Kepadatan Penduduk . doc x

a. Kepadatan Penduduk
Pada dasarnya persebaran penduduk yang tidak merata pada setiap wilayah akan
mempengaruhi jalannya pembangunan pada wilayah tersebut. Hal tersebut apabila tidak
dilakukan dengan memperhatikan ‘faktor kebutuhan’ maka dampaknya bisa menimbulkan
kesenjangan

pembangunan

antar

wilayah

dan

ujung-ujungnya

mengarah

kepada

keterisolasinya. Umumnya wilayah yang di dalamnya terdapat ibukota memiliki persebaran

penduduk yang lebih banyak dibandingkan wilayah lain, hal ini terjadi di Kabupaten Buru
Selatan. Untuk melihat lebih jelas lagi tentang kepadatan dan persebaran penduduk di
Kabupaten Buru Selatan sebelum dan sesudah pemekaran wilayah dapat dilihat pada tabel
5.14. sebagai berikut :
Tabel. 5.13. Distribusi Presentase Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten
Buru Selatan Sebelum dan Sesudah Pemekaran
Kecamatan
Namrole
Leksula
Kepala Madan
Waesama
Ambalau
Total

Sebelum Pemekaran
Jumlah
Kepadatan
Penduduk
Penduduk Per Km2
8.231

16,79
15.266
31,14
9.011
18,38
9.324
18,02
7.190
14,67
49.022
100

Sesudah Pemekaran
Jumlah
Kepadatan
Penduduk
Penduduk Per Km2
11.728
20,15
16.152

27,75
10.418
17,90
12.481
21,45
7.418
12,75
58.197
100

Sumber : Hasil Analisis
Berdasarkan tabel 5.13 diatas, terlihat bahwa kondisi sebelum pemekaran wilayah, pada saat
Kabupaten Buru Selatan masih menjadi bagian integral dari Kabupaten Buru, menunjukan
bahwa Kecamatan Leksula memiliki kepadatan penduduk tertinggi yaitu sebesar 31,14
jiwa/km2, diikuti oleh Kecamatan Waesama dengan 19,02 jiwa/km 2, kemudian Kecamatan
Kepala Madan dengan 18,38 jiwa/km2, Kecamatan Namrole dengan 16,79 jiwa/km2 dan
Kecamatan Ambalau dengan 14,67 jiwa/km2. Sementara itu kondisi sesudah pemekaran