Analisis Pengaruh Fund Longevity, Fund Cash Flow, dan Fund Size terhadap Kinerja Reksa Dana (Studi Kasus: Reksa Dana Saham yang Terdaftar di BAPEPAM Periode Tahun 2011-2014)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Instrumen investasi di pasar modal ada 3 (tiga), yaitu obligasi, saham, dan
reksa dana. Instrumen investasi seperti obligasi dan saham tidaklah cukup untuk
dijadikan alternatif pilihan bagi masyarakat pemodal, hal ini dikarenakan oleh
besarnya modal yang harus dimiliki dan kerumitan dalam mengelola portofolio
investasi. Reksa dana muncul sebagai sarana untuk menghimpun dana dari
masyarakat yang memiliki modal dan memiliki keinginan untuk melakukan
investasi, namun hanya memiliki waktu, pengetahuan, dan modal yang terbatas.
Reksa dana menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1
ayat (27) didefinisikan bahwa reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan
dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Investasi melalui reksa dana memiliki beberapa manfaat. Pertama, pengelola
reksa dana pada umumnya terdiri atas orang–orang yang berpengalaman dan ahli
di bidang pasar uang dan pasar modal karena dikelola oleh manajer inverstasi
yang handal. Kedua, dengan keahlian dan pengalaman yang dimiliki, manajer
investasi akan melihat peluang investasi yang ada, serta menganalisisnya
berdasarkan data yang tersedia secara baik sehingga hal ini akan memperkecil

risiko. Ketiga, harga jual dan harga beli reksa dana sama dengan NAB. Keempat,
peraturan terkait dengan reksa dana salah satunya membuat bahwa manajer

Universitas Sumatera Utara

investasi wajib mengungkapkan secara jelas tentang arah portofolio reksa dana
yang akan diterbitkan didalam prokpektus reksa dana yang bersangkutan
(Simatupang, 2010: 175-178).
Dalam melakukan investasi reksa dana calon investor harus memahami jenis
reksa dana apa saja yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dalam melakukan
kegiatan berinvestasi. Jenis- jenis reksa dana yang ada di Indonesia dikategorikan
dalam empat instrumen, yaitu reksa dana saham, reksa dana campuran, reksa dana
pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap (Rivai, et al., 2013:108)
Reksa dana dapat menyediakan dua fasilitas yang sulit dipenuhi oleh
pemodal, yaitu sebagai berikut (Rivai, et al., 2013:108):
a) Reksa dana menciptakan skala ekonomis dalam berinvestasi, yaitu melalui
penggabungan dana antara pemodal satu dengan pemodal yang lain untuk
menciptakan investasi dalam skala yang besar.
b) Reksa dana menyediakan tenaga profesional pengelola investasi efek secara
kolektif.


Berdasarkan Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa komposisi NAB reksa dana
saham di Bapepam per 29 Februari 2016 adalah sebesar 104.584.216.011.556,09
atau 38,4% dari seluruh NAB semua jenis reksa dana. Jika dibandingkan dengan
semua jenis reksa dana hanya reksa dana saham yang paling banyak. Hal ini
mencerminkan bahwa reksa dana saham lebih menarik bagi investor dibandingkan
dengan jenis reksa dana lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Komposisi NAB Reksa Dana per 29 Februari 2016
ETF-Fixed Income (2.099.673.828.322,00)
ETF-Indeks (157.894.314.094,97)
ETF-Saham (1.329.182.414.257,47)
Fixed Income (47.792.853.171.395,98)
Indeks (789.353.941.183,78)
Mixed (18.600.186.301.735,32)
Pasar Uang (30.269.010.930.308,01)
Saham (104.584.216.011.556,09)
Syariah-Fixed Income (1.039.644.971.999,57)

Syariah-Indeks (348.345.290.350,22)
Syariah-Mixed (1.054.814.813.466,46)
Syariah-Pasar Uang (926.823.689.921,88)
Syariah-Saham (3.963.883.776.554,42)
Syariah-Terproteksi (1.513.635.507.219,79)
Terproteksi (57.474.973.546.725,63)

