Tingkat Pengetahuan Guru tentang Bullying pada Anak Usia Sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara

(1)

(2)

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama (Inisial) : ………

Usia : ………

Desa/Kelurahan : ………

Setelah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian tentang Tingkat Pengetahuan Guru Tentang Bullying Pada Anak Usia Sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara, dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA* untuk ikut serta berpartisipasi dengan menjadi objek penelitian.

Medan, ………

Peneliti, Yang membuat pernyataan

Perwira Harahap ………


(4)

Tingkat Pengetahuan Guru Tentang Bullying Pada Anak Usia Sekolah di

SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kec. Halongonan Kab.

Padang Lawas Utara

A. Identitas Sampel

1. Nama (Inisial) :

2. Agama :

3. Usia :

4. Pendidikan :

5. Suku :


(5)

Kuesioner Tingkat Pengetahuan Guru Tentang Bullying pada Anak Usia Sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kec. Halongonan Kab. Padang

Lawas Utara 1. Apa yang dimaksud dengan bullying?

a. Perilaku atau tindakan yang tidak memiliki tujuan

b. Tindakan menekan atau mengintimidasi orang lain baik secara fisik maupun verbal c. Perilaku menyakiti diri sendiri

2. Salah satu faktor keluarga yang menyebabkan perilaku bullying adalah? a. Adanya kekerasan fisik yang terjadi dalam hubungan keluarga

b. Membiarkan anak melakukan hal yang disukai c. Mencari perhatian

3. Salah satu pengaruh teman sebaya yang menyebabkan perilaku bullying adalah? a. Mencari perhatian

b. Ingin terkenal

c. Ingin mendapatkan pengakuan dari teman

4. Salah satu pengaruh media sosial yang menyebabkan perilaku bullying adalah? a. Meniru adegan kekerasan pada film yang ditonton

b. Mengubah cara pandang anak dalam bersosial c. Membuat anak cenderung lebih malas

5. Memberikan nama julukan, mengejek dengan tujuan mempermalukan merupakan jenis tindakan bullying yaitu

a. Verbal langsung b. Non verbal langsung c. Non verbal tidak langsung

6. Menampar,memukul, mencekik dan meninju merupakan jenis bullying yaitu a. Fisik

b. Verbal c. Psikologi


(6)

7. Mendiamkan teman dan mengabaikan perkataan merupakan jenis bullying yaitu a. Verbal langsung

b. Non verbal langsung c. Non verbal tidak langsung

8. Tujuan pelaku melakukan bullying adalah a. Tidak memiliki maksud dan tujuan

b. Menunjukkan rasa persahabatan c. Menyakiti dcan menakuti korban

9. Contoh tindakan bullying yang dilakukan secara berulang dan memiliki efek jangka panjang adalah

a. Memelototi

b. Memberi nama julukan c. Pandangan sinis

10. Dampak bullying bagi korban adalah?

a. Kesulitan dalam membina hubungan interpersonal dengan orang lain b. Sering mengikuti kegiatan sekolah

c. Kepercayaan anak meningkat

11. Dampak bullying terhadap prestasi belajar di sekolah adalah? a. Ketinggalan pelajaran dan sulit berkonsentrasi dalam belajar b. Kepercayaan diri anak meningkat

c. Timbul perasaan depresi dan marah

12. Dampak Psikologi bullying berupa a. Harga diri rendah

b. Sering sakit-sakitan c. Prestasi anak menurun


(7)

13. Ciri pelaku bullying adalah?

a. Kesulitan dalam membina hubungan interpersonal dengan orang lain

b. Hidup berkelompok dan menguasai kehidupan sosial di sekelah dan merupakan tokoh populer disekolah

c. Tidak memiliki teman disekolah

14. Tindakan dibawah ini yang merupakan tanda-tanda bullying adalah a. Dilakukan secara berulang dan bersifat positif

b. Dilakukan secara berulang dan bersifat menyerang c. Dilakukan secara tidaak sengaja dan tidak menyerang

15. Sasaran pelaku bullying adalah?

a. Seseorang yang memiliki kekuatan dan kekuasaan yang seimbang b. Seseorang yang memiliki kekuatan dan kekuasaan yang tidak seimbang c. Seseorang yang mampu mempertahankan diri secara efektif


(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

HASIL PENELITIAN

Statistics

Pengetahuangurutentangbullying

N Valid 33

Missing 0

Mean 1.58

pengetahuangurutentangbullying

Frequency Percent Valid Percent

Cumulati ve Percent Valid baik 14 42.4 42.4 42.4 cukup 19 57.6 57.6 100.0 Total 33 100.0 100.0

DataSet1]

Statistics

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 N Valid 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Mean .79 .82 .76 .39 .27 .70 .42 .73 .67 .82 .64 .67 .55 70 .79

Frequency Table

p1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 7 21.2 21.2 21.2

benar 26 78.8 78.8 100.0


(17)

p2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 6 18.2 18.2 18.2

benar 27 81.8 81.8 100.0

Total 33 100.0 100.0

p3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 8 24.2 24.2 24.2

benar 25 75.8 75.8 100.0

Total 33 100.0 100.0

p4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 20 60.6 60.6 60.6

benar 13 39.4 39.4 100.0

Total 33 100.0 100.0

p5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 24 72.7 72.7 72.7

benar 9 27.3 27.3 100.0


(18)

p6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 10 30.3 30.3 30.3

benar 23 69.7 69.7 100.0

Total 33 100.0 100.0

p7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 19 57.6 57.6 57.6

benar 14 42.4 42.4 100.0

Total 33 100.0 100.0

p8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 9 27.3 27.3 27.3

benar 24 72.7 72.7 100.0

Total 33 100.0 100.0

p9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 11 33.3 33.3 33.3

benar 22 66.7 66.7 100.0


(19)

p10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 6 18.2 18.2 18.2

benar 27 81.8 81.8 100.0

Total 33 100.0 100.0

p11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 12 36.4 36.4 36.4

benar 21 63.6 63.6 100.0

Total 33 100.0 100.0

p12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 11 33.3 33.3 33.3

benar 22 66.7 66.7 100.0

Total 33 100.0 100.0

p13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 15 45.5 45.5 45.5

benar 18 54.5 54.5 100.0


(20)

p14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 10 30.3 30.3 30.3

benar 23 69.7 69.7 100.0

Total 33 100.0 100.0

p15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 7 21.2 21.2 21.2

benar 26 78.8 78.8 100.0


(21)

(22)

(23)

(24)

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Anantasari. (2006). Menyikapi Perilaku Agresif Anak. Yogyakarta: Kanisius Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Astuti. (2008). Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Menanggulangi Kekerasan Pada Anak. Jakarta: PT. Grasindo.

Atlas, R., Pepler, D.J. (1998). Observation of bullying in the classroom. American journal of educational research, 92, 86-99.

Darwis. (2006). Pengubahan Perilaku Menyimpang Murid Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

Djuwita (2007). Bullying: Kekerasan Terselubung di Sekolah. http://www.anakku.net, 16 Desember 2015

Hazler, R.J. (2001). Bullying: Counseling perperators and victims. New York: John Wiley & Sons.

Huneck. Bullying: a cross-cultural comparison of one American and one Indonesian elementary school (disertasi). Cincinnati: Union Institute & University, 2007.diakse pada 17 November 2015.

Hutapea. (2011). Studi Korelasi Intensitas Menonton Tayangan Yang Mengandung Kekerasan Di Televisi Dengan Perilaku Agresif Pada Anak.Jurnal Psikologi. Vol 3. No. 2, Desember 2015

Koebler, Jason (2011). Cyber Bullying Growing More Malicious, Experts Say. Levianti. (2008). Konformitas dan Bullying Pada Siswa. Jurnal Psikologi. Vol 6.

