Pengaruh Kebijakan Suku Bunga Simpanan K

PENGARUH KEBIJAKAN SUKU BUNGA SIMPANAN DAN SUKU BUNGA KREDIT
TERHADAP JUMLAH UANG BEREDAR
(MAKALAH KELOMPOK)
EKONOMI MONETER

KELOMPOK IV
ANGGI ALHAKIM
CHARANIAH
DONNI WIJANARKO
DYAH FRANSISKA QUINN
GILANG BUDI PRAYOGO
FAMELLYA ALBRAM
FITRI
RIZA ZAHROTUNISA

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
EKSTENSI KARYAWAN

KATA PENGANTAR


Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, hikmat
dan kekuatanNya sehingga Penulis, Kelompok 4, dapat menyelesaikan Tugas Makalah
ini dengan baik.
Adapun tujuan dari pembuatan Makalah ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Moneter pada ABFI INSTITUTE PERBANAS.
Makalah ini berjudul “Pengaruh Suku Bunga Simpanan dan Suku Bunga Pinjaman
Terhadap Jumlah Uang Beredar”.
Penulisan makalah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:

1. Dosen Ekonomi Moneter yang telah mendidik dan membimbing penyusunan
makalah ini.
2. Orang tua yang selalu memberikan dukungan doa, material, dan moral serta
semangat kepada Penulis.
3. Sahabat-sahabat yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
memberi dukungan dan semangat serta membantu saya dalam menyelesaikan
makalah ini.
4. Pihak-pihak lain yang turut membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.


Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal
ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penulis. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
makalah ini.

ii

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga makalah ini membawa manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan

Jakarta, Maret 2016
Penulis,

Kelompok IV

iii

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL………………………………….………………………….. i
KATA PENGANTAR………………………………..…………………..…….....ii
DAFTAR ISI…………………………………………...…………………....…….iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang………………………………………………...………..… 1

1.2.

Tujuan Penulis…………………………………………………………..… 2

1.3.

Manfaat………………………………………………………………….… 2

1.4.

Rumusan Permasalahan………………………………………………….... 3


BAB II KERANGKA TEORI
2.1

Pengertian Suku Bunga…………………………………………………… 4

2.2

Teori Suku Bunga…………………………………………………………. 5

2.3

Jenis-jenis Suku Bunga……………………………………………………. 7

2.4

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga……...…………………... 8

2.5

Fungsi Suku Bunga…………………………………………………...…… 9


2.6

Jumlah Uang Beredar………………………………………………..…… 10

2.6.1 Jumlah Uang Beredar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi……..…… 12
BAB III PEMBAHASAN
3.1

Suku Bunga Simpanan………………………………….…………...…… 14

3.1.1 Pengaruh Suku Bunga Simpanan Terhadap Jumlah Mata Uang Beredar…14
3.2

Suku Bunga Pinjaman (Kredit)…………………………………...………..15

3.2.1 Penetapan Suku Bunga Pinjaman…………………………………….…... 15
3.2.2 Pengaruh Suku Bunga Pinjaman Terhadap Jumlah Mata Uang Beredar….16
3.3


Kebijakan Bank Indonesia Dalam Menangani Suku Bunga…………….... 17
iv

BAB IV KESIMPULAN
4.1

Kesimpulan……………………………………………………………….. 20

4.2

Saran………...……………………………………………………………. 21

DAFTAR PUSTAKA………………………..………..………………………….. 22

v

BAB I
PENDAHULUAN
1.1


Latar Belakang

Secara umum, usaha pokok bank adalah menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki
kelebihan dana (surplus spending unit) dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang
membutuhkan dana (deficit spending unit). Kepada nasabah yang menyimpan uangnya di bank,
bank memberikan atau membayar bunga sebagai bentuk kontraprestasi. Sedangkan kepada
masyarakat yang meminjam uang dari bank (kredit), bank menarik atau membebankan bunga
sebagai biaya dari pinjaman tersebut. Selisih bunga dari simpanan dan pemberian kredit
merupakan pendapatan utama bank, walaupun bank memiliki pendapatan lain dari jasa-jasa bank
seperti jual beli Valuta Asing, Bank Garansi, L/C dan sebagainya.

Suku bunga merupakan salah satu variable dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara
cermat karena dampaknya yang luas. Ia mempengaruhi secara langsung kehidupan masyarakat
keseharian dan mempunyai dampak penting terhadap kesehatan perekonomian, serta
mempengaruhi keputusan seseorang atau rumah tangga dalam mengkonsumsi, membeli rumah,
membeli obligasi, atau menaruhnya dalam rekening tabungan. Suku bunga juga mempengaruhi
keputusan ekonomis bagi pengusaha atau pimpinan perusahaan apakah akan melakukan investasi
pada proyek baru atau memperluas investasi atau usaha yang sudah ada.