Sumber : BAPEPAM

Gambar 1.1
Komposisi NAB Reksa Dana Februari 2016

Reksa dana saham menjadi objek penelitian karena dapat memberikan
return paling tinggi dibandingkan dengan jenis reksa dana lainnya. Dalam
menentukan mana reksa dana saham yang harus dibeli calon investor jangan
selalu hanya memperhatikan return tertinggi. Jangan hanya membeli reksa dana
dengan hanya melihat daya tariknya. Ada baiknya membeli reksa dana yang
secara histories memiliki kinerja yang baik (Koch, et al., 2007:147).
Dalam sebuah situs online Danareksa Investment Management (2012)
dijelaskan bahwa seluruh dana investasi yang ada pada reksa dana tidak disimpan


Universitas Sumatera Utara

oleh manajer investasi, tetapi disimpan di pihak yang bernama bank kustodian.
Selain itu, bank kustodian juga berfungsi sebagai administrator yang mencatat dan
memberikan konfirmasi atas seluruh transaksi pembelian dan penjualan reksa
dana, serta menghitung Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana setiap harinya.
NAB adalah nilai yang menggambarkan total kekayaan reksa dana setiap harinya.
Dalam membeli produk reksa dana, setiap investor akan mendapatkan bukti
satuan kepemilikan dana yang dinamakan unit penyertaan atau saham (UP).
Menurut Pasal 1 butir 29 Undang-undang Pasar Modal, “Unit penyertaan adalah
satuan ukuran yang menunjukan bagian kepentingan setiap pihak portofolio
investasi kolektif” (Widjaja dan Ramaniya, 2006: 9). Jumlah UP akan tetap
selama tidak melakukan transaksi. Banyaknya UP yang didapatkan tergantung
dari harga NAB per unit pada hari dimana reksa dana dibeli. Investor yang
membeli reksa dana akan mendapatkan kentungan atau kerugian yang berasal dari
selisih pendapatan harga beli antara NAB per unit awal pembelian dan harga NAB
per unit pada saat penjualan kembali reksa dana tersebut. Dengan demikian,
kinerja portofolio reksa dana secara umum dapat dilihat dari perubahan tingkat
return-nya yang diukur dengan NAB per unit (Widjaja dan Ramaniya, 2006: 10).

Dalam mengukur kinerja reksa dana ada beberapa hal yang kerap dijadikan
sebagai faktor penentu apakah reksa dana memiliki kinerja yang baik atau
sebaliknya. Faktor tersebut adalah usia reksa dana (fund longevity), arus kas reksa
dana (fund cash flow) dan ukuran reksa dana (fund size). Usia reksa dana (fund
longevity) mencerminkan pengalaman dari manajer investasi dalam mengelola
suatu reksa dana. Reksa dana yang memiliki umur yang lebih lama akan memiliki

Universitas Sumatera Utara

track record yang lebih panjang, maka dari itu akan dapat memberikan gambaran
kinerja yang lebih baik kepada para investornya menurut Rao (2000) dalam
Akbarini (2004). Jadi, fund longevity (usia reksa dana) dapat mempengaruhi
kinerja reksa dana.
Aliran arus kas reksa dana (fund cash flow) adalah laporan arus kas yang
memuat ikhtisar terinci mengenai semua aliran kas masuk dan kas keluar (IAI,
2007), dalam sebuah investasi harus selalu memperhatikan laporan arus kasnya.
Menurut Gruber (1996) bahwa dana dengan arus kas bersih yang tinggi memiliki
tingkat return yang lebih tinggi daripada dana dengan arus kas bersih yang ratarata. Hubungan cash flow dengan kinerja reksa dana haruslah positif karena syarat
utama dalam melakukan investasi adalah cash flow harus positif karena jika cash
flow negatif maka tidak ada dana yang akan diinvestasikan. Aliran kas masuk

