Pemetaan Status C-Organik, Nitrogen dan Tekstur di Kebun Kopi Arabika (Coffea arabica) di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun

TINJAUAN PUSTAKA
Survei Dan Pemetaan Tanah
Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki banyak
fungsi penting dalam ekosistem, diantaranya adalah sebagai pertumbuhan
tanaman, habitat bagi jasad tanah, media bagi konstruksi, sistem daur ulang bagi
unsur hara dan sisa-sisa organik serta sistem bagi pasokan dan penyaringan/
penjernihan air. Tanpa tanah manusia tidak dapat bertahan hidup, maka kita harus
mengetahui dan hati-hati dalam pengelolaannya serta melindungi tanah dari
kerusakan (Rayes, 2007).
Menurut Soil Survey Division Staff (1993), survei tanah mendeskripsikan
karakteristik tanah-tanah di suatu daerah, Perbedaaan penggunaan tanah dan
bagaimana tanggapan pengelolaan mempegaruhi tanah itulah yang terutama perlu
diperhatikan (dalam merencanakan dan melakukan survei tanah). Informasi yang
dikumpulkan dalam survei tanah membantu pengembangan rencana penggunaan
lahan dan sekaligus mengevaluasi dan memprediksi pengaruh penggunaan lahan
terhadap lingkungan seperti pemupukan.
Cara termudah untuk mengetahui kandungan hara dan bahan organik
dalam tanah dengan melakukan pengujian. Hasil pengujian sangat berguna untuk
pertanian karena memberikan informasi lengkap mengenai kondisi lahan. Dari
hasil pengujian ini dapat diperkirakan unsur hara yang harus ditambahkan.
Berdasarkan hal itulah maka pengujian tanah penting dilakukan. Analisis tanah

dilakukan terhadap contoh tanah yang diambil di lapangan dengan metode
tertentu sesuai tujuan yang diharapkan. Kadar unsur hara yang diperoleh dari
data analisis bila dibandingkan dengan kebutuhan unsur hara bagi masing-masing

Universitas Sumatera Utara

jenis tanaman, maka dapat diketahui apakah status / kadar unsur hara dalam
tanah tersebut sangat rendah (kurang), rendah, sedang, cukup ataukah tinggi,
sesuai kriteria sifat kimia tanah Balai Penelitian Tanah 2005
Survei tanah dikenal 3 macam metode survei, yaitu metode grid
(menggunakan prinsip pendekatan sintetik), metode fisiografi dengan bantuan
interpretasi foto udara (menggunakan prinsip amalitik), dan metode grid bebas
yang merupakan penerapan gabungan dari kedua metode survei. Biasanya
dalam metode grid bebas, pemeta bebas memilih lokasi titik pengamatan dalam
mengkonfirmasi secara sistematis menarik batas dan menentukan komposisi
satuan peta (Rayes, 2007).
Setiap satuan peta lahan / tanah yang dihasilkan dari kegiatan survei dan
pemetaan sumber daya lahan, data karakteristik lahan dapat dirinci

dan


diuraikan yang mencakup keadaan fisik lingkungan dan tanahnya. Data tersebut
digunakan

untuk keperluan interpretasi dan evaluasi lahan bagi komoditas

tertentu (Djaenudin, et al., 2011).
Pengambilan titik sample dapat dilakukan dengan menggunakan GPS.
GPS adalah system radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit.
Penentuan posisi dengan menggunakan GPS tidak memerlukan kondisi topografi
daerah pengamatan yang spesifik namun harus pada tempat terbuka sehingga tidak
ada benda yang menghalanginya. Dan pengamatan dapat dilakukan setiap waktu
Dan untuk menerima sudut titik kordinatnya paling sedikit diperlukan empat
satelit untuk setiap satu titik ukur. Yang semuanya ditentukan terhadap ellipsoid
geosentrik World Geodetik System 1984 (WGS -1984) (Subagio, 2003).

