HUBUNGAN ANTARA MEKANISME CORPORATE GOVE

HUBUNGAN ANTARA MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE,
MANAJEMEN LABA DAN KINERJA KEUANGAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2008-2010)

DOMAS TITIS ANGGIT
MUHAMMAD JA’FAR SHODIQ
Universitas Islam Sultan Agung, Semarang

ABSTRACT
The objective of this study is to examine the influence of corporate
governance mechanism and firm size to earnings management. Corporate
governance mechanism, namely managerial ownership, istitutional
ownership, presence of independent of director, size of director and size of
audit committee. This study also examines the influence of earnings
management to financial performances. This research used samples from 40
companies listed on Indonesia Stock Exchange, by using purposive
sampling which was published financial report among 2008-2010. The
method of analysis of this research used multi regression and single
regression. The results of this research show that (1) simultaneously of
managerial ownership, istitutional ownership, presence of independent of
director, size of director, audit committee and firms size had significant

influence to earning managements, (2) managerial ownership, institutional
ownership and size of audit committee had not significant influences to
earnings management, (3) presence of independent of director had negative
significant influences to earnings management, (4)size of director and firms
size had positive signifikan influences to earnings management, (5) earnings
management had negative significant influence to financial performance.
Key words: managerial ownership, institusional ownership,presence of
independent of director,size of director, audit committee, firms
size, earnings management, financial performance

1
SNA 17 Mat ar am, Lombok
Univer sit as Mat ar am
24-27 Sept 2014

1

File ini diunduh dar i:
www.mult ipar adigma.lect ur e.ub.ac.id


PENDAHULUAN
Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi, dimana hasil tersebut dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut
(Munawir, 2010). Dari pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap
perusahaan diwajibkan untuk membuat laporan keuangan.
Laporan keuangan berfungsi sebagai media informasi antara pemilik perusahaan
dengan pihak luar (kreditur, investor, pemerintah). Salah satu jenis dari laporan
keuangan adalah laporan laba rugi. Laporan ini dapat digunakan untuk mengukur
keberhasilan suatu perusahaan. Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang
merefleksikan penghasilan, biaya, rugi laba yang didapat oleh suatu perusahaan pada
periode tertentu. Namun demikian, dalam laporan laba rugi angka laba yang dihasilkan
seringkali dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan (Kieso dan Weygandt
dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007). Dimana laba yang tinggi belum tentu
menggambarkan kas yang besar.
Sebagai pihak yang mengelola suatu perusahaan, manajer memiliki kewajiban
untuk memberikan informasi mengenai keadaan perusahaan kepada pemilik. Akan
tetapi informasi yang diberikan seringkali tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya atau
biasa disebut dengan asimetri informasi. Asimetri informasi dapat memberikan
keleluasaan kepada manajemen untuk memanipulasi laporan keuangan perusahaan

untuk kepentingan pribadi. Salah satu hal yang sering digunakan yaitu dengan
melakukan manajemen laba. Manajemen laba adalah suatu proses pelaporan keuangan
yang di dalamnya terdapat campur tangan manajemen yang bertujuan untuk
menguntungkan diri sendiri (Rahmawati, dkk, 2006).
Ada beberapa perusahaan di Indonesia yang terkena skandal manajemen laba
seperti PT Lippo Tbk dan PT Kimia Farma pada tahun 2001. Dengan adanya skandal
manajemen laba ini memperlihatkan bahwa laporan keuangan telah gagal dalam
memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan.
Salah satu yang menyebabkan terjadinya kasus ini yaitu kurangnya penerapan corporate
governance dalam perusahaan-perusahaan tersebut. Corporate governance merupakan
suatu konsep yang dikemukakan dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan
melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen yang sekaligus menjamin
akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder. Konsep ini diajukan dengan kerangka
acuan demi terwujudnya pengelolaan perusahaan yang transparan untuk semua pemakai
2
SNA 17 Mat ar am, Lombok
Univer sit as Mat ar am
24-27 Sept 2014

2


File ini diunduh dar i:
www.mult ipar adigma.lect ur e.ub.ac.id

laporan keuangan (Nasution dan Setiawan, 2007). Sebagaimana telah ditunjukkan baha
dalam konsep corporate governance terdapat pemisahan fungsi antara agen dan
prinsipal. Akan tetapi, dengan adanya pemisahan fungsi ini akan menimbulkan
permasalahan yang disebabkan oleh adanya perbedaan kepentingan antara agen dan
prinsipal.
Adanya pemisahan fungsi antara agen dan prinsipal menjadi dasar dari agency
theory. Agency theory merupakan dasar dari hubungan kontrak antar anggota-anggota
dalam perusahaan, dimana sebagai pelaku utamanya yaitu prinsipal dan agen (Arifin,
2005). Prinsipal merupakan pihak yang memberi kekuasaan kepada agen untuk
mengambil keputusan atas nama prinsipal. Sedangkan agen adalah pihak yang diberi
kekuasaan dalam mengelola suatu perusahaan, dimana agen memiliki kewajiban untuk
memberikan laporan kepada prinsipal mengenai kondisi perusahaan. Dengan informasi
yang dimiliki, banyak agen yang bertindak hanya untuk kepentingannya pribadi. Hal ini
akan berakibat terhadap terkorbankannya kepentingan prinsipal selain itu informasi
yang diberikan oleh agen kepada prinsipal tidak sesuai dengan kondisi riil perusahaan
(Ujiyantho dan Pramuka, 2007). Kondisi seperti ini dinamakan dengan asimetri

informasi (Haris dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007). Dengan adanya asimetri
informasi akan memberikan kesempatan kepada agen untuk melakukan manajemen laba
(Richardson dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007).
Dalam penelitian terdahulu banyak membahas mengenai mekanisme corporate
governance (kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan
komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan komite audit). Selain itu, banyak
terjadi ketidakkonsistenan hasil antara penelitian satu dengan penelitian yang lain.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh antara mekanisme
corporate governance dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba serta akibat
timbulnya manajemen laba terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini merupakan
pengembangan dari penelitian Ujiyantho dan Pramuka (2007). Dimana, pada penelitian
ini menambahkan dua variabel yaitu, komite audit dan ukuran perusahaan dan sampel
yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) dengan periode 2008-2010.
Komite audit dirasa penting karena komite audit memiliki tugas dalam pengawasan
proses pelaporan keuangan yang dilakukan oleh manajemen. Dengan adanya
pengawasan oleh komite audit tersebut diharapkan dapat meminimalisir kecurangan
yang dilakukan oleh manajemen sehingga tidak terjadi manajemen laba.
3
SNA 17 Mat ar am, Lombok