yang tinggi akan meningkatkan pendapatan investasi sehingga akan memperbaiki
kinerja reksa dana itu sendiri.
Ukuran reksa dana (fund size) menurut Gruber (1995) merupakan salah
satu alat ukur besar kecilnya reksa dana berdasarkan dana yang dikelola. Aktiva
sebuah perusahaan mempresentasikan besaran kekayaan yang dimiliki perusahaan
tersebut. Kekayaan reksa dana dapat dinilai dari besarnya Total Net Assets (TNA)
yang dimiliki. Kekayaan yang dimiliki perusahaan pada umumnya menunjukkan
skala ekonomi suatu perusahaan. Semakin besar skala ekonomi perusahaan maka
semakin besar ukuran perusahaan tersebut. Besar kecilnya suatu reksa dana (fund
size) akan mempresentasikan jumlah kapitalisasi pasar reksa dana. Secara arbitrer
ditetapkan ukuran perusahaan reksa dana yang bisa dipilih bila memiliki aset $250

Universitas Sumatera Utara

juta sampai $5miliar. Pada reksa dana saham ukuran aset minimumnya adalah
diatas $2 miliar.

Tabel 1.1
Tanggal Efektif, Nilai Aktiva Bersih (NAB), Cash Flow, dan
Kinerja Beberapa Reksa Dana Saham pada tahun 2012-2014

Nama
reksa
dana
Danareksa
Mawar
Panin
Dana
Maksima
Rencana
Cerdas

Tanggal
efektif
5-071996
27-31997
8-071999

2012
NAB
Cash

(miliar)
Flow
213,74
(0,02
1)
4.634,5
(0,00
8)

Kiner
ja
(0,00
3)
0.083

100,64

0,023

(0,01

1)

2013
NAB
Cash
(miliar)
Flow
111,96
(0,04
7)
6.116,6
0,023

69,25

(0,02
08)

Kiner
ja

(0,11)

NAB
(miliar)
115,03

(0.03
8)

6.603,8

(0,21
3)

95,01

2014
Cash
Flow
(0,01

3)
(0,01
2)

Kinerja

0,00
2

Pada Tabel 1.1 diatas, tanggal efektif reksa dana adalah alat pengukur fund
longevity, secara teori semakin panjang umur reksa dana akan semakin baik
kinerja reksa dana tersebut. Dapat dilihat pada panin dana maksima yang tanggal
efektifnya tahun 1997 kinerjanya pada tahun 2014 0,444 berbeda dengan rencana
cerdas yang tanggal efektifnya tahun 1999 kinerjanya pada tahun 2014 0,697.
Panin dana maksima yang 2 tahun lebih lama malah kinerjanya tidak lebih baik
dari rencana cerdas. Hal ini menunjukkan bahwa tidak selamanya usia reksa dana
berpengaruh terhadap kinerja reksa dana.
Nilai Aktiva Bersih (NAB) digunakan sebagai pengukur fund size. Secara
teori semakin besar ukuran reksa dana akan semakin baik kinerja reksa dana
tersebut. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pada panin dana maksima tahun
2012 ke tahun 2013 mengalami peningkatan pada NAB tetapi menunjukkan
penurunan pada kinerjanya. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran tidak selamanya
berpengaruh terhadap kinerja reksa dana.

Universitas Sumatera Utara

0,538
0,444

0,697

Sedangkan cash flow pada panin dana maksima pada tahun 2012 ke tahun
2013 cash flow nya mengalami peningkatan malah kinerjanya pada tahun 2012 ke
tahun 2013 mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa cash flow tidak
selamanya berpengaruh terhadap kinerja reksa dana
Berdasarkan Tabel 1.1 di atas, Kinerja reksa dana, Nilai Aktiva Bersih
(NAB), Tanggal Efektif serta Cash Flow yang ada pada beberapa reksa dana,
yaitu Danareksa Mawar, Panin Dana Maksima, dan Rencana Cerdas dari tahun
2008 hingga tahun 2010 adalah berfluktuatif dan kontradiktif.
Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah dipaparkan tersebut, peneliti
tertarik untuk meneliti mengenai “Analisis Pengaruh Fund Longevity, Fund
Cash Flow, Dan Fund Size Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Di
Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka
yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1.