Tingkat bunga pada hakikatnya adalah harga. Seperti hal nya harga, suku bunga menjadi titik

pusat dari pasar, dalam hal ini pasar uang dan pasar modal. Sebagaimana harga, suku bunga
dapat dipandang sebagai sebuah mekanisme untuk mengalokasikan sumber daya dan
perekonomian. Menaikkan suku bunga secara tidak langsung akan mengurangi jumlah uang yang
beredar di pasar melalui dua mekanisme, yaitu: memberikan insentif kepada masyarakat untuk
menabung dan mengurangi permintaan masyarakat untuk mengambil kredit. Semakin tinggi
suku bunga simpanan, maka masyarakat akan semakin giat untuk menanamkan dananya di bank,
dikarenakan harapan mereka untuk memperoleh keuntungan.

Page 1 of 22

Dengan menaikkan tingkat suku bunga, diharapkan dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.
Karena jumlah uang yang beredar berkurang, otomatis nilai uang bertambah sehingga nilai
barang secara relatif menurun dan harga barang pun menurun sehingga laju inflasi bisa ditahan.
Begitu pula sebaliknya, semakin rendah atau menurunnya suku bunga, maka minat masyarakat
dalam menabung akan berkurang, sebab masyarakat berpandangan tingkat keuntungan yang
akan mereka peroleh di masa yang akan datang dari bunga tersebut adalah kecil. Dengan
rendahnya tingkat suku bunga, menarik masyarakat untuk meminjam uang di bank atau
mengambil kredit, baik untuk konsumsi atau pun usaha, sehingga jumlah uang yang beredar di
pasar meningkat.


Dalam makalah ini, penulis akan menjelaskan pengertian suku bunga simpanan dan suku bunga
kredit dan pengaruhnya terhadap jumlah uang yang beredar di pasar, serta kebijakan-kebijakan
yang dapat mempengaruhi penetapan suku bunga dan jumlah uang yang beredar.

1.2

Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui peran perbankan dalam mempengaruhi jumlah uang yang beredar
b. Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman
terhadap jumlah uang yang beredar
c. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi tingkat suku bunga dan
jumlah uang yang beredar

1.3

Manfaat Penulisan
a. Menambah pengetahuan mengenai salah satu peran perbankan dalam perekonomian
b. Menambah pengetahuan mengenai penyebab dan akibat dari naik turunnya tingkat
suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman
c. Memberikan informasi mengenai kebijakan yang berlaku tentang suku bunga dan

jumlah uang yang beredar

Page 2 of 22

1.4

Rumusan Permasalahan
a. Pengaruh suku bunga simpanan terhadap jumlah uang beredar
b. Pengaruh suku bunga kredit terhadap jumlah uang beredar
c. kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi tingkat suku bunga dan jumlah uang yang
beredar

Page 3 of 22

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1

Pengertian Suku Bunga


Suku bunga adalah biaya yang harus dibayar oleh peminjam atas pinjaman yang diterima dan
merupakan imbalan bagi pemberi pinjaman atas investasinya. Suku bunga mempengaruhi
keputusan individu terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menyimpan
uangnya dalam bentuk tabungan. Suku bunga dibedakan menjadi dua, suku bunga nominal dan
suku bunga riil. Suku bunga nominal adalah tingkat bunga (rate) yang dapat diamati di pasar.
Sedangkan suku bunga riil adalah konsep yang mengukur tingkat bunga yang sesungguhnya
setelah suku bunga nominal dikurangi dengan laju inflasi yang diharapkan. Tingkat suku bunga
juga digunakan pemerintah untuk mengendalikan tingkat harga, ketika tingkat harga tinggi
dimana jumlah uang yang beredar di masyarakat banyak sehingga konsumsi masyarakat tinggi
akan diantisipasi oleh pemerintah dengan menetapkan tingkat suku bunga yang tinggi. Dengan
tingkat suku bunga tinggi yang diharapkan kemudian adalah berkurangnya jumlah uang beredar
sehingga permintaan agregat pun akan berkurang dan kenaikan harga bisa diatasi.

Edmister mengemukakan tiga istilah yang berkaitan dengan suku bunga yaitu :
a. State rate adalah tingkat bunga satu periode dikalikan jumlah pokok pinjaman untuk
menghitung beban bunga
b. Annual percentage rate adalah tingkat bunga disetahunkan dengan menyesuaikan stated rate
untuk jumlah periode pertahun dan jumlah pokok yang benar-benar dipinjam
c. Yield adalah tingkat bunga yang ekuivalen denga satu kontrak keuangan yang memenuhi tiga
syarat : jumlah seluruhnya yang benar-benar dipinjam, pada awal tahun, kemudian dibayar
kembali pada akhir tahun beserta bunga.

Definisi pertama, stated rate, mendasarkan tingkat bunga pada jangka waktu kontrak. Definisi
kedua, annual pecentage rate,menyesuaikan jangka waktu kontrak untuk menghitung ekuivalen

Page 4 of 22

tingkat bunga. Sedangkan definisi ketiga, yield, membuat penyesuaian yang diperlukan untuk
menghitung tingkat bunga ekuivalen dengan satu standar yang ditentukan secara jelas

Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004:81) adalah sebagai daya tarik bagi para
penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan. Suku bunga dapat digunakan
sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar
dalam suatu perekonomian. Misalnya pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sector industry
apabila perusahaan-perusahaan dari industry tersebut akan meminjam dana, maka pemerintah
memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sector lain. Pemerintah dapat
memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol uang yang beredar.