Univer sit as Mat ar am
24-27 Sept 2014

3

File ini diunduh dar i:
www.mult ipar adigma.lect ur e.ub.ac.id

Faktor yang dapat digunakan untuk meredam terjadinya manajemen laba yaitu
dengan penerapan corporate governance. Corporatre governance memiliki kemampuan
yang berkaitan untuk menghasilkan laporan keuangan yang memiliki kandungan
informasi laba (Gideon, 2005). Selain corporate governance, faktor lain yang dapat
mempengaruhi manajemen laba adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan
dianggap menarik karena ukuran perusahaan yang kecil dianggap lebih banyak
melakukan praktik manajemen laba daripada perusahaan besar. Hal ini dikarenakan
perusahaan kecil lebih ingin memperlihatkan kondisi perusahaan yang selalu berkinerja
baik agar investor menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Perusahaan yang
berukuran besar akan lebih mendapatkan perhatian dari masyarakat sehingga mereka
akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan, sehingga hal ini akan
berdampak pada lebih akuratnya kondisi yang dilaporkan oleh perusahaan tersebut

(Nasution dan Setiawan, 2007).
Manajemen laba merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja
keuangan. Manajemen akan memiliki metode tertentu untuk mendapatkan laba yang
sesuai dengan motivasinya. Sehingga hal ini akan berakibat pada terpengaruhnya
kualitas laba yang dilaporkan, karena laba tidak sesuai dengan kinerja ekonomi yang
sebenarnya (Gideon, 2005). Ada fakta teoritis yang bersingungan antara corporate
governance dengan manajemen laba, yaitu bahwa secara etika corporate governance
merupakan prinsip yang bermakna positif bagi akuntabilitas. Sementara itu manajemen
laba merupakan perilaku yang secara etik dimaknai negatif oleh investor meskipun
secara prosedural akuntansi diperbolehkan. Dampak yang ditimbulkan oleh dua hal
tersebut terhadap kinerja keuangan juga berbeda, dan secara empiris ternyata juga
menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda. Dari korelasi tersebut maka jelas bahwa
prinsip-prinsip yang dikembangkan dalam mekanismen corporate governance dapat
berdampak terhadap manajemen laba, dan perilaku manajemen laba akan memberi
dampak terhadap kinerja keuangan. Mendasarkan fakta tersebut, penelitian ini hendak
menguji hubungan tiga (3) hal mendasar, yaitu corporate governance, manajemen laba
dan kinerja keuangan dengan size sebagai variabel kontrol.
KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Keagenan
Teori keagenan merupakan dasar yang digunakan dalam memahami corporate

governance. Teori keagenan merupakan suatu kontrak yang terjadi antara principal dan
agent. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa hubungan agensi terjadi ketika
4
SNA 17 Mat ar am, Lombok
Univer sit as Mat ar am
24-27 Sept 2014

4

File ini diunduh dar i:
www.mult ipar adigma.lect ur e.ub.ac.id

satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan
suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambil keputusan. Principal
adalah pemegang saham atau investor, sedangkan agent adalah manajemen yang
mengelola perusahaan.
Terdapat tiga asumsi sifat manusia dalam teori agensi, yaitu: (1) pada umumnya
manusia mementingkan diri sendiri (self interest), (2) terbatasnya daya pikir yang
dimiliki manusia mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3)
manusia selalu menghindari resiko (risk averse) (Eisenhardt dalam Ujiyantho dan

Pramuka, 2007). Dari asumsi sifat dasar manusia tersebut, dapat diambil kesimpulan
bahwa konflik agensi yang terjadi antara manajer dan pemegang saham timbul
dikarenakan manusia akan bertindak opportunistic, yaitu dengan mengutamakan
kepentingan pribadinya.
Yang mendasari dari hubungan keagenan yaitu adanya pemisahan antara
kepemilikan (principal atau investor) dan pengendalian (agent atau manajer), dimana
pemisahan fungsi tersebut menimbulkan terjadinya konflik keagenan. Konflik
kepentingan yang terjadi diantara pemilik dan agen disebabkan karena kemungkinan
agen yang tidak selalu berbuat sesuai dengan yang principal inginkan, sehingga hal ini
akan menimbulkan biaya keagenan (agency cost) (Ujiyantho dan Pramuka, 2007).
Agency cost yaitu biaya yang dikeluarkan oleh prinsipal sebagai biaya pengawasan
terhadap agen, pengeluaran yang mengikat oleh agen, dan adanya residual loss (Jensen
dan Meckling, 1976). Adanya penyimpangan antara keputusan yang diambil agen dan
keputusan yang akan meningkatkan kesejahteraan prinsipal, nilai uang yang timbul dari
adanya penyimpangan tersebut disebut residual loss (Jensen dan Meckling, 1976).
Meningkatnya konflik kepentingan dikarenakan prinsipal tidak selalu dapat
mengawasi aktifitas manajemen untuk memastikan apakah manajemen telah bekerja
sesuai dengan yang prinsipal inginkan. Seringkali manajer memberikan laporan yang
tidak sesuai atau tidak mencerminkan keadaan perusahaan yang sesungguhnya. Hal ini
disebabkan perbedaan informasi yang dimiliki antara manajer dengan pemegang saham.