No.1.12, November 2015

Limber, S.P. (2008). Cyber bullying in the digital age. New York: John Wiley & Sons

Nation et al(2007). Bullying in school and adolescent sense of empowerment: An analysis of relationship with parents, friends, and teachers. Journal of Community & Applied Social Psychology, diakses pada tanggal 11 November 2015.


(26)

Notoatmodjo. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Novianti, I. (2008). Fenomena kekerasan di lingkungan pendidikan. Jurnal Insania, 13 November 2015

Priyatna. (2010). Let‟s End Bullying: Memahami, Mencegah & Mengatasi Bullying. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Rahmawan I.A. (2012). Hubungan antara Pola Asuh Permisif dengan Intensi Bullying pada siswa-siswi kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta Rigby. (2003) . Bullying Among Young Children: A Guide for Teachers and

Carers. Australia: Australian Government Attorney-General‟s Department

Robison. (2010). Bullies and Victims: A Primer for Parents. National Association of School Psychologists

Soedjatmiko, dkk. (2013). Gambaran Bullying dan Hubungannya dengan Masalah Emosi dan Perilaku pada Anak Sekolah Darsar. Jurnal. Departemen Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta diakses pada 11 Desember 2015

Soyomukti, N. (2015). Teori-Teori Pendidikan Dari Tradisional, (NEO) Liberal, Marxis, Sosialis, Hingga Postmodern. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA. Taki M. Japanese school bullying: ijime. [diakses pada: 8 November 2015];

Diunduh dari: http://www.nier.go.jp/ a000110/Toronto.pdf.

Usman, I. (2013). Kepribadian, Komunikasi, Kelompok Teman Sebaya, Iklim Sekolah, dan Perilaku Bullying. Jurnal Humanitas Vol 10 no. 1

Wahyuni & Adiyanti. (2010). Correlation Between Perception Toward Parents‟ Authoritarian Parenting And Ability To Empathize With Tendency Of Bullying Behavior On Teenagers. Fakultas Psikologi. Skripsi.Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Wawan dan Dewi. (2010). Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuhu Medika

Yayasan Semai Jiwa Amini. Bullying: mengatasi kekerasan di sekolah dan

lingkungan sekitar anak. Nusantara A, penyunting. Jakarta:


(27)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat

pengetahuan guru tentang bullying di SD Negeri 100670 Hutaimbaru dan SD

Negeri 100690 Sipaho Kec. Halongonan Kab. Padang Lawas Utara.

Skema 3.1 Kerangka Penelitian Pengetahuan Guru tentang

Bullying: • Defenisi

• Faktor penyebab • Jenis-jenis • Dampak

• Karakter pelaku dan korban

Baik Cukup Kurang


(28)

3.2. Defenisi Operasional

Untuk lebih mudah memahami pengertian dari variabel yang akan diteliti,

maka dapat diperhatikan pada tabel defenisi operasional berikut ini:

Tabel 3.2. Defenisi Operasional

Variabel Penelitian Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Pengetahuan guru tentang bullying

Hal-hal yang

diketahui guru SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kec. Halongonan Kab. Padang Lawas Utara tentang defenisi, faktor yang mempengaruhi, karakter pelaku dan korban, jenis-jenis serta dampak bullying.

Kuesioner Baik (10-15)

Cukup (5-9)

Kurang (0-4)


(29)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif

yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan guru tentang

bullying di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kec. Halongonan Kab. Padang Lawas Utara.

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh guru yang masih aktif dan

terlibat dalam proses belajar mengajar di SD Negeri 100670 Hutaimbaru sebanyak

20 orang dengan jumlah siswa 361 orang dan SD Negeri 100690 sebanyak 13

orang dengan jumlah siswa sebanyak 146 orang Kec. Halongonan Kab Padang

Lawas Utara.

4.2.2. Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian menggunakan teknik “total

sampling”, yaitu jika populasi berjumlah <100 maka dilakukan pengambilan sampel dengan keseluruhan jumlah populasi (Arikunto 2006). Sampel yang di

peroleh pada saat penelitian di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho


(30)

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN

100690 Sipaho Kec. Halongonan Kab. Padang Lawas Utara. Pertimbangan

penelitian dengan judul seperti ini adalah karena belum pernah dilakukan

penelitian sebelumnya di SD yang bersangkutan. Waktu pengumpulan data

dimulai dari bulan Februari-Juni 2016, yaitu mulai pengumpulan data sampai

dengan selesai penelitian.

4.4. Pertimbangan Etik

Peneliti mengajukan proposal penelitian kepada Komisi Etik Penelitian

Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara untuk mendapatkan

Etichal Clereance.

Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap

kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti dan

masyarakat yang akan memperoleh dampak dari hasil penelitian tersebut

(Notoadmodjo, 2010).

Peneliti telah mendapat persetujuan komisi etik penelitian kesehatan

(Etichal Clereance) Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kemudian peneliti meminta surat izin penelitian ke Dinas Pendidikan Kabupaten Padang

Lawas Utara. Setelah surat izin penelitian saya terima, peneliti meminta data ke

Sekolah Dasar Negeri 100670 Hutaimbaru dan Sekolah Dasar Negeri 100690

Sipaho. Kemudian untuk proses pengambilan data terlebih dahulu peneliti

menemui responden dengan cara memperkenalkan diri terlebih dahulu serta


(31)

tidak bersedia berhak menolak dan mengundurkan diri tanpa ada paksaan dari

peneliti (autonomy). Kerahasiaan informasi (Confidentiality) responden

merupakan masalah etik yang paling utama dalam penelitian ini dengan hanya

menuliskan nama inisial pada instrument (anonymity). Data-data yang diperoleh

dari calon responden dipergunakan untuk kepentingan penelitian saja.

Jika responden bersedia, maka responden menandatangani lembar persetujuan

(informed consent) yang telah dipersiapkan peneliti. Responden berhak menolak

atau mengundurkan diri selama proses penelitian tanpa adanya tekanan. Peneliti

tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya sebagai responden. Penelitian

ini tidak menimbulkan resiko bagi individu baik secara fisik maupun psikis.

Kerahasiaan catatan data responden dijaga dan tidak menuliskan nama responden

pada instrumen penelitian setelah proses penelitian selesai. Data-data yang

diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

4.5. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data dari responden, peneliti menggunakan alat

pengumpulan data berupa kuesioner. Pada bagian pertama instrumen penelitian

berisi data demografi yang meliputi inisial, agama, umur, pendidikan, suku, dan

pekerjaan.

Bagian kedua instrumen berisi peryataan untuk mengidentifikasi gambaran

tingkat pengetahuan guru tentang perilaku bullying. Instrumen tingkat

pengetahuan dimodifikasi dari kuesioner Harahap, A.H yang terdiri dari 15


(32)

bobot nilai = 0, dan jawaban yang benar memiliki bobot nilai = 1. Adapun

kategori hasil ukurnya adalah baik = 10-15, cukup = 5-9, dan kurang = 0-4.

4.6. Validitas dan Reliabilitas 4.6.1. Validitas

Validitas instrumen bertujuan untuk mengetahui kemampuan instrumen

untuk mengukur apa yang diukur. Untuk menguji validitas instrumen, maka

dilakukan pengujian terhadap instrumen penelitian. Uji validitas yang dilakukan

adalah validitas isi (content validity). Uji validitas dilakukan kepada pakar yang

dalam hal ini adalah Sri Eka Wahyuni S.Kep,Ns., M.Kep dosen dari Fakultas

Keperawatan USU. Dalam proses penilain terhadap intrumen, validator

memperbaiki isi instrument yaitu pada item ke 13 serta menganjurkan peneliti

untuk mengurutkan pertanyaan secara sistematis.

