Nota-tambahan-terhadap-UU-rentjana-pembangunan-lima-tahun 1956-1960

N O T A   T A M B A H A N   TE R H A D A P
U N D A N G ­ U N D A N G   R E N T J A NA
P E MB A N G U N A N
LIMA TAHUN 1956 – 1960

KEMENTERIAN PENERANGAN'R.I.

Pendahuluan.

1.
Dengan
diambil•alihnja
oleh
Pemerintah
Rantjangan
Undang-Undang
tentang
Rentjana
Pembangunan Lima Tahun 1956—1960 beserta Garisgaris Besar rentjana tersebut, dan diadjukannja
kembali
ke Dewan Perwakilan Rakjat maka dipandang sangat

perlu untuk mengadakan beberapa perubahanperubahan maupun tambahan-tambahan terhadap
Rantjangan Undang-Undang tersebut.
Perubahan-perubahan dan tambahan-tambahan ini
didasarkan atas adanja:
(a) keputusan-keputusan Musjawarah Nasional
Pembangunan;
(b) pengalaman-pengalaman jang diperoleh didalam
pelaksanaan Rentjana Pembangunan ini selama 2 tahun jang lalu
dan keadaan
ekonomi pada waktu sekarang.
2. Tentang Musjawarah Nasional Pembangunan,
mulanja
dimaksudkan
oleh
Pemerintah
supaja
diadakan pembahasan jang luas serta mendalam
tentang dasar-dasar Rentjana Pembangunan Nasional
jang meliputi segala segi kehidupan dan penghidupan
Bangsa. Atjara ini adalah sangat luas dan termasuk

pula didalamnja tidak sadja pembahasan keinginankeinginan, tetapi djuga hal-hal jang merupakan pokok-pokok persoalan didalam pekerdjaan perentjanaan
jaitu
antara
lain jang panting seperti pembahasan persoalan
pembiajaan didalam keadaan sumber-sumber jang
terbatas; penentuan prioritet daripada keinginankeinginan maupun kebutuhan-kebutuhan mengingat
akan kemampuan Negara; pembahasan persoalan
Rentjana Pembangunan Daerah terutama mengenai

tempatnja dan integrasi-nja kedalam Ren- tjana
Nasional; dan sebagainja.
Mengingat luasnja bidang jang harus ditindjau, maka
dapatlah dimengerti bahwa ada segi-segi jang panting
jang kurang atau tidak mendapatkan pembahasan.
3. Bila diperhatikan hasil-hasil Musjawarah Nasional
Pembangunan, akan ternjata bahwa disamping soal-soal
prinsip.,seperti seal pena-

3


naman modal asing, diadjukan pula keinginankeinginan
ataupun
kebutuhan-kebutuhan
jang
diandjurkan untuk dipenuhi oleh Pemerintah.
Dapat dikatakan bahwa pada hakekatnja sebagian
besar
prinsip
prinsip dan keinginan-keinginan tersebut sudah
tersimpul didalam Rentjana Lima Tahun, meskipun
tidak dikatakan dengan tegas, umpamanja sadja
prinsip mengenai Pembiajaan pembangunan.
Dengan demikian faedah jang njata daripada
Musjawarah Nasional Pembangunan jalah bahwa
prinsip-prinsip itu telah diperdjelas dan diperlegas.
Sebaliknja masih belum terdapat persesuaian paham
atau
jang
ma
sih meragukan tentang beberapa soal seperti

umpamanja
soal
asli
dan tidak asli, konsep Dewan Perantjang Nasional.
4. Suatu hal jang sangat periting bagi pekerdjaan
perentjanaan,
dan jang kurang diperhatikan oleh Musjawarah
Nasional
Pembangun
an, jalah prinsip penjusunan keinginan-keinginan dan
kebutuhan-kebutuhan kedalam suatu skala prioritet.
Hal ini perlu sekali, mengingat kenjataan bahwa
disatu
pihak
sum
bet-sumber pembiajaan bagi pembangunan adalah
terbatas, sedangkan dilain pihak keinginan-keinginan
adalah besar sekali, terutama bagi Indonesia sebagai
suatu negara jang belum madju perekonomiannja.
Pertama-tama harus diteliti dengan saksama

keinginan-keinginan itu, mana jang harus dilaksanakan
dengan segera, dan mama jang dapat ditangguhkan
untuk diselenggarakan didalam Rentjana Lima Tahun
jang kedua.
Selandjutnja perlu pula diperhatikan hubungan serta
kemungkinan
adanja
pertentangan-pertentangan
didalam perentjanaan pembangunan antara berbagai
sektor. Dengan melihat dari sudut ini, maka dalam hal
produksi bahan makanan dan pembangunan pelajaran

misalnja, sangat perlu untuk dipikirkan masak-masak
sampai dimana dan dengan tjara bagaimana akan
ditentukan projek masing-masing.
Dari hal-hal Musjawarah Nasional Pembangunan
dapat disimpulkan bahwa jang dianggap sangat
mendesak pada waktu ini jalah pembangunanpembanguman didalam:
— produksi bahan makanan
— produksi bahan pakaian


sektor pengangkutan, terutama pelajaran.