Dalam mengelola perusahaan, manajer adalah pihak yang lebih memahami keadaan
perusahaan dibandingkan pemegang saham. Keadaan tersebut dikenal sebagai asimetri
informasi.
Manajer-manajer dalam hal mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan dengan membuat laporan
keuangan. Dimana berdasarkan laporan keuangan tersebut, dinilailah kinerja para
5
SNA 17 Mat ar am, Lombok
Univer sit as Mat ar am
24-27 Sept 2014

5

File ini diunduh dar i:
www.mult ipar adigma.lect ur e.ub.ac.id

manajer dengan diberikan kompensasi atau insentif sesuai yang disepakati. Dalam
penyusunan laporan keuangan, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan
kebebasan dalam memilih metode akuntansi yang akan digunakan (Rachmawati dan
Triatmoko 2007). Dengan adanya kelonggaran ini, perusahaan dapat menghasilkan nilai

laba yang berbeda melalui pemilihan metode akuntansi yang berbeda. Praktik seperti ini
dapat memberikan akibat terhadap kualitas laba yang dilaporkan (Gideon, 2005). Salah
satu mekanisme yang diharapkan dapat mengontrol konflik keagenan adalah dengan
diterapkannya pengawasan melalui tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance).
Corporate governance merupakan suatu mekanisme pengelolaan yang
didasarkan pada teori keagenan. Dengan diterapkannya konsep corporate governance
diharapkan mampu memberikan kepercayaan terhadap agen (manajemen) dalam
mengelola kekayaan pemilik (investor) sehingga pemilik menjadi lebih yakin bahwa
agen tidak akan melakukan sesuatu kecurangan untuk kesejahteraan agen.
Kepemilikan Manajerial dan Manajemen Laba
Jensen dan Meckling (1976) dalam Herawaty (2008) yang disadur dalam
Praditia (2010), menyatakan bahwa kepemilikan manajerial dapat menjadi suatu cara
kerja yang dapat mengurangi masalah keagenan dari manajer dengan melalui
penyelarasan antara kepentingan manajer dan kepentingan pemegang saham. Apabila
manajer memiliki saham pada perusahaan tersebut, mereka akan memiliki kepentingan
yang sama dengan pemegang saham yang lain. Sehingga, dengan disatukannya
kepentingan tersebut diharapkan konflik keagenan dapat berkurang dan manajer akan
terpacu dalam meningkatkan kinerja perusahaan dan kemakmuran pemegang saham
(Widiatmaja, 2010).
Apabila para manajer merasa bahwa informasi perusahaan dapat merugikan
kepentingan mereka, maka mereka akan memanipulasi informasi tersebut. Namun hal
ini tidak akan terjadi apabila antara kepentingan dari manajer dan pemilik disejajarkan.
Sehingga para manajer tidak akan berusaha untuk memanipulasi informasi atau
melakukan manajemen laba sehingga kualitas laba dapat ditingkatkan.
Sejalan dengan pandangan di atas hasil penelitian yang dilakukan Ujiyantho dan
Pramuka (2007) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif
signifikan terhadap manajemen laba. Midiastuty dan Machfoedz (2003) juga
menemukan adanya pengaruh negatif signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa
kepemilikan manajerial mampu menjadi mekanisme corporate governance yang dapat
6
SNA 17 Mat ar am, Lombok
Univer sit as Mat ar am
24-27 Sept 2014

6

File ini diunduh dar i:
www.mult ipar adigma.lect ur e.ub.ac.id

mengurangi ketidakselarasan kepentingan antara manajemen dengan pemilik atau
pemegang saham. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah :
H1 : Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
Kepemilikan Institusional dan Manajemen Laba
Investor institusional adalah pemegang saham yang memiliki kekuasaan yang
besar terhadap perusahaan karena kepemilikan sahamnya yang besar (Widiatmaja,
2010). Kepemilikan institusional memiliki kecakapan untuk mengendalikan manajemen
dengan cara memonitor sehingga manajemen laba dapat terkurangi (Ujiyantho dan
Pramuka, 2007).
Penelitian Suranta dan Midiastuty (dalam Widiatmaja, 2010), menunjukkan
bahwa salah satu mekanisme corporate governance yang memiliki peran dalam
mengurangi terjadinya praktik manajemen laba yaitu kepemilikan institusional. Investor
institusional diartikan sebagai investor yang memiliki pengalaman dan dapat
menganalisa dengan lebih baik sehingga tidak akan mudah diperdaya oleh manipulasi
manajemen. Sehingga, manajer akan berusaha untuk menghindari tindakan manajemen
laba dan laba yang dihasilkan akan lebih berkualitas. Midiastuty dan Machfoedz (2003)
menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap
manajeman laba. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H2 : Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
Proporsi Dewan Komisaris Independen dan Manajemen Laba
Menurut Widiatmaja (2010), dewan komisaris atas nama para pemegang saham
mempunyai fungsi sebagai pengawas dan pemberi nasihat kepada manajer (direksi).
Peranan dalam aktivitas pengawasan, dipegang oleh dewan komisaris sebagai puncak
dari sistem pengelolaan internal perusahaan (Siallagan dan Machfoedz dalam
Widiatmaja, 2010). Pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris akan menambah
keyakinan para pemegang saham bahwa manajemen telah bertindak sesuai dengan
kepentingan pemegang saham. Hal ini dikarenakan dewan komisaris diangkat oleh
pemegang saham sehingga dewan komisaris harus mengawasi tindakan manajemen agar
kepentingan para pemegang saham dapat terwakili.
Kualitas laba diharapkan dapat meningkat, selain dari kepemilikan manajerial
juga melalui peranan dewan komisaris, yaitu dengan melalui pembatasan tingkat
manajemen laba melalui fungsi monitoring laporan keuangan (Vafeas dalam Siallagan
dan

Machfoedz,

2006). Dimana,

jumlah

ataupun

ukuran

dewan

komisaris

mempengaruhi fungsi monitoring yang dilakukan oleh dewan komisaris.
7
SNA 17 Mat ar am, Lombok
Univer sit as Mat ar am
24-27 Sept 2014

7

File ini diunduh dar i:
www.mult ipar adigma.lect ur e.ub.ac.id

Penelitian yang dilakukan oleh Cornett (dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007)
menunjukkan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap
manajemen laba. Masih menurut Cornett, apabila anggota dewan komisaris yang
berasal dari luar, melakukan peningkatan terhadap tindakan pengawasan, hal ini juga
akan berhubungan dengan makin rendahnya penggunaan discretionary accruals,
sehingga diharapkan kualitas laba juga akan meningkat.
H3 :

Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap manajemen

laba
Ukuran Dewan Komisaris dan Manajemen Laba
Ukuran

dewan

komisaris

merupakan

suatu

hal

yang

tidak

boleh

dikesampingkan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yermack dan Jensen (dalam
Nasution dan Setiawan, 2007) menjelaskan bahwa ukuran dewan komisaris yang
berjumlah banyak menyebabkan kurang efektif dalam menjalankan perannya. Hal
serupa juga dikatakan oleh Allen dan Gale (dalam Beiner et all yang disadur dalam
Ujiyantho dan Pramuka, 2007), bahwa dewan komisaris yang ukurannya besarkurang
efektif daripada dewan yang berukurankecil. Hal ini dikarenakan

ukuran dewan

komisaris yang besar dianggap kurang efektif dalam menjalankan fungsinya karena
mengalami kesulitan dalam komunikasi, koordinasi serta pembuatan keputusan. Oleh
karena itu hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
H4 : Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap manajemen laba
Komite Audit dan Manajemen Laba
Menurut Siallagan dan Machfoedz (2006), komite audit memiliki tanggung
jawab dalam hal pengawasan terhadap laporan keuangan, pengawasan terhadap audit
eksternal dan melakukan pengamatan terhadap sistem pengendalian internal (termasuk
audit internal) sehingga diharapkan dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen
yang melakukan manajemen laba.
Penelitian Klein (dalam Siallagan dan Machfoedz, 2006), mengenai komite audit
memberikan bukti secara empiris bahwa perusahaan yang tidak membentuk komite
audit independen melaporkan laba dengan kandungan akrual diskresional yang lebih
besar dibandingkan dengan perusahaan yang membentuk komite audit independen.
Carcello et al., 2006 (dalam Nasution dan setiawan, 2007) meneliti hubungan antara
keahlian komite audit di bidang keuangan dan manajemen laba. Dimana, dari hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa keahlian komite audit independen di bidang
keuangan terbukti efektif dalam mengurangi manajemen laba.
8
SNA 17 Mat ar am, Lombok
Univer sit as Mat ar am
24-27 Sept 2014

8

File ini diunduh dar i:
www.mult ipar adigma.lect ur e.ub.ac.id

Sementara itu di Indonesia, Wedari (2004) yang menguji pengaruh komite audit
terhadap praktik manajemen laba menemukan bahwa komite audit berpengaruh negatif
terhadap manajemen laba. Yang berarti, komite audit berhasil mengurangi manajemen
laba. Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesisnya dapat dirumuskan sebagai
berikut :
H5 : Keberadaan komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba
Ukuran Perusahaan dan Manajemen Laba
Menurut Ningsaptiti (2010), ukuran perusahaan adalah suatu nilai yang
menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan, yang dapat dinilai melalui jumlah
karyawan, total aset, jumlah penjualan dan kapitalisasi pasar. Besarnya aktiva yang
dimiliki, maka semakin banyak modal yang ditanam, dan semakin banyak penjualan
yang dilakukan maka semakin banyak perputaran uang, serta semakin besar kapitalisasi
pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat (Sudarmadji dan Sularto,
2007).
Perusahaan yang berukuran besar mempunyai peranan kepentingan yang lebih
luas, sehingga kebijakan-kebijakan yang diambil oleh perusahaan dapat mengakibatkan
dampak yang nyata pada kepentingan publik (Ningsaptiti, 2010). Perusahaan yang
berukuran besar lebih mendapatkan perhatian dari masyarakat sehingga dalam
melaporkan laporan keuangannya mereka akan melaporkannya sesuai dengan kondisi
sebenarnya.
Siregar dan Utama (2005) menemukan bahwa ukuran perusahaan yang diukur
dengan menggunakan natural logaritma nilai pasar ekuitas perusahaan pada akhir tahun
berpengaruh negatif signifikan terhadap besaran pengelolaan laba. Sementara itu,
Nasution dan Setiawan (2007) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba. Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesisinya dapat
dirumuskan sebagai berikut :
H6 : Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba
Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan
Manajemen laba adalah suatu proses pelaporan keuangan yang di dalamnya
terdapat campur tangan manajemen yang bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri
(Rahmawati dkk, 2006). Manajemen laba dilakukan oleh manajer pada faktor-faktor
yang mendasar dari sebuah perusahaan, yaitu dengan melakukan intervensi pada
penyusunan laporan keuangan yang berdasarkan pada akuntansi akrual (Ujiyantho dan
Pramuka, 2007). Sedangkan kinerja dari perusahaan tersebut digunakan oleh pemilik
9
SNA 17 Mat ar am, Lombok
Univer sit as Mat ar am
24-27 Sept 2014

9

File ini diunduh dar i:
www.mult ipar adigma.lect ur e.ub.ac.id

modal dalam menilai prospek perusahaan, yang terlihat pada kinerja saham. Sehingga,
manajemen laba yang dilakukan manajer pada laporan keuangan tersebut akan
berpengaruh terhadap kinerja keuangan, yang juga akan berpengaruh terhadap kinerja
saham (Wibisono, 2004).
Cornett et al. (dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007) menemukan adanya
pengaruh mekanisme corporate governance terhadap penurunan discretionary accruals
sebagai ukuran dari manajemen laba dan berhubungan positif dengan CFROA. Hal ini
menunjukkan bahwa, CFROA merupakan fungsi positif dari indikator mekanisme
corporate governance. Dengan adanya laporan CFROA yang menggambarkan keadaan
sebenarnya, hal ini menunjukkan bahwa mekanisme corporate governance dapat
mengurangi dorongan manajer dalam melakukan earnings mangement. Berdasarkan
uraian tersebut diatas diajukan hipotesis dengan rumusan sebagai berikut :
H7 : Manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja keuangan

Gambar 1. Di sini.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Prosedur Penentuan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode tahun 20082010. Sedangkan teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive (purposive sampling). Kriteria-kriteria yang digunakan pada penelitian ini
yaitu: (1) Telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2010, (2)
Menerbitkan laporan keuangan dari tahun 2008-2010, (3) Memiliki data mengenai
kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen, ukuran
dewan komisaris, komite audit dan ukuran perusahaan.
Jenis dan Sumber Data
Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan
keuangan tahunan perusahaan dengan periode 2008-2010. Data-data tersebut diperoleh
dari Pojok BEI Universitas Diponegoro Semarang dan Indonesian Capital Market
Directory (ICMD).
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Salah satu unsur yang sangat membantu komunikasi dalam penlitian ini adalah
definisi operasional, yang merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel

10
SNA 17 Mat ar am, Lombok
Univer sit as Mat ar am
24-27 Sept 2014

10

File ini diunduh dar i:
www.mult ipar adigma.lect ur e.ub.ac.id

diukur. Dengan membaca definisi operasional dalam suatu penelitian maka dapat
diketahui pengukuran baik buruknya suatu variabel.
1. Manajemen laba
Manajemen laba adalah suatu proses pelaporan keuangan yang di dalamnya terdapat
campur tangan manajemen yang bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri
(Rahmawati dkk, 2006). Dechow et al. (dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007)
mengatakan bahwa dalam penggunaan discretionary accruals dimana discretionary
accruals sebagai proksi dari manajemen laba dihitung dengan menggunakan Modified
Jones Model.
TAC = Nit – CFOit ............................................................................................. (1)
Nilai total accrual (TA) yang diestimasi dengan persamaan regresi OLS sebagai berikut
:
Tait/ Ait-1 = β1 (1 / Ait-1) + β2 (∆Revt / Ait-1) + β3 (PPEt / Ait-1) + e ............ (2)
Dengan menggunakan koefisien regresi di atas nilai non discretionary accruals (NDA)
dapat dihitung dengan rumus :
NDAit =β1(1 / Ait-1)+β2(∆Revt/Ait-1-∆Rect/Ait-1)+β3(PPEt/Ait-1).................(3)
Selanjutnya discretionary accruals (DA) dapat dihitung sebagai berikut :
Dait = Tait / Ait-1 – NDAit .................................................................................. (4)
Keterangan :
Dait = Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t
NDAit = Non Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t
TAit = Total akrual perusahaan i pada periode ke t
Nit = Laba bersih perusahaan in pada periode ke t
CFOit = Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode ke t
Ait-1 = Total aktiva petusahaan i pada periode ke t-1
∆Revt = Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode ke t
PPEt = Aktiva tetap perusahaan pada periode ke t
∆Rect = Perubahan piutang perusahaan i pada periode ke t
e = error

2. Kinerja Keuangan
Cara mengukur kinerja keuangan yaitu dengan menggunakan data fundamental
perusahaan. Dimana, data tersebut berasal dari laporan keuangan (Ujiyantho dan
Pramuka, 2007). Kinerja keuangan diukur dengan menggunakan CFROA (Cash Flow
11
SNA 17 Mat ar am, Lombok
Univer sit as Mat ar am
24-27 Sept 2014

11

File ini diunduh dar i:
www.mult ipar adigma.lect ur e.ub.ac.id

Return on Asset). Menurut Pradhono dan Christiawan (2004), arus kas operasi adalah
arus kas yang berasal dari hasil operasi yang dananya telah diterima tunai oleh
perusahaan serta dibebani dengan beban yang bersifat tunai dan benar-benar sudah
dikeluarkan oleh perusahaan.
CFROA = EBIT + Dep ......................................................................................... (5)

Assets
Keterangan :
CFROA = Cash flow return on assets
EBIT

= Laba sebelum bunga dan pajak

Dep

= Depresiasi

Assets

= Total aktiva

3. Kepemilikan Manajerial
Menurut Gideon (2005) (dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007), kepemilikan
manajerial adalah jumlah kepemilikan saham yang dikuasai oleh pihak manajemen dari
seluruh modal saham perusahaan yang dikelola. Kepemilikan manajerial diukur dengan
persentase jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal saham
perusahaan yang beredar.
4. Kepemilikan Institusional
Jumlah persentase hak suara yang dimiliki oleh institusi disebut dengan kepemilikan
institusional (Beiner et al, dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007). Kepemilikan
institusional diukur dengan menggunakan indikator persentase jumlah saham yang
dimiliki institusi dari seluruh modal saham yang beredar.

5. Proporsi Dewan Komisaris Independen
Komisaris independen yaitu anggota dewan komisaris yang tidak tergabung dengan
manajemen, anggota dari dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali,
serta tidak terikatdengan hubungan bisnis ataupun hubungan lainnya dimana
kemampuannya dapat terpengaruhi untuk bertindak secara independen atau bertindak
semata-mata demi kepentingan perusahaan (Komite Nasional Kebijakan Governance,
2004 dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007). Proporsi dewan komisaris independen
diukur dengan menggunakan indikator persentase anggota dewan komisaris yang
berasal dari luar perusahaan dari seluruh ukuran anggota dewan komisaris perusahaan.
12
SNA 17 Mat ar am, Lombok
Univer sit as Mat ar am
24-27 Sept 2014

12

File ini diunduh dar i:
www.mult ipar adigma.lect ur e.ub.ac.id

6. Ukuran Dewan Komisaris
Beiner et al. (dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007) menyebutkan bahwa ukuran
dewan komisaris yaitu jumlah anggota dewan komisaris dari suatu perusahaan.Ukuran
dewan komisaris diukur dengan menggunakan indikator jumlah anggota dewan
komisaris suatu perusahaan.
7. Komite Audit
Jumlah minimal dari anggota komite audit adalah tiga orang. Satu orang diantaranya
adalah komisaris independen perusahaan yang juga tercatat sebagai ketua komite, dan
dua orang sisanya adalah pihak luar yang independen dan minimal salah satunya
memiliki kecakapan dalam bidang akuntansi dan keuangan. Komite audit diukur dengan
menggunakan jumlah anggota komite audit yang ada di perusahaan tersebut.
8. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan. Pada penelitian ini ukuran
perusahaan diukur dengan menggunakan nilai log total penjualan perusahaan pada
akhir tahun.

Teknik Analisis Data
Analisis statistik deskriptif merupakan suatu teknik yang memberikan informasi
mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji hipotesis. Statistik deskriptif
memiliki manfaat untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,
kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2006). Selain itu juga
dilakukan

uji

asumsi

klasik

(normalitas,

multikolinearitas,

autokorelasi

dan

heteroskedastisitas). Pada pengujian hipotesis pengaruh corporate governance dan
ukuran perusahaan terhadap manajemen laba (H 1 , H 2 , H 3 , H 4 , H 5 , H 6 ) menggunakan
analisis regresi berganda. Persamaannya yaitu:
DA = α 0 + α 1KM + α 2KI + α 3PDKI + α 4UDK + α 5KA + α 6UP + e .......................... (7)
Keterangan:
DA

: discretionary accruals

KM

: kepemilikan manajerial

KI

: kepemilikan institusional

PDKI : proporsi dewan komisaris independen
UDK : ukuran dewan komisaris
KA

: komite audit
13

SNA 17 Mat ar am, Lombok
Univer sit as Mat ar am
24-27 Sept 2014

13

File ini diunduh dar i:
www.mult ipar adigma.lect ur e.ub.ac.id

UP

: ukuran perusahaan

α0

: konstanta

α1-α6 : koefisien regresi
e

: error

Sedangkan untuk menguji hipotesis pengaruh manajemen laba terhadap kinerja
keuangan menggunakan analisis regresi sederhana. Persamaannya yaitu:
CFROA = α 0 + α 7DA + e ..................................................................... (8)
Keterangan:
CFROA : kinerja keuangan
DA

: discretionary accruals

α0

: konstanta

α7

: koefisien regresi

e

: erorr

Hasil Penelitian dan Pembahasan
Statistik Deskriptif
Nilai rata-rata, maksimal, minimal dan standar deviasi dari variabel
kepemilikan

manajerial,

kepemilikan

institusional,

proporsi

dewan

komisaris

independen, ukuran dewan komisaris, komite audit, ukuran perusahaan, discretionary
accruals serta cash flow return on asset disajikan pada tabel 1.

Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik sebagai syarat dari model regresi telah dilakukan dan dapat
diambil kesimpulan: (1) uji normalitas persamaan 1 dan 2 memiliki nilai signifikansi
dari Kolmogorov-Smirnov Z adalah sebesar 0,202 ( > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
pada persamaan 1 dan persamaan 2 sudah memiliki nilai residual yang berdistribusi
normal. (2) Nilai VIF dari masing-masing variabel persamaan 1 memiliki nilai kurang
dari 10 dan nilai tollerance lebih besar dari 0,10. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa model regresi pada penelitian ini tidak terjadi gejala multikolinearitas. (3) Nilai
durbin-watson (d) pada persamaan 1 terletak diantara du < d < 4-du. Sehingga dalam
persamaan 1 tidak ditemukan adanya permasalahan autokorelasi. (4) Nilai signifikansi
dari uji glejser pada persamaan 1 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti data bersifat
homogen.

14
SNA 17 Mat ar am, Lombok
Univer sit as Mat ar am
24-27 Sept 2014

14

File ini diunduh dar i:
www.mult ipar adigma.lect ur e.ub.ac.id

Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
Secara lengkap, hasil penelitian ditunjukkan pada lampiran. Hasil regresi
dengan persamaan (7) menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan
bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap manajemen laba ditolak.
Penelitian ini tidak selaras dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ujiyantho dan
Pramuka (2007) dan Midiastuty dan Machfoedz (2003). Penelitian ini selaras dengan
penelitian yang dilakukan oleh Gideon (2005) dan Praditia (2010). Dimana, menurut
Praditia kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba
dikarenakan perusahaan-perusahaan sampel belum mempergunakan kemampuan
manajemen dalam mengurangi atau mengantisipasi terjadinya manajemen laba.
Sehingga, dapat diambil kesimpulan bahwa kepemilikan manajerial tidak dapat
mengurangi ketidakselarasan hubungan antara pihak manajemen dengan stakeholders.
Variabel kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen
laba.Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh
terhadap manajemen laba ditolak. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ujiyantho dan Pramuka (2007). Dimana, menurut Porter (1992) dalam
Pratana dan Mas’ud

(2003) yang disadur dalam Ujiyantho dan Pramuka, (2007),

institusional merupakan pemilik yang lebih fokus pada current earnings. Sehingga,
manajer terpaksa melakukan tindakan yang dapat meningkatkan laba jangka pendek
misalnya dengan memanipulasi data. Selain itu, menurut Cornet et al., (dalam Ujiyantho
dan Pramuka, 2007), kepemilikan institusional menjadikan para manajer terikat untuk
memenuhi target laba dari investor, sehingga mereka akan terlibat dalam tindakan
manipulasi laba.
Variabel proporsi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap
manajemen laba. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang telah dikemukakan. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan Setiawan (2007). Menurut
Nasution dan Setiawan, semakin banyak anggota komisaris pada suatu perusahaan akan
semakin banyak pihak independen yang menuntut transparansi ke dalam laporan
keuangan yang dibuat perusahaan.
Variabel ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap manajemen laba.
Penelitian ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Nasution dan Setiawan (2007).
Menurut Nasution dan Setiawan, ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap
manajemen laba dikarenakan besar kecilnya dewan komisaris suatu perusahaan menjadi
15
SNA 17 Mat ar am, Lombok
Univer sit as Mat ar am
24-27 Sept 2014

15

File ini diunduh dar i:
www.mult ipar adigma.lect ur e.ub.ac.id

penentu utama dari efektivitas pengawasan terhadap manajemen laba. Semakin
banyaknya anggota dewan akan berakibat sulitnya koordinasi antar anggota dewan itu
sendiri yang berakibat sulitnya pengawasan terhadap perusahaan yang menjadi
tanggung jawab dewan komisaris.
Variabel komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa komite audit
berpengaruh terhadap manajemen laba ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa komite
audit yang ada pada perusahaan tidak mampu mengurangi tindak manipulasi laba oleh
manajemen. Selain itu, dalam hal ini juga memperlihatkan bahwa komite audit belum
menjalankan tugas dengan semestinya dalam melakukan pengawasan terhadap
perusahaan dengan menjunjung prinsip corporate governance, transparansi, fairness,
tanggung jawab dan akuntabilitas (NCCG, 2001 dalam Nasution dan Setiawan, 2007).
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasution
dan Setiawan (2007) dan Wedari (2004), bahwa komite audit berpengaruh terhadap
manajemen laba.
Variabel ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba.Sehingga
hipotesis yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen
laba diterima. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap manajemen laba
dikarenakan aktivitas operasional yang dimiliki oleh perusahaan besar lebih banyak
dibanding perusahaan yang berukuran kecil.Sehingga hal ini memungkinkan terjadinya
manajemen laba. Menurut Moses (1997) dalam Nuryaman (2008) manajemen laba
dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan biaya politik, dimana biaya politik timbul
dikarenakan adanya biaya profitabilitas yang tinggi sehingga hal ini dapat menarik
perhatian pihak media dan konsumen. Selain itu, menurut Kim et al.(2003) dalam
Handayani dan Rachadi (2009), manajemen laba terjadi pada perusahaan besar
dikarenakan perusahaan tersebut cenderung menghindari earning loses.
Manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja keuangan, sebagaimana
ditunjukkan dalam hasil statistik pada lampiran dan diuji dengan menggunakan
persamaan (8). Dalam penelitian ini manajemen laba berpengaruh negatif terhadap
kinerja keuangan, sehingga peningkatan manajemen laba akan menurunkan kinerja
keuangan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Setiyanto dan Raharja (2012),
manajemen laba berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan dikarenakan manajer
melakukan manajemen laba pada faktor fundamental perusahaan, yaitu dengan