4.6.2. Reliabilitas

Untuk mengetahui kepercayaan (reliabilitas) instrumen dilakukan uji

reliabilitas instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian berikutnya dalam

ruang lingkup yang sama pada sampel dan kriteria yang sama reliabilitas dianggap

reliabel jika nilainya > 0,7. Reliabilitas dilakukan di SDN 100680 Paolan dan

SDN 100630 Paolan dengan jumlah guru 30 orang. Uji realibilitas dilakukan

dengan menggunakan rumus KR20. Hasil yang didapat dari uji realibitas terhadap

30 responden adalah 0,89. Hal tersebut menunjukkan bahwa instrument layak


(33)

4.7. Pengumpulan Data

Tahap awal dalam pengumpulan data dilakukan melalui prosedur

administrasi dengan cara mendapatkan surat izin dari Institusi Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara untuk mendapatkan izin. Setelah

mendapat izin peneliti meminta surat izin dari Dinas Pendidikan Kabupaten

Padang Lawas Utara. Kemudian meminta izin dari SDN 100670 Hutaimbaru dan

SDN 100690 Sipaho Kec. Halongonnan Kab. Padang Lawas Utara. Setelah

mendapat izin, peneliti bekerjasama dengan Kepala Sekolah untuk menemui

responden. Kemudian peneliti menjelaskan tujuan kepada calon responden,

setelah calon responden menyetujui menjadi responden dalam penelitian maka

peneliti menganjurkan respondeen untuk menanadatangani lembar persetujuan

(informed consent) yang telah disediakan dan kemudian peneliti menjelaskan

prosedur pengisian kuesioner, dan memberikan responden kesempatan untuk

bertanya apabila ada yang tidak dimengerti, setelah itu kuesioner diberikan kepada

responden yang akan diisi sendiri oleh responden, apabila responden menolak

mengisi sendiri maka peneliti memfasilitasi pengisian kuesioner tanpa

mempengaruhi responden memberikan jawaban terhadap pengisian kuesioner.

Setelah kuesioner selesai diisi, peneliti memeriksa semua kuesioner

sebelum dikumpulkan diteliti terlebih dahulu kelengkapannya. Kemudian peneliti

mengadakan terminasi dengan mengucapkan terima kasih secara lisan dan

memberikan cenderamata atas kesediaannya menjadi responden dalam penelitian


(34)

melaporkan kepada pihak sekolah yaitu Kepala Sekolah untuk mendapatkan surat

keterangan selesai melakukan penelitian.

4.8. Analisa Data

Setelah data didapatkan maka peneliti melakukan pengolahan data dengan

langkah-langkah sebagai berikut (Notoadmojdo, 2010):

1. Editing adalah kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa kembali kesalahan

atau kekeliruan dalam pengisian atau pengambilan identitas responden, mengecek

kelengkapan data dengan memeriksa isi instrumen pengumpulan data dari

variabel sehingga terisi semuanya.

2. Coding adalah memberikan kode tertentu secara beruntun dalam kategori yang

sama pada masing-masing lembaran yang diberikan pada responden sehingga

memiliki arti tertentu ketika di analisis.

3. Processing yaitu memasukkan data ke computer untuk diproses.

4. Cleaning yaitu melakukan pembersihan dan pengecekan kembali data yang

telah dimasukkan. Kegiatan ini diperlukan untuk mengetahuiapakah ada

kesalahan ketika memasukkan data,

5. Komputerisasi yaitu proses mengolah data dengan komputer.

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan statistika univariat. Statistika

univariat digunakan untuk menyajikan data-data demografi guru meliputi usia,

agama, pendidikan, dan suku. Hasil dari data demografi akan disajikan dalam


(35)

BAB 5 PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan uraikan hasil penelitian mengenai Gambaran Tingkat

Pengetahuan Guru Tentang Bullying di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN

100690 Sipaho Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara, melalui

proses pengumpulan data yang dilakukan pada tanggal 8-10 Juni 2016 terhadap

33 responden. Penyajian data hasil penelitian meliputi deskripsi karakteristik

responden dan pengetahuan guru tentang bullying di SDN 100670 Hutaimbaru

dan SDN 100690 Sipaho Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas

Utara.

5.1.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik responden terdiri dari usia, agama,pendidikan, dan

suku. Data karakteristik responden ditampilkan hanya untuk melihat distibusi

demografi dari responden.

Data yang diperoleh bahwa mayoritas usia responden adalah antara 36-45

tahun sebanyak 15 responden (45.5%). Seluruh guru beragama Islam (100%).

Mayoritas jenjang pendidikan responden adalah S1 sebanyak 31 responden


(36)

Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Berdasarkan Karakteristik Guru di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kecamatan Halongona Padang Lawas Utara(n=33).

Karakteristik Frekuensi (f) Persentase(%) Usia 26-35 tahun 36-45 tahun 46-55 tahun 3 8 22 9.1 24.2 66.7 Agama

Islam 33 100

Pendidikan S1 SMA 31 2 93.9 6.1 Suku Batak Jawa 25 8 75.8 24.2

5.1.2. Pengetahuan Guru Tentang Bullying

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 33 responden didapat hasil bahwa

pengetahuan guru tentang bullying di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690

Sipaho Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara adalah baik 14

responden (42.4%), kategori pengetahuan cukup 19 responden (57.6%).

Tabel. 5.1.2. Pengetahuan Guru Tentang Bullying pada Anak Usia Sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kecamatan Halongonan Padang Lawas Utara.

Pengetahuan Guru Frekuensi (f) Persentase (%)

Baik 14 42.4

Cukup 19 57.6


(37)

Tabel. 5.1.3. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan tentang bullying masing-masing elemen.

Tabel 5.1.3 menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab salah yaitu

pada pertanyaan kuesioner tentang memberi nama julukan, artinya guru belum

sepenuhnya mengetahui bahwa memberi nama julukan merupakan tindakan

bullying. Tetapi pada pertanyaan kuesioner tentang faktor penyebab bullying dalam keluarga mayoritas guru menjawab benar. Dalam hal ini seharusnya guru

mampu memberikan pendidikan tentang bullying terhadap keluarga untuk

mencegah kejadian bullying yang dipicu faktor keluarga.

No Pertanyaan Benar Salah

f (%) f (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Apa yang dimaksud dengan bullying Faktor keluarga

Pengaruh teman sebaya Pengaruh media sosial Memberikan nama julukan, dan mengejek Menampar, memukul, mencekik, dan meninju Mendiamkan teman dan mengabaikan perkataan Tujuan bullying

Bullying yangmemiliki efek jangka panjang Dampak bullying bagi korban

Dampak bullying

terhadap prestasi belajar Dampak Psikologi Ciri pelaku Tanda-tanda bullying Sasaran bullying 26 27 25 13 9 23 14 24 22 27 21 22 18 23 26 (78.8) (81.8) (75.8) (39.4) (27.3) (69.7) (42.4) (72.2) (66.7) (81.8) (63.6) (66.7) (54.5) (69.7) (78.8) 7 6 8 20 24 10 19 9 11 6 12 11 15 10 7 (21.2) (18.2) (24.2) (60.6) (72.7) (30.3) (57.6) (27.3) (33.3) (18.2) (36.4) (33.3) (45.5) (30.3) (21.20


(38)

5.2. Pembahasan

5.2.1. Pengetahuan Guru Tentang Bullying

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pengetahuan guru tentang

bullying adalah cukup. Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap

suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Dalam hal ini berarti

guru-guru di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kecamatan

Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara memiliki pengetahuan yang cukup

tentang bullying.Hal ini disebabkan karena bullying merupakan masih istilah baru

bagi kalangan guru di Kecamatan Halongonan khususnya di SDN 100670

Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho.