4

5. Telah diutarakan diatas bahwa pembangunan
selama 2 tahun jang lalu telah didjalankan didalam
rangka
Rentjana
Pembangunan
ini.
Tambahan.pula
penjusunan
suatu
Rentjana
Pembangunan
djangka
pandjang
membutuhkan
penjelidikan dan pekerdjaan-pekerdjaan persiapan jang

lama dan mendalam, sebagaimana halnja dengan
penjusun
an Rentjana Pembangunan ini.
Maka didalam mengadakan perubahan-perubahan
dan tambahantambahan sekarang ini Rentjana
Pembangunan Lima Tahun itu didjadikan dasar.
Dan pengalaman-pengalaman jang diperoleh akan
dipakai sebagai bahan jaug berharga bagi penjusunan
Rentjana Pembangunan Lima Tahun jang kedua jang
lebih sempurna.
6. Adapun perubahan-perubahan serta tambahantambahan ini mengikuti urutan pokok-pokok jang
tertjantum didalam Rantjangan Undang-undang tentang
Rentjana Pembangunan Lima Tabun 1956—1960 beserta
Pendjelasannja
dan
Garis-garis
Besar
sebagai
lampirannja.
Dengan demikian terdapat beberapa soal jang tidak

dapat
dimasuk
kan (sepenuhnja) kedalam Rentjana Pembangunan ini.
Soal-soal
ter
sebut jalah: pemeliharaan; tourisme; tindakantindakan perdjoangan Irian Barat; lapangan mental;
Angkatan Perang; Polisi; Peradilan.
Hasil-hasil Musjawarah Nasional Pembangunan
dalam soal-soal ini akan merupakan bahan-bahan
pertimbangan jang berguna sekali bagi Pemerintah
dalam menentukankebidjaksanaannja, demikian pula
dapat didjadikan dasar didalam penjusunan Rentjana
Nasional jang berikut mengenai lapangan-lapangan
tersebut.
7.

Dibawah ini disampaikan urut-urutan daripada

Bab-bab dengan dikemukakan bagaimana perubahanperubahan atau tambahan-tambahannja. Nota ini terdiri
atas 2 bagian:

Bagian
I
memuat
perubahan-perubahan
dan
tambahan-tambahan
atas
Rantjangan
Undang-Undang
Rentjana
Pembangunan Lima Tahun beserta pendjelasannja;
sedangkan
Bagian
II
berhubungan
dengan
Garis-garis Besar.

5


BAGIAN I
A. RANTJANGAN UNDANG-UNDANG RENTJANA
PEMBANGUNAN LIMA TAHUN 1956-1960,
1. Pasal 1. d i t a m b a h dengan satu ajat, ajat 3, jang bunjinja
sebagai berikut:
Sektor-sektor ini djuga akan meliputi
pembangunan Nasional jang bersifat regional.
2. Pasal 3. ajat 1
Koordinasi dalam perentjanaan dan pelaksanaan
pembangunan dilakukan atas nama Pemerintah
oleh Dewan Ekonomi dan Pembangunan.
3. Pasal 3 ajat 2:
Pelaksanaan pembangunan disektor Pemerintah
dilakukan oleh Kementerian-kementeriaa dan
Pemerintah
daerah-dae
rah
otonom
jang
bersangkutan dan oleh Badan-badan jang ehusus

ditundjuk oleh Pemerintah untuk keperluan itu.
4. Pasal 5:
Undang-undangdisebut „Undang-undang Rentjana
Pembangunan Lima Tabun 1956-1960”.
5. Pasal 6:
Undang-undang ini mulai berlaku, pada hari
diundangkan dan berlaku surut sampai pada
tanggal
1.
Djanuari
1956.
Agar
supaja
setiap
orang
mengetahuinja,
memerintahkan pengumuman undang-undang ini
dengan penempatan dalam Lembar
an Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Djakarta.
pada tanggal
tahun
1958.
Presiden Republik
Indonesia,
SOEKARNO.
Diundangkan di Djakarta,
Tanggal . tahun 1958.
Menteri Kehakiman,

Perdana Menteri,
DJUANDA.
Menteri Keuangan,

G.A. MAENGKOM.

6.

SOETIKNO SLAMET

B. PENDJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG RENTJANA
PEMBANGUNAN LIMA TAHUN 1956-1960.
1. para 4 alinea 2:

Dalam hal ini sifat gotong-rojong dimasjarakat desa
barns
di
pelihara dan diperkembangkan sebaik-baiknja, oleh
karena
hal
ini merupakan suatu sumber pembangunan jang
berharga sekali. Sebagai misal dapat disebutkan
usaha mengerahkan pertanian perseorangan ke
pertanian koperatif.
Pendjelasan Pasal Demi Pasal.

2. para10

Rentjana investasi Pemerintah
selama 5 t ahun
diharapkan Rp. 12.500 djuta. Djumlah Rp. 12.500
djuta
ini
diambil
dari
sum
ber-sumber sebagai berikut:
dalam djutaan Rp.
Anggara Pindjamann
pindjaman luar
Belandj negeri;
a
Pemberianpemberian dan
Pam
1956
1957
1958
1959
1960

2.120
2.120
2.120
2.120
2.120

200
200
400
500
600

10.600

1.900

Djunslah

2.320
2.320
2.520
2.620
2.720
12,500

Kalau melihat sumber-sumber pembiajaan investasi
Pemerintah
di- atas, teranglah bahwa pembiajaan
Rentjana Pembangunan Lima Tabun berdasarkan kekuatan
sandhi, karena dana-dana jang bersumber di
luar negeri meliputi Rp. 1,900 djuta atau kurang lebih S
U.S. 165 djuta selama lima tahun (± 15%).
3. para 11.

Dari Anggaran Belandja harus disediakan selama 5

tahun biaja sedikitnja Rp. 10.600 djuta.
berdasarkan
pengalaman
kita
selama beberapa tahun belakangan ini.

