YANG KUAT YANG BERKUASA enjin

YANG KUAT YANG BERKUASA.

Aku dan Kusasih, Raja Camp Leakey selama 2 periode (10 tahun).
Orangutan jantan dewasa ini yang pernah memegang tengkuk Yulia
Robert, yang membuat pengawal pribadi panik. Namun sejagonya
[engawal pribadi, masih jagoan pelaku konservasi orangutan di hutan.

Pertandingan Sumo atau gulat ala Jepang cukup seru untuk ditonton.
Dua manusia `gendut` menggunakan cawat adu kekuatan saling
berhadapan dan berusaha saling menjatuhkan. Siapa yang jatuh dan
tak berkutik lagi, dialah yang kalah.
Sumo alias gulat yang dilakukan oleh orangutan jantan dewasa tak
kalah serunya. Dua raksasa rimba ini umumnya berkelahi merebutkan
pasangan atau mempertahankan kekuasaan pada suatu daerah. Atau
kadang-kadang ada jantan yang mencoba lawan tanding dengan jantan
penguasa yang tak terkalahkan.
Biasanya jantan yang ingin mencoba kesaktiannya itu jantan-jantan
muda yang akan menginjak dewasa, mulanya saat masih `ingusan’
pernah dikalahkan oleh jantan penguasa.
Ambil contoh di lokasi Rehabilitasi Tanjung Puting. Penguasa selalu
berganti-ganti pada suatu saat. Apabila belum ada jantan yang

mengkudeta dan memaksa untuk “lengser” maka sang penguasa akan
tetap bercokol pada suatu tempat kekuasaannya.
Memang tanpa `promotor` dia akan mempromosikan dirinya sendiri

dengan suara lengkingan panjang (long call). Suara jantan dewasa ini
bisa menggema ke seantero belantara. Kita dapat mendengarkan
hingga jarak 5 km lebih bila sang penguasa sedang bersenandung.
Maka bagi jantan-jantan yang merasa dirinya belum terkalahkan atau
yang berkuasa pada tempat tersebut atau jantan muda yang ingin
menjajal `kekuatan` akan mendatangi asal suara tersebut.
Lain halnya dengan jantan yang tak punya `nyali`, yang hanya berani
dengan anak kecil, orangutan betina, jantan yang pernah kalah atau
jantan yang tak punya kekuatan lagi karena usianya telah lanjut, akan
menjauhkan diri dari suara `long call` tersebut. Malah ada jantan yang
saking takutnya saat sedang makan di pohon langsung turun ke tanah,
lari terbirit-birit dan terkencing-kencing menjauh.
Pernah kejadian sekali pada orangutan liar. Rupanya `sang jagoan`
tanpa bersuara mendekati orangutan yang sedang makan. Sang jagoan
langsung melabrak dan mengejarnya hingga dapat. Orangutan yang
sedang makan, tidak mempunyai cukup waktu lagi untuk menghindar.

Memang ukurannya jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan sang
jagoan.
Mungkin saking takutnya, hingga berak dan kencing, sambil teriak dan
menangis serta menjerit. Jantan yang baru datang tak memberi ampun,
terus mengejar dan menggigit. Satunya berusaha menghindar, tetapi
keburu kakinya tertangkap. “Maaf tuan mohon ampun. Saya tak
sengaja memasuki wilayah tuan. Saya akan segera meninggalkan
daerah ini. Sekali lagi mohon ampun”. Kira-kira seperti itu bila
diterjemahkan dalam bahasa manusia.Hanya orangutan saja yang
mengetahui bahasanya.
Tak lama sang jagoan membiarkan lawannya pergi meninggalkannya.
Secepat kilat merosot dari pohon dan turun ke tanah, lari sekencang
mungkin dan lenyap di kelebatan rimba.
Lain halnya bagi para gadis atau orangutan betina yang sedang `estrus`
bila mendengar suara jantan justru akan mendekati. Memang suara
jantan tersebut selain mempromosikan diri, juga berfungsi memanggil
orangutan betina yang memasuki masa birahi.
Bila suatu saat, antara jantan sudah bertemu muka sesama jantan yang
mempunyai nyali, maka perkelahian pun tak dapat dihindarkan. Duaduanya saling berhadapan persis seperti pertandingan sumo dan saling
menunjukkan taringnya yang tajam. Lantas bila jurusnya sudah siap,

saling bergumul dan menggigit. Satu lengah, satu menubruk. Tak
sungkan-sungkan menyerang dari belakang, siapa yang sigap dan

cekatan, dialah yang bisa melukai lawannya.
Maka tak heran jantan-jantan jagoan sering terlihat banyak mempunyai
cacat. Seperti jarinya patah atau tak bisa dibengkokkan, bantalan
pipinya robek, matanya buta sebelah atau bibirnya sumbing atau bagian
tubuh lain cacat dan bekas luka.
Ada juga jantan yang mempunyai sifat ksatria. Lebih baik mati daripada
tunduk dan menyerahkan predikat penguasa kepada jantan lain. Dia
bertempur hingga titik darah penghabisan. Sekali pernah diketemukan
bangkai orangutan jantan yang mati dan penuh luka, diperkirakan habis
berkelahi. Ada juga jantan yang belum pernah berkelahi atau malah
penakut.
Pertarungan penguasa hutan ini memang sungguh menarik bila
beruntung bisa menemui dan menyaksikan. Seperti pertarungan antara
CURLY dan Zoro yang kebetulan berada di seputaran kamp.
Pertunjukan pada tahun baru 1984 itu banyak mengundang para
penghuni kamp (manusianya bukan orangutan) untuk menyaksikan.
Mulanya CURLY sedang asyik berpasangan dengan orangutan betina.

Datanglah Zoro jantan yang masih muda mungkin ingin mendekati
betina yang ada kamp. Namun, di kamp sudah ada sang penguasa,
dialah CURLY.
Maka perkelahian pun tak dapat dihindarkan. Seru, saling memukul
bergumul. Zoro mau naik ke pohon, CURLY menarik dari bawah dan
bergumul lagi. Saling kejar-mengejar mencari areal yang lapang dan
gulat lagi. Pohon kecil banyak yang roboh dan patah diterjang manusia
hutan yang sedang bertanding.
Rupanya Zoro kalah pengalaman dalam hal bertarung. Zoro belum
benar-benar KO, hanya kabur untuk sementara. CURLY terus mengejar
hingga benar-benar sudah jauh. Sang penguasa akhirnya kembali lagi
ke pasangannya. Itulah orangutan yang berusaha melestarikan
kekuasaanya.