Hal ini sejalan dengan penelitian Hazler (2001) menunjukkan hanya

sedikit guru yang mengenali kejadian atau mengidentifikasikan adanya bullying.

Hal ini konsisten dengan penelitian lain yang menunjukkan bahwa guru-guru

sering kali over-estimate efektivitas mereka dalam mengenali dan mengintervensi

situasi bullying, terlepas dari berbagai jenis bullying yang terjadi (Limber, 2008).

Misalnya, dalam suatu penelitian, 70% guru-guru menyatakan bahwa mereka

“hampir selalu” mengintervensi situasi bullying, sementara hanya 25% dari

murid-murid mereka setuju dengan penelitian ini.Terlihat bahwa guru-guru

bertindak tidak konsisten dalam mengintervensi bullying. Temuan ini


(39)

terjadi di sekolah, baik karena sulit dideteksi atau karena kurang dilaporkan oleh

para siswa (Limber, 2008).

Hasil penelitian terhadap 33 guru, mayoritas responden menjawab salah

pada pertanyaan kuesioner tentang memberi nama julukan dan mengejek yaitu 24

responden (72.7%). Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rahmawan (2012) yang menyebutkan bahwa 50% dari sampel sebanyak 609

pelajar sekolah melakukan tindakan bullying secara verbal. Kondisi tersebut akan

mengakibatkan korban mengalami gangguan psikologis, kepercayaan diri yang

merosot, malu, trauma, merasa sendiri, dan takut ke sekolah. Dalam kondisi

selanjutnya, ditemukan bahwa korban mengasingkan diri dari sekolah, ketakutan

sosial, dan akibar terburuknya korban cenderung ingin bunuh diri (Astuti, 2008).

Sebagai seorang guru yang memiliki jenjang pendidikan diharapkan

seharusnya memiliki tingkat pengetahuan dan kemampuan yang lebih dalam

mengenali bullying agar dapat mencegah terjadinya tindak bullying berikutnya.

Semakin tinggi tingkat pengetahuan guru tentang bullying maka akan dapat

meminimalkan terjadinya perilaku bullying di kalangan siswa (Usman, 2013).

Hasil penelitian yang didapat dari 33 responden mayoritas menjawab

benar yaitu pada pertanyaan kuesioner penelitian yang berisikan tentang faktor

penyebab bullying dalam keluarga sebanyak 27 responden (81.8%).

Hal ini didukung oleh pendapat Usman (2013) yang menyatakan bahwa

keluarga merupakan kunci penting anak dalam berperilaku karena di dalam

keluarga inilah norma dan nilai akan ditanamkan kepada anak. Di dalam keluarga


(40)

pergaulan. Perlakuan yang diterima anak dalam kelurga baik dari orangtua

maupun saudara akan membentuk perilaku anak di sekolah maupun masyarakat.

Oleh karena itu, sudah merupakan keharusan untuk membentuk iklim keluarga

yang kodusif bagi pembentukan perilaku anak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pendidikan guru adalah

sarjana. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang akan pola hidup terutama

dalam motivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan. Pada umumnya

semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi

(Notoatmodjo, 2007). Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

peneliti yang ditandai dengan pengetahuan guru tentang bullying pada kategori

cukup. Hal ini disebabkan adanya faktor kurangnya kesadaran pihak sekolah

untuk mendeteksi tindakan bullying di sekolah, yaitu sering mengabaikan

keberadaan bullying, anak-anak pelaku bullying akan mendapatkan penguatan

terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi terhadap anak lain (Hazler

dalam Curelaru, 2009).

Suatu penelitian observasional menemukan bahwa guru-guru hanya

melaporkan 18% insiden bullying yang terjadi di sekolah menengah dan sekolah

dasar mereka( Atlas, 1998). Terlihat bahwa guru-guru bertindak tidak konsisten

dalam mengintervensi bullying. Temuan ini mengindentifikasikan bahwa

guru-guru tidak waspada terhadap bullying yang terjadi di sekolah, baik karena sulit


(41)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian tentang Tingkat Pengetahuan Guru Tentang Bullying pada Anak

Usia Sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho menghasilkan

kesimpulan dan saran sebagai berikut :

6.1. Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan terhadap 33 Guru di SDN 100670 Hutaimbaaru

dan SDN 100690 Sipaho menggambarkan Pengetahuan Guru tentang

Bullyingadalah baik sebanyak 14 orang (42.4%), cukup sebanyak 19 orang (57.6%), dan kurang sebanyak (0%).

6.2. Saran

Saran penelitian ditujukan pada praktek keperawatan, pendidikan

keperawatan, serta penelitian berikutnya.

6.2.1. Praktek Keperawatan

Diharapkan perawat dapat memberikan penyuluhan kepada guru tentang

bullying yang baik untuk menambah pengetahuan guru dalam mengenalibullying . 6.2.2. Pendidikan Keperawatan

Bagi Pendidikan Keperwatan diharapkan agar dapat menggali lebih dalam

lagi pengetahuan tentang Keperawatan Jiwa dan Komunitas mengenai perilaku


(42)

6.2.3. Penelitian Berikutnya

Diharapkan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan judul ini dapat

meneliti tentang Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Guru terhadap perilaku


(43)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bullying

2.1.1.Defenisi Bullying

Istilah bullying berasal dari kata bull (Bahasa Inggris) yang berarti

banteng. Banteng merupakan hewan yang suka menyerang secara agresif terhadap

siapapun yang berada di dekatnya. Sama halnya dengan bullying, suatu tindakan

yang digambarkan seperti banteng yang cenderung bersifat destruktif. Bullying

merupakan sebuah kondisis dimana telah terjadi penyalahgunaan kekuatan dan

kekuasaan yang dilakukan oleh perseorangan ataupun kelompok. Penyalahgunaan

kekuatan/kekuasaan dilakukan pihak yang kuat tidak hanya secara fisik saja tetapi

juga secara mental (Sejiwa, 2008)

Di Jepang perilaku bullying dikenal dengan istilah ijime yang berasal dari

kata kerja ijimeru yang memiliki arti harfiah sebagai tindakan menyiksa,

memarahi, dan mencaci maki (Valentina,2008). Berdasarkan penjelasan diatas

Rigby (2007) menyatakan bahwa bullying terjadi ketika seseorang yang kurang

kuat daripada orang atau kelompok lain secara sengaja dan berulang kali dilukai

tanpa sebab yang pantas atas perlakuan yang di dapatkan.

Selain pendapat diatas masih banyak lagi pendapat tentang defenisi

bullying. Menurut Black dan Jackson (2007, dalam Margaretha 2010) Bullying merupakan perilau agresif tipe proaktif yang didalamnya terdapat aspek

kesengajaan untuk mendominasi, menyakiti, atau menyingkirkan, adanya


(44)

keterampilan maupun status sosial, serta dilakukan secara berulang-ulang oleh

satu atau beberapa anak kepada anak lain.

Menurut Rigby (2007) dan Alika (2012) bullying yaitu tindakan menekan

atau mengintimidasi anak lain baik secara fisik maupun verbal dan biasanya

terjadi ketidakseimbangan kekuasaan diantara pelaku dan korban bullying.