2.2

.

Teori Suku Bunga

a. Teori Suku Bunga Klasik
Kaum di era klasik mengungkapkan bahwa suku bunga itu menentukan besarnya tabungan
maupun investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian yang menyebabkan tabungan yang
tercipta pada penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama yang dilakukan oleh pengusaha.
Terlepas dari teori ekonomi mikro, teori klasik menjelaskan bahwa tingkat bunga merupakan
nilai balas jasa dari modal. Dalam teori klasik, stok barang modal dicampuradukkan dengan uang
dan keduanya dianggap mempunyai hubungan subtitusif. Semakin langka modal, semakin tinggi
suku bunga. Sebaliknya, semakin banyak modal semakin rendah tingkat suku bunga (Nasution
dalam Badriah Sappewali, 2001).

Investasi juga merupakan fungsi dari suku bunga. Makin tinggi suku bunga, keinginan
masyarakat untuk melakukan investasi juga semakin kecil. Alasannya, seorang pengusaha akan
menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih
besar dari suku bunga yang harus dibayar untuk dana investasi tersebut merupakan ongkos untuk
penggunaan dana (Cost of Capital). Makin rendah suku bunga, maka pengusaha akan lebih
terdorong untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga makin kecil.

Page 5 of 22

b. Teori Suku Bunga Keynes
Pandangan berbeda diberikan oleh Keynes. Menurutnya, tingkat bunga itu merupakan suatu
fenomena moneter. Artinya, tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan uang
(ditentukan dalam pasar uang). Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi (GNP), sepanjang
uang ini mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga selanjutnya akan memengaruhi
keinginan untuk mengadakan investasi dengan demikian akan mempengaruhi GNP (Nopirin,
1992). Keynes mengasumsikan bahwa perekonomian belum mencapai full employment. Oleh
karena itu, produksi masih dapat ditingkatkan tanpa mengubah tingkat upah maupun tingkat
harga. Dengan menurunkan tingkat bunga, investasi dapat dirangsang untuk meningkatkan
produk nasional. Dengan demikian setidaknya untuk jangka pendek, kebijaksanaan moneter
dalam teori keynes berperan untuk meningkatkan produk nasional.
Pertama, Keynes menyatakan bahwa masyarakat mempunyai keyakinan bahwa ada suatu tingkat
bunga yang normal. Jika memegang surat berharga pada waktu tingkat bunga naik (harga turun)
mereka akan menderita kerugian. Mereka akan menghindari kerugian ini dengan cara
mengurangi surat berharga yang dipegangnya dan dengan sendirinya menambah uang yang
dipegang.

Kedua, sehubungan dengan biaya memegang uang kas. Makin tinggi tingkat bunga, makin besar
pula biaya memegang uang kas, sehingga keinginan memegang uang kas juga semakin rendah
sehingga permintaan akan uang kas naik. Dari kedua penjelasan diatas, dijelaskan adanya
hubungan negatif antara tingkat bunga dengan permintaan akan uang tunai. Permintaan uang ini
akan menetukan tingkat bunga. Tingkat bunga berada dalam keseimbangan apabila jumlah uang
kas yang diminta sama dengan penawarannya (Nopirin, 1993).

c. Teori Suku Bunga Hicks
Hicks mengemukakan teorinya bahwa tingkat bunga berada dalam keseimbangan pada suatu
perekonomian bila tingkat bunga ini memenuhi keseimbangan sektor moneter dan sektor rill.
Pandangan ini merupakan gabungan dari pendapat klasik dan keynesian, dimana madzhab klasik
mengatakan bahwa bunga timbul karena uang adalah produktif artinya bahwa bila seseorang
memiliki dana maka mereka dapat menambah alat produksinya agar keuntungan yang diperoleh
meningkat. Jadi uang dapat meningkatkan produktivitas sehingga orang ingin membayar bunga.

Page 6 of 22

Sedangkan menurut keneysian bahwa uang bisa produktif dengan metode spekulasi di pasar uang
dengan kemungkinan memperoleh keuntungan, dan keuntungan inilah sehingga orang ingin
membayar bunga.

2.3

Jenis - Jenis Suku Bunga

Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan
prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat
diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan
yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).
Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya
yaitu:
a. Bunga Simpanan
Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan
uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada
nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito.
b. Bunga Pinjaman
Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh
nasabah peminjam kepada bank. Sebagai contoh bunga kredit.
Ada 2 tipe suku bunga, yaitu :
i) Real interest rate
Koreksi atas tingkat inflsi dan didefinisikan sebagai nominal interest rate dikurangi
dengan tingkat inflasi.
Real rate = Nominal rate – Rate of inflation
ii) Nominal interest rate
Tingkat suku bunga yang biasanya tertera di rekening koran dimana mereka
memberikan tingkat pengembalian untuk setiap investasi yang dilakukan.

Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank
konvensional. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah
sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah. Baik bunga
simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing saling mempengaruhi satu sama lainnya.

Page 7 of 22

Sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman juga
terpengaruh ikut naik da demikian pula sebaliknya.

Edward dan Khan (1985), mengatakan bahwa faktor penentu suku bunga terbagi alas 2 (dua)
faktor, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah uang
beredar, dan Ekspektasi Inflasi. Sedangkan faktor eksternalnya adalah penjumlahan suku bunga
luar negeri dan tingkat Ekspektasi perubahan nilai tukar valuta asing. Seperti halnya dalam setiap
analisis keseimbangan ekonomi, pembicaraan mengenai keseimbangan di pasar uang juga akan
melibatkan unsur utamanya, yaitu permintaan dan penawaran uang. Bila mekanisme pasar dapat
berjalan tanpa hambatan maka pada prinsipnya keseimbangan di pasar uang dapat terjadi, dan
merupakan wujud kekuatan tarik menarik antara permintaan dan penawaran uang.

2.4

Faktor Fakor Yang Memengaruhi Suku Bunga

Faktor –faktor yang memengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga (pinjaman dan
simapanan) adalah sebagai berikut.
1. Kebutuhan dana
Apabila bank kekurangan dana sementara pemohonan pinjaman meningkat, maka yang
dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkat kan suku bunga
simpanan. Peningkatan bunga simpanan secara atomatis akan meninkat pula bunga
pinjaman.
2. Persaingan
Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama
pihak perbankan harus memerhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan ratarata 16%, maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita
naikkan diatas bunga pesaing misalnya 16%. Namun sebliknya untuk bunga pinjaman kita
harus berada dibawa bunga pesaing.
3. Kebijakan pemerintah
Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita tidak boleh melebihi bunga yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah.

Page 8 of 22

4. Harga laba yang di inginkan
Sesuai dengan target yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar, maka bunga ikut
besar dan sebaliknya.
5.

Jangka waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman, akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan
besar kemungkinan resiko dimasa akan datang.

6. Kualitas jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan
sebaliknya.
7. Reputasi perusahaan
Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku
bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid
kemungknan risik macet kredit dimasa mendatang relatif kecil dan sebaliknya.
8. Produk yang kompetitif
Produk yang dibiayai tersebut laku dipasaran.
9. Hubungan baik.
Biasanya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer) dan nasabah biasa
(sekunder). Penggolongan ini didasarkan keaktifan dan loyaritas nasabah yang bersangkutan
dengan pihak bank. Nasabah utama biasanya mempunya hubungan yang baik denga pihak
bank sehingga dalam penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa.
10. Jaminan pihak ketiga
Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada penerima kredit.biasanya jika pihak
yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar , nama baik
maupun loyaritasnya terhadap bank, maka bunga yang dibebankanpun berbeda.

2.5

Fungsi Suku Bunga

Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004:81) adalah :
a. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.
b. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran
dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah
mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari

Page 9 of 22

industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih
rendah dibandingkan sektor lain.
c. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini
berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.

2.6. Jumlah Uang Beredar (JUB)
Ada beberapa Pengertian Jumlah Uang Beredar. Di dalam membahas mengenai uang yang
terdapat dalam perekonomian sangat penting untuk membedakan diantara mata uang dalam
peredaran dan uang beredar. Mata uang dalam peredaran adalah seluruh jumlah uang yang telah
dikeluarkan dan diedarkan oleh Bank Sentral. Mata uang tersebut terdiri dari dua jenis yaitu uang
logam dan uang kertas. Dengan demikian mata uang dalam peredaran sama dengan uang kartal.
Sedangkan uang beredar adalah semua jenis uang yang ada di dalam perekonomian yaitu jumlah
dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral dalam bank-bank umum. Uang
beredar atau money supply dibedakan menjadi dua pengertian yaitu dalam arti sempit dan arti
luas.2

Uang Beredar Dalam Arti Sempit (M1)
Uang beredar dalam arti sempit (M1) didefinisikan sebagai uang kartal ditambah dengan uang
giral (currency plus demand deposits).
M1 = C + DD
Dimana:
M1 = Jumlah uang beredar dalam arti sempit
C = Currency (uang cartal)
DD = Demand Deposits (uang giral)

Uang giral (DD) di sini hanya mencakup saldo rekening koran/giro milik masyarakat umum
yang disimpan di bank. Sedangkan saldo rekening koran milik bank pada bank lain atau bank
sentral (Bank Indonesia) ataupun saldo rekening koran milik pemerintah pada bank atau bank
sentral tidak dimasukan dalam definisi DD. Satu hal lagi yang penting untuk dicatat mengenai
DD ini adalah bahwa yang dimaksud disini adalah saldo atau uang milik masyarakat yang masih
ada di bank dan belum digunakan pemiliknya untuk membayar/ berbelanja.

