublin Core.

14
Universitas Sumatera Utara

2.4.1 Metadata Dublin Core
Dublin Core merupakan salah satuskema metadata yang sangat terkenal
dan dipakai sangat luas di berbagai bidang ilmu termasuk direpositori institusi.
Metadata ini muncul sejak tahun1995 dengan dukungan dari OCLC dan NCSA
(National Information Standards Organization). Metadata ini bertujuan untuk
mendeskripsikankumpulan elemen yang dibuat suatu pembuat informasidi Internet (berbasis web). Dalam Uraian Rusina (2000:7) Awalnya metadata ini dibuat
dalam 13 elemen, namun dalamperkembangannya elemennya bertambah menjadi
15 elemen, yaitu Title (judul), Creator (pembuat/penulis), Subject (kata kunci/topik), Description (deskripsiseperti abstrak, daftar isi), Publisher (penerbit
/penanggungjawab), Contributor (penulis/penyumbang/ bukan penulis utama),
Date (tanggal dipublikasikan,atau bisa juga diciptakannya), Type (jenis data seperti image, document, sound, video), Format (bentuk fisik data, seperti image/gif, audio/mp3), Identifier (link permanen yang tidak ambigu sumber dari data), Source (keterangan darimana sumber berasal, seperti nomor halaman, atau
judul jurnal), Language (bahasa), Relation (relasi dengan sumber data seperti isVersionOf, IsPartOf, Requires, dan lain-lain), dan Coverage (cakupan/skop dari
sumber), dan, Rights (hak cipta). Contoh metadata Dublin Core dapat dilihat pada
gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1. Contoh Metadata Dublin

15
Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Oai-Pmh (Open Archive Initiatives-ProtocolFor Metadata Harvester)
OAI-PMH merupakan suatu protocol yang dibuat oleh Open Archive Intitiatives yang digunakanuntuk mengambil semua metadata secara otomatis darisuatu repository sehingga sistem dapat mengumpulkan metadata-metadata dari
berbagai sumber secara terintegrasi. Menurut rujukan, OAI-PMH merupakan protokol yang dibangun dengan basis darielemen-elemen Dublin Core dengan beberapa penambahan fitur. Selain tujuan di atas, protokol ini memungkinkan tukar
menukar metadata antar dua ataulebih sistem yang berlainan bahkan beda platform. Untuk melakukan pertukaran data, Ridwan ( 2004: 20) OAI-PMH menggunakan protokol HTTP sebagai dasarnya, dan memiliki 6 verbs atau service, yaitu:
1.

2.
3.

4.

5.
6.

Identitiy: digunakan untuk mengambil informasi tentang suatu repositori.
Elemen yang diambil adalah nama repositori, URL, versi protokol, tanggal, deleted records, satuan waktu, dan email administrator.
List Metadata Formats: digunakan untuk mengambil format metadata
yang digunakan dan tersedia di repository.
List Identifier: digunakan bersamaan dengan List Records, yang akan
mengambil informasi header saja berdasarkan identifier format yang disebutkan.
List Sets: digunakan untuk mengambil semua struktur himpunan data darirepositori. Sangat berguna jika ingin mengambil beberapa kumpulan data
saja.
List Records: digunakan untuk mengambil semua informasi record dari
repositori.
Get Records: digunakan untuk mengambil suatu record dengan id tertentu
saja sesuai dengan identifier tertentu pada suatu repositori.

2.5 Tujuan Repositori Institusi pada Perguruan Tinggi
Ada beberapa tujuan mengapa harus ada RI, (Educause Evolving Technologies
Committee, 2003), yakni:
Menyediakan akses terbuka kepada hasil penelitian kelembagaan.


Menciptakan visibilitas global untuk penelitian ilmiah suatu lembaga.



Untuk mengumpulkan content dalam satu lokasi.



Untuk menyimpan dan melestarikan aset kelembagaan digital lainnya termasuk di dalamnya grey literature, tesis, maupun laporan teknis.

16
Universitas Sumatera Utara

2.6

Manfaat Repositori Instusi pada Penguruan Tinggi
Crow dalam Pinfield mencatat beberapa manfaat yang bisa diambil dari

RI, yaitu: adanya perluasan penyebaran karya ilmiah sehingga memungkinkan
untuk disitir oleh pihak lain; penyebaran bisa dilakukan dengan cepat; nilai tambah layanan informasi. Di luar kemanfaatan yang bisa diambil, ada kemanfaatan
lain dengan adanya RI yaitu untuk kepentingan pribadi penyumbang RI dan untuk
kepentingan lembaga. Untuk kepentingan pribadi, seorang penyumbang bisa menerbitkan hasil penelitian atau karya tulisnya melalui RI perguruan tingginya.
Mengingat RI memungkinkan semua orang membaca karya orang lain, maka secara potensial seseorang tersebut akan mendapat pengesahan dari pembaca bahwa
dia otoritatif dalam bidangnya. Seseorang yang dalam kurun waktu tertentu selalu
menerbitkan bidang filsafat misalnya, secara potensial pembaca akan menghabiskan dirinya sebagai penulis yang otoritatif dalam bidang filsafat.
Lembaga yang menaungi RI juga akan mendapatkan keuntungan dari
membuka akses RI kepada publik. Keuntungan tersebut tentu bukan keuntungan
finansial, tapi lebih kepada keuntungan reputasi universitas. Semakin banyak penulis mensitir karya akademisi universitas tertentu, maka univeritas tersebut semakin diakui sebagai universitas yang punya reputasi dalam bidang pengetahuan
tertentu. Reputasi baik akan membuat peringkat universitas tersebut semakin naik
dan akan diperhitungkan oleh masyarakat. Dan untuk komunitas peneliti, sesungguhnya RI menghindarkan dari duplikasi karya penelitian. Dalam proses pembuatan skripsi, pasti mahasiswa dipandu oleh dosen tentang cara pengutipan, penulisan serta diarahkan metode apa yang mesti digunakan dalam penelitian. Tidak
hanya itu, dalam ujian seminar, pembimbing juga berusaha membela mahasiswa bimbingannya agar proposal skripsi, tesis, atau disertasi lolos dari ujian. Dari
sini saja terlihat jelas bahwa mahasiswa bukan satu-satunya pihak yang berkontribusi menyelesaikan sebuah karya akhir. Bila faktanya demikian, maka mahasiswa
tidak berhak mengklaim 100% bahwa karya akhir adalah karyanya semata. Ternyata ada kolaborasi pihak lain dalam penyelesaian karya tersebut.

17
Universitas Sumatera Utara