Ini

7

Menurut Anggaran Belandja selama 1953 — 1955,
pengeluaran untuk investasi dari Anggaran
Belandja berdjumlah antara Rp. 1.700 sampai Rp.
2.400 djuta, sedang untuk tahun-tahun 1956
dan 1957 pengeluaran-pengeluaran Pemerintah
untuk pembangunan berdjumlah berturut-turut
Rp.
2.870
djuta
dan
Rp.
2.750 djuta. Kalau kita dapat mempertahankan
tingkat
penge
luaran Pemerintah untuk investasi menurut
Rentjana Pembangunan Lima Tahun alas dasar
jang
tidak
inflatoir,
maka
ini
sudah akan merupakan suatu succes.
Keadaan
sedemikian
sedikit-dikitnja
telah
memberikan
djamin
an bahwa pengeluaran dari sumber-sumber
Anggaran Belandja akan dapat diteruskan untuk
tahun-tahun jang akan datang.
Tetapi perlu diingat, bahwa bila tekanan inflasi
makin
bentam
bah besar, maka djumlah tersebut tidak akan
dapat ditjapai dan akan hilang dalam kekatjauan
keuangan.
4. Para 12 dan 13.
hapus.
5. Para 14; 15; 16; 17; 18; 19; 20; 21; 22; 23; 24; 25; 26
berturut-turut diubah mendjadi
Para 12; 13; 14; 15; 16; 17; 18; 19; 20; 21; 22; 23;
24.
6. Para 27 mendjadi para 25.
Dengan demikian kita menudju kepembangunan
jang seimbang. Keseimbangan daripada Rentjana
Pembangunan
Lima
Tabun
ini
djuga
berlaku
terhadap
pembangunan
regional.
Kebidjaksanaan Daerah dalam pembangunannja
ini
harus
se
djalan
(parallel)
dengan
kebidjaksanaan
Pemerintah
Pusat
da
lam rangka pembangunan Nasional.
Dengan
memperhatikan
kepentingankepentingan, kemampuan dan
sumber-sumber

daerah sendiri, tanpa melepaskan kepenting
an Negara kita sebagai satu kesatuan ekonomi,
pembangunan Daerah perlu direntjanakan dengan
seksama
dan
dikoordinasi
kan.
Langkah-langkah jang ditempuh dalam
kebidjaksanaan in:
a, Untuk mendapatkan bahan-bahan guna
perentjanaan pembangunan jang lebih seksama akan selalu
diadakan kerdja
sama dengan berbagai instansi di Daerah-daerah
dan/atau

8

badan perentjanaan tingkat Daerah jang
bertugas dalam lapangan pembangunap di
Daerahnja masing-masing.
b .Setjara
teratur
akan;
diadakan
evaluasi
mengenar
pelaksanaan pembangunan di Daerah-daerah dalam
djangka waktu Rentjana Pembangunan Lima
Tabun jang pertama ini clan seterusnja.
c, Menjusun
monografie-monografie
daerah
sebagai sumber bahan-bahan guna perentjanaan
Pembangunan
Daeranda
lam rentjana Nasional berikutnja.
Dalam rentjana ini disediakan untuk lapangan
industri,
dari
pembiajaan Pemerintah biaja sebesar ± Rp. 400 djuta
selama
5 tahun untuk pemerintahan daerah, selandjutnja
dikandung
maksud
supaja
pelaksanaan
beberapa
projek
Pemerintah
dalam
rentjana ini diserahkan kepada Pemerintah Daerah.
7. Para 28; 29; 30; 31;32; 33; 34; 35; 36; 37; 38; 39;
40;;41:;42;
43; 44; 45; 46; 47;
berturut-turut diubah mendjadi:
para .26; 27; 28; 29; 30; 31; 32; 33;34.35; 36; 37; 38; 39;
40;
41; 42, 43; 44; 45.

9

BAGIAN II,
GARIS-GARIS BESAR RENTJANA PEMBANGUNAN
LIMA TAHUN.
Bab I dan 2.

Tidak ada perubahan dan/atau tambahan.
Bab 3.

Peinbiajaan Rent :tuna

1. Mengingat keadaan j a n g telah. berobah, maka
pokok-pokok dari pada keputusan Musjawarah
Nasional Pembangunan, kiranja dapat diterima,
karena telah disusun dengan menginsjafi akan
kenjataankenjataan jang ada.
Maka itu dapatlah disetudjui untuk mengadakan
tambahan-tambah
an serta perubahan-perubahan seperlunja pada
Garis-garis Besar
Ini guna menjesuaikan Rentjana Pembangunan Lima
Tahun pada keputusan-keputusan Musjawarah
Nasional
Pembangunan.
Tentang saran-saran jang diadjukan didalam
lampiran
pada
kepu
tusan jang bersangkutan, jang menundjukkan djalandjalan
jang
dapat diambil oleh Pemerintah untuk mentjapai
keseimbangan
moneter,
kiranja
baik
untuk
diperhatikan dan dilaksanakan dimana mungkin.
2. Para
3
dan
4
perlu
dihapuskan,
dengan
keterangannja,
bahwa
di
dalam keadaan jang belum stabil, kemungkinan akan
tertjapainja djumlah-djumlah perkiraan tentang
pindjaman:
bank
dan
penge
luaran obligasi akan mendjadi ketjil; sedangkan
pembuatan
perki
man baru jang didasarkan atas angka-angka jang
dapat dipertjaja., sangatlah sukar karena tidak
mungkin
untuk
memperkirakan
sebelumnja
bagaimana akibat daripada perobahan keadaan ini
terhadap sumber-sumber pembiajaan diatas.
3. Dengan demikian p a r a 5 mendjadi para 3.

Tentang modal asing ini dipandang perlu untuk
mengadakan perobahan, disebabkan oleh karena
hal-hal
jang
pada
waklu
penjusun
an Rentjana Pembangunan Lima Tahun belum
diperhitungkan,
te
tapi jang kini telah mendjadi kenjataan.