Page 10 of 22

Pengertian jumlah uang beredar dalam arti sempit (M1) bahwa uang beredar adalah daya beli
yang langsung bisa digunakan untuk pembayaran, bisa diperluas dan mencakup alat-alat
pembayaran yang “mendekati” uang, misalnya deposito berjangka (time deposits) dan simpanan
tabungan (saving deposits) pada bank-bank. Uang yang disimpan dalam bentuk deposito
berjangka dan tabungan ini sebenarnya adalah juga adalah daya beli potensial bagi pemiliknya,
meskipun tidak semudah uang tunai atau cek untuk menggunakannya (Boediono, 1994).

Uang Beredar Dalam Arti Luas (M2)
Berdasarkan sistem moneter Indonesia, uang beredar M2 sering disebut juga dengan likuiditas
erekonomian. M2 diartikan sebagai M1 plus deposito berjangka dan saldo tabungan milik
masyarakat pada bank-bank, karena perkembangan M2 ini juga bisa mempengaruhi
perkembangan harga, produksi dan keadaan ekonomi pada umumnya.
M2 = M1 + TD + SD
Dimana:
TD = time deposits (deposito berjangka)
SD = savings deposits (saldo tabungan)

Definisi M2 yang berlaku umum untuk semua negara tidak ada, karena hal hal khas masingmasing negara perlu dipertimbangkan. Di Indonesia, M2 besarnyamencakup semua deposito
berjangka dan saldo tabungan dalam rupiah pada bank-bank dengan tidak tergantung besar
kecilnya simpanan tetapi tidak mencakup deposito berjangka dan saldo tabungan dalam mata
uang asing (Boediono, 1994).

Uang Beredar Dalam Arti Lebih Luas (M3)
Definisi uang beredar dalam arti lebih luas adalah M3, yang mencakup semua deposito berjangka
(TD) dan saldo tabungan (SD), besar kecil, rupiah atau mata uang asing milik penduduk pada
bank oleh lembaga keuangan non bank. Seluruh TD dan SD ini disebut uang kuasi atau quasi
money.
M3 = M2 + QM
Dimana:

Page 11 of 22

QM = quasi money

Di negara yang menganut sistem devisa bebas (artinya setiap orang boleh memiliki dan
memperjualbelikan devisa secara bebas), seperti Indonesia, memang sedikit sekali perbedaan
antara TD dan SD dalam rupiah dan TD dan SD dalam dollar. Setiap kali membutuhkan rupiah
dollar bisa langsung menjualnya ke bank, atau sebaliknya. Dalam hal ini perbedaan antara M2
dan M3 menjadi tidak jelas. TD dan SD dollar milik bukan penduduk tidak termasuk dalam
definisi uang kuasi

2.6.1. Jumlah Uang yang Beredar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Di dalam kehidupan masyarakat, jumlah uang yang beredar ditentukan oleh kebijakan dari bank
sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang melalui kebijakan moneter. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar adalah:

1.

Kebijakan Bank Sentral berupa hak otonom dan kebijakan moneter (meliputi: politik
diskonto, politik pasar terbuka, politik cash ratio, politik kredit selektif) dalam mencetak
dan mengedarkan uang kartal.

2.

Kebijakan pemerintah melalui menteri keuangan untuk menambah peredaran uang dengan
cara mencetak uang logam dan uang kertas yang nominalnya kecil.

3.

Bank umum dapat menciptakan uang giral melalui pembelian saham dan surat berharga.

4.

Tingkat pendapatan masyarakat

5.

Tingkat suku bunga bank

6.

Selera konsumen terhadap suatu barang (semakin tinggi selera konsumen terhadap suatu
barang maka harga barang tersebut akan terdorong naik, sehingga akan mendorong jumlah
uang yang beredar semakin banyak, demikian sebaliknya)

7.

Harga barang

8.

Kebijakan kredit dari pemerintah

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat, terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang, yaitu:

Page 12 of 22

1.

Besar kecilnya pembelanjaan negara yang berkaitan dengan pendapatan nasional.

2.

Cepat lambatnya laju peredaran uang

3.

Motif memiliki uang tunai, J.M Keynes dalam teori liquidity preference: motif transaksi
(transaction motive), motif berjaga-jaga (precautionary motive), motif spekulasi
(speculative motive)

Sedangkan, faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang juga, yaitu:
1.

tinggi rendahnya tingkat bunga

2.

tingkat pendapatan masyarakat

3.

jumlah penduduk

4.

keadaan letak geografis

5.

struktur ekonomi masyarakat

6.

penguasaan iptek

7.

globalisasi ekonomi

Kebijakan pemerintah terhadap jumlah uang yang beredar di masyarakat dilakukan dengan cara:

1.

Pengendalian tingkat bunga melalui politik diskonto.

2.

Menarik atau menambah jumlah uang yang beredar melalui politik pasar terbuka dengan
cara membeli atau menjual surat-surat berharga.
SBI = Sertifikat Bank Indonesia

3.