Universitas Sumatera Utara

Adapun tujuan dari survei tanah itu sendiri adalah untuk memberikan atau
menyediakan informasi kepada pemakai tentang tanah, bentuk wilayah dan

keadaan lain yang perlu diperhatikan, Untuk menyediakan informasi yang akan
membantu pengambilan keputusan tentang penggunaan lahan dan rencana
pengembangan wilayah yang disurvei (Hakim, et al., 1986).
Kopi Arabika (Coffea arabica L.)
Kopi Arabika (Coffea Arabica L.) termasuk ke dalam genus Coffea dengan
famili Rubiaceae (suku kopi – kopian). Tanaman kopi Arabika merupakan jenis
tanaman berkeping dua (dikotil) dan memiliki akar tunggang. Pada akar tunggang,
ada beberapa akar kecil yang tumbuh ke samping (melebar) yang sering disebut
akar lateral. Pada akar lateral ini terdapat akar rambut, bulu–bulu akar, dan
tudung akar (Panggabean, 2011).
Kondisi lingkungan tanaman kopi yang paling berpengaruh terhadap
produktivitas adalah ketinggian tempat. Penanaman kopi arabika pada lahan
dataran rendah produktivitasnya akan menurun dan lebih rentan terhadap penyakit
karat daun,dan tipe curah hujan. Sebab itu, jenis tanaman kopi yang ditanam harus
disesuaikan dengan kondisi tinggi tempat dan curah hujan di daerah setempat
(Ernawati, dkk, 2008).
Biologi Tanaman
Akar
Kopi Arabika mempunyai sistem perakaran tunggang dengan rambutrambut akar yang menyebar luas. Kopi arabika yang berasal dari stek biasanya
memiliki 2-3 akar tunggang semu. Bibit kopi yang berasal dari kultur jaringan

dengan teknik emrio genesis juga memiliki akar tunggang seperti pada biji. Kopi

Universitas Sumatera Utara

Arabika tergolong memiliki sifat perakaran dangkal, sebagian besar akarnya
terletak di dekat permukaan tanah (0-30 cm).

Cabang

Kopi Arabika mempunyai dua macam cabang yaitu : cabang ortotrof
(tumbuh ke atas, vertical) yang dapat menghasilkan cabang plagiotrof, dan cabang
plagiotrof (tumbuh ke samping, horizontal). Cabang plagiotrof primer (tumbuh
pada batang pokok) hanya tumbuh sekali, jadi kalau sudah mati tidak pernah
tumbuh cabang primer baru di tempat yang sama, Cabang plagiotrof primer dapat
menghasilkan cabang plagiotrof sekunder. Di ketiak daun terdapat seri mata
tunas, satu seri biasanya terdiri atas 3-5 mata tunas, dan tiap mata tunas dapat
menghasilkan 3-5 primordia bunga. Mata tunas dapat berkembang menjadi bunga
atau menjadi cabang tergantung kondisi lingkungan. Daun-daun baru kopi
Arabika terbentuk dalam waktu antara 3-4 minggu sekali.


Bunga

Bunga kopi tumbuh dari tunas mata seri yang terdapat di ketiak daun. Dalam
perkembangannya bunga kopi mengalami fase dormansi (berupa lilin hijau) dan
fase aktif (berupa lilin putih, pemekaran bunga, dan terjadinya penyerbukan serta
pembuahan). Fase dormansi biasanya terjadi pada saat tanaman mengalami
cekaman (stress) air, dan fase ini akan segera berakhir setelah turun hujan atau ada
pengairan. Kopi Arabika bersifat menyerbuk sendiri, penyerbukan terjadi mulai
dini (waktu fajar) hari sampai sekitar jam 10.00 pagi yang dapat dibantu oleh
angin dan serangga.

Universitas Sumatera Utara

Pada kopi Arabika mulai terjadi penyerbukan sampai dengan buah masak
memerlukan waktu antara 6-9 bulan, tergantung faktor genetik dan lingkungan
tumbuh tanaman.

Biji

Kopi Arabika memiliki daging buah (pulp) yang lebih tebal dan berair serta

kulit tanduknya juga lebih tebal jika dibanding dengan kopi Robusta. Dalam
keadaan normal satu buah kopi Arabika akan menghasilkan dua biji normal.

Kopi Arabika memiliki biji normal dan biji yang tidak normal biji normal
adalah biji yang memiliki satu keping biji dan satu lembaga (calon tunas). Biji
gajah adalah biji yang memiliki beberapa keping biji yang dipisahkan oleh kulit
ari.

Pada saat penggerbusan keping-keping biji tersebut biasanya lepas dan

seringkali pecah. Biji segitiga adalah biji yang bentuknya segitiga, dihasilkan dari
buah kopi yang memiliki tiga ruas biji. Biji segitiga memiliki satu keping biji dan
satu lembaga. Biji kosong adalah biji yang tidak memiliki keping biji. Jadi di
dalam kulit tanduk tidak ada isinya (Mawardi, dkk, 2008).