2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bullying

Bullying terjadi tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja tetapi setiap bagian yang ada di sekitar anak juga turut memberikan kontribusi baik langsung

maupun tidak langsung dalam munculnya perilaku tersebut. Menurut Andri

Priyatna (2010) mengemukakan bahwa faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Faktor dari Keluarga

Pola asuh dalam suatu keluarga mempunyai peran dalam pembentukan

perilaku anak terutama pada munculnya perilaku bullying. Keluarga yang

menerapkan pola asuh permisif membuat aak terbiasa untuk bebas melakukan

segala sesuatu yang diniginkannya. Anak juga tidak tahu letak kesalahannya

ketika ia melakukan kesalahan sehingga segala sesuatu yang dilakukannya

dianggapnya sebagaisuatu hal yang benar. Begitu pula dengan pola asuh yang

keras, yang cenderung mengekang kebebasan anak. Anak pun terbiasa

mendapatkan perlakuan kasar yang nantinya akan dipraktikkan dalam

pertemanannya bahkan anak akan menganggap hal tersebut sebagai hal yang

wajar.

Anantasari (2006) menyatakan bahwa lingkungan keluarga si anak apabila


(45)

menendang meja dan lail-lain), sering memaki-maki dengan menggunakan kata

kotor, sering menonton acara TV yang mana terdapat adegan-adegan kekerasan

dapat berimbas pada perilaku anak.

b. Faktor dari pergaulan

Teman seperminan yang sering melakukan tindakan kekerasan terhadap

orang lain akan berimbas kepada perkembangan si anak. Anak pun akan

melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan oleh teman-temannya.

Selain itu, anak baik dari kalangan sosial rendah hingga atas juga melakukan

bullying dengan maksud untuk mendapatkan pengakuan serta penghargaan dari teman-temannya.

Menurut Ariesto (2009, dalam Mudjijanti 2011) dan Kholilah (2012),

penyebab terjadinya bullying antara lain :

a) Keluarga

Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah : orang tua

yang sering menghukum anaknya secara berlebihan, atau situasi rumah yang

penuh stress, agresi, dan permusuhan. Anak akan mempelajari perilaku bullying

ketika mengamati konflik-konflik yang terjadi pada orang tua mereka, dan

kemudian menirunya terhadap teman-temannya. Jika tidak ada konsekuensi yang

tegas dari lingkungan terhadap perilaku coba-cobanya itu, ia akan belajar bahwa

“mereka yang memiliki kekuatan diperbolehkan untuk berperilaku agresif, dan

perilaku agresif itu dapat meningkatkan status dan kekuasaan seseorang”. Dari


(46)

b) Sekolah

Karena pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini, anak-anak

sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka

untuk melakukan intimidasi terhadap anak lain. Bullying berkembang dengan

pesat dalam lingkungan sekolah sering memberikan masukan negatif pada

siswanya, misalnya berupa hukuman yang tidak membangun sehingga tidak

mengembangkan rasa menghargai dan menghormati antar sesama anggota

sekolah.

c) Faktor Kelompok Sebaya

Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman di sekitar

rumah, kadang kala terdorong untuk melakukan bullying. Beberapa anak

melakukan bullying dalam usaha untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk

dalam kelompok tertentu, meskipun mereka sendiri merasa tidak nyaman dengan

perilaku tersebut

2.1.3. Jenis-jenis Bullying

Levianti (2008) menyatakan bahwa bentuk-bentuk bullying yaitu:

a. Kontak fisik langsung

Merupakan gangguan berupa serangan secara fisik yang dilakukan oleh pelaku

pada korban atau sasarannya dimana terlibat kontak langsung. Tindakan ini dapat


(47)

b. Kontak verbal langsung

Merupakan serangan berupa kata-kata yang dilisankan langsung dari pelaku

kepada korban. Tindakan itu dapat berupa ancaman, ejekan, mempermalukan,

menggertak, menyebarkan gosib, sikap negatif terhadap guru, dan memaki.

Antara anak laki-laki dengan perempuan memiliki suatu perbedaan dalam hal

tindakan bullying yang dilakukan. Anak laki-laki umumnya menggunakan

kata-kata kasar, suka menggoda, mengolok-olok teman dan lainnya. Pada anak

perempuan biasanya menjadi pencemburu, egois, pemarah, dam bisa juga

melampiaskannya dengan membanting barang atau benda-benda lainnya.

c. Perilaku non-verbal langsung

Perilaku ini ditunjukkan melalui gerakan tubuh pelaku bullying yang biasa

dikenal dengan bahasa tubuh, yang diperlihtkan secara langsung kepada sasaran

atau korbannya. Anak-anak biasanya melakukan hal seperti pandangan sinis,

menunjukkan pandangan yang merendahkan, memelototi, mangabaikan lawan

bicara, mengalihkan pandagan, dan gerakan-gerakan tubuh yang menghina orang

lain.

d. Perilaku non-verbal tidak langsung

Perilaku ini tidak melibatkan kontak langsung antara pelaku bullying dengan

korban. Perilaku yang dilakukan seperti mendiamkan seseorang, berbuat curang

pada orang lain atau sahabat yang menyebabkan keretakan persahabatan, dengan

sengaja mengucilkan teman, menghasut teman yang lain,yang akan membuat


(48)

e. Pelecehan seksual

Pelecehan seksual biasanya dilakukan oleh seorang laki-laki terhadap

perempuan. Pelecehan seksual dilakukan secara fisik atau lisan menggunakan

ejekan atau kata-kata yang tidak sopan untuk menunjukkan pada sekitar hal yang

sensitif pada seksual. Secara fisik pelecehan seksual bisa dilakukan dengan

sengaja memegang wilayah-wilayah sekitar seksual lawan jenis. Pada tindak

kekerasan seksual bisa juga terjadi dalam bentuk penghinaan-penghinaan

2.1.4.Dampak Bullying

Menurut Juwita (2007), siswa korban bullying akan mengalami

permasalahan kesulitan dalam membina hubungan interpersonal dengan orang

lain dan dan jarang datang ke sekolah. Akibatnya, mereka (korban bulying)

ketinggalan pelajaran dan sulit berkonsentrasi dalam belajar sehingga hal tersebut

mempengaruhi kesehatan fisik dan mental baik dalam jangka pendek maupun

jangka panjang.

Beberapa hal yang bisa menjadi indikasi awal bahwa anak mungkin

mengalami bullying di sekolah yaitu: kesulitan untuk tidur,luka lecet, mengeluh

sakit kepala atau perut,tidak nafsu makan dan muntah-muntah, takut pergi ke

sekolah (bolos),seing pergi ke UKS, menangis sebelum atau sesudah sekolah,

tidak berminat pada aktivitas sosial yang melibatkan murid lain, harga diri rendah,

ingin di jemput orang tua pulang sekolah, perubahan drastis pada sikap, cara


(49)

2.1.5. Karakter Pelaku Bullying

Dalam setiap aksi kekerasan tentu saja terdapat pelaku aksi kekerarasan

serta korban aksi kekerasan. Dimana keduanya memiliki karakteristik tersendiri

yang dapat diamati. Pelaku bullying biasanya anak-anak yang secara fisiknya

berukuran besar dan kuat. Tidak menutup kemungkinan apabila pelaku bullying

memiliki ukuran tubuh yang kecil atau sedang dengan dominasi kekuatan serta

kekuasaan ynag besar di kalangan teman-temannya. Pelaku bullying juga

memiliki tempramen yang tinngi. Mereka akan melakukan bullying terhadap

temannya sebagai wujud kekecewaan, bahkan kekesalan mereka (Sejiwa, 2008).

Ciri pelaku bullying abtara lain menurut Astuti (2008) yaitu: hidup

berkelompok dan menguasai kehidupan sosial siswa di sekolah, menempatkan diri

di tempat tetentu,di sekolah/sekitarnya, merupakan tokoh populer di sekolah,

gerak-geriknya sering kali dapat ditandai: sering berjalan di depan, sengaja

menabrak, berkata kasar, dan menyepelekan/melecehkan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa karakteristik pelaku bullying antara lain;

memiliki kekuatan dan kekuasaan yang lebih diantara teman-temannya,

mendominasi, temperamen tinngi, kurangnya rasa empati, serta susah mengikuti

aturan.