10

Karena itu perlu dimasukkan pula, mulai dengan
tahun 1958, djumlah-djumlah jang merupakan
pampasan Djepang dan kemungkinankemungkinal
pindjaman lainnja.
4. Para 6 mendjadi dara 4.
Didalam pasal ini sampailah kita pada perobahanperobahan jang panting, karena. taksira:n cumbercumber pembiajaan didalam susunan jang lama
sudah tidak dapat lagi dipertahankan. Maka
susunan
baru adalah sebagai berikut:

Ta k s i n s u m b e r - s u m b e r p e m b i a y a a n R e n ca n a
L i m a Ta h u n
D a la m d j u t a a n R p
Anggaran
Belandja
195
6
195
7
195
8
195
9
195
6

2.120

Pindjaman-pindjaman
luar negeri pemberianpemberian dan Pampasan oerang Djepang
200

Djumla
h
2.320

2.120

200

2.320

2.120

400

2.520

2.120

500

2.620

2.120

600

2.720

10.600

1.900

12.500

Perubahan didalam perkiraan daripada pengeluaranpengeluaran
Anggaran
Belandja
untuk
pembangunan
didasarkan
atas
angka
angka pengeluaran Pemerintah didalam tahuntahun 1956 dan 1957,
jang berturut-turut diperkirakan sebesar Rp.
2.873,2 djuta dan
Rp: 2.752;4 djuta.
Meskipun kelihatannja angka-angka tersebut ada
sedikit
tinggi,

namun perlu diingat bahwa angka-angka dari tahun
1956
dan
ta
hun-tahun
sesudahnja
semuanja
meliputi
pembajaran-pembajaran T,P,1 padahal angka-angka
Rentjana
Pembangunan
Lima
Tabun
jang didasarkan atas angka-angka 1954 dan 1955
tidak memperhitungkan pembajaran T.P.1. diatas.
Maka angka Rp. 2:120 djuta setahunnja dapatlah
kiranja diterima sebagai djumlah jang paling sedikit
dapat
diharapkan
dari
Anggar
an
Belandja
Pemerintah
bagi
pengeluaranpengeluaran pembangunan.

11

Dengan perkiraan diatas, pembiajaan dari luar negeri
kurang lebih merupakan 15% dan djumlah
pembiajaan,
jang
berarti
hampir
2 kali lipat dari persentase jang lama.
5. Achirnja para 7; 8; 9; 10; 11; 12; 13; 14; 15; 16;
berturut-turut diubah mendjadi
para 5; 6; 7; 8; 9; 10; 11: 12: 13; 14.
Bab, 4.

Pertanian, kehutanan, kehewanan dan perikanan.

Soal-soal jang dikemukakan Musjawarah Nasional
Pembangunan
jang tertera dibawah ini akan digunakan sebagai
pegangan
untuk
merealisasikan
Rentjana
Pembangunan Lima Tabun.
A. Untuk melaksanakan penambahan produksi 2 djuta
ton
betas
dalam lima tahun, maka harus diadakan tindakantindakan
isti
mewa sebagai berikut:
1 extra intensivering.
2. perluasan areal setjara besar-besaran diluar
Djawa antara lain dengan pendirian rijstbedrijven, serta pengeringan tanah-tanah rawa
pasang-surut.
B. 1. Memusatkan usaha-usaha perpetaan dan
pengukuran.
2. Supaja Pemerintah mengadakan census dalam
lapangan pertanian.
3. Memprodusir sendiri alat-alat pertanian dan
rabuk.
4. Supaja import pupuk diselenggarakan oleh
Pemerintah sedangkan
distribusinja
disalurkan
lewat
kooperasi•kooperasi pertanian.
5. Mempertjepat realisasi sampai didaerah-daerah
Bank
Tani

dan
Nelajan,
dan
memperbesar
modal
permulaannja
dari
Rp. 100 djuta mendjadi Rp. 500 djuta.
6. Disamping usaha-usaha rakjat, Pemerintah
supaja
menjelenggarakan
perusahaanperusahaan mengenai bahan makanan dan
pakaian pokok.
7. Menambah mata peladjaran pertanian dalam
kelas-kelas
ter
achir pada sekolah.sekolah rakjat.

12

8. Hay-making dan merakjatkan peternakan sapi
perahan:
9. Supaja Pemerintah mendirikan bank cultuur.
Perlu diterangkan bahwa sesuai dengan saran
Musjawarah Nasional Pembangunan tersebut dalam
A2, oleh Kementerian-kementerian Pertanian dan
Pekerdjaan Umum dan Tenaga telah disusun rentjana
pembukaan tanah-tanah kering dan pengeringan
tanah-tanah rawa setjara
besar-besaran didalam usaha untuk memperluas areal
tanaman bahan makanan.

Bab, 5

Pengairan.

Tidak ada perobahan dan/atau
tambahan.

Bab,6

Sumber -sumber mineral.

Dalam soal-coal tersebut dibawah ini maka
keputusan
Musjawarah
Nasional
Pembangunan
mengenai
pertambangan
sesuai
dengan
Ren
ljana Pembangunan Lima Tahun:
1. Pemberian konsesi-konsesi.
2. Permian Daerah.
3. Modal.
Sebaliknja ada beberapa soal jang agak berbeda,
misalnja:
1. Berlainan dengan keputusan Musjawarah Nasional
Pembangunan
jang
menjarankan
supaja
pengusaha
pertambangan adalah Peme
rintah (Pusat + Daerah) dan Pengusaha Nasional,
sesuai dengan Rentjana Pembangunan Lima Tahun,
Pemerintah
berpendapat,
bahwa pada waktu"ini dan beberapa waktu jang akan
datang, disebabkan belum terdapataja tjukup modal
maupun tenaga ahli, Indonesia masih akan merupakan
suatu
negara
dimana
ada
lapang

an kerdja untuk pengusaha-pengusaha partikelir
(nasional maupun asing).
2. Urutan.Prioritet.
Demikian,pula
berlainan
dengan
keputusan
Musjawarah
Nasional
Pembangunan
jang
memberikan prioritet ke-2 untuk penggunaan
13

bahan-bahan
galian
untuk
kebutuhan
perindustrian dalam negeri,
sesuai. dengan Rentjana Pembangunan Lima
Tahun, Pemerintah
mcnitik
beratkan
pada
objek-objek
jang
menghasilkan depisen
Selain perbedaan tersebut
diatas keputusan.
Musjawarah Nasional Pembangunan dapat. dipakai
sebagai pegangan dalam merealisasikan Rentjana
Pembangunan Lima Tahun mengenai pertambangan.
Bab. 7.
Te n a g a L i s t r k .