Syarat Tumbuh
Curah Hujan
Pola curah hujan yang optimal bagi pertumbuhan tanaman kopi Arabika
adalah rata–rata 1.200–1.800 mm/tahun dengan suhu rerata 15-24 0C, dengan ratarata bulan kering 1-4 bulan, kopi


Arabika ini dapat berproduksi baik pada

ketinggian 700- 1.750 m dpl, pada kemiringan lereng 0-16%. Tekstur tanah yang

Universitas Sumatera Utara

di isyaratkan untuk kopi arabika ini pun sederhana yaitu tanah yang halus sampai
sedang dan mempunyai drainase dan airase yang baik (Djaenudin, et al., 2011).

Ketinggian
Ketinggian

tempat

yang sesuai untuk

pertumbuhan

kopi Arabika


berada pada sekitar 1.000 – 1.700 meter di atas permukaan laut (dpl) . Jika berada
pada ketinggian < 1000 meter dpl, maka kopi Arabika akan mudah terserang
penyakit Hemileia vastatrix, sedangkan jika berada pada > 1.700 meter dpl akan
mengakibatkan produksi kopi Arabika menjadi tidak optimal karena pertumbuhan
vegetatif lebih besar dari generatif (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).
Jenis Tanah
Tanaman kopi arabika juga banyak ditanam pada tanah Andosol, karena
tanaman ini tumbuh dan berproduksi baik di dataran tinggi. Oleh karena itu
usahatani

tanaman kopi arabika sering disebut sebagai budidaya gunung.

Ketinggian tempat juga berkorelasi dengan variable iklim. Serangan penyakit
merupakan kendala jika tanaman ini ditanam di dataran rendah. Tanaman ini juga
membutuhkan kondisi tanah yang subur (Sukarman dan Dariah, 2014).

Tanaman Pelindung

Kopi Arabika menghendaki intensitas sinar matahari yang tidak penuh
dengan penyinaran yang teratur. Adanya penyinaran yang tidak teratur akan

mengakibatkan pertumbuhan tanaman dan pola pembungaan menjadi tidak
teratur, tanaman terlalu cepat berbuah tetapi hanya sedikit dan hasilnya terlalu
cepat menurun. Oleh sebab itu tanaman kopi memerlukan pohon

pelindung

Universitas Sumatera Utara

yang

dapat mengatur

intensitas

sinar matahari sesuai dengan yang

dikehendakinya (Najiyati dan Danarti, 1997).

Selain bermanfaat sebagai pengatur sinar matahari, pohon


pelindung

juga mempunyai manfaat lain yaitu, pohon pelindung menghasilkan bahan
organik berupa daun-daunan yang dapat menyuburkan

tanah, akarnya

mengandung bintil akar dapat menyerap unsur N dari udara sehingga dapat
menyuburkan tanah. Pohon pelindung mempunyai akar yang dalam sehingga
mampu menyerap unsur hara dari tana bagian dalam. Unsur hara tersebut
akan menyuburkan tanah bagian atas dan dapat diserap oleh tanaman kopi bila
daun-daun pohon pelindung gugur dan terurai dalam tanah

(Najiyati dan Danarti, 1997).

Salah satu pohon pelindung tanaman kopi adalah Lamtoro dan Sengon,
Semula .lamtoro banyak digunakan sebagai pelindung tanaman kopi karena
hampir seluruh syarat tanaman pelindung dipenuhinya. Sengon merupakan
alternatif pohon pelindung yang paling baik pada dataran tinggi dan daerah
kering. Walau demikian bukan berarti sengon tidak memiliki kelemahan.

Kelemahannya adalah mudah terserang penggerek batang dan kayunya tidak
begitu kuat menahan angin. Untuk mengatasi hal ini biasanya sengon
dicampurdengan lamtoro. Dalam hal ini fungsi lamtoro hanya sebagai penahan
angin,sehingga apabila ada risiko terserang kutu loncat, tidak akan menim bulkan
kerugian yang besar. Kelemahan lainnya adalah sengon baru bisa menaungi
setelah berumur 3 tahun, sehingga harus disiapkan jauh sebelum penanaman

Universitas Sumatera Utara

kopi. Untuk mengatasihal ini kita bisa menanam tanaman pelindung pembantu
yang bias meIindungi tanaman kopi sebelum tanaman pelindung nya berfungsi

(Najiyati dan Danarti, 1997).

