Enkapsulasi Bakteri Kitinolitik pada Benih Cabai untuk Menghambat Serangan Sclerotium rolfsii
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Alur Kerja Asai Antagonisme in Vitro
Biakan Sclerotium rolfsii
diinokulasikan pada media MGMK
(Suryanto, 2001) pada bagian tengah media
di Petri disc.
diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang.
Biakan
fungi
Setelah 24 jam kemudian, diletakkan blank
disc yag sudah berisi sel bakteri sebanyak 30
µl (OD 0,5 ) pada bagian kedua sisi biakan
jamur dengan jarak 3,5 cm dari biakan
jamur.
diinkubasi pada suhu 30ºC dan dilakukan
pengamatan selama lima hari.
Hasil
pengamatan
Lampiran 2.
Alur Kerja Preparasi Suspesi Isolat Bakteri
Bakteri Kitinolitik
Dimasukkan ke dalam erlemeyer yang berisi
campuran media dextrosa Sodium Nitrat (NaNO3)
0,03 % dan koloidal kitin sebanyak 2% (Nasrah,
2012)
Diguncang dengan kecepatan 200 rpm selama 4
hari pada suhu ruang
Disentrifugasi pada 3000 rpm selama 10 menit
diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang.
Supernatan
Pellet
Dipindahkan pada buffer pospat pH 7
Disuspensikan kembali dengan akuades (1:2
v/v) untuk Enterobacter sp. PB17 dan
untuk Bacillus sp. BK17 dilanjutkan
diinkubasi pada suhu 65 oC 10 menit
Diukur absorbansinya dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang
.
Hasil
660 nm dan OD 0,5) (Pungnoo et al., 2005).
Lampiran 3. Komposisi Medium
Medium MGMC padat
K2HPO4
0,7 g
KH2PO4
0,3 g
MgSO4.7H2O
0,5 g
FeSO4.7H2O
0,01 g
ZnSO4
0,001 g
MnCl2
0,001 g
Koloidal kitin 12,5% (b/v)
72,7 ml
Agar
20 g
pH
6,8
Cara Pembuatan
Semua bahan dicampur dan ditambahkan akuades sampai volumenya
menjadi satu liter. Diatur pH sampai 6,8 dengan menambahkan NaOH 0,1N atau
HCl 0,1N. Setelah dicapai pH yang diinginkan, medium disterilisasi dengan
autoklave pada suhu 121 ºC dan tekanan 2 bar selama 15 menit.
Lampiran 4. Foto Penelitian
Gambar 1. Jenis matrik pembawa yang digunakan dalam enkapsulasi benih.
Gambar 2. Benih cabai yang sudah dienkapsulasi dengan a. Enterobacter sp.
PB17 dan b. Bacillus sp. BK17
Gambar 3. Gejala tanaman cabai yang terserang penyakit S. rolfsii, (a). adanya
miselium S. rolfsii pada batang tanaman, (b). daun menguning.
Lampiran 1.
Alur Kerja Asai Antagonisme in Vitro
Biakan Sclerotium rolfsii
diinokulasikan pada media MGMK
(Suryanto, 2001) pada bagian tengah media
di Petri disc.
diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang.
Biakan
fungi
Setelah 24 jam kemudian, diletakkan blank
disc yag sudah berisi sel bakteri sebanyak 30
µl (OD 0,5 ) pada bagian kedua sisi biakan
jamur dengan jarak 3,5 cm dari biakan
jamur.
diinkubasi pada suhu 30ºC dan dilakukan
pengamatan selama lima hari.
Hasil
pengamatan
Lampiran 2.
Alur Kerja Preparasi Suspesi Isolat Bakteri
Bakteri Kitinolitik
Dimasukkan ke dalam erlemeyer yang berisi
campuran media dextrosa Sodium Nitrat (NaNO3)
0,03 % dan koloidal kitin sebanyak 2% (Nasrah,
2012)
Diguncang dengan kecepatan 200 rpm selama 4
hari pada suhu ruang
Disentrifugasi pada 3000 rpm selama 10 menit
diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang.
Supernatan
Pellet
Dipindahkan pada buffer pospat pH 7
Disuspensikan kembali dengan akuades (1:2
v/v) untuk Enterobacter sp. PB17 dan
untuk Bacillus sp. BK17 dilanjutkan
diinkubasi pada suhu 65 oC 10 menit
Diukur absorbansinya dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang
.
Hasil
660 nm dan OD 0,5) (Pungnoo et al., 2005).
Lampiran 3. Komposisi Medium
Medium MGMC padat
K2HPO4
0,7 g
KH2PO4
0,3 g
MgSO4.7H2O
0,5 g
FeSO4.7H2O
0,01 g
ZnSO4
0,001 g
MnCl2
0,001 g
Koloidal kitin 12,5% (b/v)
72,7 ml
Agar
20 g
pH
6,8
Cara Pembuatan
Semua bahan dicampur dan ditambahkan akuades sampai volumenya
menjadi satu liter. Diatur pH sampai 6,8 dengan menambahkan NaOH 0,1N atau
HCl 0,1N. Setelah dicapai pH yang diinginkan, medium disterilisasi dengan
autoklave pada suhu 121 ºC dan tekanan 2 bar selama 15 menit.
Lampiran 4. Foto Penelitian
Gambar 1. Jenis matrik pembawa yang digunakan dalam enkapsulasi benih.
Gambar 2. Benih cabai yang sudah dienkapsulasi dengan a. Enterobacter sp.
PB17 dan b. Bacillus sp. BK17
Gambar 3. Gejala tanaman cabai yang terserang penyakit S. rolfsii, (a). adanya
miselium S. rolfsii pada batang tanaman, (b). daun menguning.