2.1.6. Karakter Korban Bullying

Menurut Dake (2003), korban bullying merasa kesepian, memiliki harga

diri yang rendah, cemas, kurang populer daripada anak-anak lain, susah dalam

menjalin hubungan pertemanan sehinnga cenderung menghabiskan waktu


(50)

kurang mendukug si anak, orang tua sering terlibat dalam kegiatan sekolah si

anak, sehingga menjadikan anak yang penurut dan cenderung tidak dapat

mengambil sikap atau bahkan orng tua yang bersikap kepada anak.

Anak-anak yang menjadi korban bullying juga biasanya lebih sentitif,

hati-hati dan merasa cemas. Mereka akan menarik diri untuk menghindri sebuah

bentrokan atau perkelahian dengan temannya, dan ketika berhadapan dengan

sebuah konflik mereka akan dilingkupi rasa takut.

2.2. Pengetahuan

2.2.1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan kemampuan untuk membentuk model mental

yang menggambarkan objek dengan tepat merepresentasikannya dalam aksi yang

dilakukan terhadap suatu objek (Martin dan Oxman, 1998 dalam Kusrini, 2006).

Pengetahuan sering disebut dengan kebenaran ilmiah, atau scientifict truth

(Kursini,2006). Pengetahuan adalah pembelajaran fakta atau informasi baru dan

mampu mengingatnya (Potter,2009:204).

Sementara menurut Notoatmojo melalui Wawan (2011), pengetahuan

merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca

indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan

sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut

sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian


(51)

Pengetahuan adalah mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya,

(fakta, konsep, teori), mengetahui istilah-istilah umum, fakta-fakta khusus,

metode-metode dan prosedur, konsep-konsep dasar, serta prinsip (Susilo,

2011:69).

Pada umumnya, pengetahuan sendiri dipengaruhioleh faktor pendidikan

formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, yang

diharapkan bahwa dengan pedidikan yang tinggi maka orang tersebut akan

semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti

seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini

mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak dipengaruhi oleh

pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non

formal pula. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek

yaitu aspek positif dan aspek ngatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap

seseorang. Semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan

menimbulkan sikap semakin positif terhadap objek tertentu.

Menurut teori WHO yang dikutip oleh Notoatmojo (2007), salah satu

bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari

pengalaman sendiri.

Dari beberapa pengertian pengetahuan diatas, dapat diambil titik temu ,

bahwa ranah kognitif atau ranah pengetahuan adalah ranah yang mencakup

kegiatan mental(otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas

otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan


(52)

mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi

(Notoatmojo, 2010).

2.2.2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan dan kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (oventbehavior). Dari pengalaman dan

penelitianternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

(abadi/berlangsung lama sekali) daripada yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Menurut Wawan, A (2010) pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkat, yaitu:

1. Pengetahuan/hafalan/Ingatan (Knowledge)

Knowledge adalah kemapuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali

(recall) atau mengenali kembali nama, istilah, ide, rumus, dan sebagainya,

tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Pengetahuan atau

ingatan merupakan proses berfikir yang paling rendah.

2. Pemahaman (Comprehension)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatau

setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah

mengetahui tentag sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang

peserta didik diakatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan

penjelasan atau memberikan uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan

menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang


(53)

3. Penerapan (Application)

Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan ide-ide umum, tata cara

ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan

sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret.

4. Analisis (Analysis)

Adalah kemampuan seeorang untuk merinci atau mengguraikan suatu bahan

atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami

hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan yang

lainnya. Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang

aplikasi.

5. Sintesis (Syntesis)

Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir

analisis. Sintesis merupakan suatu proses memadukaan bagian-bagian atau

unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu yang berstruktur

atau berbntuk pola baru. Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi

daripada jenjang analisis.

6. Penilaian/Penghargaan/Evaluasi (Evaluation)

Adalah merupakan jenjang berfikir paling tinngi dalam ranah kognitif dala

taksonomi Bloom. Penilain/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan

jika seseoarang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu

memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria


(54)

Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang

mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat sampai

pada kemampuan memecahkan masalah yang menutut seseorang untuk

menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau

prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian

aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan

mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai tingkat yang paling

tinngi yaitu evaluasi.

2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Beberpa faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:

1. Faktor Internal

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan

manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai

keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat

informasi misalnya hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup. Dikutip dari Notoatmojo (2003), pendidikan

dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan

pola hidup terutama dalam motivasi untuk sikap berperan serta dalam

pembangunan. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang


(55)

b. Pekerjaan

Menurut Thomas (1993 dalam Wawan, A & Dewi (2010), pekejaan

adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menjelang

kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber

kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang

membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja

umumnya meupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibi-ibu

akan mempuyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

c. Umur

Menurut Elisabeth BH (1995 dalam Wawan, A & Dewi (2010), usia

adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun.

Sedangkan menurut Hurclok (2004) semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang akan lebih dewasa

dipercayai dari orang yang beum tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai

dari pengalaman dan kematangan jiwa.

2. Faktor Eksternal

a. Faktor Lingkungan

Menurut Ann. Mariner (1989 dalam Wawan, A & Dewi 2010), lingkungan

merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya

yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau


(56)

b. Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari

sikap dalam menerima informasi (Wawan, A & Dewi, 2010).

2.2.4. Cara Memperoleh Pengetahuan

1. Cara Kuno untuk Memperoleh Pengetahuan

a. Cara Coba Salah (Trial and Error)

Cara ini diperoleh sebelum kebudayaaan, bahkan mungkin belum ada

peradaban. Cara coba salah ini menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka

dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat

dipecahkan.

b. Cara Kekuasaan atau Otoritas

Cara ini berupa pimpinan-pimpinan masyarakaat baik formal attaua non

formal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan berbagai prinsip orang

lain yang menerima yang dikemukakan orang yang mempunyai

otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenaran

baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.

c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Cara ini digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan

dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh


(57)

2. Cara Modern untuk Memperoleh Pengetahuan

Metode ini penelitian ilmiah atau lebih populer disebut metode penelitian.

Mula-mula dikembangkan Francis Bacon (1561-1626), kemudian di

kembangkan oleh Deoblod Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk


(58)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Perilaku anak dapat digolongkan pada perilaku normal ataupun abnormal.

Perilaku anak dapat dikatakan normal apabila perilaku tersebut sesuai dengan apa

yang ada di masyarakat. Sedangkan perilaku anak dapat dikatakan abnormal

apabila perilaku anak telah menyimpang dari tatanan yang berlaku di masyarakat

tersebut sehingga masyarakat pun secara langsung maupun tidak langsung

melakukan penolakan (Kartono dan Darwis, 2006)

Menurut Alika (2009) bullying adalah tindakan menekan atau

mengintimidasi anak lain baik secara fisik maupun verbal dan biasanya terjadi

ketidakseimbangan kekuasaan diantara pelaku dan korban. Bullying merupakan

perilaku agresif dengan sengaja untuk mengakibatkan tekanan kepada orang lain

baik secara fisik maupun psikologi.

Perilaku bullying tersebut dilakukan pelaku dalam beberapa cara yaitu

secara fisik (memukul, menampar, menjegal, meludahi, ataupun memalak), verbal

(membentak, mencaci, memaki, menghina, menjuluki, menyoraki, dan

mempermalukan di depan umum), sosial (memandang sinis, memandang penuh

ancaman, mengucilkan, tidak mengikutsertakan ataupun mengirimkan pesan

menghasut).