16
SNA 17 Mat ar am, Lombok
Univer sit as Mat ar am
24-27 Sept 2014

16

File ini diunduh dar i:
www.mult ipar adigma.lect ur e.ub.ac.id

melakukan intervensi dalam penyusunan laporan keuangan berdasarkan akuntansi
akrual.
Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris
independen, ukuran dewan komisaris, komite audit dan ukuran perusahaan bersamasama berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.nilaiAdjusted R square adalah
sebesar 0,148. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel independen (kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, ukuran
dewan komisaris, komite audit dan ukuran perusahaan) dapat menjelaskan variabel
dependen (manajemen laba) sebesar 14,8%, sedangkan sisanya (85,2%) dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.Sementara itu manajemen laba
mampu menjelaskan kinerja keuangan sebesar 0,034. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel manajemen laba dalam menjelaskan kinerja keuangan sebesar 3,40%. Hasil
pengujian secara statistik dapat dilihat pada bagian lampiran.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris
independen, ukuran dewan komisaris, komite audit dan ukuran perusahaan
secara serempak berpengaruh terhadap manajemen laba karena nilai
signifikansinya sebesar 0,001.
2. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba,karena
nilai signifikansinya sebesar 0,309 > 0,05.
3. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen ,karena nilai
signifikansinya sebesar 0,297 > 0,05.
4. Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif signifikan terhadap
manajemen laba,karena nilai signifikansinya sebesar0,001 < 0,05 dan nilai
koefisiennya sebesar -36,974.
5. Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen
laba,karena nilai signifikansinya sebesar0,039 < 0,05 dan nilai koefisiensinya
sebesar 9,031.
6. Komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba,karena nilai
signifikansinya sebesarsignifikansinya 0,218 > 0,05.
17
SNA 17 Mat ar am, Lombok
Univer sit as Mat ar am
24-27 Sept 2014

17

File ini diunduh dar i:
www.mult ipar adigma.lect ur e.ub.ac.id

7. Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen
laba,karena nilai signifikansinya sebesar 0,037 < 0,05 dan nilai koefisiennya
sebesar 2,393.
8. Manajemen laba berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan,karena nilai
signifikansinya sebesar0,031 < 0,05 dan nilai koefisiennya sebesar -0,003.

Keterbatasan
Dalam melakukan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, yaitu:
1. Periode penelitian hanya terbatas mulai tahun 2008 ampai dengan tahun 2010.
2. Sampel perusahaan yang digunakan hanya terbatas pada perusahaan manufaktur.
Saran
Berdasarkan keterbatasan diatas, dapat disampaikan beberapa saran yaitu:
1. Disarankan untuk melakukan penelitian serupa dengan menggunakan periode
pengamatan yang lebih lama.
2. Disarankan untuk menggunakan sampel perusahaan selain perusahaan
manufaktur, yang juga terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

18
SNA 17 Mat ar am, Lombok
Univer sit as Mat ar am
24-27 Sept 2014

18

File ini diunduh dar i:
www.mult ipar adigma.lect ur e.ub.ac.id

DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 2005. “Peran Akuntan Dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate Governance
Pada Perusahaan Di Indonesia (Tinjauan Perspektif Teori Keagenan).”
Semarang
Boediono, SB Gideon. 2005. “Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance Dan Dampak Manajemen Laba Dengan Menggunakan Analisis
Jalur”.Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI, Solo, 2005.
Ghozali, Imam. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.”
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Handayani, RR. Sri dan Agustono Dwi Rachmadi. 2009. “Pengaruh Ukuran Perusahaan
Terhadap Manajemen Laba.” Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11. No.1, Hlm.
33-56.
Jensen, Michael C. dan William H. Meckling. 1976. “Theory Of The Firm: Managerial
Behavior, Agency Costs And Ownership Structure.”Journal of Financial
Economics, Vol. 3, No. 4, pp. 305-360.
Midiastuty, Pratana Puspa dan Mas’ud Machfoedz. 2003. “Analisis Hubungan
Mekanisme Corporate Governance Dan Indikasi Manajemen Laba.”
Simposium Nasional Akuntansi VI, IAI, Surabaya 2003.
Munawir. 2010. “Analisa Laporan Keuangan.” Yogyakarta.
Nasution, Marihot dan Doddy Setiawan. 2007. “Pengaruh Corporate Governance
Terhadap Manajemen Laba Di Industri Perbankan Indonesia.” Simposium
Nasional Akuntansi X, IAI, Makassar2007.
Ningsaptiti, Restie. 2010. “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Mekanisme
Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2006-2008).” Skripsi S1
tidak dipublikasikan, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Nuryaman. 2008. “Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Dan
Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba.” Simposium
Nasional Akuntansi XI, IAI, Pontianak 2008.
Praditia, Okta Rezika. 2010. “Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance
Terhadap Manajemen Laba Dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 20052008.” Skripsi S1 tidak dipublikasikan, Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro.
Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko. 2007. “Analisis Faktor-Faktor Yang
Menenpengaruhi Kualitas Laba Dan Nilai Perusahaan.” Simposium Nasional
Akuntansi X, IAI, Makassar2007.
Rahmawati, Yacob Suparno dan Nurul Qomariyah. 2006. “Pengaruh Asimetri Informasi
Terhadap Praktik Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Publik Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta.” Simposium Nasional Akuntansi IX, IAI,
Padang, 2006.
Setiyanto, Muchamad Danu Setiyanto dan Rahardja. 2012. “Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dan Pengaruhnya terhadap
Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI).”
Diponegoro Journal of Accouting, Vol. 1, No. 1, Hal.1-15.
Siallagan, Hamonangan dan Mas’ud Machfoedz. 2006. “Mekanisme Corporate
Governance, Kualitas Laba Dan Nilai Perusahaan.” Simposium Nasional
Akuntansi IX, IAI, Padang, 2006.
19
SNA 17 Mat ar am, Lombok
Univer sit as Mat ar am
24-27 Sept 2014