Tidak ada perobahan dan/atau
tambahan. B a h . 8 .

Perinduslrian.
Pada pokoknja putusan Musjawarah Nasional
Pembangunan tidak bertentangan dengan Rentjana
Pembangunan Lima Tahun mengenai perindustrian.
Perihal keputusan Musjawarah Nasional Pembangunan
supaja diutamakan usul-usul dan rentjana-rentjana dari
Daerah, maka djika ditindjau lebih mendalam tempattempat dan projek-projek jang tertjantum dalam
Rentjana Pembangunan Lima Tahun sudah menundjukkan adanja penjebaran. diseluruh Indonesia.
Sebaliknja berlainan dengan keputusan Musjawarah
Nasional Pembangunan jang menjarankan penjusunan
bagian chusus dari dinas Perindustrian dengan
perlengkapan, tenaga dan kredit untuk setjara
actief turut serta dalam pemberian kredit, sesuai
dengan
Rentjana
Pembangunan
Lima
Tahun
Pemerintah berpendapat bahwa perlu diichtiarkan
penjederhanaan dan dihilangkan adanja doubl'ures.
Dan untuk ini segala pekreditan hares disalurkan
melaini bank.
Rah, 9.
Perhubungan.

A. Djalan-djalan dan djenahatan.

Pada pokoknja tidak ada perbedaan diantara
Rentjana
Pembangun
an Lima Tahun dan putusan Musjawarah Nasional
Pembangunan mengenai Djalan-djalan dan Djembatan,
oleh karena itu putusan Musja-

14

warah; Nasional Pembangunan ini dapat dipakai
sebagai pegangan dalam merealisasikan Rentjana
Pembangunan Lima Tahun mengenai Djalan-djalan dan
Djembatan.
B. Pelajaran.
Pada pokoknja seksi inipun tidak ada perbedaan
antara Rentjana Pembangunan Lima Tahun dengan
putusan
Musjawarah
Nasional
Pembangunan.
Beberapa persoalan jang tidak tertjantum dalam Rentjana Pembangunan Lima Tahun ialah antara lain:
1. Usul penentuan „Vrije Haven”.
Soal „Vrije Haven” ini  sebetulnja meliputi beberapa
segi.
Misalnja segi perdagangan, antara lain fasilitetfasilitet
bank,
letak
nja tempat „Vrije Haven” didalam lalu-lintas laut,
dan
investasi
untuk pelabuhan-pelabuhan dan sebagainja. Untuk
menentukan adanja suatu „Vrije Haven” maka bares
terlebih dahulu diadakan penjelidikan jang lebih
landjut.
2. Perindustrian Perkapalan dan Perusahaan muatan
kapal laut (venal).
Kedua persoalan ini dapat ditambahkan kepada
Rentjana Pembangunan Lima Tahun dan akan
merupakan suatu perluasan dan perbaikan.
3. Pelabuhazt.
Mengenai. Masalah ini ada beberapa hal jang
diusulkan oleh Musjawarah Nasional Pembangunan
jang perlu dipertimbangkan sampai berapa djauh
dapat dilaksanakan.
Usul-usul ini ialah mengenai:
a. Perubahan Organisasi dan Administrasi.
b. Soal Pembiajaan.

C. Perhubungan kereta api,
Didalam lapangan ini tidak ada  perbedaan antara
Rentjana Pembangunan Lima Tahun, dan putusan
Musjawarah Nasional Pembangunan.

D. Perhubungan Udara.
Mengenai projek•projek lapangan terbang dan
perlengkapan-perlengkapan lapangan terbang tidak
ada perbedaan diantara Rentjana

15

Pembangunan Lima Tahun dan.putusan Musjawarah
Nasional Pem- bangunan.
Selain projek-projek tersebut Musjawarah Nasional
Pembangunan membahas beberapa persoalan jang
tidak tertjantum dalam Rentjana Pembangunan Lima
Tahun jang pada hakekatnja dapat dianggap se
bagai suatu perluasan dan perbaikan.
Persoalan-persoalan tersebut ialah:
a. Pokok-pokok kebidjaksauaan.
b. Personil dan Pendidikan.
c. Materiil.
d. Perhubungan udara,
Sub d ini dibagi dalam:
I. lnterinsulair division.
2. International division.
3. Regional division.
4. Special Operation division.
5. Perawatan.
6. S.A.R. (Pentjari. dan Penolong).
Bab, 10.
Sumber-sumber tenaga kerdja.

Hasil-hasil
Musjawarah
Nasional
Pembangunan
mengenai hal Lni umumnja tidak berbeda dengan
Rentjana Pembangunan Lima Tahun. Perbedaan jang
prinsipiil ialah:
I. Musjawarah Nasional Pembangunan berpendapat
bahwa
Penem
patan tenaga djuga perlu didjadikan tudjuan dari
pembangunan (employment target).
2. Rentjana Pembangunan Lima Tahun bertudjuan
anlara lain:
Memperluas kesempatan bekerdja bagi seluruh
penduduk.
Pemerintah berpendapat, bahwa apa jang diputuskan
pada
Musja
warah Nasional Pembangunan itu (employment target)
akan
diusaha
kan
dilaksanakan
pada
Rentjana-rentjana
Pembangunan jang berikut.

Bab. II.
Hubungan Perburhant.