Priyatna (2010) menyatakan bahwa penyebab seseorang melakukan

tindakan bullying dapat dipicu oleh beberapa faktor diantaranya yaitu faktor dari


(59)

orang melakukan bullying yaitu orang tersebut merupakan korban kekerasan

dalam rumah tangga, orang yang terbiasa hidup dalam lingkungan yang keras,

serta menonton film kekerasan.

Guru ada beranggapan dengan cara menerapkan physical punishment

(hukuman fisik) mereka akan mampu memenuhi tujuannya melaksanakan

pendidikan dan akan mengubah perilaku siswanya. Tentu anggapan ini salah.

Bahkan, bahayanya memicu kebiasaan siswa yang mengerjakan sesuatu bukan

karena kesadaran, melainkan mengindari hukuman. Hal yang lebih

membahayakan lagi adalah jika terjadi dendam, malu, terhina atau akan

menimbulkan emosi yang negatif bagi siswa. Tampaknya hukuman fisik seperti

menyuruh anak didik mebersihkaan WC, berdiri di lapangan sambil menghormati

matahari, menyuruh berdiri di depan kelas, tendangan, pukulan, tamparan, dan

lain-lain tampaknya masih menjadi tindakan yang tidak jarang dilakukan guru

(Soyomukti, 2015)

Berdasarkan data yang didapat dalam sebuah penemuan internasional

dikatakan 59 persen siswa di Indonesia yang disurvey melaporkan bahwa siswa

tersebut mendengar ejekan yang menyakitkan hati dan perasaannya setiap harinya

di sekolah sehingga merasa enggan atau malas untuk datang ke sekolah lantaran

trauma dan 10% sampai 16% siswa di Indonesia yang disurvey melaporkan

bahwa siswa tersebut telah diejek, diolok-olok, dikucilkan, dipukul, ditendang,

atau didorong setidaknya sekali dalam setiap minggunya di sekolah. (Huneck,


(60)

Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan oleh seorang psikolog

bernama A. Kasandra Putranto pada seminar yang diadakan di Universitas

Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta pada tanggal 21 November 2012 lalu,

menunjukkan bahwa dari 353 siswa yang dijadikan sampel penelitian, tindak

bullying yang pernah dialami oleh mereka merupakan tindak bullying dalam

klasifikasi fisik dan psikis. Bullying tersebut 33% disebabkan karena siswa

kesulitan dalam bergaul dan 26% disebabkan karena fisik yang kecil/ lemah dan

cacat. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan dampak yang ditimbulkan oleh

aksi bullying membuat 55% siswa merasa tertekan dan gugup, sedangkan 37%

siswa mengalami kekurangan dalam berkonsentrasi. Dalam penelitian tersebut,

ditunjukkan pula bahwa 36% korban bullying membalas tindak bullying yang

mereka terima (Koebler, Jason. 2011 ).

Bullying merupakan fenomena yang tersebar di seluruh dunia. Prevalensi diperkirakan 8 hingga 50% dibeberapa negara di Asia, Amerika, dan Eropa

Ariesto (2009, dalam Mudjijanti 2011) dan Kholilah (2012). Dari tahun 2011

hingga Agustus 2014, KPAI mencatat 369 pengaduan terkait masalah bullying.

Jumlah itu sekitar 25% dari total pengaduan di bidang pendidikan sebanyak 1.480

kasus.

Hasil penelitian Unicef di Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara

pada tahun 2006 menunjukkan kekerasan terhadap anak sebagian besar (80%)

dilakukan oleh guru. Hasil penelitian tersebut memberikan kesadaran bahwa

kekerasan bisa terjadi dimana saja, termasuk lingkungan sekolah, tempat yang


(61)

Dari data kasus diatas dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap

beberapa orang siswa, mereka mengatakatan sering di bentak bahkan dipukul dan

dicubit oleh guru. Maka dari itu saya sebagai peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Guru Tentang Perilaku Bullying Pada

Anak Usia Sekolah Di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kec.

Halongonan Kab. Padang Lawas Utara” yang bertujuan untuk mengetahui

gambaran tingkat pengetahuan guru tentang perilaku bullying yang kerap terjadi

di lingkungan sekolah khususnya di sekolah dasar.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah pada

penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan guru tentang

perilaku bullying pada anak usia sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN

100690 Sipaho Kec. Halongonan Kab. Padang Lawas Utara.

1.3.Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan guru tentang perilaku

bullying pada anak usia sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kec. Halongonan Kab. Padang Lawas Utara

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1. Pendidikan Keperawatan

Menjadi bahan untuk memperluas pengetahuan dan wawasan serta


(62)

1.4.2. Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perawat

dalam mengenali serta memahami tanda-tanda bullying dan juga

diharapkan mampu memberikan pendidikan kesehatan mengenai dampak

dari bullying kepada masyarakat, guru dan orangtua.

1.4.3. Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan rujukan bagi


(63)

Judul Penelitian :Tingkat Pengetahuan Guru Tentang Bullying pada Anak Usia Sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara.

Nama Mahasiswa : Perwira Harahap

Nim : 121101011

Jurusan : Sarjana Ilmu Keperawatan Tahun : 2016

ABSTRAK

Bullying merupakan tindakan menekan atau mengintimidasi anak lain baik secara fisik maupun verbal dan biasanya terjadi ketidakseimbangan kekuasaan diantara pelaku dan korban bullying. Guru sebagai tenaga pendidik yang berintraksi langsung dengan siswa sudah seharusnya seorang guru mampu mengetahui tentang perilaku bullying serta mendeteksi keberadaan bullying di lingkungan sekolah. Hal ini bertujuan agar pihak sekolah khususnya seorang guru mampu meminimalisir tindak bullying. Tujuan penelitian ini adalah untuk menegetahui gambaran tingkat pengetahuan guru tentang bullying pada anak usia sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho. Desain dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan total sampling dengan jumlah sample 33 responden. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang mencakup data demografi dan pengetahuan guru tentang bullying. Hasil uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus KR 20 dengan nilai reliable 0.89. Dari hasil penelitian terhadap 33 responden menunjukkan bahwa didapat hasil kategori pengetahuan baik sebanyak 14 responden (42.4%), dan kategori pengetahuan cukup sebanyak 19 responden (57.6%). Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber data bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang terkait tentang bullying. Sebagai rekomendasi untuk penelitian selanjutnya, peneliti berikutnya dapat meneliti tentang hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap perilaku bullying.


(64)

(65)

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 100670 HUTAIMBARU DAN SDN 100690 SIPAHO KEC. HALONGONAN

KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA

SKRIPSI

Oleh

Perwira Harahap

121101011

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016


(66)

(67)

(68)

PRAKATA

Puji syukur kehadirat ALLAH swt yang senantiasa melimpahkan rahmat

dan nikmatnya kepada saya sehingga saya sebagai penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan sebaik-baiknya dengan judul “Tingkat Pengetahuan Guru

tentang Bullying pada Anak Usia Sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN

100690 Sipaho Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara. Dan

tidak lupa shalawat beriring salam keruh junjungan Nabi besar Muhammad saw

yang kita harapkan safaatnya di hari kemudian.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapakan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada kedua orang saya, Ayahanda tercinta Oskar Harahap dan

Ibunda tercinta Nuraini Siregar yang senantiasa mendukung saya baik secara

materi maupun moral. Berkat doa dari mereka lah saya mampu menyelesaikan

skripsi ini.