Pemotongan nilai mata uang melalui kebijakan sanering yang dilakukan bank sentral

4.

Melakukan revaluasi/devaluasi.

Page 13 of 22

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Suku Bunga Simpanan

Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan
prinsip Konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat
diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan
yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Dalam
kegiatan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya, yaitu
bunga simpanan dan bunga pinjaman. Salah satunya yang akan dijelaskan yaitu mengenai suku
bunga simpanan.

Suku Bunga Simpanan yaitu bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi
nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus
dibayar bank kepada nasabahnya. Contoh: jasa, bunga tabungan dan bunga deposito. Baik bunga
simpanan maupun bunga bunga pinjaman masing-masing saling mempengaruhi satu sama
lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga
pinjaman juga berpengaruh naik dan demikian sebaliknya.

3.1.1 Pengaruh Suku Bunga Simpanan Terhadap Jumlah Uang yang Beredar
Pengaruh suku bunga simpanan terhadap jumlah uang yang beredar sebenarnya hampir sama
dengan suku bunga pinjaman. Hanya saja suku bunga simpanan akan cenderung mempengaruhi
tabungan (saving) yang akan terjadi. Artinya, keinginan masyarakat untuk menabung sangat
tergantung pada tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga, semakin besar keinginan masyarakat
untuk menabung atau masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan pengeluaran guna
menambah besarnya tabungan. Dengan banyaknya dana yang disimpan atau ditabung oleh
masyarakat, maka jumlah uang yang beredar (JUB) semakin berkurang karena masyarakat lebih
tertarik untuk menyimpan uangnya di bank dibandingkan membelanjakan uang tersebut.

Page 14 of 22

Sebaliknya, bila suku bunga rendah, masyarakat akan malas menabung dan cenderung akan
menambah konsumsinya.

3.2. Suku Bungan Pinjaman (Kredit)
Bunga Pinjaman (suku bunga kredit) merupakan bunga yang dibebankan kepada para peminjam
(debitur) atau harga jual yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Disebut juga
bunga kredit. Suku bunga simpanan dan pinjaman bank merupakan komponen utama biaya dan
pendapatan bagi bank.

3.2.1. Penetapan Suku Bunga Pinjaman (Lending Rate)
Pada dasarnya pricing pinjaman (lending rate) harus ditetapkan minimal dapat menutupi semua
biaya yang berkaitan dengan pinjaman sehingga diperoleh pengembaliannya yang memadai.
Selain itu penetapan pricing pinjaman juga untuk mencapai target pangsa pasar, penetrasi sektor
ekonomi, dan pertumbuhan aktif serta kualitasnya disamping mencapai target manajemen gap.
Dalam dunia perbankan sekarang terdapat banyak metode.

Pricing pinjaman yang biasa digunakan. Namun yang paling umum adalah suku bunga tetap dan

suku bunga variabel yang dipengaruhi perubahan base rate , dan suku bunga variabel yang di
review secara berkala. Tingkat suku bunga tersebut ditetapkan atas dasar metode pricing yang

rasional dengan mempunyai 5 komponen utama, yaitu :
1. Total biaya dana
Tergantung dari seberapa besar bunga yang ditetapkan untuk memperoleh dana melalui produk
simpanan.. Semakin besar / mahal bunga yang dibebankan, maka semakin tinggi pula biaya
dananya dan dalam hal ini termasuk hadiah – hadiah yang dibebankan untuk mencari dana
tersebut.
2. Laba yang diinginkan
Penentuan besarnya laba juga sangat mempengaruhi besarnya bunga kredit. Dalam hal ini
biasanya bank disamping melihat kondisi pesaing juga melihat kondisi nasabah apakah nasabah

Page 15 of 22

utama atau bukan dan juga melihat sektor – sektor yang dibiayai, misalnya jika proyek
pemerintah untuk pengusaha / rakyat kecil maka labanya pun berbeda dengan yang komersil.

3. Cadangan resiko kredit macet
Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang diberikan, karena setiap kredit yang
diberikan pasti mengandung suatu resiko tidak terbayar. Resiko ini dapat timbul baik disengaja
maupun tidak disengaja. Oleh karena itu pihak bank perlu mencadangkannya sebagai sikap
bersiaga menghadapinya.
4. Biaya operasi
Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam melaksanakan operasinya.
Biaya ini terdiri dari biaya gaji, biaya administrasi, biaya pemeliharaan, dan biaya – biaya
lainnya.
5. Pajak
Yaitu pajak yang dibebankan pemerintah kepada bank yang memberikan fasilitas kredit kepada
nasabahnya.