Tidak ada perobahan dan/atau
tambahan.
16

Bab 12

Pendidikan
Keputusan-keputusan
Musjawarah
Nasional
Pembangunan dibidang pendidikan dapat dipersatukan
dengan
tudjuan
dan
kebidjaksanaan
jang
telah
diutarakan
didalam
Rentjana
Pembangunan Lima Tahun.
Usaha-usaha pendidikan ditudjukan pada memenuhi
kebutuhan masjarakat dan pembangunan. Sekarang
untuk lebih dapat memenuhi kebutuhan pelaksanaan
pembangunan, dirasakan perlu titik
berat penjelenggaraan
pendidikan
diletakkan
kepada
penjempurnaan usaha pendidikan dari pada perluasan
usaha
pendidikan:
Dalam
hubungan
ini andjuran untuk menindjau kembali struktur dan
sistim pendidikan
supaja lebih selaras dengan kebutuhan negara jang
sedang membangun, akan diperhatikan. Selain dari itu
sesuai
dengan
andjuran
Musjawarah
Nasional
Pembangunan
untuk
memperbaiki
achlak
serta
membangun
mentaal
bangsa
Indonesia,
usaha
pendidikan
pun
akan
memperhati
kan pendidikan watak dan budi pekerti, sehingga
dengan demikian
terpelihara pula pendidikan mengenai segi kedjiwaan
warga
negara
kita.
Bab. 13.
Keselurtan:
Keputusan-keputusan
Musjawarah
Nasional
Pembangunan dibidang kesehatan tidak menundjukkan
perbedaan
jang
prinsipiil
dengan
Ran
tjana
Pembangunan
Lima
Tatum.
Mengenai
penjelenggaraannja
Musjawarah
Nasional
Pembangunan mengandjurkan supaja d a l a m melaksanakan
kebidjaksanaan
kesehatan,
usaha-usaha
prepentip lebih diintensifir disamping usaha-usaha
kuratip
untuk
mentjapai
keseimbangan, hal mana dapat diterima.
Pemerintah dapat menjetudjui andjuran Musjawarah

Nasional
Pembangunan supaja
untuk
mentjapai
keseimbangan,
usaha
usaha
prepen
tip lebih diintensifkan disamping usaha-usaha kuratip.
Bab 14 dan 15.
Kesedjahteraan sosial dan Djaminan sosial serta Perumahan.
Mengenai
pokok
ini
Musjawarah
Nasional
Pembangunan
tidaklah
memberikan
keputusankeputusan
jang
terperintji.
Hanja
disana
sini sadja, seperti didalam pembitjaraan mengenai
kepegawaian dan

17

perburuhan Musjawarah Nasional Pembangunan telah
menjiuggung masalah ini.
Oleh karena itu Bab 14 dan Bab 15 tetap didjadikan
pedoman.
Selandjutnja perlu diterangkan bahwa mengenai
masalah datang bulan (Bab 14 B Djaminan Sosial, Sub d
hal.
222)
sudah
tjukup
diatur
didalam Undang-undang Kerdja No. 1 tahun 1951,
berhubungan dengan Peraturan Pemerintah No. 4 tahun
1951 fasal 1 ajat (2), jang pada pokoknja menjatakan
bahwa buruh wanita tidak boleh diwadjibkan bekerdja
pada hari pertama dan kedua waktu haidh, sedangkan
disamping itu madjikan dianggap tidak mengetahui
keadaan
haidh
buruh wanita itu, bilamana jang berkepentingan tidak
memberi
tahu
kan hal itu kepada madjikannja.
Maka oleh karena itu Sub d dikeluarkan dari Program
djaminan
Sosial.
Bab. 16.
Pe m b a n g u n a n Masjarakat Desa.

Perihal kebidjalcsanaan perentjanaan Pembangunan
Masjarakat
Desa, keputusan Musjawarah Nasional Pembangunan
sedjiwa
dengan
apa
jang
telah
diutarakan
didalam
Rentjana
Pembangunan Lima Tabun 1956 — 1960.
Mengenai daerah-daerah perbatasan seperti jang
terdapat
di
Kali
mantan Barat Timur, Daerah Sangir dan Talaud, Daerah
Timor,
Ma
luku Utara/Tengahl/Tenggara akan mendapat perhatian
jang lebih utama dalam batas-batas dan rangka
kebidjaksanaan
jang
sudah
dirumuskan
bagi usaha-usaha Pembangunan Masjarakat Desa.
Dalam
mempertjepat
perluasan
pembangunan
keseluruh desa-desa di Indonesia diusahakan supaja
Biro
Desa
dari
Kementerian
Dalam
Negeri

mendjalankan pekerdjaan-pekerdjaan persiapan sesuai
dengan prinsip-pninsip Pembangunan Masjarakat Desa.
Mengenai penjelenggaraan tugas-tugas tertentu pada
tarap desa, memang lurah/kepala daerah jang setingkat
itu bukanlah merupakan seorang jang ahli dalam segala
lapangan. Dari itu segi-segi teknis penjelenggaraan
tidak mungkin ia lakukan, tetapi karena fungsi dan
pengaruhnja dilingkungan masjarakat Desa, lurah tidak
akan
ditinggal
kan dalam rangka usaha Pembangunan Masjarakat
Desa.

18

Bab.17
Kooperasi
Usaha kooperasi mendapat perhatian jang chusus
dari Rentjana
Pembangunan Lima Tahun, dan putusan Musjawarah
Nasional Pambangunan mengenai hal ini dapat
dianggap adalah merupakan sebagai penegasan.
Bab.18
Transmigrasi.
Kebidjaksanaan terhadap persoalan transmigrasi jang
dirumuskan
oleh Musjawarah Nasional Pembangunan adalah
sedjadjar dengan Rentjana Pembangunan Lima Tahun.
Segi penjelenggaraannja dititik beratkan ke
transmigrasi
spontaan
sedang
ikut
sertanja
pemerintah daerah (baik dalam pengirimanmau
pun penampungan) dan pelajanan jang sama
terhadap
penduduk
asli
dan pendatang dalam proporsi jang sebaik-baiknja,
disetudjui sepenuhnja;
Bab.19
Administrasi pemerintahan.
Pada dasarnja tidak ada perbedaan didalam
penempatan
masalah
pokok
dalam
lapangan
administrasi n e g a r a sebagaimana dilihat oleh
Musjawarah Nasional Pembangunan dan didalam
Rentjana Pembangunan Lima Tahun.
Demikian pula halnja dengan penelaahan berbagai
segi administrasi dan perumusan tudjuan-tudjuan
dan kebidjaksanaan-kebidjaksanaan. Boleh dikatakan
bahwa
sifatnja
saling
memperlengkap,
saling
menutupi atau saling mengisi.
Tentang tindakan-tindakan jang diusulkan oleh
Musjawarah
Nasional
Pembangunan
kepada