C-organik
C-organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah
untuk mendukung tanaman, sehingga jika kadar karbon dalam bahan organik
tanah menurun, kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas tanaman
juga menurun. Menurunnya kadar bahan organik merupakan salah satu bentuk
kerusakan tanah yang umum terjadi (Hakim, et al., 1986).
Bahan organik mempunyai peranan penting untuk meningkatkan aktivitas
biologi tanah dan akan mendorong terjadinya perbaikan kesuburan tanah, baik
kesuburan

fisik,

kimia maupun biologi tanah. Perbaikan sifat fisik yaitu

memperbaiki struktur tanah, meningkatkan aerasi, retensi air dan meningkatkan
kapasitas tukar kation tanah. Perbaikan sifat kimia yaitu, sumber hara N, P, dan
S .Perbaikan sifat biologi tanah yaitu mempengaruhi aktifitas mikroflora dan
mikro fauna (Balai Penelitian Tanah, 2005).
Nilai prosentase karbon atau C-organik dalam tanah dikelompokkan dalam
lima kategori berikut: Sangat rendah < 1,00%; Rendah 1,00 s/d 2,00% ; Sedang
2,01 s/d 3,00% ; Tinggi 3,01 s/d 5,00 %; Sangat tinggi > 5,00%
(Balai Penelitian Tanah, 2005).
Penggunaan bahan organik ke dalam tanah harus memperhatikan
perbandingan kadar unsur C terhadap unsur hara (N , P, S) karena apabila
perbandinganya sangat besar bias menyebabkan terjadinya immobilisasi. Adapun

Universitas Sumatera Utara

unsur hara yang terimobilisasi di dalam tanah akibat perombakan bahan organik
adalah N, P, S, sehingga kadar unsur hara tersebut yang dapat digunakan tanaman
berkurang (Winarso, 2005).
Tingkat pelapukan bahan organik (C/N) juga perlu diperhatikan.
Penambahan pupuk organik dalam jumlah yang banyak tapi dengan C/N yang
masih tinggi dapat mengganggu kadar N di dalam tanah, karena saat proses
perombakan bahan organik yang belum melapuk, mikroorganisme tanah banyak
membutuhkan N, dimana N tentu diambil dari N tanah, sehingga terjadi
kompetisi antara tanaman yang tumbuh diatasnya dengan jasad-jasad renik yang
membutuhkan N (Hasibuan, 2009).
Limbah kulit buah kopi dapat dimanfaatkan sebagai ameliorant tanah yang
alami untuk meningkatkan daya dukung tanah bagi pertumbuhan dan produksi
tanaman. Komposisi amelioran 90% pasta kulit buah kopi dengan 10% mineral
memiliki karakter fisik dan kimia yang baik, yaitu memiliki kapasitas retensi air,
KTK, kadar C-organik, dan kadar P yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk
memperbaiki tanah. Amelioran kulit buah kopi dapat meningkatkan pertumbuhan
bibit kopi maupun kakao secara efektif. Terdapat interaksi positif antara amelioran
kulit buah kopi dengan pupuk buatan pada variabel bobot basah dan bobot kering
tajuk kopi maupun kakao. Amelioran kulit buah kopi dengan pupuk buatan
bekerja secara sinergis dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman. Aplikasi
amelioran kulit buah kopi meningkatkan keefektifan aplikasi pupuk anorganik
(Pujiyanto, 2007)
N-total

Universitas Sumatera Utara

Unsur hara banyak dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang besar adalah
nitrogen. Disamping perannya yang penting sebagai nutrisi pada tanah, nitrogen
diassimilasikan hampir semuanya pada kondisi inorganik, sebagai nitrat atau
amonium. Di sisi lain, sebagian besar nitrogen ditemukan di tanah atau
ditambahkan dalam bentuk residu tanaman sehingga tidak tersedia dalam jumlah
besar (Alexander, 1977).
Nitrogen tanah merupakan fraksi organik yang paling utama yang ada di
tanah. Atmosfer diatas tanah mengandung 79% nitrogen. Tetapi nitrogen ini hanya
dapat digunakan oleh tanaman polong-polongan,yang mempunyai simbiosis
nitrogen dengan mikroorganisme, seperti Rhizobium, yang mempunyai bintil di
akar. Jumlah nitrogen pada mineral pada umumnya lebih sedikit jika dibandingkan
dengan yang pada fraksi organik. Nitrogen yang terdapat pada bahan organik pada
awalnya diperoleh dari atmosfer melalui tanaman dan mikroorganisme yang
terdekomposisis dan meninggalkan senyawa organik yang resistan dan semi
resistan pada tanah selama perkembangannya. Bagian terbesar dari nitrogen tanah
terdapat pada bagian atas horozon tanah dimana terdapat bahan organik dalam
jumlah besar. Bahan organik mempunyai rata-rata 5% nitrogen, pada lapisan tanah
olahan, biasanya mengandung dari 0,02% sampai 0,4% nitrogen (Barber, 1984).