19

File ini diunduh dar i:
www.mult ipar adigma.lect ur e.ub.ac.id

Siregar, Sylvia Veronica N. P. dan Siddharta Utama. 2005. “Pengaruh Struktur
Kepemilikan, Ukuran Perusahaan Dan Praktek Corporate Governance
Terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management).” Simposium Nasional
Akuntansi VIII, IAI, Solo 2005.
Sudarmadji, Ardi Murdoko dan Lana Sularto. 2007. “Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage Dan Tipe Kepemilikan Perusahan terhadap Luas
Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan.” Jurnal Penelitian Fakultas
Ekonomi, Universitas Gunadarma, Jakarta.
Ujiyantho, Muh. Arief dan Bambang Agus Pramuka. 2007. “Mekanisme Corporate
Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan (Studi Pada Perusahaan
go publik Sektor Manufaktur).” Simposium Nasional Akuntansi X, IAI,
Makassar2007.
Wedari, Linda Kusumaning. 2004. “Analisis Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Dan
Keberadaan Komite Audit Terhadap Aktivitas Manajemen Laba.” Simposium
Nasional Akuntansi VII, IAI, Denpasar, Bali, 2007.
Wibisono, Haris. 2004. “Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Kinerja Perusahaan Di
Seputar Seasoned Equity Offerings (Studi Empiris Di Bursa Efek Jakarta).”
Tesis S2 Tidak Dipublikasikan, Magister Sains Akuntansi, Universitas
Diponegoro.
Widiatmaja, Bayu Fatma. 2010. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance
Terhadap Manajemen Laba Dan Konsekuensi Manajemen Laba terhadap
Kinerja Keuangan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Tahun 2006-2008).”
Skripsi S1 tidak dipublikasikan, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

20
SNA 17 Mat ar am, Lombok
Univer sit as Mat ar am
24-27 Sept 2014

20

File ini diunduh dar i:
www.mult ipar adigma.lect ur e.ub.ac.id

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Gambar 1. Reangka Pemikiran Teoritis
Mekanisme
GCG

Manajemen
Laba

Kinerja
Keuangan

Ukuran
Perusahaan

Tabel 1 : Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Std.
N

Minimum Maximum

Mean

Deviation

KM

120

.01

28.10

6.3782

7.97149

KI

120

11.66

95.65

64.5946

20.94804

PDKI

120

.17

1.50

.4152

.18808

UDK

120

2

11

3.80

1.827

KA

120

2

4

2.97

.341

UP

120

10.39

18.30

13.5222

1.62913

120

3.146 31975.868

DA

CFROA
Valid N
(listwise)

120

.009

.734

1225.3676 3334.38966
8

4

.31063

.178028

120

21
SNA 17 Mat ar am, Lombok
Univer sit as Mat ar am
24-27 Sept 2014

21

File ini diunduh dar i:
www.mult ipar adigma.lect ur e.ub.ac.id

Hasil Uji Hipotesis 1-6 dengan Persamaan (7)
Tabel 2. Uji Statistik Normalitas Residual setelah Transformasi dan Outlier

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardi
zed
Residual
N

109

Normal Parametersa Mean

.0000000

Std. Deviation

12.3873140
4

Most Extreme

Absolute

.103

Differences

Positive

.103

Negative

-.064

Kolmogorov-Smirnov Z

1.071

Asymp. Sig. (2-tailed)

.202

a. Test distribution is Normal.

Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas

Collinearity
Statistics
Model
1

Tolerance

VIF

(Constant)
SQRT_KM

.484

2.067

SQRTk_KI

.524

1.910

.761

1.314

.559

1.790

SQRT_PD
KI
SQRT_UD
K

22
SNA 17 Mat ar am, Lombok
Univer sit as Mat ar am
24-27 Sept 2014

22

File ini diunduh dar i:
www.mult ipar adigma.lect ur e.ub.ac.id

KA

.937

1.067

UP

.459

2.177

Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi
Durbin Watson
Model Summaryb
R
Model

R

1

.442a

Adjusted R Std. Error of

Square

Square

.196

Durbin-

the Estimate

.148

Watson

12.74644

1.982

Tabel 5. Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Standardize

Model
1

Unstandardized

d

Coefficients

Coefficients

B

Std. Error

(Constant)

16.280

8.753

SQRT_KM

-.028

.636

SQRTk_KI

.640

SQRT_PD
KI
SQRT_UD
K
KA

Beta

t

Sig.

1.860

.066

-.006

-.043

.965

.439

.190

1.456

.148

-6.615

5.701

-.126

-1.160

.249

-1.069

2.218

-.061

-.482

.631

-3.298

1.816

-.177

-1.816

.072
23

SNA 17 Mat ar am, Lombok
Univer sit as Mat ar am
24-27 Sept 2014

23

File ini diunduh dar i:
www.mult ipar adigma.lect ur e.ub.ac.id

UP

.510

.581

.122

.877

.383

Tabel 6. Hasil Analisis Koefisien Regresi dan Uji t
Coefficientsa
Standardize

Model
1

Unstandardized

d

Coefficients

Coefficients

B

Std. Error

(Constant)

3.997

17.047

SQRT_KM

1.268

1.239

SQRTk_KI

.897

Beta

t

Sig.

.234

.815

.131

1.023

.309

.856

.129

1.048

.297

-36.974

11.103

-.339

-3.330

.001

9.031

4.319

.248

2.091

.039

KA

-4.381

3.537

-.114

-1.239

.218

UP

2.393

1.132

.277

2.113

.037

SQRT_PD
KI
SQRT_UD
K

DA = 3,997 + 1,268 KM + 0,897 KI – 36,974 PDKI + 9,031 UDK – 4,381 KA + 2,393 UP

Tabel 7. Hasil Uji Simultan (Uji F)
ANOVAb
Sum of
Model
1

Mean

Squares
Regressio

df

Square

4029.010

6

671.502

Residual

16572.119

102

162.472

Total

20601.129

108

n

F
4.133

Sig.
.001a

24
SNA 17 Mat ar am, Lombok
Univer sit as Mat ar am
24-27 Sept 2014

24

File ini diunduh dar i:
www.mult ipar adigma.lect ur e.ub.ac.id

Tabel 8. HasilAnalisisKoefisienDeterminasi
Model Summaryb
R
Model

R

1

.442a

Adjusted R Std. Error of

Square
.196

Square

the Estimate

.148

12.74644

25
SNA 17 Mat ar am, Lombok
Univer sit as Mat ar am
24-27 Sept 2014

25

File ini diunduh dar i:
www.mult ipar adigma.lect ur e.ub.ac.id

Hasil Uji Hipotesis (7) dengan Persamaan 8

Tabel 9. Uji Statistik Normalitas Residual Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardi
zed
Residual
N

109

Normal Parametersa Mean

.0000000

Std. Deviation

.16772600

Most Extreme

Absolute

.103

Differences

Positive

.103

Negative

-.067