Pemerintah untuk dilaksanakan dalam waktu
sesingkat-singkatnja, dapatlah diberikan keterangan
sekedarnja sbb:
I . Hal melaksanakan hasil-hasil Musjawarah Nasional I
Panmtia
I.

Segera setelah berachirnja Musjawarah Nasional,
telah
dibentuk
tiga
Panitia ad-hoc Pemerintah, diantaranja Panitia ad-hoc
I Urusan Umum
19

dan Pemerintahan dan Panitia ad-hoc II Urusan
Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, jang bertugas
menindjau
keputusan
rapat
Panitia
I
dan II Musjawarah Nasional pada tanggal 12
September 1957.
Pendapat-pendapat kedua Panitia ad-hoc itu jang
dewasa
ini
didja
dikan pegangan dalam melaksanakan putusan-putusan
Musjawarah Nasional itu, adalah sedjalan dengan
Rentjana Lima Tabun.
II. Hal-hal memperintji, mempertegas dan memperluas soal-soal
pokok dalam Bab 19 Garis-garis Besar Rentjana lima Tabun (1956-1960) dengan .
1. Penjusunan undang-undang dan/atau peraturauperaturan
Pemerin
tah tentang:
Mengenai djumlah, organisasi dan koordinasi
Kementerian-kementerian,
Djawatan-djawatan
sampai ketingkat Swatantra I, II dan III, maka
Pemerintah tetap mempergunakan Laporan Panok
(Panitia Negara untuk menjelidiki organisasi
kementerian-kementerian) tertanggal 26 April 1954
sebagai
pedoman.
Akan
tetapi
sebagaimana
dinjatakan
dalam
Bab
19
ini,
didalam
mempergunakan laporan tersebut sebagai pedoman
dalam penjusunan aparatur pemerintahan jang lebih
effisien,
parlu
diperhatikan
perkembanganperkembangan baru jang berlangsung sesudah
laporan itu diselesaikan.
Mengenai
kepegawaian,
termasuk
peradilan
pegawai, maka Pemerintah memberikan prioritet
pertama kepada pembentukan suatu Panitya Negara
jang kompeten dengan tugas menjusun suatu rantjangan Undang-undang Pokok Kepegawaian jang
harus menjiapkan pekerdjaannja dalam waktu
terbatas.
Adalah kebidjasanaan Pemerintah pula untuk
setingkat demi setingkat membangunkan suatu
peradilan
pegawai
atau
administra

tif jang lengkap.
Mengenai perbendaharaan dan anggaran belandja
jang
lebih
se
suai, termasuk Undang-Undang Perusahaan Negara,
maka
Peme
rintah
menginsafi
benar
bahwa
kelantjaran
pelaksanaan
pembangun
an tidak sedikit tergantung dari kelantjaran
penjelenggaraan admi-

20

nistrasi anggaran-umum. Maka suatu masalah ialah
setjara
bagai
main mendjadikan seluruh aparatur anggaran-umum
dan
adminis
trasinja suatu alat pembangunan jang memenuhi
kebutuhan.
Di
harapkan bahwa Panitya jang disebutkan dalam Bab 19
ini,
ialah
Panitya Interdepartemental Penjusun Undang-Undang
Perbenda
haraan lidak lama lagi akan siap dengan rentjananja
tentang
peng
urusan
keuangan
negara
jang
nanti
akan
menggantikan I.C.W. (Indonesische Comptabiliteits wet
1925).
Adalah
selajaknja
bahwa
djuga I.B.W. (Indonesische Bedrijven wet 1927) diganti
oleh
Un
dang-Undang Perusahaan jang sesuai.
2. Pemeliharaan dan usaha meninggikan mutu dari pada
petugas-pe
tugas Pemerintah dengan beberapa tindakan.
Pendidikan dan latihan administratif merupakan suatu
tjabang
jang
tak
terpisah-pisahkan
daripada
administrasi
kepegawaian
jang
balk.
Maka diharapkan bahwa dalam waktu dekat, Lembaga
Administrasi
Negara jang dibentuk dengan P.P. No. 30 tahun 1957
sudah akan merupakan suatu kenjataan.
Lembaga itu jang sebagai suatu badan pemerintah
berdiri
lang
sung dibawah Perdana Menteri, akan mendjadi pusat
kegiatan jang menudju kepenjempurnaan aparatur
pemerintahan
serta
adminis
trasinja. Salah satu tugasnja jang terpenting ialah
menjelenggarakan
dan mengawasi pendidikan dan latihan pegawai negeri
sipil
dan/
atau tjalon pegawai negeri sipil, sehingga mendjadi
tenaga
admini

strasi negara .jang mempunjai keperibadian dan
ketjakapan
sesuai
dengan tugasnja.
Untuk melaksanakannja akan diadakan suatu Biro
Pendidikan
dengan tugas:
a. mengusahakan segala sesuatu jang diperlukan untuk
mendjamin terselenggaranja setjara teratur rentjana
latihan
djabatan
bagi
pegawai negeri sipil dan/atau tjalon pegawai negeri
sipil
dalam
lapangan administrasi negara.
b,

memperluas dan memperdalam pengetahuan
pegawai
negeri
sipil/atau tjalon pegawai negeri sipil tentang
administrasi negara .