Oleh karena itu penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi saya ini yaitu kepada:

1. Bapak Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Bapak

Setiawan, S.Kp, MNS., Ph.D

2. Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara ibu Sri

Eka Wahyuni, S.Kep, Ns., M.Kep

3. Wakil Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara ibu

Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep., Sp.KMB

4. Wakil Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara ibu Dr.


(69)

5. Ibu Wardiyah Daulay, S.Kep, Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing saya

yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan juga tenaga sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Ibu Sri EkaWahyuni, S.Kep, Ns., M.Kep selaku dosen uji validitas

kuesioner yang telah banyak membantu penulis.

7. Ibu Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns., M.Kep selaku penguji I

8. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns., M.Kep selaku penguji II

Semoga ALLAH swt selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada

semua pihak yang terlibat dalam membantu saya menyelesaikan skripsi ini.

Harapan saya sebagai penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemajuan ilmu

pengetahuan khususnya profesi keperawatan.

Medan, Juli 2016

Penulis,

PerwiraHarahap


(70)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Halaman Orisinalitas... ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Prakata ... iv

Daftar Isi... vi

Daftar Tabel... viii

Abstrak Bab 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelititan ... 5

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Bullying... 6

2.1.1 Defenisi Bullying... 6

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Bullying ... 7

2.1.3 Jenis-jenis Bullying ... 9

2.1.4 Dampak Bullying………. 11

2.1.5 Karakter Perilaku Bullying……….. 12

2.1.6 Karakter Korban Bullying ……… 12

2.2 Pengetahuan 2.2.1 Defenisi Pengetahuan... 13

2.2.2 Tingkat Pengetahuan ... 15

2.2.3 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 17

2.2.4 Cara Memperoleh Pengetahuan ... 19

Bab 3. Kerangka Penelitian 3.1 Kerangka Penelitian ... 21

3.2 Defenisi Operasional ... 22

Bab 4. Metodologi Penelitian 4.1 Desain Penelitian ... 23

4.2 Populasi, Sampel, Dan Teknik Sampling ... 23

4.3 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 24

4.4 Pertimbangan Etik ... 24

4.5 Instrumen Penelitian ... 25

4.6 Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas... 25

4.7 Pengumpulan Data... 26


(71)

Bab 5. Hasil Dan Pembahasan 5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Karakteristik Responden... 29 5.1.2 Pengetahuan Guru tentang Bullying... 32 5.2 Pembahasan

5.2.1 Pengetahuan Guru tentang Bullying……... 33 Bab 6 Kesimpulan Dan Saran

6.1 Kesimpulan... 35 6.2 Saran ... 35 Daftar Pustaka


(72)

Daftar Lampiran Lampiran 1. Jadwal Tentatif

Lampiran 2. Inform Concent Lampiran 3. Instrumen Penelitian Lampiran 4. Surat Persetujuan Validitas Lampiran 5. Surat Pengantar Uji Reliablitas Lampiran 6. Surat Selesai Uji Reliabilitas Lampiran 7. Surat Pengantar Izin Penelitian Lampiran 8. Surat Selesai Melakukan Penelitian Lampiran 9. Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 10. Master Table Lampiran 11. Hasil Penelitian

Lampiran 12. Lembar Bukti Bimbingan Lampiran 13. Taksasi Dana Penelitian Lampiran 14. Daftar Riwayat Hidup


(73)

Daftar Tabel

Tabel 3.1. Variabel Dan Defenisi Operasional... 22 Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Karakteristik Guru... 30 Tabel 5.1.1 Pengetahuan Guru Tentang Bullying pada anak usia sekolah………… 32 Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan tentang Bullying


(74)

DAFTAR SKEMA


(1)

5. Ibu Wardiyah Daulay, S.Kep, Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing saya yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan juga tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Ibu Sri EkaWahyuni, S.Kep, Ns., M.Kep selaku dosen uji validitas kuesioner yang telah banyak membantu penulis.

7. Ibu Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns., M.Kep selaku penguji I 8. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns., M.Kep selaku penguji II

Semoga ALLAH swt selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang terlibat dalam membantu saya menyelesaikan skripsi ini. Harapan saya sebagai penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya profesi keperawatan.

Medan, Juli 2016 Penulis,

PerwiraHarahap Nim : 121101011


(2)

vi DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Halaman Orisinalitas... ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Prakata ... iv

Daftar Isi... vi

Daftar Tabel... viii

Abstrak Bab 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelititan ... 5

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Bullying... 6

2.1.1 Defenisi Bullying... 6

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Bullying ... 7

2.1.3 Jenis-jenis Bullying ... 9

2.1.4 Dampak Bullying………. 11

2.1.5 Karakter Perilaku Bullying……….. 12

2.1.6 Karakter Korban Bullying ……… 12

2.2 Pengetahuan 2.2.1 Defenisi Pengetahuan... 13

2.2.2 Tingkat Pengetahuan ... 15

2.2.3 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 17

2.2.4 Cara Memperoleh Pengetahuan ... 19

Bab 3. Kerangka Penelitian 3.1 Kerangka Penelitian ... 21

3.2 Defenisi Operasional ... 22

Bab 4. Metodologi Penelitian 4.1 Desain Penelitian ... 23

4.2 Populasi, Sampel, Dan Teknik Sampling ... 23

4.3 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 24

4.4 Pertimbangan Etik ... 24

4.5 Instrumen Penelitian ... 25

4.6 Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas... 25

4.7 Pengumpulan Data... 26

4.8 Analisa Data... 27


(3)

Bab 5. Hasil Dan Pembahasan 5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Karakteristik Responden... 29 5.1.2 Pengetahuan Guru tentang Bullying... 32 5.2 Pembahasan

5.2.1 Pengetahuan Guru tentang Bullying……... 33 Bab 6 Kesimpulan Dan Saran

6.1 Kesimpulan... 35 6.2 Saran ... 35 Daftar Pustaka


(4)

viii Daftar Lampiran Lampiran 1. Jadwal Tentatif

Lampiran 2. Inform Concent Lampiran 3. Instrumen Penelitian Lampiran 4. Surat Persetujuan Validitas Lampiran 5. Surat Pengantar Uji Reliablitas Lampiran 6. Surat Selesai Uji Reliabilitas Lampiran 7. Surat Pengantar Izin Penelitian Lampiran 8. Surat Selesai Melakukan Penelitian Lampiran 9. Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 10. Master Table Lampiran 11. Hasil Penelitian

Lampiran 12. Lembar Bukti Bimbingan Lampiran 13. Taksasi Dana Penelitian Lampiran 14. Daftar Riwayat Hidup


(5)

Daftar Tabel

Tabel 3.1. Variabel Dan Defenisi Operasional... 22 Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Karakteristik Guru... 30 Tabel 5.1.1 Pengetahuan Guru Tentang Bullying pada anak usia sekolah………… 32 Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan tentang Bullying


(6)

x DAFTAR SKEMA

Skema 3.1. Kerangka konsep tingkat pengetahuan guru tentang Bullying ... 21


Dokumen yang terkait

KARAKTERISTIK PENDUDUK MIGRAN DI KECAMATAN HALONGONAN KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA.

0 1 24

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Batita di Desa Hutaimbaru Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2016

0 0 18

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Batita di Desa Hutaimbaru Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2016

0 0 2

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Batita di Desa Hutaimbaru Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2016

0 0 6

Tingkat Pengetahuan Guru tentang Bullying pada Anak Usia Sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara

0 0 10

Tingkat Pengetahuan Guru tentang Bullying pada Anak Usia Sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara

0 0 2

Tingkat Pengetahuan Guru tentang Bullying pada Anak Usia Sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara

0 0 5

Tingkat Pengetahuan Guru tentang Bullying pada Anak Usia Sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara

0 0 15

Tingkat Pengetahuan Guru tentang Bullying pada Anak Usia Sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara

0 0 2

Tingkat Pengetahuan Guru tentang Bullying pada Anak Usia Sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara

0 0 24