Mineralisasi merupakan proses produksi N anorganik. Mikroba didalam
tanah juga memerlukan hara Nitrogen untuk membentuk protein, jika sisa
tanaman mengandung N yang tinggi maka kebutuhan mikroba akan N juga akan
terpenuhi sehingga N organik yang tersedia dilepaskan

(Asmarlaili , et al , 2009).

Universitas Sumatera Utara

Pengelompokan

kelas

nilai

persentase

Nitrogen

dalam

tanah

dikelompokkan dalam lima kategori yaitu : Sangat rendah < 0,10%; Rendah 0,10
s/d 0,20%; Sedang 0,21 s/d 0,50%; Tinggi 0,51 s/d 0,75%; Sangat tinggi > 0,75%
(Balai Penelitian Tanah, 2005).
Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dari partikel-partikel atau fraksifraksi primer tanah yaitu pasir, debu, liat dan lempung atau di lapangan dikenal
dengan rasa kekasaran atau kehalusan dari tanah. Jika beberapa contoh tanah
ditetapkan atau dianalisa di laboratorium, maka hasilnya selalu memperlihatkan
bahwa tanah itu mengandung partikel-partikel yang beraneka ragam ukurannya,
ada yang berukuran koloid, sangat halus, halus, kasar dan sangat kasar
(Syamsuddin, 2012).
Pengelompokkan kelas tekstur yang digunakan adalah : Halus (h) : liat
berpasir, liat, liat berdebu, Agak halus (ah) : lempung berliat, lempung liat
berpasir, lempung liat berdebu, Sedang (s) : lempung berpasir sangat halus,
lempung, lempung berdebu, debu lempung berpasir, Agak kasar (ak) : pasir
berlempung., Kasar (k) : pasir, Sangat halus (sh) : liat (tipe mineral 2 : 1)
(Djaenudin, dkk, 2011).
Tekstur mencerminkan ukuran partikel tanah yang dominan. Penetapan
tekstur tanah di laboratorium dapat dilakukan dengan analisa mekanis,yang
umumnya dipakai metode pipet dan metode hydrometer bouyoucus. Kedua
metode ini didasarkan atas perbedaan kecepatan jatuhnya partikel-partikel di
dalam air. Selanjutnya hasil dari analisa laboratorium yang berupa persentase dari
fraksi tanah dimasukkan ke dalam diagram segitiga tekstur USDA

Universitas Sumatera Utara

(Syamsuddin, 2012).
Tekstur tanah berhubungan erat dengan plastisitas, permeabilitas,
kekerasan, kemudahan olah, kesuburan dan produktivitas tanah pada daerahdaerah geografis tertentu terjadinya peningkatan sejumlah liat didalam sub soil
ternyata dapat meningkatkan persediaan air dan unsur hara pada zona tersebut.
Tekstur dan struktur tanah adalah ciri fisik tanah yang sangat berhubungan. Kedua
faktor ini dijadikan parameter kesuburan tanah, karena menentukan kemampuan
tanah tersebut dalam menyediakan unsur hara (Hakim, dkk, 1986).

Jenis Tanah
Andisol
Dalam sistem soil survey staff (2010), ordo Andisols terbagi menjadi
delapan sub-ordo, yang dapat dibedakan atas dasar rejim kelembaban tanah,
kapasitas menyimpan air, atau kandungan bahan organik. Hydrudands adalah
great grup dari order andisol. Hydr berasal dari kata hydor yang berarti

air

mengandung arti adanya air, ud yang berarti udus mengandung arti regim udik.
Hapludand berasal dari kata haplous yang berarti

sederhana

yang artinya

perkembangan horizon yang minimum pada tanah andisol , ud yang berarti udus
mengandung arti regim udik.
Secara umum sifat-sifat fisika tanah Andisol adalah memiliki berat isi
yang rendah kandungan air pada 15 bar yang tinggi, dan kandungan air tinggi,
ketersediaan air bagi tanaman sedang sampai rendah, memiliki batas mencair yang
tinggi dan indeks plastisitas yang rendah, tanah ini sulit didispersi serta terjadi
perubahan yang irreversible pada semua sifat-sifat tersebut apabila telah