21

3.

4.

5

6.

c. mendjalankan koordinasi dan pengawasan kursuskursus dan Iatihan djabatan dalam administrasi
negara jang diselenggarakan oleh kementeriankementerian dan/atau badan-badan pemerintah
lainuja.
Disamping itu perlu pula bahwa Pemerintahpemerintah
Daerah
setjara
sistematis
menjelenggarakan pendidikan kader untuk mendjalankan pemerintahannja, balk untuk pekerdjaanpekerdjaan administratif maupun teknis.
Penempatan dan penerbitan (alokasi) dan realokasi)
tenaga-tenaga kerdja administratif dan kedjuruan
sesuai dengan kebutuhan Djawatan dan masjarakat
daerah-daerah.
Penjelesaian masalah penggunaan tenaga pegawai
dengan sebaikbaiknja ini merupakan sebagian
daripada penjederhanaan dan rasionalisasi seluruh
aparatur pemerintahan, balk di Pusat maupun di
Daerah.
Normalisasi dan standarisasi dari pada alat-alat
perlengkapan Djawatan-djawatan untuk mentjapai
efficiency, penjederhanaan dan penghematan.
Bahkan dapat ditambahkan dengan mekanisasi dari
Administrasi dimana mungkin mengingat makin
meluasnja
tugas
pemerintahan,
sebagaimana
tertjantum dalam Bab 19 ini.
-. Diadakannja djaminan-djaminan sosial jang lajak
jang mengenai makanan, pakaian dan perumahan
bagi
para
petugas,
disamping
itu supaja diusahakaa adanja penghargaan kepada
semua petugas negara jang telah melakukan
tugasnja dengan sebaik-baiknja dan dapat dipudji.
Dalam
batas-batas
kemampuan
Pemerintah
senantiasa akan diusahakan untuk menjempurnakan
tjara-tjara
mempertinggi
moril,
kegembiraan
bekerdja dan gengsi corps pegawai negeri.
Mempergiat, menjempurnakan dan melaksanakan
segala tindakantindakan dan peraturan-peraturan

jang sampai sekarang sudah ada dan masih
terbengkalai (diantaranja putusan-putusan Panok
dan
P.P. No. 30/1957 tentang Lembaga Administrasi
Negara).
Perhatian
chusus
ditjurahkan
Pemerintah
terhadap hal ini.

22

Bab 20
Pe k e r j a a n m e r e n t j a n a d a n o r g a n i s a s i n j a
Dalam
hubungan ini perlu ditindjau putusan
Musjawarah
Nasional
Pembangunan
mengenai
pembentukan suatu Dewan Perantjang Nasional
(National Planning Board) jang bertugas menjusun
suatu Rentjana Pembangunan Semesta (National
Overall Plan) jang sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia.
Pemerintah sedang mempertimbangkan sampai
dimana dan setjara bagaimana putusan Musjawarah
Nasional Pembangunan itu dapat didjalankan. Sebab
diinsafi bahwa hal itu perlu dilakukan dalam rangka
penjempurnaan
organisasi
seluruh
aparatur
perentjanaan negara dan tatatjara kerdjanja.
Dengan demikian akan tertjiptalah kebulatan dan
keserasian didalam bekerdjanja aparatur perentjana
negara itu.
Selandjutnja
dimintakan
perhatian
terhadap
kenjataan bahwa didalam Bab 20 ini perlu diadakan
beberapa
perubahan,
mengingat
adanja
perkembangan-perkembangan dalam masa achir-achir
ini.
Pertama-pertama dalam sub a perihal Pembuatan
rentjana djangkapandjang dan organisasinja, alinea
terachir
perlu
disesuaikan
dengan
tekst baru Rantjangan undang-undang pasal 3 sehingga
berbunji sebagai berikut:
,,Koordinasi dalam perentjanaan dan pelaksanaan
pembangunan dilakukan atas nama Pemerintah oleh
Dewan Ekonomi dan Pembangunan. Pelaksanaan
pembangunan
disektor
Pemerintah
dilakukan
oleh Kementerian-kementerian dan Pemerintah daerahdaerah otonoom jang bersangkutan dan oleh Badanbadan jang chusus ditundjuk oleh Pemerintah untuk

keperluan itu.
Pelaksanaan pembangunan disektor partikelir dan
disektor
masja
rakat desa dilakukan oleh partikelir dan masjarakat
desa
sendiri
dengan petundjuk, bimbingan dan pengawasan
Kementerian,
Peme
rintah daerah atau Badan jang dikuasakan oleh
Pemerintah''.
Begitu pula halnja dengan sub c perihal membuat
rentjana-tahunan
dan organisasinja, maka sub c tersebut diubab sehingga
berbunji
sebagai berikut:
23

„Telah diuraikan bahwa rentjana-tahunan dan
rentjana
djangka
pandjang saling pengaruh-mempengaruhi. Dengan
demikian Dewan Ekonomi dan Pembangunan pun
mendjadi badan koordinasi didalam perentjanaan dan
pelaksanaan rentjana tahunan.
Dalam hubungan ini perlu disebut Panitia Koordinasi
Interdepartemental (PAKIN),. jaitu suatu Panitia dengan
Direktur-Djenderal Biro Perantjang Negara sebagai
anggauta merangkap Ketua dan Wakil-wakil dari
beberapa Kementerian sebagai anggauta.
PAKIN bertugas mengadakan koordinasi dalam
lapangan ekonomisosial dan segala bantuan luar negeri
jang
meliputi
berbagai
Kemen
terian.
Maka
oleh
karena
itu
projek.projek
pembangunan
didalam
rentjana-tahunan
perlu
dibitjarakan terlebih dahulu dalam rapat-rapat . berkala
dari PAKIN sebelum disampaikan kepada Dewan
Ekonomi
dan Pembangunan”.

24