3.2.2. Pengaruh Suku Bunga Pinjaman Terhadap Jumlah Uang Beredar

Suku Bunga Pinjaman Berbanding lurus dengan suku bunga simpanan dikarenakan mempunyai
asal yang sama yaitu BI Rate. Jika Bunga Simpanan naik, Bunga Pinjaman Akan Naik, dan Jika
bunga Simpanan Turun biasanya bunga pinjaman pun akan turun.
Pengaruhnya jika bunga pinjaman naik akan berdampak pada jumlah uang beredar mengalami
penurunan. Mengapa demikian? Ini disebabkan masyarakat enggan meminjam karena besarnya
biaya yang harus dikembalikan setelah meminjam. Akibatnya jika suku bunga pinjaman naik
pada pasar barang akan terjadi kekurangan barang konsumsi dikarenakan para produsen
kekurangan dana untuk kegiatan produksi dikarenakan masyarakat cenderung menyimpan

Page 16 of 22

uangnya karena bunga simpanan lebih tinggi, ini yang mengakibatkan pasar barang mengalami
kelangkaan.

Apabila tingkat bunga menjadi lebih rendah, lebih banyak usaha yang mempunyai tingkat
pengembalian modal yang lebih tinggi daripada tingkat suku bunga. Masyarakat cenderung
meminjam karena semakin rendah tingkat bunga yang harus dibayar para pengusaha, semakin
banyak usaha yang dapat dilakukan para pengusaha. Semakin rendah tingkat bunga semakin
banyak investasi yang dilakukan para pengusaha yang mengakibatkan meningkatnya produksi di
pasar barang dan Jumlah uang beredar di masyarakat meningkat dikarenakan dana yang ada di
masyarakat cenderung untuk konsumsi dibanding disimpan di bank.

3.3. Kebijakan Bank Indonesia Dalam Menangani Suku Bunga

Tingkat suku bunga merupakan hal yang paling penting dalam menentukan tingkat
perekonomian suatu negara, hal tersebut terkait dengan perubahan harga – harga, tingkat
tabungan, tingkat konsumsi masyarakat yang secara tidak langsung merupakan imbas dari naik
turunnya suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia selaku Bank Sentral.

Bank Indonesia sebagai Bank Sentral mempunyai tugas yaitu untuk menjaga kestabilan nilai
rupiah yang tercantum dalam UU No. 23 tahun 1999 mengenai mengawasi bank, menjaga
kestabilan pembayaran nasional dan menetapkan serta melaksanakan kebijakan moneter yang
lebih dominan dengan menetapkan tingkat suku bunga.

Tujuan akhir kebijakan moneter adalah menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang
salah satunya tercermin dari tingkat inflasi yang rendah dan stabil. Untuk mencapai tujuan itu
Bank Indonesia menetapkan suku bunga kebijakan BI Rate sebagai instrumen kebijakan utama
untuk mempengaruhi aktivitas kegiatan perekonomian dengan tujuan akhir pencapaian inflasi.

Mekanisme bekerjanya perubahan BI Rate sampai mempengaruhi inflasi tersebut sering disebut
sebagai mekanisme transmisi kebijakan moneter. Mekanisme ini menggambarkan tindakan
Bank Indonesia melalui perubahan-perubahan instrumen moneter dan target operasionalnya

Page 17 of 22

mempengaruhi berbagai variable ekonomi dan keuangan sebelum akhirnya berpengaruh ke
tujuan akhir inflasi. Mekanisme tersebut terjadi melalui interaksi antara Bank Sentral, perbankan
dan sektor keuangan, serta sektor riil. Perubahan BI Rate mempengaruhi inflasi melalui berbagai
jalur, diantaranya jalur suku bunga, jalur kredit, jalur nilai tukar, jalur harga aset, dan jalur
ekspektasi. Penulis akan memfokuskan pembahasan pada jalur suku bunga.

Pada jalur suku bunga, perubahan BI Rate mempengaruhi suku bunga deposito dan suku bunga
kredit perbankan. Apabila perekonomian sedang mengalami kelesuan, Bank Indonesia dapat
menggunakan kebijakan moneter yang ekspansif melalui penurunan suku bunga untuk
mendorong aktifitas ekonomi. Penurunan suku bunga BI Rate menurunkan suku bunga kredit
sehingga permintaan akan kredit dari perusahaan dan rumah tangga akan meningkat. Penurunan
suku bunga kredit juga akan menurunkan biaya modal perusahaan untuk melakukan investasi.
Ini semua akan meningkatkan aktifitas konsumsi dan investasi sehingga aktifitas perekonomian
semakin bergairah. Sebaliknya, apabila tekanan inflasi mengalami kenaikan, Bank Indonesia
merespon dengan menaikkan suku bunga BI Rate untuk mengerem aktifitas perekonomian yang
terlalu cepat sehingga mengurangi tekanan inflasi.

BI Rate merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan
moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate
diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan
diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan
likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan
moneter.

Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang
Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan
diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit
perbankan.

Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada
umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran

Page 18 of 22

yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke
depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.