Universitas Sumatera Utara

dikeringkan. Seperti telah disebutkan terdahulu bahwa tanah Andosol selain
memiliki kandungan bahan organik yang tinggi, berat isi rendah, daya menahan
air tinggi, total porositas tinggi, tetapi juga tanah ini bersifat gembur dengan
konsistensi kurang plastis dan tidak lekat. Tanah ini bila basah bersifat berminyak
(greasy) dan menyemir (smeary) (Sukarman dan Dariah, 2014).
Andosol atau dalam sistem klasifikasi Taksonomi Tanah Soil Survey Staff
dikenal sebagai Ordo Andisols. adalah tanah berwarna hitam atau coklat tua,
struktur remah, kadar bahan organik tinggi, licin (smeary) jika dipirid. Tanah
bagian bawah berwarna coklat sampai coklat kekuningan, tekstur sedang, porous,
pemadasan lemah, akumulasi liat sering ditemukan di lapisan bawah. Andosol
hanya dijumpai pada bahan vulkanik yang tidak padu, pada ketinggian 750 sampai
3.000 m di atas permukaan laut (m dpl) (Rachim dan Arifin, 2011).
Andosol rata-rata memiliki persen ruang pori total tanah tergolong tinggi,
dengan proporsi pori drainase cepat yang juga tergolong tinggi, sehingga
permeabilitas tanah juga menjadi tinggi dan kondisi aerasi tanah menjadi baik.
Sifat fisik tanah yang baik selain ditentukan oleh kandungan bahan organik, juga
didukung oleh dominannya kandungan mineral alofan. Namun demikian, pada
tanah Andosol yang telah dikelola intensif sifat fisik tanah juga terancam
mengalami

degradasi,

hasil

penelitian

Endriani

dan

Zurhalena

(2008)

menunjukkan terjadinya degradasi sifat fisik tanah Andosol yang telah dikelola
secara intensif untuk lahan pertanian, hal ini diindikasikan oleh lebih buruknya
sifat fisik tanah Andosol pada lahan pertanian (kebun campuran, kayu manis, dan
kopi) dibandingkan dengan lahan hutan di di Gunung Kerinci Jambi.

Universitas Sumatera Utara

Tanah andisol memiliki tekstur yang bervariasi dari berliat sampai berlempung
kasar. Reaksi tanah umumnya agak masam , lapisan organik lapisan atas sedang sampai
tinggi dengan rasio C/N yang tergolong rendah, KTK tanah sebagian besar sedang sampai
tinggi, dengan KB sedang, dengan demikian potensi kesuburan Andisol dinilai tergolong
sedang sampai tinggi (Damanik, dkk, 2011).

Ultisol
Ultisol merupakan tanah yang telah mengalami perkembangan lanjut,
miskin unsur hara dan kesuburan tanah tergolong rendah. Tanah ini umumnya
terbentuk dari bahan induk sedimen, metamorf dan volkan tua. Kedalaman tanah
bervariasi sedang sampai sangat dalam, tekstur sedang sampai halus, kapasitas
tukar kation dan kejenuhan basa rendah, dan reaksi tanah masam sampai sangat
masam (Busyra dan Firdaus, 2010).
Kandiudults adalah tanah dalam Ordo Ultisols, kandiudults berasal dari
kata kandit yang berarti jenis mineral 1:1 yang berarti liat silikat lapis 1:1, ud asal
kata udus yang berarti

lembap yang berarti regim kelembapan udik, selain

mempunyai kejenuhan basa yang kurang dari 35% dan kelembaban tanah udik dan
menurut klasifikasi disebut sebagai podsolik merah kuning
(Rachim dan Arifin, 2011).
Tanah ordo ultisol memiliki tingkat kesuburan tanah rendah yang
ditunjukkan oleh reaksi tanah yang tergolong sangat masam sampai masam (pH
4,0 – 4,8), kandungan C-organik dan P tersedia rendah sampai sangat rendah,
demikian juga dengan KB, sedangkan kejenuhan Al sangat tinggi. Untuk usaha
pertanian, tanah jenis ini memerlukan perbaikan sifat fisik dan kimia melalui

Universitas Sumatera Utara

penambahan pupuk, baik pupuk organik maupun anorganik serta kapur untuk
memperbaiki reaksi tanah dan menekan kejenuhan Al
(Busyra dan Firdaus , 2010).

Universitas Sumatera Utara