Tingkat Pengetahuan Guru tentang Bullying pada Anak Usia Sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Perilaku anak dapat digolongkan pada perilaku normal ataupun abnormal.
Perilaku anak dapat dikatakan normal apabila perilaku tersebut sesuai dengan apa
yang ada di masyarakat. Sedangkan perilaku anak dapat dikatakan abnormal
apabila perilaku anak telah menyimpang dari tatanan yang berlaku di masyarakat
tersebut sehingga masyarakat pun secara langsung maupun tidak langsung
melakukan penolakan (Kartono dan Darwis, 2006)
Menurut

Alika

(2009)

bullying

adalah

tindakan


menekan

atau

mengintimidasi anak lain baik secara fisik maupun verbal dan biasanya terjadi
ketidakseimbangan kekuasaan diantara pelaku dan korban. Bullying merupakan
perilaku agresif dengan sengaja untuk mengakibatkan tekanan kepada orang lain
baik secara fisik maupun psikologi.
Perilaku bullying tersebut dilakukan pelaku dalam beberapa cara yaitu
secara fisik (memukul, menampar, menjegal, meludahi, ataupun memalak), verbal
(membentak,

mencaci,

memaki,

menghina,

menjuluki,


menyoraki,

dan

mempermalukan di depan umum), sosial (memandang sinis, memandang penuh
ancaman, mengucilkan, tidak mengikutsertakan ataupun mengirimkan pesan
menghasut).
Priyatna (2010) menyatakan bahwa penyebab seseorang melakukan
tindakan bullying dapat dipicu oleh beberapa faktor diantaranya yaitu faktor dari
keluarga, faktor dari pergaulan. Selain dari itu masih banyak faktor penyebab

1
Universitas Sumatera Utara

orang melakukan bullying yaitu orang tersebut merupakan korban kekerasan
dalam rumah tangga, orang yang terbiasa hidup dalam lingkungan yang keras,
serta menonton film kekerasan.
Guru ada beranggapan dengan cara menerapkan physical punishment
(hukuman fisik) mereka akan mampu memenuhi tujuannya melaksanakan

pendidikan dan akan mengubah perilaku siswanya. Tentu anggapan ini salah.
Bahkan, bahayanya memicu kebiasaan siswa yang mengerjakan sesuatu bukan
karena

kesadaran,

melainkan

mengindari

hukuman.

Hal

yang

lebih

membahayakan lagi adalah jika terjadi dendam, malu, terhina atau akan
menimbulkan emosi yang negatif bagi siswa. Tampaknya hukuman fisik seperti

menyuruh anak didik mebersihkaan WC, berdiri di lapangan sambil menghormati
matahari, menyuruh berdiri di depan kelas, tendangan, pukulan, tamparan, dan
lain-lain tampaknya masih menjadi tindakan yang tidak jarang dilakukan guru
(Soyomukti, 2015)
Berdasarkan data yang didapat dalam sebuah penemuan internasional
dikatakan 59 persen siswa di Indonesia yang disurvey melaporkan bahwa siswa
tersebut mendengar ejekan yang menyakitkan hati dan perasaannya setiap harinya
di sekolah sehingga merasa enggan atau malas untuk datang ke sekolah lantaran
trauma dan 10% sampai 16% siswa di Indonesia yang disurvey melaporkan
bahwa siswa tersebut telah diejek, diolok-olok, dikucilkan, dipukul, ditendang,
atau didorong setidaknya sekali dalam setiap minggunya di sekolah. (Huneck,
2006).

2
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan oleh seorang psikolog
bernama A. Kasandra Putranto pada seminar yang diadakan di Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta pada tanggal 21 November 2012 lalu,
menunjukkan bahwa dari 353 siswa yang dijadikan sampel penelitian, tindak

bullying yang pernah dialami oleh mereka merupakan tindak bullying dalam
klasifikasi fisik dan psikis. Bullying tersebut 33% disebabkan karena siswa
kesulitan dalam bergaul dan 26% disebabkan karena fisik yang kecil/ lemah dan
cacat. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan dampak yang ditimbulkan oleh
aksi bullying membuat 55% siswa merasa tertekan dan gugup, sedangkan 37%
siswa mengalami kekurangan dalam berkonsentrasi. Dalam penelitian tersebut,
ditunjukkan pula bahwa 36% korban bullying membalas tindak bullying yang
mereka terima (Koebler, Jason. 2011 ).
Bullying merupakan fenomena yang tersebar di seluruh dunia. Prevalensi
diperkirakan 8 hingga 50% dibeberapa negara di Asia, Amerika, dan Eropa
Ariesto (2009, dalam Mudjijanti 2011) dan Kholilah (2012). Dari tahun 2011
hingga Agustus 2014, KPAI mencatat 369 pengaduan terkait masalah bullying.
Jumlah itu sekitar 25% dari total pengaduan di bidang pendidikan sebanyak 1.480
kasus.
Hasil penelitian Unicef di Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara
pada tahun 2006 menunjukkan kekerasan terhadap anak sebagian besar (80%)
dilakukan oleh guru. Hasil penelitian tersebut memberikan kesadaran bahwa
kekerasan bisa terjadi dimana saja, termasuk lingkungan sekolah, tempat yang
selama ini di percaya paling aman dan terbaik untuk anak.


3
Universitas Sumatera Utara

Dari data kasus diatas dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap
beberapa orang siswa, mereka mengatakatan sering di bentak bahkan dipukul dan
dicubit oleh guru. Maka dari itu saya sebagai peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Guru Tentang Perilaku Bullying Pada
Anak Usia Sekolah Di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kec.
Halongonan Kab. Padang Lawas Utara” yang bertujuan untuk mengetahui
gambaran tingkat pengetahuan guru tentang perilaku bullying yang kerap terjadi
di lingkungan sekolah khususnya di sekolah dasar.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah pada
penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan guru tentang
perilaku bullying pada anak usia sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN
100690 Sipaho Kec. Halongonan Kab. Padang Lawas Utara.
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan guru tentang perilaku
bullying pada anak usia sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690
Sipaho Kec. Halongonan Kab. Padang Lawas Utara

1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Pendidikan Keperawatan
Menjadi bahan untuk memperluas pengetahuan dan wawasan serta
memperdalam kajian mengenai bullying terhadap guru maupun orangtua.

4
Universitas Sumatera Utara

1.4.2. Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perawat
dalam mengenali serta memahami tanda-tanda bullying dan juga
diharapkan mampu memberikan pendidikan kesehatan mengenai dampak
dari bullying kepada masyarakat, guru dan orangtua.
1.4.3. Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan rujukan bagi
peneliti keperawatan untuk melakukan penelitian dengan topik bullying.

5
Universitas Sumatera Utara


Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Guru tentang Bullying pada Anak Usia Sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara

5 21 74

KARAKTERISTIK PENDUDUK MIGRAN DI KECAMATAN HALONGONAN KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA.

0 1 24

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Batita di Desa Hutaimbaru Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2016

0 0 18

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Batita di Desa Hutaimbaru Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2016

0 0 2

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Batita di Desa Hutaimbaru Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2016

0 0 6

Tingkat Pengetahuan Guru tentang Bullying pada Anak Usia Sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara

0 0 10

Tingkat Pengetahuan Guru tentang Bullying pada Anak Usia Sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara

0 0 2

Tingkat Pengetahuan Guru tentang Bullying pada Anak Usia Sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara

0 0 15

Tingkat Pengetahuan Guru tentang Bullying pada Anak Usia Sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara

0 0 2

Tingkat Pengetahuan Guru tentang Bullying pada Anak Usia Sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara

0 0 24