Apakah fund longevity berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana
saham?

2.

Apakah fund cash flow berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana
saham?

3.

Apakah fund size berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana saham?

4.

Apakah fund longevity, fund cash flow, dan fund size secara simultan
berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana saham?

Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh fund longevity terhadap kinerja
reksa dana saham.

2.

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh fund cash flow terhadap
kinerja reksa dana saham.

3.

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh fund size terhadap kinerja
reksa dana saham.

4.

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh fund longevity, fund cash
flow, dan fund size secara simultan terhadap kinerja reksa dana saham.

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam
ilmu manajemen khususnya keuangan tentang bagaimana berbagai faktor
mempengaruhi kinerja reksa dana khususnya kinerja reksa dana saham.

2.

Praktis
a. Bagi penulis
Penelitian ini berguna bagi penulis untuk menambah pengetahuan dan
wawasan serta dapat mengimplementasikan ilmu selama perkuliahan.

Universitas Sumatera Utara

b. Bagi investor
Penelitian ini berguna bagi investor yg akan berinvestasi di reksa dana dari
tepatnya memilih reksa dana oleh investor yang dipercaya dalam mengelola
dananya.
c. Bagi manajer investasi
Penelitian ini berguna bagi manajer investasi sebagai gambaran untuk
mengelola dana dari pihak investor dalam memilih reksa dana saham sehingga
mampu memberikan nilai aktiva bersih yang tinggi dari reksa dana saham
yang dikelola.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Fund Longevity, Fund Cash Flow, dan Fund Size terhadap Kinerja Reksa Dana (Studi Kasus: Reksa Dana Saham yang Terdaftar di BAPEPAM Periode Tahun 2011-2014)

3 37 114

Analisis Pengaruh Fund Size, Expense Ratio, Turnover Ratio, Fund Age dan Cash Flow Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia (Periode 2011-2015)

7 35 105

Analisis Pengaruh Fund Size, Expense Ratio, Turnover Ratio, Fund Age dan Cash Flow Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia (Periode 2011-2015)

0 3 11

Analisis Pengaruh Fund Size, Expense Ratio, Turnover Ratio, Fund Age dan Cash Flow Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia (Periode 2011-2015)

0 0 2

Analisis Pengaruh Fund Size, Expense Ratio, Turnover Ratio, Fund Age dan Cash Flow Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia (Periode 2011-2015)

0 0 9

Analisis Pengaruh Fund Longevity, Fund Cash Flow, dan Fund Size terhadap Kinerja Reksa Dana (Studi Kasus: Reksa Dana Saham yang Terdaftar di BAPEPAM Periode Tahun 2011-2014)

0 0 11

Analisis Pengaruh Fund Longevity, Fund Cash Flow, dan Fund Size terhadap Kinerja Reksa Dana (Studi Kasus: Reksa Dana Saham yang Terdaftar di BAPEPAM Periode Tahun 2011-2014)

0 0 2

Analisis Pengaruh Fund Longevity, Fund Cash Flow, dan Fund Size terhadap Kinerja Reksa Dana (Studi Kasus: Reksa Dana Saham yang Terdaftar di BAPEPAM Periode Tahun 2011-2014)

0 0 30

Analisis Pengaruh Fund Longevity, Fund Cash Flow, dan Fund Size terhadap Kinerja Reksa Dana (Studi Kasus: Reksa Dana Saham yang Terdaftar di BAPEPAM Periode Tahun 2011-2014)

0 0 4

Analisis Pengaruh Fund Longevity, Fund Cash Flow, dan Fund Size terhadap Kinerja Reksa Dana (Studi Kasus: Reksa Dana Saham yang Terdaftar di BAPEPAM Periode Tahun 2011-2014)

0 2 18