Informasi yang penulis rangkum mengenai BI Rate adalah Bank Indonesia telah konsisten
memangkas suku bunga acuan pada bulan Januari-Februari 2016, masing-masing 25 basis poin
dengan posisi saat ini 7% (tujuh persen). Eko Listianto, Ekonom Development of Economist and
Finance (Indef) menyampaikan penurunan suku bunga acuan tidak sekadar berkontribusi pada
pertumbuhan ekonomi, melainkan juga merupakan strategi moneter untuk menjaga rupiah tidak
terlalu apresiasi terhadap dolar AS. Rupiah yang sangat kuat dapat memukul ekspor sehingga
menurunkan daya saing produk.

Berita ini menjadi kabar bahagia dan kiranya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masayarakat
Indonesia. Hal ini memberikan paham bahwa kebijakan suku bunga simpanan dan suku bunga
kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia sangat berpengaruh terhadap jumlah uang beredar.

Page 19 of 22

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan
prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Suku bunga adalah
biaya yang harus dibayar oleh peminjam atas pinjaman yang diterima dan merupakan imbalan
bagi pemberi pinjaman atas investasinya. Suku bunga mempengaruhi keputusan individu
terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menyimpan uangnya dalam bentuk
tabungan. Dalam kegiatan perbankan, ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya,
yaitu bunga simpanan dan bunga pinjaman.

Suku Bunga Simpanan yaitu bunga yang diberikan sebagai ransangan atau balas jasa bagi
nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus
dibayar bank kepada nasabahnya. Sedangkan bunga pinjaman (suku bunga kredit) merupakan
bunga yang dibebankan kepada para peminjam (debitur) atau harga jual yang harus dibayar oleh
nasabah peminjam kepada bank. Suku bunga simpanan dan pinjaman bank merupakan
komponen utama biaya dan pendapatan bagi bank.

Baik bunga simpanan maupun bunga bunga pinjaman masing-masing saling mempengaruhi satu
sama lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga
pinjaman juga berpengaruh naik dan demikian sebaliknya. Selain itu, terdapat beberapa faktor
lain yang mempengaruhi bukan simpanan dan pinjaman, yaitu: kebutuhan dana, persaingan,
hubungan baik, kebijaksanaan pemerintah, kualitas jaminan, dan jangka waktu. Selain itu
terdapat pula faktor-faktor yang menjadi dasar penetapan lending rate, yaitu: total biaya dana,
laba yang diinginkan, cadangan resiko kredit macet, biaya operasi, dan pajak.
Pengaruh suku bunga simpanan terhadap jumlah uang yang beredar sebenarnya hampir sama
dengan suku bunga pinjaman. Semakin tinggi tingkat bunga, semakin besar keinginan
masyarakat untuk menabung. Dengan banyaknya dana yang disimpan atau ditabung oleh

Page 20 of 22

masyarakat, maka jumlah uang yang beredar (JUB) semakin berkurang karena masyarakat lebih
tertarik untuk menyimpan uangnya di bank dibandingkan membelanjakan uang tersebut.
Sebaliknya, bila suku bunga rendah, masyarakat akan malas menabung dan cenderung akan
menambah konsumsinya.

Suku Bunga Pinjaman berbanding terbalik dengan jumlah uang yang beredar. Jika bunga
pinjaman naik menyebabkan masyarakat enggan meminjam karena besarnya biaya yang harus
dikembalikan. Akibatnya jika suku bunga pinjaman naik pada pasar barang akan terjadi
kekurangan barang konsumsi dikarenakan para produsen kekurangan dana untuk kegiatan
produksi dikarenakan masyarakat cenderung menyimpan uangnya karena bunga simpanan lebih
tinggi, ini yang mengakibatkan pasar barang mengalami kelangkaan. Hal itulah yang
menyebabkan jumlah uang yang beredar menurun. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah
tingkat bunga semakin banyak investasi yang dilakukan para pengusaha yang mengakibatkan
meningkatnya produksi di pasar barang dan Jumlah uang beredar di masyarakat meningkat
dikarenakan dana yang ada di masyarakat cenderung untuk konsumsi dibanding disimpan di
bank.

4.2 Saran
Bank Indonesia yang merupakan bank sentral adalah pengambil keputusan terbesar dalam
pengaruh tingkat suku bunga simpanan dan kredit terhadap Jumlah uang yang beredar ,
kebijakan-kebijakan yang akan diumumkan ke ruang public seharusnya dipertimbangkan secara
matang dan memberikan peluang kepada ekonom dan masyarakat dalam pengambilan keputusan
tersebut sehingga pengaruh yang terjadi dimasyarakat memiliki energy positif bagi
perekonomian.

Page 21 of 22

DAFTAR PUSTAKA

Boediono, Ekonomi Moneter, Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta, 1998, Hal. 3

www.bi.go.id
http://www.academia.edu/8147795/analisis_pengaruh_tingkat_suku_bunga_dan_jumblah_uang
_yang_beredar_terhadap_pertumbuhan_ekonomi_di_indonesia
http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/06/teori-suku-bunga-dan-inflasi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Bank
http://www.scribd.com/doc/38121333/8/Pengertian-Suku-Bunga-Bank
http://indonesiaindonesia.com/f/76215-jumlah-uang-beredar-and-faktor-faktor/

Page 22 of 22